You are on page 1of 10

PAPER

GEOGRAFI PERMUKIMAN
“KEBIJAKAN PENGELOLAAN PERMUKIMAN KUMUH”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geografi Permukiman (ABKA571)

Dosen Pengampu:

Dr. NASRUDDIN, S.Pd., M.Sc.

Dr. ROSALINA KUMALAWATI, M.Si

Disusun Oleh:

Nama : Anifa Aini


Nim : 1610115320004
Kelas :A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
TAHUN 2018
LATAR BELAKANG

Lingkungan permukiman kumuh perkotaan di Indonesia merupakan


permasalahan yang sangat kompleks, diantaranya adalah permasalahan yang
berkaitan dengan kemiskinan, tingkat pendidikan masyarakat yang rendah,
kesenjangan serta ketidakdisiplinan masyarakat terhadap lingkungannya maupun
yang menyangkut kemampuan lembaga-lembaga pemerintahan kota/kabupaten
dalam pengaturan, pengorganisasian tata ruang dan sumberdaya yang dimiliki
kota dalam melaksanakan fungsinya sebagai pelayan masyarakat kota.

Pentingnya penanganan permasalahan lingkungan salah satunya adalah


penanganan permukiman kumuh ini, sejalan dengan apa yang ditegaskan dalam
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman bahwa penataan perumahan dan permukiman bertujuan untuk
Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, dalam
rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan manusia. Mewujudkan
perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman
serasi dan teratur.

Pengelolaan berasal dari kata manajemen atau administrasi. Manajemen


diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan
(Usman, 2009). Menurut Balderton dalam Adisasmita (2011), istilah pengelolaan
sama dengan manajemen yaitu menggerakkan, mengorganisasikan dan
mengarahkan usaha manusia untuk memanfaatkan secara efektif material dan
fasilitas untuk mencapai suatu tujuan. Pengelolaan bukan hanya melaksanakan
suatu kegiatan, akan tetapi merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi fungsi-
fungsi manajemen, seperti perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Adisasmita, 2011).
PEMBAHASAN

Kenaikan laju pertumbuhan penduduk memiliki dampak pada tingginya


akses terhadap kebutuhan-kebutuhan primer salah satunya adalah kebutuhan akan
rumah tinggal. Hal tersebut merupakan salah satu pemicu munculnya permukiman
kumuh (Wimardana & Setiawan, 2016). Pengertian permukiman kumuh
dijelaskan dalam Permen PUPR No. 2 Tahun 2016 tentang Peningkatan Kualitas
Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh, bahwa permukiman
kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan
bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta
sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.

Kebijakan dan strategi nasional penyelenggaraan perumahan dan


permukiman tahun 2002 dirumuskan atas dasar berbagai pertimbangan dari
kondisi lingkungan strategis yang ada pada saat inidan kecenderungan
perkembangan kedepan (2020). Rumusan kebijakan dan strategi tersebut bersifat
sangat struktural sehingga secara nasional diharapkan dapat berlaku dalam rentang
waktu yang cukup dan mengakomodasi berbagai ragam kontekstual masimg-
msing daerah dan dapat memudahkan penjabaran yang sistemis pada tingkat yang
lebih operasional oleh para pelaku pembangunan dibidang perumahan dan
permukiman.

Kawasan kumuh adalah kawasan dimana rumah dan kondisi hunian


masyarakat di kawasan tersebut sangat buruk. Rumah maupun sarana dan
prasarana yang ada tidak sesuai dengan standar yang berlaku, baik standar
kebutuhan, kepadatan bangunan, persyaratan rumah sehat, kebutuhan sarana air
bersih, sanitasi maupun persyaratan kelengkapan prasarana jalan, ruang terbuka,
serta kelengkapan fasilitas sosial lainnya (Jawas Dwijo Putro, 2011 : 21).

Permukiman kumuh berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011


Pasal 1 ayat (13) adalah permukiman yang tidak layak huni karena
ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas
bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.

Beberapa faktor penyebab timbulnya permukiman kumuh di perkotaan


menurut Basri dkk. (2010), adalah:

a. Arus urbanisasi penduduk

b. Kondisi sosial ekonomi masyarakat

c. Kondisi sosial budaya masyarakat

d. Karakteristik fisik alami

A. Karakteristik Permukiman Kumuh

Gambar 1 : Potret dan Tipologi permukiman kumuh di Indonesia


Sumber : Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman
Karakteristik permukiman kumuh adalah ciri dan fisik permukiman yang
berada dalam satu lingkungan dengan kondisi yang kurang layak bagi kesehatan
dan kesejahteraan permukimannya, menggunakan 7 indikator sesuai dengan
Permen PUPR No.2 Tahun 2016 kriteria kekumuhan ditinjau dari 7 hal, yaitu:
1. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Bangunan
2. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Jalan Lingkungan
3. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Penyediaan Air Minum
4. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Drainase
5. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan Air Limbah
6. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan Sampah
7. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Proteksi Kebakaran.

Menurut Rebecca (Koestoer dkk., 2001) karakteristik permukiman kumuh


yang paling menonjol adalah kualitas bangunan dan kerapatan yang tinggi dan
tidak teratur, prasarana jalan dan saluran drainase yang tidak memadai sehingga
secara berkala mengalami banjir.

B. Ciri-ciri permukiman kumuh

Ciri-ciri permukiman kumuh, seperti yang diungkapkan oleh Suparlan


(dalam Jawas Dwijo Putro, 2011 : 22) adalah:

1. Fasilitas umum yang kondisinya kurang atau tidak memadai.


2. Kondisi hunian rumah dan permukiman serta penggunaan ruang-ruangnya
mencerminkan penghuninya yang kurang mampu atau miskin.
3. Adanya tingkat frekuensi dan kepadatan volume yang tinggi dalam
penggunaan ruang-ruang yang ada di permukiman kumuh sehingga
mencerminkan adanya kesemrawutan tata ruang dan ketidakberdayaan
ekonomi penghuninya.
4. Permukiman kumuh merupakan suatu satuan-satuan komuniti yang hidup
secara tersendiri dengan batas-batas kebudayaan dan sosial yang jelas,
yaitu terwujud.
5. Penghuni permukiman kumuh secara sosial dan ekonomi tidak homogen,
warganya mempunyai mata pencaharian dan tingkat kepadatan yang
beranekaragam, begitu juga asal muasalnya. Dalam masyarakat
permukiman kumuh juga dikenal adanya pelapisan sosial berdasarkan atas
kemampuan ekonomi mereka yang berbeda-beda tersebut.
6. Sebagian besar penghuni permukiman kumuh adalah mereka yang bekerja
di sektor informal atau mempunyai mata pencaharian tambahan di sektor
informil.

C. Kebijakan Permukiman Kumuh

Kebijakan Komponen ini bertujuan untuk mendukung pengembangan


strategi dan kebijakan termasuk peraturan dan pedoman yang diperlukan terkait
penyelenggaraan penanganan permukiman kumuh secara berkelanjutan.
Komponen pengembangan strategi dan kebijakan ini mencakup:
1. Studi kebijakan strategis nasional untuk memfasilitasi pengembangan
strategi dan kebijakan pemerintah dalam rangka mendukung
keberlanjutan penanganan permukiman kumuh, seperti misalnya Kajian
strategi dan kebijakan untuk mengintegrasikan rencana terkait dengan
penanganan permukiman kumuh ke dalam dokumen perencanaan kota
yang lebih luas dalam jangka panjang; rekomendasi terhadap reformasi
kebijakan terkait administrasi tanah, penguasaan atas tanah/bangunan
(tenure), alternatif solusi penanganan permukiman informal,
sinkronisasi data dan definisi kumuh yang digunakan KemenPUPR dan
Badan Pusat Statistik (BPS); serta kebijakan yang mendukung
pencegahan kumuh melalui kajian terhadap kabupaten/kota terpilih.
2. Pendampingan teknis tambahan untuk pengembangan strategi dan
kebijakan nasional apabila ditemukan kasus-kasus dalam penanganan
permukiman kumuh di kabupaten/kota yang tidak dapat dirumuskan
solusinya dengan kerangka nasional yang ada.
Pengembangan strategi dan Kebijakan di atas harus sesuai dengan
prinsipprinsip pengelolaan lingkungan dan sosial untuk pembangunan
berkelanjutan. Berdasarkan arahan kebijakan kumuh dan Rencana Pencegahan
dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP), Pola
penanganan permukiman kumuh dengan peningkatan kualitas, yaitu:
1. Pemugaran : Perbaikan, pembangunan kembali menjadi permukiman layak
huni.
2. Peremajaan : Mewujudkan permukiman yang lebih baik guna melindungi
keselamatan dan keamanan masyarakat sekitar dengan terlebih dahulu
menyediakan tempat tinggal bagi masyarakat.
3. Pemukiman kembali : Pemindahan masyarakat dari lokasi yang tidak
mungkin dibangun kembali/ tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan/
atau rawan bencana serta menimbulkan bahaya bagi barang ataupun
manusia (contoh: penyediaan Rusunawa)

Gambar 2: Arah kebijakan dan strategi penanganan permukiman kumuh.


Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Kebijakan
Dan Program Nasional Penanganan Permukiman Kumuh 2015-2019.
D. Pengelolaan Permukiman Kumuh

Pengelolaan dilakukan untuk mempertahankan dan menjaga kualitas


perumahan dan permukiman secara berkelanjutan, dilakukan oleh masyarakat
secara swadaya, dapat difasilitasi Pemerintah dan Pemda.
1. Merupakan upaya menjaga kondisi bangunan gedung serta prasarana,
sarana dan utilitas umum secara terpadu dan terintegrasi melalui perawatan
rutin dan pemeriksaan secara berkala agar dapat berfungsi secara memadai
2. Dilakukan untuk mempertahankan dan menjaga kualitas perumahan dan
permukiman secara berkelanjutan
3. Pemerintah dan pemerintah daerah perlu melakukan inisiasi dan
memberikan fasilitasi terhadap pembentukan kelompok swadaya
masyarakat
4. Pembiayaan yang dibutuhkan untuk operasionalisasi kelompok swadaya
masyarakat dibiayai secara swadaya oleh masyarakat
5. Pemeliharaan dan perbaikan terhadap bangunan gedung serta prasarana
dan sarana dilakukan oleh masyarakat setempat secara swadaya

Gambar 3 : Pengelolaan dan Perubahan permukiman kumuh di Guntung


Paikat Banjar Baru,Kalimantan Selatan
Sumber : Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman
kotaku.pu.go.id:8081/.../04DIR%20PKP_KEBIJAKAN%20&%20STRATEGI
%20PE...

KESIMPULAN
Kebijakan dan strategi nasional penyelenggaraan perumahan dan
permukiman tahun 2002 dirumuskan atas dasar berbagai pertimbangan dari
kondisi lingkungan strategis yang ada pada saat inidan kecenderungan
perkembangan kedepan (2020). Rumusan kebijakan dan strategi tersebut bersifat
sangat struktural sehingga secara nasional diharapkan dapat berlaku dalam rentang
waktu yang cukup dan mengakomodasi berbagai ragam kontekstual masimg-
msing daerah dan dapat memudahkan penjabaran yang sistemis pada tingkat yang
lebih operasional oleh para pelaku pembangunan dibidang perumahan dan
permukiman. Kawasan kumuh adalah kawasan dimana rumah dan kondisi hunian
masyarakat di kawasan tersebut sangat buruk.

Kebijakan Permukiman Kumuh

1. Studi kebijakan strategis nasional untuk memfasilitasi pengembangan strategi


dan kebijakan pemerintah dalam rangka mendukung keberlanjutan
penanganan permukiman kumuh.
2. Pendampingan teknis tambahan untuk pengembangan strategi dan kebijakan
nasional apabila ditemukan kasus-kasus dalam penanganan permukiman
kumuh

Pengelolaan Permukiman Kumuh


1. Merupakan upaya menjaga kondisi bangunan gedung serta prasarana, sarana
dan utilitas umum secara terpadu dan terintegrasi melalui perawatan rutin dan
pemeriksaan secara berkala agar dapat berfungsi secara memadai
2. Dilakukan untuk mempertahankan dan menjaga kualitas perumahan dan
permukiman secara berkelanjutan
3. Pemerintah dan pemerintah daerah perlu melakukan inisiasi dan memberikan
fasilitasi terhadap pembentukan kelompok swadaya masyarakat
4. Pembiayaan yang dibutuhkan untuk operasionalisasi kelompok swadaya
masyarakat dibiayai secara swadaya oleh masyarakat
5. Pemeliharaan dan perbaikan terhadap bangunan gedung serta prasarana dan
sarana dilakukan oleh masyarakat setempat secara swadaya
DAFTAR PUSTAKA

Syam,Muhajir. 2017. Identifikasi Kawasan Kumuh Dan Strategi Penanganannya


Pada Permukiman Di Kelurahan Rangas Kecamatan Banggae Kabupaten Majene. Jurusan
Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota Fakultas Sains Dan Teknologi Uin Alauddin ;
Makassar.

Heryati. 2008. Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Di Kelurahan


Limba B Melalui Peremajaan (Renewal). Jurusan Teknik Arsitektur, FT-
Universitas Negeri Gorontalo.

Fasri Bachmid,Ariyanto. 2017. Strategi Penanganan Kawasan


Permukiman Kumuh Kota Ternate .Pasca Sarjana Universitas Bosowa Makassar.
VOLUME 6 NOMOR, P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973.

Hariyanto,Asep.2008 Strategi Penanganan Kawasan Kumuh Sebagai


Upaya Menciptakan Lingkungan Perumahan Dan Permukiman Yang Sehat
(Contoh Kasus : Kota Pangkalpinang). Program Studi Perencanaan Wilayah Dan
Kota. Unisba Jalan Tamansari No.1 Bandung.

Beddu. Syarif, Yahya.M. Penataan Permukiman Kumuh Perkotaan


Berbasis Penataan Bangunan Dan Lingkungan Studi Kasus : Kelurahan Gusung,
Kec. Ujung Tanah Kota Makassar. Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin Makassar

You might also like