You are on page 1of 8

PULPECTOMY TREATMENT OF DECIDUOUS TEETH 75

(CASE REPORT)

Yunny Mahriani1) , Amalia Putri2), Tomy Wira Wahyuda2), Bimo Gondo Arum2)
1)
Department of Pediatric Dentistry, Faculty of Dentistry, Lambung Mangkurat University, Banjarmasin
2)
Faculty of Dentistry, Lambung Mangkurat University, Banjarmasin

ABSTRACT

Introduction: The early loss of primary teeth due to caries or trauma leads to functional, aesthetic and
psychological sequelae in the pediatric patient and, therefore, the maintenance of these teeth in the oral
cavity until the period of physiological exfoliation is among the main objectives of Pediatric Dentistry.
Endodontic treatment in primary teeth indicated when there is irreversible pulpal inflammation or pulpal
necrosis, and it’s considered more conservative alternative in comparison with tooth extraction. Case
Report: A 8 year old patient came to RSGM Gusti Hasan Aman with his parents seeking for treatment a
tooth with a large cavity in the lower left posterior region and had been pain before. Intraoral
examination revealed deep caries in the occlusal tooth 74 which reaching the pulp, vitality (-), palpation
(-), percussion (-), hyperemia (-), edema (-). Radiographic examination of tooth 74 showed a radiolucent
image that had reached the pulp, the furcation is still in good condition and there are no periapical
lesions. The diagnosis of this case was pulp necrosis at tooth 74. Case Management: The treatment plan
to be carried out was non-vital pulpectomy on tooth 74 and used technique non-vital pulpectomy because
the tooth had already necrosis. Discussion: The filler used is ZOE. ZOE is selected because the tooth had
already necrosis. Conclusion: ZOE was the first material recommended as a root canal filling material
for primary teeth due to its superior anti-inflammatory and analgesic properties, larger bacterial
inhibition zone, easy to obtain, radiopaque, cost effective, insoluble in tissue fluids, easy to mix, and good
working time.

Keywords: deciduous teeth, obturation, pulpectomy, zinc oxide eugenol

Correspondence: Amalia Putri, Tomy Wira Wahyuda, Bimo Gondo Arum, Dentistry Study Program,
Lambung Mangkurat University, Jl. Veteran 128B, Banjarmasin 70249, South Kalimantan, Indonesia; E-
mail: amaliaputriii26@gmail.com

PENDAHULUAN sebagai alternatif yang lebih konservatif


Kehilangan dini gigi sulung akibat karies dibandingkan dengan pencabutan gigi. Diagnosis
atau trauma menyebabkan gangguan fungsional, klinis dari kondisi ini terdiri dari adanya tanda dan
estetik dan gejala sisa psikologis pada pasien anak. gejala seperti nyeri gigi spontan, edema gingiva
Salah satu tujuan utama Kedokteran Gigi Anak (bukan akibat gingivitis atau periodontitis), fistula,
adalah memelihara gigi sulung di rongga mulut mobilitas gigi yang tidak terkait dengan trauma
sampai periode eksfoliasi fisiologis. Meskipun atau eksfoliasi, adanya radiolusensi tulang
populasi dunia mengalami penurunan prevalensi apikal/furkasi atau bukti radiografi resorpsi
karies secara keseluruhan, kejadian karies pada inflamasi internal atau eksternal.1
gigi sulung masih tinggi. Perkembangan lesi Pulpektomi adalah tindakan pengambilan
karies dapat menyebabkan inflamasi atau nekrosis seluruh jaringan pulpa dari seluruh akar dan
pulpa yang irreversibel dan akibatnya perlu korona gigi. Pulpektomi merupakan perawatan
dilakukan perawatan endodontik. Terjadinya jaringan pulpa yang telah mengalami kerusakan
trauma dento- alveolar pada usia prasekolah juga bersifat irreversibel, nekrosis pulpa atau untuk gigi
memiliki prevalensi tinggi yang dapat dengan kerusakan jaringan keras yang luas. Tujuan
mengganggu vitalitas pulpa dan juga memerlukan dilakukan perawatan pulpektomi adalah untuk
perawatan endodontik.1 Perawatan endodontik mempertahankan gigi desidui hingga diganti oleh
pada gigi sulung diindikasikan ketika terdapat gigi permanennya secara alami, sehingga
peradangan pulpa yang irreversibel atau nekrosis menghindari pencabutan gigi. Perawatan
pulpa dan dianggap pulpektomi juga dilakukan untuk mengembalikan
fungsi pengunyahan dan estetik, serta mencegah ingin dirawat. Pasien mengatakan gigi berlubang
perubahan bicara karena kerusakan gigi anterior. sejak 2 bulan yang lalu dan pernah sakit secara tiba-
Perawatan pulpektomi terdiri dari pulpektomi vital tiba saat malam hari tetapi sekarang sudah tidak
yaitu pengambilan seluruh jaringan di dalam ruang pernah sakit kembali. Riwayat kesehatan gigi
pulpa dan saluran akar yang masih vital, dilakukan mengatakan bahwa anak tidak memiliki bad habit.
pada gigi sulung insisivus yang mengalami trauma. Pasien sebelumnya pernah melakukan perawatan
Pulpektomi devital adalah pengambilan seluruh tambal gigi kedokter gigi. Riwayat kesehatan umum
jaringan pulpa dalam ruang pulpa dan saluran akar, mengungkapkan bahwa anak tidak memiliki
sebelumnya saluran akar dimatikan menggunakan riwayat penyakit apapun dan tidak memiliki
bahan devitalisasi pulpa. Pulpektomi nonvital pengalaman buruk kedokter gigi. Pemeriksaan
dilakukan pada gigi desidui dengan diagnosis intraoral terdapat karies profunda pada gigi 75
nekrosis pulpa. Indikasi perawatan pulpektomi bagian oklusal, vitalitas (-), palpasi (-), perkusi (-),
nonvital dilakukan pada gigi yang tidak goyang hiperemi (-), oedem (-). Pemeriksaan radiografi
dan jaringan periodontal dalam kondisi normal. pada gigi 75 terdapat gambaran radiolusen yang
Pada perawatan pulpektomi dibutuhkan bahan sudah mencapai pulpa (Gambar 1). Furkasi masih
pengisi saluran akar. Terdapat beberapa bahan dalam keadaan baik serta tidak terdapat lesi
obturasi atau pengisi saluran akar pada gigi desidui periapikal. Diagnosis dari kasus tersebut gigi 75
yaitu zinc oxide eugenol (ZOE), kalsium mengalami nekrosis pulpa, rencana perawatan yang
hidroksida dan pasta iodoform campuran kalsium akan dilakukan yaitu pulpektomi non vital pada gigi
hidroksida. ZOE merupakan bahan pertama yang
direkomendasikan sebagai bahan pengisi saluran
akar gigi sulung memiliki sifat analgesik ringan
antiseptik, serta biaya produksi yang relatif murah.
Namun, campuran kalsium hidroksida dan pasta
iodoform dipercaya merupakan sediaan yang
paling mendekati ideal sebagai bahan pengisi
saluran akar gigi sulung. Pada penelitian yang
dilakukan Rahaswanti yaitu membandingkan
sediaan campuran kalsium hidroksida dan pasta 75.
iodoform dengan ZOE hasilnya campuran kalsium
hidroksida dan pasta iodoform memiliki Gambar 1. Foto klinis dan rontgen sebelum
kemampuan untuk menyembuhkan keradangan perawatan
periapikal lebih cepat dibandingkan dengan
sediaan ZOE. Bahan-bahan tersebut digunakan TATALAKSANA KASUS
oleh operator untuk perawatan endodontik pada Tahapan kerja pulpektomi pada gigi 75 yaitu,
gigi desidui dengan petimbangan tertentu sesuai persiapan lingkungan kerja, alat dan bahan,
kekurangan dan kelebihan bahan masing-masing.2 operator, dan pasien. Indikasi, informed consent,
Restorasi gigi desidui paling efektif untuk dan KIE kepada pasien dan orang tuanya. Isolasi
jangka panjang pasca dilakukan perawatan pulpa pada gigi yang akan dilakukan perawatan
adalah dengan menggunakan stainless steel crown menggunakan cotton roll. Pengambilan jaringan
(SSC).3 SSC dapat digunakan untuk merestorasi karies menggunakan round metal bur. Membuka
gigi sulung yang telah mengalami karies dengan atap kamar pulpa hingga terlihat orifice
daerah yang luas, karena jaringan gigi yang tidak menggunakan round diamond bur ¼ atau ½ atau
cukup untuk retensi tumpatan. Dekalsifikasi yang dengan endo acces bur, kemudian rapikan dengan
meluas pada satu permukaan juga merupakan fissure bur. Pengambilan jaringan pulpa dari
indikasi pemasangan SSC. Pada anak-anak dengan saluran akar dengan barbed broach. Pengukuran
karies rampan, SSC juga lebih efektif dan cepat, panjang kerja dilakukan menggunakan metode
serta ekonomis untuk merestorasi gigi anterior dan perbandingan menggunakan file yang dimasukkan
posterior. SSC merupakan restorasi mahkota kedalam saluran akar, kemudian dihitung dengan
penuh, menutupi gigi secara keseluruhan sehingga rumus :
kemungkinan terjadinya karies sekunder menjadi Y = Y’ x Z
kecil.4
Z’
LAPORAN KASUS Y = Panjang gigi sebenarnya
Y’ = Panjang gigi dalam rontgen
Pasien anak laki-laki usia 9 tahun datang ke Z = Panjang file sebenernya
RSGM Gusti Hasan Aman Banjarmasin bersama
Z’ = Panjang file dalam rontgen
walinya dengan keluhan utama yaitu gigi
berlubang besar pada gigi belakang kiri bawah dan
Kemudian didapatkan panjang kerja akar
mesiobukal 11 mm, mesiolingual 9 mm, distobukal
10 mm,

distolingual 10 mm (Gambar 2). cotton roll, kemudian tumpatan sementara dibuka


dan dilakukan irigasi menggunakan NaOCl dan
dikeringkan menggunakan paper point. Selanjutnya
obturasi menggunakan bahan ZOE dengan
menggunakan lentulo dan kondensasi menggunakan
plugger pada saluran akar hingga saluran akar terisi
dengan penuh/hermentis. Zinc phospate cement di
aplikasikan sebagai base dan evaluasi pengisian
saluran akar dengan foto rontgen periapikal. Pasien
diinstruksikan datang kembali 1 minggu kemudian
untuk dilakukan evaluasi paska obturasi. Kunjungan
Gambar 2. Foto rontgen pengukuran panjang selanjutnya dilakukan pemeriksaan subyektif dan
kerja obyektif pada pasien dan tidak ditemukan adanya
Tahapan keluhan sehingga dapat dilakukan tahapan restorasi
tetap menggunakan SSC (Stainless Still Crown)
(Gambar 4). Pada kunjungan terakhir dilakukan
kontrol.

Gambar 4. Foto rontgen setelah obturasi dan


restorasi akhir SSC
selanjutnya pembersihan dan perparasi saluran akar
PEMBAHASAN
sesuai panjang kerja dengan K-file no. 6 hingga
mencapai white dentin pada K- File no. 35 Pulpektomi adalah perawatan dengan
(Gambar 3). Irigasi menggunakan NaOCl setiap pendekatan konservatif untuk mencegah kehilangan
pergantian file dan dikeringkan menggunakan gigi sulung yang dapat menyebabkan ruangan tidak
paperpoint. Sterilisasi pertama dengan bahan cukup untuk erupsi gigi permanen. 7 Kriteria
CHKM, sterilisasi kedua menggunakan keberhasilan perawatan pulpektomi yaitu tanda
cresophene. Setiap pemberian dressing, kavitas tanda dan gejala klinis sebelum perawatan sembuh
kemudian ditutup dengan tumpatan sementara. dalam waktu kurang lebih 2 minggu, adanya infeksi
secara gambaran radiografi sembuh dalam waktu
kurang lebih 6 bulan dan tidak ada resorbsi akar
atau tidak ada gambaran radiolusen pada apikal. 8
Keberhasilan perawatan endodontik tergantung
pada prosedur restoratif yaitu pengisian yang
hermentis dan mencegah adanya kebocoran mikro.
Bahan pengisi saluran akar gigi desidui
idealnya harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut yaitu kecepatan resorbsi bahan sama dengan
kecepatan resorbsi akar gigi desidui, tidak
Gambar 3. Pembersihan dan preparasi saluran membahayakan jaringan periapikal dan benih gigi
akar dengan K-file permanen penggantinya, dapat diresorpsi saat
terjadi kelebihan pengisian, bersifat antiseptik,
Pasien saat kontrol sterilisasi terakhir tidak
proses pengisian saluran akar mudah dan memiliki
didapatkan keluhan sehingga dapat dilakukan
perlekatan yang baik dengan dinding saluran akar.
obturasi. Langkah awal area kerja diisoalsi dengan
Bersifat radiopak serta tidak merubah warna gigi
yang dirawat bersifat bioaktif pada proses jaringan gigi atau mengaktivasi enzim jaringan dan
penyembuhan. 4 menghasilkan efek mineralisasi. Manfaat kalsium
hidroksida dapat merangsang pembentukan dentin
Bahan obturasi yang sering digunakan yaitu
reparatif, melindungi pulpa dari agen toksik dan
ZOE. ZOE telah lama digunakan sebagai bahan
menghambat proliferasi bakteri. Kekurangan dari
pengisi saluran akar pada gigi sulung dan hingga
kalsium hidroksida adanya tunel deffect yaitu
saat ini merupakan bahan yang direkomendasikan
proliferasi multiple antara bahan dengan pulpa
sebagai bahan pengisi saluran akar oleh American
sehingga terjadi kebocoran yang menyebabkan
Academy of Pediatric Dentistry (AAPD). ZOE
terjadinya infeksi bakteri. 13
memiliki beberapa keuntungan yaitu biaya yang
relatif murah, mempunyai efek antimikroba yang Salah satu jenis pasta campuran yang telah
baik, tidak sitotoksik untuk sel sel yang berkontak beredar di pasaran sebagai bahan pengisi saluran
langsung ataupun tidak langsung, plastisitasnya akar yaitu campuran kalsium hidroksida dan pasta
baik, tidak sitotoksik, merupakan materi yang iodoform yang dipercaya merupakan sediaan yang
radiopak, tidak menyebabkan diskolorisasi pada paling mendekati ideal sebagai bahan pengisi
gigi, memiliki bahan anti inflamasi dan analgesik saluran gigi sulung. Keuntungan dari pasta
yang sangat berguna setelah prosedur pulpektomi. iodoform campuran dengan kalsium hidroksida
ZOE adalah bahan yang dibuat dari kombinasi yaitu pada kasus dengan radiolusensi pada daerah
seng oksida (zinc oxide) dan eugenol yang periapikal, pengisian saluran akar dengan bahan ini
terkandung dalam minyak cengkeh. Indikasi tampak mengurangi ukuran radiolusensi tersebut
penggunaan ZOE adalah perawatan nekrosis pulpa, dan menghasilkan regenerasi tulang di daerah yang
pulpotomi dan pulpektomi. Mekanisme kerja ZOE terinfeksi pada pemeriksaan lebih lanjut, tidak
adalah ketika bahan tersebut dimasukan dalam sekeras ZOE sehingga tidak mengakibatkan
rongga dentin, jumlah kecil dari eugenol menyebar kerusakan benih gigi permanen pengganti, mudah
melalui dentin ke pulpa. Konsentrasi rendah diambil bila dilakukan perawatan ulang, dapat
eugenol memberikan efek anti inflamasi pada diresorbsi dari jaringan apikal dalam waktu 1
pulpa gigi. Dengan demikian, penggunaan ZOE minggu sampai 2 bulan, mudah diaplikasikan,
memfasilitasi penyembuhan pulpa. Namun bersifat antiseptik, perlekatan pada dinding saluran
konsentrasi eugenol yang berlebihan dan masuk ke akar baik, bersifat radiopak dan tidak menyebabkan
periapikal dapat bersifat sitoksik. 10 Bahrlolomi diskolorisasi pada gigi yang dirawat. Namun
dkk, mengungkapkan bahwa tingkat keberhasilan terdapat kekurangan pada pasta iodoform campuran
ZOE sebagai bahan pengisi pada perawatan kalsium hidroksida yaitu harga bahan relatif mahal
pulpektomi dalam evaluasi 24 bulan, dan tidak menutup permukaan fraktur pada kasus
kekurangannya hanya memiliki spektrum injuri traumatik pada gigi vital. 4
antibakteri yang kecil. 11 Aplikasi bahan yang
Pada kasus yang disajikan teknik pulpektomi
sulit sehingga sering terjadi kekurangan pengisian.
yang digunakan adalah pulpektomi non vital karena
Adanya perbedaan kecepatan resorpsi bahan
gigi tersebut sudah mengalami nekrosis. Bahan
pengisi dengan akar gigi sulung yang dirawat,
pengisi yang digunakan yaitu ZOE. Alasan
dimana akar gigi sulung resorpsi nya lebih cepat
pemilihan bahan tersebut karena disesuaikan
dari pada ZOE, sehigga partikel nya tertinggal di
dengan indikasi dari penggunaan bahan ZOE untuk
dalam tulang alveolar saat akar sudah teresorpsi,
gigi yang mengalami nekrosis. Selain itu, karena
hal tersebut mengganggu erupsi gigi permanen
ZOE memiliki sifat anti inflamasi dan analgesik
pengganti. 4
yang dapat mengurangi rasa sakit serta harga nya
Kalsium hidroksida diperkenalkan di yang relatif murah dan mudah ditemukan.
kedokteran gigi pada tahun 1838 oleh Nygren. Tatalaksana yang dilakukan pada perawatan
Pada tahun 1930 Herman menunjukkan bahwa pulpektomi non vital dilakukan sebanyak 3 kali
kalsium hidroksida dapat menstimulasi kunjungan. Pada kunjungan pertama dilakukan
pembentukan dentin baru. Kalsium hidroksida preparasi membersihkan karies serta atap pulpa
digunakan pada perawatan inderect pulp caping, dibuka hingga terlihat orifice kemudian dilakukan
direct pulp caping dan pulpotomi pada gigi sulung, ekstirpasi untuk mengeluarkan jaringan pulpa.
karena memiliki sifat bakterisidal dan mampu Pengukuran panjang kerja serta dilakukan preparasi
membentuk dentinal bridge. 12 Sifat kalsium menggunakan K-file. Irigasi dengan NaOCl dan
hidroksida yaitu dapat meningkatkan kalsifikasi salin. Pada kunjungan kedua 1 minggu kemudian
pada dentin dengan memberikan perlindungan apabila tidak ada keluhan dapat dilakukan obturasi/
pada pulpa ketika dentin yang tersisa sangat tipis pengisian bahan pada saluran akar. Kemudian pada
dan mendekati pulpa, tidak menimbulkan iritasi kunjungan ketiga dilakukan evaluasi paska obturasi,
pada struktur gigi atau jaringan di sekitarnya, pada apabila tidak ada keluhan dapat dilakukan tahapan
perawatan endodontik digunakan pada saluran akar restorasi tetap dengan GIC.
sebagai agen anti mikroba, merangsang perbaikan
Pulpektomi adalah prosedur klinis dalam Zinc oxide eugenol (ZOE) telah digunakan
kedokteran gigi anak, yang melibatkan sebagai bahan obturasi saluran akar gigi sulung
pengangkatan pulpa gigi yang terinfeksi dan mulai tahun 1930 dan menjadikan ZOE sebagai
pemberian medikasi yang sesuai dapat digunakan salah satu bahan saluran akar gigi sulung tertua
untuk mengisi saluran akar. Indikasi utama dibandingkan bahan lainnya. American Academy
pulpektomi adalah pulpitis ireversibel dan nekrosis of Pediatric Dentistry (AAPD) pada tahun 2008
pulpa gigi. Pengangkatan secara mekanis sisa-sisa secara eksplisit merekomendasikan hanya ZOE
jaringan nekrotik dari saluran akar gigi dan pulpa sebagai bahan pilihan untuk obturasi saluran akar
gigi sulung diikuti dengan irigasi dengan bahan gigi sulung. Variasi tingkat keberhasilan ZOE
disinfektan, dan saluran akar yang telah sebagai bahan obturasi ini disebabkan oleh
dipreparasidiisi dengan bahan obturasi yang sesuai perbedaan protokol perawatan, kriteria inklusi gigi
disebut pulpektomi. Meskipun demikian, yang dirawat, waktu kontrol. ZOE sebagai bahan
pulpektomi yang berhasil pada gigi sulung ditandai obturasi telah terbukti mengurangi tanda dan gejala
dengan tidak adanya tanda dan gejala secara klinis klinis serta menyebabkan penyembuhan patologi
dan radiografi. Selain itu, status gigi, kondisi periapikal. Jumlah eugenol yang dilepaskan di zona
patologisnya, dan keahlian dokter merupakan periapikal segera setelah obturasi adalah 10 -4 dan
faktor kunci keberhasilan pulpektomi pada gigi turun menjadi 10-6 setelah 24 jam. Eugenol
sulung. Kriteria keberhasilan pulpektomi adalah dikatakan memiliki sifat anti inflamasi dan
tanda dan gejala klinis sebelum perawatan sembuh analgesik dalam konsentrasi tersebut. Faktanya,
dalam waktu kurang lebih 2 minggu, temuan efek biologis eugenol sangat bervariasi, bergantung
radiografi yang sembuh kurang lebih 6 bulan, dan pada konsentrasinya. Eugenol mungkin mempunyai
tidak adanya resorpsi akar atau gambaran efek menguntungkan, dengan konsentrasi berkisar
radiolusen pada apikal. Keberhasilan perawatan antara 10-8 hingga 10-5 (sintesis prostaglandin,
endodontik bergantung pada prosedur restoratif, aktivitas saraf, dan penghambatan kemotaksis sel
yaitu pengisian yang hermentis dan mencegah darah putih), tetapi mungkin bersifat sitotoksik
adanya kebocoran mikro.2,5 dengan konsentrasi >10-3 (kematian sel,
Persyaratan ideal untuk bahan obturasi gigi pertumbuhan sel, dan penghambatan respirasi).
sulung adalah tidak menyebabkan iritasi pada Kemudian, laju resorpsi ZOE yang lebih lambat
jaringan periapikal, potensi desinfeksi yang stabil, dibandingkan dengan resorpsi akar primer
kelebihan bahan pada tingkat apikal yang harus disebabkan oleh pembentukan ZOE dihasilkan dari
mudah diserap, mudah dimasukkan ke dalam reaksi eugenol dan ion seng bivalen membentuk
saluran akar, mudah dicabut jika diperlukan, khelasi yang tidak larut, membungkus sisa seng
menempel pada dinding saluran akar, tidak oksida di dalamnya dan membentuk massa padat.
menyusut dan larut dalam air, tidak menyebabkan Resorbabilitas ZOE lebih lambat dan sulit untuk
perubahan warna gigi, radiopak, tidak mengiritasi larut karena ZOE merupakan massa padat. Sebuah
jaringan periapikal, tidak membahayakan benih penelitian menyimpulkan, bahwa ZOE yang tersisa
gigi disekitarnya, dan tidak mengganggu erupsi tidak berhubungan dengan keberhasilan atau
gigi permanen. Beberapa bahan untuk obturasi kegagalan pulpektomi. Penelitian sebelumnya
saluran akar pada gigi sulung, yaitu zinc oxide menyimpulkan bahwa dua pertiga kelompok ZOE
eugenol (ZOE), iodoform, kalsium hidroksida dan yang diekstrusi tidak diserap pada 12 bulan dan
pasta kalsium hidroksida dengan iodoform. ZOE sekitar sepertiga pada 18 bulan. Penelitian lain
merupakan salah satu bahan obturasi saluran akar menunjukkan bahwa ZOE yang tertahan cenderung
yang paling sering digunakan untuk gigi sulung. diserap seiring berjalannya waktu dan mungkin
ZOE diindikasikan untuk gigi yang mengalami mencerminkan aktivitas osteoklas untuk mereduksi
nekrosis. Berbagai penelitian telah melaporkan partikel ZOE. Waktu rata-rata ZOE untuk diserap
kelebihan dan kekurangan ZOE sebagai bahan sekitar 50,1 bulan, 80% menunjukkan pengurangan
obturasi saluran akar gigi sulung. ZOE ukuran yang signifikan sebesar 5 mm atau lebih
mempunyai sifat anti inflamasi dan analgesik, seiring berjalannya waktu. Perbedaan temuan waktu
zona hambat bakteri lebih besar, mudah didapat, reduksi mencerminkan perbedaan kemampuan
radiopak, hemat biaya, tidak larut dalam cairan penyerapan. ZOE yang terekstrusi dan tertahan ini
jaringan, mudah dicampur, dan waktu kerja yang tidak berhubungan dengan tingkat keberhasilan
baik. Tingkat keberhasilan ZOE untuk obturasi klinis dan radiografi, namun dapat menyebabkan
gigi sulung mencapai 80-96% hal ini disebabkan erupsi benih gigi permanen secara tidak normal
karena sifat inflamasi dan analgesiknya, tetapi seperti erupsi gigi permanen yang tertunda jika
efek antimikrobanya terbatas. Kelemahan lain dari dibandingkan dengan gigi antagonisnya. Hal ini
ZOE adalah laju resorpsi yang lebih lambat mungkin terkait dengan pembentukan ZOE sebagai
dibandingkan dengan resorpsi akar, eugenol yang massa padat dan sulit larut sehingga membentuk
berlebihan dan masuk ke periapikal dapat bersifat penghalang mekanis terhadap erupsi gigi permanen.
sitotoksik, sementum dan nekrosis tulang.6
Kondisi lain yang dapat ditemukan adalah insiden arah bukolingual mengikuti kontur gigi hingga 1
crossbite anterior dan retensi berlebih dengan mm subgingiva. Mahkota harus disemen dengan
erupsi ektopik gigi molar permanen. ZOE yang semen ionomer kaca atau semen polikarboksilat.
tertinggal dapat dihilangkan dengan kuretase Instruksikan pasien untuk menggigit dengan
secara hati-hati segera setelah ekstraksi. Pada saat dilapisi kasa sambil membersihkan semen di
obturasi menggunakan ZOE disarankan untuk marginal gingiva. Tidak adanya pelepasan semen
melakukan obturasi 1 mm lebih pendek dari apeks dalam jumlah berlebih menunjukkan bahwa semen
dibandingkan dengan pengisian di luar akar atau tidak mencukupi. Permukaan interproksimal
yang diisi seluruhnya sampai ke ujung apeks dibersihkan, daerah di bawah area kontak
untuk menghindari sisa ZOE yang. Pengisian yang dibersihkan dengan dental floss. Terakhir, mahkota
berlebihan tidak disarankan karena efek samping diperiksa oklusinya. Pasien harus diberitahu bahwa
ZOE di luar ujung akar yang memicu reaksi benda mungkin ada ketidaknyamanan sementara pada
asing. Ketika ZOE mengeras, resorpsinya mungkin gingiva.8
tertunda dan mengakibatkan defleksi gigi.6
Perawatan pulpektomi dikatakan berhasil
jika tanda dan gejala klinis pra-perawatan hilang
dalam beberapa minggu dan gigi tidak
menimbulkan rasa sakit, menunjukkan jaringan
lunak di sekitarnya yang sehat dan tidak ada
peningkatan mobilitas. Perawatan harus
memungkinkan resorpsi akar gigi sulung dan
bahan pengisi serta memungkinkan erupsi normal Gambar 4. Restorasi akhir Stainless Steel Crown
gigi pengganti, tidak ada resorpsi akar patologis, gigi 74
radiolusensi furkasi/apikal atau lesi baru yang Pada kasus ini teknik pulpektomi yang
muncul setelah perawatan. Secara radiografis, digunakan adalah pulpektomi non-vital. Pada
keberhasilan didefinisikan ketika radiolusensi kunjungan pertama pengambilan jaringan karies
yang diamati pada awal tidak meningkat atau menggunakan round metal bur. Membuka atap
berkurang ukurannya atau ketika tidak ada pulpa hingga terlihat orifice kemudian dilakukan
radiolusensi di daerah furkal atau periradikular.7 ekstirpasi pulpa dengan menggunakan jarum
Restorasi gigi desidui paling efektif untuk ekstirpasi dengan cara dimasukkan ke dalam dua
jangka panjang pasca dilakukan perawatan pulpa pertiga panjang saluran akar kemudian diputar 180
adalah dengan menggunakan stainless steel derajat searah jarum jam dan kemudian ditarik
crown, tetapi jika memiliki email yang cukup keluar. Lakukan pengukuran panjang kerja
mendukung dapat menggunakan resin komposit. menggunakan metode perbandingan menggunakan
Stainless steel crown memiliki kelebihan dalam file yang dimasukkan kedalam saluran akar
segi resistensi maupun retensi suatu restorasi. kemudian foto rontgen periapikal. Hitung
Penempatannya yang tidak terlalu lama dan dapat menggunakan rumus, kemudian didapatkan panjang
dilakukan dalam satu kali kunjungan dapat kerja akar mesiobukal 11mm dan panjang kerja
mengefisien waktu serta memudahkan dokter gigi akar distal 11mm. Selanjutnya, dilakukan perparasi
dan juga dapat meningkatkan kepuasan pasien. saluran akar sesuai panjang kerja dengan K-file no.
Hal ini dikarenakan pasien tidak perlu datang ke 6 hingga mencapai white dentin pada K- File no.
dokter gigi secara berulang kali. Stainless steel 35. Irigasi menggunakan NaOCl setiap pergantian
crown memiliki kekurangan dalam segi estetika file dan dikeringkan menggunakan paperpoint.
karena bahan terbuat dari logam sehingga Sterilisasi pertama dengan bahan dressing
warnanya tidak sewarna dengan gigi dan cresophene, sterilisasi kedua penggantian bahan
membuat pasien tidak dapat memperoleh estetika dressing berupa CHKM, sterilisasi ketiga
yang memuaskan.3 menggunakan cresophene, sterilisasi keempat
Mahkota yang dipilih untuk restorasi SSC menggunakan CHKM, sterilisasi kelima
harus mengembalikan area kontak dan susunan menggunakan cresophene. Setiap pemberian
oklusal gigi yang telah dipreparasi. Pemilihan dressing, kavitas kemudian ditutup dengan
mahkota dapat dilakukan dengan memperkirakan tumpatan sementara. Tidak didapatkan keluhan
lebar mesiodistal gigi. Kurangi permukaan oklusal pada pasien saat kontrol sterilisasi terakhir sehingga
sekitar 1-1,5 mm dengan fissure bur atau wheel dapat dilakukan obturasi dengan ZOE. Obturasi
diamond bur. Pengurangan bagian proksimal dengan ZOE menggunakan lentulo dan kondensasi
dengan tappered diamond bur sampai tidak ada dengan menggunakan endodontik plugger. Zinc
kontak proksimal dan sonde dapat melewati phospate cement di aplikasikan sebagai base dan
bagian proksimal. Gigi sebelah tidak boleh evaluasi pengisian saluran akar dengan foto rontgen
terkena preparasi. Margin harus halus dan tidak periapikal. Tidak didapatkan keluhan pada pasien
boleh ada undercut. Preparasi dilakukan dalam
saat kontrol pengisian saluran akar sehingga dapat 6. Syafriza D, Rosdiana N. Radiographic
dilakukan restorasi akhir berupa tumpatan GIC. Evaluation of Zinc Oxide Eugenol as a
Primary Teeth Root Canal Obturation
KESIMPULAN Material on the Permanent Germ Condition
(Cases Report and Literature Review).
Pulpektomi adalah prosedur klinis dalam
Atlantis Press. 2021; 48(1).
kedokteran gigi anak, yang melibatkan
7. Fuks AB, Moskovitz M, Tickotsky N.
pengangkatan pulpa gigi yang terinfeksi dan
Contemporary Endodontics for Children and
pengobatan yang sesuai yang dapat digunakan
Adolescents. Springer. Switzerland: 2023.
untuk mengisi kanal. Indikasi pulpektomi adalah
8. Agrawal H. Stainless Steel Crown: A
pulpitis ireversibel dan nekrosis pulpa gigi. Tujuan
Review Article. Indian Journal of Forensic
dilakukan perawatan pulpektomi adalah untuk
Medicine & Toxicology. 2020; 14(4).
mempertahankan gigi desidui hingga diganti oleh
gigi permanennya secara alami, sehingga
menghindari pencabutan gigi. Selain itu juga untuk
mengembalikan fungsi pengunyahan dan estetik,
serta mencegah perubahan bicara karena kerusakan
gigi anterior. Pada perawatan pulpektomi
dibutuhkan bahan pengisi saluran akar. Terdapat
beberapa bahan obturasi atau pengisi saluran akar
pada gigi desidui yaitu zinc oxide eugenol (ZOE),
iodoform, kalsium hidroksida dan pasta kalsium
hidroksida dengan iodoform. ZOE merupakan
bahan pertama yang direkomendasikan sebagai
bahan pengisi saluran akar gigi sulung karena
keunggulan sifat anti inflamasi dan analgesik, zona
hambat bakteri lebih besar, mudah didapat,
radiopak, hemat biaya, tidak larut dalam cairan
jaringan, mudah dicampur, dan waktu kerja yang
baik. Tingkat keberhasilan ZOE untuk obturasi
gigi sulung mencapai 80-96% hal ini disebabkan
karena sifat inflamasi dan analgesiknya.2,4

DAFTAR PUSTAKA
1. Silva BS, Nicoloso GF, Ruiz LF, et al. Does
Endodontic Re-Treatment in Primary Teeth
Increase the Functional Tooth Retention? A
Clinical, Retrospective, University-Based
Study. Odontopediatria. 2019. 9(1).
2. Hartomo BT, Tanjung L, Romdlon MA,
Oktadewi FD. Selection of Obturation
Materials in Pulpectomy Treatment Of
Deciduous Teeth. Interdental Jurnal
Kedokteran Gigi. 2021; 17(2).
3. Sadiyah JS, Kaswindiarti S. Perawatan
Pulpotomi pada Gigi Desidui Posterior
Maksila. Universitas Muhammadiyah
Surakarta. 2021. 9(1).
4. Yoana, Sasmita IS. Modifikasi Restorasi
Stainless Steel Crown pada Kasus Severe
Early Childhood Caries. Jurnal Material
Kedokteran Gigi. 2019. 8(2).
5. Tirupathi SP, Krishna N, Rajasekhar S, et al.
Clinical Efficacy of Single-visit Pulpectomy
over Multiple-visit Pulpectomy in Primary
Teeth: A Systematic Review. International
Journal of Clinical Pediatric Dentistry.
2019; 12(5).

You might also like