Professional Documents
Culture Documents
Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Rekayasa Hidrologi SIA-205
Dosen :
Yedida Yosananto, S.T.,M.T.
Definisi hujan adalah sebuah peristiwa Presipitasi (jatuhnya cairan yang berasal dari
atmosfer yang berwujud cair maupun beku ke permukaan bumi) berwujud cairan.
Sinar matahari menyinari bumi, energi dari sinar matahari ini mengakibatkan
terjadinya evaporasi (penguapan) di lautan, samudra, danau, sungai dan sumber air
lainnya sehingga dihasilkan uap-uap air.
Uap-uap air ini akan naik pada ketinggian tertentu dan akan mengalami peristiwa
yang disebut kondensasi. Peristiwa kondensasi ini diakibatkan oleh suhu sekitar uap
air lebih rendah daripada titik embun uap air.
Kemudian Uap-uap air ini akan membentuk awan. Lalu, angin (yang terjadi karena
perbedaan tekanan udara) akan membawa butir-butir air ini.
Butir-butir air ini akan menggabungkan diri (proses ini disebut koalensi) dan akan
semakin membesar akibat turbelensi udara, butir-butir air ini akan tertarik oleh gaya
gravitasi bumi sehingga jatuh ke permukaan bumi.
Dan ketika jatuh ke permukaan bumi, butir-butir air ini akan melewati lapisan yang
lebih hangat di bawahnya. Sehingga butir-butir air sebagian kecil menguap lagi ke
atas dan sebagian lainnya jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan.
3. Hujan Frontal
Hujan jenis ini bisa terjadi karena adanya pertemuan antara massa udara yang
dingin dan suhu yang rendah dengan massa udara yang panas dan suhu yang tinggi.
Saat bertemu, suhu udara yang rendah dan massa udara yang dingin lebih berat dari
pada suhu tinggi dan massa udara yang panas, menyebabkan uap yang di bawa udara
dingin jatuh dengan lebat di atas permukaan bumi. Biasanya perbedaan ke dua massa
tersebut bertemu di bidang front, yakni salah satu tempat yang paling mudah terjadi
kondensasi dan pembentukan awan.
4. Hujan Muson
Angin yang terjadi karena adanya pergerakan semu tahunan matahari dengan garis
balik utara dan garis balik selatan. Hujan ini turun dalam kurun waktu tertentu. Di
negara kita, Indonesia juga sering terjadi angin muson. Yakni pada bulan Oktober
sampai dengan April. Makanya biasanya pada bulan bulan ini sering kali datang hujan.
5. Hujan Zenithal
Hujan ini terjadi akibat adanya pertemuan angin pasat timur laut dengan angin pasat
tenggara, sehingga membentuk gumpalan dan naik secara vertikal karena terkena
pemanasan ke atas awan. Hal ini menyebabkan awan yang memiliki massa berat
mengalami penurunan suhu, yang menyebabkan terjadinya proses kondensasi. Karena
air yang menggumpal tadi sampai pada titik jenuhnya, akhirnya turunlah hujan. Karena
letak turun hujan ini berada di atas garis khayal ekuator atau khatulistiwa
6. Hujan Asam
Biasanya hujan memiliki ph netral (7). Namun ada juga hujan yang memiliki ph
rendah, yakni di bawah 5 atau 6 derajat keasaman. Inilah yang di namakan dengan
hujan asam. Hal ini bisa terjadi ketika karbondioksida (CO 2) yang berada di udara bisa
larut dengan air hujan. Kemudian air hujan yang awalnya memiliki ph asam lemah (6)
bereaksi dengan CO2 atau karbondioksida tadi dan hasilnya adalah air yang bertambah
asam. Air yang memiliki ph di bawah 5 tadi naik ke atas awan dan menggumpal. Kala
massa awan sudah melewati batas jenuh, jatuhlah ke permukaan bumi.
Manfaat hujan asam ini mampu mempercepat pelarutan mineral yang ada di dalam
tanah, dimana sangat di butuhkan oleh flora dan fauna
7. Hujan Meteor
Hujan meteor akan terjadi ketika matahari terbenam, kemudian muncul perseid
dimana saat itu juga terlihat dengan jelas keberadaannya sistem tata surya seperti
Planet Venus, Saturnus, Mars, juga bulan sabit di barat secara bersama sama. Perseid
merupakan salah satu nama rasi bintang Perseus. Banyak orang beranggapan bahwa
hujan meteor ini berasal dari arah munculnya rasi bintang tersebut. Kecepatan meteor
yang jatuh tersebut bisa mencapai 60 kilo meter per jam dengan keadaan cahaya yang
terang dan panjang. Adanya hujan meteor ini menawarkan keindahan lain, yakni
munculnya fireball. Ketika anda melihat cahaya yang paling terang dan paling besar
berjalan di antara meteor meteor lainnya, itulah yang di namakan dengan fireball.
8. Hujan Buatan
Hujan yang di buat langsung oleh manusia dengan teknik menambahkan curah
hujan. Caranya dengan penyemaian awan atau di kenal dengan cloud seeding atau
membuat awan menggumpal dan di semai sehingga memberikan efek turun hujan.
Hal ini kerap dilakukan di daerah yang membutuhkan hujan alami.
Penakar hujan ini tidak dapat mencatat sendiri (non recording),bentuknya sederhana
terbuat dari seng plat tingginya sekitar 60cm di cat alumunium, ada juga yang terbuat dari
pipa paralon tingginya 100 cm. Prinsip kerja Ombrometer menggunakan prinsip pembagian
antara volume air hujan yang ditampung dibagi luas mulut penakar. Ombrometer biasa
diletakan pada ketinggian 120-150 cm. Kemudian luas mulut penakar dihitung, volume air
hujan yang tertampung juga dihitung. Cara pengamatan :
Pengamatan dilakukan setiap hari pada pukul 07.00 waktu setempat atau pada jam-jam
tertentu
Letakan gelas penakar di bawak kran dan kran dibuka agar airnya tertampung ke dalam
gelas ukur
Jika curah hujan melebihi 25mm sebelum mencapai skala 25mm kran dapat ditutup
dahulu dan dilakukan pencatatan. Lalu dilanjutkan sampai air dalam baik habis dan dicatat
Pembacaan curah hujan pada gelas penakar dilakukan tepat pada dasar menikusnya
Bila dasar menikus tidak tepat pada garis skala, diambil garis skala yang terdekat dengan
menikusnya
Bila dasar menikus tepat pada pertengahan antara dua garis skala, diambil atau dibaca ke
angka ganjil, misal 17,5mm menjadi 17mm, 24,5 mm menjadi 25 mm.
Pada umumnya penakar hujan tipe Hellman yang dipakai oelh BMKG yaitu Rain
Fues yang diimpor dari Jerman, walaupun ada penakar tipe ini yang buatan dalam negeri.
Cara kerja penakar hujan tipe ini yaitu:
Jika hujan turun, air hujan masuk memalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung
tempat pelampung
Air hujan ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat atau naik ke atas
Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakannya selalu mengikuti tangkai
pelampung
Gerakan pena dicatat pada pias
Jika air di tabung hampir penuh, pena akan mencapai tempat teratas pada pias
Setelah air mencapai lengkungan selang gelas, maka berdasarkan sistem siphon otomatis
air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dan tabung.
Bersamaan dengan keluarnya air tangki pelampung dan pena turun dan menggoreskan
garis vertikal
Jika hujan masih turun, maka pelampung akan naik kembali
Curah hujan dihitung dengan menghitung
Penakar hujan tipe bekerja dengan cara menimbang air hujan (baca: fungsi air hujan)
Air hujan ditampung dalam timbangan yang sudah disediakan.
Melalui cara mekanis hasil dari timbangan ini ditransfer melalui jarum petunjuk berpena.
Maka akan diketahui curah hujan melalui penimbangan air yang ditransferkan dari jarum
petunjuk ke dalam kertas pias
Ada pula penakar hujan otomatis tipe tilting siphon. Alar ini mengukur curah hujan dari
intensitas hujan secara kontinyu. Cara kerja dari penakar hujan tipe ini adalah:
Prinsip kerja alat tipe siphon ini yaitu air hujan (baca: hujan buatan, hujan asam)
ditampung di dalam tabung penampung
Bila penampung penuh maka tabung menjadi miring
Siphon mulai bekerja mengeluarkan air dalam tabung ketika penampun dalam keadaan
penuh
Setiap pergerakan air dalam tabung tercatat pada pias sama seperti alat penakar hujan
otomatis lainnya
Maka dapat diketahui curah hujan yang terkumpul dari pergerakan airnya
Biasanya waktu pengukurannya dilakukan selama 24 jam dan akan di cek setiap harinya
dalam waktu yang tidak sama
Air hujan akan masuk melalui corong penakar, dan kemudian mengalir untuk
mengisi bucket.
Setiap jumlah air hujan yang masuk sebanyak 0.5 mm atau sejumlah 20 ml
maka bucket akan berjungkit dimana bucket yang satunya akan dan siap untuk menerima
air hujan yang masuk berikutnya.
Pada saat bucket berjungkit inilah pena akan menggores pias 0.5 skala (0.5 mm).
Pena akan menggores pias dengan gerakan naik dan turun.
Dari goresan pena pada skala pias dapat diketahui jumlah curah hujannya.
Corong menerima air hujan, yang dikumpulkan dalam wadah persegi panjang.
Dengan memanfaatkan gerakan naik pelampung yang ada dalam bejana akibat
tertampungnya hujan.
Pelampung ini berhubungan dengan sistem pena perekam di atas kertas berskala yang
menghasilkan rekaman data hujan.
Alat ini dilengkapi dengan sistem pengurasan otomatis
Pada saat air hujan yang tertampung mencapai kapasitas penerimaanya akan dikeluarkan
dari bejana dan pena akan kembali pada posisi dasar kertas rekaman data hujan.
Alat pencatat otomatis pada timbangan dihubungkan ke permukaan kertas grafik yang
tergulung pada sebuah kaleng silinder.
Dengan demikian setiap terjadi hujan, air hujan tertampung oleh corong akan dialirkan ke
dalam ember yang terletak di atas timbangan.
Setiap ada penambahan air hujan ke dalam ember dapat tercatat pada kertas grafik.
Setiap periode waktu tertentu gulungan kertas dilepaskan untuk dianalisis.