Professional Documents
Culture Documents
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
29
masyarakat serius saat ini. Menurut WHO, 2019, sekitar 800.000 orang
meninggal akibat bunuh diri per tahun, di dunia. Angka bunuh diri lebih tinggi
pada usia muda. Di Asia Tenggara, angka bunuh diri tertinggi terdapat di
Thailand yaitu 12.9 (per 100.000 populasi), Singapura (7,9), Vietnam (7.0),
Malaysia (6.2), Indonesia (3.7), dan Filipina (3.7). Perilaku bunuh diri (ide bunuh
diri, rencana bunuh diri, dan tindakan bunuh diri) dikaitkan dengan berbagai
tidak berguna, tidak ada harapan atau putus asa merupakan faktor risiko
bunuh diri. Sebanyak 55% orang dengan depresi memiliki ide bunuh diri.
gangguan tidur seperti sulit masuk tidur atau terbangun dini hari. Nafsu
makan berkurang, begitu pula dengan gairah seksual. Pada stadium depresi
yang berat tidak jarang individu dapat menjadi frustasi dan putus asa hingga
muncul ide untuk menyakiti diri sendiri bahkan sampai ide untuk bunuh diri.
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1450/depresi-dan-bunuh-diri Page 1 of 4
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan 23/01/24 16.29
Kondisi memprihatinkan ini juga didukung oleh data dari WHO yang
menyatakan bahwa angka bunuh diri akibat depresi bisa mencapai angka
sekitar satu juta pertahun di seluruh dunia.
karena stresor psikososial yang berat yang menimpa seseorang dan orang
tersebut tidak mampu mengatasinya. Depresi merupakan salah satu
gangguan emosi karena itulah maka banyak orang juga menduga bahwa
bahwa individu yang stress kemudian depresi dan bunuh diri adalah akibat
semata-mata hanya karena ’lemah mental’ hingga’lemah iman’. Sangat
sedikit orang yang mengetahui bahwa pada depresi terdapat gangguan
neurobiologik dan neurokimiawi di otak. Padahal menurut pendekatan Psikiatri
terdapat beberapa faktor penyebab depresi, yaitu mulai dari faktor genetik
sampai dengan faktor non-genetik. Faktor genetik, seperti gangguan
neurokimiawi, gangguan neuroendokrin , hingga perubahan neurofisiologi .
Adapun faktor-faktor risiko depresi adalah pertama jenis kelamin yaitu pada
wanita angka depresi lebih tinggi dibanding pria, kemungkinan hal ini
dipengaruhi ketidakseimbangan hormonal misalnya adanya depresi prahaid,
pasca melahirkan dan postmenopause. Kedua adalah usia, yaitu depresi lebih
sering terjadi pada usia muda. Frekuensi tertinggi pada usia produktif sekitar
20-40 tahun. Meskipun demikian, depresi juga dapat terjadi pada anak-anak
dan lanjut usia. Ketiga adalah status perkawinan, yaitu depresi lebih sering
dialami individu yang bercerai atau berpisah bila dibandingkan dengan yang
keluarga yang memiliki riwayat hidup depresif, bunuh diri dan pecandu
alkohol. Selanjutnya adalah faktor kepribadian, yaitu individu dengan
kepribadian yang lebih tertutup, mudah cemas, hipersensitif, serta lebih
bergantung pada orang lain sehingga akan lebih rentan terhadap depresi.
Sedangkan faktor risiko yang terakhir adalah stresor psikososial yaitu suatu
keadaan yang dirasakan sangat menekan sehingga seseorang tidak dapat
beradaptasi dan bertahan. Peristiwa-peristiwa kehidupan misalnya,
Pada individu yang sehat mentalnya selain tidak memiliki faktor risiko depresi
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1450/depresi-dan-bunuh-diri Page 2 of 4
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan 23/01/24 16.29
mengurangi risiko bunuh diri dan mencegah bunuh diri pada orang dengan
depresi. Namun, beberapa kendala sering ditemui, misalnya keengganan
orang dengan depresi mengungkapkan adanya ide bunuh diri karena faktor
budaya, agama dan ketakutan akan distigma. Asesmen yang akurat tentang
bunuh diri sangat diperlukan agar tatalaksana yang tepat segera dapat
diberikan. Ide bunuh diri akan bertransisi menjadi rencana bunuh dan
akhirnya tindakan bunuh diri. Esketamin intranasal, obat baru, efektif untuk
perubahan perilaku yang terjadi pada individu yang mengalami gejala awal
depresi. Biasanya individu tersebut mulai banyak keluhan fisik yang tidak
kunjung sembuh, perilaku yang menarik diri dari pergaulan sosial, menjadi
pendiam serta mudah tersinggung (iritabilitas) akibat emosi yang tidak stabil.
Usahakan tidak bersikap menghakimi atau menyalahkan, namun langkah
terbaik adalah bersikap empati dengan mendengar segala keluh kesahnya
Disamping itu salah satu upaya dalam Ilmu Kedokteran Jiwa adalah
pendekatan komunitas. Yaitu upaya maksimal untuk memberikan edukasi,
advokasi dan berbagai upaya preventif lainnya untuk mengurangi dampak
akibat gangguan jiwa. Upaya yang dirasakan sangat efektif dan efisien
Referensi :
WHO, World Suicide Prevention Day, ” Creating Hope Through Action”, 2022.
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1450/depresi-dan-bunuh-diri Page 3 of 4
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan 23/01/24 16.29
Kok Yoon Chee, et.al,. A Southeast Asian expert consensus on the management
of major depressive disorder with suicidal behavior in adults under 65 years of
age, BMC Psychiatry, 2022.
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Direktorat Tata Kelola Pelayanan Kesehatan Peta Situs
Jakarta 12950
Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Hubungi Kami
& 2011-2023 Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1450/depresi-dan-bunuh-diri Page 4 of 4