Professional Documents
Culture Documents
2.sampul Metodologi 006
2.sampul Metodologi 006
SKRIPSI
OLEH:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
“Pembuatan Dangke Dari Susu Sapi Segar Dan Sari Kedelai (Soybean) Dengan
Konsentrasi Getah Pepaya”. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi
besar kita Muhammad SAW.
Penyusunan skripsi ini sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan
studi pada Program Studi Agroindustri Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.
Penulis mengucapakan terima kasih kepada Ayahanda Suleman dan Ibunda
Rusmiati Burhan serta segenap keluarga tercinta yang telah memberikan bantuan
moril maupun material, yang selama ini menyemangati dan mendoakan penulis
demi untuk melihat penulis bisa merahi keberhasilan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini, hanya do’a dan bakti yang dapat dipersembahkan pada
Ayahanda dan Ibunda serta segenap keluarga atas segala pengorbanannya. Penulis
juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Darmawan, MP selaku Direkur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep
2. Dr. Andi Ridwan Makkulawu, ST.,M.Si selaku Ketua Jurusan Teknologi
Pengolahan Hasil Perikanan
3. Dr. Ir. Sitti Nurmiah, M.Si Selaku Ketua Program Studi Agroindustri
4. Nur Fitriani Usdyana Attahmid, S.Pt.,M.Si dan A. Ita Juwita, S.Si.,M.Si
selaku Dosen Pembimbing I dan Pembimbing II
5. Dr. Ir. Syahriati, M.Si dan Dr. Ir. Sri Udayana, M.Si selaku dosen penguji.
6. Seluruh staf Dosen dan Teknisi Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil
Perikanan dan Agroindustri
7. Seluruh teman-teman mahasiswa Program Studi Agroindustri terkhus us
Angkatan XXIX (29)
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripai ini masih jauh dari
kesempurnaan sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai
pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
v
v
Penulis
vi
v
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN .................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL................................................................................................. ix
ABSTRAK ............................................................................................................ xi
2.1 Dangke...................................................................................................... 3
2.2 Susu .......................................................................................................... 4
2.3 Kadelai Glycine max L.Merrill ................................................................ 6
2.4 Sari Kedelai Soybean................................................................................ 7
2.5 Getah Pepaya (Enzim Papain) ................................................................ 10
2.6 Denaturasi ............................................................................................... 11
2.7 Koagulasi ................................................................................................ 13
2.8 Pengumpalan Susu.................................................................................. 15
2.9 Parameter Pengamatan ........................................................................... 16
vii
v
2.10 Uji Organoleptik (Hedonik) ................................................................... 17
BAB III METODOLOGI ................................................................................... 19
LAMPIRAN ......................................................................................................... 43
viii
ix
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
1. Komposisi Nilai Gizi Dangke ..................................................... 4
2. Komposisi susu sapi segar .......................................................... 5
3. Kandungan Gizi pada Kedelai .................................................... 7
4. Mutu SNI Kacang Kedelai ....................................................... 7
5. Kandungan Gizi Sari Kedelai soybean..................................... 8
6. Spesifikasi persyaratan mutu sari kedelai ................................... 9
7. Nilai rata-rata uji mutu hedonik .................................................. 32
ix
ix
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
1. Dangke .......................................................................................... 3
2. Biji Kedelai Glycine max L.Merrill .................................................. 6
3. Alur Proses Penelitian ................................................................... 21
4. Diangram Alir Pembuatan Sari Kedelai (soybean) ........................ 23
5. Diagram Alir Pembuatan Dangke Sari Kedelai ................................ 25
6. Analisi Kadar Protein Dangke ....................................................... 29
7. Analisi Kadar Lemak Dangke........................................................ 30
8. Analisi Kadar Karbohidrat Dangke ............................................... 31
9. Nilai Uji Organoleptik Tekstur ...................................................... 33
10. Nilai Uji Organoleptik Rasa .......................................................... 34
11. Nilai Uji Organoleptik Aroma ....................................................... 35
12. Nilai Uji Organoleptik Warna ....................................................... 36
x
xi
ABSTRAK
Fahira Adhelfy Alfani Firgia. 1622060033. Pembuatan Dangke dari Susu Sapi
Segar dan Sari Kedelai (Soybean) dengan Konsentrasi Getah Pepaya. Dibimbing
oleh Nur Fitriani Usdyana Attahmid dan A. Ita Juwita.
Kedelai Glycine max L.Merrill merupakan tanaman jenis kacang-kacangan
dari Famili Leguminosae, Subfamili Papilionaceae, dan Genus Glycine Max L.
Kedelai menjadi salah satu sumber protein, serta larut dalam air dan berbagai zat
gizi mikro yang memiliki kontribusi unggul dalam pola makan. Kedelai memiliki
kandungan lemak rendah (18%) tetapi memiliki asam lemak tak jenuh yang tinggi
(85%). Sari kedelai soybean merupakan minuman yang bergizi tinggi, terutama
karena kandungan proteinnya yang setara dengan susu sapi yaitu 3,5 g/100g
kandungan lemak yang lebih rendah (2,5g/100g).
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Menentukan formulasi terbaik dangke
yang dihasilkan dari susu sapi segar dan sari kedelai (soybean) dengan
konsentrasi getah pepaya (2) Menganalisis kandungan kimia dangke yang
meliputi kadar protein, kadar lemak dan kadar karbohidrat serta uji hedonik.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap
(RAL) yang dilakukan 2 kali ulangan. Konsentrasi getah pepaya masing-masing
sebesar A1= 0,5%, A2= 1% dan A3= 0,5% dan pengggunaan susu sapi dan sari
kedelai B1= susu sapi : sari kedelai (80% : 20%) dan B2= susu sapi : sari kedelai
(60% : 20%). Hasil uji organoleptik menunjukan formulasi terbaik adalah A1B1
dengan susu sapi 80% : sari kedelai 20% : getah pepaya 0,5% yang ditentukan
berdasarkan tingakt penerimaan panelis melalui uji mutu hedonik. Formulasi
terbaik memiliki kadar protein 25,01 %, kadar lemak 15,43% dan kadar
karbohidrat 3,28%.
xi
xi
ABSTRACT
Soybean Glycine max L. Merrill is a type of legume plant from the Leguminosae
Family, Subfamily Papilionaceae, and Glycine Max L. Soybean is a source of
protein, as well as water soluble and various micronutrients that have a superior
contribution to diet. Soybeans are low in fat (18%) but high in unsaturated fatty
acids (85%). Soybean soybean juice is a highly nutritious drink, mainly because
of its protein content equivalent to cow's milk, namely 3.5 g / 100g lower fat
content (2.5g / 100g),
This study aims to: (1) determine the best formulation of dangke produced from
fresh cow's milk and soybean with a concentration of papaya sap (2) Analyze the
chemical content of dangke which includes protein content, fat content and
carbohydrate content as well as hedonic test. The method used in this study was a
completely randomized design (CRD) with 2 replications. The concentration of
papaya latex is A1 = 0.5%, A2 = 1% and A3 = 0.5% respectively and the use of
cow's milk and soybean extract B1 = cow's milk: soybean juice (80%: 20%) and
B2 = milk beef: soybean juice (60%: 20%). The results of the organoleptic test
showed that the best formulation was A1B1 with 80% cow's milk: 20% soybean
juice: 0.5% papaya latex which was determined based on the panelist acceptance
level through the hedonic quality test. The best formulation has a protein content
of 25.01%, a fat content of 15.43% and a carbohydrate content of 3.28%.
xii
xi
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Dangke
Dangke adalah produk olahan susu semacam keju tanpa pemeraman, dan
tidak digumpalkan dengan rennin melainkan dengan enzim papain (getah
pepaya) atau kadang-kadang dengan air nanas muda atau dengan air perasan
daun siwalan (Ridwan, 2006). Dangke dibuat secara tradisional oleh masyarakat
di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Produk ini dihasilkan melalui
pemanasan susu segar yang ditambahkan larutan getah pepaya sehingga susu
membentuk gumpalan (curd) dan cairan (whey). Curd dan whey kemudian
dipisahkan dengan tempurung kelapa sebagai alat penyaring sekaligus pencetak
dangke, setelah memadat dangke lalu dibungkus dengan daun pisang dan siap
dikonsumsi (Hatta,2013). Lebih lanjut menjelaskan jika dilihat sekilas dangke
menyerupai tahu karena warnanya yang putih, akan tetapi tekstur dangke lebih
kenyal dan rasanya lebih gurih.
Kandungan kalsium susu kerbau tergolong tinggi, yakni mencapai 216 mg,
sedangkan susu sapi sebesar 143 mg. Kandungan lemak susu kerbau ± 7,4%
lebih tinggi dari susu sapi, yakni ± 3,9%. Kadar laktosa susu kerbau sekitar
4,8% dan kadar protein whey sebesar 0,6% relatif sama dengan kadar laktosa
susu sapi, yakni ± 4,6% dan kadar protein whey juga ±0,6% (Winarno et.al,
2007). Adapun komposisi nilai gizi dangke dapat dilihat pada Tabel berikut ini
(Marzoeki et.al, 2003):
Tabel 2.1. Komposisi Nilai Gizi Dangke
Kandungan Komposisi
No.
Gizi (%)
1 Air 45,75
2 Lemak 32,81
3 Protein 17,20
4 Mineral 2,32
Sumber : (Marzoeki et.al, 2003)
2.2 Susu
Susu merupakan bahan makanan bergizi tinggi karena mengandung zat-zat
makanan yang lengkap dan seimbang. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI)
tentang susu segar (2011) menyatakan bahwa susu segar (raw milk) adalah cairan
yang berasal dari ambing sapi sehat dan bersih, yang diperoleh dengan cara
pemerahan yang benar, yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah
sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun kecuali pendinginan.
5
Menurut anjarsari 2010 komposisi kimia yang terkandung dalam susu diantaranya
sebagai berikut:
Tabel 2.2. Komposisi Nilai Gizi Susu
Komposisi
No. Kandungan Gizi
(%)
1 Air 87,25
2 Lemak 3,8
3 Protein 3,2
4 Laktosa 4,7
5 Abu 0,855
6 Bahan kering 12,75
Sumber : Anjarsari (2010)
Setya (2012) menyatakan bahwa secara alami komposisi susu dipengaruhi oleh
faktor sebagai berikut:
1. Faktor keturunan
a. Jenis sapi (varietas)
b. Individu sapi
2. Faktor makanan
a. Jumlah makanan yang diberikan
b. Komposisi makanan yang diberikan
3. Faktor iklim. Produksi susu pada musim dingin mempunyai kandungan
4. Faktor selama penanganan dan penyimpanan
5. Pengaruh suhu. Pada suhu 30 –70° F komposisi susu relatif tidak berubah.
6. Waktu laktasi Susu yang dihasilkan pada hari ke-4 dan ke-5 fase laktasi
mengandung NaCl yang tinggi sehingga rasanya lebih asin. Laktasi hari ke-5
dan seterusnya menghasilkan susu dengan kadar lemak dan protein yang
semakin meningkat dan kadar laktosanya semakin berkurang.
7. Prosedur pemerahan Interval pemerahan yang lama akan memberi kesempatan
sapi untuk memproduksi lemak lebih banyak sehingga akan didapatkan susu
yang mempunyai kadar lemak yang tinggi.
8. Umur sapi. Umur sapi yang tua akan memproduksi susu dengan kandungan
lemak berkurang tapi glabula lemaknya sangat kecil.
6
9. Susu akan bebas dari kontaminasi bakteri jika diperah dari sapi yang sehat,
terawat dengan baik dan proses pengolahan dilakukan dengan benar. Proses
produksi yang benar adalah menggunakan alat perah yang steril, dilakukan di
tempat yang bersih dan pemerahan dilakukan dengan teknik asepsis
(Herendra, 2009).
Kedelai menjadi salah satu sumber protein, serta larut dalam air dan
berbagai zat gizi mikro yang memiliki kontribusi unggul dalam pola makan.
Kedelai memiliki kandungan lemak rendah (18%) tetapi memiliki asam lemak tak
jenuh yang tinggi (85%) (Muchtaridi, 2008). Kedelai memerlukan anah yang
memiliki airasi, drainase, dan kemampuan menahan air cukup air, dan tanah yang
cukup lembab. Jenis tanah yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman kedelai
misalnya: tanah alluvial, regosol, grumosol, latosol, dan andosol (Pitojo, 2005)
Menurut (Prihatman. 2000) toleransi keamana tanah sebagai tempat
tumbuh bagi kedelai adalah pH 5,8,7,0 tetapi pada pH 4,5 kedelai juga dapat
tumbuh pada pH kurang dari 5,5 pertumbuhannya sangat terlambat karena
keracunan aluminium. Pertumbuhan bakteri bintil dan proses nitrifikasi (proses
oksidasi amoniak menjadi nitrit atau proses pembusukan) akan berjalan kurang
baik.
7
Kandungan gizi pada kedelai dilihat pada tabel dibawah ini (Chayadi, 2007)
Tabel 2.3. Kandungan Gizi Pada Kedelai
Jumlah
Komponen %
Kalori (kal) 400
Air (g) 10,2
Protein (g) 35,1
Lemak (g) 17,7
Karbohidrat (g) 32,0
Besi (mg) 8,5
Niacin (mg) 2,2
Vitamin B1 (mg) 0,66
Vitamin B2 (mg) 0,22
Sumber : (Chayadi, 2007)
Susu kedelai merupakan salah satu produk olahan kedelai yang dicampur
air kemudian disaring dan dipanaskan. Protein susu kedelai mempunyai susunan
asam amino yang mirip susu sapi sehingga sangat baik digunakan sebagai
pengganti susu sapi, terutama bagi mereka yang alergi terhadap susu sapi dan
penderita lactose intolerance (Astawan, 2004).
Tabel 2.5. Kandungan Gizi Sari Kedelai (Soybean)
Sari Kedelai
Komposisi
(%)
Air 88,60
Kalori 52,99
Protein 4,40
Karbohidrat 3,80
Lemak 2,50
Vit. B1 0,04
Vit. B2 0,02
Vit. A 0,02
Komponen gizi susu kedelai sangat tinggi, tetapi daya terima konsumen
Indonesia terhadap susu kedelai masih relatif rendah. Salah satu penyebabnya
adalah baunya yang cukup langu (beany flavor). Timbulnya bau langu (beany
flavor) pada susu kedelai diakibatkan oleh aktivitas enzim Lipoksigenase atau
Lipoksidase yang terdapat dalam biji kedelai. Enzim tersebut menghasilkan etil
vinil keton yang menyebabkan rasa dan bau langu. Perlakuan perendaman di
dalam air, pelepasan kulit, pemanasan pada suhu 80° C selama 10 – 15 menit,
pemberian gula, penambahan flavor (seperti moka, cokelat, stroberi, dan pandan),
dan penambahan natrium bikarbonat, dapat mengurangi bau langu tersebut
(Astawan, 2004).
9
Table 2.6. Spesifikasi Persyaratan Mutu Sari Kedelai (SNI 01-3830 Tahun 1995)
Jenis Satuan Persyaratan
1. Keadaan - Normal
1.1. Bau - Normal
1.2. Rasa - Normal
1.3. Warna
2. pH - 6.5-7.0
3. Protein %b/b Min. 2.0
4. Lemak %b/b Min. 1.0
5. Padatan jumlah %b/b Min. 11.50
6. Cemaran logam
6.1. Timbal (Pb)
6.2. Tembaga (Cu)
6.3. Seng (Zn) Mg/kg Maks. 0.2
6.4. Timah (Sn) Mg/kg Maks. 2
6.5. Merkuri (Hg) Mg/kg Maks. 5
7. Cemaran arsen (As) Mg/kg Maks. 40(250*)
8.Cemaran mikroba Mg/kg Maks. 0.03
8.1. Angka lempeng Mg/kg Maks. 0.1
total
8.2. Bakteri koliform
8.3. E.coli
8.4. Salmonella APM/ml Maks. 2x102
8.5. S. aureus APM/ml Maks. 20
8.6. Kapang
Sumber: Sari Kedelai (SNI 01-3830 Tahun 1995)
10
b. Kimopapain
Kimopapain merupakan enzim yang paling banyak terdapat dalam getah buah
pepaya yaitu sebanyak 45%. Kimopapain memiliki ketahanan terhadap asam
yang tinggi bahkan stabil pada pH 2, serta memiliki daya tahan panas yang
lebih besar. Kimopapain memiliki cara kerja yang mirip dengan enzim papain
yaitu memecah peptida memjadi dipeptida dan polipeptida (Koswara, 2007).
c. Lisozim merupakan salah satu kandungan yang terdapat dalam getah buah
pepaya. Lisozim merupakan suatu peptidoglikan sering dihubungkan dengan
nama muramidase. Lisozim merupakan enzim kecil yang memiliki aktifitas
antibakteri dengan menyerang dinding sel bakteri, sehingga dapat melisiskan
bakteri (Koswara, 2007)
Lebih dari 50 jenis asam amino yang terkandung dalam getah pepaya
antara lain, asam aspartat, treonin, serin, asam glutamate, prolin, glisin, 7 alanin,
valine, isoleusin, leusin, tirosin, phenilalanin, histidin, lysine, arginin, tritophan,
dan sistein.
Enzim papain dapat diperoleh dengan menyadap getah buah pepaya
dengan pisau. Biuah pepaya yang masih melekat dipohon digores memanjang
dari pangkal sampai ujung buah dengan kedalaman goresan kurang lebih 2 mm.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penyadapan getah buah pepaya
agar diperoleh hasil yang maksimal adalah sebagai berikut:
1) Umur buah antara 2,5 sampai 3 bulan
2) Waktu penyadapan dilakukan pagi hari sebelum pukul 08.00
3) Banyaknya goresan tiap kali penyadapan adalah 4 kali goresan
2.6 Denaturasi
Denaturasi dapat diartikan sebgai suatu proses perubahan konfigurasi tiga
dimensi molekul protein tanpa menyebabkan kerusakan ikatan peptida. Denaturasi
dapat mengubah sifat protein alam, perubahan ini tidak seidentik menurut jenis
proteinnya, misalnya aktivitasnya sebgai enzim atau hormon berkurang,
kelarutannya dalam garam atau asam menurun, kemampuannya membentuk
kristal berkurang, dan stabilitasnya menurun sehingga membentuk gumpalan
(Sumardjo, 2008).
12
2.7 Koagulasi
Ada beberapa ikatan yang dipengaruhi oleh proses denaturasi seperti
ikatan hidrogen, ikatan hidrofobik, ikatan ionik, dan ikatan intramolekular. Bila
ikatan yang terbentuk cukup banyak, maka protein tidak akan lagi terdispersi
sebagai suatu koloid dan akan mengalami koagulasi.
Koagulasi adalah penurunan daya larut molekul – molekul protein atau
perubahan bentuk cairan (sol) menjadi bentuk padat atau semu padat (gel).
Kagulasi dapat disebabkan oleh panas, pengocokan, garam, asam, basa, dan
pereaksi lain seperti urea (Purwaningsih, 2007).
Protein akan mengalami koagulasi apabila dipanaskan pada suhu 50°C
atau lebih. Koagulasi hanya terjadi ketika protein berada di titik isolistriknya,
dimana pada titik ini protein masih dapat larut pada pH di titik luar isolistrik
tersebut.
2.7.1 Faktor – Faktor Penyebab
1. Pemanasan
Pengaruh utama perlakuan panas adalah denaturasi protein, yaitu proses
yang menyebabkan mikroba dan sejumlah enzim lain tidak aktif. Kebanyakan
protein akan terkoagulasi jika dipanaskan. Misalnya pada telur. Jika telur dimasak,
protein dalam bagian putih dan kuningnya akan terkoagulasi. Protein dalam putih
telur akan terlebih dahulu terkoagulasi lebih awal pada suhu 60°C dan bagian
kuning akan terkoaglasi pada suhu 65 – 68 °C. Proses koagulasi dapat diterapkan
dalam membuat beberapa masakan seperti puding telur dan cake sepon.
2. Asam
Jika susu menjadi asam, bakteri dalam susu memfermentasi laktosa,
menghasilkan asam laktat. Derajat keasaman susu menurun menyebabkan protein
14
susu, yaitu kasein, mengkoagulasi. Starter (bibit awal) yang digunakan dalam
pembuatan beberapa susu olahan seperti yogurt dan keju terdiri atas bakteri yang
memfermentasi laktosa. Asam laktat yang dihasilkan oleh bakteri adalah
penyebab koagulasi susu sehingga terbentuk dadih (curd).
3. Enzim
Rennin yang secara komersial dikenal sebagai rennet adalah enzim yang
dapat mengkoagulasi protein. Rennet digunakan untuk membuat susu kental asam
(junket) yaitu susu yang digumpalkan atau dikoagulasikan. Renin juga dapat
digunakan bersamaan dengan bakteri untuk membentuk dadih dalam pembuatan
keju.
4. Perlakuan Mekanis
Perlakuan mekanis seperti mnegocok putih telur menyebabkan terjadinya
koagulasi parsial pada protein. Ini digunakan dalam pembuatan meringue (sejenis
kembang gula dengan putih telur).
5. Penambahan Garam
Garam-garam tertentu seperti NaCl dapat mengkoagulasikan protein. Jika
garam ditambahkan pada air yang digunakan untuk merebus telur, putih telurnya
tidak akan hilang jika kulit telurnya pecah. Dalam pembuatan keju, garam sering
ditambahkan pada dadih untuk mengeraskan dan juga menekan pertumbuhan
mikroorganisme (Purwaningsih, 2007).
2.7.2 Mekanisme Koagulasi
Koagulasi dapat terjadi secara fisik, kimia, pencampuran koloid yang
berbeda muatan, dan penambahan zat kimia koagulan. Secara fisik, koagulasi
dapat terjadi karena pengadukan, pendinginan, dan pemanasan dimana kenaikan
suhu sistem koloid menyebabkan tumbukan antar partikel – partikel sol dengan
molekul – molekul air bertambah banyak. Hal ini melepaskan elektrolit yang
teradsorpsi pada permukaan koloid akibatnya partikel tidak bermuatan. Sedangkan
secara kimiawi dapat disebabkan karena penambahan elektrolot (asam, basa, atau
garam), misalnya susu yang ditambah dengan sirup masam akan menggumpal.
15
dalam penerimaan konsumen terhadap suatu produk. Rasa dapat diperoleh dengan
penambahan bahan tambahan seperti bumbu ataupun dari bahan baku produk itu
sendiri maupun proses pengolahan yang digunakan.
2.10.3 Aroma
Indikator kedua yaitu aroma. Aroma merupakan salah satu faktor penentu
kualitas produk makanan. Dalam industri pangan pengujian aroma dianggap
penting karena cepat dapat memberi hasil penilaian terhadap produk zat bau
tersebut bersifat volatif (menguap), sedikit larut dalam air dan lemak. Menurut
Winarno (2008), aroma makanan umumnya menentukan kelezatan bahan
makanan dan banyak berhubungan dengan indra penciuman. Aroma sangat
menentukan tingkat penerimaan panelis dari suatu produk. Aroma yang enak atau
khas akan meningkatkan selera konsumen. Melalui aroma, panelis dapat
menegetahui bahan-bahan yag terkandung dalam suatu produk
2.10.4 Warna
Warna merupakan salah satu faktor yang menentukan mutu dan secara
visual warna tampil lebih dahulu dan kadang-kadang sangat menentukan,
sehingga dijadukan atribut organoleptik yang penting dalam suatu bahan pangan
(Winarno, 2008). Warna dapat menetukan mutu bahan pangan, dapat digunakan
sebagai indicator kesegaran bahan makanan, baik tidaknya cara pencampuran atau
pengolahan suatu bahan pangan yang disajikan akan terlebih dahulu dinilai dari
segi warna. Menurut Syahrul (2010), bahwa abon rupa abon dan warna
merupakan hal yang penting bagi bagi banyak makanan, baik yang diproses
maupun tanpa proses.
19
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan susu sapi, getah papaya, kedelai, air dan garam.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pengujian kimia adalah katalisator H2SO4,
H2O2, aquades, NaOH, H2BO3 4%, metil merah, bromeresol green, teagen liff
schoorl, Kl 20%, Na2S2O3, 5H2O 0,1 N, amilum 1%, kertas saring, kapas dan
dietil eter.
Dengan Penambahan Curde Papain Kering. Hal ini mengaitkan peneliti untuk
menerapkan faktor konsentrasi getah pepaya sebagai berikut :
B1 : 0,5% B2 : 1% B3 : 1,5% dan B4 : 2%.
Dengan demikian, perlakuan penelitian pembuatan dangke sebagai berikut:
A1B1 = susu sapi 80% : sari kedelai 20% : getah pepaya 0,5%
A1B2 = susu sapi 60% : sari kedelai 40% : getah pepaya 0,5%
A2B1 = susu sapi 80% : sari kedelai 20% : getah pepaya 1%
A2B2 = susu sapi 60% : sari kedelai 40% : getah pepaya 1%
A3B1 = susu sapi 80% : sari kedelai 20% : getah pepaya 1,5%
A3B2 = susu sapi 60% : sari kedelai 40% : getah pepaya 1,5%
Gambar 3.2 Alur Proses Pembuatan Dangke dari Susu Sapi Segar dan Sari
Kedelai (Soybean) dengan Konsentrasi Getah Pepaya
22
Kedelai
1 kg (28,57%)
Pencucian
Perendaman
12-24 jam
Pencucian
Perebusan
±15 menit
Air Penggilingan
2,5 L (71,43%)
Penyaringan Ampas kedelai
Sari kedelai
Gambar 3.3 Diagram Alir Pembuatan Sari Kedelai (Soybean) (Radiyati, 1992)
24
Konsentrasi
Sari kedelai (soybean)
Susu Sapi : Sari Kedelai
dan susu sapi
- 80% : 20%
- 60% : 40%
Pemanasan
Suhu 70-80°C
Getah Pepaya
- 0,5% Penambahan getah
- 1% papaya
- 1,5%
Penyaringan
Pencetakan
Analisa:
- Uji Kadar Protein
- Uji Kadar Lemak Dangke
- Uji Kadar Karbohidrat
- Uji Mutu Hedonik
Gambar 3.4. Diagram Alir Pembuatan Dangke dari Susu Sapi Segar dan Sari
Kedelai (Soybean) dengan Konsentrasi Getah Pepaya
Keterangan:
S = volume titran sampel (ml)
B = volume titran blanko (ml)
W = bobot sampel kering (mg)
B. Kadar Lemak
Keterangan:
W₁ = bobot sampel (s)
w₂ = bobot labu (s)
w₃ = bobot labu + lemak
C. Kadar Karbohidrat
Prosedur analisis kadar karbohidrat dengan metode kimia cara luff schoorl
sebagai berikut ( AOAC,2012):
1. Timbang contoh sebanyak 5 g, dimasukkan kedalam gelas kimia 100 ml
kemudian ditambahkan aquades sampai 100 ml
2. Dicampur hingga rata, pipet sebanyak 5 ml kedalam erlenmeyer 250 ml
dan tambahkan 25 ml reagen luff schoorl dengan pipet volumetrik
3. Panaskan diatas waterbath yang sudah mendidih delama 10 menit tepat.
Jika reagen berwarna merat contoh harus diencerkan
4. Dibawah air kran dan ditambahkan 15 ml KI 20% dan 24 ml larutan
H2SO4 4N dengan hati-hati. Jika terlalu cepat larutan akan tumpah
keluar. Kemudian dititrasi dengan larutan Na 2S2O3 5H2O 0,1N sampai
warna kuning muda. Ditambahkan 2 ml indikator amilum 1 % dan
lanjutkan titrasi tersebut sampai warna biru hilang. Kemudian
dilakukanlah pengerjaan blangko.
AxBxCx F
% kadar karbohidrat = X 100
𝑔𝑟 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥 1000
Keterangan:
A = vol (ml) tio (contoh blanko)
B= Factor Normalitas, N tio yang digunakan
C= Angka konversi dalam tabel
F = Factor pengenceran