You are on page 1of 7

Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 5, No.

1 Juni 2022 e-ISSN: 2580-0086

TRANSFORMASI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


SEBAGAI PENDIDIKAN HUKUM
Zakki Abdillah Sjam1, Deni Zein Tarsidi2, Delila Kania3
1
zakki.abdillah@unpas.ac.id, 2denizein@unpas.ac.id, 3delila@unpas.ac.id
1,2,3
Universitas Pasundan

ABSTRACT

To make Civic Education learning more functional, it is best to change the paradigm of Civic
Education, which was originally a teaching program and transfer of civic knowledge to a
means of legal Education. Civic education learning is felt to be less than optimal because the
concept of Civic education learning is just a delivery of information from teachers to students,
and students only memorize material instead of interpreting and understanding the content of
the material, so it's time for the paradigm to be changed to maximize the function of Civic
Education. This study uses a qualitative method with a literature study design, namely activities
to collect information relevant to the topic or problem that is the object of the research.
Implementing Legal Education in Civic Education is one of the efforts to create law-abiding
citizens so that they can carry out their rights and obligations as citizens. This condition is very
relevant to what is the goal of Civic Education. So Legal Education in Civic Education is an
effort to achieve the goals of Civic Education. Legal Education is not limited to Legal
Education which prepares professionals to build a national system. For this reason, Education,
especially Civic Education, must be developed within the framework of legal awareness, both
in formal and non-formal Education.

Keywords: Civic Education, Legal Education, Law and Citizenship

ABSTRAK

Agar pembelajaran PKn lebih fungsional sebaiknya mengubah paradigma Pendidikan


Kewarganegaraan yang semula program pengajaran dan transfer pengetahuan kewarganegaraan
menjadi sebuah sarana pendidikan hukum. Pembelajaran PKn dirasa kurang maksimal karena konsep
pembelajaran PKn hanyalah sebuah penyampaian informasi dari guru kepada siswa dan siswa hanya
menghafal materi bukan memaknai dan memahami isi dari materi tersebut, sehingga sudah saatnya
paradigma tersebut dirubah demi memaksimalkan fungsi dari Pendidikan Kewarganegaraan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain studi pustaka, yaitu kegiatan
untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang menjadi obyek
penelitian. Penyelenggaraan Pendidikan Hukum di dalam Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
salah satu upaya untuk menciptakan warga negara yang taat terhadap hukum sehingga mampu
menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Kondisi ini sangat relevan dengan apa yang
menjadi tujuan Pendidikan Kewarganegaraan. Maka Pendidikan Hukum dalam Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan upaya dalam rangka mencapai tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan.
Pendidikan Hukum tidak terbatas pada Pendidikan Hukum yang mempersiapkan tenaga profesional
untuk membangun sistem nasional. Untuk itu pendidikan khususnya Pendidikan Kewarganegaraan
harus dikembangkan dalam kerangka kesadaran hukum tersebut baik di pendidikan formal maupun
pendidikan non formal.

17
Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 4, No. 2 Desember 2021 e-ISSN: 2580-0086

Kata Kunci: Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Hukum, Hukum dan


Kewarganegaraan

I. PENDAHULUAN membangun sistem nasional. Akan tetapi


Masalah yang dihadapi oleh negara- perlu diperkuat dengan pendidikan hukum
negara berkembang khususnya negara Indonesia yang bertujuan untuk mencerdaskan dan
sangat kompleks mulai dari aspek sosial budaya, membina kesadaran hukum warga negara,
politik, ekonomi, politik, hukum dan lain-lain. karena dalam penegakan hukum kecerdasan
Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang dan kesadaran pentaatan hukum akan
melatarbelakangi permasalahan yang sangat menentukan kualitas penegakan hukum.
beranekaragam ini, diantaranya pendidikan, Untuk itu pendidikan khususnya Pendidikan
kesehatan, sarana dan prasarana, arus Kewarganegaraan harus dikembangkan
globalisasi, korupsi, teroris dan lain-lain yang dalam kerangka kesadaran hukum tersebut
menjadi tantangan tersendiri pada umumnya baik di pendidikan formal maupun non
bagi negara Indonesia dan khusunya bagi
formal.
Pendidikan dan Pendidikan Kewarganegaraan
yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD Perlu diperhatikan disini bahwa
1945. sistem hukum di Indonesia telah menjadi
Jika kita berbicara mengenai bahan kajian, namun demikian solusinya
permasalahan hukum yang ada pada masalah di hanya terbatas pada tataran reformasi
atas, seperti ketidakadilan yang menjadi hukum tidak sampai kepada tataran
penyebab utama keresahan dan akan perubahan yang menyeluruh dalam hukum.
mengancam diintegrasi atau perpecahan bangsa, Dengan demikian reformasi dalam bidang-
krisis ekonomi yang memengaruhi krisis bidang hukum tertentu, yang dapat
kehidupan termasuk di dalamnya bidang politik, dilakukan, implikasinya sering
hukum dan pendidikan yang nantinya akan dikemukakan terjadi krisis hukum akan
menimbulkan praktek KKN, suap-menyuap,
tetapi sebenarnya sekarang ini yang terjadi
gratifikasi dan sejenisnya serta mengenai
konflik elit politik baik secara vertikal maupun lebih luas dari itu yaitu krisis penegakan
horizontal dan lemahnya penalaran politik hukum yang disebabkan lemahnya sistem
sebagai faktor yang dominan maka sudah tentu hukum dan terjadinya moralitas dan
berkaitan dengan sistem negara hukum yang ada kesadaran hukum warga negara yang
di suatu negara khsusunya di negara Indonesia. rendah. Solusinya jelas tidak hanya
Salah satu masalah yang paling disorot karena pembaharuan sistem hukum dan pendidikan
banyak terjadi dengan mencakup aspek dari hukumnya akan tetapi lemahnya pendidikan
pada sendi kehidupan adalah mengenai dalam mempersiapkan warga negara cerdas
ketidakadilan. Ketidakadilan sering terjadi dan sadar hukum.
dalam kehidupan sehari-hari, ketidakadilan
sendiri terjadi karena ditimbulkan oleh beberapa
II. METODE
faktor diantaranya kesenjangan dan diskriminasi
di segala aspek kehidupan yang di dalamnya Dalam penelitian ini dilakukan
juga meliputi kurangnya kesadaran hukum pendekatan kualitatif, yang bertujuan
masyarakat, kebutuhan ekonomi yang tidak memahami suatu situasi sosial, peristiwa,
terbatas, startifikasi sosial, tindakan penguasa peran, interaksi dan kelompok. Menurut
(para elit politik dan penguasa hukum), John W. Creswell, seorang ahli psikologi
penegakan hukum yang masih jauh dikatakan
tercermin rasa keadilan dan pendidikan hukum
pendidikan dari University of Nebraska,
yang kurang serta lemahnya pengawasan publik dalam Lincoln (Snelson, 2016) “Metode
terhadap pemerintah. Pendekatan Kualitatif merupakan sebuah
Menurut Suwarma Al Muchtar proses investigasi”. Menurut Husein Umar
(2014: 309) bahwa pendidikan hukum tidak (1999, h. 81), “Metode kualitatif ini
terbatas pada pendidikan hukum yang “memberikan informasi yang mutakhir
mempersiapkan tenaga profesional untuk sehingga bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat

18
Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 4, No. 2 Desember 2021 e-ISSN: 2580-0086

diterapkan pada berbagai masalah”. ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu


Penelitian ini menggunakan metode Pendidikan Kewarganegaraan? Bagaimana
kualitatif dengan desain studi pustaka, yaitu prosedurnya? Hal-hal apa yang harus
kegiatan untuk menghimpun informasi yang diperhatikan agar didapatkan suatu pengetahuan
relevan dengan topik atau masalah yang yang benar? Apa yang disebut kebenaran dan
bagaimana kriterianya? Sedangkan landasan
menjadi obyek penelitian. Studi
aksiologi dapat diperoleh dengan pertanyaan-
kepustakaan adalah kegiatan untuk pertanyaan untuk apa pengetahuan Pendidikan
menghimpun informasi yang relevan Kewarganegaraan itu dipergunakan? Bagaimana
dengan topik atau masalah yang menjadi kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan
obyek penelitian. Informasi tersebut dapat kaidah-kaidah moral?
diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, Landasan aksiologi Pendidikan
tesis, disertasi, ensiklopedia, internet, dan Kewarganegaraan memiliki dua dimensi yaitu
sumber-sumber lain. Dengan melakukan objek telaah dan objek pengembangan
studi kepustakaan, peneliti dapat (Budimansyah & Suryadi, 2008; Udin Saripudin
memanfaatkan semua informasi dan Winataputra, 2012). Objek telaah terdiri atas
pemikiran-pemikiran yang relevan dengan aspek idiil, instrumental, dan praksis. Yang
dimaksud dengan aspek idiil Pendidikan
penelitiannya.). Kewarganegaraan ialah landasan dan tujuan
Pendidikan Nasional seperti teruat dalam
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Undang-Undang Dasar 1945, UU Sisdiknas
Civic Education atau pendidikan Nomor 20 Tahun 2003, serta perundangan
kewarganegaraan merupakan perluasan dari lainnya yang relevan. Aspek instrumental
Civics yang lebih menekankan pada aspek-aspek Pendidikan Kewarganegaraan adalah
praktek kewarganegaraan. Oleh sebab itu, kurikulum, bahan belajar, guru, media dan
pendidikan kewarganegaraan juga disebut sumber belajar, alat penilaian belajar, ruang
sebagai pendidikan orang dewasa (adult kelas, dan lingkungan. Sedangkan yang
education) yang mempersiapkan siswa menjadi dimaksud ke dalam praksis Pendidikan
calon warga negara yang memahami perannya Kewarganegaraan adalah interaksi belajar di
sebagai warga negara. Gross dan Zeleny (Wahab kelas dan atau di luar kelas, dan pergaulan sosial-
& Sapriya, 2011) menjelaskan pengertian Civics budaya dalam kehidupan bermasyarakat,
lebih menekankan pada teori dan praktek berbangsa, dan bernegara yang memberi dampak
pemerintahan demokrasi sedangkan Citizenship edukatif kewarganegaraan (Budimansyah &
Education diartikan secara lebih luas sebagai Suryadi, 2008)
keterlibatan dan partisipasi warga negara dalam Objek pengembangan Pendidikan
permasalahan-permasalahan kemasyarakatan. Kewarganegaraan adalah ranah sosial-psikologis
Jika ditelaah secara filsafati untuk peserta didik. Budimansyah dan Karim
mengetahui hakikat Civics maka harus dilihat (Budimansyah & Suryadi, 2008) menyebut
landasan ontologi, landasan epistemologi, dan aspek sosial-psikologis ini akan menghasilkan
landasan aksiologi. Sebab Pendidikan insan kamil atau insan paripurna yang cerdas
Kewarganegaraan yang dipandang sebagai kmprehensif dan kompetitif. Cerdas
bidang kajian ilmiah pendidikan yang disiplin komprehensif meliputi aspek-aspek kecerdasan
ilmunya bersifat tentu harus memiliki unsur spiritual, kecerdasan emosional, kecerdasan
ontologi, epistemologi, dan aksiologi sosial, kecerdasan intelektual, dan kecerdasan
(Budimansyah & Suryadi, 2008). Pertanyaan- kinestetik. Adapun yang dimaksud dengan insan
pertanyaan untuk mengetahui landasan ontologi yang kompetitif adalah manusia Indonesia yang
diantaranya : objek apa yang ditelaah ilmu memiliki seperangkat kompetensi yaitu : (1)
Pendidikan Kewarganegaraan serta bagaimana berkepribadian unggul dan gandrung akan
wujud yang hakiki dari objek tersebut? keunggulan; (2) bersemangat juang tinggi; (3)
Bagaimana hubungan antar objek dengan daya mandiri; (4) pantang menyerah; (5) pembangun
tangkap manusia yang membuahkan dan pembina jejaring; (6) bersahabat dengan
pengetahuan? Pertanyaan-pertanyaan untuk perubahan; (7) inovatif dan menjadi agen
mengetahui landasan epistemologi yaitu perubahan; (8) produktif; (9) sadar mutu; (10)
bagaimana proses yang memungkinkan berorientasi global dan; (10) pembelajar
sepanjang hayat.

19
Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 4, No. 2 Desember 2021 e-ISSN: 2580-0086

Landasan Epistimologi Pendidikan prinsip pendidikan dan keguruan sejumlah


Kewarganegaraan mencakup metodologi prinsip dalam mengembangkan model
penelitian dan metodologi pengembangan. pembelajaran PKn karakter bangsa. Tujuannya
Metodologi penelitian digunakan untuk adalah untuk membantu guru dalam
mendapatkan pengetahuan baru melalui : (1) pengembangan program pembelajaran (RPP)
metode penelitian kuantitatif yang memfikuskan dan Pelaksanaan Program Pembelajaran dalam
pada proses pengukuran dan generalisasi untuk kerangka pengembangan Kurikulum Tingkat
mendukung proses konseptualisasi, dan (2) Satuan Pendidikan (KTSP) yang diperkuat
metode penelitian kualitatif yang memfokuskan dengan pendekatan Kurikulum 2013. Tujuan
pada pemahaman holistik terhadap fenomena pembelajaran karakter bangsa dalam PKn adalah
alamiah untuk membangun teori. Metodologi terjadinya internalisasi nilai melalui proses
pengembangan digunakan untuk memperoleh pengalaman pembelajaran terjadi pada diri
paradigma pedagogis dan rekayasa kurikuler peserta didik dengan dukungan keteladanan,
yang sesuai guna mengembangkan aspek-aspek penalaran dan latihan pengambilan keputusan
sosial-psikologis peserta didik dengan cara untuk memperkuat pertimbangan dalam
mengorganisasikan berbagai unsur instrumental bersikap dan bertindak sebagai warganegara
dan konstektual pendidikan (Budimansyah & dalam kehidupan berbangsa. Dengan demikian
Suryadi, 2008). Kedua metode ini dapat disikapi tujuan pembelajaran bertumpu pada terjadi
secara terpisah dan sendiri-sendiri, tetapi juga perubahan pada diri peserta didik atas kesadaran,
dapat diperlakukan secara terintegrasi sebagai kebenaran, keadilan dan kemaslahatan dalam
kegiatan penelitian dan pengembangan kehidupan berbangsa dan bernegara atas dasar
(research and development) seperti dalam keimanan dan ketaqwaan dalam wujud amal
bentuk kegiatan penelitian tindakan atau action nyata akhlak mulia. Sebagai pengamalan dari
research. Sampai saat ini Pendidikan nilai-nilai Pancasila yang bersumber dari
Kewarganegaraan condong memiliki paradigma keberagaman.
“social science education” yang Agar pembelajaran PKn lebih
menitikberatkan pada pembelajaran ilmu fungsional sebaiknya mengubah paradigma
pengetahuan sosial yang bertolak dari dan Pendidikan Kewarganegaraan yang semula
berorientasi pada disiplin ilmu-ilmu sosial. program pengajaran dan transfer pengetahuan
Paradigma civic education ala Civitas kewarganegaraan menjadi sebuah sarana
Internasional dan sejumlah center for civic pendidikan hukum. Pembelajaran PKn dirasa
education menitikberatkan pada pengembangan kurang maksimal karena konsep pembelajaran
civic virtue dan civic culture. PKn hanyalah sebuah penyampaian informasi
Aspek ontologis Pendidikan dari guru kepada siswa dan siswa hanya
Kewarganegaraan dipandang dari berbagai menghafal materi bukan memaknai dan
manfaat dan hasil penelitian, hasil memahami isi dari materi tersebut, sehingga
pengembangan, dan/atau hasil penelitian dan sudah saatnya paradigma tersebut dirubah demi
pengembangan dalam bidang kajian Pendidikan memaksimalkan fungsi dari Pendidikan
Kewarganegaraan yang telah dicapai bagi Kewarganegaraan. Siswa diajak berperan aktif
kepentingan dunia pendidikan, khususnya untuk dalam menyikapi fenomena-fenomena yang
dunia persekolahan dan pendidikan tenaga terjadi di kehidupan benegara yang menyangkut
kependidikan (Budimansyah & Suryadi, 2008; sistem hukum atau permasalahan hukum, hal ini
Udin S Winataputra, 2001). Perkembangan dimaksudkan agar siswa memahami sistem
berbagai model pembelajaran nilai dan moral hukum Indonesia dan kritis menyikapi
merupakan salah satu contoh manfaat fenomena yang terjadi, bukan sekedar
pengembangan dan penelitian tersebut. Model mengetahui sistem hukum Indonesia.
pembelajaran ini merupakan model utama dalam Fungsi PKn sebagai pendidikan nilai,
mengembangkan warga negara yang demokratis ini berarti melalui PKn diharapkan tertanam
dan bertanggung jawab dalam konteks dan tertransformasikan nilai, moral dan norma
kehidupan yang berjiwakan nilai-nilai Pancasila. yang dianggap baik oleh bangsa dan negara
Revitalisasi PKn diharapkan mampu kepada diri siswa. Jika fungsi PKn sebagai
memecahkan masalah yang berkaitan dengan pendidikan nilai berhasil, maka hal tersebut juga
kelemahan hukum. Suwarma Al Muchtar (2014: akan menunjang fungsi PKn sebagai
356) (Santoso et al., 2015) menjelaskan bahwa Pendidikan Hukum, karena salah satu
revitalisasi pembelajaran PKn memerlukan paradigma hukum adalah hukum dianggap

20
Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 4, No. 2 Desember 2021 e-ISSN: 2580-0086

sebagai perwujudan nilai-nilai yang juga merupakan indikasi rendahnya pemahaman


mengandung arti, bahwa kehadirannya adalah masyarakat tentang hukum-hukum tersebut.
untuk memajukan nilai-nilai yang dijunjung Meracik berbagai standar dalam
tinggi oleh masyarakat (Rahardjo, 2010). Pendidikan Hukum bagi para penegak dan
Fungsi Pendidikan Hukum dalam PKn ini praktisi hukum adalah penting, karena guru,
berarti bahwa program pendidikan ini diarahkan pelajar, penegak hukum, dan praktisi hukum
untuk membina siswa sebagai warga negara memiliki peran besar untuk bermain dalam
yang memiliki kesadaran hukum yang tinggi, menentukan nasib negara ini, khususnya dalam
yang menyadari akan hak dan kewajibannya dan bidang hukum namun hal utama yang akan
memiliki kepatuhan terhadap hukum, sehingga dibahas dalam penelitian ini adalah peran
mampu mempertahankan nilai-nilai yang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam
dianggap baik oleh masyarakat. mengupayakan proses internalisasi hukum
Fungsi dan tujuan Pendidikan kepada warga negara Indonesia. Seperti yang
Kewarganegaraan ialah membuka peluang dikemukakan Sapriya (Sapriya, 2007) bahwa
seluas-luasnya bagi para warga negara, “PKn berperan dalam membangkitkan
menyatakan komitmennya dan menjalankan kesadaran hukum, karena itu di beberapa negara
perannya yang aktif, untuk belajar nama yang dimaksud bukan civic education,
mendewasakan diri, khususnya mengenai tetapi law education, bahkan street law
hubungan hukum, moral dan fungsional antara education”. Dalam jenjang pendidikan formal
para warga negara dengan satuan-satuan PKn bisa menjadi sarana sosialisasi hukum-
organisasi negara dan lembaga-lembaga publik hukum yang ditetapkan oleh negara, para pelajar
lainnya. Sosok warga negara yang baik yang yang notabene adalah generasi penerus
ingin dihasilkan oleh Pendidikan diharapkan memahami hukum-hukum yang
Kewarganegaraan adalah warga negara yang berlaku di Indonesia. Kemudian, diharapkan
merdeka yang tidak jadi beban bagi siapapun, mereka mampu menularkan pemahaman hukum
yang melibatkan diri dalam kegiatan belajar, mereka kepada masyarakat sekitarnya, karena
memahami garis besar sejarah, cita-cita dan mereka langsung terhubung langsung dalam
tujuan bernegara, dan produktif dengan turut masyarakat, sehingga mereka disiapkan untuk
memajukan ketertiban, keamanan, mampu menghadapi masalah-masalah,
perekonomian, dan kesejahteraan umum. Jika khususnya masalah-masalah yang berkaitan
disederhanakan maka fungsi dan tujuan dengan hukum yang ada dalam kehidupan
Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk sehari-hari.
membentuk atau mempersiapkan peserta didik Sementara itu, Penyelenggaraan
menjadi warga negara yang baik. Pendidikan Hukum di dalam Pendidikan
Warga negara yang baik adalah warga Kewarganegaraan merupakan salah satu upaya
negara yang mengetahui dan memahami hak- untuk menciptakan warga negara yang taat
hak dan kewajiban-kewajibannya sebagai warga terhadap hukum sehingga mampu menjalankan
negara. Hak-hak dan kewajiban-kewajiban hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
warga negara biasanya terumuskan dalam Kondisi ini sangat relevan dengan apa yang
berbagai peraturan perundang-undangan yang menjadi tujuan Pendidikan Kewarganegaraan.
ditetapkan oleh negara. Jadi logikanya, warga Maka Pendidikan Hukum dalam Pendidikan
negara tersebut pertama-tama harus mengetahui Kewarganegaraan merupakan upaya dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku. rangka mencapai tujuan dari Pendidikan
Dalam suatu masyarakat, setiap orang perlu Kewarganegaraan. Pendidikan Hukum tidak
menyadari adanya hukum-hukum yang berlaku terbatas pada Pendidikan Hukum yang
dalam masyarakat tersebut. Untuk mewujudkan mempersiapkan tenaga profesional untuk
proses internalisasi hukum dalam masyarakat, membangun sistem nasional. Untuk itu
adanya Pendidikan Hukum adalah suatu pendidikan khususnya Pendidikan
keharusan. Dengan adanya pengetahuan Kewarganegaraan harus dikembangkan dalam
mengenai hukum di masyarakat, maka keadilan kerangka kesadaran hukum tersebut baik di
dapat dikembangkan secara efektif, karena pendidikan formal maupun pendidikan non
hukum adalah sesuatu yang bisa membuat formal.
seseorang sadar tentang kebaikan dan keadilan. Pendidikan hukum untuk memperkokoh
Kegagalan penegakan berbagai hukum yang ada kesadaran hukum pendidikan karakter bangsa
erat kaitannya dengan watak bangsa, dan

21
Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 4, No. 2 Desember 2021 e-ISSN: 2580-0086

bermuara pada watak warga negara, perilaku konsekuen dalam kehidupannya. Subjek hukum
warga negara yang baik adalah yang memiliki yang ideal yaitu taat hukum dalam perspektif
kekokohan watak bangsa atau karakter bangsa. Pendidikan Hukum ialah yang memahami
Kritik terhadap situasi dan kondisi kehidupan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber
bangsa sebelas tahun reformasi, ternyata dalam hukum atau produk hukum nasional. Dalam hal
berbagai bidang kehidupan masih jauh dari cita- ini, Budimansyah (Budimansyah, 2010)
cita reformasi itu sendiri. Muncul kritik tajam mengungkapkan bahwa perlu dilakukan
bahwa dalam kehidupan tertentu tidak dirasakan revitalisasi PKn agar menjadi “subjek
kemajuannya terutama dalam aspek penegakan pembelajaran yang kuat” yang secara kurikuler
hukum, lebih khusus lagi dalam pemberantasan ditandai oleh pengalaman belajar secara
tindak pidana korupsi. (Al Muchtar, 2007) . kontekstual dengan ciri-ciri bermakna
Dari pembahasan di atas, jika dikaitkan (meaningful), teritegarasi (integrated) berbasis
PKn dengan Pendidikan Hukum ialah nilai (value based), menantang (challenging)
revitalisasi PKn sebagai Pendidikan Hukum dan mengaktifkan (activating).
Pancasila. Mengapa demikian? Sebab PKn dan Sekolah sebagai lembaga pendidikan
Pendidikan Hukum sama-sama mengambil memegang peranan sangat penting dalam
Pancasila sebagai sumber nilai, sumber filsafat, penginternalisasian hukum pada anak. Sekolah
ideologi, dan kerangka berpikir guna merupakan tempat untuk mendapatkan ilmu
mewujudkan tujuan membentuk warga negara pengetahuan dan pembinaan kepribadian. Guru-
yang taat hukum.Warga negara yang baik dalam guru harus mengadakan pengawasan dan bagi
perspektif PKn ialah yang Pancasilais, yang melanggar perlu diberikan sanksi dan bagi
menerapkan nilai-nilai Pancasila secara yang mentaati diberikan semacam penghargaan.

IV. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Pendidikan hukum dalam PPKn tidak
sekedar tahu hukum (legal literacy) memiliki Al Muchtar, S. (2007). Strategi Pembelajaran
hubungan yang sangat erat dan tidak bisa PKn. Universitas Terbuka.
dipisahkan karena pada hakikatnya dimana ada
masyarakat disitu ada hukum. Hal ini juga Budimansyah, D. (2010). Penguatan
terjadi karena yang menjadi tujuan pendidikan kewarganegaraan untuk
mendasarnya ialah membentuk warga negara membangun karakter bangsa. Widya
yang baik. Upaya membentuk warga negara Aksara Press.
yang baik tentu negara mengharapkan Budimansyah, D., & Suryadi, K. (2008). PKN
partisipasi warga negara dalam dan masyarakat multikultural. Program
penyelenggaraan negara yang berdasarkan Studi Pendidikan Kewarganegaraan
aturan hukum yang berlaku (hukum positif). Sekolah Pascasarjana Universitas
Sebagai negara hukum, tentu negara Pendidikan Indonesia.
mengharapkan warga negaranya memiliki
kesadaran hukum yang tinggi dalam kehidupan Santoso, G., Al Muchtar, S., & Abdulkarim, A.
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (2015). Analysis SWOT Civic Education
Masyarakat akan chaos apabila tidak ada curriculum for senior high school year
hukum, begitu juga sebaiknya hukum tidak 1975-2013. CIVICUS: JURNAL
akan pernah ada apabila tidak ada masyarakat. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN,
Pendidikan hukum dalam PPKn ini diterapkan 19(1).
di lingkungan formal atau sekolah, hal ini
Sapriya. (2007). Perspektif Pemikiran Pakar
dimaksudkan karena peserta didik sebagai
Tentang Pendidikan. Kewarganegaraan
generasi penerus bangsa harus memahami
Dalam Membangun Karakter Bangsa.
secara sadar, mengahayati dan
mengaplikasikan kehidupan sehari-hari Snelson, C. L. (2016). Qualitative and Mixed
mengenai pendidikan hukum dan kesadaran Methods Social Media Research.
hukum di masyarakat. International Journal of Qualitative
Methods, 15(1), 160940691562457.
https://doi.org/10.1177/16094069156245

22
74
Wahab, A. A., & Sapriya. (2011). Teori dan
landasan Pendidikan Kewarganegaraan.
Alfabeta.
Winataputra, Udin S. (2001). Jatidiri
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai
pendidikan demokrasi. Disertasi. Sekolah
Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia.
Winataputra, Udin Saripudin. (2012).
Pendidikan kewarganegaraan dalam
perspektif pendidikan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa:
gagasan, instrumentasi, dan praksis.
Widya Aksara Press.

23

You might also like