ِنَس اٌء ِمْن ِنَس اٍء َعَس ى َأْن َي ُك َّن َخ ْيًر ا ِم ْن ُهَّن menyembunyikan murka-Nya dalam perbuatan Jamaah Jumat hafidhakumullah, maksiat, maka jangan meremehkan sesuatu dari maksiat kepada-Nya, mungkin di situlah letak murka- Dalam kehidupan ini ada hal-hal yang tampak secara Nya. Allah menyembunyikan para wali-Nya di antara jelas sehingga setiap orang bisa menyikapinya dengan makhluk-Nya, maka jangan meremehkan siapa pun dari mudah. Demikian pula ada hal-hal yang tersembunyi hamba-hamba-Nya, mungkan ia adalah wali-Nya.” sehingga tidak mudah menyikapinya. Jika Allah merahasiakan sesuatu, pasti Allah memiliki maksud Dari kutipan di atas dapat diuraikan hal-hal sebagai tertentu tetapi dengan tujuan yang jelas. Menurut Ali berikut: Zainal Abidin bin Husein radhiallahu anhuma, Allah Pertama, Allah menyembunyikan ridha-Nya dalam menyembunyikan tiga perkara dalam tiga perkara amal ketaatan kepada-Nya. Perintah-perintah Allah sebagaimana dikutip Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi banyak sekali jumlahnya. Dari yang banyak itu mungkin al-Haddad dalam kitab Al-Fushul al-‘Ilmiyyah wal Ushul banyak pula yang telah kita laksanakan. Tetapi kita al-Hikamiyyah sebagai berikut: tidak tahu dari amal-amal ketaatan itu manakah yang mendapatkan ridha dari Allah subhau wata’ala karena إَّن َهللا:َو َقاَل َز ْيُن ْالَع اِبِدْين َع ِلُّي اْبُن ْالُح َس ْي ِن َر ِض َي ُهللا َع ْن ُهَم ا Allah memang tidak memperlihatkan ridha-Nya atas َخ َّب َأ ِر َض اُه ِفْي َط اَع ِتِه َفاَل َت ْح ِقُروا ِم ْن َط اَع ِتِه: َخ َّب َأ َث اَل ًث ا ِفى َث اَل ٍث amal-amal itu kepada hamba-hamba-Nya. Hal tersebut َو َخ َّب َأ ُس ْخ َط ُه ِفْي َم ْع ِص َيِتِه َفاَل َت ْح ِقُرْو ا ِم ْن،َش ْيئًا َفَلَع َّل ِر َض اُه ِفْيِه dimaksudkan agar hamba-hamba Allah tidak mudah َو َخ ّب َأ ِو اَل َي َت ه ِفي َخ ْلِقه َفاَل َت حِقُرْو ا،َم ْع ِص َيِتِه َش ْي ًئ ا َفَلَع َّل ُس ْخ َط َه ِفْيِه merasa puas, lalu menyia-nyiakan kesempatan ِمن ِع َباِدِه َاحًد ا َفَلَع لُه َو ِلُّي ِهللا melakukan amal-amal kebaikan lainnya. Artinya: Ali Zainal Abidin radhiallahu anhuma berkata, Oleh karena itu, kita tidak boleh meremehkan suatu “Allah SWT menyembunyikan tiga perkara dalam tiga amal kebaikan baik yang berat maupun yang ringan, perkara. Allah menyembunyikan ridha-Nya dalam amal baik yang populer di mata masyarakat maupun yang ketaatan kepada-Nya, maka jangan remehkan sesuatu tidak populer setiap kali ada kesempatan untuk pun dari ketaatan kepada-Nya, melakukannya. Jangan-jangan Allah justru memberikan ridha-Nya atas amal yang kebanyakan orang kasihan terhadap lalat tersebut. Kemudian Allah menganggapnya remeh temeh. Dalam kaitan ini ada memerintahkan, “Bawalah hamba-Ku ini ke surga kisah yang sangat penting untuk menjadi rujukan Jadi kisah di atas menceritakan bahwa Hujjatul Islam berupa sebuah kisah mimpi yang sangat menarik, yakni Imam al-Ghazali masuk surga bukan karena kitab-kitab kisah tentang bagaimana Imam al-Ghazali bisa masuk yang beliau tulis dalam jumlah sangat banyak, tetapi surga karena kebaikan yang sepele. Kisah itu sebagai karena membiarkan seekor lalat masuk ke wadah tinta berikut: yang beliau gunakan untuk menulis kitab. Nyamuk itu َفَقاَل َأْو َقَفِني، َم ا َفَع َل ُهللا ِبَك ؟:ُرؤَي الَغ َز اِلُّي ِفى الَّن ْو ِم َفِقْي َل َلُه bermaksud minum karena haus hingga ia puas dan : َفَقاَل، َفَص ْر ُت أْذ ُك ُر َأْع َماِلْي، ِبَم َقَّدْمَت َع َلَّي ؟: َو َقاَل ِلي،َب ْي َن َي َدْيِه terbang meninggalkan Imam al-Ghazali. َو ِإَّن َم ا َقِبْلُت ِم ْن َك َذ اَت َي ْو ٍم َنَز َلْت ُذ َب اَب ٌة َع َلى ِمَداِد َقَلِمَك،ِلَم َأْق َب ُلَه ا Jamaah Jumat hafidhakumullah, ِلَت ْش َر َب ِم ْن ُه َو َأْن َت َت ْكُتُب َفَت َر ْك َت ْالِك َت اَب َة َح َّت ى َأَخ َذ ْت َح َّظ َه ا َر ْح َم ًة Kedua, Allah menyembunyikan murka-Nya atas َاْم ُضْو ا ِبَع ْب ِد ْي ِإَلى ْالَج َّن ِة: ُثَّم َقاَل َت َع اَلى،ِبَه ا. perbuatan maksiat yang dilakukan hamba-Nya dan Artinya: Dalam mimpi itu Imam al-Ghazali ditanya bukannya langsung memberikan hukuman atau azab seseorang, “Bagaimana perlakukan Allah terhadap atas kemaksiatan itu. Setiap kemaksiatan menimbulkan engkau? Beliau menjawab, “Allah SWT membawaku ke murka Allah kepada pelakunya, namun Allah tidak hadapan-Nya, lalu Allah berfirman kepadaku, “Lantaran memperlihatkan murka-Nya yang dapat dirasakan apa Aku membawamu ke sisi-Ku? Aku pun langsung oleh pelakunya. menyebutkan berbagai perbuatanku. Dia berfirman, Oleh karena itu hendaknya kita tidak mengganggap “Kami tidak menerimanya, sesungguhnya yang Kami enteng atas kemaksiatan yang telah kita lakukan terima darimu adalah pada suatu hari ada seekor lalat betapa pun kecilnya sebab bisa jadi Allah telah sangat hinggap pada wadah tintamu untuk meminumnya, murka atas kemaksiatan itu. Hal ini maksudnya agar padahal kamu sedang menulis, lalu kamu kita tidak meremehkannya. Apalagi kemaksiatan itu menghentikan tulisanmu hingga seekor lalat itu itu kemudian diikuti dengan kemaksiatan-kemaksiatan lain selesai meminumnya, kamu lakukan hal itu karena yang justru menambah murka Allah subhanhu wa ta’ala. Intinya adalah setiap kemaksiatan harus menjadi perhatian kita karena bisa jadi Allah sangat Artinya: “Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak marah atas kemaksiatan itu. Oleh karena itu kita cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di dianjurkan untuk banyak-banyak memohon ampun laut, dan Kami beri mereka rejeki dari yang baik-baik, dengan memperbanyak istighfar agar Allah dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang mengampuni dosa-dosa yang telah kita perbuat, diikuti Kami ciptakan, dengan kelebihan yang sempurna.” dengan penyesalan dan bertobat. Selain itu, agar kita tidak gampang meremehkan orang Jamaah Jumat hafidhakumullah, lain dan justru terdorong untuk menghormatinya, kita perlu meyakini bahwa setiap orang memiliki kelebihan Ketiga, Allah menyembunyikan para wali-Nya di antara masing-masing. Cara ini lebih menjamin keselamatan makhluk-Nya. Hal ini dimaksudkan agar kita tidak kita dari meremehkan orang lain. Sebuah pepatah meremehkan siapa pun dari hamba-hamba-Nya karena bahasa Arab menyatakan: mungkin ia adalah waliyullah. Dengan kata lain kita sesungguhnya tidak perlu mengorek-ngorek apakah seseorang adalah waliyullah atau bukan terutama jika اَل َت ْح َت ِقْر َم ْن ُد ْو َن َك ِلُك ِّل َش ْي ٍئ َم ِز َّي ٌة. upaya ini hanya akan membuat kita meremehkan orang itu setelah kita meyakini bahwa ia bukan seorang wali. Artinya: “Janganlah engkau meremehkan orang lain Justru seharusnya ketika Allah sengaja merahasiakan sebab segala sesuatu (atau setiap orang) memiliki para wali-Nya dari hamba-hamba-Nya, maka kita kelebihannya sendiri (yang kita mungkin tidak sebaiknya memiliki keyakinan bahwa setiap orang memilikinya). Pepatah tersebut sejalan dengan firman sebaiknya kita hormati sebab mereka memang pantas Allah subhanahu wata'ala di dalam Al-Qur’an sebagai dihormati karena kemanusiaannya. Allah sendiri berikut: (QS. Al Hujurat: 11) memuliakan mereka sebagaimana disebutkan di dalam َي ا َأُّي َه ا اَّلِذيَن َآَم ُنوا اَل َي ْس َخ ْر َقْو ٌم ِم ْن َقْو ٍم َع َس ى َأْن َي ُك وُنوا َخ ْيًر ا Al-Qur’an sebagai berikut: (QS. Al-Isra’: 70) ِم ْن ُهْم َو اَل ِنَس اٌء ِم ْن ِنَس اٍء َع َس ى َأْن َي ُك َّن َخ ْيًر ا ِم ْن ُهَّن َو َلَقْد َك َّر ْم َن ا َب ِني آَد َم َو َح َم ْلَن اُه ْم ِفي اْلَب ِّر َو اْلَب ْح ِر َو َر َز ْق َن اُه ْم ِمَن الَّط ِّيَباِت َو َفَّض ْلَن اُه ْم َع َلٰى َك ِثيٍر ِم َّمْن َخ َلْق َن ا َت ْف ِض ياًل Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.” Jamaah Jumat hafidhakumullah, Sekali lagi, Allah sengaja merahasiakan tiga perkara dalam tiga perkara sebagaimana disebutkan di atas agar manusia bersikap hati-hati dan berbuat adil baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Kesemua ini tidak lain adalah demi kebaikan kita masing-masing baik di dunia maupun akhirat. َو أْد َخ َلَن ا وِإَّياكم ِفي ُز ْم َر ِة ِع َباِدِه،َج َع َلنا ُهللا َو إَّياكم ِمَن الَفاِئِز ين اآلِمِنين َي ا: ِبْس ِم ِهللا الَّر ْح ماِن الَّر ِحيْم، أُعوُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْيطاِن الَّر ِج يْم: الُمْؤ ِم ِنْي َن َأُّي َه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َو ُقوُلوا َق ْو اًل َس ِديًد ا بَاَر َك ُهللا ِلْي َو لكْم ِفي الُقْر آِن إّن ُه َت عَاَلى َج ّو اٌد َك ِر ْي ٌم َمِلٌك. َو َنَفَع ِنْي َو ِإّياُك ْم ِباآلياِت وِذ ْك ِر الَح ِكْي ِم، الَعِظ ْي ِم َب ٌّر َر ُؤ ْو ٌف َر ِحْي ٌم