You are on page 1of 15

BAB III

KRITERIA PERENCANAAN

Dalam perencanaan teknik jalan diperlukan beberapa kriteria sebagai


pertimbangan untuk mengoptimalkan hasil perencanaan. Kriteria perencanaan
tersebut meliputi: klasifikasi jalan, parameter perencanaan geometrik jalan, bagian
– bagian jalan dan penentuan trase jalan. Dalam perancangan jalan, bentuk
geometrik jalan harus ditetapkan sedemikan rupa sehingga jalan yang
bersangkutan dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada lalu lintas sesuai
fungsinya. Dalam perancangan geometrik jalan terdapat tiga tujuan utama yaitu:
1. Memberikan keamanan dan kenyamanan, seperti jarak pandangan, ruang
yang cukup bagi manuver kendaraan dan koefisien gesek permukaan jalan
yang cukup.
2. Menjamin suatu perancangan ekonomis.
3. Memberikan suatu keseragaman geometrik jalan sehubungan dengan jenis
medan (terrain).

3.1 Klasifikasi Medan


Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian besar
kemiringan medan yang diukur tegak lurus garis kontur. Keseragaman kondisi
medan yang diproyeksikan harus memperhitungkan keseragaman kondisi medan
menurut rencana trase jalan dengan mengabaikan perubahan-perubahan pada
bagian kecil dari segmen rencana jalan tersebut. Klasifikasi menurut medan jalan
untuk perencanaan geometric dapat dilihat dalam Tabel 3.1
Tabel 3.1 Klasifikasi Medan
No Jenis Medan Notasi Kemiringan Medan (%)
1. Datar D 0 – 9,9%
2. Perbukitan B 10 – 24,9%
3. Pengunungan G >25,0%
(Sumber: Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No.38/TBM/1997)
1. Skala gambar
Perencanaan jalan dilakukan dengan menentukan skala gambar kontur yang
digunakan agar perhitungan dala perencanaan sesuai dengan kondisi nyata di
lapangan. Adapun skala gambar yang digunakan dalam perencanaan dan
perancangan jalan yaitu skala 1:2000 cm

35
Tugas Besar Perencanaan Geometrik jala Kriteria Perencanaan

2. Penentuan titik awal dan titik akhir


Penentuan awal dan titik akhir dilakukan pengolahan pada setiap STA.
pengolahan data yang digunakan sebagai sampel dari penentuan titik awal
dan titik akhir adalah titik A dan STA (0 + 050) seperti dibawah ini :
a. Penentuan titik awal dan akhir pada titik A
1) Hitunglah ketingian titik A
272 m

Titik A
2m

274 m
1,8 cm x 20 = 36 m 1,3 cm x 20 = 26 m

26 m + 36 m = 62 m

Gambar 3.1 Penentuan Titik A


Dari Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa nilai yang harus dicari pertama
kali adalah nilai y (ketinggian di titik A) yaitu sebagai berikut:
y 26m
=
2 62 m
26 m
y = x 2m
62 m
y = 0,839 m
2) Hitunglah tinggi STA (h2) pada titik A
Setelah mendapatkan nilai y sebesar 0,500 meter, maka dapat dilakukan
perhitungan untuk mencari nilai tinggi STA yaitu sebagai berikut:
h2 = Tinggi kontur terdekat (h1) + ketingian titik A (y)
= 274 m + 0,839 m
= 274,839 m
3) Hitunglah nilai kelandaian melintang (e)
Perhitungan kelandaian melintang dilakukan setelah mengetahui nilai
dari beda tinggi (∆ ) dan jarak h1 ke h2 (d) yaitu sebagai berikut :

Ulfa Dayini Ramadhanis M1C119036 36


Tugas Besar Perencanaan Geometrik jala Kriteria Perencanaan

∆ 0,839 m
e= x 100% = x 100%
d 26 m
= 3,21%
4) Jarak antar patok
Jarak antar patok yang digunakan untuk setiap titik yaitu 50 m diantar
setiap titik patok yang diasumsikan 2,5 cm pada gambar untuk skala
1:2000 cm.
5) Hitung beda tinggi pada setiap STA
Hasil dari beda tinggi pada setiap STA berfungsi untuk mencari nilai
keladaian memanjang (e’) yang hasil akhirnya dalam persen (%).
Adapun perhitungan beda tinggi pada setiap STA adalah sebagai
berikut:
∆h = Tinggi pada STA (0+50) – Tinggi STA pada titik A
= 274,571 – 278,839 = - 0,267
6) Hitunglah nilai kelandaian memanjang (e’)
Setelah mendapatkan nilai beda tinggi pada setiap STA (∆ h), dapat di
hitung nilai kelandaian memanjang (e’) yaitu sebagai berikjut :
beda tinggi di segitiga setiap STA (∆ h)
e’ = x 100%
jarak antar patok (x)
−0,267 m
= x 100% = -0,51%
50
b. Penentuan titik awal dan akhir pada STA (0+050)
1) Hitung ketingian STA (0+50)
272 m

STA (0+050)
2m
Y?

274 m
2,5 cm x 20 = 50 m 1 cm x 20 = 20 m

50 m + 20 m = 70 m

Gambar 3.2 penentuan STA (0+050)

Ulfa Dayini Ramadhanis M1C119036 37


Tugas Besar Perencanaan Geometrik jala Kriteria Perencanaan

Dari gambar 3.2 dapat dilihat bahwa nilai yang harus dicari pertama kali
adalah nilai y (ketinggian di STA (0+050). Adapun perhitungan untuk
mencari nilai y yaitu sebagai berikut :
y 20 m
=
2 70 m
20 m
y = x2
70 m
y = 0,571 m
2) Hitunglah tinggi STA (h2) pada STA (0+050)
Setelah mendapatkan nilai y sebesar 0,50 meter, maka dapat dilakukan
perhitungan untuk mencari nilai tinggi STA yaitu sebagai berikut:
h2 = tinggi kontur terdekat (h1) + ketinggian STA (0+050) (y)
= 274 m + 0,571
= 274,571 m
3) Hitunglah nilai kelandaian melintang (e)
Perhitungan kelamdaian melintang dilakukan setelah mengetahui nilai
dari beda tinggi (∆ ) dan jarak h1 ke h2 (d) yaitu sebagai berikut:
∆ 0,571 m
e = x 100% = x 100% = 3,23 %
d 26 m
4) Jarak antar patok
Jarak antar patok yang digunakan untuk setiap titik yaitu 50 m diantar
setiap titik patok yang diasumsikan 2,5 cm pada gambar untuk skala
1:2000 cm.
5) Hitunglah beda tinggi pada setiap STA
berfungsi untuk mencari nilai kelandaian memanjang (e’) yang hasil
akhirnya dinyatakan dalam persen (%). Adapun perhitungan beda tinggi
pada setiap STA adalah sebagai berikut:
∆ h = Tinggi pada STA (0+100) – tinggi STA pada STA (0+050)
= 274,378 – 274,571
= -0,193 m
6) Hitunglah nilai kelandaian memanjang (e’)
Setelah mendapatkan nilai beda tinggi pada setiap STA ( ∆ h), dapat
dihitung nilai kelandaian memanjang (e’) yaitu sebagai berikut :

Ulfa Dayini Ramadhanis M1C119036 38


Tugas Besar Perencanaan Geometrik jala Kriteria Perencanaan

Beda tinggi di setia STA (∆ h)


e’ = x 100%
Jarak antar patok (x)
−0,193 m
= x 100%
50,000 m
= -0,39%
Untuk nilai kelandaian melintang dan memanjang pada titik A sampai
dengan titik B dapat dilihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Titik Awal dan Titik Akhir
jarak
Titik Elevasi e beda
y STA d antar e'
koordinat terdekat (%) tinggi
patok

-
A 274 0.839 274.839 26 3.21 50 -0.51%
0.267

-
0 + 050 274 0.571 274.571 20 2.86 50 -0.39%
0.193
-
0 + 100 274 0.378 274.378 14 2.70 50 -0.07%
0.034
-
0 + 150 274 0.345 274.345 10 3.45 50 -0.06%
0.029

0 + 200 274 0.316 274.316 6 5.26 50 0.184 0.37%

-
0 + 250 274 0.500 274.500 10 5.00 50 -0.20%
0.100

0 + 300 274 0.400 274.400 8 5.00 50 0.000 0.00%

-
0 + 350 274 0.400 274.400 6 6.67 50 -0.31%
0.165

0 + 400 274 0.235 274.235 4 5.88 50 2.645 5.29%

0 + 450 276 0.880 276.880 22 4.00 50 1.935 3.87%

0 + 500 278 0.815 278.815 22 3.70 50 1.566 3.11%

0 + 550 280 0.381 280.381 8 4.76 50 1.699 3.40%

0 + 600 282 0.080 282.080 2 4.00 50 1.971 3.94%

0 + 650 284 0.051 284.051 2 2.56 50 2.806 5.61%

0 + 700 286 0.857 286.857 36 2.38 50 1.903 3.81%


0 + 750 288 0.760 288.760 38 2.00 50 - -0.31%

Ulfa Dayini Ramadhanis M1C119036 39


Tugas Besar Perencanaan Geometrik jala Kriteria Perencanaan

0.153
-
0 + 800 288 0.607 288.607 34 1.79 50 -0.38%
0.192
-
0 + 850 288 0.415 288.415 22 1.89 50 -0.42%
0.211
-
0 + 900 288 0.204 288.204 10 2.04 50 -0.11%
0.065

0 + 950 288 0.140 288.140 6 2.31 50 0.023 0.05%

1 + 000 288 0.162 288.162 6 2.70 50 0.088 0.18%

1 + 050 288 0.250 288.250 8 3.11 50 0.107 0.21%

1 + 100 288 0.357 288.357 10 3.57 50 0.104 0.21%

1 + 150 288 0.462 288.462 12 3.85 50 0.098 0.20%

1 + 200 288 0.560 288.560 14 4.00 50 0.273 0.55%

1 + 250 288 0.833 288.833 20 4.17 50 0.047 0.09%

-
1 + 300 288 0.880 288.880 22 4.00 50 -4.41%
2.213
-
1 + 350 286 0.667 286.667 16 4.17 50 -0.17%
0.083
-
1 + 400 286 0.583 286.583 14 4.17 50 -0.26%
0.129
-
1 + 450 286 0.455 286.455 10 4.55 50 -0.11%
0.055

1 + 500 286 0.400 286.400 8 5.00 50 0.156 0.31%

1 + 550 286 0.556 286.556 10 5.56 50 1.578 3.16%

1 + 600 288 0.133 288.133 2 6.67 50 2.220 4.44%

1 + 650 290 0.353 290.353 6 5.88 50 0.447 0.89%

1 + 700 290 0.800 290.800 12 6.67 50 1.325 2.65%

1 + 750 292 0.125 292.125 2 6.25 50 2.161 4.32%

1 + 800 294 0.286 294.286 4 7.14 50 2.286 4.57%

1 + 850 296 0.571 296.571 8 7.14 50 1.857 3.71%


1+900 298 0.429 298.429 6 7.14 50 2.071 4.14%
Ulfa Dayini Ramadhanis M1C119036 40
Tugas Besar Perencanaan Geometrik jala Kriteria Perencanaan

1+950 300 0.500 300.500 8 6.25 50 2.192 4.38%

B 302 0.692 302.692 18 3.85 50 - -


Jumlah 55,71
%
Rata-rata 1,39%

Dari hasil tabel didapatkan rata-rata kelandaian melintang sebesar 1,39 %,


maka berdasarkan Tabel 3.1 Jalan tersebut termasuk kedalam medan jalan yang
datar dengan spesifikasi kemiringan medan 0-9,9%.
3.2. Menentukan Lebar Jalan
Lebar jalan ditentukan berdasarkan klasifikasi jalan dan lalu lintas harian.
Jalan yang dijadikan acuan memiliki data sebagai berikut:
1. Lokasi, jalan yang dijadikan acuan adalah Jalan Diponegoro provinsi
Surabaya.
2. Fungsi jalan, Jalan Diponegoro memiliki fungsi jalan sebagai arteri sekunder.
3. Tipe jalan, 2/2D (1 jalur, 2 lajur, 2 arah terbagi)
4. Ukuran kota, Kota Surabaya memiliki jumlah penduduk sebanyak 1-3 juta
penduduk.
5. Lalu lintas harian, data lalu lintas harian dijelaskan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.3 Lalu Lintas Harian Jalan Diponegoro
Golongan
1 2 3 4 5A 5B 6A 7A 7B 8

Seped Mobil Angko Bus Truk Kendaraa


Mini Bus Truk 2 Truk 3
a pribad t dan Bes Gand n Tidak
truk mini Sumbu Sumbu
motor i pickup ar eng Bermotor

26712 16900 2543 1793 1545 739 271 80 2 56


(Sumber: LHR Surabaya)

3.2.1 Laju Pertumbuhan Lalu Lintas


Laju pertumbuhan lalu lintas dilakukan perhitungan dengan persamaan
sebagai berikut:
LHR (1 + i)n
Keterangan:
LHR = lalu lintas harian (smp)
i = laju pertumbuhan lalu lintas (%)
n = masa perencanaan

Ulfa Dayini Ramadhanis M1C119036 41


Tugas Besar Perencanaan Geometrik jala Kriteria Perencanaan

Dari data lalu lintas harian rata-rata (LHR) awal rencana diatas, maka
dapat dilakukan pengolahan data sebagai berikut :
1. Masa Perencanaan 5 Tahun, i = 0,2%,
Laju pertumbuhan lalu lintas dihitungan dengan LHRawal rencana (1 + i)n
Golongan 1 = 26712 (1 + 0.3%)5 = 26980,2
Golongan 2 = 16900 (1 + 0.3%)5 = 17069,7
Golongan 3 = 2543 (1 + 0.3%)5 = 2568,53
Golongan 4 = 1793 (1 + 0.3%)5 = 1811
Golongan 5a = 1545 (1 + 0.3%)5 = 1560,51
Golongan 5b = 739 (1 + 0.3%)5 = 746,42
Golongan 6a = 271 (1 + 0.3%)5 = 273,721
Golongan 7a = 80 (1 + 0.3%)5 = 80,8032
Golongan 7b = 2 (1 + 0.3%)5 = 2,02008
Golongan 7c = 0 (1 + 0.3%)5 = 0
Golongan 8 = 56 (1 + 0.3%)5 = 56,7608
Total = 51149,440 smp/jam
2. Masa Pelaksanaan 7 Tahun, i = 0.4%,
Laju pertumbuhan lalu lintas dihitungan dengan LHRperencanaan (1 + i)n
Golongan 1 = 26980,19 (1 + 0,4%)7 = 27551,9
Golongan 2 = 17069,68 (1 + 0,4%)7 = 4150,502
Golongan 3 = 2568,532 (1 + 4%)7 = 2622,959
Golongan 4 = 1811,002 (1 + 4%)7 = 1849,377
Golongan 5a = 1560,512 (1 + 4%)7 = 1593,579
Golongan 5b = 746,4196 (1 + 4%)7 = 762,2362
Golongan 6a = 272,7209 (1 + 4%)7 = 279,521
Golongan 7a = 80,80321 (1 + 4%)7 = 82,51542
Golongan 7b = 2,02008 (1 + 4%)7 = 2,0689
Golongan 7c = 0 (1 + 4%)7 = 0
Golongan 8 = 56,7608 (1 + 4%)7 = 57,7608
Total = 52233,294 smp/jam
3. Masa Umur Rencana 9 Tahun, i = 0,5%
Laju pertumbuhan lalu lintas dihitungan dengan LHRpelaksanaan (1 + i)n

Ulfa Dayini Ramadhanis M1C119036 42


Tugas Besar Perencanaan Geometrik jala Kriteria Perencanaan

Golongan 1 = 27551,9(1 + 5%)4 = 28816,82


Golongan 2 = 4150,502 (1 + 5%)4 = 18231,67
Golongan 3 = 2622,959 (1 + 5%)4 = 2743,381
Golongan 4 = 1849,377 (1 + 5%)4 = 1934,283
Golongan 5a = 1593,579 (1 + 5%)4 = 1666,741
Golongan 5b = 762,2362 (1 + 5%)4 = 797,2309
Golongan 6a = 279,521 (1 + 5%)4 = 292,354
Golongan 7a = 82,51542 (1 + 5%)4 = 86,30375
Golongan 7b = 2,0689 (1 + 5%)4 = 2,157594
Golongan 7c = 0 (1 + 5%)4 = 0
Golongan 8 = 57,7608 (1 + 5%)4 = 60,4126
Total = 54631,354 smp/jam
4. VLHR
Golongan 1 = 27551,9(1 + 5%)4 = 28816,82
Golongan 2 = 4150,502 (1 + 5%)4 = 18231,67
Golongan 3 = 2622,959 (1 + 5%)4 = 2743,381
Golongan 4 = 1849,377 (1 + 5%)4 = 1934,283
Golongan 5a = 1593,579 (1 + 5%)4 = 1666,741
Golongan 5b = 762,2362 (1 + 5%)4 = 797,2309
Golongan 6a = 279,521 (1 + 5%)4 = 292,354
Golongan 7a = 82,51542 (1 + 5%)4 = 86,30375
Golongan 7b = 2,0689 (1 + 5%)4 = 2,157594
Golongan 7c = 0 (1 + 5%)4 = 0
Golongan 8 = 57,7608 (1 + 5%)4 = 60,4126
Total = 54631,354 smp/jam
Untuk menentukan faktor K dan F volume lalu lintas rencana dapat dilihat
pada Tabel 3.4 berikut ini.
Tabel 3.4 Nilai Faktor K Dan Faktor F Berdasarkan VLHR
VLHR Faktor K (%) Faktor F (%)
>50.000 4–6 0,9 – 1
30.000 – 50.000 6–8 0,8 – 1
10.000 – 30.000 6–8 0,8 – 1
5.000 – 10.000 8 – 10 0,6 – 0,8
Ulfa Dayini Ramadhanis M1C119036 43
Tugas Besar Perencanaan Geometrik jala Kriteria Perencanaan

1.000 – 5.000 10 – 12 0,6 – 0,8


<1000 12 – 16 < 0,6
(Sumber: Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota 1997)
a. Perhitungan VJR (volume jam rencana)
Perhitungan VJR (volume jam rencana) ini dapat menggunakan rumus
2.4.
K 1
VJR = VLRH x x
f 100
4% 1
= 54631,354 x x = 2428,060 smp/jam
0.9 % 100
Hasil dari perhitungan VJR (volume jam rencana) adalah sebesar 2290,673
smp/jam. Untuk menentukan faktor k dan f volume lalu lintas rencana
dapat dilihat pada Tabel 3.5
Tabel 3.5 Klasifikasi lebar jalan
Arteri Kolektor
Ideal minimum ideal minimum
leba
VLHR
lebar lebar lebar lebar lebar r lebar lebar
jalur bahu jalur bahu jalur bahu jalur bahu
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)
<3000 6 2 5 1 6 1.5 4.5 1
3000-10000 7 2 6 2 7 1.5 6 2
10001-
25000 7 2 7 2 7 2 **) **)
>25000 2n x 3.5* 3 2 x 7.0* 2 2n x 3.5* 2 **) **)
Berdasarkan Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan 199
(TPGJAK No.038/TBM/1997), untuk VLHR >25.000 smp/hari didapatkan sebgai
berikut:
Lebar jalur : 7 m
Lebar lajur : 3,5 m
Lebar bahu : 2 m
Dari data LHR yang digunakan didapat nilai VLHR sebesar 30542,3 smp,
berdasarkan Tabel 3.5 dengan fungsi jalan yang digunakan arteri primer didapat
lebar jalan 7 meter dengan lebar bahu jalan 2 meter dengan tipe jalan yang
direncanakan 2/2UD, dengan data:
1) Tipe jalan 2/2 UD dua arah (sumber: MKJI 1997) untuk jalan luar kota
2) C = smp/jam

Ulfa Dayini Ramadhanis M1C119036 44


Tugas Besar Perencanaan Geometrik jala Kriteria Perencanaan

3) Fcw = (untuk lebar efektif lajur untuk per lajur 7 m)


4) FCsp = (untuk pemisahan arah 50%-50%)
5) FCsf = (hambatan samping rendah yang diperoleh dari data LHR golongan 8
= 0 smp, maka untuk nilai Wk = ≥ 2,0)
6) FCcs = (untuk jumlah penduduk juta penduduk)
b. Mencari kapasitas (C)
Mencari kapasitas (C) ini dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
Keterangan :
C = 3046,16 smp/ jam
Co = 2900 smp/jam per lajur
FCw =1
FCsp =1
FCsf = 1,01
FCes = 1,04
Untuk mencari kapasitas (C) bisa dicari dengan menggunakan rumus,
yaitu sebagai berikut :
C = Co x Fcw x FCsp x FCsf
= 2900 x 1 x 1 x 1,01 x 1,04 = 3046,16 smp/jam
c. Mencari derajat kejenuhan (Ds)
Mencari derajat kejenuhan (Ds) ini dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
VJR
Ds =
C
2428,060
Ds = = 0,797
3046 ,16
Ds = 0,797 < 1 ( nilai Ds memenuhi jika pada rentang nilai 0 sampai 1)
Sehingga jalan tipe 2/2 UD dapat digunakan.
Keterangan :
Ds = derajat kejenuhan
V = VJR
C = kapasitas
d. Mencari elevasi didapat dari persamaan:
jarak dari satu kontur ke titik elevasi
θ= x 100%
jarak antar kontur
∆y
θ= x 100 %
d
Dimana :
∆ y =¿elevasi besar – elevasi kecil
D = jarak
Tabel 3.6 Perhitungan Gradien Kontur

Ulfa Dayini Ramadhanis M1C119036 45


Tugas Besar Perencanaan Geometrik jala Kriteria Perencanaan

Data Gradien

Ulfa Dayini Ramadhanis M1C119036 46


Tugas Besar Perencanaan Geometrik jala Kriteria Perencanaan

STA elevasi kanan elevasi kiri jarak (cm) gradien

A 273.333 273.000 2.500 0.133%

0 + 050 273.529 273.314 2.500 0.086%

0 + 100 273.771 273.486 2.500 0.114%

0 + 150 273.852 273.481 2.500 0.148%

0 + 200 273.882 273.412 2.500 0.188%

0 + 250 273.778 273.250 2.500 0.211%


0 + 300 274.000 273.361 2.500 0.256%

0 + 350 274.400 274.633 2.500 0.093%

0 + 400 276.000 275.605 2.500 0.158%

0 + 450 277.188 276.813 2.500 0.150%

0 + 500 279.257 278.914 2.500 0.137%

0 + 550 281.920 281.540 2.500 0.152%

0 + 600 284.143 284.000 2.500 0.057%

0 + 650 286.000 286.128 2.500 0.051%

0 + 700 287.293 287.141 2.500 0.061%

0 + 750 287.216 287.057 2.500 0.064%

0 + 800 287.390 287.250 2.500 0.056%

0 + 850 287.622 287.480 2.500 0.057%

0 + 900 287.859 287.707 2.500 0.061%

0 + 950 287.943 287.784 2.500 0.064%

1 + 000 287.940 287.774 2.500 0.067%


1 + 050 287.885 287.705 2.500 0.072%

Ulfa Dayini Ramadhanis M1C119036 47


Tugas Besar Perencanaan Geometrik jala Kriteria Perencanaan

1 + 100 287.803 287.591 2.500 0.085%

1 + 150 287.696 287.446 2.500 0.100%

1 + 200 287.580 287.300 2.500 0.112%

1 + 250 287.313 287.021 2.500 0.117%

1 + 300 287.229 286.938 2.500 0.117%

1 + 350 288.521 286.813 2.500 0.683%

1 + 400 286.438 286.729 2.500 0.117%

1 + 450 286.310 286.643 2.500 0.133%

1 + 500 286.250 286.639 2.500 0.156%

1 + 550 286.325 286.675 2.500 0.140%

1 + 600 288.083 288.306 2.500 0.089%

1 + 650 289.875 289.525 2.500 0.140%

1 + 700 292.531 290.969 2.500 0.625%

1 + 750 292.286 292.306 2.500 0.008%

1 + 800 294.000 293.559 2.500 0.176%

1 + 850 296.000 295.233 2.500 0.307%

1+900 297.833 297.367 2.500 0.187%

1+950 300.000 299.281 2.500 0.288%

B 301.500 301.259 2.500 0.097%

Jumlah 11699.774 11688.433 6.11043%


rata-rata 285.360 285.084 2.500 0.14903%
Dari tabel didapat jumlah rata – rata gradien sebesar 0,149%, dengan
menggunakan rata-rata gradien berarti menunjukkan jenis tipe jalan yaitu jalan
datar.

Ulfa Dayini Ramadhanis M1C119036 48


Tugas Besar Perencanaan Geometrik jala Kriteria Perencanaan

Berikut perhitungan selanjutnya :


1. Rata-rata gradien = 0,149 %
2. Super elevasi maksimum = 10 %
3. Kemiringan normal =2-3%
4. Fungsi jalan = Arteri primer
5. Kecepatan rencana = 80 km/jam
6. Sudut tikungan = 2%
7. Tipe dan lebar lajur jalan = 2/2 UD dan lebar lajur 3,5 meter
Jalan pada kontur merupakan jalan perkotaan yang berpedoman pada tata cara
perencanaan geometrik jalan perkotaan maret 1992 Dirjen Bina Marga.
3.2 Penentuan Lebar Jalan
3.2.1 Tipe Daerah
Tipe daerah ditentukan, yaitu merupakan jalan dalam kota.
3.2.2 Kriteria Desain Perencanaan Geometrik Jalan
Klasifikasi jalan berdasarkan spesifikasi penyedia dan prasarana jalan.
1. Fungsi jalan = Arteri primer
2. Tipe = 2/2 UD (2 lajur 2 arah tak terbagi)
3. Kelas jalan = Jalan Raya
3.2.3 Penentuan superelevasi maksimum (Emaks)
Penetapan superelevasi Emaks, Perlu meliht beberapa kriteria sebagai
berikut:
1. Untuk daerah licin, Emaks = 8 %
2. Untuk daerah perkotaan, Emaks = 4 - 6 %. Bina Marga menganjurkan untuk
Emaks jalan perkotaan = 6 %
Sehingga, data yang diambil yang sesuai dengan perencanaan dari
beberapa di dapatlah untuk perkotaan Emaks = 10 %.

Ulfa Dayini Ramadhanis M1C119036 49

You might also like