You are on page 1of 11

Jurnal Hasil Penelitian LPPM Untag Surabaya E-ISSN : 2502-8308

Januari 2019, Vol. 04, No. 01, hal 77 – 80 P-ISSN : 2579-7980


jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jhp17

CRITICAL COMPONENT DETERMINATION ANALYSIS ON DIESEL


GENERATOR CATERPILLAR TYPE 3412C WITH RELIABILITY METHOD

Ponidi
Program Study Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Surabaya
Email : ponidi@ft.um-surabaya.co.id,ponidi_72@yahoo.com

Abstract

Diesel generators are aircraft that are very important for the smooth operation of a ship.
Diesel generator functions as a source of electrical voltage. So that if it is damaged, all aircraft
on the ship that require electricity do not work and the ship is not likely to operate. With the
passage of time, the diesel generator will certainly not escape damage, both minor damage and
heavy damage. One of them is the damage that occurs in the Diesel Generator IV Caterpillar
type 3412 C owned by KRI Ahmad Yani-351 in the Koarmada II area of Surabaya. With this
research, an analysis of damaged diesel generator components will be carried out. The damage
data is obtained from the company providing diesel generator repair services, namely PT. Tesco
Indomaritim or damage journal from the ship to be analyzed by FMECA (Failure Modes Effect
& Critical Analysis) method and reliability method with weibull ++ 6. After analyzing, the
most critical component of the diesel generator is obtained, namely in the Piston Ring which is
known as the reliability value equal to 0.578026, Probability of failure equals 5.7791E-05 and
Failure rate is 9 , 9980E-05 with the weibull ++ 6 software.

Keywords : Time to failure(TTF),Weibull ++6, FMECA

Pendahuluan ini difokuskan pada mesin bantu yaitu


Pada tahun 2007, bersama dengan diesel generator Caterpillar Tipe 3412 C
KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355, yang mana diesel generator tersebut
selesai menjalani pergantian mesin merupakan jantung dari sebuah kapal.
(repowering) yang dijalaninya selama 2 Sebagai representasi dari populasi
tahun. Saat ini KRI Ahmad Yani kembali diesel generator yang akan dilakukan
memperkuat Komando Armada RI penelitian adalah Diesel Generator IV KRI
Kawasan Timur (Armada II ). Pada Ahmad Yani-351 Merk Caterpillar Type :
pelaksanaan repowering tersebut, Cat 3412.
penggantian mesin tidak hanya pada mesin Adapun data kerusakan komponen
penggerak pokoknya saja yang yang mewakili populasi sampel tersebut
menggunakan 2x mesin Cat 3616, tetapi adalah : Inlet Valve, Exhaust Valve,
juga dilaksanakan pemasangan baru 4 Injector nozzle, Piston, Piston Ring, Conrod
diesel generator Cat 3412 serta satu DG Bearing dan Main Bearing. Data kerusakan
emergency Cat 3406 yang digunakan komponen diambil dari jurnal perbaikan
sebagai mesin bantu. kapal sehingga dapat diketahui MTBF dan
Tetapi seiring dengan waktu kesiapan operasi dari kapal. Berkaitan
pemakaian, mesin-mesin tersebut akan dengan permasalahan tersebut, maka perlu
mengalami penurunan performansi atau adanya pengkajian yang medalam guna
kinerja. Penurunan kinerja tersebut mengetahui keandalan dari komponen
dikarenakan terjadi kerusakan-kerusakan kritis/vital, sehingga dapat diprioritaskan
pada komponen-komponennya. Sehingga dalam perawatanya.
perlu di analisa komponen-komponen yang Pengertian Keandalan (Reliability)
mengalami kerusakan tersebut untuk Menurut Eriyanto (1998:5), sistem
mengetahui keandalan dari komponen yang adalah suatu gugus dari elemen yang saling
sering mengalami kerusakan tersebut, guna berhubungan dan terorganisasi untuk
kepentingan pemeliharaan. Pada penelitian mencapai tujuan. Dasar pemikiran konsep

70
Critical Component Determination Analysis On Diesel Generator Caterpillar Type 3412c With Reliability Method

analisa keandalan adalah bertolak dari F(t) = unreliability function = fungsi


pemikiran layak atau tidaknya suatu sistem distribusi
melakukan fungsinya. Beberapa definisi 
kendalaan sistem, dintaranya adalah sebagai Pˆs R(t) 1F(t) 1P(T t) P(T t)  f (t)dt …. (1)
berikut : t

1. Lewis, EE (1991:1) mendefinisikan


keandalan sistem adalah : The Model Kerusakan
probability that a component, device, Sebuah failure mode dari suatu
equipment, or sistem will perform its komponen atau sistem secara umum, secara
intended function for spefied period of matematis dapat diekspresikan di dalam
time under a given set of conditions. persamaan (1). Gambar 2.1 menunjukkan
2. Sedangkan Govil A.K (1983:6) hubungan antara state variable X(t) dengan
mendefinisikan, The rliability of waktu kerusakan TTF.
sistem is called its capacity for failure
free operation for definitive period of
time under given operation condition, X (t)= { …. (2)
and minimum time lost for repair and
preventife maintenance. 1 ;Jika komponen berfungsi pada waktu t
Dari dua pengertian di atas maka 0 ; jika komponen gagal/rusak pada waktu t
dapat disimpulkan bahwa keandalan sistem
adalah probabilitas suatu peralatan, sistem, dimana:
atau subsistem akan berfungsi dengan baik X(t) = state variable yang mewakili kondisi
saat dibutuhkan dalam suatu misi atau tugas failure mode pada waktu t.
operasi pada waktu tertentu. Keaandalan
suatu sistem akan cenderung menurun
seiring bertambahnya umur atau masa pakai
subsistem dan komponen penyusunnya.
Namun kondisi ini dapat
dikembalikan/ditingkatkan dengan
penggantian subsistem /komponen dengan
yang baru melalui kegiatan perawatan yang
baik.
Gambar 1.1. Hubungan antara state variable X
Fungsi Keandalan (t) dengan waktu kerusakan TTF.
Menurut Hoyland (1994:4), fungsi
keandalan merupakan fungsi yang mewakili Waktu kerusakan, TTF, dari sebuah
probabilitas bahwa sebuah komponen tidak failure mode dapat mengikuti salah satu
akan rusak dalam interval waktu (0,t). dari distribusi-distribusi seperti: normal,
Misal N component diuji eksponensial, Weibull, ataupun distribusi-
kehandalannya. Setelah waktu t, terdapat distribusi lainnya. Model kerusakan dapat
Ns buah komponen yang bertahan hidup ditentukan dengan mengumpulkan data-
(survive), dan Nf buah yang gagal (failed), data kerusakan dari failure mode yang
maka peluang survive hingga waktu t dianalisis.
adalah :

N (t) Ns (t) N  Nf (t)


Pˆs  R(t)  s  
N Ns (t)  Nf (t) N
Nf (t)
1 1F(t)
N Fungsi Distribusi Kumulatif (CDF) dan
Fungsi Kepadatan (PDF)
R(t) = reliability function

71
Ponidi

Dengan mengasumsikan bahwa kerusakan. Kerusakan – kerusakan tersebut


TTF terdistribusi secara kontinu dengan akan berdampak pada performa kerja dan
fungsi kepadatan f(t), maka probabilitas efisiensinya.
kegagalan failure mode dalam interval Kerusakan-kerusakan tersebut
waktu (0,t) dan dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut: F(t)= t
F(t) = P(T ≤ t) =∫ɵ f (t) dt …… (2) …. (5)

dimana :
apabila dilihat secara temporer, maka ia
F (t) = fungsi distribusi kumulatif (CDF)
memiliki suatu laju tertentu yang berubah-
dari variabel acak TTF.
ubah. Laju kerusakan (failure rate) dari
Fungsi pdf dari variabel acak T
suatu komponen atau sistem merupakan
dapat ditentukan dari persamaan (2) dengan
dinamic object dan mempunyai performa
mengambil turunan dari F (t) terhadap t
yang berubah terhadap waktu t ( sec, min,
seperti ditunjukkan pada persamaan (3)
hour, day, week, month and year).
Keandalan komponen / mesin erat
kaitannya dengan laju kerusakan tiap satuan
waktu. Hubungan antara kedua hal tersebut
…. (3) ditunjukan apabila pada saat t = 0
dioperasikan sebuah komponen kemudian
diamati banyaknya kerusakan pada
Laju Kerusakan ( Failure Rate) komponen tersebut maka akan didapat
bentuk kurva seperti pada gambar berikut:
Laju kerusakan (conditional
probability failure rate) adalah probabilitas
bahwa sebuah kerusakan terjadi selama
waktu tertentu namun kerusakan belum
terjadi sebelum waktu tersebut. Oleh karena
itu laju kerusakan memberikan informasi
tambahan tentang usia pakai (survival life)
dan digunakan untuk mengilustrasikan pola
kerusakan.
Probabilitas sebuah failure mode akan
menyebabkan kegagalan dalam interval
waktu (t + Δt), telah diketahui bahwa Gambar 1.2. Grafik laju kerusakan (failure
failure mode beroperasi pada waktu t, dapat rate) terhadap waktu

Bathtub Curve, terbagi menjadi tiga daerah


kerusakan, ketiga daerah tersebut adalah:
1. Burn – in Zone (Early Life)
Daerah ini adalah periode permulaan
beroperasinya suatu komponen atau
sistem yang masih baru (sehingga
ditentukan dengan persamaan berikut :
reliability -nya masih 100% ), dengan
periode waktu yang pendek. Pada
Laju kerusakan, z (t), dari sebuah kurva ditunjukan bahwa laju kerusakan
failure mode dapat diperoleh dengan yang awalnya tinggi kemudian
membagi persamaan (4) dengan panjang menurun dengan bertambahnya waktu,
interval waktu Δt dan Δt→0. atau diistilahkan sebagai Decreasing
Dalam masa kerjanya, suatu Failure Rate (DFR). Kerusakan yang
komponen atau sistem mengalami berbagai terjadi umumnya disebabkan karena
72
Critical Component Determination Analysis On Diesel Generator Caterpillar Type 3412c With Reliability Method

proses manufacturing atau fabrikasi istilah Increasing Failure Rate (IFR).


yang kurang sempurna Periode ini berakhir saat reliability
2. Usefull Life Time Zone komponen atau sistem ini mendekati nol,
Periode ini mempunyai laju kerusakan dimana kerusakan yang terjadi sudah sangat
yang paling rendah dan hampir parah dan tidak dapat diperbaiki kembali.
konstan, yang disebut Constant
Failure Rate (CFR). Kerusakan yang Fungsi rata – Rata Sisa Umur (Mean
terjadi bersifat random dan Residual Life Time (MRL Function)
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Dalam penggunaan selama kurun waktu
Ini adalah periode dimana sebagian tertentu secara terus menerus dan belum
besar umur pakai komponen atau mengalami kegagalan, maka ekspektasi sisa
sistem berada. Dalam analisa, tingkat waktu rata-rata masa pakainya atau Mean
kehandalan sistem diasumsikan berada residual life time (MRL) function dapat
pada periode Useful life time, dimana dicari dengan persamaan sebagai berikut :
failure rate - nya konstan terhadap
waktu. Asumsi ini digunakan karena
pada periode early life time, tidak
dapat ditentukan apakah sistem
tersebut sudah bekerja sesuai dengan T
standar yang ditentukan atau belum.
Sedangkan pada periode wear out time, 0
tidak dapat diprediksi kapan akan um Sisa
terjadi failure.Pada periode useful life Gambar ur
1.3 Mean Residual Life Time
time, dimana failure rate - nya adalah umur
konstan, persamaan reliability yang
Distribusi Probabilitas
digunakan: Distribusi-distribusi probabilitas
dapat bervariasi untuk menyatakan
distribusi yang paling sesuai terhadap data-
data kerusakan. Distribusi-distribusi
probabilitas yang digunakan untuk
Jika persamaan diatas diterapkan
memodelkan failure mode dari setiap
pada sistem atau komponen yang masih
kerusakan fungsional sistem penggerak
baru, maka tingkat kehandalannya
motor diesel adalah distribusi normal,
diasumsikan pada keadaan 100% atau Ro =
eksponensial, dan weibull.
100%. Sedangkan untuk komponen atau
Distribusi normal dipilih
sistem yang sudah tidak baru lagi, atau
berdasarkan asumsi teorema central limit.
sudah pernah mengalami maintenance,
Distribusi eksponensial dipilih berdasarkan
persamaannya dapat ditulis dalam bentuk :
karakteristik-karakteristiknya yang
mewakili periode useful life. Sedangkan
distribusi Weibull dipilih berdasarkan
fleksibelitas dari parameter-parameternya
dalam menentukan pola kerusakan dari
Dimana : data-data yang ada yang mungkin terletak
R = nilai kehandalan (%) pada periode useful life ataupun periode
M = nilai kehandalan setelah dilakukan wear out.
aktifitas maintenance(maintainability)(%)
λ = laju kerusakan (failure rate) Distribusi Eksponensial
3. Wear Out Zone Distribusi eksponensial banyak
Periode ini adalah periode akhir masa pakai digunakan dalam rekayasa keandalan
komponen atau sistem. Pada periode ini, karena distribusi ini dapat
laju kerusakan naik dengan cepat dengan mempresentasikan fenomena distribusi
bertambahnya waktu, yang disebut dengan waktu yang mengalami kegagalan dri suatu

73
Ponidi

komponen/sistem.Menurut Abdullah Alkaff


(1992:13), fungsi kepadatan distribusi β = parameter bentuk, β > 0
eksponensial dinyatakan dalam persamaan : η = parameter skala, η > 0

f (t) = λe-λt ; t > 0,λ > 0 ……..(7) γ = parameter lokasi, γ < waktu kerusakan
pertama kali.
Dan fungsi didtribusi kumulatifnya
adalah :
Fungsi keandalan distribusi Weibull dapat
F(t) = 1 - e-λt ………………(8) dinyatakan dengan:

dimana :
…. (12)
t = Waktu
λ = Rasio kegagalan konstan
(constan failure rate)

Fungsi keandalan dari distribusi Dan laju kerusakan dapat dinyatakan


eksponensial menjadi : dengan:

R (t) = 1 – F(t) = e-λt (9 )

Sedangkan fungsi laju kerusakan distribusi


eksponensial (Failure Rate)adalah: (13)

Jika γ = 0 maka diperoleh distribusi


Weibull dengan dua parameter.

Jika β > 1 maka pdf pada t= γ besar pdf


sama dengan nol, begitu juga laju
kerusakan sama dengan nol konsekuensinya
nilai keandalannya R(t) = 1. Lihat
persamaan (11) untuk pdf dan persamaan
(12) R(t) serta persamaan (13) untuk λ (t)
Distribusi Weibull semakin besar, nilai η suatu komponen,
Distribusi Weibull merupakan salah
maka probabilitas komponen tersebut rusak
satu dari distribusi yang paling banyak
digunakan dibidang rekayasa keandalan. akan semakin kecil (pers. 12).
Hal ini dikarenakan distribusi tersebut
memiliki kemampuan untuk memodelkan Jika nilai η komponen A lebih besar dari
data-data yang berbeda dan banyak dengan pada komponen B, maka nilai keandalan
pengaturan nilai parameter bentuk β. komponen B lebih cepat menurun daripada
Menurut Hoyland (1994 : 4), Distribusi komponen A.
Weibull dapat disajikan dalam bentuk
dua/tiga parameter. Fungsi PDF dari ketiga
parameter distribusi weibull dinyatakan Distribusi Normal
dengan : Menurut Jardine (1973), Distribusi
dimana : Normal (Gaussian) berguna untuk
menggambarkan pengaruh pertambahan
waktu ketika dapat menspesifikasikan
…. (11) waktu antar kerusakan berhubungan dengan

74
Critical Component Determination Analysis On Diesel Generator Caterpillar Type 3412c With Reliability Method

ketidakpastian, distribusi normal alternative untuk melakukan analisa data


mempunyai rumusan sebagai berikut : keandalan secara kualitatif dan berdasarkan
pengalaman. Analisa kualitatif yang
digunakan untuk evaluasi keandalan dari
suatu sistem adalah Analisa kegagalan
Sistem. Salah satu metode analisa yang
untuk - ∞ ≤ t ≤ ∞ dapat digunakan adalah dengan Failure
Modes Effect and Criticallity Analysis
(14) (FMECA) dimana analisaini merupakan
suatu analisa kegagalan kualitatif.
dimana : Metode ini mengidentifikasikan
kekritisan atau prioritas yang dikaitkan
σ = deviasi standar dari variabel acak T dengan dampak dari mode kegagalan yang
μ = rata-rata dari variabel acak T ditimbulkan oleh sebuah komponen, dengan
Fungsi keandalan dari distribusi normal suatu analisa evaluasi Failure Mode ( Mode
adalah: kegagalan ). Secara sistematis dampak dari
setiap kerusakan, fungsi, personel
keselamatan, performa sistem
Maintainability dan kegiatan perawatan.
Sebagai standart dalam kegiatan inspeksi
pada prosedur pelaksanaan FMECA yaitu
Millitary Standart 1629A (MIL-STD-1629
A), Departement of Deffence, USA (1998),
dimana setiap kegagalan potensial
dirangking dari tingkat kepentingan dan
(15) dampaknya agar dapat dilakukan tindakan
preventif untuk mengurangi/mengemilinasi
dimana : resiko kerusakan/ kegagalan.
Φ = fungsi CDF dari distribusi normal Procedure Failure Modes Effects
Laju kerusakan dari distribusi normal dapat and Criticallity Analysis (FMECA) secara
diperoleh dengan menggunakan persamaan garis besar dapat melipiti beberapa langkah
secara sistematis dapat diuraikan sebagai
(5).
berikut :
a. Mengidentifikasi semua Failure Mode
FMECA (Failure Modes Effects & potensial dan penyebabnya
Criticallity Analysis)
FMECA adalah suatu metode yang b. Evaluasi dampak pada setiap failure
digunakan untuk mengukur dan Modes dalam mendeteksi
menganalisa keamanan dari suatu produk kegagalan/kerusakan.
atau proses. Input dari FMECA adalah c. Mengidentifikasi pengukuran korektif
rencana,diagram, probabilitas, dan untuk Failure Modes
frekuensi data berdasarkan data historis. d. Akses Frekwensi dan tingkat
Sedangkan outputnya adalah daftar Most
kepentingan dari kerusakan-kerusakan
critical risk dan beberapa target dari
mitigasi resiko. penting untuk analisa kritis, dimana
Dalam situasi tertentu data untuk dapat diaplikasikan.
menganalisa keandalan secara kuantitatif
tidaklah cukup, sehingga dibutuhkan Metode Penelitian

75
Ponidi

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan PART NAMA FAILURE EFFECTS


NUMBER KOMPONEN KATEGORI DEFINISI
melalui beberapa tahapan untuk 122-0322 Inlet Valve Marginal Sistem
mendapatkan tujuan yang diinginkan sesuai mengalami
dengan tujuan yang telah ditulis pada penurunan
fungsi kerja
pembahasan diawal. Gambar 3.1
122-0321 Exhaust Marginal Sistem
Valve mengalami
penurunan
fungsi kerja
4W-7018 Nozzle Marginal Sistem
mengalami
penurunan
fungsi kerja
9Y-7212 Piston Critical Sistem tidak
dapat
berfungsi
sesuai
ketentuan
1W-9460 Piston Ring Critical Sistem tidak
dapat
berfungsi
sesuai
ketentuan
9Y-9497 Conrod Catasthropic Menyebabkan
Bearing sistem
shutdown
4W-5492 Main Bearing Catasthropic Menyebabkan
sistem
shutdown
menunjukkan diagram alir dalam penelitian
ini. Dari tabel 4.1 diketahui bahwa 2
komponen masuk dalam kategori critical , 2
komponen masuk kategori catasthropic dan
3 komponen masuk kategori marginal.
Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi
Untuk kategori critical dan
Penelitian
catasthropic dapat dikategorikan sebagai
Hasil Penelitian Dan Pembahasan komponen Kritis, sedangkan untuk kategori
Tujuan utama dari penelitian ini yaitu Marginal dapat dikatakan berpotensi untuk
untuk mendapatkan komponen kritis dari menjadi komponen kritis karena telah
diesel generator Caterpillar Type 3412 C terjadi penurunan fungsi.
dengan mengetahui keandalan dari
komponen tersebut. Sehingga nantinya Analisa Probabiltas of Failure f(t),
dapat diprioritaskan dalam perawatanya. Keandalan (Reliability), dan Failure Rate
Komponen
Analisa Kegagalan dengan metode
FMECA dan Penentuan komponen
Kritis Data pada lampiran 1 merupakan
Untuk menganalisa kegagalan data yang akan dimasukan sebagai input
fungsional komponen dibuat sebuah data weibull analisys. Data input weibull
Worksheet Failure Mode Effects and analisys ini adalah data yang diambil
Criticallity Analysis (FMECA). berdasarkan waktu kerusakan-kerusakan
Kerusakan yang terjadi dibagi sesuai
yang terjadi pada komponen utama diesel
kategori failure effect seperti tabel berikut :
Tabel 4.1 Kategori Failure Effects Dari generator.
Komponen-Komponen Engine Diesel Dengan menggunakan software
Generator weibull ++ data kerusakan yang diolah
76
Critical Component Determination Analysis On Diesel Generator Caterpillar Type 3412c With Reliability Method

menunjukkan bahwa komponen 2. Jika nilai beta ( ) = 1,0, maka


berdistribusi weibull dengan 2 parameter,
artinya bahwa komponen yang diteliti dikategorikan random failure yang
menunjukkan laju kerusakan seiring dengan disebabkan karena jika suatu part baik
dalam kondisi baru atau lama
lamanya jam operasi. Dengan melihat hal
mempunyai probabilitas yang sama
tersebut dapat dikatakan bahwa komponen- terhadap failure. Dalam interval ini laju
komponen di atas layak untuk diperbaiki kegagalan (failure rate) konstan.
atau diganti guna meningkatkan nilai 3. Jika nilai beta( ) > 1,0, dikategorikan
keandalannya. Dari pengujian distribusi
kerusakan dengan menggunakan Software wear out di mana laju kegagalan failure
Weibull ++, kita dapat mengetahui nilai rate increasing (meningkat) dan
beta dan eta dari masing-masing reliability menurun.
Selanjutnya kita bisa hitung nilai
komponen.Sehingga dapat ditabulasi
kemungkinan akan rusak/tidak
sebagai berikut :
(probabilitas of failure) f(t), keandalan (R),
failure rate , dan MTTF per komponen
Tabel 4.2 Parameter Distribusi
PARAMETER
sebagai berikut :
DISTRIBUSI
PART NAMA
1. Inlet Valve
NUMBE KOMPONE
R N a. Nilai F(t)

122-0322 Inlet Valve 1,6435 1,3827E+4

122-0321 Exhaust Valve 1,6776 1,2650E+4

4W-7018 Nozzle 1,9890 1,4496E+4


Dengan mengambil contoh untuk time (t)
9Y-7212 Piston 2,2390 1,7048E+4 =8000, maka diperoleh nilai F(t)
1W-9460 Piston Ring 1,4592 1,2079E+4

9Y-9497 ConRod 2,4191 1,4257E+4


Bearing

4W-5492 Main Bearing 2,4191 1,4257E+4

Untuk nilai beta dikategorikan dalam tiga Dengan memasukkan nilai time (t) = 1.000
kategori berdasarkan tingkat kegagalan dan sampai 20.000, maka diperoleh grafik
tingkat laju kegagalan (failure rate). hubungan antara f(t) terhadap t, sebagai
Failure rate adalah number of failure pada berikut:
suatu item per unit satuan waktu (per cycle,
hours, operation, dan sebagainya).

1. Jika nilai beta ( ) < 1,0, maka

dikategorikan infant mortalities shape,


di mana terdapat kegagalan pada usia
dini (early age), kemudian laju
kegagalan berkurang (failure rate
decreasing) pada usia pemakaian Diesel
Generator. Gambar 4.1 Grafik f(t) terhadap t Inlet Valve

77
Ponidi

b. Nilai keandalan Dengan memasukkan nilai time (t) =1.000


sampai 20.000, diperoleh grafik hubungan
antara terhadap t sebagai berikut:

Dengan mengambil contoh untuk time


(t) =8000, maka diperoleh nilai R(t)

Dengan memasukkan nilai time (t)


= 1.000 sampai 20.000, diperoleh grafik
hubungan antara R(t) terhadap t, sebagai
Gambar 3.3 Grafik terhadap t Inlet Valve
berikut:

d. Waktu Rata-Rata Terjadi Kerusakan

Dimana merupakan fungsi gamma yang


diperoleh dari tabel tabulasi fungsi gamma
dengan mencari nilai n terlebih dahulu
(lihat lampiran 4). Dimana n=(1+1/β), jadi :

Gambar 3.2 Grafik R(t) terhadap t


Inlet Valve
c. Laju kerusakan (Failure Rate)

Dibulatkan menjadi 1,61. Pada tabel fungsi


gamma di peroleh nilai :
Sebagai contoh untuk time (t) =
8000, maka nilai adalah:
Jadi, MTTF = 1,3827E+04 x
0,89468
MTTF = 12.755
Dari satu sample perhitungan diatas, dengan
mengambil nilai (t) = 8.000 maka dapat
ditabulasi sebagai berikut :

78
Critical Component Determination Analysis On Diesel Generator Caterpillar Type 3412c With Reliability Method

Tabel 3.3 Nilai Probability of Failure, 1. Berdasarkan penafsiran nilai beta,


Keandalan, Failure Rate, dan MTTF dimana untuk semua komponen
Komponen
Nama Probabili Nilai Failure MTT adalah , dimana mengindikasikan
kompon ty Of Keandal rate F
en Failure an
Inlet 5,5645E- 0,665739 8,3854E- 12.75 terjadinya kegagalan aus (wear out).
Valve 05 05 5 Kegagalan tipe ini mempunyai sifat
Exhaust 6,1152E- 0,629006 9,7220E- 11.30 meningkatkan laju kegagalan (failure
Valve 05 05 3
Nozzle 5,6096E- 0,735970 7,6220E- 12.96 rate increasing) dengan semakin
05 05 9 tingginya pemakaian sistem. Hal ini
Piston 4,2801E- 0,832118 5,1436E- 15.09 dibuktikan dengan grafik failure rate
05 05 9
Piston 5,7791E- 0,578026 9,9980E- 10.95 yang semakin meningkat dengan
Ring 05 05 3 bertambahnya waktu pemakaian.
Conrod 5,8369E- 0,781026 7,4734- 12.64 2. Dari tujuh komponen yang dianalisa,
Bearing 05 05 3
Main 5,8369E- 0,781026 7,4734E- 12.64 dapat disimpulkan bahwa komponen
Bearing 05 05 3 yang memiliki nilai reliability tertinggi
sama dengan 0,832118 dan nilai failure
Dari hasil perhitungan tabel di atas, rate terendah sama dengan 5,1436E-05
dapat diketahui bahwa nilai keandalan (R ) yaitu pada Piston. Maka komponen ini
pada saat jam putar mencapai 8000 dikatakan komponen paling handal.
R(8000), adalah berbeda-beda. Ini Sedangkan komponen memiliki
dimungkinkan disebabkan umur desain dari nilai reliability terendah sama dengan
komponen berbeda-beda sehingga 0,578026 dan nilai failure rate tertinggi
keandalan yang dicapai pada masing- sama dengan 9,9980E-05 adalah Piston
masing komponen berbeda pada saat Ring, sehingga komponen ini adalah
jumlah operasi yang sama ataupun bisa komponen paling kritis.
karena perawatan yang kurang sempurna
oleh ABK, di samping itu interval dari Refrensi
kerusakan yang dialami komponen Caterpillar. (2003). Part Manual 3414 C
mempengaruhi nilai keandalan dari Marine Auxiliary Generator Set
komponen itu sendiri. 4121-Up.
Dari tabulasi hasil perhitungan Govil, A.K. (1983). Reliability
komponen-komponen di atas didapatkan Engineering, Universitas Of Basrah
keandalan terendah pada Piston ring yaitu Iraq, Tata McGraw Hill Publishing
dengan nilai 0,578026 , sehingga komponen Company Limited.
tersebut memerlukan perhatian yang Hoyland.A, Rausand,M. (1994). System
khusus, mengingat fungsi dari piston ring Reliability Theory (2ndEd), John
adalah kritis (critical functional). Wiley and Son, New York.
Komponen tersebut mempunyai nilai laju Jardine, A.K.S. (1973). Maintenace,
kegagalan (t) dan tingkat kemungkinan Replacement, and Reliability. Sir
terjadinya kegagalan (f) yang tinggi, dan Isac Pitman and Sons LTD,Kanada.
juga komponen tersebut dikategorikan Lewis, E.E. (1994). Introduction To
dalam kegagalan aus. Sedangkan untuk Reliability Engineering (2ndEd).
keandalan tertinggi yaitu pada komponen John Wiley and Son, New York.
Piston dengan nilai reliability yaitu Ramakumar,R. (1993). Engineering
0,832118. Reliability:Fundamentals and
Applications, Prentice Hall,
Kesimpulan Inc.,Englewood Cliffs, New Jersey.
Dari analisa dan pembahasan yang Space Product Assurance: Failure Modes
telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka and Critically Analysis
dapat diambil kesimpuan sebagai berikut : (FMECA).<URL
:http://www.estec.esa.nl/ecss

79
Ponidi

Nursuhud, Djati. (1988). Konversi Energi,


Diktat Kuliah Jurusan Teknik
Mesin FTI-ITS, Surabaya

80

You might also like