Professional Documents
Culture Documents
Tugas Farmakologi Kelompok Iii
Tugas Farmakologi Kelompok Iii
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK III
1. SITI AISYAH
2. SITI ELFA
3. SITI FATONAH
4. SITI MUHAJAROH
5. SITI WAHYUNI
6. SITI WALIYANA
7. SRI LESTARI RITA FARIDA
8. SRI NURDIANA
9. SRI RAHAYU
10. SRI RANTI KOROMPOT
11. SRI SURYANI
TUGAS 1
3. Apa faktor yang dapat mempengaruhi kerentanan pasien terhadap interaksi obat?
a. Faktor obat
tingkat kelarutan obat, derajat ionisasi, ukuran molekul obat dan nilai
keasaman ukuran partikel obat akan mempengaruhi penyerapan obat
b. Faktor lain
1) Jalur pemberian obat: rute absorpsi tercepat IV,Inhalasi,IM, oral
kemudian dermal.
2) Luas dan vaskularitas permukaan penyerapan obat. Penyerapan diusus
lebih efesien daripada dilambung karena usus memiliki lebih banyak
aliran darah dan era permukaan lebih luas.
3) Kondisi tempat absorpsi; pemberian obat pada kulit lembab lebih
mudah diabsopsi dibandingkan kulit kering.
4) Tingkat sirkulasi darah
5) Adanya interaksi obat lain
distribusi
obat eksekresi
Absorpsi
Metabolism/biotransformasi
Proses farmokinetika adalah proses pergerakan obat untuk mencapai kerja obat.
Terdapat empat proses: absorpsi, distribusi,metabolisme( biotransformasi ) dan
ekskresi( eliminasi).
1. Absorpsi
Absorpsi adalah proses masuknya obat dari tempat pemberian sebagian besar
obat diberikan secara oral (mulut) seperti tablet, kapsul, sirup. Pemberian obat
per oral akan melewati sistem gastrointestinal (pencernaan) melalui usus
kemudian memasuki pembuluh darah (plasma darah). Sebagian besar obat di
absorpsi secara difusi pasif dengan barier absorpsi adalah membran sel epitel
saluran cerna yang merupakan lipid bilayer. Obat melewati membran sel harus
mempunyai sifat kelarutan dalam lipid. Kecepatan difusi berbanding lurus
dengan derajat kelarutan molekul obat di dalam lipid.
2. Distribusi
Distribusi adalah proses penyebaran obat ke tubuh melalui sirkulasi sistemik
(aliran darah). Kemampuan distribusi tiap obat berbeda-beda bergantung pada
sifat fisika-kimia obat (derajat ionisasi, kelarutan obat dalam lemak, kemampuan
obat berikatan dengan protein darah dan jaringan). Obat dapat terlarut tergantung
volume dalam tubuh disebut volume distribusi. Volume distribusi akan
menentukan kadar obat dalam darah yang menetukan efek klinis dari obat yang
digunakan Obat beredar dalam tubuh dalam bentuk bebas. Ikatan obat dengan
protein sifatnya tidak aktif (tidak ada efek terapeutik) namun memberikan sifat
depo (cadangan) yang menyebabkan waktu bersihan obat dari tubuh lebih lama.
Kadar obat bebas dalam darah adalah penentu efek terapeutik obat.
3. Metabolisme
Setelah obat telah didistribusikan ke seluruh tubuh dan telah melakukan
tugasnya, obat akan pecah atau dimetabolisme. Tujuan metabolisme adalah
merubah obat dari non polar (larut lemak) menjadi polar (larut air) sehingga lebih
mudah diekskresikan lewat ginjal atau empedu. Metabolisme dapat terjadi pada
hepar (paling banyak), ginjal, paru-paru, pencernaan, kulit dan sebagian kecil
dijaringan
4. Ekskresi
Ekskresi adalah proses mengeluarkan zat metabolisme dari dalam tubuh atau
eliminasi dari tubuh. Ekskresi terbesar terjadi melalui ginjal (90%). Ekskresi
melalui paru terutama untuk gas anastesi. Ekskresi melalui ASI, saliva, kringat
dan air mata scara kuantitatif tidak penting. Ekskresi melalui rambut dan
kulitbermanfaat untuk kepentingan forensic. paru-paru, kelenjar keringat,
kelenjar ludah, kelenjar air mata, kelenjar air susu dan kelenjar lain. Fungsi
ekskresi dapat berubah pada kondisi tertentu seperti pada gagal ginjal dimana
obat tidak dapat diekskresi sehingga terjadi penumpukan obat dalam darah
Referensi