You are on page 1of 50

LAMPIRAN 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SAMPEL PENELITIAN


Selamat pagi Saudara/i. Perkenalkan saya Kevin, mahasiswa yang sedang
menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera
Utara. Bersama ini saya mohon kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi
sebagaisampel penelitian saya tentang
“GAMBARAN GARIS LENGKUNG SENYUM PADA SISWA SMA
HARAPAN 1 MEDAN TAHUN 2016”.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran garis lengkung senyum
pada siswa SMA Harapan 1 Medan baik pada laki-laki maupun perempuan. Manfaat
penelitian ini adalah membantu dalam menegakkan diagnosa perawatan ortodonti
pada remaja yang belum mendapatkan perawatan ortodonti. Jika telah memenuhi
kriteria, maka akan dilakukan foto senyumdengan keadaan senyum sosial. Penelitian
ini tidak memiliki efek samping apapun.
Jika Saudara/i bersedia, Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Subjek
Penelitian terlampir harap ditandatangani dan dikembalikan. Surat kesediaan tersebut
tidak mengikat dan Saudara/i dapat mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja
selama penelitian ini berlangsung. Demikian, semoga keterangan saya diatas dapat
dimengerti dan atas kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya
ucapkan terima kasih.

Medan, .………………. 2016

Kevin (081990782288)
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 2

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN


(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Jenis Kelamin :

Menyatakan kesediaan untuk menjadi sampel dalam penelitian


mengenaiGambaran Garis Lengkung Senyum pada Siswa SMA Harapan 1
Medan Tahun 2016dan tidak akan menyatakan keberatan maupun tuntutan
dikemudian hari.
Demikian pernyataan ini saya berikan dalam keadaan pikiran sehat/ sadar dan
tanpa paksaan apapun dari pihak manapun juga.

Medan, 2016
Pembuat pernyataan,

……………………………

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 3

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 4

Foto siswi perempuan dengan garis lengkung senyum konveks (curved) = total 57
siswi.

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Foto siswi perempuan dengan garis lengkung senyum datar (straight) = total 5 siswi.

Foto siswi perempuan dengan garis lengkung senyum terbalik (reversed) = total 1
siswi.

Universitas Sumatera Utara


Foto siswa laki-laki dengan garis lengkung senyum konveks (curved) = total 31 siswa.

Universitas Sumatera Utara


Foto siswa laki-laki dengan garis lengkung senyum datar (straight) = total 23 siswa.

Universitas Sumatera Utara


Foto siswa laki-laki dengan garis lengkung senyum terbalik (reversed) = total 9 siswa.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 5

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

1. Hunt O, Johnston C, Hepper P, Burden D, Stevenson M. The influence of


maxillary gingival exposure on dental attractiveness ratings. Eur J Orthod 2002;
24(2): 199-204.
2. Loi H, Nakata S, Counts AM. Effects of buccal corridors on smile esthetics in
japanese. J Angle Orthod. 2009;79:628–633.
3. Duggal S. The esthetic zone of smile. Vir J Orthod 2012;9(4): 10-22.
4. Sianita PP. Senyum percaya diri pada pasien dengan maloklusi klas III. In: Forum
Komunikasi Ilmiah III, Proceeding of The Pathway to Reach Higher Competency
Through Science and Technology in Dentistry. Padang, Indonesia, 2015:95-105.
5. Singla S, Lehl G. Smile analysis in orthodontics. Indian J Oral Sci 2014; 5(2):49-
54.
6. Sabri R. The eight component of a balanced smile. JCO.2005;VolXXXIX No.3:
155-67.
7. Dewi O. Analisis hubungan maloklusi dengan kualitas hidup pada remaja smu
kota medan tahun 2007. Tesis . Medan: USU, 2008: 107.
8. Proffit WR., Fields HW, Sarver DM.Contemporary orthodontics. Edisi 4.
Missouri:Mosby Elsevier, 2007: 176-91.
9. Gill DS. Orthodontics at a glance. London: Blackwell, 2008: 15, 38-9, 43.
10. Machado AW. 10 Commandments of smile esthetics. J Orthod Dental Press.
2014; 19(4): 136-57.
11. Theobroma NL, Goenharto S, Winoto ER. Gambaran komponen senyum pada
mahasiswa fakultas kedokteran gigi Universitas Airlangga. Orthod Dent J 2012;
3(1): 11-6.
12. Maulik C. Nanda R. Dynamic smile analysis in young adults. Am J Dentofacial
Orthop 2007; 132: 307-15.
13. Camara CA. Aesthetic in orthodontics: Six horizontal smile lines. Dent Press J
Orthod. 2010; 15(1): 118-31.

Universitas Sumatera Utara


14. Jefferson Y. Facial Beauty – Establishing a universal standard. IJO. 2004; 15: 1-
14.
15. Pribadi O, Hoesin F, Ismaniati NA. The agreement between dental aesthetics
index and indikator kebutuhan perawatan ortodonti in the assessment of
orthodontic treatment need among 2-20 years-old adolescence at RSGMP FKG-
UI. J Majalah Ortodontik. 2012; 1: 14-18.
16. Sarver DM. The importance of incisor positioning in the esthetic smile: The smile
arc, Am J Orthod Dentofacial Orthop 2001; 120: 98-111.
17. Zaib F, Hameed W. Effect of buccal corridors width on smile esthetics. Pakistan J
Orthod 2009:1-5.
18. Goel A, Patnaik VVG. Dentofacial analysis in north indian females. Int J Pure
App Biosci 2013; 1(3): 28-33.
19. Coleman, et al. Influence of chin prominence on the esthetic lip profile
preferences. Am J Orthod Dentofacial Orthop 2007; 132: 36-42.
20. Ritter DE, Gandini LZ, Pinto A, Ravelli DB, Locks A. Analysis of the smile
photograph. World J Orthod 2006; 7: 279-85.
21. Rodrigues CDT, et al. The perception of smile attractiveness. Angle Orthod 2009;
79(4): 634-8.
22. Parekh S, etal. The acceptability of variations in smile arc and buccal corridor
space. Orthod Craniofacial Res 10, 2007; 15-21.
23. Cobourne MT, DiBiase AT. Handbook of orthodontics. London: Mosby Elsevier,
2010: 129-32, 144.
24. Ridal NI. Hubungan antara bentuk wajah dengan komponen senyum pada suku
Makassar di kabupaten gowa. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.
2014. 7-17,24-31.
25. Mahfouz MN, Hussein, Dogan A. Smile arc in palestinian adolesants. Turkish J
Orthod 2009; 22: 210-17.
26. Sachdeva K, Singla A, Mahajan V, Jaj HS, Negi A. Esthetic and smile
characteristics at rest and during smiling. J Ind Orthod Soc 2012; 46(1): 17-25

Universitas Sumatera Utara


27. Al-Johany SS, Alqahtani AS, Alqahtani FY, Alzahrani AH. Evaluation of
different esthetic smile criteria. Int J Prosthodont 2011; 24: 64-70.
28. Cruz GC, Lopez AF, Rodriguez FM. Association between the smile arc and
buccal corridors with the facial biotype in subjects with normocclusion. J
Mexican Orthod 2015; 3(1): 8-12.
29. Parekh H, Patel D, Mehta F, Joshi N, Bhattacharya A. Smile – a diagnostic tool:
photographic analysis in adult Gujarati population. IOSR J Dent Med Sci 2013;
12(4): 39-46.
30. Balani R, Jain U, Kallury A, Singh G. Evaluation of smile esthetics in Central
India. APOS Trends Orthod 2014; 4: 162-8.

Universitas Sumatera Utara


BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalahpenelitian deskriptif dengan pendekatan cross
sectional yaitu untuk melihat gambaran garis lengkung senyum pada siswa SMA
Harapan 1 Medan tahun 2016.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SMA Harapan 1 Medan yang beralamat di Jalan
Imam Bonjol No. 35, Medanpadabulan Oktober 2015–Maret2016.

3.3 Populasi dan Sampel


Populasi adalah semua siswa yang bersekolah di SMA Harapan 1 Medan
yakni sebanyak 628 orang.Penentuan besar sampel menggunakan rumus penafsiran
proporsi populasi dengan ketelitian absolut. Dengan cara ini akan diperoleh jumlah
sampel minimum dengan ketelitian absolut yang dibutuhkan dalam menentukan
proporsi dari individu yang mempunyai karakteristik tertentu dalam suatu
populasi.Sampel dipilih secara acak dengansimple random samplingdari siswa-siswi
di SMA Harapan 1 Medan.Rumus yang digunakan sebagai berikut:
�� 2 . �. (1 − �)
�=
�2
Keterangan:
n : besar sampel minimum
Zα : derajat kepercayaan, untuk α = 5%=0,05 maka Zα = 1,96
P : proporsi penelitian sebelumnya, yaitu 81,69% sehingga P = 0,8169
d : presisi mutlak, dipilih sebesar 10% sehingga d = 0,1

Universitas Sumatera Utara


(1,96)2 . 0,8169. (0,1831)
�=
(0,1)2
0,57
�=
0,01
� = 57
Berdasarkan perhitungan, jumlah sampel minimum untuk penelitian ini
sebanyak57 orang.Dari rumus sampel minimum yang digunakan tersebut didapatkan
hasil sebesar 57 orang ditambah 10% untuk menghindari hal yang tidak terduga
menjadi 63.Dari pertimbangan jumlah sampel minimal sesuai jenis kelamin maka
ditentukan 63 siswa laki-laki dan 63 siswi perempuan, sampel diambil secara acak
dari 3 tingkatan kelas dalam SMA Harapan 1 Medan.

Kriteria Inklusi :
- Merupakan siswa siswi SMA sekolah Harapan 1 Medan berusia ≥ 15 tahun
- Tidak ada kelainan pada gigi (gigi dalam keadaan normal)
- Belum pernah mendapat perawatan ortodonti
- Gigi permanen lengkap sampai M2
- Relasi molar Klas 1 Angle
- Overjet danoverbite normal (2-4 mm)
- Crowdedringan,≤ 2 mm

Kriteria Eksklusi :
- Menolakuntuk berpartisipasi
- Ketidakmampuan untuk senyum sosial (posed smile)
- Memiliki asimetri wajah

3.4 Variabel Penelitian


Variabel Penelitian :Jenis kelamin, garis lengkung senyum

Universitas Sumatera Utara


3.5 Definisi Operasional
a) Relasi Molar Klas I Angle:hubungan cusp mesiobukal molar permanen
pertama rahang atas yang beroklusi pada groove bukal dari molar
permanen pertama rahang bawah.
b) Overjet: jarak tepiinsisaldari gigi atas terhadap gigi bawah ketika
beroklusi dilihat dari bidang horizontal, normal sebesar 2-4 mm diukur
dengan penggaris.
c) Overbite: jarak insisal gigi anterior atas terhadap garis insisal gigi anterior
bawah ketika rahang beroklusi dilihat dari arah vertikal, normal sebesar 2-
4mm diukur dengan penggaris.
d) Crowded: keadaan berjejalnya gigi di luar susunan yang normal, tidak
lebih dari 2 mm diukur dengan jangka dan penggaris.
e) Jenis garis lengkung senyummenurut Machado A W terbagi menjadi tiga,
yaitu:
- Garis lengkung senyum konveks (curved): senyum sosial yang
menampilkan lengkung tepi insisal gigi rahang atas yang mengikuti
dengan lengkung bibir bawah.
- Garis lengkung senyum datar (straight): senyum sosial yang
menampilkan lengkung tepi insisal rahang atas yang lurus/datar, jika
dibandingkan dengan lengkung bibir bawah.
- Garis lengkung senyum terbalik (reversed): senyum sosial yang
menampilkan lengkung tepi insisal gigi rahang atas yang konkaf/cekung
jika dibandingkan dengan lengkung bibir bawah.
f) Senyum sosial: kemampuan pasien dalam senyum normal seperti ketika
mengucapkan kata “cheese” sewaktu senyum.
g) Siswa SMA: semua siswa baik laki-laki maupun perempuan yang aktif
dan sedang berada pada tingkatan sekolah menengah atas.

Universitas Sumatera Utara


3.6 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini terlihat pada gambar 4.

A B C D

Gambar 4. (A) Kamera Fuji S1500, (B) Tripod, (C) Kain putih ukuran 1,2
meter x 1,5meter, dan (D) Karton tebal ukuran A4 tebal 300gsm

3.7 Metode Pengumpulan Data/ Pelaksanaan Penelitian


Prosedur pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Peneliti datang ke sekolah untuk meminta izin kepada kepala sekolah agar
dapat melakukan penelitian di SMA Harapan 1 Medan.
2. Membuat jadwal penelitian dengan kepala SMA Harapan 1 Medan.
3. Melakukan penjelasan penelitian pada hari akan dilakukan penelitian pada
setiap sampel.
4. Penyebaran kuesioner dan informed consent kepada setiap sampel.
5. Pengambilan foto frontal dilakukan pada sampel yang telah memenuhi
kriteria sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya. Langkah-langkah
dalam proses pengambilan foto, yaitu:
a. Subjek diinstruksikan duduk di kursi dengan posisi kepala dalam
keadaan Natural Head Position (NHP). Hal ini dapat dicapai dengan meminta subjek
menatap pada satu titik yang jauh sejajar matanya.
b. Kamera diletakkan di atas tripod pada posisi tegak dan tingginya
diatur agar sesuai dengan tinggi kepala pasien. Pengaturan jarak lensa kamera ke
pangkal hidung subjek sebesar 100 cm. Pengambilan foto dilakukan dengan latar

Universitas Sumatera Utara


belakang kain berwarna putih selebar 1,2 m dan tinggi 1,5 m. Jarak subjek dengan
latar belakang kurang lebih 0,75 m untuk mencegah terbentuknya bayangan.
c. Rambut subjek harus berada di belakang telinga. Bila subjek memakai
perhiasan, kacamata atau aksesoris lainnya yang dapat menghalangi wajah, maka
subjek diminta untuk melepaskannya sementara.
d. Operator menempelkan karton tebal dengan ukuran 20 mm x 10 mm
pada dahi subjek. Karton tersebut akan digunakan untuk melindungi identitas dari
sampel dan sebagai skala pembanding selama proses analisis foto.
e. Subjek diinstruksikan untuk tersenyum sosial dengan mengucapkan
kata “cheese” panjang (± 3 detik).Pengambilan dilakukan sebanyak tiga kali dengan
kamera Fuji S1500 dan akan diambil satu foto yang paling memenuhi kriteria.
Diantara jeda pengambilan foto, subjek diperbolehkan untuk rileks sejenak.

6. Analisis Foto
Setelah proses pengambilan foto kemudian foto-foto tersebut dimasukkan ke
dalam komputer. Komponen senyum yang diamati adalah garis lengkung senyum.
Pengamatan foto dilakukan dengan menarik garis dari titik tertinggi di cups caninus
regio 1 ke cups caninus regio 2 dengan program adobe photoshop CS3 untuk
dibuatkan garis lengkung senyum menggunakan garis putus-putussesuai dengan
metode Machado. Sebelum analisis terhadap seluruh sampel dilakukan, operator
menjalani uji operator terlebih dahulu dengan melakukan analisis terhadap 10 foto
sampel yang sama dalam dua hari berturut-turut. Apabila hasil analisis tidak
menunjukkan perbedaan yang bermakna pada hari pertama dan kedua maka operator
dinyatakan lulus uji operator dan dapat dilanjutkan dengan menganalisis seluruh foto
sampel. Setelah itu foto dicetak dalam ukuran 4,5cm x 2cm.

3.8 Pengolahan dan Analisis Data


Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi dengan uji statistik deskriptif
untuk melihat frekuensi dan persentase gambaran garis lengkung senyum pada siswa
SMA Harapan 1 Medan .

Universitas Sumatera Utara


3.9 Etika Penelitian
Etika penelitian mencakup:
1. Lembar persetujuan (informed consent)
Peneliti melakukan pendekatan dan memberikan lembar persetujuan kepada
responden kemudian menjelaskan lebih dulu tujuan penelitian, tindakan yang akan
dilakukan serta menjelaskan manfaat yang diperoleh dari hal-hal lain yang berkaitan
dengan penelitian.
2. Ethical Clearance
Peneliti mengajukan lembar persetujuan pelaksanaan penelitian kepadaKomisi
Etik Penelitian Kesehatan berdasarkan ketentuan etika yang bersifat internasional
maupun nasional.

Universitas Sumatera Utara


19

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Subjek penelitian berjumlah 126 orang yang terdiri dari 63 siswa laki-laki dan
63 siswi perempuan. Subjek penelitian adalah siswa siswi yang masih aktif belajar di
SMA Harapan 1 Medan dan memenuhi kriteria yang ditetapkan. Subjek difoto dalam
pose senyum sosialkemudian hasil foto dianalisis untuk melihat tipe senyum
berdasarkan garis lengkung senyum.
Berdasarkan hasil yang didapat setelah analisis foto, peneliti mendapatkan
hasil dari data yakni sebagai berikut:
Tabel 1 menunjukkan bahwa tipe garis lengkung senyum siswa-siswi pada
SMA Harapan 1 Medan adalah garis lengkung senyum konveks (curved) 69,84%,
garis lengkung senyum datar (straight) 22,22%, dan garis lengkung senyum terbalik
(reversed) 7,94%. Tipe garis lengkung senyum paling dominan adalah garis lengkung
senyum konveks (curved).
Tabel 1. Gambaran garis lengkung senyum pada siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan.
No. Tipe Garis Lengkung Senyum Jumlah Persentase
(n=126) (%)
1. Konveks (curved) 88 69,84
2. Datar (straight) 28 22,22
3. Terbalik (reversed) 10 7,94

Tabel 2 menunjukkan bahwa distribusi tipe garis lengkung senyum


berdasarkan jenis kelaminpada siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan . Tipe garis
lengkung senyum konveks (curved) memiliki persentase paling tinggi yaitu laki-laki
sebesar 49,21% dan perempuan 90,47% diikuti oleh tipe garis lengkung senyum datar
(straight) pada laki-laki 36,51% dan pada perempuan 7,94%.Tipe garis lengkung
senyum dengan persentase terkecil yaitu garis lengkung senyum terbalik (reversed)
pada laki-laki sebesar 14,28% dan pada perempuan sebesar 1,59%.

Universitas Sumatera Utara


20

Tabel 2. Gambaran garis lengkung senyum berdasarkan jenis kelamin pada siswa-
siswi SMA Harapan 1 Medan.
No. Tipe Garis Laki-laki Perempuan
Lengkung Senyum Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(n=63) (%) (n=63) (%)
1. Konveks (curved) 31 49,21 57 90,47
2. Datar (straight) 23 36,51 5 7,94
3. Terbalik (reversed) 9 14,28 1 1,59

Universitas Sumatera Utara


21

BAB 5

PEMBAHASAN

Senyum merupakan ekspresi penting yang berperan dalam memberikan tampilan


wajah yang menarik. Senyum yang menarik atau menyenangkan dapat membuat seorang
individu lebih diterima dalam lingkungan sosialnya.5 Senyum yang menarik dan
menyenangkan melibatkan hubungan yang harmonis dari gigi geligi, gingiva, dan
bibir.26Senyum yang menarik dan seimbang merupakan salah satu tujuan utama perawatan
ortodonti, terutama karena kini rermaja sudah lebih sadar akan pentingnya memiliki senyum
yang indah.5 Analisis senyum danrancangan senyum menjadi elemen kunci dari diagnosis
dan rencana perawatan ortodonti dalam beberapa dekade terakhir.26

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambarangaris lengkung senyum pada


siswa SMA Harapan 1 Medandan bagaimana gambaran garis lengkung senyum tersebut
berdasarkan jenis kelamin baik laki-laki maupun perempuan. Analisis foto subjek penelitian
dalam pose senyum sosial dilakukan menggunakan program komputer. Analisis foto
dilakukan oleh satu orang operator dengan sebelumnya dilakukan uji operator terlebih dahulu.

Subjek penelitian adalah siswa SMA Harapan 1 Medan yang masih aktif dengan
rentang usia 15-17 tahun. Pada usia tersebut baik laki-laki maupun perempuandalam masa
pertumbuhan sehingga jaringan keras dan lunak pada wajah berada dalam keadaan
pematangan.27

Hasil analisis garis lengkung senyum menunjukkan bahwa tipe garis lengkung
senyum yang paling sering dijumpai pada siswa laki-laki maupun siswi perempuan adalah
garis lengkung senyum konveks (curved) 69,84%, dan dengan garis lengkung senyum datar
(straight) 22,22%pada urutan kedua terbanyak(Tabel 1). Hasil penelitian sesuai dengan
penelitianCruz GC yang mendapatkan lengkung senyum konveks (curved) 94,4% paling
banyak ditemui pada laki-laki maupun perempuan, dan garis lengkung senyum non konveks
5,6%.28Penelitian Ridal di Kabupaten Gowayang mendapatkan hasil47,2% memiliki garis
lengkung senyum konveks (curved).24 Penelitian Mahfouz MN di Palestina pada remaja usia

Universitas Sumatera Utara


22

12-17 tahun yang mendapatkan hasil 75,8% memiliki garis lengkung senyum konveks
(curved).25Penelitian Parekh H di India yang memiliki hasil 72% wanita dengan garis
lengkung senyum konveks (curved), sedangkan 62% pria dengan garis lengkung senyum
konveks (curved).29

Penelitiangaris lengkung senyum siswa SMA Harapan 1 Medan berdasarkan jenis


kelamin adalah garis lengkung senyum konveks (curved) 49,21% pada siswa laki-laki dan
90,47% pada siswi perempuan diikuti garis lengkung senyum datar (straight) 36,51% pada
siswa laki-laki dan 7,94% pada siswi perempuan kemudian garis lengkung senyum terbalik
(reversed) 14,28% pada siswa laki-laki dan 1,59% pada siswi perempuan (Tabel 2). Hasil
inisesuai dengan pernyataan Sabri dan Balani yang menyatakan bahwa garis lengkung
senyum konveks (curved) lebih cenderung ditemukan pada wanita dibandingkan pria.6,30
Secara keseluruhan pada siswa laki-laki SMA Harapan 1 Medan cenderung dijumpai garis
lengkung senyum konveks (curved) 45,6%, diikuti oleh garis lengkung senyum datar
(straight) 36,51% ,dan garis lengkung senyum terbalik (reversed) 14,28%.

Bentuk dari garis lengkung senyum tiap individu berbeda dan dipengaruhi oleh
bentuk arkus maksila.11 Bentuk arkus maksila sampel, terutama bagian anteriornya, akan
sangat berpengaruh pada besarnya kelengkungan garis lengkung senyum(smile arc). Semakin
lebar arkus maksila maka akan semakin berkurang kelengkungan regio anteriornya dan
kemungkinan datar nya garis lengkung senyum akan semakin besar.11 Subjek penelitian
memiliki 69,84% tipe garis lengkung senyum konveks (curved) sehingga dikatakan memiliki
senyum yang ideal. Sabri menyatakan bahwa garis lengkung senyum pada wanita lebih
membentuk lengkung yang konveks dibandingkan dengan pria.6

Universitas Sumatera Utara


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Tipe garis lengkung yang paling dominan pada siswa-siswi SMA Harapan
1 Medan secara keseluruhan adalah tipe garis lengkung senyum konveks (curved).
Dengan distribusi tipe garis lengkung senyum konveks (curved) 69,84%, datar
(straight) 22,22% , dan terbalik (reversed) 7,94%.
2. Tipe garis lengkung senyum pada siswa laki-laki SMA Harapan 1 Medan
adalah tipe garis lengkung senyum konveks (curved) dengan persentase 49,21%,
diikuti tipe garis lengkung senyum datar (straight) dengan persentase 36,51%, dan
tipe garis lengkung senyum terbalik (reversed) dengan persentase 14,28%.
3. Tipe garis lengkung senyum pada siswi perempuan SMA Harapan 1 Medan
adalah tipe garis lengkung senyum konveks (curved) dengan persentase 90,47%,
diikuti tipe garis lengkung senyum datar (straight) dengan persentase 7,94%, dan tipe
garis lengkung senyum terbalik (reversed) dengan persentase 1,59%.

6.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan jumlah sampel


dengan cakupan yang lebih besar seperti per kabupaten atau per kota agar didapatkan
validitas hasil penelitian yang lebih tinggi.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode yang
lebih valid untuk memperoleh bentuk garis lengkung senyum agar mengurangi sifat
subjektif dalam penelitian.
3 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai bentuk garis lengkung
senyum dengan mempertimbangkan ras.

Universitas Sumatera Utara


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Estetika
Menurut Alexander Gottlieb Baumgarten pada tahun 1735, estetika berasal
dari bahasa Yunani “aisthetike” yang berarti ilmu untuk mengetahui sesuatu melalui
indera.12Estetika adalah salah satu cabang filsafat yang menelaah dan membahas
tentang seni dan keindahan serta tanggapan manusia terhadapnya. Penelitian bentuk
wajah sudah dikenal sejak jaman Mesir kuno yang menyatakan bahwa estetika wajah
yang ideal yakni dengan “ golden proportion ”. Faktorestetika ini tidak mudah untuk
dievaluasi dan ditentukan secarasubjektif.8,12,13
Menurut Sarver, estetika di dalam bidang ortodonti dibagi ke dalam
tigabagian yaitu makro estetika(wajah secara keseluruhan), mini estetika (senyum),
dan mikro estetika (dentaldan gingiva).13

2.1.1 Makro Estetika


Makro estetika adalah estetika yang dilihat dari wajah secara
keseluruhan.Memiliki wajah yang harmonis dan proporsional adalahdambaan dari
setiap orang karena dapat mempengaruhiself esteemdan self imageseseorang di dalam
interaksi sosial.Beberapa ahli mencoba memberikan tanggapanmengenai wajah yang
harmonis dan proporsional.Menurut Angle, keseimbangan dan harmoni wajah serta
bentuk dan keindahan mulut ditentukan olehoklusi gigi yang ideal, sedangkan
menurut Bishara mulut merupakan faktorutama dalam menilai keserasian wajah
danmerupakan ciri wajah yang khusus.8,12
Wajah yang cantik memiliki proporsi wajah yang ideal. Proporsi ideal
berhubungan langsung dengan divine proportion, dimana proporsi tersebut adalah 1 :
1,618. Divine proportion merupakanstandar yang universal sehingga perawatan yang
menggunakan standar divine proportionakan memaksimalkan estetika wajah. Wajah
yang simetris tidakselalu berhubungan dengan wajah yang cantik, akan tetapi wajah
yang sesuai dengandivine proportionpasti selalu cantik.14

Universitas Sumatera Utara


2.1.2 Mikro Estetika
Pada mikro estetika komponen dental meliputi proporsi, bentuk, warna,
hubungan tinggi dan lebar gigi, posisi gigi, connector dan embrassure, black triangle,
serta gingival display (tinggi, warna dan bentuk gingiva).Warna gigi dapat berubah
seiring dengan bertambahnya umur.Gingival display seperti tinggi, warna dan bentuk
gingiva merupakan faktor yang penting dalam pembentukan senyum estetis, dan juga
dapat mempengaruhi penampilan gigi.8,12,15 Adanya resesi gingiva perlu dievaluasi
dan kemungkinan dibutuhkannya perawatan perlu dibicarakan dengan pasien, terlebih
bila sudah memperlihatkan bagian akar. Bentuk papila yang runcing berwarna merah
muda dan tidak mudah berdarah serta menutupi daerah interdental menambah
kulaitas estetik suatu senyum.4,8
Persepsi seseorang tentang estetika berbeda-beda karena pada umumnya
persepsi ditentukan secara subjektif. Salah satu faktor yang penting untuk estetika
wajah adalah posisi gigi yang baik dimana posisi gigi yang baik tidak hanya
mendukung terwujudnya senyum yang menarik, tetapi juga dapat mendukung
kesehatan mulut sehingga secara keseluruhan akan meningkatkan self esteem dan self
image seseorang di dalam kehidupannya.13

2.1.3 Mini Estetika


Mini estetika didefinisikan sebagai estetika senyum yaitu perubahan ekspresi
wajah yang melibatkan pandangan mata, serta terangkatnya kurvatura bibir dan otot-
otot di sekitar mulut.Terdapat dua tipe dasar senyum yaitu senyum sosial (posed smile)
dan senyum spontan (unposed smile). Senyum sosial merupakan senyum yang
disadari dan banyak digunakan untuk menggunakan salam, terjadi dengan sukarela
serta memberikan kesan ramah, sedangkan senyum spontan adalah senyum yang
terjadi pada saattertawa atau perasaan sedang senang (Gambar 1).14 Sabri (2005)
mengatakan komponen pembentuk senyum dari arah frontal terdiri dari beberapa
faktor yaitu lip line (garis bibir), smilearc (garis lengkung senyum), danbukal
koridor.6,14Seseorang dengan tampilan yang biasa saja akan tampak lebih menarik
jika memiliki senyum menarik.15

Universitas Sumatera Utara


Gambar 1. Tipe dasar senyum. (A) Senyum sosial (posed smile) dan (B) senyum
spontan (unposed smile)6

2.1.3.1 Garis Bibir


Bentuk bibir yang membingkai senyum, bersama-sama dengan posisi gigi dan
kontur gingival akan menghasilkan harmoni senyum yang indah. Baik desain maupun
volume bibir berpengaruh penting pada kuantitas gingival dan gigi geligi yang terlihat
saat istirahat, berfungsi, dan tersenyum.4Garis bibir adalah jumlah terlihatnya gigi
vertikal pada saat tersenyum, dengan kata lain, tinggi bibir atas relatif terhadap
insisivus sentralis maksila. Garis bibir dikatakan tinggi apabila memperlihatkan
semua mahkota klinis disertai jaringan gingival di sekitarnya, sedangkan garis bibir
yang rendah memperlihatkan kurang dari 75% gigi anterior maksila.1
Pada kelompok wanita, lebih banyak insisivus atas akan terlihat sewaktu bibir
dalam keadaan istirahat maupun senyum, sedangkan pada kelompok pria akan terlihat
lebih sedikit insisivus atas dan lebih banyak insisivus bawah yang terlihat.
Kesimpulannya adalah senyum untuk wanita atau disebut tipe senyum feminim
berbeda dengan senyum untukpria atau disebut tipe senyum maskulin.1,16,17

Universitas Sumatera Utara


2.1.3.2 Bukal Koridor
Bukal koridor adalah ruangan negatif lateral antara gigi posterior dan sudut
mulut saat tersenyum (Gambar 2). Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa
bukal koridor berperan dalam menentukan nilai estetika.Frush dan Fisher (1958)
mengartikan bukal koridor sebagai ruangan antara permukaan fasial gigi posterior
dan sudut bibir ketika pasien tersenyum.2,18,19
Moore dkk (2005), meneliti pengaruh bukal koridor terhadap estetika senyum
jika dinilai oleh orang awam dengan bukal koridor dihitung sebagai selisih antara
lebar gigi-gigi maksila yang terlihat dan lebar komisura dalam dibagi dengan lebar
komisura dalam. Meskipun penelitian ini menunjukkan salah satu ciri estetis dalam
seni ortodonti, hasil-hasil tersebut tidak boleh diinterpretasikan sebagai lengkung
maksila pada setiap kasus ortodonti, karena tidak disarankan mengekspansi maksila
pada maksila yang normal hanya untuk mengoreksi bukal koridor yang besar untuk
memperbaiki estetika.2,3,18

Gambar 2. Jenis bukal koridor ada tiga yaitu: (A) koridor bukal lebar ,(B)
koridor bukal menengah, dan (C) koridor bukal sempit10

2.1.3.3 Garis Lengkung Senyum


Garis lengkung senyum merupakan hubungan antara bidang oklusal/insisal
gigi anterior atas dengan bibir bawah ketika tersenyum.4Idealnya garis lengkung
senyum setiap orang berbeda, tetapi penelitian yang dilakukan Machado AW
mengklasifikasikan garis lengkung senyum ke dalam tiga kategori yakni garis
lengkung senyum konveks (curved), garis lengkung senyum datar (straight), dan
garis lengkung senyum terbalik (reversed).10 Seperti yang terlihat pada gambar

Universitas Sumatera Utara


3,penelitian ini menunjukkan bahwa individu dengan lengkung senyum yang konveks
cenderung memiliki senyum yang kelihatan lebih muda dan lebih percaya diri,
sedangkan lengkung senyum yang semakin datar ataupun terbalik menyebabkan
individu tersebut menjadi kelihatan lebih tua dan kurang menarik.1,16,17
Letak/posisi inklinasi dari gigi anterior yang kurang cembung maka lengkung
senyum menjadi kurang konveks, sehingga lengkung senyum akan mendatar ataupun
terbalik.10,21,22Bentuk lengkung gigi harus sesuai dengan lengkung bibir bawah untuk
penampilan terbaik. Kondisi tersebut tampak dalam garis lengkung senyum
konveks(curved).5,9 Tepi insisal gigi-gigi rahang atas harus terletak sejajar dengan
lengkung bibir bawah untuk menghasilkan garis lengkung senyum konveks
(curved).5,23 Orang awam cenderung lebih memiliki garis lengkung senyum
konveks(curved) dan berpikiran bahwa garis lengkung senyum datar (straight) akan
mengurangi keindahan senyum pria maupun wanita.1,20
Selain itu, bentuk dari garis lengkung senyum tiap individu berbeda dan
dipengaruhi oleh bentuk arkus maksila.11 Bentuk arkus maksila sampel, terutama
bagian anteriornya, akan sangat berpengaruh pada besarnya kelengkungan garis
lengkung senyum (smile arc). Semakin lebar arkus maksila maka akan semakin
berkurang kelengkungan regio anteriornya dan kemungkinan datar nya garis
lengkung senyum akan semakin besar.11Sabri menyatakan bahwa garis lengkung
senyum pada wanita lebih membentuk lengkung yang konveks jika dibandingkan
dengan pria.6

Universitas Sumatera Utara


Gambar 3. Tipe garis lengkung senyum: (A) garis lengkung konveks, (B)
garis lengkung datar, dan (C) garis lengkung.10
ket: garis titik-titik biru menujukkan garis gambar lengkung senyum
garis titik-titik kuning menjukkan garis bawah bibir

2.2 Remaja
WHO mendefinisikan remaja sebagai masa di mana individu berkembang dari
saat pertama kali menunjukkan tanda–tanda seksual sekundernya sampai saat
individu mencapai kematangan seksual.Individu mengalami perkembangan, biologik,
psikologik, dan sosiologik yang saling terkait antara satu dengan lainnya.Secara
biologik ditandai dengan percepatan pertumbuhan tulang, secara psikologik ditandai
dengan akhir perkembangan kognitif dan pemantapan kepribadian, dan secara
sosiologik ditandai dengan intensifnya persiapan dalam menyongsong peranannya
kelak sebagai seorang dewasa muda.Batasan usia remaja menurut WHO adalah usia
10 – 20 tahun. Sementara itu, menurut BKKBN batasan usia remaja adalah 10 – 21
tahun.7
Siswa SMA termasuk ke dalam golongan remaja akhir karena berada dalam
rentang usia 15-20 tahun.7Peningkatan perawatan ortodonti tentu membuat para
remaja akhir tersebut menjadi terpengaruh karena secara sosioemosional para remaja
akhir masih dalam tahap perkembangan ingin mengikuti tren masa kini.5 Penelitian
tentang perawatan ortodonti pada remaja mulai berkembang pesat terutama dalam

Universitas Sumatera Utara


bidang estetika kedokteran gigi. Salah satu komponen estetika yang memiliki
pengaruh dalam penampilan senyum yakni garis lengkung senyum yang dapat
membuat senyum terlihat lebih muda, menawan dan menarik.10
Penilitian Ridal tahun 2014 pada suku Makassar di kabupaten Gowa dengan
sampel remaja mendapatkan hasil yakni 47,2% sampel memiliki garis lengkung
senyum konveks (curved), dan 52,8% sampel memiliki garis lengkung senyum datar
(straight) dan garis lengkung senyum terbalik (reversed).24 Penelitian Mahfouz MN
tahun 2009 pada remaja Palestina usia 12-17 tahun mendapatkan hasil yakni 75,8%
sampel memiliki garis lengkung senyum konveks (curved) , 19,2% sampel memiliki
garis lengkung senyum datar (straight), dan 5% sampel memiliki garis lengkung
senyum terbalik (reversed).25

Universitas Sumatera Utara


2.3 Kerangka Teori

ESTETIKA

MAKROES MINI MIKROEST


TETIKA ESTETIKA ETIKA

GARIS BUKAL GARIS


BIBIR KORIDOR LENGKUNG
SENYUM

SENYUM SENYUM
SOSIAL SPONTAN

REMAJA
- laki-laki
- perempuan

11
Universitas Sumatera Utara
2.4Kerangka Konsep

Oklusi Klas 1 Angle


- overjet normal REMAJA SMA
- overbite normal - laki-laki
- perempuan
- crowded ringan

Tipe Garis Lengkung Senyum

- Senyum Konveks (Curved)


- Senyum Datar (Straight)
- Senyum Terbalik (Reversed)

Universitas Sumatera Utara


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jumlah pemakaian pesawat ortodonti pada siswa SMA atau remaja akhir
meningkat, baik karena indikasi maupun karena alasan estetika. Menurut penelitian
Hunt dkk., sebanyak 84,2% responden menyatakan bahwa penting atau sangat
penting untuk memiliki senyum yang ideal.1 Perawatan ortodonti sebenarnya
membutuhkan penanganan ahli ortodontis yang terampil. Perawatan ortodonti dapat
berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap estetika senyum.1,2,3
Perawatan ortodonti pada zaman sekarang ini sudah menjadi sebuah tren
dalam kehidupan bermasyarakat, terutama untuk individu yang berada dalam masa
remaja.Menurut Rice pada tahun 1996, remaja adalah ketika tumbuh menjadi dewasa
ataupun masih dalam tahap perkembangan menuju kematangan secara biologis,
kognitif, dan sosioemosional.4,5,6
WHO membagi remaja ke dalam dua, yaitu: remaja awal dan remaja akhir.
Siswa SMA masuk ke dalam remaja akhir karena berada dalam rentang usia 15-20
tahun, dan pada masa ini siswa SMA rentan dengan pengaruh lingkungan, keluarga,
maupun dari informasi yang didapat melalui internet.Akhir-akhir ini perhatian
masyarakat lebih banyak tertuju pada peningkatan karakteristik wajah yang
menghasilkan penampilanyang menarik.7,8
Dalam bidang ortodonti, kasus-kasus maloklusi yang sering menjadi
keluhanutama pasien adalah kasus gigi anterior berjejal dan kasus gigi
protrusif.Kasus-kasusini berhubungan langsung dengan aspek estetika yang sangat
berpengaruh terhadappenampilan wajah pasien.Maloklusi dapat mengganggu
penampilan dari individu tersebut karena estetika wajah dinilai secara
subjektif.Faktor-faktor estetika wajah dipengaruhi oleh bentuk garis lengkung
senyum pada individu tersebut dimana bentuk garis lengkung senyum pada tiap
individu berbeda.7,9

Universitas Sumatera Utara


Penelitian Machado A.W mendapatkan garis lengkung senyum yang datar
ataupun terbalik dapat mengurangi penampilan wajah pada individu.10 Garis
lengkung senyum dilihat dari letak gigi anterior secara vertikal ketika senyum dan
mengikuti kontur bibir bagian bawah, terdapat tiga jenis garis lengkung senyum yaitu
garis lengkung senyum konveks (curved), garis lengkung senyum datar (straight),
dan garis lengkung senyum terbalik (reversed).10
Penelitian Theobromapada mahasiswa FKG UNAIR mendapatkan
pengukuran bahwa bentuk garis lengkung senyum terbanyak adalah garis lengkung
senyum konveks baik pada kelompok perempuan maupun laki-laki.Pada kelompok
perempuan, garis lengkung senyum kedua terbanyak adalah garis lengkung senyum
datar straightsedangkan garis lengkung senyum terbalik (reversed)tidak
ditemukan.Kelompok laki-laki menunjukkan garis lengkung senyum terbanyak kedua
adalah garis lengkung senyum datar(straight) dan garis lengkung senyum terbalik
(reversed) paling sedikit dijumpai. Secara umum, garis lengkung senyum konveks
(curved) paling sering dijumpai pada remaja yang belum mendapatkan perawatan
ortodonti sebelumnya.10,11
Penelitian Maulik Cpada sampel yang belum mendapatkan perawatan
ortodonti mendapatkan 19,2% memiliki garis lengkung senyum terbalik (reversed),
47,9% memiliki garis lengkung senyum datar (straight), dan 32,9% memiliki garis
lengkung senyum konveks (curved).12Peneliti tertarik untuk meneliti gambaran garis
lengkung senyum pada remaja di sekolah, dalam hal ini pada sekolah Harapan 1
Medan untuk melihat bagaimana gambaran garis lengkung senyum di tingkatan SMA
pada sekolah tersebut karena belum ada penelitian tentang gambaran garis lengkung
senyum pada siswa SMA di sekolah Harapan 1 Medan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana gambaran garis lengkung senyum pada siswa SMA Harapan
1 Medan tahun 2016.
1.2.2 Bagaimana gambaran garis lengkung senyum pada siswa laki-laki SMA
Harapan 1 Medan tahun 2016.

Universitas Sumatera Utara


1.2.3 Bagaimana gambaran garis lengkung senyum pada siswi perempuan
SMA Harapan 1 Medan tahun 2016.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Untuk mengetahui gambaran garis lengkung senyum pada siswa SMA
Harapan 1 Medan tahun 2016.
1.3.2 Untuk mengetahui gambaran garis lengkung senyum pada siswa laki-
laki SMA Harapan 1 Medan tahun 2016.
1.3.3 Untuk mengetahui gambaran garis lengkung senyum pada siswi
perempuan SMA Harapan 1 Medan tahun 2016.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi dokter gigi
Untuk mengetahui bagaimana gambaran garis lengkung senyum yang
sesuai dengan keadaan maloklusi Klas 1 Angle.
1.4.2 Bagi sekolah dan siswa-siswi sekolah
Memberikan pengetahuan tentang bagaimana gambaran garis lengkung
senyum yang estetis pada siswa-siswi di sekolah SMA Harapan 1 Medan.

Universitas Sumatera Utara


Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ortodonti

Tahun 2016

Kevin
Gambaran Garis Lengkung Senyum pada Siswa SMA Harapan 1 Medan Tahun
2016
x + 26 Halaman

Estetika adalah cabang filsafah yang membahas tentang seni dan keindahan
serta tanggapan manusia terhadapnya.Faktor estetika ini tidak mudah untuk
dievaluasi dan ditentukan secara subjektif.Mini estetika yang didefinisikan sebagai
perubahan ekspresi wajah yang nelibatkan pandangan mata, serta terangkatnya
kurvatura bibir dan otot-otot di sekitar mulut.Salah satu komponen pembentuk
senyum dari arah frontal adalah garis lengkung senyum (smile arc).Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui bagaimana gambaran garis lengkung senyum pada siswa siswi
SMA Harapan 1 Medan. Penelitian ini merupakan penelitian deskritif dengan
pendekatan cross sectional. Subjek penelitian berjumlah 126 sampel yang terdiri dari
63 siswa laki-laki dan 63 siswi perempuan yang telah memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi.
Tipe garis lengkung senyum pada siswa laki-laki SMA Harapan 1 Medan
adalah tipe garis lengkung senyum konveks (curved) dengan persentase 49,21%,
diikuti tipe garis lengkung senyum datar (straight) dengan persentase 36,51%, dan
tipe garis lengkung senyum terbalik (reversed) dengan persentase 14,28%. Tipe garis
lengkung senyum pada siswi perempuan SMA Harapan 1 Medan adalah tipe garis
lengkung senyum konveks (curved) dengan persentase 90,47%, diikuti tipe garis
lengkung senyum datar (straight) dengan persentase 7,94%, dan tipe garis lengkung
senyum terbalik (reversed) dengan persentase 1,59%. Kesimpulan, tipe garis

Universitas Sumatera Utara


lengkung yang paling dominan pada siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan secara
keseluruhan adalah tipe garis lengkung senyum konveks (curved). Dengan distribusi
tipe garis lengkung senyum konveks (curved) 69,84%, datar (straight) 22,22% , dan
terbalik (reversed) 7,94%.
Daftar Rujukan: 30 (2001-2015).

Universitas Sumatera Utara


GAMBARAN GARIS LENGKUNG SENYUM
PADA SISWA SMA HARAPAN 1
MEDAN TAHUN 2016

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi


syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:
Nama : Kevin
NIM : 120600084

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DEPARTEMEN ORTODONSIA
MEDAN 2016

Universitas Sumatera Utara


Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ortodonti

Tahun 2016

Kevin
Gambaran Garis Lengkung Senyum pada Siswa SMA Harapan 1 Medan Tahun
2016
x + 26 Halaman

Estetika adalah cabang filsafah yang membahas tentang seni dan keindahan
serta tanggapan manusia terhadapnya.Faktor estetika ini tidak mudah untuk
dievaluasi dan ditentukan secara subjektif.Mini estetika yang didefinisikan sebagai
perubahan ekspresi wajah yang nelibatkan pandangan mata, serta terangkatnya
kurvatura bibir dan otot-otot di sekitar mulut.Salah satu komponen pembentuk
senyum dari arah frontal adalah garis lengkung senyum (smile arc).Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui bagaimana gambaran garis lengkung senyum pada siswa siswi
SMA Harapan 1 Medan. Penelitian ini merupakan penelitian deskritif dengan
pendekatan cross sectional. Subjek penelitian berjumlah 126 sampel yang terdiri dari
63 siswa laki-laki dan 63 siswi perempuan yang telah memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi.
Tipe garis lengkung senyum pada siswa laki-laki SMA Harapan 1 Medan
adalah tipe garis lengkung senyum konveks (curved) dengan persentase 49,21%,
diikuti tipe garis lengkung senyum datar (straight) dengan persentase 36,51%, dan
tipe garis lengkung senyum terbalik (reversed) dengan persentase 14,28%. Tipe garis
lengkung senyum pada siswi perempuan SMA Harapan 1 Medan adalah tipe garis
lengkung senyum konveks (curved) dengan persentase 90,47%, diikuti tipe garis
lengkung senyum datar (straight) dengan persentase 7,94%, dan tipe garis lengkung
senyum terbalik (reversed) dengan persentase 1,59%. Kesimpulan, tipe garis

Universitas Sumatera Utara


lengkung yang paling dominan pada siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan secara
keseluruhan adalah tipe garis lengkung senyum konveks (curved). Dengan distribusi
tipe garis lengkung senyum konveks (curved) 69,84%, datar (straight) 22,22% , dan
terbalik (reversed) 7,94%.
Daftar Rujukan: 30 (2001-2015).

Universitas Sumatera Utara


TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji


pada tanggal 18 Maret 2016

TIM PENGUJI

KETUA : Hilda Fitria Lubis, drg., Sp.Ort

ANGGOTA : 1. Muslim Yusuf, drg., Sp.Ort (K)

2. Mimi Marina Lubis, drg., Sp.Ort.

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan


di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 18Maret 2016


Pembimbing: Tanda tangan

Hilda Fitria Lubis, drg., Sp.Ort ........................................


NIP. 197711162002122002

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa memberikan berkat, anugerah, dan kekuatan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Kedokteran Gigi.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orangtua yang sangat
penulis sayangi, Mama Linda Rusli dan Papa Tjing Tin Hoa atas segala kasih sayang,
doa, dukungan dan bantuanmoril serta materil yang senantiasa diberikan, dan kepada
abang penulis, Daniel.
Selama proses pembuatan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan
bimbingan, saran, bantuan, serta doa dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini,
penulis dengan segala kerendahan hati dan dengan tulus mengucapkan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D, Sp.Ort selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi USU.
2. Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort (K) selaku ketua Departemen Ortodonsia
Fakultas Kedokteran Gigi USU dan dosen penguji skripsi yang telah menyediakan
waktu, tenaga dan pikiran dalam memberi masukan kepada penulis.
3. Hilda Fitria Lubis, drg., Sp.Ort selaku pembimbing skripsi yang telah
banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dan dengan sabar memberikan
bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini dan koordinator skripsi di Departemen Ortodonsia Fakultas Kedokteran
Gigi USU.
4. Muslim Yusuf, drg., Sp.Ort (K) dan Mimi Marina Lubis, drg., Sp.Ort
selaku dosen penguji skripsi yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran
dalam memberi masukan kepada penulis untuk kesempurnaan skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara


5. Olivia Avriyanti Hanafiah drg., Sp.Bm selaku dosen pembimbing
akademis yang senantiasa membimbing dan memotivasi penulis selama menjalani
pendidikan akademis.
6. Seluruh staf pengajar FKG USU terutama staf dan pegawai di
Departemen Ortodonsia FKG USU atas bantuan yang diberikan kepada penulis.
7. Joselin, Olda Priskilla, Ivanna Sundary Ongko, David Tjoea, Gita M Zulfi,
Defri Komala,Mentari Sianipar, Yanta Sinisura, Ilham Aryanda, dan teman-teman
seperjuangan skripsi di Departemen Ortodonsia FKG USU yang telah saling
membantu dan memberikan semangat.
8. Ibu Maya, Pak Agus, dan staf pengajar di sekolah Harapan 1 Medan yang
telah membantu danmemberi waktu dan tempat kepada penulis selama penelitian,
serta siswa-siswi sekolah Harapan 1 Medan yang telah bersedia meluangkan
waktunya sebagai sampel penelitian.
9. Sahabat-sahabat penulis, Prajoko Yanto, Andrean Khosasi, Carven, Ivan
Aldini, David Tjoea, Sherly Chandra, Jessica Komala, kak Feriyani Prima, dan
seluruh teman-temanFKG USU angkatan 2012 yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
10. Atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan. Penulis menyadari
bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima
dengan terbuka berbagai kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhir
kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan buah
pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu kedokteran gigi dan
masyarakat.

Medan, 2 Maret 2016


Penulis,

(Kevin)
NIM: 120600084

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .........................................................................


HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................... ii
HALAMAN TIM PENGUJI …………............................................. iii
KATA PENGANTAR……………………………………………… iv
DAFTAR ISI ...................................................................................... vi
DAFTAR TABEL………………………………………………….. viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………….. x
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Estetika .......................................................................... 4
2.1.1 Makro Estetika ........................................................... 4
2.1.2 Mikro Estetika ............................................................ 5
2.1.3 Mini Estetika .............................................................. 5
2.1.3.1 Garis Bibir ............................................................... 6
2.1.3.2 Bukal Koridor .......................................................... 7
2.1.3.3 Garis Lengkung Senyum ......................................... 7
2.2 Remaja ........................................................................... 9
2.3 Kerangka Teori .............................................................. 11
2.4 Kerangka Konsep............................................................ 12

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian .............................................................. 13
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................ 13
3.3 Populasi dan Sampel ...................................................... 13
3.4 Variabel Penelitian ......................................................... 14
3.5 Definisi Operasional ...................................................... 15

Universitas Sumatera Utara


3.6 Alat dan Bahan ............................................................... 16
3.7 Metode Pengumpulan Data /Pelaksanaan Penelitian ..... 16
3.8 Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 17
3.9 Etika Penelitian ............................................................... 18

BAB 4 HASIL PENELITIAN …………………………………….. 19

BAB 5 PEMBAHASAN ………………………………………….. 21

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN…………………………… 23


6.1 Kesimpulan ……………………………………………. 23
6.2 Saran…………………………………………………… 23

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 24

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Gambaran garis lengkung senyum pada siswa-siswi SMAHarapan


1 Medan………………………………………………………....... 19
2. Gambaran garis lengkung senyum berdasarkan jenis kelamin pada
siswa- siswi SMA Harapan 1 Medan……………………………… 20

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tipe dasar senyum ............................................................................. 6

2. Jenis bukal koridor ............................................................................. 7

3. Tipe garis lengkung senyum............................................................... 9

4. Alat dan bahan.................................................................................... 16

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Lembar penjelasan kepada calon subjek penelitian

2. Lembar persetujuan setelah penjelasan (informed consent)

3. Surat Komisi Etik (Ethical Clearance)

4. Hasil foto penelitian

5. Surat keterangan selesai penelitian dari sekolah Harapan 1 Medan

Universitas Sumatera Utara

You might also like