You are on page 1of 26

KEGIATAN – VIII

GEE II – NORMALIZED BURN RATIO (NBR)

LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

Disusun Oleh:

Nama : Zakky Nurshidiq


NIM : 117.200.019
Plug : 03

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA


JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2023/2024
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI DAN PENGINDERAAN JAUH
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2023/2024

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teknologi yang semakin berkembang pesat mendorong perubahan ke
arah teknologi machine learning. Machine learning merupakan sebuah
teknologi yang terlahir di era revolusi industri 4.0 dan saat ini sudah mulai
berkembang di berbagai sektor bidang keilmuan seperti kedokteran, teknologi
informasi, pendidikan dan lain-lain. Machine learning merupakan sebuah
teknologi yang menerapkan ilmu kecerdasan buatan dalam menyelesaikan suatu
permasalahan dengan mempelajari pola data yang ada. Sehingga perlahan-lahan
mulai merubah peran kita tidak lagi sebagai operator melainkan cukup sebagai
konseptor dan analisator yang harus mampu merancang dan menganalisa hasil
pekerjaan dari machine learning itu sendiri.
Google earth engine merupakan salah satu platform yang sudah
menerapkan prinsip machine learning bagi bidang keilmuan penginderaan jauh.
Google Earth Engine mampu memproses kumpulan data geospasial dalam
skala yang sangat besar dengan data citra yang multi-temporal dan terbaru untuk
analisis geospasial dan pengambilan keputusan. Google earth engine
menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan untuk saat ini sehingga dapat
melakukan monitoring dan analisis fenomena alam secara multitemporal.
meskipun demikian Google earth engine masih mempunyai beberapa
keterbatasan salah satunya kajian lebih mendalam mengenai pemanfaatan
Google earth engine untuk penginderaan jauh masih jarang ditemukan.
sehingga perlu dilakukan kajian pemanfaatan Google earth engine dalam
penerapannya untuk bidang penginderaan jauh.
Oleh karena itu, Pada praktikum kali ini akan dilakukan dua kegiatan
berupa pemanggilan dan pemotongan awan citra Sentinel-2A dan juga analisis
bencana kebakaran menggunakan Normalized Burn Ratio (NBR) pada platform
Google earth engine guna mengetahui seberapa jauh Google earth engine dapat
diimplementasikan dalam keilmuan penginderaan jauh.

2 | Praktikum Pengolahan Citra Digital


LABORATORIUM FOTOGRAMETRI DAN PENGINDERAAN JAUH
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2023/2024

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana platform Google earth engine (GEE) melakukan
pemanggilan dan pemotongan awan citra Sentinel-2A?
2. Bagaimana platform Google earth engine (GEE) melakukan Normalized
Burn Ratio (NBR) untuk analisis bencana kebakaran?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan pelaksanaan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Praktikan dapat memahami dan melakukan pemanggilan citra dan
pemotongan awan menggunakan platform Google Earth Engine (GEE).
2. Praktikan dapat melakukan dan menganalisis cara kerja Normalized
Burn Ratio (NBR) untuk bencana kebakaran.

3 | Praktikum Pengolahan Citra Digital


LABORATORIUM FOTOGRAMETRI DAN PENGINDERAAN JAUH
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2023/2024

BAB II
DASAR TEORI

2.1. Penginderaan Jauh


Pengindraan jauh adalah ilmu dan seni pengumpulan informasi tentang
objek, area, atau fenomena tanpa memiliki kontak fisik dengan objek, area, atau
fenomena tersebut, melalui pengukuran karakteristik yang ada dalam radiasi
yang dipantulkan atau dipancarkan oleh objek, area, atau fenomena tersebut
(Kiefer et al, 2014). Metode ini menggunakan sensor atau alat pengindraan yang
mampu mendeteksi, mengukur, dan merekam karakteristik radiasi
elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan oleh objek, area, atau
fenomena yang diamati. Pengindraan jauh memiliki beragam aplikasi dalam
berbagai bidang, termasuk ilmu lingkungan, geografi, geologi, pertanian,
pemetaan, pemantauan cuaca, pemantauan bencana alam, dan banyak lagi.

2.2. Citra Satelit


Citra satelit merupakan alat dalam penginderaan jauh yang memberikan
representasi visual dari permukaan bumi (Kiefer et al, 2014). Citra satelit
menjadi salah satu elemen kunci dalam penginderaan jauh, dan kemampuannya
untuk memperoleh data dari jarak jauh memungkinkan penggunaannya dalam
berbagai aplikasi ilmiah dan praktis. Citra satelit dapat menggambarkan
permukaan bumi atau objek tertentu di berbagai panjang gelombang spektrum
elektromagnetik, seperti cahaya tampak, inframerah, atau mikrogelombang.
Citra satelit digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk pemetaian, pemantauan
lingkungan, analisis tanah, pemantauan cuaca, dan pemahaman perubahan di
permukaan bumi.

2.2.1 Citra Satelit Sentinel 2


Sentinel-2 terdiri dari dua satelit konstelasi yaitu Sentinel-2A dan
Sentinel-2B yang mengorbit kutub pada orbit sun-synchronous pada ketinggian
786 km. Dua satelit identik tersebut berjarak 180 derajat satu sama lain. Satelit
tersebut merupakan satelit resolusi menengah dengan resolusi temporal 10 hari
untuk satu satelit atau 5 hari dengan dua satelit. Satelit ini dapat digunakan untuk

4 | Praktikum Pengolahan Citra Digital


LABORATORIUM FOTOGRAMETRI DAN PENGINDERAAN JAUH
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2023/2024

pengamatan operasional seperti peta tutupan lahan, peta deteksi perubahan


lahan dan variabel geofisika (LAPAN, 2018).
Citra Sentinel-2A bertujuan untuk mengetahui variabilitas dalam
kondisi permukaan tanah, dan lebar petak yang lebar (290 km) dan waktu
kunjungan kembali yang tinggi (sepuluh hari di khatulistiwa dengan satu satelit,
dan lima hari dengan dua satelit di bawah kondisi bebas awan yang
menghasilkan 2-3 hari hari di pertengahan garis lintang) akan mendukung
pemantauan perubahan permukaan bumi. Sentinel-2A terdiri dari konstelasi
(susunan) dua satelit yang mengorbit dari kutub yang ditempatkan dalam orbit
sinkron matahari yang sama, secara bertahap 180° satu sama lain. Batas cakupan
berasal dari antara garis lintang 56° selatan dan 84° utara. Pemisahan spektral
dari masing-masing band menjadi panjang gelombang individu dilakukan
dengan filter garis yang dipasang di atas detektor (Essa Sentinel Online, 2020).
Hasil data Sentinel-2A L1C terdiri dari 13 band spektral dengan rincian
sebagai berikut:
a. Resolusi spasial 10 m sebanyak 4 band (B2, B3, B4, B8)
b. Resolusi spasial 20 m sebanyak 6 band (B5, B6, B7, B8A, B11, B12)
c. Resolusi spasial 60 m sebanyak 3 band (B1, B9, B10)

2.3. Google Earth Engine (GEE)


Google Earth Engine (GEE) adalah platform berbasis cloud yang
dikembangkan oleh Google yang mendukung analisis berskala global dari
katalog besar data pengamatan bumi. Ini telah digunakan untuk memetakan
perubahan hutan global di abad ke-21, perubahan air permukaan bumi, daerah
perkotaan global, perkembangan kebakaran alam, perubahan permukaan secara
global, dan lain-lain. Dalam pengertian ini, GEE menjadi menarik bukan bukan
karena tugas pemrosesan terdistribusi dieksekusi di sisi server Google, tetapi
juga meningkatnya ketersediaan dataset geospasial global yang dapat
dieksplorasi dalam pemetaan topografi. Kelebihan GEE Sehingga layak disebut
sebagai revolusier teknologi Remote Sensing adalah Memiliki akses terhadap
data citra satelit dan data lainnya dengan jumlah yang sangat besar dan terus
diperbaharui sehingga tidak perlu mencari sumber citra skala menengah yang

5 | Praktikum Pengolahan Citra Digital


LABORATORIUM FOTOGRAMETRI DAN PENGINDERAAN JAUH
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2023/2024

tersedia secara publik lagi. Biasanya untuk mendapatkan citra harus melalui
platform USGS maupun ESA, namun Google Earth Engine telah
mengumpulkannya menjadi satu di platformnya dan memiliki arsip citra
penginderaan jauh berukuran petabyte yang siap digunakan sehingga Sangat
praktis untuk analis Geografi. (Gorelick dkk., 2017). Terdapat beberapa data
yang tersedia dalam GEE, seperti data Landsat, Sentinel, MODIS, ASTER,
SRTM, DEM, AW3D30 DSM, Global 30 Arc-Second Elevation, dan lainnya.
Dengan demikian, karakteristik GEE dapat mengizinkan penyesuaian analisis
medan berkinerja tinggi dengan input pengguna minimal dan pemrosesan
komputasi pada sisi pengguna.

Gambar 1. 1 GEE Calatalog (Sumber: Geosai.com)


Komponen utama Earth Engine yaitu sebagai berikut:
1. Dataset : Google Earth Engine memiliki arsip citra penginderaan jauh
berukuran petabyte yang siap digunakan dan praktis untuk analis geografi.
Google Earth Engine telah mengumpulkannya menjadi satu di platform-
nya.
2. Kemampuan komputasi: Penggunaan Google Earth Engine sebagai
perangkat lunak pemrosesan secara online. Infrastruktur Google sebagai
cloud yang akan digunakan untuk Google Earth Engine merupakan fasilitas
dan ditambah dengan library data yang begitu lengkap.
3. APIs : Google Earth Engine juga memakai API (Application Programming
Interface) dengan menggunakan JavaScript dan Python yang di hostkan ke
Github untuk melakukan request ke server Google Earth Engine.
4. Code Editor : Google Earth Engine juga menggunakan IDE (Integrated
Development Environment) daring untuk kecepatan dalam membuat

6 | Praktikum Pengolahan Citra Digital


LABORATORIUM FOTOGRAMETRI DAN PENGINDERAAN JAUH
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2023/2024

prototype serta visualisasi data spasial yang kompleks dengan analisis yang
kompleks menggunakan Javascript API.

2.3.1. Pengenalan Tools GEE

Gambar 1. 2 Code Editor GEE (Sumber: Modul Praktikum PCD)


Berikut ini merupakan penjelasan dari code editor pada Gambar
1.2 :
a. Script manager adalah tab untuk menyimpan script yang telah kita buat
dan dapat kita gunakan kembali.
b. API documentation adalah tab yang menyertakan fungsi maupun
method yang tersedia untuk kita gunakan.
c. Search for datasets or places memungkinkan kita untuk searching
datasets citra maupun mencari lokasi dengan memasukan nilai
koordinat.
d. Get a link (URL) to the script dapat kita gunakan untuk berbagi script
yang telah kita buat kepada orang lain.
e. Save the script untuk menyimpan script.
f. Run the script mengeksekusi script.
g. Inspect locations memungkinkan kita untuk mendapatkan informasi
mengenai nilai pixel dan koordinat pada Map.
h. Console output dapat kita gunakan untuk mendapatkan output dari
script yang telah kita buat.
i. Task Manager menampilkan proses yang telah dilakukan dan
digunakan untuk mendownload hasil.

7 | Praktikum Pengolahan Citra Digital


LABORATORIUM FOTOGRAMETRI DAN PENGINDERAAN JAUH
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2023/2024

2.4. Cloud Computing


Cloud Computing dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi
Komputasi Awan. ‘Komputasi’ diterjemahkan sebagai gabungan pemanfaatan
teknologi komputer, sedangkan ‘Awan’ merupakan metafora dari
pengembangan infrastruktur berbasis internet. Secara konsep, definisi Cloud
Computing berarti menyimpan dan mengakses data dan program melalui 3
internet dari lokasi berbeda atau menggunakan komputer dari hard drive
komputer kita. Syarat utama dalam konsep Cloud Computing adalah kehadiran
internet untuk mengakses data. Cloud Computing merupakan tren baru di
bidang komputasi terdistribusi dimana berbagai pihak dapat mengembangkan
aplikasi dan layanan berbasis SOA (Service Oriented Architecture) di jaringan
Internet (Anggeriana, 2011).

Gambar 1. 3 Cloud Computing (Sumber: Efendi, 2018)

2.5. JavaScript
Perkembangan teknologi penginderaan jauh saat ini semakin mengarah
ke pengolahan berbasis cloud computing, yang mana pengolahan ini sudah
menerapkan prinsip machine learning dalam pengerjaanya sehingga
memanfaatkan sistem komputer yang telah terintegrasi dengan provider Google
Earth Engine. Peran customer saat ini cukup melakukan perintah dan
pemanggilan data dan selanjutnya sistem akan mempelajari pola data yang ada
lalu mengerjakan sesuai dengan yang diperintahkan. Perlu diketahui perintah-
perintah dalam melakukan pengolahan data geospasial di Google Earth Engine
dilakukan menggunakan bahasa pemrograman JavaScript. Oleh karena itu
penting bagi para ahli kebumian saat ini untuk memahami mengenai bahasa

8 | Praktikum Pengolahan Citra Digital


LABORATORIUM FOTOGRAMETRI DAN PENGINDERAAN JAUH
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2023/2024

pemrograman secara sederhana agar bisa mengoperasikan teknologi google


earth engine dengan baik dan benar. JavaScript adalah bahasa yang “case
sensitive” artinya membedakan penamaan variabel dan fungsi yang
menggunakan huruf besar dan huruf kecil, contoh karakter titik koma
(Kustiyahningsih dkk., 2011).
Menurut (Rijal, 2020) terdapat beberapa penanda di dalam JavaScript
yang biasa digunakan secara umum, antara lain:
1. Dua garis miring (// …) artinya komentar.
2. Titik koma atau semicolon (… ;) artinya akhir perintah.
3. Petik satu (‘…’) menandakan tipe data string atau teks.
4. Print (…) artinya kita memerintahkan sistem untuk menampilkan hasil
eksekusi perintah pada bagian console dari GEE.
5. Kurung siku ([ …]) artinya perintah untuk menampilkan perintah yang
diproses pada console dalam bentuk list atau daftar ke bawah.
6. Kurung kurawal ({…}) artinya perintah menampilkan dictionary pada
console GEE. Dictionary ini akan menampilkan list dalam list.
7. Function, yaitu menampilkan perintah yang disertai dengan parameter.
Parameter ditandai dengan kurung buka dan tutup (…) sementara perintah
ditandai dengan kurung kurawal {…} yang diletakkan di dalam parameter
kurung buka dan kurung tutup.

2.6. Normalized Burn Ratio (NBR)


NBR (Normalized Burn Ratio) merupakan indeks yang digunakan untuk
mengidentifikasi area terbakar dan memberikan ukuran keparahan luka bakar.
NBR dihitung sebagai rasio antara nilai panjang gelombang NIR dan SWIR.
Vegetasi sebelum kebakaran akan memiliki nilai reflektansi yang tinggi
terhadap NIR dan reflektansi rendah terhadap SWIR dan sebaliknya pada citra
setelah kebakaran akan memiliki nilai reflektansi yang rendah pada NIR dan
reflektansi yang tinggi terhadap SWIR. Nilai NBR yang tinggi umumnya
menunjukkan vegetasi yang masih baik, sedangkan nilai NBR yang rendah
menunjukkan berupa tanah kosong dan daerah baru terbakar (Loboda dkk,

9 | Praktikum Pengolahan Citra Digital


LABORATORIUM FOTOGRAMETRI DAN PENGINDERAAN JAUH
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2023/2024

2007). Persamaan yang digunakan ditunjukkan dalam persamaan berikut


(Fibyana, 2020).

Keterangan :
NBR : Normalized Burn Ratio
NIR : Nilai spektral near infrared (Band 8A)
SWIR : Nilai spektral shortwave infrared (Band 12)
Berdasarkan (Wulder & Franklin, 2006), menyatakan bahwa nilai dNBR
mampu digunakan untuk mengestimasi tingkat keparahan kebakaran hutan dan
lahan dengan baik. dNBR dihitung dengan menggunakan data citra satelit
sebelum dan sesudah terbakar. Hasil nilai dNBR yang tinggi menunjukkan telah
terjadi kebakaran besar hingga mengakibatkan kerusakan yang parah,
sedangkan nilai dNBR negatif menunjukkan tingkat pertumbuhan vegetasi yang
tinggi setelah terbakar (Saputra dkk, 2017). Nilai dNBR dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut.
dNBR = NBR pre fire - NBR post fire
Keterangan :
dNBR : Selisih NBRprefire dan NBRpostfire
NBRprefire : NBR citra sebelum terbakar
NBRpostfire : NBR citra sesudah terbakar

10 | Praktikum Pengolahan Citra Digital


LABORATORIUM FOTOGRAMETRI DAN PENGINDERAAN JAUH
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2023/2024

BAB III
METODOLOGI

3.1. Lokasi
Kegiatan praktikum ini dilaksanakan secara daring di Kontrakan
GeoFunny, Jl. Beringin Raya 2 No 66, Maguwoharjo, Sleman, Daerah istimewa
Yogyakarta pada hari Jum’at, 08 Desember 2023.

3.2. Alat dan Bahan


Pada kegiatan praktikum pengolahan citra digital ini terdapat perangkat dan
data, diantaranya sebagai berikut :
1. Perangkat Keras (Hardware) yang dibutuhkan:
a. Laptop Acer Nitro 5
2. Perangkat Lunak (Software) yang dibutuhkan:
a. Platform Google Earth egine (GEE)
b. Software ArcGIS 10.8
3. Data yang dibutuhkan:
a. Data Shapefile (.shp) Australia

11 | Praktikum Pengolahan Citra Digital


LABORATORIUM FOTOGRAMETRI DAN PENGINDERAAN JAUH
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2023/2024

3.3. Diagram Alir

Gambar 3. 1 Diagram Alir Pelaksanaan Praktikum

12 | Praktikum Pengolahan Citra Digital


LABORATORIUM FOTOGRAMETRI DAN PENGINDERAAN JAUH
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2023/2024

3.4. Langkah Kerja


Adapun langkah kerja yang dilakukan untuk melakukan Analisis Bencana
Kebakaran menggunakan Normalized Burn Ratio (NBR) menggunakan
platform Google Earth Engine (GEE) yaitu sebagai berikut ini:

3..4.1. Plarform Google Earth engine (GEE)


1. Membuka platform Google earth engine melalui Google Chrome dengan
mengetik link : https://earthengine.google.com/

2. Membuat akun terlebih dahulu dengan cara mengklik sign up

3. Membuka halaman code editor dengan cara mengklik platform → code


editor.

13 | Praktikum Pengolahan Citra Digital


LABORATORIUM FOTOGRAMETRI DAN PENGINDERAAN JAUH
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2023/2024

4. Membuat Area of Interest sesuai dengan wilayah kajian masing-masing


dengan menggunakan fitur geometry → lalu mengubah var geometry
menjadi var NWS (New South Wales).

5. Menambahkan variabel baru untuk memilih perekaman sebelum dan


sesudah terjadi kebakaran dan memposisikan wilayah kajian.

14 | Praktikum Pengolahan Citra Digital


LABORATORIUM FOTOGRAMETRI DAN PENGINDERAAN JAUH
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2023/2024

6. Lalu mengetikkan script untuk memanggil citra sentinel-2 dengan membuat


variabel baru.

7. Mengetikkan script untuk memanggil citra sentinel dengan membuat


variabel baru → cari “sentinel” di tab search → pilih Sentinel-2 MSI:
MultiSpectral Instrument, Level-1C → copy script pada bagian Collection
Snippet → tambahkan pada script yang sudah dibuat.

8. Mengetikkan script untuk menghilangkan awan pada citra yang akan


digunakan.

9. Membuat variabel baru untuk membuat komposit pada citra sebelum dan
sesudah terjadi kebakaran.

15 | Praktikum Pengolahan Citra Digital


LABORATORIUM FOTOGRAMETRI DAN PENGINDERAAN JAUH
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2023/2024

10. Membuat variabel baru untuk menampilkan area yang terdampak kebakaran
menggunakan false color.
Note : Daerah yang baru terbakar tampak cerah dalam band SWIR.

11. Kemudian Run, maka tampilan citra sebelum dan sesudah kebakaran seperti
berikut:

12. Menghitung Normalized Burn Ratio menggunakan band NIR (Band 8A)
dan band SWIR (Band 12).

13. Membuat variabel baru untuk menampilkan hasil NBR sesudah dan
sebelum kebakaran.

16 | Praktikum Pengolahan Citra Digital


LABORATORIUM FOTOGRAMETRI DAN PENGINDERAAN JAUH
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2023/2024

14. Kemudian Run, maka tampilan NBRprefire dan NBRpostfire akan seperti
berikut.
Note :
NBRprefire :NBR citra sebelum terbakar
NBRpostfire : NBR citra sesudah terbakar

15. Membuat variabel baru untuk menghitung dNBR dengan persamaan NBR
pre fire - NBR post fire → lalu memasukkan threshold → dan
menampilkan daerah yang terbakar atau burned area.
Note : Threshold merupakan nilai ambang batas dalam penentuan
informasi area terbakar, Semakin rendah nilai threshold maka informasi
akan area terbakar akan semakin kuat ketika nilai threshold tinggi maka
informasi area terbakar akan semakin lemah.

17 | Praktikum Pengolahan Citra Digital


LABORATORIUM FOTOGRAMETRI DAN PENGINDERAAN JAUH
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2023/2024

16. Lalu Run , maka hasil tampilan dari daerah yang terbakar atau burned area
adalah sebagai berikut.

17. Melakukan layoting peta di software ArcMap 10.8


18. Selesai

18 | Praktikum Pengolahan Citra Digital


LABORATORIUM FOTOGRAMETRI DAN PENGINDERAAN JAUH
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2023/2024

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil yang didaptkan dari praktikum pemanfaatan Google Earth
Engine untuk Normalized Burn Ratio (NBR) yaitu sebagai berikut ini:

4.1.1. Tampilan Hasil Pemanggilan Citra Sentinel-2A Sebelum dan


Sesudah Kebakaran

Gambar 4. 1 Hasil Pemanggilan Citra Sentinel-2A Sebelum


Kebakaran (Sumber: dokumen pribadi)

Gambar 4. 2 Hasil Pemanggilan Citra Sentinel-2A Sesudah Kebakaran


(Sumber: dokumen pribadi)

19 | Praktikum Pengolahan Citra Digital


LABORATORIUM FOTOGRAMETRI DAN PENGINDERAAN JAUH
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2023/2024

4.1.2. Tampilan NBRprefire dan NBRpostfire

Gambar 4. 3 Tampilan NBRprefire (Sumber: dokumen pribadi)

Gambar 4. 4 Tampilan NBRpostfire (Sumber: dokumen pribadi)

20 | Praktikum Pengolahan Citra Digital


LABORATORIUM FOTOGRAMETRI DAN PENGINDERAAN JAUH
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2023/2024

4.1.3. Tampilan Burned Area

Gambar 4. 5 Burned Area (Sumber: dokumen pribadi)

21 | Praktikum Pengolahan Citra Digital


LABORATORIUM FOTOGRAMETRI DAN PENGINDERAAN JAUH
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2023/2024

4.1.4. Tampilan Layouting Peta Hasil Google Earth Engine : Normalized


Burned Ratio (NBR) Area New South Wales, Australia.

Gambar 4. 6 Peta Hasil Google Earth Engine : Normalized Burn Ratio (NBR)
Area New South Wales, Australia. (Sumber: dokumen pribadi)

22 | Praktikum Pengolahan Citra Digital


LABORATORIUM FOTOGRAMETRI DAN PENGINDERAAN JAUH
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2023/2024

4.2. Pembahasan

Pada praktikum pengolahan citra digital ini, praktikan belajar pemanfaatan


Google Earth Engine untuk Normalized Burn Ratio (NBR). NBR merupakan
indeks vegetasi yang diguankan untuk mengidentifikasi dan memonitoring
dampak kebakaran hutan atau lahan (sebelum dan sesudah kebakaran). GEE
digunakan karena memiliki akses terhadap data citra dan data lainnya dengan
jumlah yang sangat besar dan terus diperbaharui sehingga efesien dan efektif
dalam penggunaanya. Pemanfaatan platform GEE digunakan untuk memanggil
citra Sentinel-2A, melakukan proses cloud masking, proses komposit citra, dan
menghitung NBR.
Proses pengolahan dimulai menggunakan platform Google Earth Engine
(GEE) dengan membuat area of interest (var geometry), pada praktikum kali ini
menggunakan wilayah kajian New South Wales, Australia. Kemudian
menggunakan variabel Sentinel-2A (var s2) dengan copy cript “var s2 =
ee.ImageCollection("COPERNICUS/S2") dan memakai variabel sortir
wilayah serta range waktu tanggal pengambilan citra. Sehingga hasil dari
pemanggilan citra yaitu citra Sentinel-2A wilayah New South Wales, Australia
yang diambil pada rentang tanggal 08 November 2021 – 08 November 2022.
Kemudian melakukan proses cloud masking untuk menghilangkan awan
menggunakan script uatama yaitu function maskS2clouds (image) {}.
Selanjutnya proses komposit pada citra sebelum dan sesudah terjadi
kebakaran dengan script var before dan var after. Kemudian menggunakan
variabel baru untuk menampilkan area terdampak kebakaran (false color view)
degan script var swirVis, hingga mengahsilkan citra seperti Gambar 4.1 dan
Gambar 4.2. Kemudian melakukan proses perhitungan Normalized Burn Ratio
(NBR) menngunakan band 8A dan band SWIR (12) dengan sccript var addNBR.
Hasil citr atersebut lalu ditampilkan dengan script var beforeNbr dan var
afterNbr, hingga menghasilkan sepert Gambar 4.3 dan Gambar 4.4.
Proses perhitungan NBR belum selesai, sehingga harus dilakukan
perhitungan dNBR dengan nilai treshold (0.1). Proses ini menggunakan
persamaan NBRprefire dan NBRpostfire, hingga menghasilkan seperti
Gambar 4.5. Setelah semua proses telah dilakukan, export hasil pengolahan

23 | Praktikum Pengolahan Citra Digital


LABORATORIUM FOTOGRAMETRI DAN PENGINDERAAN JAUH
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2023/2024

(format .tif) dengan menambahkan variabel script Export.image.toDrive() dan


atur scale sesuai resolusi spasial citra senilai 1000.
Dalam praktikum ini, praktikan berhasil mengaplikasikan pemnfaatan
Google Earth Engine untuk menghitung indeks Normalized Burn Ratio (NBR),
sehingga menghasilkan visualisasi dari wilayah New South Wales, Australia
meliputi area sebelum dan sesudah terjadi kebakaran serta area yang terdampak
kebakaran. Dapat dilihat pada Gambar 4.6 wwarna putih menandakan area
yang tidak mengalami kebakaran, sedangkan warna merah merepresentasikan
area yang mengalami kebaaran (burned area). Sebelum kebararan terjadi,
wilayah New South Wales, Australia memiliki kondisi vegetasi yang relatif
sehat dengan nilai NBR yang tinggi (dapat dilihat pada visualisasi Gambar
4.1). Namun setelah kebakaran, terjadi penurunan nilai NBR (dapat dilihat pada
visualisasi Gambar 4.1). Hal ini menandakan terjadinya kerusakan papda
vegetasi dan tanah akibat kebakaran yang telah terjadi.
Implementasi GEE dalam perhitungan index NBR memiliki dampak positif
yang signifikan. Praktikan juga membuktikan bahwa platform ini memungkinkan
analisis citra dan komputasi spasial secara real-time, mendukung kecepatan dan
efisiensi dalam pengolahan data vegetasi. Hasilnya dapat memberikan
pemahaman yang lebih mendalam terkait dinamika vegetasi suatu wilayah dan
penggunaan NBR sebagai indikator penting untuk memperolh informasi yang
lebih mendalam tentang dampak kebaran hutan atau lahan. Hasil analisis dapat
membantu pemahaman kita tentang perubahan yang terjadi pada ekosistem dan
memberikan wawasan yang berharga untuk perencanaan dan pengelolaan
wilayah pasca-kebakaran.

24 | Praktikum Pengolahan Citra Digital


LABORATORIUM FOTOGRAMETRI DAN PENGINDERAAN JAUH
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2023/2024

BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum pemanfaatan Google Earth Engine untuk
Normalized Burn Ratio (NBR) yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Google Earth engine (GEE) menjadi platform teknologi yang
memungkinkan analisis citra dan komputasi spasial secara real-time,
mendukung kecepatan dan efisiensi, dalam praktikum ini khususnya dalam
monotoring dan evaluasi lahan yang megalami kebakaran.
2. Pemanfaatan platform GEE digunakan untuk memanggil citra Sentinel-2A,
melakukan proses cloud masking, proses komposit citra, dan menghitung
NBR.
3. Pada praktikum ini, pratikan telah melakukan pengolahan Normalized Burn
Ratio (NBR) menggunakan platform Google Earth engine (GEE) dengan
sangat baik, dapat dilihat pada hasil dan pembahasan yang ada.
4. Praktikan dapat menyimpulkan bahwa area kajian New South Wales,
Australia dalam range waktu kajian 08 November 2021 – 08 November
2022 pada vegetasi dan tanah telah mengalami penurunan kualitas karena
dampak kebakaran hutan atau lahan.
Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan, praktikan telah menambah
wawasan dan pegalama yang mendalam dalam pemamfaatan GEE untuk
perhitungan index NBR. Thanks, Lopp you All ASLAB

25 | Praktikum Pengolahan Citra Digital


LABORATORIUM FOTOGRAMETRI DAN PENGINDERAAN JAUH
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2023/2024

DAFTAR PUSTAKA

Jensen, J.R. (2005). "Introductory Digital Image Processing: A Remote Sensing


Perspective." Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall.
Gorelick, N., Hancher, M., Dixon, M., Ilyushchenko, S., Thau, D., & Moore, R. (2017).
Google Earth Engine: Planetary-scale geospatial analysis for everyone. Remote
Sensing of Environment, 202, 18-27.
Delcourt, C. J., Combee, A., Izbicki, B., Mack, M. C., Maximov, T., Petrov, R., ... &
Veraverbeke, S. (2021). Evaluating the differenced normalized burn ratio for
assessing fire severity using Sentinel-2 imagery in Northeast Siberian Larch
Forests. Remote Sensing, 13(12), 2311.
Filipponi, F. (2018, March). BAIS2: Burned area index for Sentinel-2.
In Proceedings (Vol. 2, No. 7, p. 364). MDPI.
Tim Asisten Praktikum PCD. (2023). Modul Praktikum Google Earth Engine II. Teknik
Geomatika UPN “Veteran” Yogyakarta.

26 | Praktikum Pengolahan Citra Digital

You might also like