You are on page 1of 9

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PENERBANGAN (SNITP) TAHUN 2020


ISSN : 2548-8112

OPTIMALISASI FASILITAS AIRFIELD LIGHTING SYSTEM SEBAGAI


PENUNJANG PELAYANAN NAVIGASI DAN KESELAMATAN
PENERBANGAN DI BANDAR UDARA TAMBOLAKA

Nadya Indah Salsabila


Jurusan Komunikasi Penerbangan, Fakultas Keselamatan
Penerbangan, Politeknik Penerbangan Surabaya
Jl. Jemur Andayani I/73, Surabaya 60236
Email: nadyasalsabila124@gmail.com

Abstrak
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang penerbangan, disebutkan bahwa keselamatan
penerbangan adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dalam pemanfaatan wilayah udara,
pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum
lainnya. Salah satu fasilitas penerbangan yang diperlukan yaitu alat bantu navigasi udara berupa Airfield
Lighting System (AFL). AFL merupakan alat bantu navigasi udara yang berfungsi membantu dan melayani
pesawat udara yang melakukan pendaratan, tinggal landas, dan melakukan taxi agar dapat bergerak secara aman
dan efisien. AFL berfungsi memberikan isyarat dan informasi secara visual kepada penerbang terutama ketika
penerbang akan melakukan pendaratan atau tinggal landas. Tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana mengoptimalisasikan fasilitas AFL di Bandar Udara Tambolaka. Dalam penelitian
ini populasi yang diambil adalah 4 orang personil Aeronautical Communication Officer, 1 orang personil unit
listrik bandara, dan 6 orang Taruna On the Job Training. Metode penelitian yang digunakan yaitu melakukan
teknik pengumpulan data yang diambil dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentsi, serta dengan
menyebarkan kuisioner atau angket. Data yang telah diolah kemudian dianalisis secara deskriptif dan kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan alat bantu visual AFL sebagai penunjang pelayanan
navigasi dan keselamatan penerbangan di Bandar Udara Tambolaka kurang optimal dikarenakan instalasi
fasilitas AFL khususnya dari segi peralatan yang kurang baik. Penyebab lainnya yaitu kurangnya pemeliharaan
dan perawatan secara rutin oleh personil unit listrik bandara dan tidak dilakukan lagi pengujian di darat oleh
Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan. Alternatif penyelesaian masalah diharapkan dapat bermanfaat guna
meningkatkan pemberian layanan lalu lintas penerbangan yang aman.
Kata kunci : keselamatan penerbangan, Airfield Lighting System, alat bantu navigasi udara

Abstract
In Aviation Law Number 1 of 2009 concerning aviation, it is stated that aviation safety is a condition of
fulfilling safety requirements in the utilization of airspace, aircraft, airport, air transport, flight navigation, and
supporting facilities and other public facilities. One of the flight facilities needed is air navigation aids in the
form of Airfield Lighting System (AFL). AFL is an air navigation aid that functions to assist and serve aircraft
that make landings, takeoffs, and conduct taxis so that they can move safely and efficiently. The AFL functions to
provide visual signals and information to the pilot, especially when the pilot will make a landing or take off. The
purpose of the authors conducting this research is to find out how to optimization AFL facilities at Tambolaka
Airport. In this study, the population taken was 4 Aeronautical Communication Officer personnel, 1 airport
electrical unit personnel, and 6 On the Job Training Cadet. The research method used is conducting data
collection techniques taken from observations, interviews, and documentation, as well as by distributing
questionnaires. The data that has been processed are then analyzed descriptively and qualitatively. The results
of this study indicate that the use of AFL visual aids to support navigation and flight safety services at
Tambolaka Airport is less than optimal due to the installation of AFL facilities, especially in terms of poor
equipment. Other causes are lack of routine maintenance by airport electricity unit personnel and no ground
inspection conducted by the Aviation Facility Calibration Center. Alternative problem solving are expected to be
useful to improve the provision of safe flight traffic services.
Keyword: aviation safety, Airfield Lighting System, air navigation aids

POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA 1


PROSIDING
SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PENERBANGAN (SNITP) TAHUN 2020
ISSN : 2548-8112

PENDAHULUAN Prosedur Pengujian di Darat (Ground


Permasalahan penelitian yang Inspection) Peralatan Fasilitas Elektronika
diteliti yakni Sejauh mana dampak yang dan Listrik Penerbangan pasal 2 dan 3
ditimbulkan oleh fasilitas Airfield Lighting dijelaskan bahwa:
System (AFL) yang tidak beroperasi Pasal 2
terhadap pemberian pelayanan lalu lintas (1) Setiap operator yang mengoperasikan
penerbangan di Bandar Udara peralatan fasilitas elektronika dan listrik
Tambolaka?. Untuk rencana pemecahan penerbangan yang digunakan untuk
masalah yakni dengan cara melakukan pelayanan lalu lintas udara harus
observasi, dokumentasi, menyebarkan mempertahankan kinerja operasional
angket/kuesioner, dan melakukan sesuai standar dan persyaratan operasional
wawancara terhadap narasumber guna yang ditetapkan.
mendapatkan data valid untuk penelitian (2) Kinerja operasional peralatan fasilitas
yang dilakukan. Tujuan dari penelitian ini elektronika dan listrik penerbangan
yakni mengetahui dampak dari fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
AFL yang tidak beroperasi terhadap dapat diketahui dengan cara Kalibrasi
pemberian pelayanan lalu lintas Penerbangan (Flight Inspection) atau
penerbangan, mengetahui penyebab pengujian di darat (Ground Inspection).
kerusakan fasilitas AFL, memberikan
bantuan pemikiran dan pemberian solusi Pasal 3
untuk memecahkan masalah kepada pihak
Peralatan fasilitas elektronika dan listrik
yang terkait, khususnya pada pihak Bandar
penerbangan sebagaimana dimaksud dalam
Udara Tambolaka serta sebagai bentuk
Pasal 2 dan salah satunya adalah:
penerapan dari teori yang didapat selama
menjalani pendidikan di Politeknik Peralatan Fasilitas Bantu
Penerbangan Surabaya. Pendaratan, meliputi:
Menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 3 tahun 2001 tentang Keamanan 1. Instrument Landing System (ILS)
dan Keselamatan Penerbangan, Bab VI
Ruang Udara dan Lalu Lintas Udara, a) Localizer;
bagian kedua tentang Fasilitas b) Glide Path;
Penerbangan pada pasal 68 disebutkan c) Middle Marker;
bahwa: d) Outer Marker.
Fasilitas penerbangan yang
2. Visual Aids
dipergunakan dalam pemberian pelayanan
lalu lintas udara meliputi: a) Approach Lighting System;
a) Komunikasi Penerbangan; b) Flashing Light;
b) Navigasi Penerbangan; c) Threshold light;
c) Pengamatan Penerbangan; d) Runway light;
d) Peralatan Bantu Penerbangan e) PAPI/VASI;
Pada Peraturan Direktur Jenderal f) Rotating Beacon
Perhubungan Udara SKEP/83/VI/2005

POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA 2


PROSIDING
SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PENERBANGAN (SNITP) TAHUN 2020
ISSN : 2548-8112

Selain pada pasal 2 dan 3, b. pembersihan peralatan, unit/bagian


Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan peralatan atau modul;
Udara SKEP/83/VI/2005 Prosedur c. pemeriksaan peralatan, unit/bagian
Pengujian di Darat (Ground Inspection) peralatan atau modul peralatan;
Peralatan Fasilitas Elektronika dan Listrik d. pemeriksaan meter pengukuran dan
Penerbangan pasal 4 menyatakan lampu indikator;
“Pengujian di darat (ground inspection) e. pengukuran dan pencatatan besaran
peralatan fasilitas elektronika dan listrik listrik, elektronika, mekanikal, cahaya,
penerbangan sebagaimana dimaksud dalam panas, kimia dan radiasi;
pasal 3 dilakukan dengan cara: f. penggantian/penambahan air
a. secara berkala (periodic test), dengan pendingin, bahan bakar minyak, olie,
ketentuan: grease, dan air murni;
1. untuk peralatan VOR, ILS (Localizer, g. penggantian lampu indikator,
Glide Path, Middle Marker, Outer komponen pengaman dan komponen
Marker) dilakukan 1 x 2 minggu; habis pakai lainnya.
2. untuk peralatan VHF A/G, HF A/G,
Non Directional Beacon, Visual Aids Airfield Lighting System (AFL)
(VASIS, PAPI), Distance Measuring adalah alat bantu pendaratan visual yang
Equipment, dilakukan 1 x 4 minggu; berfungsi membantu dan melayani pesawat
3. untuk peralatan Primary Surveillance terbang selama tinggal landas, mendarat
Radar, Secondary Surveillance Radar, dan melakukan taxi agar dapat bergerak
Monopulse Secondary Surveillance Radar, secara efisien dan aman, menurut
Radar Display dilakukan 1 x 8 minggu.” Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan
Udara SKEP/114/VI/2002 tentang Standar
Untuk pelaksanaan perawatan dan Gambar Instalasi Sistem Penerangan
pemeliharaan fasilitas penerbangan Bandar Udara. Airfield Lighting System
khususnya pada fasilitas elektronika sesuai (AFL) termasuk dalam alat bantu visual
dengan Peraturan Direktur Jenderal pendaratan atau visual aids. Fasilitas ini
Perhubungan Udara SKEP/157/IX/2003 terdiri dari lampu-lampu khusus, yang
pada pasal 5 dan pasal 11. Dalam peraturan memberikan isyarat dan informasi secara
tersebut menyatakan bahwa pemeliharaan visual dengan mengatur konfigurasi,
fasilitas elektronika dan listrik warna, dan intensitas cahaya dari lampu-
penerbangan kegiatannya meliputi: lampu khusus tersebut. Intensitas pancaran
cahaya dari alat bantu visual dapat
a. pembuatan sejarah peralatan elektronika dikelompokkan pada hight intensity,
dan listrik penerbangan; medium intensity, dan low intensity.
b. perencanaan pemeliharaan fasilitas Besaran intensitas pancaran cahaya
elektronika dan listrik penerbangan; tersebut harus memenuhi standar ICAO
c. pelaksanaan pemeliharaan fasilitas dan sesuai spesifikasi teknis yang telah
elektronika dan listrik penerbangan. ditentukan. Terdapat beberapa persyaratan
Pemeliharaan yang dilaksanakan secara minimum untuk sistem penerangan yang
berkala diantaranya: sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal
a. pembersihan ruangan;
POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA 3
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PENERBANGAN (SNITP) TAHUN 2020
ISSN : 2548-8112

Perhubungan Udara Nomor KP 39 Tahun Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian


2015 tentang Standar Teknis dan Operasi 7.3.3.1.1 dijelaskan tentang:
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
bagian 139 (Manual of Standard CASR – Standard Operating Procedure
Part 139) Volume I Bandar Udara (SOP)
(Aerodrome) pada bab 9 mengenai Alat
a. SOP Fasilitas Telekomunikasi
Bantu Visual Navigasi – Aerodrome
Penerbangan:
Lighting.
1) SOP Pengoprasian Peralatan
Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2009 tentang SOP ini berisi tentang prosedur
penerbangan, keselamatan penerbangan pengoprasian peralatan, yang mengacu
adalah suatu keadaan terpenuhinya pada buku manual.
persyaratan keselamatan dalam
pemanfaatan wilayah udara, pesawat Peralatan sesuai dengan jenis tipe masing-
udara, bandar udara, angkutan udara, masing peralatan Checklist pengoprasian
navigasi penerbangan, serta fasilitas peralatan mencakup hal-hal mengenai :
penunjang dan fasilitas umum lainnya.
Dalam Undang-Undang Penerbangan a) Cara menghidupkan peralatan; dan
Nomor 1 Tahun 2009 tentang Fasilitas
b) Cara mematikan peralatan.
Bandar Udara juga dijelaskan bahwa
tercantum setiap badan usaha bandar udara 2) SOP Pemeliharaan Peralatan
atau unit penyelenggara bandar udara SOP ini berisi tentang prosedur yang harus
wajib memenuhi fasilitas bandar udara dilakukan dalam melakukan pemeliharaan
yang memenuhi persyaratan keselamatan rutin pada fasilitas telekomunikasi
dan keamanan penerbangan, serta penerbangan.
pelayanan jasa bandar udara sesuai dengan Checklist SOP Pemeliharaan Peralatan,
standar pelayanan yang ditetapkan. Pada mencakup hal – hal mengenai :
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan
Udara Nomor SKEP/9/N/2007 Pasal 2 juga a) Penyiapan Rencana Pemeliharaan
disebutkan bahwa tercantum peralatan;
peralatan/fasilitas yang terdiri dari alat
bantu pendaratan visual dan instrument. b) Penyiapan Peralatan Penunjang
Hal-hal yang dijelaskan diatas merupakan Pemeliharaan;
upaya untuk melaksanakan kegiatan
c) Pemeliharaan Harian;
penerbangan yang efisien dan untuk
meningkatkan keselamatan maupun d) Pemeliharaan Mingguan;
kelancaran arus penerbangan.
e) Pemeliharaan Bulanan;
Pada Peraturan Direktur Jenderal
Perhubungan Udara, KP 25 Tahun 2014 f) Pemeliharaan Triwulan;
tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan
g) Pemeliharaan Semesteran; dan

POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA 4


PROSIDING
SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PENERBANGAN (SNITP) TAHUN 2020
ISSN : 2548-8112

h) Pemeliharaan Tahunan. 6 orang Taruna On the Job Training


program studi komunikasi penerbangan.
3) SOP Perbaikan Peralatan
SOP ini berisi tentang prosedur yang harus Sampel yang diambil sama dengan
dilakukan dalam melakukan perbaikan populasi karena jumlah yang terbatas.
fasilitas telekomunikasi penerbangan. Metode pengumpulan data yang digunakan
Checklist SOP Perbaikan Peralatan
mencakup hal-hal mulai dari: yakni menggunakan metode observasi,
dokumentasi, penyebaran angket/kuesioner
a) Persiapan perbaikan;
dan wawancara. Teknik analisis data yang
b) Koordinasi; digunakan yaitu teknik analisis deskriptif

c) Pelaksanaan perbaikan; kualitatif. Teknik analisis deskriptif


kualitatif adalah suatu metode
d) Pelaporan hasil perbaikan.
pengumpulan data yang muncul berwujud
Berdasarkan tinjauan teori tersebut kata-kata atau simbol, yang didapat
untuk hasil penelitian ini diharapkan dapat melalui observasi, wawancara, dokumen
membantu untuk menemukan pemecahan dan angket/kuesioner yang disusun ke
masalah terkait tidak beroperasinya dalam teks yag diperluas. Metode
fasilitas AFL. deskriptif kualitatif ini menekankan pada
deskripsi secara alami dan apa adanya,
METODE
maka dengan sifatnya ini dituntut
Rancangan penelitian dari keterlibatan secara langsung di lapangan
penelitian ini yakni rancangan penelitian, dalam melakukan pengamatan menurut
observasi lapangan, mencari permasalahan (Arikunto, 2006:239).
dan akibat yang ditimbulkan, perumusan
HASIL DAN PEMBAHASAN
masalah, mencari teori-teori yang
mendukung permasalahan, mengumpulkan Data hasil dari observasi dalam
data yang mendukung, analisa dan penelitian ini, peneliti melakukan
pemecahan masalah, serta kesimpulan dan observasi untuk mengetahui dampak tidak
saran. beroperasinya fasilitas AFL sebagai
penunjang pelayanan navigasi dan
Populasi dari penelitian ini yakni
keselamatan penerbangan di Bandar Udara
11 orang, yang terdiri dari 4 personil
Tambolaka. Berdasarkan metode penelitian
Aeronautical Communication Officer
yang peneliti lakukan, peneliti menemukan
(ACO), 1 personil unit listrik bandara, dan

POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA 5


PROSIDING
SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PENERBANGAN (SNITP) TAHUN 2020
ISSN : 2548-8112

penggunaan fungsi fasilitas AFL (Airfield dilakukan oleh pihak Perum LPPNPI dan
Lighting System) sebagai alat bantu UPBU Tambolaka termasuk ketika ada
terhadap pelayanan lalu lintas penerbangan gangguan pada fasilitas AFL yang selama
di Bandar Udara Tambolaka kurang ini belum sepenuhnya terlaksana. Sesuai
optimal. Penggunaan fasilitas AFL dengan dokumentasi peneliti juga
(Airfield Lighting System) di Bandar Udara mendapatkan laporan hasil perbaikan
Tambolaka masih belum berfungsi dengan fasilitas listrik penerbangan yang
baik sesuai dengan data wawancara. dilakukan pada tahun 2018. Dari laporan
Penyebab kurang optimalnya penggunaan tersebut menunjukkan fasilitas AFL yang
fungsi fasilitas AFL diantaranya dari segi dapat diperbaiki hanya alat bantu visual
hardware dan personil yang bertanggung PAPI. Tetapi alat bantu visual PAPI
jawab untuk mengoperasikan fasilitas tersebut belum dapat digunakan
tersebut. Penyebab lain tidak sebagaimana mestinya karena belum
beroperasinya fasilitas AFL yaitu kondisi dilakukannya pengalibrasian oleh Balai
bulb taxiway dan runway light yang sudah Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan. Hal
cukup lama tidak berfungsi serta tidak tersebut mengakibatkan PAPI belum dapat
terawat lagi kondisinya. Selain bulb, kabel memberikan informasi mengenai sudut
fl2xcy memiliki tahanan yang rendah dan luncur yang tepat pada pesawat dan
sudah tidak terawat juga. Kondisi tersebut memandu pesawat melakukan pendekatan
menyebabkan Bandar Udara Tambolaka menuju titik pendaratan pada daerah
tidak dilengkapi dengan alat bantu touchdown. Sedangkan untuk fasilitas AFL
pendaratan yang memadai sehingga cukup yang lainnya tetap tidak dapat berfungsi.
beresiko digunakan jika dalam keadaan
Kesimpulan dari kuesioner yang
kondisi cuaca buruk. Hal ini dapat
peneliti lakukan yang ditujukan kepada
menurunkan tingkat safety di Bandar
personil Aeronautical Communication
Udara Tambolaka.
Officer dan taruna Program Studi
Peneliti juga menemukan LOCA Komunikasi Penerbangan yang pernah
antara Airnav Tambolaka dengan Unit melaksanakan On the Job Training di
Pelaksana Bandar Udara (UPBU) Bandar Udara Tambolaka adalah
Tambolaka yang berisi tentang koordinasi penggunaan fungsi AFL harus ditingkatkan
operasional fasilitas AFL. Pada LOCA lagi dikarenakan selama ini alat bantu
tersebut tercantum apa yang harus visual tidak berfungsi yang nantinya akan

POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA 6


PROSIDING
SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PENERBANGAN (SNITP) TAHUN 2020
ISSN : 2548-8112

berdampak bagi keselamatan penerbangan


itu sendiri. Untuk meningkatkan keamanan
PENUTUP
dalam pemanduan lalu lintas udara,
Simpulan
diperlukan pemeliharaan dan perawatan
secara rutin harian, mingguan, dan bulanan Dari latar belakang masalah yang
untuk menjaga presentasi kinerja peralatan telah diuraikan terlebih dahulu, serta
dan meminimalisir terjadinya kerusakan melalui data kuesioner dan hasil
pada alat bantu navigasi dan visual. Di wawancara yang telah penulis lakukan
samping itu perawatan dan pemeliharaan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
alat navigasi harus dilakukan secara rutin fungsi fasilitas AFL sebagai alat bantu
agar dapat berfungsi dengan baik dan terhadap lalu lintas penerbangan dan
untuk menunjang keselamatan sebagai penunjang keselamatan
penerbangan dan pengoptimalan lalu lintas penerbangan di Bandar Udara Tambolaka
penerbangan dikarenakan fasilitas AFL kurang optimal. Kondisi ini disebabkan
(Airfield Lighting System) ini termasuk oleh instalasi fasilitas AFL khususnya dari
dalam alat bantu penerbangan. Untuk segi peralatan yang kurang baik. Penyebab
kedepannya perlu dilakukan perbaikan lainnya yaitu kurangnya pemeliharaan dan
serta perawatan dan pemeliharaan alat perawatan secara rutin oleh personil unit
navigasi penerbangan secara berkala untuk listrik bandara dan tidak dilakukan lagi
menjaga efektifitas kerja alat tersebut pengujian di darat (ground inspection) oleh
sesuai dengan data kuesioner. Hal ini Balai Besar Kalibrasi Fasilitas
dikarenakan alat bantu visual penerbangan Penerbangan. Kurang optimalnya
termasuk alat bantu yang berguna untuk penggunaan fasilitas AFL ini dapat
menunjang keselamatan penerbangan. berdampak pada pemberian pelayanan lalu
lintas penerbangan serta berpengaruh pada
Ucapan Terima Kasih
keselamatan penerbangan.
Disini peneliti hendak
mengucapkan terima kasih kepada seluruh Saran
lingkungan pendidikan di Politeknik
Penerbangan Surabaya dan seluruh pihak Agar fungsi fasilitas AFL dapat
yang telah membantu peneliti dalam digunakan secara optimal sebagai alat
menyelesikan penelitian ini sampai akhir. bantu terhadap pelayanan lalu lintas
penerbangan sebagai penunjang
keselamatan, penulis mengajukan saran-
saran sebagai berikut:
POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA 7
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PENERBANGAN (SNITP) TAHUN 2020
ISSN : 2548-8112

1. Melakukan pelaporan kerusakan d. pemeriksaan meter pengukuran dan


fasilitas AFL kepada otoritas bandara lampu indikator;
melalui Unit Pelaksana Bandar Udara e. pengukuran dan pencatatan besaran
2. Perlunya perawatan dan pemeliharaan listrik, elektronika, mekanikal, cahaya,
pada fasilitas AFL secara rutin maupun panas, kimia dan radiasi;
berkala baik harian, mingguan, maupun f. penggantian/penambahan air
bulanan agar dapat meningkatkan pendingin, bahan bakar minyak, olie,
efisiensi dan efektifitas dalam grease, dan air murni;
pemberian layanan lalu lintas
g. penggantian lampu indikator,
penerbangan. Perawatan dan
komponen pengaman dan komponen
pemeliharaan yang dilakukan harus
habis pakai lainnya.
sesuai dengan Peraturan Direktur
Jenderal Perhubungan Udara 3. Balai Besar Kalibrasi Fasilitas
SKEP/157/IX/2003 pada pasal 5 dan Penerbangan perlu melakukan kalibrasi
11. Dalam peraturan tersebut dan pengujian di darat (ground
menyatakan bahwa pemeliharaan inspection) untuk semua alat navigasi
fasilitas elektronika dan listrik dan visual sesuai dengan Peraturan
penerbangan kegiatannya meliputi: Direktur Jenderal Perhubungan Udara
a. pembuatan sejarah peralatan SKEP/83/VI/2005 pada Pasal 4
elektronika dan listrik penerbangan; prosedur pengujian di darat (ground
b. perencanaan pemeliharaan fasilitas inspection) peralatan fasilitas
elektronika dan listrik penerbangan; elektronika dan listrik penerbangan.
c. pelaksanaan pemeliharaan fasilitas Pengujian di darat secara
elektronika dan listrik penerbangan. periodik/berkala dilakukan khususnya
Pemeliharaan yang dilaksanakan secara untuk alat bantu visual 1x4 minggu
berkala diantaranya: agar dapat menjaga kinerja persentasi
a. pembersihan ruangan; peralatan dan meminimalisir terjadinya
b. pembersihan peralatan, unit/bagian kerusakan pada alat tersebut.
peralatan atau modul; 4. Pihak pelaksana bandar udara
c. pemeriksaan peralatan, unit/bagian memfasilitasi personil listrik bandara
peralatan atau modul peralatan; untuk mengikuti diklat Airfield
Lighting System tingkat terampil

POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA 8


PROSIDING
SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PENERBANGAN (SNITP) TAHUN 2020
ISSN : 2548-8112

maupun tingkat ahli di Badan Diklat No. 1 tentang Penerbangan.


Penerbangan yang menyediakan guna Jakarta.

mendapatkan pengetahuan dan [3] Kementrian Perhubungan. (2001).


keterampilan serta rating Airfield Peraturan Pemerintah No. 3
tantang Keamanan dan
Lighting System dan bisa
Keselamatan Penerbangan.
menerapkannya jika ada kendala pada Jakarta: Kementrian Perhubungan.
fasilitas AFL.
[4] Margono. (2004). Metode
5. Untuk jangka panjang jika fasilitas Penelitian Pendidikan. Jakarta:
AFL tetap dalam keadaan Rineka Cipta.
unserviceable terkait pemberian
[5] Riduwan. (2010). Skala
pelayanan lalu lintas penerbangan, Pengukuran Variabel-Variabel
pihak Perum LPPNPI harus Penelitian. Bandung: Alfabeta.
menghindari pemberian pelayanan
[6] Subagyo, P. J. (2011). Metodologi
penerbangan pada malam hari dan pada Penelitian dalam Teori dan
saat bad weather. Jika pada saat bad Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

weather terdapat traffic landing, [7] Sugiyono. (2009). Metodologi


pesawat akan di holding dahulu sampai Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
keadaan cuaca membaik. Jika tidak
Bandung: Alfabeta.
memungkinkan untuk mendarat di
Bandar Udara Tambolaka, pesawat [8] Sugiyono. (2010). Metodologi
Penelitian Pendidikan Pendekatan
harus melakukan divert atau return to
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
base (RTB). Bandung: Alfabeta.

DAFTAR PUSTAKA [9] Sugiyono. (2012). Metodologi


Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
[1] Direktur Jenderal Perhubungan dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Udara. (2015). Peraturan Direktur
[10] Suharsimi, A. (2006). Prosedur
Jenderal Perhubungan Udara KP
Penelitian Suatu Pendekatan
39 tentang Standar Teknis dan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Operasi Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil. Jakarta.

[2] DPR dan Presiden Republik


Indonesia. (2009). Undang-Undang

POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA 9

You might also like