You are on page 1of 7

Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 7. No.

4 Oktober 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
Terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)

Korelasi Minat Baca Dengan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas III
Sekolah Dasar Negeri 1 Seteluk

Isnaini1*, Safruddin2, Heri Setiawan3


123
Pendidikan Guru Sekolah dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP,Universitas Mataram
Corresponding Author: iisnaini277@gmail.com1*

Abstrcat
This study aims to find out the correlation of reading interest with the initial reading ability of students in SDN 1
Seteluk, through a quantitative approach with correlation’s research type. The sample technique uses non probability
sampling in the form of saturated sampling techniques by taking the entire population, namely students of Class III
SDN 1 Setuk. Data collection methods is using questionnaires to collect reading interest data and tests to measure
initial reading ability. Data analysis techniques use descriptive statistical analysis and product moment correlation
analysis. The results of the correlation test with the product moment showed that the efficacy of the correlation was
0.99. The results showed that there was a very strong positive correlation between reading interest and the initial
reading ability of Class III Students of SDN 1 Seteluk. This is seen from the large keofesien correlation of 0.99 which is
at intervals of 0.80-1 which means a very strong correlation. The positive is very strong judging from the increase in
each variable, namely an increase in reading interest (variable X) by 54% and an increase in the ability to read
startups (variable Y) by 83%. And the results of the hypothesis test price t_hitung > t_tabel (4.95 > 2,074) with a level
of significance of 5% with the amount N = 24. This means that Ho was rejected and Ha accepted. With this research, in
the future it is expected to be one of the references to add insight to readers, especially related parties so as to increase
reading interest in students so that the ability to read the beginning increases so that it is easy to receive further
learning to maximize the potential it has as one of the educational goals.

Keywords: reading interest, initial reading ability.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi minat baca dengan kemampuan membaca prmulaan siswa kelas III
Sekolah Dasar Negeri 1 Seteluk, melalui pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasi. Teknik sampel
menggunakan non probability sampling berupa teknik sampling jenuh dengan mengambil seluruh populasi, yakni siswa
Kelas III SDN 1 Seteluk. Metode pengumpulan data dalam menggunakan angket untuk mengumpulkan data minat baca
dan tes untuk mengukur kemampuan membaca permulaan. Adapun, teknik analisis data menggunakan analisis statistik
deskriptif dan analisis korelasi product moment. Hasil pengujian korelasi dengan product moment menunjukan bahwa
keofesien korelasi sebesar 0,99. Hasil tersebut menunjukan bahwa adanya korelasi positif sangat kuat antara minat baca
dengan kemampuan membaca permulaan Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 Seteluk. Hal ini dilihat dari besar
keofesien korelasi 0,99 yang berada pada interval 0,80-1 yang mengartikan korelasi sangat kuat. Adapun positif sangat
kuat dilihat dari kenaikan masing-masing variabel yaitu kenaikan minat baca (variabel X) sebesar 54% dan kenaikan
kemampuan membaca permulaan (variabel Y) sebesar 83%. Dan hasil pengujian hipotesis harga 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ( 4,95
> 2,074) dengan taraf signifikansi sebesar 5% dengan jumlah N= 24. Hal ini mengartikan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima. Dengan adanya penelitian ini, kedepannya diharapkan dapat menjadi salah satu refrensi untuk menambah
wawasan pembaca terutama pihak terkait sehingga mampu meningkatkan minat baca pada siswa agar kemampuan
membaca permulaannya meningkat sehingga mudah menerima pembelajaran selanjutnya guna memaksimalkan potensi
yang dimilikinya sebagai salah satu tujuan pendidikan.

Kata Kunci : minat baca, kemampuan membaca permulaan.

PENDAHULUAN dasar, menengah hingga perguruan tinggi. Hal


Bahasa merupakan salah satu ini dikarenakan pembelajaran Bahasa
kebutuhan manusia. Melalui bahasa manusia Indonesia merupakan salah satu mata
dapat berkomunikasi dengan sesama dan pelajaran yang wajib bagi siswa maupun
dapat menyampaikan hasil pemikiran, sikap mahasiswa.
dan perasaan antar sesama. Dalam dunia Pembelajaran Bahasa Indonesia di
pendidikan bahasa memegang peranan Sekolah Dasar menekankan pada
penting sehingga perlu diajarkan pada setiap keterampilan berbahasa yang baik dan benar.
jenjang pendidikan. Pembelajaran bahasa Keterampilan berbahasa terdiri dari empat
mulai diajarkan pada jenjang pendidikan komponen yaitu keterampilan menyimak,

Jurnal Ilmiah Mandala Education | 222


Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 7. No. 4 Oktober 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
Terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)

berbicara, membaca, dan menulis. Keempat tidak menguasai hal tersebut, mereka akan
komponen berbahasa tersebut diharapkan mengalami kesulitan untuk memahami isi dari
mampu dikuasai oleh siswa Sekolah Dasar. suatu bacaan sehingga berpengaruh pada
Keempat keterampilan tersebut berperan proses pembelajaran selanjutnya. Namun,
penting dalam berkomunikasi, salah satunya siswa yang tidak memahami pentingnya
adalah keterampilan membaca. Membaca membaca tidak akan termotivasi untuk
merupakan kemampuan dasar yang harus belajar. Selain itu dalam kegiatan membaca
dimiliki siswa dalam proses pembelajaran, harus ada minat baca yang kuat dalam
artinya siswa dapat memahami materi masing-masing setiap individu karena tanpa
pelajaran yang mereka ikuti melalui kegiatan minat baca yang kuat tidak akan tercipta
membaca. budaya baca. Hal ini sejalan dengan pendapat
Kemampuan membaca penting Nugroho (2015:30) yang menyatakan minat
dimiliki oleh siswa karena dapat membuka baca ditandai dengan kebiasaan seseorang
wawasan baru. Rahim (2008:1) menyatakan dalam membaca.
bahwa masyarakat yang gemar membaca Minat baca adalah keinginan dan
dapat memperoleh pengetahuan dan wawasan kemauan secara sadar yang dilakukan
baru sehingga mereka lebih siap menghadapi seseorang untuk mengenal dan memahami
tantangan di masa depan. Kemampuan huruf demi huruf dan kata demi kata yang
membaca merupakan salah satu kunci dituangkan dalam bacaan sehingga dapat
keberhasilan siswa dalam meraih kemajuan. menangkap makna yang tertuang dalam
Siswa yang memiliki kemampuan membaca tulisan tersebut. Dalman (dalam Nurhadi
tinggi akan lebih mudah mendapatkan 2018:41) yang menyatakan “Minat baca
informasi dari berbagai sumber tertulis seperti merupakan dorongan untuk memahami kata
buku, media cetak maupun media elektronik. demi kata dan isi yang terkandung dalam teks
Pembelajaran membaca di Sekolah bacaan tersebut, sehingga pembaca dapat
Dasar terbagi kedalam dua tingkatan yaitu memahami hal-hal yang dituangkan dalam
membaca permulaan dan membaca lanjutan. bacaan itu.
Kemampuan membaca permulaan merupakan Minat baca juga diartikan suatu
kemampuan yang dimiliki oleh seorang siswa ketertarikan dan kemauan yang kuat yang
dalam memahami lambang dan simbol tulisan disertai dengan perasaan senang terhadap
menjadi bunyi, sehingga mampu suatu bacaan sehingga mejadi dorongan untuk
menerjemahkan kedalam sebuah kata yang melakukan kegiatan membaca. Sinabela
memiliki makna. Menurut Baraja (dalam (dalam Ameliah 2016: 2) mengartikan minat
Anggraeni dan Alpian, 2020 :12) membaca baca sebagai sikap positif dan adanya rasa
permulaan merupakan suatu kegiatan ketertarikan dalam diri sendiri terhadap
mengenal lambang-lambang, bunyi, bahasa aktivitas membaca.
dan rangkaian huruf, kemudian Minat baca perlu dikembangkan mulai
menghubungkan dengan makna tertentu. sejak dini karena sangat berguna dan
Kemampuan membaca permulaan ini bermanfaat bagi anak ketika memasuki
penting bagi siswa sekolah dasar khususnya pendidikan sekolah dasar. Bagaimana tidak,
bagi siswa kelas rendah (I, II, dan III) karena dengan minat baca yang tinggi maka dapat
sebagai dasar mereka untuk bisa memahami mempermudah anak untuk memahami
makna dari isi pelajaran. Sehingga dengan pembelajaran di sekolah. Selain itu juga,
demikian siswa yang sudah bisa membaca minat baca berpengaruh terhadap prestasi
permulaan mudah untuk memahami pelajaran siswa di sekolah, dimana anak yang memiliki
selanjutnya. Rahmatika dkk, (2019:24) minat baca tingi cenderung prestasinya baik
menyatakan bahwa kemampuan membaca dan sebaliknya anak yang minat bacanya
permulaan merupakan salah satu kemampuan kurang cenderung prestasinya kuran baik. A.R
penting yang perlu dikuasai anak ketika Muslim dkk (2017:61) menyatakan bahwa
memasuki pendidikan lanjut karena jika anak

Jurnal Ilmiah Mandala Education | 223


Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 7. No. 4 Oktober 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
Terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)

minat baca berpengaruh terhadap prestasi pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu
belajar siswa sekolah dasar. sampling jenuh yang dimana semua populasi
Berkaitan dengan hal di atas, studi dijadikan sampel penelitian.
awal dilakukan penulis sewaktu menjalankan Teknik pengumpulan data yang
program bimbingan membaca bagi siswa digunakan adalah koesioner dan tes.
kelas 2 dan 3 yang pada pelaksanaan Koesioner digunakan untuk mengumpulkan
pengenalan lapangan persekolahan (PLP) di data minat baca Sedangkan tes digunakan
Sekolah Dasar Negeri 1 Seteluk 2020. Selama untuk mengumpulkan data kemampuan
pelaksanaan terdapat 5 siswa yang belum membaca permulaan. Instrumen dalam
lancar membaca, kemudian 2 diantaranya penelitian ini terdiri dari instrumen minat
hanya sebatas mengenal huruf tanpa bisa baca dan instrumen tes kemampuan membaca
menyambungkan huruf tersebut menjadi permulaan.
sebuah suku kata. Selama kegiatan berlansung Untuk uji coba instrumen dilakukan di
siswa yang sering mengikuti kegiatan dengan SDN 2 Seteluk dengan jumlah sampel 30
antusias mengalami peningkatan. Sementara, siswa. Terdapat 13 item soal yang valid dan 2
salah satu siswa yang jarang mengikuti item soal yang tidak valid. Item soal yang
kegiatan dan lebih banyak bermain ketika valid, kemudian akan dijadikan sebagai item
pengadaan bimbingan cenderung tertinggal instrumen pada penelitian dan akan
daripada teman-temannya yang lain. Hal ini dianalisis. Sementara item soal yang tidak
menunjukkan bahwa kurangnya antusias valid, tidak diambil sebagai instrumen
siswa dalam mengikuti bimbingan menjadi penelitian dan tidak perlu di analisis.
penyebab rendahnya minat baca dari siswa Teknik analisis data menggunakan
tersebut. analisis data statistik deskriptif untuk
Berdasarkan pemaparan permasalahan mendeskripsikan dan menggambarkan data
di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan yang terkumpul melalui teknik pengumpulan
penelitian yang berjudul “korelasi antara data dan uji korelasi untuk mencari korelasi
minat baca dengan kemampuan membaca (hubungan) antar kedua variabel dengan
permulaan siswa kelas 3 Sekolah Dasar menggunakan korelasi pearson product
Negeri 1 Seteluk,” sehingga dapat memberi moment.
gambaran tentang pentingnya minat baca
dalam meningkatkan kemampuan membaca HASIL DAN PEMBAHASAN
permulaan siswa yang merupakan dasar untuk PENELITIAN
menerima pembelajaran selanjutnya. Hasil
Gambaran Minat Baca Siswa
METODE PENELITIAN Data yang diperoleh melalui pengisian
Penelitian ini menggunakan angket memiliki skor tertinggi yaitu 50 dan
pendekatan kuantitatif deskriptif yang bersifat skor terendah yaitu 34. Berdasarkan hasil
korelasional dengan menggunakan jenis perhitungan dari data tersebut diperoleh data
penelitian non eksperimen. Penelitian ini deskriptif sebagai berikut:
bertujuan untuk mencari korelasi antara
variabel bebas (X) minat baca dan variabel
58%
terikat (Y) kemampuan membaca permulaan.
Bentuk penelitian ini dipilih dikarenakan 42%
sesuai dengan bentuk penelitian yaitu untuk
menentukan korelasi sebab dan akibat antara
minat baca dan kemampuan membaca 0,0%
0,0% 0,0%
permulaan siswa kelas III SDN 1 Seteluk.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah siswa kelas III SDN 1 Seteluk yang
berjumlah 24 siswa. Adapun teknik Diagram 1. Diagram Persentase Minat Baca

Jurnal Ilmiah Mandala Education | 224


Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 7. No. 4 Oktober 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
Terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)

konfirmasikan dengan tabel pedoman untuk


memberikan interpretasi. Nilai 0,99 berada
58%
pada interval 0,80–1,00, maka dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
42%
korelasi yang sangat kuat antara minat baca
dengan kemampuan membaca permulaan
Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri 1
0,0% 0,0% 0,0% Seteluk.
Uji koefesien determinasi dilakukan
untuk mengetahui tingkat kontribusi minat
Dari tabel dan histogram di atas maka baca terhadap kemampuan membaca
dapat diketahui bahwa Persentase minat baca permulaan, memperoleh hasil sebesar
menunjukan bahwa dari 24 siswa, yang 98,01%. Hal ini berarti besar sumbangan
memiliki minat baca sedang yaitu 10 orang tingkat minat baca terhadap kemampuan
dengan persentase 42%. Sedangkan siswa membaca permulaan siswa yaitu 98% ,
dengan minat bacanya tinggi yaitu 14 orang sedangkan 2% dipengaruhi oleh faktor lain-
dengan persentase 58%. Dan siswa yang lain.
minat bacanya sangat rendah, rendah dan Uji t dilakukan untuk mengetahui
sangat tinggi tidak ada atau 0,0%. signifikansi atau hubungan variabel minat
Dari uraian diatas dapat dijelaskan baca (X) terhadap kemampuan membaca
bahwa minat baca Siswa Kelas III SDN 1 permulaan (Y), diperoleh hasil 𝐭 𝐡𝐢𝐭𝐮𝐧𝐠 >
Seteluk tinggi. Hal ini dapat dilihat dari 𝐭 𝐭𝐚𝐛𝐞𝐥 yaitu 4,95 > 2,074 dengan taraf
persentase terbanyak berada pada kategori signifikansi 5% sehingga dapat dikatakan
tinggi dengan persentase sebesar 58%. bahwa penelitian tentang “ korelasi minat
Gambaran Kemampuan Membaca baca dengan kemampuan membaca
Permulaan Siswa permulaan Siswa Kelas III SDN 1 Seteluk”
signifikan.
83%
Pembahasan
Gambaran Minat Baca Siswa
17% Minat baca merupakan suatu rasa
0,0% 0,0% 0,0% kesukaan atau ketertarikan terhadap bahan
bacaaan yang berasal dari dalam diri
seseorang tanpa ada yang memaksa. Sejalan
Dari tabel dan diagram di atas dapat dengan pendapat Sinabela (dalam Ameliah
dilihat persentase kemampuan membaca 2016: 2) yang mengartikan bahwa minat baca
permulaan Siswa Kelas III Sekolah Dasar sebagai sikap yang positif dan adanya rasa
Negeri 1 Seteluk. Dimana 83% kemampuan ketertarikan dalam diri sendiri terhadap
membaca permulaan sangat tinggi, 17% aktivitas membaca. Membaca merupakan
tinggi dan 0,0% kemampuan membaca siswa suatu kegiatan yang penting dilakukan dalam
sangat rendah, rendah dan sedang. Dengan kehidupan sehari-hari. Dimana dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa banyak melakukan kegiatan membaca maka
kemampuan membaca permulaan Siswa informasi dengan mudah didapatkan dan
Kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 Seteluk menambah pengetahuan baru. Ayuniar, dkk
berada pada kategori sangat tinggi dengan (2021: 26) juga memaparkan bahwa dengan
persentase 83%. membaca siswa dapat memahami bahasa tulis
Korelasi Minat Baca Dengan Kemampuan dan pembendaharaan kata.
Membaca Permulaan Membaca merupakan salah satu jenis
Hasil korelasi pada penelitian ini kemampuan berbahasa tulis, yang bersifat
diperoleh nilai 0,99 yang kemudian akan di reseptif. Disebut reseptif karena dengan

Jurnal Ilmiah Mandala Education | 225


Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 7. No. 4 Oktober 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
Terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)

membaca seseorang dapat memperoleh suku kata menjadi sebuah kalimat. Membaca
informasi, memperoleh ilmu dan penetahuan permulaan diberikan pada kelas rendah yaitu
baru serta pengalaman-pengalaman baru. I, II dan III. Terkait hal ini, Fauziah (2018:
Artinya semua yang diperoleh dari bacaan itu 175) Membaca permulaan diberikan pada
akan memungkinkan orang tersebut mampu kelas rendah dengan tujuan membina dasar-
mempertinggi daya pikirnya, mempertajam dasar mekanisme membaca yang akan
pandangnya dan memperluas wawasannya. mendasari kemampuan membaca selanjutnya.
Adapun, dalam hal ini peneliti telah Adapun, dalam penelitian ini
melakukan penelitian yang berkaitan dengan kemampuan membaca permulaan dijadikan
minat baca siswa. Dimana,data primer dalam variabel terikat (y) yang diukur menggunakan
penelitian ini berupa angket tentang minat tes.Tes tersebut dilakukan dengan meminta
baca (variabel X) siswa Kelas III Sekolah siswa maju satu-persatu untuk membaca teks
Dasar Negeri 1 Seteluk, dengan indicator sederhana. Kemudian memberikan penilaian
minat baca menurut Crow and Crow (dalam menggunakan pedoman yang dipaparkan
Ameliah 2016: 19) terdiri atas perasaan Angraeni dan Alpian (2020: 60-61) yang
senang, pemusatan perhatian, penggunaan terdiri atas lafal, kelancaran, kejelasan suara,
waktu, motivasi untuk membaca, emosi dalam intonasi, dan menguasai tanda baca. Hasil tes
membaca, dan usaha untuk membaca sebagai tersebut dikategorikan menjadi 5 tingkatan
acuan pembuatan soal. yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah,
Selanjutnya,item pernyataan minat dan sangat rendah.
baca menggunakan skala likert yang Berdasarkan hasil perhitungan tes
dikategorikan menjadi sangat tinggi, tinggi, membaca dengan menggunakan statistik
sedang, rendah, dan sangat rendah. deskriptif diperoleh hasil yakni, sebanyak
Berdasarkan perhitungan angket minat baca 0,0% berada pada kategori sedang, rendah,
dengan teknik analisis statistik deskriptif dan sangat rendah. Artinya tidak ada siswa
diperoleh hasil yakni, dari 24 siswa yang yang hasil tes membacanya berada pada
dijadikan sampel penelitian terdapat 10 siswa kategori tersebut. Dengan demikian,
yang memiliki kategori minat bacanya sedang sebanyak 4 (17%) siswa yang memiliki
atau sebesar 42%. Dan 14 siswa yang kemampuan membaca permulaan tinggi.
memiliki minat bacanya tinggi yaitu sebesar Sedangkan sebagian besar siswa dengan
58%. Sedangkan siswa dengan minat baca presentase 83% yakni sebanyak 20 siswa.
sangat tinggi, rendah, dan sangat rendah Persentase terbanyak berada pada kategori
memiliki presentase 0,0%, yang artinya tidak sangat tinggi, sedangkan jika melihat nilai
ada siswa kelas III SD Negeri 1 Seteluk yang rata-rata kemampuan membaca permulaan
berada dalam ketiga kategori tersebut. berada pada kategori sangat tinggi yaitu
Kemudian jika melihat nilai rata-rata sebesar 89. Sehingga dengan demikian, dapat
hasil angket minat baca Siswa Kelas III disimpulkan bahwa kemampuan membaca
Sekolah Dasar Negri 1 Seteluk sebesar 43,6. permulaan Siswa Kelas III SDN 1 Seteluk
Dan persentase terbanyak berada pada sangat tinggi.
kategori tinggi. Sehingga, dengan demikian Korelasi Minat Baca dengan Kemampuan
dapat dikatakan bahwa minat baca Siswa Membaca Permulaan
Kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 Seteluk Berdasarkan hasil perhitungan dengan
tinggi dengan persentase 58%. rumus korelasi product moment pada
penelitian ini menunjukkan bahwa korelasi
Gambaran Kemampuan membaca antara minat baca dan kemampuan membaca
Permulaan Siswa permulaan dengan jumlah sampel 24 siswa
Kemampuan membaca permulaan diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,99.
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh Adapun, koefisien korelasi sebesar 0,99 ini
siswa dimana mampu mengenal huruf, suku berada pada kategori sangat kuat (lihat bab III
kata, dan mampu menghubungkan sebuah tabel 3.7). Dimana, hal tersebut menunjukan

Jurnal Ilmiah Mandala Education | 226


Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 7. No. 4 Oktober 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
Terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)

adanya korelasi yang positif antara minat baca menjadi dorongan (motivasi) untuk
dengan kemampuan membaca permulaan. melakukan kegiatan membaca. menurut Emda
Artinya, setiap kenaikan pada variable bebas (Rahim 2018: 32) motivasi merupakan
yakni minat baca akan mempengaruhi sesuatu yang esensial dalam proses belajar,
kenaikan pada kemampuan membaca tidak terkecuali belajar membaca. Karena tak
permulaan sebagai variabel terikat. Hal ini jarang kita temukan siswa yang sebenarnya
sejalan dengan pendapat Ali dan Asrori memiliki potensi akan tetapi memiliki
(2014:53) mengartikan suatu variabel motivasi yang kurang. Hal ini kemudian
berkorelasi positif apabila variable tersebut menyebabkan siswa tidak berusaha
bergerak sejalan, dimana kenaikan pada semaksimal mungkin untuk meningkatkan
variabel x (bebas) secara konsisten akan kemampuan membacanya. Selain itu, minat
diikuti oleh kenaikan pada varibael y (terikat). juga salah satu hal yang penting dalam
Adapun tingkat korelasi kedua variable dalam meningkatkan kamampuan membaca siswa.
penelitian ini menunjukkan hasil korelasi Hal ini dikarenakan minat berjalan beriringan
yang sangat kuat karena nilai korelasi dengan motivasi, akan tetapi setingkat lebih
mendekati satu (+1) yakni berada pada tinggi dari motivasi. Bagaimana tidak, siswa
interval 0,80-1 dalam table penafsiran yang memiliki minat yang lebih tinggi akan
koefisien korelasi. memiliki kesadaran yang tinggi untuk
Dari penjelasan di atas maka hipotesis membaca karena memiliki ketertarikan yang
alternative (Ha) diterima dan hipotesis nol kuat disertai dengan upaya untuk mengetahui
(Ho) ditolak. Jadi hipotesis Ha yan berbunyi “ dan mempelajari sesuatu lebih banyak sesuai
Ada korelasi minat baca dengan kemampuan dengan minatnya.
membaca permulaan Siswa Kelas III SDN 1 Berdasarkan pemaparan di atas dapat
Seteluk” diterima dan dapat dikatakan bahwa disimpulkan bahwa minat baca berpengaruh
penelitian tentang “korelasi minat baca terhadap kemampuan membaca permulaan
dengan kemampuan membaca permulaan siswa. Sejalan dengan hasil penelitian yang
Siswa Kelas III SDN 1 Seteluk” signifikan dilakukan oleh Pramesti (2018: 287) yaitu
dilihat dari hasil uji t yang menunjukan bahwa minat baca merupakan salah satu faktor-faktor
𝐭 𝐡𝐢𝐭𝐮𝐧𝐠 < 𝐭 𝐭𝐚𝐛𝐞𝐥 yaitu 4,95 > 2,074. penghambat kemampuan membaca permulaan
Kemudian, dalam analisis korelasi siswa. Hal ini dinyatakan bahwa minat baca
terdapat suatu angka yang disebut koefesien merupakan hal penting yang mendasari
determinasi. Dimana besar angkanya adalah keberhasilan membaca permulaan. Semakin
kuadrat dari koefesien korelasi (𝑟 2 ). tinggi minat baca siswa maka semakin tinggi
Koefesien ini disebut sebagai koefesin juga kemampuan membaca permulaan siswa.
penentu karena varian yang terjadi pada
variabel dependen dipengaruhi oleh variabel KESIMPULAN
independen. Maka koefesien yang Berdasarkan data yang di peroleh dari
disumbangkan oleh variabel bebas (X) hasil analisis data yang telah dilakukan maka
terhadap variabel terikat (Y) dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi
ini adalah 98% dan 2% dipengaruhi oleh positif yang kuat antara minat baca dengan
faktor lain-lain. kemampuan membaca permulaan siswa Kelas
Minat baca merupakan kemauan atau III Sekolah dasar Negeri 1 Seteluk. Hal ini
keinginan yang kuat disertai dengan motivasi dapat dilihat dari hasil perhitungan statistik
dan usaha untuk melakukan kegiatan deskriptif dan uji korelasi terhadap dua
membaca dengan senang hati tanpa ada variabel tersebut. Hal ini kemudian diprkuat
paksaan dari orang lain. Menurut Rahim dengan hasil analisis korelasi pearson product
(2008: 10) menyatakan bahwa minat baca moment yang memperoleh hasil koefesien
merupakan keinginan yang kuat disertai korelasi sebesar 0,99. Artinya, bahwa minat
usaha-usaha seseorang untuk membaca. baca dengan kemampuan membaca
Keinginan dan kemauan siswa yang tinggi permulaan memiliki korelasi positif yang

Jurnal Ilmiah Mandala Education | 227


Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 7. No. 4 Oktober 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
Terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)

sangat kuat. Dimana nilai koefesien korelasi Teknik Bangunan SMK Negeri
(r) mendekati 1. Pringsurat. Skripsi S1: Universitas
Negeri Yogyakarta.
SARAN Nurhadi.(2018). Teknik Membaca.Jakarta: PT.
Hasil pnelitian ini diharapkan dapat Bumi Aksara.
menambah wawasan dan referensi yang Pramesti, Fitria. (2018). Analisis Faktor-
seharusnya membuat pembaca lebih Faktor Penghambat Membaca
memperhatikan tentang pentingya minat Permulaan pada Siswa Kelas I SD.
dalam kemampuan membaca permulaan. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar.
Kedepannya, penelitian ini diharapkan Rahim, Farida. (2018). Pengajaran Membaca
menjadi bahan kajian berbagai kalangan di Sekolah Dasar.Jakarta: PT. Bumi
terutama pihak sekolah agar lebih Aksara.
memperhatikan proses pembelajaran sehingga Rahmatika, Putri dkk. (2019). Metode
dapat meningkatkan minat siswa. Pembelajaran Mind Map Bercerita
dan Gaya Kognitif, Penaruhnya
DAFTAR PUSTAKA Terhadap Kemampuan Membaca
A.R, Muslim dkk. (2017). Pengaruh Minat Permulaan. Jurnal Pendidikan Anak
Baca Terhadap Prestasi Belajar Usia Dini.
Siswa Sekolah Dasar.
Ali, Mohammad dan Asrori, Muhammad.
(2014). Metodologi dan Aplikasi
Riset Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Ameliah, Rezki. (2016). Hubungan antara
Minat Baca dengan Keterampilan
Membaca Pemahaman Bagi siswa
Kelas V MI Darul Istiqamah
Kecamatan Pattalassang Kabupaten
Gowa. Skripsi S1: Universitas Islam
Negeri Alauddin Makasar.
Anggraini, Sri Wulan dan Alfian, Yayan.
(2020). Membaca Permulaan dengan
Team Games Tournament (TGT).
Jawa Timur: CV. Qiara Media.
Ayuniar, Devi dkk (2021). Upaya Guru
dalam Mengajarkan Keterampilan
Membaca Siswa pada Masa Pandemi
Covid-19 di SDN Gugus IV
Kecamatan Pujut. Jurnal Progres
Pendidikan.
Fauzia, H. (2018). Upaya Guru dalam
Menembangkan Kemampuan
Membaca Menulis Permulaan Siswa
Kelas I MI. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Dasar.
Nugroho,Prasetyo. (2015). Pengaruh Minat
Baca dan Kebiasaan Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Konstruksi Bangunan
Siswa Kelas x Program Keahlian

Jurnal Ilmiah Mandala Education | 228

You might also like