Professional Documents
Culture Documents
107-Khotbah Jumat 21 Rajab 1445 H
107-Khotbah Jumat 21 Rajab 1445 H
KHUTBAH PERTAMA
Terkait dengan banyaknya kisah nabi Musa dan Fir’aun di dalam al-Qur’an, Ibnu Taimiyah
Di antara ayat yang menyebutkan tentang Musa dan Fir’aun adalah ayat 96-99 Surah Hud,
Allah berfirman:
Terjemahnya: Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Musa dengan (membawa) ayat-
ayat (mukjizat) Kami dan keterangan yang nyata. Kepada Fir‘aun dan para pemuka kaumnya,
tetapi (justru) mereka mengikuti perintah Fir‘aun, padahal perintah Fir‘aun sama sekali bukanlah
(perintah) yang benar. 98. (Fir‘aun) berjalan di depan kaumnya di hari Kiamat, lalu membawa
mereka masuk neraka. Itulah seburuk-buruk tempat yang dimasuki. Mereka diikuti dengan laknat
di sini (dunia) dan (kelak) di hari Kiamat. (Laknat) itu seburuk-buruk pemberian yang diserahkan.
(QS. Hud ayat 96-99).
Pelajaran dari ayat-ayat tersebut adalah keadaan Fir’aun dan para pengikutnya. Fir’aun
adalah seburuk-buruk pemimpin yang diikuti bahkan ia tidak hanya melemparkan dirinya ke dalam
neraka, namun ia juga membawa serta para pengikutnya. Hal ini menunjukkan bahaya dari
pemimpin yang buruk karena dapat membawa kesengsaraan bagi rakyatnya di dunia dan akhirat.
Dalam ayat-ayat tersebut, Allah telah menegaskan bahwa perintah Fir’aun bukan perintah yang
benar sebagaimana disebutkan dalam banyak ayat-ayat Al-Quran.
Fir’aun memerintah dengan kezaliman. Dia sangat sombong sampai menyatakan dirinya
adalah Tuhan.
َ ْل ُْ َما
ْع ِلمتُْْلَ ُكمْْ ِمنْْ ِإلَهْْغَي ِري ْ َ نْيَاأَيُّ َهاْال َم
ُْ عو َْ َوقَا
َ لْفِر
Terjemahnya: Firʻaun berkata, “Wahai para pembesar, aku tidak mengetahui ada Tuhan
bagimu selainku. (QS. Al Qashas ayat 38).
Dia mengeluarkan kebijakan yang zalim yaitu membunuh anak-anak Bani Israil dengan
kejam, sebagaimana Allah kutipkan hikayat tentangnya:
Namun, dengan semua kebatilan itu, Fir’aun membodohi kaumnya dan mengatakan bahwa
kebijakannya adalah jalan yang lurus.
ْالرشَا ِد
َّ ْْسبِي َل
َ ّْل َّْ ِنْ َماْأ ُ ِري ُكمْْإ
َّْ ِّلْ َماْأ َ َرىْ َو َماْْأَهدِي ُكمْْإ ُْ عو َْ قَا
َ لْفِر
Terjemahnya: Aku hanya mengemukakan kepadamu apa yang aku pandang baik dan aku
hanya menunjukkan kepadamu jalan yang benar. (QS. Gafir ayat 29).
Semua ini menunjukkan kepada kita betapa vitalnya posisi seorang pemimpin yang
memegang kekuasaan dan kebijakan, oleh karena itu perlu kita mengenal sifat dan karakteristik
pemimpin dalam Islam yang dengannya kita bisa meraih kebahagiaan secara pribadi dan secara
komunal di dunia dan akhirat. Sifat-sifat inilah yang tergambar jelas dalam sosok Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu keiman dan ketakwaan. Allah berfirman:
Di antara sifat pemimpin adalah memiliki akhlak yang mulia; tawadhu, tidak sombong,
lembut, merasakan penderitaan yang dirasakan oleh rakyatnya dan sangat menginginkan kebaikan
bagi mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah pemimpin yang memiliki sifat
tersebut sehingga beliau menjadi pemimpin yang dicintai oleh umatnya. Kalau harus merasakan
kesulitan beliaulah orang yang paling merasakan kesulitan tersebut. Allah berfirman:
Terjemahnya: Sungguh, benar-benar telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu
sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, sangat menginginkan (keimanan dan
keselamatan) bagimu, dan (bersikap) penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin.
(QS. At Taubah ayat 128).
Seorang pemimpin adalah yang berlaku lemah lembut kepada rakyatnya, senantiasa
mendoakan rakyatnya bahkan bermusyawarah serta mendengarkan pendapat-pendapat rakyatnya
setelah itu bertawakkal dan menyandarkan urusan kepada Allah yang menjadi lambang tauhid
yang benar. Allah berfirman:
Lihatkah ketika Nabi Yusuf menawarkan dirinya untuk menduduki jabatan Menteri di
Kerajaan Mesir beliau menyebut kelebihan beliau dari sisi amanah dan ilmu.
Lihatlah Zulqarnain adalah pemimpin besar yang Allah berikan kekuasaan yang luas
karena ilmu yang dimilikinya dan konsisten mengikuti ilmu tersebut.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma dan sebagian tabi’in menafsirkan kata “sababa” dalam
ayat tersebut adalah ilmu,
Ilmu didapatkan dari 2 jalan yaitu dengan pendidikan dan pengalaman. Pendidikan
memberikan teori dan pengalaman memberikan kesempatan untuk menerapkan serta
menyesuaikan teori dalam kenyataan. Pengalaman juga memberikan kesempatan kita untuk
menilai siapa yang memiliki pengalaman dan rekam jejak kepemimpinan yang berkualitas. Karena
itu jangan sampai salah memilih pemimpin karena akan berakibat kesengsaraan di dunia dan di
akhirat. Mari bersihkan hati kita, dan melakukan penilaian dengan pandangan yang objektif
sebagai dasar kita menjatuhkan pilihan kita.
Semoga Allah memberikan kepada kita pemimpin yang beriman dan bertakwa,
Pemimpin yang berilmu dan berwibawa, memimpin dengan senyum dan tawa, menjadi
teladan bagi para cendekia dan mahasiswa, yang dengan itu, dia membimbing kita kepada
kebaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat di jannatul ma’wa.
KHUTBAH KEDUA
ُللا
َّ ل َّْ ل إللَ َّهَ إل َّْ َ َوأ َ ْش َه َّدُ أ، ى ت َْوفل ْي لق لَّه َوا ْمتلنَاْنل لَّه
َّْ َ ن ُّ َو ْال، ساْنل لَّه
َ ُش ْك َُّر لَ َّه
َّْ َعل َّْ َعل
َ ْى إلح َ َّْال َح ْم َّدُ للل
ع لل ْي لَّهَ ُللا
َّ صلى َ ى لرض َْواْ لن لَّه َّْ س ْولُ َّهُ ْالداْ لع
َّْ َي لإل َ َّ َوأ َ ْش َه َّدُ أَنَّ ُم َحمدَا، ت َ ْع لظ ْي َماَّ للشَأ ْ لن لَّه
ُ ع ْبدَُّهُ َو َر
خوانل لَّه ْ َ ى آ لل لَّه َوأ
َ ص َحا ْ لب لَّه َو لإ َّْ َعل
َ َو
ع لَّة
َ لى الطا
ََّ ع ُ َو َحافل،ط ْن
َ ظ ْوا َ َظ َه ََّر َو َما ب
َ ش َما الى َوذَ ُروا ْالفَ َو ل
ََّ اح ََّ اس التقُواَّ للاَ ت َ َع
َُّ فَيَا اَيُّ َها الن
علَى آ لَّ
ل لإب َْرا لهي َْم ،لإن َكَّ علَى لإب َْرا لهي ََّْم َو َ
ْت َ علَى آ لَّ
ل ُم َحم َّد َك َما َ
صلي ََّ علَى ُم َحمدَّ َو َ اَلل ُهمَّ َ
ص لَّّ
ل َ
َح لميْدَّ َم لجيْدَّ.
علَى آ لَّ
ل لإب َْرا لهي َْم ،لإن َكَّ علَى لإب َْرا لهي ََّْم َو َ ار ْك ََّ
ت َ علَى آ لَّ
ل ُم َحمدَّ َك َما َب َ علَى ُم َحمدَّ َو َ ار َّْ
ك َ َو َب ل
َح لميْدَّ َم لجيْدَّ
اآلخ َر لَّة
ب ل عذَا لَّ ن لخ ْز لَّ
ى الدُّ ْن َيا َو َ عا لق َبتَنَاَّ لفى اْل ُ ُم لَّ
ور ُك للّ َها َوأ َ لج ْرنَا لم َّْ الل ُهمَّ أَحْ س َّْ
لن َ