You are on page 1of 9

Vol. 17 No.

2 Edisi Oktober 2020 ISSN (Online) : 2655-2124

Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil


Available online at : http://ejournal2.pnp.ac.id/index.php/jirs/
Terakreditasi SINTA Peringkat 5

Analisa Gelombang Pecah Terhadap Bangunan Jetty Tipe L


(Studi Kasus Pantai Purus, Kota Padang)
1
Besperi, 2Gusta Gunawan, 3Wahyu Kaisar
1,2
Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu
3
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu, Jl. WR. Supratman,
Kandang Limun, Bengkulu
besperi@unib.ac.id

Abstract
The Padang City Government-West Sumatera Province has built a coastal protection building to overcome
erosion and sedimentation problems on Purus Beach. The protective material used is big natural rocks. The
problem is that big natural rocks have a uniform shape which causes the rocks to shift quickly because there are
many gaps between the rocks. The purpose of this research is to determine the significant wave height and
significant wave period to analyze the jetty building. The material used in this research is artificial stone in the
form of quadripod as a jetty protection material. Wind data used is wind data for 10 years (2010-2019) published
by BMKG. Wave height data were measured at the research location using a total station tool. The analysis is
done by finding the significant wave height (Hs) and significant wave period (Ts) using a mathematical wave
equation. The results showed that the significant wave height (Hs) and significant wave period (Ts) were 2.8 m
and 7 seconds, respectively. The top elevation of the jetty building is 4.1 m, the body length of the jetty is 64 m
and the head is 32 m, the crest width is 2.4 m and the crest width is 2.7 m. From the results of the study, it can be
concluded that the use of a quadripod protection layer can be used as a substitute for natural stone used in Purus
beach buildings, Padang City, West Sumatera.
Keywords: beach safety building, Pantai Padang, jetty, sedimentation, quadripot

Abstrak
Pemerintahan Kota Padang telah membangun bangunan pelindung pantai di muara berupa jetty untuk mengatasi
permasalahan erosi dan sedimentasi di Pantai Purus. Material pelindung yang digunakan yaitu batu gajah.
Permasalahannya adalah batu gajah memiliki bentuk seragam yang mengakibatkan batuan cepat bergeser
dikarenakan terdapat banyak celah diantara batu. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan tinggi gelombang
signifikan dan periode gelombang signifikan untuk menganalisis bangunan jetty. Pantai Purus Kota Padang
dengan menggunakan material lindung quadripod. Bahan yang digunakan pada penelitian ini batu buatan berupa
quadripod sebagai material pelindung jetty. Data angin yang digunakan yaitu data angin selama 10 tahun (2010-
2019) yang diterbitkan oleh BMKG. Data tinggi gelombang di ukut di lokasi penelitian menggunakan alat total
station. Analisa dilakukan dengan mencari tinggi gelombang signifikan (Hs) dan periode gelombang signifikan
(Ts) menggunakan persamaan matematis gelombang. Dari hasil penelitian diperoleh nilai tinggi gelombang
signifikan (Hs) dan periode gelombang signifikan (Ts) masing-masing sebesar 2,8 m dan 7 detik. Elevasi puncak
bangunan jetty sebesar 4,1 m, panjang jetty bagian badan 64 m dan bagian kepala 32 m, lebar puncak bagian
badan 2,4 m dan lebar puncak bagian kepala 2,7 m. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan
lapis lindung quadripod bisa digunakan untuk material pengganti batu gajah yang digunakan pada banggunan
pantai Purus Kota Padang, Sumatera Barat.

Kata kunci : gelombang pecah, bangunan pengaman pantai (jetty tipe L), quadripot

Informasi Artikel
Diterima Redaksi : 12-02-2020 | Selesai Revisi : 28-10-2020 | Diterbitkan Online : 31-10-2020
144
1
Besperi, 2Gusta Gunawan, 3Wahyu Kaisar
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol.17 No. 2 Edisi Oktober 2020

batu lindung buatan menunjukkan indeks


1. Pendahuluan
kestabilan yang lebih baik. Penggunaan
Kota Padang ibu Kota Provinsi Sumatera Barat material buatan seperti quadripod dapat
memiliki panjang pantai ± 30 km atau hampir dilakukan untuk mengganti material batu
5% dari total panjang pantai di Sumatera Barat gajah. Material quadripod memungkinkan
[6]. Sebagian besar pantai di Kota Padang ikatan antar material menjadi lebih kuat,
mengalami sedimentasi dan erosi yang sehingga, penurunan fungsi atau kerusakan
mengakibatkan terus berubahnya garis lanjutan pada lapis pelindung dapat diatasi.
pantai.Sedimen pantai yang menyusun Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan
kawasan pantai Padang sebagian besar terdiri tinggi gelombang signifikan dan periode
dari pasir pantai. Kerikil terutama terdapat di gelombang signifikan untuk menganalisis
sekitar muara-muara sungai besar yang bangunan jetty Pantai Purus Kota Padang
memperlihatkan adanya proses sedimentasi dengan menggunakan material lindung
aktif [14]. Sistem penanganan yang baik untuk quadripod.
mengatasi masalah sedimentasi di muara
sungai Banjir Kanal Barat adalah pengelolaan 2. Metode Penelitian
mulut sungai yang selalu terbuka dengan
Metode penelitian menggunakan metode
membuat jetty di sisi muara sungai [10].
kuantitatif karena data penelitian berupa
Sesungguhnya Pemerintahan Kota Padang
angka-angka dan analisis menggunakan
telah membangun pelindung pantai berupa
statistik atau model [8].Penelitian dilakukan
bangunan jetty untuk menanggulangi
dengan metode analisis data primer dan data
sedimentasi pada muara sungai. Akan tetapi,
sekunder. Data primer berupa data tinggi
jetty yang dibangun adalah jetty tipe L dan
gelombang pasang dan dimensi bangunan
menggunakan batu gajah sebagai lapis
lama. Tinggi gelombang pasang diperoleh dari
pelindung. Batu gajah berbentuk bulat dan
pengukuran langsung di lapangan.
mempunyai gradasi butiran yang cukup
Pengukuran tinggi gelombang dilakukan pada
seragam, keadaan ini membuat batu satu
waktu pasang purnama. Pengukuran dilakukan
dengan yang lainnya menjadi tidak saling
dengan menggunakan alat ukur Total Station.
mengikat, sehingga mengakibatkan batuan
Pencatatan dilakukan dengan cara
cepat bergeser dikarenakan terdapat banyak
menentukan muka air laut tenang, titik
celah di antara batu [7]. Oleh karena itu, fungsi
gelombang pertama sampai membentuk
lapis pelindung menjadi menurun dan
puncak dan lembah, kemudian dicatat tinggi
berpotensi terjadi kerusakan lanjutan.
dan periode gelombang. Tinggi gelombang
Kerusakan lanjutan pada bangunan pelindung
pasang digunakan untuk mengetahui
pantai dapat diatasi dengan menggunakan
gelombang signifikan (Hs) dan Periode
material yang memiliki daya ikatan yang baik.
gelombang signifikan (Ts).
Ginting [3], membuat model bangunan
pemecah gelombang dengan menggunakan
Informasi Artikel
Diterima Redaksi : 12-02-2020 | Selesai Revisi : 28-10-2020 | Diterbitkan Online : 31-10-2020
145
1
Besperi, 2Gusta Gunawan, 3Wahyu Kaisar
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol.17 No. 2 Edisi Oktober 2020

Data sekunder berupa data angin selama 10


tahun (2010-2019) serta data pasang surut
selama 5 tahun (2015-2019) yang diperoleh
dari Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim
Teluk Bayur. Gelombang laut signifikan dan
periode gelombang diperoleh dengan
menggunakan data angin (Mulyadi dkk, 2015)
dalam [5]. Sedangkan, data pasang surut
digunakan untuk mendapatkan nilai dari
elevasi muka air laut.
Tinggi gelombang signifikan (Hs) dan periode
gelombang signifikan (Ts) dari data tinggi Gambar 1. Diagram mawar angin

gelombang pasang dan data angin 10 tahun


(2010-2019) dari BMKG dilakukan Peramalan Tinggi Gelombang Signifikan
perbandingan untuk digunakan pada analisa (Hs) dan periode gelombang signifikan (Ts)

bangunan jetty. Peramalan ini dilakukan dengan menggunakan


grafik peramalan gelombang signifikan di laut
3. Hasil dan Pembahasan
dalam (Gambar 2).
Analisa data angin
Data kecepatan angin maksimum dan arah
angin dicatat dalam pencatatan bulanan
selama 10 tahun diperlihatkan pada mawar
angin.

Persentase kejadian angin 10 tahun (2010-


2019) disajikan dalam bentuk diagram mawar
angin (Gambar 1).

Gambar 2. Peramalan Hs dan Ts


Dengan menggunakan Gambar 2 maka
diperoleh tinggi gelombang signifikan (Hs) dan
periode gelombang signifikan (Ts) 10 tahun
(2010-2019) seperti pada Tabel 6.

Informasi Artikel
Diterima Redaksi : 12-02-2020 | Selesai Revisi : 28-10-2020 | Diterbitkan Online : 31-10-2020
146
1
Besperi, 2Gusta Gunawan, 3Wahyu Kaisar
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol.17 No. 2 Edisi Oktober 2020

Tabel 1. Peramalan tinggi gelombang signifikan (Hs) dan panjang gelombang di laut dalam dengan
periode gelombang signifikan (Ts)
rumus [9] :
(UL) 𝑔𝑇 2
UW UA Hs Ts 𝐿0 = (1)
Tahun Max RL 2𝜋
(m/det) (m/det) (m) (detik)
(m/det)
2010 8 1,23 9,84 11,82 1,55 5,8
Dengan L0 adalah panjang gelombang di laut
2011 11 1,13 12,43 15,76 2,1 6,4 dalam, 𝑔 adalah percepatan gravitasi (m/s2), T
2012 18 0,9 16,2 21,83 2,8 7 adalah periode gelombang signifikan.
2013 7 1,3 9,1 10,74 1,45 5,6 9,81 × 72
2014 8 1,23 9,84 11,82 1,55 5,8 𝐿0 =
2𝜋
2015 11 1,13 12,43 15,76 2,1 6,4
𝐿0 = 76,504
2016 15 1 15 19,85 2,6 6,8
Kemudian menghitung nilai cepat rambat
2017 15 1 15 19,85 2,6 6,8
2018 8 1,23 9,84 11,82 1,55 5,8
gelombang di laut dalam (C0) dengan rumus:
2019 10 1,15 11,5 14,32 1,8 6,1 𝐿0
𝐶0 =
Rata- 11,10 1,13 12,12 15,36 2,01 6,25 𝑇𝑆
Rata 76,504
Sumber: Hasil Olahan Data BMKG, 2019 𝐶0 =
7
Dari Tabel 1 diketahui bahwa tinggi gelombang 𝐶0 = 10,929 𝑚/𝑑𝑒𝑡
signifikan (Hs) dan periode gelombang 𝑑 5,9
=
signifikan (Ts) terjadi pada tahun 2012 masing- 𝐿0 76,504
masing sebesar 2,8 m dan 7 detik. 𝑑
= 0,077
𝐿0
𝑑
Analisis data pasang surut Dengan menggunakan Tabel 𝐿0
, maka didapat
Data pasang surut digunakan untuk 𝑑
𝐿0
= 0,12046, Ks = 0,959 dan n = 0,8501.
memperoleh elevasi muka air rencana pada
Kemudian, dilanjutkan mencari nilai panjang
lokasi penelitian. Dengan menggunakan data
gelombang (L) dengan rumus berikut:
pasang surut 5 tahun (2015-2019), maka
𝑑
diperoleh nilai: = 0,12046
𝐿
dHWL = 1,4 – (-4,5) = 5,9 meter 5,9
𝐿=
dLWL = 0,1 – (-4,5) = 4,6 meter 0,12046
dMWL = 0,7 – (-4,5) = 5,2 meter 𝐿 = 48,979 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
Dari perhitungan di atas, nilai muka air Selanjutnya menghitung nilai cepat rambat
tertinggi terjadi pada dHWLyaitu sebesar 5,9 gelombang (C) dengan rumus berikut:
meter. Oleh karena itu, nilai dHWL dianggap 𝐿
𝐶=
sebagai kedalaman air (d). 𝑇
48,979
𝐶=
7
Perhitungan refraksi
𝐶 = 6,997 𝑚/𝑑𝑒𝑡
Sebelum menghitung refraksi yang terjadi di
Maka, didapat nilai cepat rambat gelombang
laut, terlebih dahulu dilakukan perhitungan
(C) sebesar 6,997 m/det.

Informasi Artikel
Diterima Redaksi : 12-02-2020 | Selesai Revisi : 28-10-2020 | Diterbitkan Online : 31-10-2020
147
1
Besperi, 2Gusta Gunawan, 3Wahyu Kaisar
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol.17 No. 2 Edisi Oktober 2020

C
sin α1 = ( ) sin α0 3,828
C0 𝐿𝑆 =
0,03
α0 merupakansudut antara garis puncak 𝐿𝑆 = 127,6 𝑚
gelombang di laut dalam dan garis kontur
dasar laut.
Penentuan elevasi muka air rencana
6,997
α = (10,929) sin 23° = 0,250 = 14,036° Elevasi muka air rencana ( DWL) ditentukan
Menghitung koefisien refraksi dengan dengan mengunakan persamaan berikut.
menggunakan rumus (Triatmodjo, 1999): DWL = 1,4 + 0,477 + 0,115 + 0,25
cos α0 DWL = 2,242 ≈ 2,20 m
Kr = √
cos α

cos 23° Penentuan elevasi puncak Jetty


Kr = √cos 14,036° = 0,974
Elevasi Puncak (Elpuncak) ditentukan melalui
Berdasarkan nilai d/Lo sebesar 0,077, maka
tahapan dan menggunakan persamaan
didapat:
berikut.
n = 0,8501 dan n0 = 0,5 (untuk laut dalam)
Tinggi jagaan (fb) = 0,5 meter.
n0 𝐿0 Elpuncak = DWL + Ru + 0,5
𝐾𝑠 = √
nL Bilangan Irribaren:
tan 𝜃
(0,5) (76,504) 𝑖𝑟 = 1⁄
𝐾𝑠 = √ 𝐻 2
(0,8501) (48,979) ( )
𝐿0

𝐾𝑠 = 0,959 1⁄
= 3
1⁄
2,8 2
( )
76,504
Tinggi gelombang ekivalen (H’0)
= 1,742 ≈ 1,7
Tinggi gelombang di laut dalam Ekivalen (H’0)
dihitung dengan rumus [9] :
𝐻′0 = 𝐾𝑟 × 𝐻0
H’0 = 0,974 × 2,8 = 2,727 m

Perhitungan tinggi gelombang pecah

Tinggi gelombang pecah (Hb) diperoleh dari


analisis data angin BMKG. Gambar 3.Grafik Run-Up Gelombang
𝐻𝑏 = 3,272 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 Sumber : Triatmojo, 1999

𝑑𝑏 = 3,272 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝑅𝑢
Dari peta kontur kedalaman laut, dengan Dari Gambar 3 didapat nilai = 0,50
𝐻
kemiringan dasar pantai 0,03 pada kedalaman 𝑅𝑢 = 0,50 × 3,272 = 1,4 𝑚
gelombang pecah (db) 3,828 m maka diperoleh Elevasi puncak jetty:
lebar surf zone: Elpuncak = DWL + Ru + 0,5
𝑑𝑏
𝐿𝑆 = = 2,20 + 1,4 + 0,5
𝑚
Informasi Artikel
Diterima Redaksi : 12-02-2020 | Selesai Revisi : 28-10-2020 | Diterbitkan Online : 31-10-2020
148
1
Besperi, 2Gusta Gunawan, 3Wahyu Kaisar
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol.17 No. 2 Edisi Oktober 2020

= 4,1 m W 2,035
= = 0,2035 ton = 203,5 kg
EIbangunan = Elevasipuncak – Elevasidasarlaut 10 10
- Menentukan Berat batu lapis inti (core):
= 4,1 – (-4)
W 2,053
= 8,1 m = = 0,01027 ton = 10,27 kg
200 200
Jadi, elevasi puncak jetty diperoleh setinggi
4,1 meter.
Analisis lebar puncak
db< dLWL< dHWL
Lebar Puncak diperoleh dengan perhitungan
3,828 < 4,1 < 5,9 (gelombang tidak pecah)
berikut (Jatmoko (1999) dalam [2]):
1⁄
1,399 3
Analisis berat lapis lindung 𝐵 = 3 × 0,95 [ ] = 2,381 𝑚 ≈ 2,4 𝑚
2,4
Lapis lindung bangunan jetty menggunakan
Lebar Puncak bagian ujung atau kepala:
material quadripod. Analisanya akan dilakukan 1⁄
2,035 3
melalui berbagai tahapan yang akan diuraikan 𝐵 = 3 × 0,95 [ ] = 2,698 𝑚 ≈ 2,7 𝑚
2,4
pada sub bab berikut.

Analisis tebal lapis lindung


Analisis berat lapisan lindung jetty : Analisis tebal lapisan lindung bagian lengan
Tahapan pertama dalam melakukan analisis atau badan bangunan jetty dilakukan dengan
berat alpisan lindung Jetty adalah melakukan cara :
Analisa lapis lindung jetty bagian lengan atau
- Menentukan lapisan pelindung luar:
badan bangunan dengan cara sebagai berikut:
1⁄ 1⁄
𝑊 3 1,399 3
- Lapis pelindung luar: 𝑡 = 𝑛 × 𝐾∆ [ ] = 2 × 0,95 [ ]
𝛾𝑟 2,4
2,4 x 2,83
W= = 1,399 ton ≈ 1.399 kg = 1,587 𝑚 ≈ 1,6 𝑚
2,4
8,0x( 1,03 − 1)3 x 2
- Menghitung Lapisan pelindung kedua:
- Lapis pelindung kedua : 1⁄ 1⁄
𝑊 3 0,1399 3
W 1,399 𝑡 = 𝑛 × 𝐾∆ [ ] = 2 × 0,95 [ ]
= = 0,1399 ton = 139,9 kg 𝛾𝑟 2,4
10 10
= 1,105 𝑚 ≈ 1,1 𝑚
- Berat batu lapis inti (core) :
Analisis tebal lapisan lindung bagian ujung
W 1,399
= = 0,007 ton = 7 kg atau kepala bangunan jetty
200 200
Analisis tebal lapisan lindung bagian ujung
Lalu dilakukan analisis lapis lindung jetty atau kepala bangunan jetty dilakukan dengan
bagian ujung atau kepala bangunan. cara sebagai berikut :
Tahapannya adalah sebagai berikut :
- Menghiutng Lapisan pelindung luar dengan
- Menghitung Lapisan pelindung luar: persamaan :
3 1⁄ 1⁄
2,4 x2,8
W= 3 = 2,035 ton ≈ 2.035 kg 𝑊 3 2,035 3
5,5 x (
2,4
-1) x 2 𝑡 = 𝑛 × 𝐾∆ [ ] = 2 × 0,95 [ ]
1,03 𝛾𝑟 2,4
- Menghitung Lapisan pelindung kedua: = 1,798 𝑚 ≈ 1,8 𝑚

Informasi Artikel
Diterima Redaksi : 12-02-2020 | Selesai Revisi : 28-10-2020 | Diterbitkan Online : 31-10-2020
149
1
Besperi, 2Gusta Gunawan, 3Wahyu Kaisar
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol.17 No. 2 Edisi Oktober 2020

- Menentukan lapisan pelindung kedua 2


 P   r  3
N = A  n  K  1 −  
 100  W 
dengan persamaan :
1⁄ 1⁄
𝑊 3 0,2035 3
2⁄
𝑡 = 𝑛 × 𝐾∆ [ ] = 2 × 0,95 [ ] 49 2,4 3
𝛾𝑟 2,4 𝑁 = 5 × 2 × 0,95 [1 − ]×[ ] = 5,408
100 2,035
= 0,835 𝑚 ≈ 0,8 𝑚
≈5
Jadi, jumlah butir tiap satuan luas 5 m 2 adalah
Analisis pelindung kaki
7 buah untuk bagian lengan atau badan dan 5
Batu pelindung terdiri dari batu pecah dengan
buah untuk bagian ujung atau kepala.
berat sebesar W/10. Sehinggaberat batu
pelindung kaki untuk bagian lengan adalah :
W 1,399 Panjang jetty bagian I (lengan) :
= = 0,1399 ton = 139,9 kg
10 10 LI = 0,5 x Ls
= 0,5 x 127,6
Dan berat batu pelindung kaki untuk bagian = 63,8 m ≈ 64 m
kepala adalah :
Dengan LI adalah panjang Jetty bagian
W 2,035 Lengan
= = 0,2035 ton = 203,5 kg
10 10

Panjang jetty bagian II (kepala):


Dengan demikian lebar pelindung kaki dapat
LII = ½ x LI
dihitung dengan rumus
=½ x 64
B=2xH
Perhitungan lebar kaki bagian lengan atau = 32 m

badan:
B = 2 x 2,8 4. Kesimpulan
= 5,6 meter Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
Jumlah batu lindung bagian lengan atau badan 1. Dari data angin 10 tahun (2010-2019) dari
bangunan jetty dapat ditentukan dengan BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Teluk
persamaan berikut : Bayur didapat tinggi gelombang signifikan
2 (Hs) sebesar 2,80 meter dan periode
 P   r  3
N = A  n  K  1 −  
 100  W  gelombang signifikan (Ts) sebesar 7 detik
2⁄ yang terjadi pada tahun 2012.
49 2,4 3
𝑁 = 5 × 2 × 0,95 [1 − ]×[ ] = 6,943 Sedangkan, tinggi gelombang signifikan
100 1,399
≈7 (Hs) dan periode gelombang signifikan
(Ts) berdasarkan data tinggi gelombang
Jumlah batu lindung bagian ujung atau kepala yang diperoleh dari pengamatan langsung
bangunan jetty dihitung dengan persamaan : di lapangan masing-masing sebesar
2,17meter dan 5,77 detik. Oleh karena itu,

Informasi Artikel
Diterima Redaksi : 12-02-2020 | Selesai Revisi : 28-10-2020 | Diterbitkan Online : 31-10-2020
150
1
Besperi, 2Gusta Gunawan, 3Wahyu Kaisar
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol.17 No. 2 Edisi Oktober 2020

nilai yang digunakan dalam analisis [2] Artha, S.B., 2015. Redesain Struktur
bangunan jetty adalah nilai Hs dan Ts dari Bangunan Jetty di Muara Air Palik,
data angin BMKG. Kecamatan Air Napal, Bengkulu Utara.
2. Analisa bangunan jetty Pantai Purus Kota Jurnal Teknik Sipil, Program Studi Teknik
Padang dengan menggunakan material Sipil. Universitas Bengkulu, Bengkulu, 7
lindung quadripod diperoleh elevasi (1), pp.7-14.
puncak bangunan 4,1 meter, panjang [3] Ginting, M., 2016. Studi Kestabilan
bagian lengan bangunan 64 meter, Bangunan Pemecah Gelombang Sisi
panjang bagian kepala bangunan 32 Miring dengan Penempatan Geotube
meter, lebar puncak bagian lengan dan pada Lapisan Inti. Skripsi, Universitas
kepala bangunan jetty masing-masing 2,4 Kristen Maranatha.
dan 2,7 meter. [4] Istijono, B., 2013. Tinjauan Lingkungan
dan Penanggulangan Abrasi Pantai
Padang - Sumatera Barat. 9 (2), pp.42–
Saran
Diharapkan pada penelitian berikutnya untuk 49.
melakukan pengukuran pasang surut [5] Jade, R.M.R., 2017. Analisis Efektivitas
gelombang selama 24 jam untuk mendapatkan Bangunan Pelindung Pelabuhan
hasil pengukuran tinggi gelombang yang lebih Patimban dan Pantai Sekitar Melalui
akurat. Analisis bangunan terhadap Tinjauan Hidro-Oseanografi. Jurnal Online
gelombang pecah juga dapat dilakukan Institut Teknologi Nasional, Jurusan
dengan menggunakan lapis lindung yang lain Teknik Geodesi. Institut Teknologi
guna mendapatkan perbandingan yang lebih Nasional, Bandung, (2), pp.102-112.
efektif. [6] Refi, A. dan Yusrita., 2017. Kaji Ulang
Desain Jetty Pada Muara Banjir Kanal
Padang dengan Menggunakan Material
Ucapan Terimakasih [jika ada]
Batu Alam dan Tetrapod. Proceeding,
Terimakasih kami ucapkan kepada BMKG
Program Studi Teknik Sipil. Insitut
Stasiun Meteorologi Maritim Teluk Bayur,
Teknologi Padang, Padang, 3, pp.108-
Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang dan
117.
semua pihak yang telah membantu dalam
[7] Refi, A., 2017. Penggunaan Jetty Pada
penyelesaian penelitian ini.
Muara Banjir Kanal Padang dengan
Menggunakan Tetrapod. Jurnal Teknik
Daftar Rujukan Sipil, Jurusan Teknik Sipil. Institut
[1] Akhir, B. dan Mera, M., 2011. Lintasan Teknologi Padang, Padang, 4 (2), pp.17-
Gelombang Laut Menuju Pelabuhan 23.
Pulau Baai Bengkulu.Jurnal Rekayasa
Sipil. Universitas Andalas, Padang, 7 (2),
pp.47-60.
Informasi Artikel
Diterima Redaksi : 12-02-2020 | Selesai Revisi : 28-10-2020 | Diterbitkan Online : 31-10-2020
151
1
Besperi, 2Gusta Gunawan, 3Wahyu Kaisar
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol.17 No. 2 Edisi Oktober 2020

[8] Sugiyono., 2009. Metode Penelitian


Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
[9] Triatmodjo, B., 1999. Teknik Pantai.
Yogyakarta: Beta Offset.
[10] Wahyudi, P., Bisri, M., dan Sisinggih, D.,
2015. Analisis Pengendalian Sedimentasi
Muara Sungai Banjir Kanal Barat Kota
Semarang. Jurnal Teknik Pengairan, 6
(2), pp.239-250.

Informasi Artikel
Diterima Redaksi : 12-02-2020 | Selesai Revisi : 28-10-2020 | Diterbitkan Online : 31-10-2020
152

You might also like