You are on page 1of 53

TANWIR AL-MA’ALI

Syaikh Dalhar
1 Tanwir al-ma’ali

"Alhamdu Iillaahil ladzii_arsala sayyidanaa muhammadan sallal -Jaahu ’alaihi


wasallama rahmatan lil ‘aalamiina."

"Segala puji bagi Allah yang telah mengutus junjungan kami Muhammad Sallallahu
‘alaihi wasallam sebagai rahmat bagi seluruh alam."

"Waqawwaahu bisaj'aani sahaabatihiil muhtadiina."

"Dan Allah Telah memberikan kekuatan kepada’ Rasulullah sallallahu ’alaihi wasallam
dengan keberanian para sahabatnya yang telah diberi petunjuk."

"Wakhashsha mansyaa-ahu min atbaa‘i millatihii bissu’udi ilaa uluwwil ma‘aarifi wal
haqaa-iqi."

"Allah juga memberikan keistimewahan bagi orang yang dike hendaki yang telah
mengikuti agamaNya dengan karunia berupa maqom sampai ke tingkat Ma'rifat dan
Hakikat yang paling tinggi."

“Wa afaahda ’alaihim min bukhuuril athaayaal ilaahiyyati zharfal lathaaifi


waddaqaaigi."

"Dan Allah telah memberikan: kepada mereka sebuah karunia - Samudera Ilmu
"Ketuhanan" yang berupa ketajaman memahami ilmu-ilmu yang sangat halus dan
sangat pelik."

"Fashaaruu surajal ummati .waqawwaadahaa ilaa thariiqil laahil ‘aziizil ‘aliimi.”

"Sehingga mereka menjadi pelita ummat untuk menuntun kejalan Allah yang Maha
Perkasa dan Maha Mengetahui."

"Saalikiina bi'ibaadillaahi min subulil irsyaadi ajallashshir aathil mustagiimi."

"Mereka ‘membimbing hamba-hamba Allah untuk menuju jalan petunjuk yaitu jalan
yang lurus."
2 Tanwir al-ma’ali

“Minthariiqil ishlaakhi wal ifhaami liyakuunuu faa-iziina bilkhuluudi fii daarin na’iimi."

“Jalan kebaikan dan kefahaman ,agar mereka menjadi orang - yang beruntung, bekal
didalam surga.”

"Wasaalimiina min anwaa’i 'adzaabin aliimi."

"Dan menjadi orang yang selamat dari segala siksa yang sangat pedih.”

“Wawallallaahu 'alaihi: wa'alaihim khulaashas shalawaati wattasliimi."

"Mudah-mudahan Allah memberikan kemurnian. Rahmat dan Salam atasnya


(Rasulullaah sallallaahu’alaihi wasallam) dan kepada mereka (para sahabat dan
orang-orang yang mengik utinya)."

"Wawaffaqanaa likhushuulil hidaayati bi hidaayatihim."

“Dan mudah-mudahan Allah memberikan Taufik hidayah kepada kita dengan sebab
hidayah-hidayah mereka."

"Wal itbaa'i bi af'aalihim wa ahwaa lihim."

"Dengan mengikuti perbuatan mereka dan tingkah laku mereka."

"jalan kebaikan dan kefahaman, agar mereka menjadi orang yang beruntung, kekal
didalam Surga."

"Walakhdza min baathini anwaarihim maa'aththarat maf aakhiruhum unuufal asmaa’il


haafizhlati."

"Dan mengambil cahaya-cahaya mereka yang tersembunyi sesuatu yang harum dari
perbuatan-perbuatan mereka yang terpuji yang berupa pendengaran yang selaiu
dijaga."
3 Tanwir al-ma’ali

"Waquriat aayaatu fadhaailihim fakaanat ilan nuhuudhi ilallaahi daa’ iyatan."

“Dan dibacakan tanda-tanda keutamaan mereka sehingga bisa menggugah semangat


untuk bangkit beribadah. kepada Allah Subhaanahu wata'ala.".

"Ammaa ba'du - syaikhul masyaayikhil ‘aalimul ‘allaamaty dalhaarubnu ‘abdir


rahmaanil waatuuza ‘uuliyyu (watu congol) rahimahullaahu wanafa ‘anaa bi
‘uluumihii."

"( Amma Ba'du ) Guru dari para guru yang alim allamah Kyai - Dalhar bin Abdurrahman
watu congol (Muntilan - Magelang ) semoga Allah mengasihinya dan semoga ilmu-
ilmunya membawa manjaat kepada kami."

“Haadzihii snubdzatun min ahwaalil quthbil ghautsi’ alim al muhtadiina hujjatish


shuufiyyati ustaadzil akaabiri zainil ‘aarifiina sayyidii aliyyibni sayyidii ‘abdillaa hibni
‘abdil . jabbarisy syadzilii.”

"( Beliau berkata ) "ini adalah bagian dari sejarah kehidupan Wali Qutub Al Ghauts,
yang menjadi panutan orang-orang yang diberi petunjuk, hujjahnya para sufi, maha
guru, sebaik-baik ahli ma'rifat, yaitu tuan kami Syekh Ali bin Sayyid 'Abdillah bin Abdil
Jabbar Asy Syadzili radhiyallahu ‘anhu (terkenal dengan panggilan Syekh Syadzili)."

"Zamzamal maqaami wal asraari wama’danil anwaari."

"Yang menjadi "Mata Air Zamzam" Maqom / kedudukan dan rahasia-rahasia serta
menjadi "Pusat segala cahaya."

Intakhabtuhaa min kalaamil quthbir rabbanil ‘aarifi billaahi sayyidii 'abdil wahhaabisy
sya'raanii." .

“Saya (Kyai Dalhar) mengambil sejarah. Manaqib ini dari penuturan Wali Qutub
Robbani, Al Arifbillah Sayyid Abdil Wahhab As Sya'rani radhiyallahu’ anhu."
4 Tanwir al-ma’ali

"Wamim ba’dhil ikhwaanil muhibbiina lahuu radhiyallaahu ‘anhu raghbatan fii natsri
sairi wa ahwaalil kaamiliina."

“Dan dari sebagian teman-teman yang cinta kepada Syekh Aby Hasan Asy Syadzili
radhiyallahu ‘anhu (semoga Allah meridl ainya) yang senang menyebarkan perjalanan
dan tingkah laku amaliyah orang-orang yang sempurna."

"Waizhkaaran fii manaagqibil akhyaari fish shalaahi wadd ini.”

"Serta menciptakan Managib/riwayat hidup orang-orang pilihan - d: dalam


menceritakan masalah prilaku kebaikan dan agama."

"Wathalaban linuzuulir rahamaati wa inshaabil barakaati."

"Dan untuk menggapai turunnya segala rahmat serta meraih keberkahan."

"Idz bidzikrihim tuftahu abwaabus samaawaatil’aaliyyati”

"Diharapkan dengan menceritakan perjalanan dan tingkah laku amaliyah mereka


orang-orang sempurna, mudah-mudahan bisa membukakan pintu-pintu langit yang
agun."

"Watunshabu minal jannati ‘uyuumul althaafi warrahamaatil I hiyyati."

"Dan bisa meraih surga,taufik dan perlindungan serta memperoleh kasih sayang
lahiyah."

"Wa sammaituhaa bit tasyabbuhish shaghiiri bil akaabiri fi dzikri nubdzatin min
manaagqibi ustaadzil akaabiri sayyidij abil hasani ‘aliyyisy syaadzilli radhiyallaahu
‘anhu."

“Aku beri nama ia ( kitab ini) "Orang kecil yang menyerupai manusia besar" yang
mengutas sebagian manaqib / riwayat hidup guru orang-orang besar yang bernama
Sayyid Abi Hasan Asy Syadzili radhiyallahu’ anhu."
5 Tanwir al-ma’ali

"Fa-aquulu : huwasy syaikhul kaamilun nagaadul khabiirul - waashilu dzul


maqaamaatil ‘aaliyyatisy syariifati walaqdaa . nits tsaabitati.".

"Aku (KyaiDalhar) berkata, "Beliau (Syekh Syadzili radhiyallahu ‘anhu) adalah seorang
guru yang sempurna, pembimbing yang cakap dan teliti, yang mempunyai kedudukan
tinggi dan mulya serta mempunyai pendirian yang teguh."

"Alquthbul ghautsu dzunnasabil haasibi laazaala min sayyidil habiibi."

"Beliau adalah "Al Quttub Al Ghauts"yang mempunyai nasab /keturunan yang mulia,
termasuk golongan As Sayyid Al Habib."

"Wa kaifa laa wahuwa sayyidunaa abul hasani ‘aliyyusy syaadziliyyubnu sayyidii
'abdillaahibni sayyidi abdil jabbaar ibnis sayyidi tamiimibnis sayyidi hurmuzibnis
sayyidi khaatimibnis sayyidi qudhayyibnis sayyidi yuusufabnis Sayyidi yuusa'abni
wardiyibnis sayyidi ‘aliyyibni sayyidi ahmad ibnis sayyidi muhammadibnis sayyidi
‘iisaabnis sayyidi idrusal mutsannabnis sayyidi idrisabnis sayyidi ‘abdillaahibni
sayyidinal hasaanil mutsannabni sayyidinal hasanibni sayyidatinaa faathimatabinti
sayyidinaa muhammadin shalla Haahu ‘alaihi wasallamar rasuuli".

"Bagaimana tidak seperti itu, beliau Sayyid Abu Hasan Ali Asy Syadzili
radhiyallahu’anhu adalah : "Putra Sayyid Abdullah radhiyallahu’anhu Putra sayyid
Abdul jabbar radhiyallahu’anhu putra Sayyid Tamim radhiyallahu’anhu putra Sayyid
Hurmuz radhiyallahu’anhu putra Sayyid Khotim radhiyallahu’anhu putra Sayyid
Qudoyyi radhiyallahu’anhu putra Sayyid Yusuf radhiy allahu'anhu putra Sayyid yusak
radhiyallahu’anhu putra Sayyid Wardi radhiyallahu’anhu putra Sayyid'Ali
radhiyallahu'anhu p utra Sayyid Ahmad radhiyallahu’anhu putra Sayyid Muham mad
radhiyallahu’anhu putra Sayyid Isa radhiyallahu’anhu P utra Sayyid Idris mustanna
radhiyallahu'anhu putra Sayyid Idris radhiyallahu’anhu putra Sayyid Abdullah
radhiyallahu’a nhu putra Sayyid Hasan Mustanna radhiyallahu’anhu putra S ayyid
Hasan radhiyallahu’anhu putra Sayyidatina Fatimah Az Zahra radhiyallahu’anhu, dan
beliau adalah putri junjungan kami Rasulullah Muhammad Sallallaahu ‘alaihi
wasallam."
6 Tanwir al-ma’ali

"Allaahumma ‘ammimir rahmata warridhwaana alaihi w a ‘thinal ma'aarifa athaitahaa


ladaihi.”

“Ya Allah, limpahkanlah kesempurnaan Rahmat dan Keridlaan pada Syekh Hasan
Syadzili dan karuniakanlah kepadaky Kemakrifatan, Sebagaimana kemakrifatan yang
Engkau karun iakan kepadanya.”

“Wulida radhiyallaahu ‘anhu bisyaadzilata wahiya qaryatu min bilaadi ghimaarata


afriqiyyata, maghribil aqshaa."

"Beliau dilahirkan di desa bernama “Syadilah” yaitu sebuah, desa di negara Ghimarah
Afrika bagian ujung barat."

"Sanata tsalaatsin watis'iina wakhamsimiiatin minal hijratin nabawiyyati,


shalawaatullahi wasalaamuhu '‘alaa shaahibi haa."

"Pada tahun 593 Hijrah, semoga rahmat Allah dan keselama tan tetap terlimpahkan
para sahabatnya."

"Wahuwa lammaa balagha umruhuu sitta sanatin rahala naa baladi tuunis."

"Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu ‘anhu ketika sa mpai pada usia enam
tahun, beliau pergi ke negara Tunisia.”

"Wawaafaga hunaalika waqtal gholaai hattaa katsiiran m aafii ayyi thariiqin man
yadhtharru wayukhmashshu bisy adiidil juu’i."

"Ketika sampai disana, daerah tersebut sedang dalam keadaan paceklik ( kesulitan
makanan ), hampir di disetiap jalan banyak dijumpai orang yang sakit. dikarenakan
mereka dalam .keadaan kelaparan."

"Fabihusni khulugihii wasyafagatihii qaala : laukaana lii maalun laasytariyabihii


khubzan lihaa ulaaail mudhtharrj ina."
7 Tanwir al-ma’ali

"Karena didorong oleh kebaikan akhlak dan sifat kedermawa nnya beliau berkata,
"Seandainya aku mempunyai uang, pasti akan kubelikan roti untuk mereka yang
kelaparan.”

"Fakhtabarahullaahu bi-imtilaa-i shurratihii bimaalin min ‘alamil ghaibi fayu’maru


bisytiraail khubzibihii."

"Lalu Allah mengujinya dengan mengisi penuh uang dari alam. ghoib dikantongnya
kemudian diperintahkan oleh Allah untuk membelikan roti."

“Fasytaraa sarii'an bihii fa qasamahuu lihaa ulaail d harriina hattaa syabi’uu ahlul
baladil mudhtharruuna,"

"Beliau dengan cepat membelikan roti dengan uang tersebut lalu membagikannya
repada orang-orang yang kelaparan sampai cukup mengenyangkan bagi seluruh
penduduk yang dilanda kelaparan tersebut."

"Fasaafara ilal masjidi sarii'an idz fii dzaalikal waqti mu waafiqun liyaumil jum'ati."

"Kemudian beliau bergegas pergi ke masjid, karena waktu itu bertepatan dengan hari
Jum‘at."

"Waba'da wushuulthil masjida shallaa sunnatan fayalisy ‘tikaafan walam yalbats illa
qaliilan fajaaa rajulun ‘azhij musy syahni wasallama ‘alaihi."

"Setelah sampai di Masjid beliau melakukan shalat sunnah kemudian duduk untuk
beri'tikaf, tidak lama kemudian datang seorang laki-laki yang berwibawa dan memberi
salam padanya."

"Wala'lama biismihii biannahuu ahmadul Khadhiiru waqa . ala biannahu qad umira bi
itsbaati waliyyin ‘adziimin lisy - syaikhi abil hasani lianna lahuu akhlaaqan ‘azhiimatan
k ariimatan."
8 Tanwir al-ma’ali

"Serta memberitahu namanya bahwa ia adalah Ahmad Hidir (Nabi Khidir Alaihis
salam) dan mengatakan bahwasannya ia (Nabi -Khidir) diperintahkan untuk
menetapkan sebagai Waliyullah yang agung kepada Syekh Abu Hasan Asy Syadzili
radhiyallah ’anhu karena beliay mempunyai akhlak yang agung dan mulya"

”Falammaa faragha min shalaatil jumu'ati thalabahuu falam yajidhu fasaarasy syaikhu
abul hasani ilaa hadhratisy sya ikhi abii sa’iidil baajii."

“Setelah selesai shalat jum'at beliau pergi mencari Nabi Khidir Alaihis salam tetapi
tidak menemukannya kemudian Syekh Abu ' Hasan Asy Syadzili radhiyailahu’ anhu
pergi ke tempat Syeikh Abi Said Aal Baji radhiyallahu’ anhu.”

"Falammaa washala 'indahuu fayaquulusy syaikhu abuu s a’iidin lisysyaikhi abil hasani
bimaa lahuu fisafarihii mini sytiraa-ihiil khubza bilmaali min ‘aalamil ghaibi."

“Maka ketika sampai di hadapannya, Syckh Abu Sa'id al Bajj radhiyallahu ‘anhu
bertutur kepada Syekh Abu Hasan Asy Sy adzili radhiyallahu ‘anhu tentang keadaan
dan peristiwa yung dialami dalam perjalanannya, dari pembelian roti dengan uang
yang berasal dari alam ghoib."

"Waliqaaihiil khadhira waannahuu sallama'alaihi wai'laa mihii lahuu biasmaaihi


waqaulihii biannahuu umira biitsb aati waliyyin adhiimin lahuu."

"Serta dibeberkan pertemuan beliau ( Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu
‘anhu ) dengan Nabi Khidir Alaihis salam yang telah memberi salam kepada beliau
dan memperkenalkan namanya serta penuturannya bahwa la (Nabi Khidir Alaihis:
salam ) diperintahkan untuk menetapkan beliau sebagai Wali agung."

“Fashaarasy syaikhu abul hasani asyadda farahan wasur uuran lisyu'uurihii


biwushuulihii limaa yuriiduhu."

“Maka seketika itu Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu’ anhu merasa sangat
senang dan bergembira perasaannya ka rena telah sampai pada apa yang
diinginkannya."
9 Tanwir al-ma’ali

"Falaa zama ‘inda syaikhi abii sa'iidin albaajii siniina hattaa hajja ma‘ahuu miraaraan."

"Kemudian beliau memilih menetap dan berguru bertahuntahun kepada Syekh Abi
Sa'id Al Baji radhiyallahu 'anhu sampai beliau bisa melaksanakan ibadah haji
berulang-ulang bersama gurunya."

“Walammaa ‘alimasy syaikhu abul hasani wasya'ara bikj faayatihii fii ilmi zhaahirisy
syarii‘ati rahala ilaa ‘iraaqin."

"Dan ketika Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallauhu ‘anhy sudah merasa cukup
dan ‘alim serta.mengerti seluk beluk dan tata cara ilmu dahir masalah syari‘at pergilah
beliau melanjutkan perjalanannya ke negara Irak."

“Fabada-a bibaitisy syaikhi abil fathil waasithil ladzii huwa syaikhe masyaayikhi bilaadil
maghribi biardhi mishrin wa svaikhuth thariiqati fii dzaalikaz zamani."

“Dimulai dengan berkunjung kerumah Syekh Abi Fathih al. Wasiti radhiyallahu ‘anhu
yang menjadi maha guru bagi para guru didaerah barat negara Mesir dan menjadi
Guru Besar toriqoh di zaman itu.”

“Falammaa azhharas syaikhu abul hasani bimaqshuudihii faqaala abul fathi : annal
quthbal ladzii thalabahusy syaikhu abul hasani laafil’iraaqi bal fii baladi nafsihii baladil
mag hribi wa asyaara bimakanihii fii ra'si jabalin."

"Maka ketika Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu ‘anhu menjelaskan maksud
kedatangannya maka berkata Syekh Abu Fatih al Wasiti radhiyallahu ‘anhu kepada
beliau-Bahwa Wali Qutub yang dicari Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu
‘anhu tidak terdapat di negara. Irak justru wali qutub tersebut - berdiam di negara
beliau sendiri, negara bagian barat dan Syekh Abu Fatih radhiyallahu 'anhu memberi
isyarah atau petunjuk kepada beliau bahwa wali quttub tersebut. berdiam di . atas
puncak gunung."

”Farahalasy syaikhu abul hasani ilaihi."


10 Tanwir al-ma’ali

"Maka pergilah Syekh Abu Hasan Asy syadzili radhiyallaahu' anhu: menuju tempat
Wali Qutub yang berada diatas puncak gunung diwilayahnya negara sendiri"

"Tsumma lammaa washala asfalal jabali tahayyaa wasta' adda lita’zhiimi dzaalikal
quthbi faghtasala fii manba'il maai fii asfali jabalin."

“Ketika beliau sampai di lereng gunung yang dituju dan mempersiapkan diri serta
bersiap sedia untuk berta'dhim kepada Wali qutub yang akan ditemui, beliau lebih dulu
mandi di sebuah kolam air yang terletak dilereng gunung tersebut."

"Falammaa araadasy syaikhu abul hasanir rahala ilaa ha dhratil quthbi walam
yakunisy syaikhu raafi'an liqadamai hi."

"Setelah mandi Syekh Abu Hasan Asy Syadzilli radhiyallahu' anhu hendak beranjak
pergi menuju tempat kediaman Wali Qutub tersebut, belum sempat Syekh Abu Hasan
Asy Syadzilli radhiyallahu 'anhu melangkahkan kedua kakinya, tiba-tiba Wali Qutub
tersebut sudah berdiri dihadapannya, hadir di ditempat beliau mandi."

"Fal quthbul 'azhiimu qadistaqbalahuu wahadhara bimak aanil ghusli."

“Tiba-tiba Wali Qutub tersebut sudah hadir berdiri dihadap annya tempat beliau
mandi.”

“Waqaala bianna rasuulullaahi shallallaahu’alaihi wasallam agad akhbaranii biannasy


syaikha abal hasani sayaqdimy alayya.”

“Sang Wali Qutub itu berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihj wasallam telah
memberitahukan kepadaku bahwa Syekh Aby Hasan Asy Syadzilli radhiyallahu 'anhu
akan mengunjungiku.”

"Waannahuu shallallahu'alaihi wasallama amaranii bitarb iyatihii."


11 Tanwir al-ma’ali

"Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kepadaku agar


mendidiknya."

"Falammaa shaaras syaikhu abul hasani kifaayatan fii'ilm ihii min dzaalikal quthbi."

“Maka ketika Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu ‘a nhu merasa telah cukup
dalam menggali ilmu dari Wali Qutub itu.”

"Faumira birujuu'ihii ilaa baladi nafsihii baladi syaadzilat a.”

"Lalu beliau diperintahkan oleh Wali Qutub tersebut untuk kembali kedaerahnya
sendiri yaitu daerah Syadzilah. "

“Wayuqaalu biannahuu sayu'thaa bismisy syaadzilii wash aara quthban fii baladi
mishrin."

"Dikatakan kepada beliau bahwa beliau akan disebut-sebut dengan panggilan "Asy
Syadzili" dan akan menjadi seorang wali Qutub di negara Mesir.”’

“Tsumma raja'asy syaikhu ilasy syaadzilata."

"Kemudian kembalilah Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiy allahu 'anhu ketanah
kelahirannya "Sadzilah."

“Falamma washala ‘umruhu tis'a 'asyara sanatan ra’aa rasuulullaahi shallallaahu


‘alaihi wasallama fil manaami."

"Ketika sampai pada usia 19 tahun beliau bertemu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam didalam tidurnya."

“wa annahuu yu’maru bilhijrati ilal mishri."

"Dan memerintahkan kepada beliau untuk berhijrah ke negara Mesir."


12 Tanwir al-ma’ali

"Wayuqaalu innahuu sayu’thaa bisab'iina karaamatan fiit hariigihii."

"Dan dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam bahwa beliau akan


dianugerahi Allah dengan tujuh puluh mac am kemulyaan dalam torigohnya. ”

"Wa arba'iina tilmiidzan minal auliyaaish shiddiiqiina."

"Dan akan dikaruniai sebanyak empat puluh murid dari golo ngan para wali Siddiqin."

"Walammaa hadharasy syaikhul mishra waafaga wafaatasy syaikhi abil hajjaajil


aqsharii quthbi baladil mishri."

"Ketika Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu ‘anhu berkunjung ke negara Mesir
ternyata bertepatan dengan wafatnya Asy Syeikh Abu Hajjaj Al Aqsori radhiyallahu
‘anhu, seseorang yang diberi kedudukan oleh Allah sebagai wali Qutub di negara
Mesir.”

"Wahuwa fii lailati sya'baana sanata sittimiatin wa itsnaa' asyara."

Syekh Abu Hajjaj Al Agqsori radhiyallahu ‘anhu wafat pada malam Nisfu Sya'ban
tahun 612 Hijrah."

“Wafii dzaalikal waqti shaarasy syaikhu abul hasani quth ban fii baladil mishri badalan
’anisy syaikhi abil hajjaajil aqsharii radhiyallahu ‘anhu."

"Dan pada saat tersebut Syekh Abu Hasan Asy Syadzili’ radh: iyallahu ‘anhu
menggantikan kedudukan Syekh Abu Hajjaj Al ' Aqqshori radhiyalahu ‘anhu sebagai
wali Qutub di negara Mesir.”

“Allaahumma ‘ammimir rahmata warridhwaana ‘alaihi wa ‘thinal ma‘aarifa a’thaitahaa


ladaihi.”
13 Tanwir al-ma’ali

“Ya Allah limpahkanlah kesempurnaan Rahmat dan Keridlaan pada Syekh Hasan
Syadzili dan karuniakanlah kepadaku Kemakrifatan,Sebagaimana kemakrifatan yang
Engkau karuni akan kepadanya.”

“Wakaana radhiyallaahu ta'aala 'anhu mutabahhiran fii zhaahiri ‘uluumisy syarii'ati


waaalatihaa wa fii baathiniha a."

"Syekh Abu Hasan Asy Syadzilli radhiyallahu ‘anhu adalah s amudera ilmu syari'at
dengan ilmu alatnya (Qowa'idul Fiqhiyah) sekaligus menguasai ruhnya ilmu syari‘at."
( Maqosid At Tasyri')

“Li annahuu qad u'thiya qashra kulli asmaa-in waaritsatan min jaddihii shallallaahu
‘alaihi wasallama."

"Hal itu karena beliau dianugerahi oleh Allah berupa ilmue rahasia -tiap-tiap Asma’
(Ismul A'dhom ) yang merupakan ilmu warisan dari kakeknya Rasulullah shallalla.hu
‘alaihi wasallam.”

"Walidzaa qaala radhiyallaahu ‘anhu lau kaana kullu ing aanin wajinnin ju'ila kaatibii
lata'ibuu wa ‘ilmii lam yafnad."

“Beliau pernah berkata, seandainya seluruh golongan manusia dan jin itu menjadi
penulis ilmuku mereka akan kelelahan untuk. menulisnya sebab keluasan ilmuku akan
melelahkan mereka,”

"Wakaana radhiyallahu ‘anhu intasaba syaikhahu awwalan - ilaasy syaikhi abdis


salaamibni masyiisyin."

“Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu 'anhu menasabkan masalah ilmu kepada
gurunya yang pertama yaitu Syeikh Abdussalam ibnu Masyisy radhiyallahu ‘anhu"

“Tsumma laa yansibu ilaa ahadin bal ilaa abhuri ‘asyratin."


14 Tanwir al-ma’ali

"Selanjutnya beliau tidak hanya menasabkan ilmu pada satu orang guru saja tetapi
juga kepada guru-gurunya yang berjumlah sepuluh orang, yang masing-masing guru
adalah termasuk samudera ilmu pengetahuan."

"Khamsatin fis samaa-i wa khamsatin fil ardhi."

"Lima guru beliau ada dilangit dan lima guru beliau ada di bu mi."

“Idz giila lahuu marratan :man syaikhuka ? fa ajaaba kuntu awwalan antasibu ilaa
‘abdis salaami."

"Jika ditanyakan kepada beliau, "siapa gurumu" beliau akan menjawab, "Nasab
guruku yang pertama adalah Syeikh Abdus salam." .

"Wa ammal aana falaa antasibu ilaa ahadin bal a'uumu fii asyrati abhurin."

” Adapun sekarang aku tidak merasakan pada satu orang gury saja, tetapi aku telah
berenang pada sepuluh samudera."

"Muhammadin, wa abii bakrin, wa ’umara, wa utsmaana, wa ‘aliyyin."

”Yaitu Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Abu Bakar Ash Shiddiq
radhiyallahu ‘anhu,Umar Ibnu Khattab ra dhiyallahu ‘anhu, -Ustman Ibnu Affan
radhiyallahu 'anhu, Ali Ibnu Abi Thalib karramallahu wajhahu,"

“Wajibriila, wamiikaa-iila, waisraafiila, waizraaiila, warun hilakbari."

"Jibril Alaihis salam, Mikail Alaihis salam, Israfil Alaihis salam, Izrail Aalaihis salam
dan Ruhul akbar."

“Shalawaatullahi wasalaamuhuu ‘alaihim ajma‘iina."

"Shalawat dan salam Allah semoga tetap atas'mereka semua."


15 Tanwir al-ma’ali

"Wakaana radhiyallaahu ‘anhu a'rafu ahli zamaanihii."

"Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyalahu fanhu adalah se orang yang ahli ma'rifat
pada zamannya."

"Walidzaa kaanasy syaikhu taqiyyud diinibni daciiqil ' iidi radhiyallaahu 'anhu."

"Syekh Taqiyyuddin ibnu Daqiqil id radhiyallaahu 'anhu pern ah berujar."

"Yaquulu maa raitu a'rafa billaahi minasy syaikhi abil h asani radhiyallaahu 'anhu."

"Aku tidak melihat orang yang lebih ma'rifat kepada Allah dari ' Syekh Abu Hasan Asy
Syadzili radhiyallaahu ‘anhu."

"Wakaana mutababhiran fii ‘ilmil haqiiqati.”

“Beliau adalah Samudra ilmu Hakikat.”

“Wamimmaa yadullu ‘alaihi kaana yaquulu : giila lii yaa ‘aliyyu maa ‘alaa wajhil ardhi
majlisun fil fiqhi abhaa min majlisisy syaikhi ‘izzid diin ibni abdis salaami sultaanil
‘ulamaa-i.”

"Dan sebagai petunjuk bahwa Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu ‘anhu
adalah samudera ilmu Hakekat, beliau pe rnah berkata, "Di katakan kepadaku (isyarah
yang aku dapat kan) berkata, Hai Ali tidak ada tempat dibumi majlis / tempat ilmu Figih
yang lebih baik dari Majlisnya Syekh ‘Izzuddin ibnu Abdis salain rddhiyallaahu ‘anhu
karena la adalah rajanya para ulama'.”

“Wa maa ‘alaa wajhil ardhi majlisun fii 'ilmil hadiitsi abhaa min majlisisy syaikhi 'abdil
'azhiimil mundzirii."

"Dan tidak ada tempat dibumi Majlis ilmu Hadits yang lebih baik dari majlisnya Syekh
Abdul Adhim Al Mundiri radhiya llaahu ‘anhu."
16 Tanwir al-ma’ali

"Wa maa ‘alaa wajhil ardhi majlisuh fii ‘ilmil_ haqiigag abhaa min majlisika."

“Dan tidak ada tempat dibumi majlis ilmu. hakekat yang lebih baik dari majlismu."

" Allaahumma ‘ammimir rahmata warridhwaana ‘alaihi wa ‘athinal ma‘aarifa


a’thaitahaa ladaihi.”

“Ya Allah limpahkanlah kesempurnaan Rahmat dan Keridlaan pada Syckh Hasan
Syadzili dan karuniakanlah kepadaku Kem akrifatan, Sebagaimana kemakrifatan yang
Engkau karuniakan kepadanya.”

“Wakaana radhiyallaahu 'anhu yaquulu.idzaa‘aaradha ka syfukal kitaaba wassunnata,


fatamassak bilkitaabi wassun nati wada’il kasyfa."

“Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallaahu ‘anhu berkata, "jika kasyafmu
bertentangan dengan Al Qur'an dan As Sunnah maka hendaklah kamu tetap
berpegang teguh pada Al Qur'an dan As Sunnah dan engkau jauhi kasyaf tersebut."

"Wadqul linafsika innallaaha qad dhamina liyal ‘ishmata fil kitaabi wassunnati."

"Dan katakan kepada dirimu sesungguhnya Allah senantiasa menjagaku untuk tetap
(berpegang teguh) pada Al Qur'an dan As Sunnah."

“Walam yadhmanhaa ilaa jaanibil kasyfi wal ilhaami wala, musyaahadati ma‘a
annahum ajma'uu ‘alaa annahuu laa yan baghiil amalu bilkasyfi walal ilhaami walal
musyaaha dati illaa ba'da ‘ardihii alal kitaabi wassunnati."

"Dan Allah tidak menjamin kepadaku kebenaran kasyaf, ilham dan juga musyahadah,
berkenaan dengan hal tersebut mereka para ulama’' telah sepakat seyogyanya dalam
melakukan suaty amal perbuatan tidak menyandarkan pada hasil kasyaf, ilham dan
juga pada musyahadah kecuali apabila sesudah di sesuaikan ' dengan dasar-dasar
tuntunan dari Al Qur'an dan As Sunnah."
17 Tanwir al-ma’ali

“Wakaana radhiyallaahu ‘anhu yaquulu : idzaa ‘aradha ‘aaridhun yasudduka ‘anillaahi


fatsbut."

"Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu ‘anhu berkata, "Jika terdapat orang yang
menghalangimu kejalan Allah mak a teguhkan dirimu.”

“Qaalallaahu ta'aalaa : yaa ayyuhal ladziina aamanuu idzaa lagiitum fiatan fatsbutuu
wadzkurullaaha katsiiran la'alla kum tuflihuun."

"Allah subhanahu wata'ala telah berfirman : "Wahai orangorang yang beriman apabila
kamu berhadapan / memerangi musuh maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah
Asma Allah dengan sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung." ( QS. Al - Anfal ayat
45 )

“Wakaana radhiyallaahu ‘anhu yaquulu kullu ilmin yasbiqu ilaikal khawaathiru


wayamiilu ilaihin nafsu wataladzdzadza bihith thabii'atu farmi bihii wain kaana
haqqan."

"Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu ‘anhu berkata : Setiap ilmu yang
mempengaruhi jalan fikiranmu atau sesuatu - yang timbul di hatimu sehingga
menjadikan nafsu untuk selalu condong kepadanya dan tabiat perbuatanmu sudah
merasakan kelebihannya atau sudah di pengaruhi olehnya maka campak kaniah /
jauhilah ilmu tersebut meskipun ilmu itu benar."

Wakhud biilmil ladzii anzalahuu ‘alaa rasuulihii waqtadi bihii wabil khulafaa-i wash
shahaabati wat taabhina min ba’dihi wabil: a-immatil huda’atil mubri-iina ‘anil hawaa
wamutaaba’atihi."

"Dan ambillah ilmu yang telah diturunkan kepada Rasulullah Shallallahu‘alaihi


wasallam dengan mengikuti jejaknya.dan jejak para Khulafaur rasyidin, para sahabat,
dan tabiin sesudahnya serta jejak para imam yang mendapatkan petunjuk yang bebas
dan terhindar dari mengikuti hawa nafsunya." .
18 Tanwir al-ma’ali

"Taslam minas sukuuki wazhzhunuuni walauhaami wadd a'aawil kaadzibatil mudhillati


‘anil hudaa wahaqaaigihii."

"Maka kamu akan selamat dari kebimbangan prasangkaprasangka, dari kegelisahan


dan selamat dari ajakan untuk melakukan perbuatan dusta yang bisa menyesatkan
dari petunjuk dan hakekat-hakekat petunjuk."

“Wakaana yaquulu min ahshanil hushuuni min wuquu'il . balaa-i ‘alal ma'‘aashil
istighfaaru."

"Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu ‘anhu berkata, "Benteng segala benteng
dari sebab turunnya bencana terhadap orang yang melakukan perbuatan ma'siat
adalah Istighfar ( memohon ampun).”

“Qaalallaahu ta'aalaa : wamaa kaanallaahu mu'adzdziha um wahum yastaghfiruun."

"Allah subhanahu wata'ala telah berfirman, "Dan tidaklah Allah akan mengadzab
mereka, sedang mereka meminta ampun." (Qs Al Anfaal ayat: 33).”

"Allaahumma ‘ammimir rahmata warridhwaana ‘alaihi wa a’tinal ma'aarifa a’thaitahaa


ladaihi.”

“Ya Allah limpahkanlah kesempurnaan Rahmat dan Keridlaan pada Syekh Hasan
Syadzili dan karuniakanlah kepadaku Kem akrifatan, sebagaimana kemakrifatan yang
Engkau karuniakan kepadanya.”

"wakaana radhiyallaahu ‘anhu yaquulu : raaitu rasuulalla ahi shallallaahu 'alaihi


wasallama faquitu : maa hagqiiqatu mutaaba'ati, faqaala rukyatul matbuu’i ‘inda kulli
syai-in wa ma'a kulli syai-in wa fii kulli syai-in."

"Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu ‘anhu berkata, "Saya bertemu Rasulullah
shallallahu'alaihi wasallam maka saya bertanya, "Apa hakekat makna orang’ yang
mengikuti", Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam menjawab "Melihat yang diikuti
19 Tanwir al-ma’ali

dengan segala sesuatunya, beserta segala sesuatunya dan di dalam segala


sesuatunya”

"Wa kaana radhiyallaahu'anhu yaquulu : idzaa aradtash shidga fil qauli fa aktsir min
qiraa-ati innaaanzalnaahu fii lailatil qadri."

“Syekh Abu Hasan Asy Syadzilli radhiyallahu ‘anhu berkata, "Apabila kamu
menginginkan kebenaran / jujur dalam perkataan maka perbanyaklah membaca "Inna
anzalnaahu fii lailatul godri" (surat Al Qodar)."

“Wain aradtal ikhlaasha fii jamii'i ahwaalika faaktsir min qiraa-ati qul huwallaahu ahad."
"Dan jika kamu menginginkan hati yang ikhlas dalam seluruh tingkah lakumu maka
perbanyaklah membaca "Qulhuwallaahu ahad" (surat Al Iklhas).”

“wain aradta taisiirar rizki faaktsir min qiraaati qul a’uu dzu birabbil falaq."

"Dan jika kamu menginginkan kemudahan rizki maka perban yaklah membaca "Qul
a'udzu birabbil falaq" (surat Al Falaq )

"Wain aradtas salaamata faaktsir min qiraa’ati qui a’uud qubirabbin naasi."

"Dan jika kamu menginginkan keselamatan maka perbanyaklah membaca "Qul


a‘uudzu birab bin nas" ( surat An Nas ).

“Qaala quthbur rabbaanii sayyidii'abdul wahhaabisy sya‘'r aanii, qaala ba’dhuhum:


waagallul iktsaari sab’uuna mar ratan fii kulli yaumin ilaa sab’imi-atin."

"Al Qutub Rabbani Syekh Abdul Wahab Asy Sya'rani radhiya llahu ‘anhu telah berkata,
"sebagian ulama' mengatakan bahwa sedikit-sedikitnya memperbanyak bacaan
adalah tujuh puluh sampai tujuh ratus kali setiap hari.”

"Wakaana radhiyallaahu ‘anhu yaquulu : ashdaqul aqwaali ‘indallaahi qaulu laa ilaa
ha illallaahu ‘alan nazhaafati."
20 Tanwir al-ma’ali

"Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu ‘anhu berkata, "Sebaik-baik.ucapan


dihadapan Allah adalah kalimat Laa ilaq haa illallaah” dengan tulus ilkhlas."

"Wakaana radhiyallaahu ‘anhu yaquulu in aradta anlaa y ashda-a laka qalbun walaa
yalhaquka hammun walaa kar bun walaa yabqaa ‘alaika dzanbun faaktsir minqauli
sub haanallaahi wabihamdihii subhaanallaahil ‘azhiimi laa ilaa ha illaa huwa,
allaahumma tsabbit: ‘ilmahaa fii qalbii wag hfirlii dzanbii."

"Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu ‘anhu berkata, "Dan jika kamu
menginginkan agar hatimu tidak mati, tidak menemui kegelisahan, kesusahan dan
tidak menetapi / melaku kan terus menerus perbuatan dosa maka perbanyaklah
membaca "Subhaanallaahi wabihamdihi subhaanallaahil ‘azhim Laailaai llaa huwa
Allahumma tsabbit 'ilmahaa fii qalbii waghfirli dz anbii." ( Maha Suci Allah dan segala
puji bagi Nya, Maha Suci Allah yang Maha Agung, tidak ada-Tuhan selain Dia, Ya
Allah tetapkanlah pengetahuan dihatiku dan ampunilah dosaku )."

“Allaahumma ‘ammimir rahmata warridhwaana’alaihi wa ‘thinal ma'‘aarifa auda’tahaa


ladaihi”.

“Ya Allah, limpahkanlah kesempurnaan Rahmat dan Keridlaan pada Syekh Hasan
Syadzili dan karuniakanlah kepadaku Kem akrifatan, Sebagaimana kemakrifatan yang
Engkau karuniakan kepadanya.”

"Wakaana radhiyallaahu ‘anhu yaquulu : laa takhtar minal amri syai-an wakhtar an laa
yukhtaru."

"Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu ‘anhu berkata, "Kamu jangan pilih-pilih
pada sesuatu perkara tetapi pilihlah berkara yang tidak dipilih."

"Wakaana radhiyallaahu'anhu yaquulu alauliyaa’u yaghn uuna ‘an kulli syai-in billaahi
walaisa lahum ma'‘ahu tadb iirun wal akhtiyaarun."

"Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallaahu ‘anhu berkata. “ Wali-wali Allah merasa
cukup kaya dari segala sesuatu hanya dengan mempunyai Allah dan mereka bersama
21 Tanwir al-ma’ali

Allah bukan sesuatu yang harus dipertimbangkan atau sesuatu yang harus dipilih (
sebab mereka bersama Allah adalah suatu kebutuhan mutlak bagi dirinya ) ."

"Wal'ulamaa-u yudabbiruuna wayakhtaaruuna wayan zhr uuna wayaqtabisuuna."

"Sedang para Ulama' mereka mempunyai pemikiran pertimba ngan, mereka


mempunyai pilihan dan analisa / pengamatan serta selalu mengambil / memperoleh
manfaat ( dari sebuah iimu ). ”

“Wakaana radhiyallaahu ‘anhu yaquulu : khashlatun waa hidatun tuhbithul a’maala


walaa yatanabbahu katsiirun minan naasi wahiya sukhtul’ abdi ‘alaa qadhaaillaahi."

"Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu ‘anhu berkata, "Ada satu tabi'at atau
kebiasaan yang bisa merusak seluruh.amal dan kebanyakan manusia tidak
mengambil peringatan / pelajaran darinya yaitu marah / bencinya seorang hamba. '
terhadap kepastian / ketentuan Allah.”

“Waaidhan hasanataani laa yadhurru ma‘ahumaa katsiirus sayyiaati, arridhaa


biqadhaa illaahi wash shafhu ‘an ‘ibaadil laahi."

"Dan juga ada dua kebaikan dimana dengan dua kebaikan tersebut berapa banyak
kesalahan / dosa tidak akan mendatangkan kerugian yaitu yang pertama sikap Ridla
terhadap ket entuan Allah dan yang kedua mudah memberikan maaf kepada hamba-
hamba Allah.”

"Waaidhan laa yutazahzahul ‘abdu ‘anin naari illa in kaffa jawaarihahu ‘an
ma’siyatillaahi.”

“Dan juga seorang hamba tidak akan dapat menghindar dari neraka Allah kecuali ia
.mencegah anggota tubuhnya dan per buatan maksiat kepada Allah."

"Wayatazayyanu bihifzhi amaanatillaahi wafataha qalbahu jimusyaahadatillaahi


walisaanahu wasirrahu limunaajatilla ahi."
22 Tanwir al-ma’ali

"Dan memperbaiki diri dengan menjaga amanah Allah serta membuka hatinya untuk
menyaksikan kebesaran Allah selanju tnya kehadirat Allah."

"Warafa'al hijaaba bainahu wabaina shifaatillaahi, wa asy hadahullaahu ta'aalaa


arwaaha kalimaatihii."

"Dan menghilangkan tirai / hijab antara ia dengan sifat-sifat Allah serta menyaksikan
ruh-ruh (hakekat) kalam-kalam Allah."

"Wakaana yaquulu : idzaa tsaquladz dzikru ‘alaa lisaanika wakatsural laghwu fii
maqaalika wanbasathatil jawaarihu fii syahawaatika."

"Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallalu ‘anhu herkata, "Ketika dzikir terasa berat
pada lisanmu dan banyak perkataan yang tidak berguna pada pembicaraanmu dan
anggota tubuh senang mengikuti perbuatan syahwatmu."

“Waan saddabaabal fikrati fii mashaalihika fa'lam. anna dzaalika min a'zhami
auzaarika, aulikauni iraadatin nifaa -qi fii qalbika."

"Serta tertutup pintu fikiranmu untuk melakukan kebaikankebaikan, maka ketauhilah


bahiua keadaan yang demikian itu adalah seberat-berat penyelewengan atau
kemungkinan terdapat kecenderungan sifat-sifat munafik dalam hatimu." :

“Walaisa laka thariiqun illath thariiqa a'nit taubata wal jshlaaha wal ‘itishaami billaahi
wal ikhlaasha fii diinillaahi."

"Dan tidak ada jalan untukmu kecuali jalan bertaubat dan melakukan kebaikan serta
mencari perlindungan atau berpegang teguh kepada Allah serta secara tulus iklhas
melakukan apa yang telah ditentukan oleh agama Allah."

"Alam tasma’ ilaa qaulihii ta'aalaa illal ladziina taabuu wa ashlahuu wa’tashamuu
billaahi wa akhlashuu diinahum lil laahi faulaa’ika ma‘al mu’miniin."
23 Tanwir al-ma’ali

"Tidakkah engkau mendengar firman Allah Ta ‘ala "Kecuali. orang-orang yang


bertaubat dan mengadakan perbaikan dan. . berpegang teguh pada agama Allah dan
tulus . ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena ‘Allah maka mereka itu -adalah
bersama-sama orang-orang yang beriman....” ( QS. An Nisa’: 146).

"Walam yaqul minal mu’miniina fata-ammal haadzal amra inkunta faqiihan."

"Dan tidak termasuk bagian dari "golongan orang-orang mu’ min" (jika tidak
melakukan seperti yang tetah dijelaskan dalam ayat diatas) maka renungkanlah hal
ini, jika kamu termasuk orang-orang yang mengerti.”

"Allaahumma ‘ammimir rahmata warridhwaana’alaihi wa ‘thinal ma'aarifa auda’tahaa


ladaihi”.

“Ya Allah, linpahkanlah kesempurnaan Rahmat dan Keridlaan pada Syekh Hasan
Syadzili dan karuniakanlah kepadaku Kemakrifatan, Sebagaimana kematkrifatan
yang Engkau karun iakan kepadanya.”

"Wakaana radhiyallaahu 'anhu yaquulu : idzaa jalastal ‘ulamaa-a falaa tuhadditshum


illaa bil uluumil manquulati warriwaayaatish shahiihati."

"Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu ‘anhu berkata, "Ketika kamu bergaul
dengan Ulama’, maka janganlah mem bahas sesuatu pada mereka kecuali ilmu-ilmu
yang diambil dari riwayat-riwayat yang sahih."

“Immaa an yufiidahum waimmaa an tastafiida minhum wadzaalika ghaayatur riihi


minhum."

"Atau sesuatu perkataan yang membawa manfaat bagi mereka atau kamu yang
mengambil manfaat dari para mereka dan hal yang demikian ini merupakan sesuatu
yang paling disenangi dari para ulama'."

"Wa idzaa jalastal ‘ubbaada wazzuhhaada fa ajlis ma'ahum ‘'alaa bisaathiz zuhdi
wal'ibaadati wahul lahum mastamrauhu."
24 Tanwir al-ma’ali

"Dan apabila kamu duduk dengan para ahli ibadah dan orangorang zuhud maka
duduklah dengan mereka untuk membahas masalah masalah zuhud dan ibadah dan
libatkan dirimu pada mereka terhadap sesuatu yang mereka anggap baik dan ber
manfjaat.”

“Wasahhil ‘alaihim maas tau'aruuhu, wadzawwiqhuni minal ma'rifati maa lam


yadzuuquuhu."

“Dan jadikanlah mudah terhadap sesuatu yang mereka anggap sulit dan isakanlah
dari mereka kemakrifatan, sesuatu hal yang belum pernah engkau rasakan dari
mereka."

"Waidzaa alastaash shiddiqiina fafaariq maa ta’lamu tazh far bil ilmil maknuuni."

"Dan apabila kamu duduk dengan golongan para Siddiqin, maka tinggalkanlah apa
yang kamu mengerti atau sesuatu yang engkau anggap mengerti (jangan menjadi
orang yang merasa lebih mengerti ) maka kamu akan memperoleh ilmu yang
fersimpan atau tersembunyi ( ilmu yang belum pernah kamu mengerti)."

"Wakaana radhiyallaahu 'anhu yaquulu : min asyaqqin naasi min yuhibbu an


yu'aamilahun naasu bikulli maa yu riidu wahuwa laa yajidu min nafsihii ba'dha maa
yuriidu."

" Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu 'anhu berkata "Termasuk suatu hal yang
sulit bagi manusia adalah senang jika menuruti apa yang diinginkan padahal dirinya
tidak menemukan dari sebagian apa yang diinginkan itu."

"Wa thaalib nafsaka bi ikraamika lahum walaa tuthaalib hum bi ikraamihim laka laa
tukallif illaa nafsaka."

"Raihlah dirimu dengan kemulyaan yang ada padamu untuk memberi manfaat pada
mereka dan janganlah engkau cari kelebihan yang ada pada mereka (mengambil
25 Tanwir al-ma’ali

manfaat) untuk mencari kesempatan mendapatkan kemulyaan dirimu, dan Jangan


engkau bebankan kecuali pada dirimu.”

“Wakaana radhiyallaahu 'anhu yaquulu gad yaista min manfa’ati nafsii linafsii fakaifa
laa aiasu min manfa’ati g hairii linafsii, warajautullaaha lighairii fakaifa laa arjuuh u
linafsii."

"Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu -'anhu berkata "Saya tidak mengambil
manfaat terhadap diriku, bagaimana bisa aku akan mengambil manfaat dari orang lain
yang aku gunakan untuk diriku, dan aku herharap kepada Allah untuk kebaikan orang
lain, bagaimana mungkin aku tidak berharap kepada A llah untuk kebaikan diriku’.

“Wakaana radhiyallaahu ‘anhu yaquulu : laa tarkun ilaa ‘gimin walaa madadin warkun
billahi."

"Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu ‘anhu berkata, "Kamu jangan bersandar
pada ilmu dan kelebihannya tetapi bersandarlah kepada Allah.”

"Wahdzar an tansyura’ilmaka liyushaddiqakan naasu,wan syur ‘ilmaka


liyushaddigakallaahu ta'aalaa."

"Dan berhati-hatilah/waspadalah di dalam menyebarkan ilmumu ' dengan tujuan


semua manusia akan membenarkanmu tetapi sebarkanlah ilmumu agar kamu
dibenarkan oleh Allah Ta‘ala." .

"Wahasbuka min kauni sayyidii abil hasanisy syadzilii minal ‘aarifiina waminaz
zaahidiina wal mukhlishiina."

“Dan cukupkan dirimu atas apa yang telah dinasehatkan oleh Syekh Abu Hasan Asy
Syadzili radhiyallahu ‘anhu yang termasuk golongan orang-orang ma'rifat, zuhud,
orang muhlisin."

"Waminal fuqahaa’i fid diini wamin ahlil muraaqabati w amin kaunihii ustaadzal
akaabiri aqwaaluhul madzkuuratu.”
26 Tanwir al-ma’ali

“Ahli dalam urusan agama, ahli murogobah dan beliau termasuk juga guru orang-
orang besar."

Allaahumma ‘ammimir rahmata warridhwaana ‘alaihi wa'thinal ma‘aarifa auda’tahaa


ladaihi.”

“Ya Allah, linpahkanlah kesempurnaan Rahmat dan Keridlaan pada Syekh Hasan
Syadzili dan karuniakanlah kepadaku Kemakrifatan, Sebagaimana kemakrifatan yang
Engkau karun iakan kepadanya. ”

"Wakaana radhiyallaahu ‘anhu syadiidut tawaadhu-i."

"Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu ‘anhu mempuny ai sifat yang sangat
tawaddlu'."

“Wamin tawaadhu’ihii annahuu laayatakallamu fii mahdh aril jamaa’ ati illaa idza qiila
lahu takallam fayatakallamu.”

"Dan sebagian dari sifat tawaddlu ‘nya, beliau tidak berbicara dihadapan para jama'‘ah
kecuali apabila dikatakan kepadanya "Berbicaralah" maka beliau baru berbicara."

“Wakalaamuhu layyinun wamaqbuulun ‘indal akaabiri wal ashaaghiri lihilmihii


wa'adlihii wama'rifatihii ‘ilmal ‘ulam aa-i wasiyaasatil muluuki wahikmatal hukamaa-i."

"Dan perkataannya sangat halus serta selalu diterima dikala ngan pembesar dan
rakyat kecil hal itu disebabkan karena beliay mempunyai sifat bijaksana dan sifat adil,
menguasai ilmunya para ulama’' serta menguasai siasat para raja dan menguasai
hikmah para ahli-ahli hikmah."

"Wahukiya annahu lammaj tama'al auliyaa’u wal'ulamaa’u fii wuq'atil afranji bil
manshuurati qariiban min tsughrati dimyaathi."
27 Tanwir al-ma’ali

“Diceritakan tentang beliau, ketika para wali dan para ulama' berkumpul dibalai
pertemuan di kota mansurah dekat kota tughrat Dimyati.”

“Jalasasy syaikhu izzud diinibni'abdis salaami wasy syaikhu makiinuddiinil asmari,


wasy syaikhu taqiyyuddin ibnu da qiiqil iidi wa adhraabuhum."

"Telah berkumpul Syekh 'Tzzuddin ibnu Abdis salam radhiyall ahu ‘anhu, Syekh
Makinuddin Al Asmariy radhiyallahu ‘anhu, Syekh Taqiyyuddin ibnu Daqiqil ‘id
radhiyallahu ‘anhu serta yang lain."

"Waquriat'alaihimur risaalatul qusyairiyyu wa shaara kullu waahidin yatakallamu


idzjaa-asy syaikhu abul hasanisy sy aadzilii radhiyallaahu ‘anhu faqaaluu lahu nuriidu
antus mi'anaa syaian min ma'‘aanii haadzal kalaami."

"Mereka membahas dan mengkaji sebuah kitab yang bernama "Risalah Al


Qusyairy"(sebuah literatur kitab Tasaiwwuf kara ngan Imam Qusyairi) dan satu
persatu dari mereka berbicara / mengemukakan pendapainya, ketika datang Syekh
Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu 'anhu, mereka semua berkata kepada beliau,
"Kami ingin mendengar dan mengetahui makna dari kata-kata ini (didalam kitab )."

"Faqaala antum masyaayikhul islaami, waqad takallamtum famaa bagiya likalaamin


mitslii maudhi’un."

"Maka Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu 'anhu ber kata, "Anda semua
adalah Syekh / guru yang terkemuka dalam Islam, dan anda semua telah tuntas
membahasnya sehingga tidak ada lagi sesuatu yang perlu untuk dibahas dalam
masalah ini.”

"Fa qaaluu lahu : laa bal tatakallamu."

"Lalu mereka para ulama' berkata kepada beliau, "Tidak begitu, berbicaralah".
28 Tanwir al-ma’ali

"Fahamidallaaha waatsnaa ‘alaihi wasyara‘a yatakallamu." "Maka beliau memulai


pembicaraan dengan memuja dan memuji Allah selanjutnya menerangkan serta
menjelaskan sesuatu hal yang dibicarakan. ”

"Fashaahasy syaikhu ‘izzud diiniibni 'abdis salaami shulth aanul ’ulamaai min daakhilil
khiimati."

"Setelah beliau selesai menerangkan dan menjelaskan dengan panjang lebar, Ulama'
yang paling terkemuka Syekh 'Izzuddin ibni Abdis salam radhiyallahu 'anhu memecah
suasana dari dalam kemah."

"Wakharaja yunaadii bia’laa shautthii, halummuu ilaa ha adzal kalaamil qariibil 'ahdi
minallaahi ta'aalaa fasmaa’y uhu."

"Dan keluar berkumandang dengan suara yung keras,"Kemar ilah semua berkumpul
untuk mendengarkan penjelasaan ini, yaitu penjelasan yang mendekati kebenaran
dihadapan Allah, maka dengarkanlah."

"Wakaanasy syaikhu'izzud diini qabla ijtimaa'ihi'alasy sy aikhi abil hasanisy syadziliy


yunkaru ‘alal qaumi.”

"Padahal Syekh 'Izzuddin ibni Abdis salam radhiyallahu 'anhu .sebelum bertemu
dengan Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radh iyallahu ‘anhu adalah termasuk orang
yang mengingkari pada kaum / golongan (ahli tarigoh )."

"Wayaquulu : hal lanaa thariiqun ghairul kitaabi wassun nati.”

"Syekh Izzuddin ibni Abdis salam radhiyallahu ‘anhu pernah berkata, "Apakah ada
bagiku torigoh selain toriqoh Al Qur‘an dan As Sunnah.

"Tsumma yaquulu ba’da ijtimaa’ihii ‘alasy syaikhi abil hasanisy. syadzili watasliimihi
liqoumi."
29 Tanwir al-ma’ali

"Kemudian setelah berkumpul dengan Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu
'anhu dan mengakui kepada kaum golo ngan (ahili torigoh."

"Wamin a'zhamid daliili 'alaa anna thaaifash shuufiyyati fa'aduu ‘alaa a'zhami asaasid
diini maa yaqa’u ‘alaa aidii him minal karaamati wal khawaarigqi."

"Syekh 'Izzuddin ibni Abdis salam radhiyallahu ‘anhu berkata, “seutama-utama


petunjuk atas orang-orang sufi bahwa mereka telah memahami dan menduduki
sebaik-haik dasar agama, sesuatu yang terjadi pada diri mereka merupukan karomah,
karomah dan khowariqul adat (sesutu hal yang diluar kebiasaan manusia)."

"Walaa yaqa’u syai-un min dzaalika qaththu lifaqiihin illaa an salaka maslakahum
kamaa huwa musyaahadun."

"Dan hal itu tidak terjadi pada seorang ahli fiqih kecuali ahli Jigih hanya bertindak /
mengartikan sesuatu yang sesuai dengan jalan mereka, terbatas pada apa yang
dilihatnya saja."

"Fashaarasy syaikhu izzud diini ba’da ijtimaa’ihii 'alaasy syaikhi abil hasanisy
syaadzilii wa dzaaqal qaumi waqatha'a silsalatal hadiidi bikaraasatil waraqi
yamdahuhum kullal madhi."

"Syekh 'Izzuddin ibni Abdis salam radhiyallahu ‘anhu setelah bergaul dengan Syekh
Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu ' anhu la telah melihat kelebihan yang dilakukan
oleh kaum (ahli torigoh) yaitu memotong besi dengan lembaran kertas sehingga la
memuji kaum / golongan itu dengan sebaik-baik pujian."

"Allaahumma ‘ammimir rahmata warridhwaana ’alaihi wa’ thinal ma'aarifa auda’tahaa


ladaihi.”

“Ya Allah, limpahkanlah kesempurnaan Rahmat dan Keridlaan pada Syekh Hasan
Syadzili dan karuniakanlah kepadaku Kem akrifatan, Sebagaimana kemakrifatan yang
Engkau karuniakan kepadanya.”
30 Tanwir al-ma’ali

"Wakaana radhiyallaahu ‘anhu yaquulu li-ashhaabihii ; kuluu min athyabiththa'aami,


wasyrabuu minal ladzisy sy araabi wanaamuu ‘alaa au thaa-il firaasyi wal bisuu
alyanats tsiyaabi."

"Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu ‘anhu berkata kepada para sahabatnya,
"Makanlah kamu dari makanan yang enak-enak,minumlah kamu dari minuman yang
lezat dan tidurlah kamu dengan alas / tikar yang empuk dan berpakaianlah dengan
selembut-lembut pakaian."

"Fainaa hadakum idzaa fa'ala dzaalika wa qaala alhamd u lillaahi, yastajiibu


kullu’udhwin lisysyukri."

“Apabila salah seorang diantara kamu mengerjakan yang demikian dengan


mengucapkan "Alhamadulillah” maka ia sudah memenuhi kewajiban syukur atas
seluruh anggota badannya."

"Bikhilaafi maa idzaa akala khubza sya’iirin bilmithi."

"Berbeda dengan salah seorang diantara kamu, apabila makan roti kasar dengan lauk
garam."

"Walabisal 'abaa-ata wanaama ‘alal ardhi wa syaribal maaas sakhama wa qaala


alhamdulillaahi"

"Dan berpakaian yang terbuat dari karung / kasar serta tidur dengan beralaskan bumi
dan minum dengan air yang panas (terkena sinar matahari) kemudian mengucapkan
"Alhamdulillah"

"Fainnahu yaquulu dzaalika wa’indahu isymi’zaazun wab a'dhu sukhthin ‘alaa


maqduurillaahi ta'aalaa."

"Tetapi didalam melakukan syukur kepada Allah disertai dengan perasaan jengkel dan
menyesal atas kepastian Allah yang terjadi pada dirinya."
31 Tanwir al-ma’ali

"Walauannahu nazhara bi'ainil bashiirati lawajadal isymi’ zaaza wassukhtha yarji’u fil
itsmi 'alaa man tamatta‘a bid dunyaa biyagiinin."

"Seandainya ia bisa melihat dengan mata hati ia akan mene mukan bahwa ucapan
syukur yang disertai dengan perasaan jengkel dan bercampur dengan keterpaksaan
akan kembali kepada perbuatan dosa."

"Fainnal mutamatti'a biddunyaa fa'ala maa abaahahul ha qqu subhaanahu


wata'aalaa."

"Terhadap orang yang mengambil kenikmatan dunia dengan pasti, maka


sesungguhnya orang yang mengambil kenikmatan dunia adalah melakukan apa yang
diperbolehkan oleh Allah Ta‘ala”.

"Waman kaanat ‘indahusy mi’zaazun wasukhthun faqad fa'ala maa harramahul haqqu
azza wajalla."

"Dan barang siapa bersyukur kepada Allah dicampur dengan perasaan jengkel dan
agak marah (Syukur dengan setengah hati) maka ia telah melakukan perbuatan yang
diharamkan Allah Azza wajalla."

"Wahaadzaa mimmaa yadullu ‘alaa annahu radhiyallaahu ‘anhu min ahlil muraaqabati
liahwaalil qalbi wamin ahlisy syukri."

"Dalam masalah ini menunjukkan bahwa Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu
‘anhu adalah orang yang ahli Mur oqobah ( menjaga dan mengawal ) keadaan hati
dan juga termasuk seseorang yang ahli bersyukur."

"Wayaquulu aidhan : laa yataraaqaa muriidun gaththu illaa in shahhat lahul


mahabbatu lahu Ta‘aalaa."

"Beliau berkata, "Murid sama sekali tidak akan bisa mencapai kenaikan maqom
kecuali telah benar cintanya kepada Allah Ta‘ala."
32 Tanwir al-ma’ali

“Walaa yuhibbul haqqa ta'‘aalaa hattaa. Yabghadhad dun yaa wa ahlahaa wayaz hada
fii na’iimid daaraini."

"Dan tidak akan mencapai cinta yang benar kepada Allah Ta'ala sampai ia membenci
dunia dan orang yang cinta pada dunia, ia harus zuhud pada kemkmatan dua tempat
( dunia dan akhirat)

"Waqaala aidhan : kullu muriidin ahabbad dunyaa falha qqu ta‘aalaa yakrihuhu ‘alaa
hasabi mahabbatihaa lahu katsratan wagillatan."

"Dan dikatakan juga oleh beliau, "Setiap murid yang cinta pada dunia, maka Allah
Ta'ala telah membencinya sesuai dengan jumlah besar kecil kecintaannya pada
dunia."

“Fayajibu ‘alaal muriidi an yarmiyad dunyaa min yadihi wa min galbihii awwala
dukhuulihii fith thariiqi."

"Sehingga wajib bagi seorang murid untuk melemparkan dunia dari tangannya dan
juga dari hatinya, sebagai langkah awal permulaan masuk kedalam sebuah dunia
torigoh."

"Wamataa talaqqana ‘alaa syaikhin auakhadza ‘alaihil 'ahda wahuwa yamiilu ilad
dunyaa falaa budda an yarji'a min haitsu jaa-uu wayurfidhuhuth thariiqu."

"Dan bilamana seorang murid mengambil talgin (meminta pengajaran) atas seorang
syekh atau ia mengambil janji ( baiat ) sedangkan hatinya masih condong pada dunia,
maka ia wajib kembali dari mana ia datang dan torigohnya akan tertolak.”

"Fainna aqalla asaasin yadha'uhul muriidu fith thariiqiz zuhdu fid dunyaa faman lam
yazhad fid dunyaa laa yashihhu lahu binaa-u syai’in fil aakhirati."

"Maka sesungguhnya hal yang paling kecil yang menjadi dasar bagi seorang murid
didalam mengamalkan toriqoh adalah zuhud pada dunia maka barang siapa yang
33 Tanwir al-ma’ali

tidak berzuhud pada dunia, maka tidak sah (tidak biasa)baginya mendirikan sesua tu
di akhirat (membangun akhiratnya )."

"Allaahumma ‘ammimir rahmata warridhwaana’alaihi wa a ‘thinal ma'‘aarifa


auda’tahaa ladaihi.”

“Ya Allah, limpahkanlah kesempurnaan Rahmat dan Keridlaan pada Syekh Hasan
Syadzili dan karuniakanlah kepadaku Kem akrifatan, Sebagaimana kemakrifatan yang
Engkau karuniaka n kepadanya.”

“Wakaana radhiyallahu'anhu shaahibal karaamaatil katsii rati laa yuhshiihaa


illallaahu."

"Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu 'anhu adalah seo rang yang dianugerahi
karomah yang sangat banyak, tidak ada yang bisa menghitung karomahnya kecuali
Allah."

"Waminhaa a’thaahullaahu miftaaha kullil asmaa-i hattaa lau kaana kullu insaanin
wajinnin julla kaatibiina lahu la ta’ibuu wa’ilmuhu lam yafnad."

"Dan sebagian karomah beliau yaitu Allah subhanahu wata'ala menganugerahkan


kepada beliau kunci seluruh Asma’ - asma' sehingga seandainya seluruh manusia dan
jin menjadi penulis beliau ( untuk menulis ilmu-ilmu beliau ) mereka akan lelah dan
letih, sedangkan ilmu beliau belum habis."

"Waminhaa husnu khulugihi wasyafaqatuhu wasakhaa uhu min hiinish shabiyi hattaa
annahu fii umri sitti sanatin as yba'al mudhtharriina fii ahli baladi tuunis bimaalin min
‘alamil ghaibi."

"Dan sebagian lagi karomah beliau adalah sangat terpuji akhlaknya, sifat mudah
menolong dan kedermawannya dari sejak usia anak-anak, sampai ketika. umur enam
tahun telah mengenyangkan orang-orang yang kelaparan pada penduduk negara
"Tunisia" dengan uang yang berasal dari alam ghaib (uang pemberian Allah secara
langsung kepada beliau ) ."
34 Tanwir al-ma’ali

"Waminhaa majii-ul khadhiiri ‘alaihis salaamu lahu wa itsbaatul wilaayatil 'azhiimati


lahu fii haalish shaghiiri ibni Sitti sanatin."

"Dan sebagian lagi karomahnya ialah beliau didatangi Nabiyullah Khidir 'Alaihis salam
untuk menetapkan "Wilayatul adzimah" kepada beliau ( menjadi seorang wali yang
mempu nyai kedudukan tinggi) ketika beliau baru berusia enam tahun."

"Waminhaa annahu ‘alima baathinal insaani.”

"Dan sebagian lagi karomahnya bahwa beliau bisa mengetahui batin isi hati manusia."

"Waminhaa annahu takaalama mat‘al malaaikati fii amaamj talaamidzihi."

"Sebagian lagi karomahnya beliau pernah berbicara dengay malaikat di hadapan


murid-muridnya."

“Waminhaa annahu yataharrasu talaamidzahu walau kaana min makaanin baiidin."

"Dan sebagian lagi karomahnya bahwa beliau menjaga muridmuridnya meskipun


ditempat yang jauh."

“Waminhaa annahu gadara bi izhhaaril ka’bati min baladil mishri."

“Dan sebagian lagi karomah beliau bahwasanya beliau mampu memperlihatkan


/menampakkan Ka'bah dari negara Mesir."

"Waminhaa 'adamu fauti ru’yati lailatil qadari minal bul uughi ilaa wafaatihii."

"Dan sebagian lagi karomahnya ialah beliau tidak pernah putus melihat /menjumpai
Lailatul Qodar semenjak usia baligh sampai wafat beliau."

"Hatta qaala in kaana awwalush shaumil ahada falailatul gadri tis'un wa ’isyruuna."
35 Tanwir al-ma’ali

“sehingga beliau berkata : (1)"Apabila awal puasa Ramadhan jatuh pada hari Ahad,
maka . Lailatul Qodar jatuh pada malam ke Dua Puluh Sembilan."

“Awil itsnaini fa ihdaa wa’ isyruuna"

(2)" Apabila awal puasa Ramadhan jatuh pada hari Senin, maka Lailatul Qodar jatuh
pada malam ke Dua Puluh Satu."

“Awits tsulaatsaa-a fasab’un wa’ isyruuna."

(3)”Apabila awal ‘puasa Ramadhan jatuh pada hari Selasa, maka Laitatul Qodar jatuh
pada malam ke Dua Puluh Tujuh."

“Awil arbi'aa-a fatis'ata ’asyara.”

(4)” Apabila awal puasa Ramadhan jatuh pada hari Rabu, maka Laitatul Qodar jatuh
pada malam ke Sembilan Belas."

" Awil khamiisa fakhamsun wa’ isyruuna."

(5)" Apabila awal puasa Ramadhan jatuh pada hari Kamis, maka Lailatul Qodar jatuh
pada malam ke Dua Puluh Lima."

“Awil jumu'ata fasab'ata ‘asyara."

(6)"Apabila awal puasa Ramadhan jatuh pada hari Jum’at, maka Lailatul Qodar jatuh
pada malam ke Tujuh Belas,”

"Awis sabta fatsalaatsun wa ’isyruuna."

(7) ” Apabila awal puasa Ramadhan jatuh pada hari Sabtu, maka Lailatul Qodar jatuh
pada malam ke Dua Puluh Tiga."

"Waminhaa anna man yudfanu ma‘a yaumi dafnihii ghufira jamii’u dzunuubihii."
36 Tanwir al-ma’ali

“Dan sebagian karomah beliau adalah, barang siapa yang meninggal, dan dikubur
sama dengan hari meninggal dan dikuburkannya beliau, maka Allah akan
mengampuni seluruh dosanya."

“Waminhaa mustajaabu du’aaihii."

"Dan sebagian lagi karomah beliau do’anya selalu mustajat, (dikabulkan oleh Allah )
."

“Waminhaa annahu laa yuhjabu ‘an rasuulillaahi shallall aahw’ alaihi wasallama
tharfata 'ainin arba’ilina sanatan."

"Dan sebagian lagi karomahnya bahwa beliau tidak pernah terhalang sekejap mata
pandangannya dari Rasulullaah shall allahu'alaihi wasallam selama empat puluh
tahun (artinya beliau selalu berjumpa dengan Rasulullah selama 40 tahun)."

"Idz qaala sayyidil imaamu ahmadu abul’abbaasil mursiyyu radhiyallaahu 'anhu,


qaalasy syaikhu abul hasanisy syaad zilii ; arba'uuna sanatan maa hujibtu ‘an
rasuulillaahi sh allallaahu ‘alaihi wasallama."

"Sayyid Imam Ahmad Abul Abbas Al Mursiy radhiyallahu ‘anhu berkata,"telah berkata
Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiya llahu ‘anhu, selama empat puluh tahun aku
tidak perkah terh alang melihat Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam."

“Walau hujibtu tharfata ‘ainin maa a’dadtu nafsii min jumlatil muslimiina."

"Seandainya aku terhalang melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sekejap


mata saja maka aku menganggap diriku bukan termasuk golongan orang-orang
Muslim."

"Wa haadzihil karaamatu min a'zhamihaa."

"Karomah seperti inilah merupakan setinggi-tinggi karomah / kemulyaan."


37 Tanwir al-ma’ali

“Allaahumma‘ammimir rahmata warridhwaana’alaihi wa ‘thinal ma'aarifa auda’tahaa


ladaihi.”

“Ya Allah, limpahkanlah kesempurnaan Rahmat dan Keridiaan pada Syekh Hasan
Syadzili dan karuniakanlah kepadaky Kemakrifatan, Sebagaimana kemakrifatan yang
Engkau karun iakan kepadanya.”

“Wakaana radhiyallaahu ’anhu shaahibal manaagqibil'azhli imati."

"Syekh Abu Hasan Asy Syadzik radhiyallahu ‘anhu mempunyai “Managib" sejarah
kehidupan yang agung."

“Waminhaa annahu qad futiha biru’yati shuhufi kitaabati talaamidzatihil ladziina


yadkhuluuna thariiqatahu wa'ardh uha bimaddil bashari mimman baaya’a lahu waman
ba’dahu ilaa aakhiriz zamaani."

"Dan sebagian dari karomahnya bahwa beliau dibukakan (oleh Allah ) bisa melihat
lembaran buku murid-murid yang masuk kedalam torigohnya padahal lebar bukunya
tersebut berukuran sejauh mata memandang, hal ini berlaku bagi orang yang
langsung baiat kepada beliau dan juga bagi orang sesudah masa beliau sampai akhir
zaman."

“Wakulluhum hurriruu minan naari."

“ Dan seluruh murid-muridnya (pengikut toriqgohnya) diberi karunia bebas dari


neraka."

"Wa kaana radhiyallaahu ‘anhu qad busysyira bi anna man nazharahu ma'al
mahabbati wat ta’zhiimi laa yasyqaa."

"Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu ‘anhu sungguh telah digembirakan diberi
karunia,barangsiapa yang melihat beliau dengan rasa cinta dan rasa hormat tidak
akan menda patkan celaka."
38 Tanwir al-ma’ali

“Waminhaa annahu sababun lisa‘aadati talaamidzatihi,"

“Dan sebagian lagi karomahnya bahwa beliau menjadi jadi sebab keselamatan murid-
muridnya / pengikutnya ( akan syafaat di Akhirat).”

“Waminhaa annahu da'‘aa rabbahu an yaj‘ala kulla qathbil ladzii ba'dahu ilaa aakhiriz
zamaani an yukkhadza min thariiqatihii."

"Dan sebagian karomahnya bahwa beliau berdo’a kepada Tuhannya agar menjadikan
tiap-tiap Wali Qutub sesudah beliau - sampai akhir zaman diambil dari golongan
torigohnya."

“Waajaabaliaahu ta'aalaa du'aa-ahu falquthbul ladzii ba’ dahu ma’khuudzun min


thariiqatihii laa aakhiriz zamaani ."

"Dan Allah telah mengabulkan do’a beliau tersebut, maka dari itu, Wali Qutub sesudah
masa beliau sampai akhir zaman diambil dari golongan pengikut torigoh beliau."

"Waminhaa maa qaalahusy syaikhu abul ‘abbaasil mursiyyi radhiyallaahu'anhu


wahuwa idzaa araadallaahu subhaanahu wata‘aalaa 'umuumal balaa-i fasy
syaadziliyyatu saalimatun min dzaalika bikaraamatisy syaikhi abil hasanisy syadzilii."

“Dan sebagian lagi karomah beliau, Syekh Abul Abbas Al Mursiy radhiyallahu ‘anhu
berkata yaitu apabila Allah Shubh anahu wata'ala menurunkan balak / bencana yang
bersifat . umum maka pengikut Toriqgoh Syadzilliyah akan selamat dari bencana
tersebut sebab karomah Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu ‘anhu."

"Waminhaa maa qaalahusy syaikhu syamsud diinil hanafiyyi radhiyallaahu ’anhu


wahuwa annas syaadziliyyata u’tiyat bimafaakhirits tsalaatsati, waghairuhaa lam
yu’tha."
39 Tanwir al-ma’ali

"Dan sebagian dari karomah beliau, Syekh Syamsuddin Al Hanafi radhiyallahu ‘anhu
mengatakan bahwa pengikut Torigoh Syadziliyah dikaruniai kemulyaan tiga macam
yang tidak diberikan pada golongan torigoh lainnya."

" Alawwalu annahaa ukhtiirat min lauhil mahfuudz."

1. "Toriqoh Syadziliyah telak dipilih di Lauhil Makhfudz"

"Watstsaanii annahaa idzaa jadzabat raja'at kamaa kaan at."

2."Pengikut Torigot Syadziliyah apabila jadzab / majdub akan kembali seperti


sediakala."

“Watstsaalitsu anna kulla waliyyil quthbil ladzii ba’dasy yaikhisy syaadzilii ma’hudzun
minasy syaadziliyyati."

3."Seluruh wali Qutub yang diangkat sesudah masa Syekh Abu Hasan Asy Syadzili
radhiyallahu ‘anhu akan diambil dari golongan Ahli Torigot Syadzili.'

“Waminhaa annahu idzaa rabbaa talaa midzatahu fayakfii bilahdhatin wahiya qad
futihat."

"Dan sebagian lagi karomah beliau bahwa beliau apabila m engasuh / mengajar
murid-muridnya sebentar saja, sudah akan terbuka hijab.”

Waminhaa anna rasuulallaahj shallallaahu'alaihi wasallama adzina liman da‘aa


ilallaahit tawassula bihii."

"Dan sebagian lagi karomahnya bahwa Rasulullah sallallahu' alaihi wasallam


memberikan idzin bagi orang yang berdo’q kepada Allah dengan bertawassul kepada
Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu ‘anhu."
40 Tanwir al-ma’ali

"Idz qaalasy syaikhu ‘abdullaahi lirasuulillaahi shallallaahu ‘alaihi wasallama fii


sya’nihii mini qiraa’atis shalaati ‘alan nabiyyi, tsumma giraa’atit tarhibiyyati lisayyidisy
syaikhi abil hasanisy syadzilii radhiyallaahu 'anhu."

“Oleh karena yang demikian ini pernah bertanya Syekh Abdullah kepada Rasulullah
shallallahu'alaihi wasallam mengenai masalah membaca shalawat kepada Nabi
kemudian dilanjutkan dengan membaca "Tarhibiyah" ( managib ) Syekh Abu Hasan
Asy Syadzili radhiyallahu ‘anhu."

"Tsumma sa-alallaaha ta'aalaa watawassala bissayyidisy syaikhi, tsumma qaala


lirasuulillaahi shallallaahu'alaihi w asallama : alihagdzasy sya’ni ma’dzuunun amiam
yu’dzan ?

"Kemudian memohan kepada Allah dengan bertawassul kepada “Syekh Abu Hasan
Asy Syadzili radhiyallahu 'anhu, Syekh A bdullah bertanya kepada Rasulullah
shallallahu'alaihi wasallam,"Apakah perkara yang demikian ini mendapat izin atau
tidak ?

"Faqaala shallallaahu'alaihi wasallama ; wasya’nukal mad zkuuru ma’dzuunun


liannasy syaikha abal hasani juz-un min ' ajzaa-ii waman tawassala bijuz-ii kaman
tawassala bii."

"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, "Masalah yang engkau utarakan


itu mendapat izin ( boleh dilakukan ) karena Syekh Abu Hasan Asy Syadzili
radhiyallahu ‘anhu ad alah bagian dari diriku ( keturunanku ) dan barang siapa
bertawassul dengan bagian dari diriku sama dengan bertawa ssul kepadake."

"Allaahumma ‘ammimir rahmata warridhwaana ’alaihi wa a‘thinal ma‘aarifa auda’tahaa


ladaihi.”

“Ya Allah, limpahkanlah kesempurnaan Rahmat dan Keridlaan pada Syekh Hasan
Syadzili dan karuniakanlah kepadaku Kem akrifatan, Sebagaimana kemakrifatan yang
Engkau karuniaka nkepadanya.”
41 Tanwir al-ma’ali

“Wakaana radhiyallaahu 'anhu jammaa washala balada mishrin wasakana fiithi


wahuwa fii sanati sittimi’aatin wa itsnaa ‘asyara minal hijrati."

"Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu ‘anhu ketika ber kunjung di negara Mesir
dan tinggal dan menetap di Mesir yaitu pada tahun 612 H."

“Nasyara wa'allama ‘ilmal hagiiqati hattaa katsiiram ma’ alkubaraa’u minal ‘ulamaa’i
wal auliyaa’i yadkhuluuna ja maa'atahu wayatabarrakuuna bil bai'ati lahu."

"Beliau menyebarkan dan mengajarkan ilmu Hakekat sampai banyak orang-orang


besar dari golongan Ulama', para wali masuk jama‘ah beliau dan mereka mengambil
barokah dengan berbaiat pada beliau.”

"Kasulthaanil 'ulamaa’isy syaikhi izzid diinibni 'abdis sal aami wasyaikhil islaami
bimishril mahruusati."

"Seperti Sultonul Ulama ( ulama' nomer wahid ) yaitu Syekh Izzuddin ibni Abdis salam
radhiyallahu 'anhu, Syaikhul islam qj negara Mesir al Makhrusoh."

“Wal muhadditsiinal haafizhi taqiyyid dinibni daqiiqil iidi."

"Dari golongan ulama' Hadits seperti Al Khafid - Tagiyyuddtn ibni daqiqil ‘id
radhiyallahu ‘anhu."

"Wasy syaikhi jamaalid diini ‘ushfduri."

"Syekh Jamaluddin Usfuri radhiyallahu ‘anhu."

"Wasy syaikhi tanbiihid diini."

"Syekh Tambihuddin radhiyallahu ‘anhu."

"wasyaikhil muhadditsiinal haafidzi ‘abdil ‘adliimil munz hiri."


42 Tanwir al-ma’ali

“Syekh Al Mukhadditsin Al Khafidz Abdul Adhim Al Mundirt radhiyallahu ‘anhu."

"Wasy syaikhibnish shalaahi."

"Syekh ibnu Solah radhiyallahu ‘anhu."

"Wasy syaikhibnil haajibi"

"Syekh ibnu hajib radhiyallahu ‘anhu."

"Wasy syaikhi muhyid diinibni suraaqata."

"Syekh Muhyiddin ibnu Surogoh radhiyallahu ‘anhu.""

“Wasy syaikhil ‘aalamiina waghairihim hattaa balaghuu arba'iina minash shiddigqiina."

"Syekh Alamin radhiyallahu 'anhu dan lain-lain bahkan murid betiau vang berjumlah
40 orang termasuk dari golongan Wali "Siddiqin"

“Wakaana radhiyallaahu ‘anhu min waliyyin dzii hazhzhin ‘azhiimin minash shabri min
anwaa’il balaayaa."

"Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu ‘anhu termasuk seorang wali yang
mempunyai kedudukan tinggi karena sifat kesabaran beliau terhadap bermacam-
macam ujian."

"Minhaa anna ahla baladihii hakamuuhu bizzindiiqati ‘alai hi hattaa akhrajuuhu ma'a
jamaa'atihii min baladihiilmag bribi.”

“Sebagian ujian beliau, penduduk dinegaranya menghukumi beliau termasuk orang


kafir zindiq sehingga beliau dan pengikutnya diusir dari negara Maghrib."

“Tsumma kaatabuu ilaa naa’ibil iskandariyyati biannahu sayaqdumu ‘alaikum


maghribiyyun zindiiqiyyun falhadzar minal ijtimaa’i."
43 Tanwir al-ma’ali

"Yang selanjutnya penduduk negara beliau berkirim surat kepada perwakilan negara
Iskandariyah mengkhabarkan bahwa Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu
‘anhu akan datang kepadamu padahal la adalah golongan Kafir Zindiqnya negara
Maghrib, maka berhati-hatilah dalam pergaulan dengan Syekh Abu Hasan."

"Faiaa-asy syaikhul iskandariyyata fawajada ahlahaa kull ubum yasubbuunahu."

"Selanjutnya ketika Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahy ‘anhu tiba di negara
Iskandariyah telah dijumpai,seluruh pen duduk iskandariyah mencaci maki beliau”’.

"Tsumma wasyaubihii ilas sulthaani walam yazal fil adza a."

"Kemudian mereka pergi untuk melapor tentang kejelekan beliau kepada sultan
iskandariyah, hal yang demikian menyebabkan tidak semakin berkurang penderitaan
yang beliau rasakan."

“Hattaa hajja binnaasi fii siniina kaanal hajju fiihaa qad quthi'a min katsratil quththaa’i
fashabara fahamidahun n aasu."

"Sampai. ketika beliau melaksanakan ibadah haji bersama dengan rombongannya


juga dirampok, sedang hajinya menjadi terputus karena gangguan tersebut, tetapi
beliau menerima dengan ketabahan dan kesabaran sehingga orang-orang banyak
memuji beliau ( karena kesabarannya )."

“Wakaana radhiyallaahu ‘anhu lammaa balagha’umruhu tsalaatsatan wasittiina


qashadal hajja falammaa washala bi shahraa’i 'adzaabin aushaa litalaamidzatihii
bianyahfazhuu du'aa-a hizbil bahri."

“Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu ‘anhu ketika me nginjak usia 63 tahun
beliau pergi melaksanakan ibadah haji, sampai di padang “idhab" beliau berwasiat
kepada para mur idnya untuk menjaga ( selalu mengamalkan ) do’a "Hizbul B ahri." -
44 Tanwir al-ma’ali

"Waaushaa bianna sayyidisy syatkhal imaggea abal'abbaasil mursiy radhiyallaahu


‘anf: biraadatilfpahi ta'aalaa warid Gaa@Ai ju’ila badalahu ba’da wafaatihii."

"Dan beliau berwasiat bahwa Sayyid Syekh Imam Abul Abbas Al Mursiy
radhiyallahu'anhu dengan Irodah/kehendak Allah Ta‘ala dan RidloNya dijadikan
sebagai pengganti setelah wafatnya beliau."

“Tsumma akhadzasy syaikhusy syaadziliyya radhiyallaahu ‘anhu maa-al wudhuu-i."

“Selanjutnya Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahy ‘anku mengambil air wudlu."

“summa shallaa sunnatan tsumma yaquulu ilaahii, jlaahii mataa yakuunul liqaa-u ?"

“Lalu beliau melakukan shalat sunnah, selesai shalat beliau berdo’a “Tuhanku,
Tuhanku, kapan bertemu ?"

“Falam yazal hattaa yathla'al fajru."

"Tiada henti-hentinya beliau mengucap do'a seperti itu sampai datang waktu fajar."

“Falammaa sakata qaruba minhu waladuhu, faidzaa huwa qad raja‘a ilaa rahmatillaahi
ta’aalaa."

"Ketika terdengar berhenti dan tidak bersuara lagi putera beliau lalu mendekat,
temyata Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu ‘anhu telah berpulang
kerahmatullah."

"Wakatsiiram maa min akaabiril auliyaa’i hadharus shala ata janaazatahu."

“Banyak sekali para wali-wali besar yang datang untuk menshalati jenazah beliau.”

"Watabarrakuu bitasyii’i janaazati’hi."

"Dan mereka mengambil barokah dengan mengantar jenazah beliau."


45 Tanwir al-ma’ali

“Fadufina hunaaka fii dziil qa'dati sanata sittin wakhamsiin a wasittimi’atin."

"Syekh Abu Hasan Asy Syadzili radhiyallahu 'anhu dimakamkan dt sana ( Sokhro'
Idhab ) pada bulan Dhulqo'dah tahun 656 HAijriyah."

“Allaahumma ‘ammimir rahmata warridhwaana ’alaihi w aa ‘thinal ma'‘aarifa


auda’tahaa ladaihi.”

“Ya Allah, limpahkanlah kesempurnaan Rahmat dan Keridlaan pada Syekh Hasan
Syadzili dan karuniakanlah kepadaku Kemakrifatan, Sebagaimana kemakrifatan yang
Engkau karuniakan kepadanya.”

“Wahaitsu hashalal intihaa’u bimaa qashadnaahu dzikri manaagibi sayyidisy syaikhi


‘aliyyibni ‘abdillaahi jabbaari s syadzily.”

”Selesailah apa yang menjadi keinginan kami untuk mencerit akan Managib Sayyidi
Sygkh Ali bin Abdillah abdil jabbar Asy Syadzili radhiyallahu ‘anhu."

“Wahashala tamaamu maantaqadztuhu falnarfa' akaffut tadharru’i wattaladzdzudzi."

“Dan telah sempurna apa yang telah menjadi penelitianku, maka seyogyanya kita
mengangkat tangan bertadarru’, mengambil barokah manfaat."

"Wanatawassalu bihii wabiaulaadihii wahafiidihi wadzur riyyatihii ashhaabi ahwaalil


muniifati."

“Dan kita bertawassul kepada beliau dan putra-putra beliay serta cucu-cucu beliau
dan keturunan-keturunan beliau yang mempunyai tingkah laku yang sangat mulya,"

“Fanaquulu”

“Selanjutnya mari kita tundukkan hati untuk berdo‘a”


46 Tanwir al-ma’ali

“Bismillaahir rahmaanir rahiimi."

“Dengan menyebut Asma Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."

"Alhamdu lilaahirabbil ‘aalamiini." “Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam."

"Washshalaatu wassalaamu ‘alas asyrafil mursaliina."

"Semoga rahmat dan keselamatan tetap atas semulya-mulya utusan."

"Sayyidinaa muhammadin wa'alaa aalihii washahbihii ajna a‘iina."

"Yaitu Tuan kami Muhammad dan keluarganya, seluruh saha batnya"

"Hamdan yuwaafii ni'amahu wayukaafi-u maziidahu."

"Segala puji bagi Allah yang telah memberikan -nikmat dan melebihkannya."

"Yaa rabbanaa lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wa jhikal kariimi wa'azhiimi
sulthaanika."

“Wahai Rabb kami, untukmu segala pujian yang sudah sepatutnya di peruntukkan
bagi kebesaran dan keagunganMu.”

" Allaahummagh firlanaa, waliwaalidiina waliaulaadinag y alimasyaayikhinaa."

"Ya Allah, ampunilah kami dan orang tua kami, anak-anak kami, dan guru-guru kami."

"Waliikhwaaninaal ladziina sabaquunaa bil iimaani." "Dan ‘saudara-saudara kami


seiman yang telah mendahului kami"

“Walaa taj'al fii quluubinaa ghillal lilladziina aamanuu rébbanaa innaka rauufur rahiim."
47 Tanwir al-ma’ali

“Dan jangan jadikan hati kami merasa lebih terhadap orangorang yang beriman,
Wahai Rabb kami, sesungguhnya Engkau Dzat yang Pengasih dan Penyayang."

"Rabbanaahab lanaa min azwaajinaa wadzurriyyaatinaa qurrata a'yunin waj'alnaa


lilmuttaqiina imaamaan."

"Wahai Rabb kami karuniakanlah kepada kami, istri-istri kami dan anak-anak kami
sebagai penyejuk mata, dan jadikanlah kami pemimpin orang-orang yang beriman."

"Rabbanaa aatinaa fiiddunnyaa hasanatan wafiil aakhirati - hasanatan waqqinaa


‘adzaaban naari."

"Wahai Rabb kami berikanlah kepada kami kebahagiaan di dunia dan di akhirat dan
selamatkan kami dari siksa api neraka"

"Allaahummardha ‘anisy syaikhi abil hasanisy syadziliyyi."

"Ya Allah berilah keridlaan pada Syekh Abu Hasan Asy Sya azili.”

“Wa ushuulihii wa furuu ‘ihii wamasyaayikhihii, watalau midzatihii, waahli silsilatihit,


waazwaajihii.”

“Kakek buyutnya, keturunannya, guru-gurunya, murid-muridnya, ahli silsilahnya, dan


istri-istrinya.”

“Waikhwaanihii minal auliyaa-i wal'ulamaa-il mukhlishiina, wasysyuhadaa-i


washshaalihiina."

“Dan teman-teman beliau dari golongan Auliya’, Ulama' yang Ikhlas, orang-orang yang
mati syahid dan orang-orang soleh."

“Wajamii'i ummati muhammadin shallallaahu “alaihi was allama ajma’iina."

"Serta seluruh ummat Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi . wasallam."


48 Tanwir al-ma’ali

"Allaahumimarfa' darajaatihim waa'li maqaamahum waha yurnaa fii zumratihim wa


amitnaa ‘alaa thariiqatihim."

"Ya Allah angkatlah derajat mereka, tinggikanlah kedudukan mereka dan kumpulkan
kami kedalam golongan mereka serta matikanlah kami pada torigoh (jalan ) mereka."

“Allaahumma bijaahi sayyidinaa abilhasanisy syaadzilii ‘i ndaka." .

"Ya Allah, dengan kemulyaan tuan kami Syekh Abu Hasan asy Syadzili dihadapan
Mu."

"Wabikaraamatihii 'alaika wabiquthbiyyatihii ladaika." "Dengan karomah-karomahnya


pada Mu dan dengan kedudukan Qutubnya pada kekuasaanMu."

"Nasalukal khaira kullahu wana'uudzubika min syarri kulli dzii syarrin."

"Kami mohon kepada Mu seluruh kebaikannya dan Kami. berlindung kepada Mu dari
keburukan tiap-tiap yang mempunyai keburukan."

"Wanasaluka yaa allaahu yaa allaahu yaa allaahu yaa arhamar raahimiina yaa
arhamar raahimiina yaa arhamar raahimiina."

"Dan kami memohon kepada Mu Yaa Allah, Yaa Allah, Yaa Allah, wahai dzat yang
Maha penyayang kepada orang-orang yang mendapatkan kasih sayang, wahai dzat
yang Maha pen yayang kepada orang-orang yang mendapatkan kasih sayang."

“Antaqdhiya bihii hawaaijanaa watarfa'a bihii darajaatinaa watasyfii bihii mardhaanaa."

"Kabulkanlah segala hajat kami karena kemulyaannya, dan angkatlah derajat kami
karena kemulyaannya dan sembuhkanlah penyakit yang ada pada kami karena
kemulyaannya."
49 Tanwir al-ma’ali

"Watu'ammira bihii bilaadanaa bil iimaani wal islaami ‘alaa thariiqi ahlis sunnati wal
jamaa'ati min haadzal yaumi ilaa yaumil qiyaamati."

"Makmurkanlah negara kami karena kemulyaannya dengan Iman dan Islam diatas
jalan Ahli Sunnah wal Jama'ah pada saat ini sampai hari Kiamat kelak."

"Waj'alis sulthanata lahum wa'azzillhaa minal kafarati wal mubtadi'ati."

"Dan jadikan pemimpin bagi mereka, pemimpin yang kuat mel awan kemungkaran
dan kesesatan."

"Wanasaluka yaa allaahu yaa allaahu yaa allaahu yaa ar hamar raahimiina yaa
arhamar raahimiina yaa arhamar raahimiina."

"Dan kami memohon kepada Mu Yaa Allah, Yaa Allah, Yaa Allah, wahai dzat yang
Maha penyayang kepada orung-orang yang mendapatkan kasih sayang, wahai dzat
yang Maha penyayang kepada orang-orang yang mendapatkan kasih sayang wahai
dzat yang Maha penyayang kepada orang-orang yang mendapatkan kasih sayang."

“An laa tusallitha ‘alainaa bidzunuubinaa man laa yakha . afuka walaa yarhamunaa
yaa arhamar raahimiina."

"Agar Engkau tidak memberi pemimpin kepada kami karena dosa-dosa kami, orang
yang tidak takut kepadaMu dan tidak sayang pada kami, wahai dzat yang Maha
penyayang kepada orang-orang yang mendapatkan kasih sayang."

”Wanasaluka yaa allaahu yaa allaahu yaa allaahu yaa ar; hamar raahimiina yaa
arhamar raahimiina yaa arhamar raahimiina."

“Dan kami memohon kepada Mu Yaa Allah, Yaa Allah, Yaa Allah, wahai dzat yang
Maha penyayang kepada orang-orang yang mendapatkan kasih sayang, wuhai dzat
yang Maha penyayang kepada orang-orang yung mendapatkan kasih sayang wahai
dzat yang Maha penyayang kepada orang-orang yang mendapatkan kasih sayang."
50 Tanwir al-ma’ali

“An taj'alanaa waaulaadanaa waaulaada masyaayikhinaa ‘alaa thariiqi ahlis sunnati


wal jamaa'ati fil hayaati wal mamaati."

"Agar Engkau jadikan kami, anak-anak kami, putera-putera guru kami berada pada
jalan Ahli Sunnah wal Jama‘ah pada saat hidup dan mati."

"Waan taj'alanaa waiyyaahum waushuulanaa waushuulah um fii ‘iyaadzin manii’in


wahirzin hashiinin min jamii'i aafaatid dunyaa wal aakhirati."

“Dan jadikanlah kami dan mereka, nenek moyang kami, nenek moyang mereka
didalam perlindungan yung kuat dan benteng yang kokoh dari segala yang
membahayukan didunia dan di akhirat,"'

“Waminal ma'aasyiil kabiirati wash shaghiirati wal baathi nati wazhzhiratil latii na'lamu
wallatii laa na'lamu."

"Dan dari maksiat yang besar maupun yang kecil, yang ters embunyi dan yang terlihat,
yang kami mengerti dan yang kami tidak mengerti."

“Wa shallallashu ‘alas sayyidinaa muhammadin wa'alaa aalihii wa ashaabihii ajma‘iin,


walhamdulil laahi rabbil ‘aalamiina, aamiin."

“Dan semoga Rahmat Allah tetap atas junjungan kami Muhammad dan keluarganya
dan seluruh sahabatnya. Dan segala puji hanya bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam."

“Amiin"
51 Tanwir al-ma’ali
52 Tanwir al-ma’ali

You might also like