You are on page 1of 7

KAJIAN KRITIS JURNAL

SILODOSIN, A NEW α1A-ADRENOCEPTOR SELECTIVE


ANTAGONIST FOR TREATING BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA:
RESULTS OF A PHASE III RANDOMIZED, PLACEBO-CONTROLLED,
DOUBLE-BLIND STUDY IN JAPANESE MEN

Oleh:
dr. Alfath-hu Rahmat

Pembimbing:
DR. Zahtamal

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS


DEPARTEMEN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS RIAU
2023
JURNAL:

Abstract
Silodosin, a new α1A-adrenoceptor selective antagonist for treating benign
prostatic hyperplasia: results of a phase III randomized, placebo-controlled,
double-blind study in Japanese men
Kazuki Kawabe, Masaki Yoshida* and Yukio Homma† for the Silodosin Clinical Study Group
Tokyo Teishin Hospital, Tokyo, *Department of Urology, Graduate School of Medical Sciences,
Kumamoto University, Kumamoto and †Japanese Red Cross Medical Center, Tokyo, Japan
Accepted for publication 14 June 2006

OBJECTIVE
To verify the efficacy and safety of the new α 1A-adrenoceptor-selective antagonist silodosin compared
with tamsulosin and placebo in patients with lower urinary tract symptoms (LUTS) associated with
benign prostatic hyperplasia (BPH).
PATIENTS AND METHODS
This randomized, double-blind, placebocontrolled study was conducted at 88 centres in Japan. Men
aged ≥50 years with an International Prostate Symptom Score (IPSS) of ≥8, a quality-of-life (QoL)
score of ≥3, a maximum urinary flow rate (Q max) of <15 mL/ s, a prostate volume of ≥20 mL and a
postvoid residual urine volume of <100 mL were eligible for enrolment. Patients were randomized to
receive silodosin 4 mg twice daily, tamsulosin 0.2 mg once daily, or placebo, for 12 weeks. The primary
endpoint was the change in IPSS from baseline. Safety was assessed by adverse events, physical
examination, vital signs and laboratory tests.
RESULTS
In all, 457 patients were randomized (silodosin 176, tamsulosin 192 and placebo 89). The change in the
total IPSS from baseline in the silodosin, tamsulosin and placebo groups was −8.3, −6.8 and −5.3,
respectively. There was a significant decrease in the IPSS vs placebo in the silodosin group from 1
week. In the early-stage comparison, silodosin showed a significant decrease in IPSS vs tamsulosin at 2
weeks. The change in QoL from baseline was −1.7, −1.4 and −1.1 in the silodosin, tamsulosin and
placebo groups, respectively; silodosin showed a significant improvement in the QoL score vs placebo.
In the subgroup of patients with severe symptoms (IPSS ≥20) silodosin also gave a significantly better
improvement than placebo (−12.4 vs −8.7). The incidence rates of adverse events and drug-related
adverse events were, respectively, 88.6%, 82.3% and 71.6% and 69.7%, 47.4% and 36.4%,
respectively. The most common adverse event in the silodosin group was abnormal ejaculation, which
occurred more often in the silodosin than in the tamsulosin group (22.3% vs 1.6%). However, only five
men (2.9%) discontinued treatment for abnormal ejaculation.
CONCLUSION
Silodosin was generally effective in the absence of obtrusive side-effects. This study suggests that
silodosin is clinically useful for treating LUTS associated with BPH.
KEYWORDS
α1A-adrenoceptor-selective antagonist, silodosin, tamsulosin, BPH, phase III, randomized, double-blind,
placebo-controlled
KAJIAN KRITIS JURNAL

JUDUL
Silodosin, a new α1A-adrenoceptor selective antagonist for treating benign prostatic
hyperplasia: results of a phase III randomized, placebo-controlled, double-blind study in
Japanese men

PENELITI UTAMA
Kazuki Kawabe, Masaki Yoshida and Yukio Homma

PERTANYAAN PENELITIAN
Bagaimana efikasi dan keamanan silodosin dibandingkan dengan tamsulosin dan plasebo pada
pasien dengan lower urinary tract symptoms (LUTS) pada benign prostatic hyperplasia (BPH)?
Patients (P) Pasien BPH yang mengalami LUTS
Intervention (I) Silodosin
Comparison (C) Tamsulosin dan plasebo
Outcomes (O) International Prostate Symptom Score (IPSS)

METODE
Eksperimental
Validity/ Validitas penelitian
1. Apakah studi ini memiliki Ya, studi ini bertujuan untuk mengetahui efikasi dan
fokus tujuan yang jelas? keamanan silodosin dibandingkan dengan tamsulosin dan
plasebo pada pasien dengan lower urinary tract symptoms
(LUTS) pada benign prostatic hyperplasia (BPH).
2. Apakah studi ini Ya, penelitian ini menggunakan metode eksperimental
menggunakan metode yang dalam menjawab pertanyaan penelitian untuk mengetahui
tepat dalam menjawab efikasi dan keamanan silodosin dibandingkan dengan
pertanyaan penelitian? tamsulosin dan plasebo pada pasien dengan lower urinary
tract symptoms (LUTS) pada benign prostatic hyperplasia
(BPH). Eksperimen yang dilakukan berupa pemberian
intervensi farmakologis terukur pada sampel yang sudah
ditentukan.
3. Apakah pengambilan Ya, cara pengambilan sampel penelitian ini sudah benar,
sampel sudah benar? yaitu dengan menentukan pasien yang memiliki LUTS
akibat BPH yang didiagnosis melalui rectal toucher dan
ultrasonografi; dan memenuhi kriteria inklusi maupun
ekslusi.
Setelah menyelesaikan periode washout dan periode
observasi masing-masing 7 hari, dilakukan randomisasi
pasien dengan double blind dan placebo controlled untuk
menentukan pasien yang akan diberikan silodosin 4 mg
sebanyak 2 kali per hari, tamsulosin 0,2 mg per hari atau
plasebo 2 kali per hari selama 12 pekan.
4. Apakah data yang didapat Ya, pada penelitian ini data didapatkan dari 88 center di
telah diolah diolah dengan Jepang. Protokol pengambilan data sesuai dengan prinsip
cara yang tepat? deklarasi Helsinki dan Good Clinical Practice yang direview
dan disetujui oleh lembaga pengawas masing-masing center
sebelum pasien diikutsertakan. Semua pasien juga diberikan
informed consent.
Pada akhir pekan ke-4 dan ke-12 dilakukan evaluasi dan
dinilai IPSS (sebagai primary endpoint) dan Q max dan
Quality of Life/QoL (sebagai secondary endpoint). Nilai
disajikan dalam mean (SD).
Data IPSS kelompok silodosin, tamsulosin dan plasebo diuji
menggunakan two-sided t-test. Data advese event diuji
menggunakan Fisher’s exact method.
5. Apakah penelitian ini Iya, penelitian ini dikatakan valid berdasarkan hasil dari
valid? pembahasan di atas tentang fokus tujuan penelitian, metode
penelitian, pengambilan sampel, serta pengolahan data yang
sudah benar dan sesuai.
Selain itu pada penelitian ini terdapat sumber publikasi dari
database terpercaya (Medline dan Embase) dengan kata
kunci silodosin, tamsulosin, LUTS, dan BPH.
Jurnal ini terbit pada British Journal of Urology International
(BJU International) dan terindeks Q1.
Importance / Tingkat kepentingan penelitian
6. Bagaimanakah hasil dari Hasil penelitian ini ditampilkan dalam bentuk tabel dan
penelitian ini ditampilkan diagram.
dan apakah dapat Tabel menggambarkan data:
menjawab pertanyaan 1. Jumlah pasien;
penelitian? 2. Mean (SD) dari usia, perubahan total IPSS, skor
QoL, volume prostat, Qmax dan volume urin residu
dari nilai baseline dengan nilai pada akhir
pengamatan.
3. Adverse event
Diagram menggambarkan perubahan total IPSS dari nilai
baseline dengan nilai pada pengamatan pekan ke-1, pekan
ke-2, pekan ke-4, pekan ke-8 dan pekan ke-12 pada
kelompok silodosin, tamsulosin dan plasebo. Perbaikan total
IPSS terbesar didapatkan pada silodosin (-8,3), diikuti
tamsulosin (-6,8) dan plasebo (-5,3) dengan p<0,001.
Silodosin tidak menimbulkan efek samping kardiovaskular
yang signifikan. Namun, memiliki efek samping abnormal
ejakulasi. Hal ini disebabkan oleh silodosin bersifat super
selektif 1-AR.
Hasil tersebut menjawab pertanyaan penelitian, yaitu
silodosin memiliki efikasi dan keamanan yang lebih
dibandingkan tamsulosin dan plasebo.
7. Apakah data-data yang Data yang didapatkan dipenelitian ini telah dikategorikan
didapatkan telah dianalisa dengan jelas. Penelitian ini dapat dipercaya karena data
dengan tepat dan penelitian original dimasukkan dalam makalah penelitian disertai
dapat dipercaya? dengan kutipan dari sumber data dengan melakukan
penomoran berdasarkan metode Vancouver. Secara
keseluruhan penjelasan diberikan secara logis dan masuk
akal.
8. Apakah hasil penelitian Ya, hasil penelitian ini penting. Hasil penelitian ini dapat
penting? digunakan sebagai dasar pilihan terapi medikamentosa pada
BPH derajat sedang hingga berat yang memiliki kontra
indikasi untuk dilakukan tindakan operatif.
Applicability/ seberapa aplikatif penelitian ini
9. Apakah penelitian ini Ya, penelitian ini bernilai tinggi dan aplikatif pada populasi
bernilai tinggi terhadap Indonesia. Prevalensi BPH dengan LUTS cukup tinggi,
populasi kita? yaitu 70% pada laki-laki berusia > 60 tahun dan silodosin
saat ini sudah tersedia di Indonesia. Pada usia lanjut, sering
dijumpai kondisi yang non-operable untuk dilakukan
operasi prostat, sehingga terapi medikamentosa yang efektif
bisa menjadi pilihan utama pada konsisi ini.

You might also like