You are on page 1of 27
Menimbang Mengingat BUPATI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI BANYUASIN NOMOR (4 TAHUN 2023 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUASIN, : a. bahwa dalam rangka meningkatkan _ efektivitas penerapan Sistem Pengendalian Intern di Pemerintah Kabupaten Banyuasin, diperlukan manajemen risiko guna mendukung pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien serta menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik; b. bahwa berdasarkan pertimbangan __sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Penerapan Manajemen Risiko di Pemerintah Kabupaten Banyuasin. 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara _ Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 418 1); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 6856); Menetapkan 2) 5. Peraturan Bupati Nomor 128 Tahun 2022 tentang Kedudukan Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta. Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Banyuasin (Berita Daerah Kabupaten Banyuasin Tahun 2022 Nomor 128). MEMUTUSKAN : PERATURAN BUPATI — TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN. BABI KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu Peraturan Bupati Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang berdampak negatif terhadap pencapaian sasaran organisasi. 2. Manajemen Risiko adalah budaya, proses dan struktur yang diarahkan untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam pencapaian sasaran organisasi dengan mengelola Risiko pada tingkat yang dapat diterima. 3. Proses Manajemen Risiko adalah penerapan_ kebijakan, prosedur dan praktik manajemen yang bersifat sistematis atas aktivitas komunikasi dan konsultasi, penetapan konteks, identifikasi Risiko, Analis Risiko, Evaluasi Risiko, Penanganan Risiko, serta Pemantauan dan Reviu. 4. Level Risiko adalah tingkatan Risiko dari tingkatan yang paling tinggi sampai dengan tingkatan yang paling rendah yang ditetapkan Pemilik Risiko. 5. Unit Pemilik Risiko yang selanjutnya disingkat UPR adalah unit organisasi yang bertanggung jawab melaksanakan Manajemen Risiko. ©. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut pegawai ASN adalah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan diserahi tugas dalam satu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. 7. Daerah Kabupaten Banyuasin yang selanjutnya disebut sebagai Kabupaten Banyuasin adalah Kabupaten yang mempunyai kekhususan dalam _penyelenggaraan pemerintahan daerah arena kedudukannya sebagai Kabupaten. 8. Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuasin yang selanjutnya disebut sebagai Pemerintah Kabupaten Banyuasin adalah Bupati dan Perangkat Daerah Kabupaten Banyuasin sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Daerah Kabupaten Banyuasin. 3 9. Bupati adalah Kepala Daerah Kabupaten Banyuasin yang jabatannya berkedudukan juga sebagai Wakil Pemerintah di wilayah Kabupaten Banyuasin, 10. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Kabupaten Banyuasin. BABII Bagian Kesatu Tujuan, Manfaat dan Prinsip Manajemen Risiko Pasal 2 a. meningkatkan kemungkinan pencapaian sasaran organisasi dan peningkatan kinerja; b. mendorong manajemen yang proaktif dan antisipatif; c. memberikan dasar yang kuat dalam pengambilan keputusan dan perencanaan; d. meningkatkan efektivitas alokasi dan efisiensi_ penggunaan sumber daya organisasi; e, meningkatkan kepatuhan kepada regulasi; f, meningkatkan kepercayaan para pemangku kepentingan; dan g. meningkatkan ketahanan organisasi. Bagian Kedua Manfaat Manajemen Risiko untuk Pasal 3 a. mengurangi Kejutan (surprises); b. meningkatnya kesempatan memanfaatkan peluang; c. meningkatnya kualitas perencanaan dan meningkatkan pencapaian kinerja; d. meningkatnya hubungan yang baik dengan pemangku kepentingan; e. meningkatnya kualitas pengambilan keputusan; f, meningkatnya rasa aman bagi pimpinan dan seluruh ASN; dan g. meningkatnya akuntabilitas dan tata kelola organisasi. Bagian Ketiga. Prinsip penerapan Manajemen Risiko Pasal 4 berorientasi pada perlindungan dan peningkatan nilai tambah; . terintegrasi dengan proses organisasi secara keseluruhan; bagian dari pengambilan keputusan; . mempertimbangkan unsur ketidakpastian; sistematis, terstruktur dan tepat waktu; didasarkan pada informasi terbaik yang tersedia; pPeeaggp 4 g. disesuaikan dengan keadaan organisasi; h. memperhatikan faktor manusia dan budaya; i, transparan dan inklusif; j. dinamis, berulang dan tanggap terhadap perubahan: dan k, perbaikan terus manerus. BAB II KERANGKA MANAJEMEN RISIKO Bagian Kesatu Wujud Penerapan Manajemen Risiko Pasal 5 (1) Setiap Pimpinan dan ASN Pemerintah Kabupaten Banyuasin harus menerapkan Manajemen Risiko dalam _ setiap pelaksanaan kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran. (2) Penerapan Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan melalui: a. pembentukan struktur Manajemen Risiko; b. pengembangan budaya sadar Risiko; dan cc. penyelenggaraan Proses Manajemen Risiko. Bagian Kedua Struktur Manajemen Risiko Pasal 6 (1) Struktur Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a, terdiri atas: a. Komite Manajemen Risiko; b. Unit Pemilik Risiko (UPR); c. Unit Kepatuhan Internal; dan d. Inspektorat. (2) Komite Manajemen Risiko Sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf, terdiri dari: a. Komite Eksekutif; b. Komite Pelaksana; dan c. Sekretariat Komite. (3) Unit Pemilik Risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri dari a. Pemilik Risiko; b. Koordinator Risiko; dan c. Manajer Risiko. (4) Tugas struktur Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. menetapkan kebijakan penerapan Manajemen Risiko; b, menetapkan petunjuk pelaksanaan Manajemen Risiko; dan 5 c, melakukan pemantauan dan evaluasi__efektivitas penerapan Manajemen Risiko. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan dan rincian tugas struktur Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Bagian Ketiga Budaya Sadar Risiko Pasal 7 (1) Budaya sadar Risiko sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b, harus dikembangkan dalam setiap pelaksanaan kegiatan untuk mencapai sasaran di seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banyuasin. (2) Budaya sadar Risiko diwujudkan melalui pemahaman dan pengelolaan Risiko sebagai bagian dari setiap proses pengambilan keputusan di seluruh tingkatan organisasi. (3) Bentuk pemahaman dan pengelolaan Risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi bagian dari setiap proses pengambilan keputusan di seluruh tingkatan organisasi, berupa: a. komitmen pimpinan untuk mempertimbangkan Risiko dalam setiap pengambilan keputusan; b. komunikasi yang berkelanjutan kepada seluruh jajaran organisasi mengenai pentingnya Manajemen Risiko; c. penghargaan terhadap mereka yang dapat mengelola Risiko dengan baik; dan d. pengintegrasian Manajemen Risiko dalam _ proses organisasi. Bagian Keempat Proses Manajemen Risiko Pasal 8 (1) Penyelenggaraan proses Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf c, melalui tahapan sebagai beriku a. komunikasi dan Konsultasi; b. penetapan Konteks; c. penilaian Risiko yang meliputi Identifikasi Risiko, Analisis Risiko dan Evaluasi Risiko; d. penanganan Risiko; dan e. Pemantauan dan Reviu. (2) Proses Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaksanakan oleh setiap Unit Pemilik Risiko. (3) Proses Manajemen Risiko diterapkan dalam _ siklus berkelanjutan dan mempunyai periode penerapan selama 1 (satu) tahun. (4) Pelaksanaan roses Manajemen Risiko _sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam piagam Manajemen Risiko. 6 (5) Piagam Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan oleh pemilik Risiko paling lambat tanggal 31 Januari tahun berjalan. Pasal 9 Petunjuk teknis pelaksanaan Proses Manajemen__Risiko sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Pasal 10 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang —_mengetahuinya, —_ memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Banyuasin. di Pangkalén Bajai Ditetapkg 8 Prbruan 2023 Diundangkan di Pangkalan Balai la tanggal § februan 2023 -ETARIS DAERAH KABUPATEN BANYUASIN, “SBERITA DAERAH KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2023 NOMOR 13, LAMPIRAN PERATURAN BUPATI BANYUASIN NOMOR (% TAHUN 2023 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROSES MANAJEMEN RISIKO 1. Proses Manajemen Risiko Proses manajemen risiko adalah penerapan kebijakan, prosedur, dan praktik manajemen yang bersifat sistematis atas aktivitas komunikasi dan praktik manajemen yang bersifat sistematis atas aktivitas komunikasi dan konsultasi, penetapan konteks, identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, penanganan risiko, serta pemantauan dan reviu, proses manajemen risiko dilakukan oleh seluruh jajaran manajemen dan segenap ASN di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyuasin. Keterikatan antar tahapan proses manajemen risiko dapat digambarkan sebagai berikut; i = 5 A. Komunikasi dan Konsultasi Bentuk komunikasi dan konsultasi antara lain: a, Rapat berkala; b. Rapat insidental; ¢. Focused group discussion; dan 4. Forum Manajer Risiko Pelaksanaan komunikasi dan konsultasi merupakan tanggung jawab koordinator risiko pada masing-masing Unit Pemilik Risiko. B. Penetapan Konteks 1. Tahapan penetapan konteks meliputi: a. Menentukan ruang lingkup dan periode penerapan Manajemen tugas dan fungsi unit terkait. 1) Ruang lingkup penerapan manajemen risiko yang berisi tugas dan fungsi unit terkait; 2) Periode penerapan manajemen Risiko berisi tahun penerapan Manajemen Risiko tersebut. Menetapkan sasaran organisasi Penetapan sasaran organisasi dilakukan berdasarkan sasaran strategis yang tertuang dalam Rencana Strategis, dan Rencana Kerja serta dokumen perencanaan strategis lainya, termasuk kegiatan Strategis daerah. Menetapkan struktur UPR Struktur Unit Pemilik Risiko mengacu pada struktur Unit Pemilik Risiko yang berlaku di lingkungan pemerintah Kabupaten Banyuasin. Menidentifikasi stakeholder Identifikasi stakeholder diperlukan untuk memahami pihak-pihak yang berinteraksi dengan organisasi dalam pencapaian sasaran. Hal yang perlu dituangkan dalam identifikasi stakeholder meliputi siapa saja stakeholder unit dan hubungan organisasi dengan stakeholder Tersebut. Mengidentifikasi peraturan perundang-undangan yang terkait identifikasi peraturan perundang-undangan diperlukan untuk memahami kewenangan, tanggung jawab, tugas dan fungsi, kewajiban hukum yang harus dilaksanakan oleh organisasi beserta konsekuensinya. Menetapkan Kategori Risiko Kategori Risiko diperlukan untuk menjamin agar proses identifikasi, analis, dan evaluasi risiko dilakukan secara komprehensif. Penentuan kategori risiko didasarkan pada penyebab risiko. Kategori risiko dilingkungan _pemerintah Kabupaten Banyuasin meliputi: ‘ategori Risiko| Keterangan Risiko Fiskal | Risiko disebabkan oleh segala sesuatu yang dapat menimbulkan tekanan fiskal terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), baik yang 3 berasal dari deviasi APBD maupun kewajiban kontinjensi Pemerintah Kabupaten Banyuasin atau sumber risiko fiskal sebagaimana dinyatakan dalam Nota Kesepahaman. Risiko Risiko yang disebabkan oleh adanya penetapan Kebijakan kebijakan organisasi atau kebijakan dari internal | maupun eksternal organisasi yang berdampak langsung terhadap organisasi. | Risiko Risiko yang disebabkan organisasi atau pihak epatuhan ekternal tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. IRisiko Legal Risiko yang disebabkan oleh adanya tuntutan | hukum kepada organisasi. Risijo Fraud | Risiko yang disebabkan oleh kecurangan yang disengaja oleh pihak internal yang merugikan | keuangan daerah. Risiko Refutasi) Risiko yang disebabkan oleh menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan eksternal yang bersumber dari persepsi dari persepsi negatif terhadap organisasi. isiko Risiko yang disebabkan oleh: Fee a. Ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia dan kegagalan sistem. b. Adanya —ikejadian —eksternal_ «yang | mempengaruhi operasional organisasi. | . Menetapkan Kriterian Risiko Kriteria Risiko disusun pada awal penerapan Proses Manajemen Risiko dan harus ditinjau ulang secara berkala, serta disesuaikan dengan perubahan kondisi organisasi. Kriteria Risiko mencakup Kriteria Kemungkinan terjadinya Risiko dan Kriteria Dampak, dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Kriteria Kemungkinan terjadinya Risiko likelihood) a) Kriteria Kemungkinan terjadinya Risiko (likelihood) dapat menggunakan pendekatan statistik (probability), frekuensi kejadian per satuan waktu (hari, spinggu, bulan, tahun ) atau dengan expert judgement. inndyau ‘yepuoso) eBBury 133uNJ9} oqoq PyTTUIOUT Suek yedurep vase ueysesepsoq ‘ulsendueg uoydnqey yejuroweg uesunysuy 1p yedepiay Buek yedurep wary (e tpefsay uPFunut Zuwé os suo! uvBuEp rensas yedurep vare edeseqeq urerep Isexyisepyp yedep yedureq enayy (seouanbasuoo) sedureq Buoy (Z “uexnquaHIp yedep yepn ysemndod eyqede ueyeunsip yerume (Z) “ngasia} UByeIBay seIE seal Bue jsemdod yedepiay vpqede uexeunsip aseyuasieg (1) ‘qnyyiog peBeqos ueuequipsod ueBuop o¥!sTA, sywad ysjo ueynyuayp ueUBunuy euayTy UeeUNsBuaq (p nye T reTEp Hes | (¢) petro, ZI < ‘Buysas yeBueg | 0g %607| (+) TPEfray, SuTIAG UNYes T UTETEP Tea 6 P's 9 :‘Bures dnyng %0Z 5 X > %O0T | (¢) Pele, Suepey une T WreTep Tes, S ps Tey Z Bueree %OT SX > %S | (Z) pela Suerer unye} | weep (1) wefe, Wey Z > Suerel yeBueg %SSX, —_HepKL stdureyy aporrad apoued T Tureep edurpefio,, | urepep edurpetioy, | ueupunuray ueupunuay eureun ey ToT ysuonyoay yerume asejuosi0d UeUTsuNWey eLOyLTY sulsendueg uayednqey yequpeutag ueBunyZuy 1p oy!srY BAUIpeliay UeUPABUNUTEy BLOIDy [avr] (9 sunyei (nies) T weep edurpefion ueupjiunurey jsuanyjey yepumf wep unye} (nyes) | urerep ruederp Sued yun /IsyesuBT /UByEIsay see asejuasied = ueysesepreq = mye ueupBuNuTOy, uenjuauad yoy enp epy “unye) (mes) | aporod weep jx ‘Nya uenyes sod uerpefoy ueyexepuod ueyeuna3uaw = ulsenfueg = uayednqey = yeyusouteg ueguny8url 1p om!sRY eAuIpefion Buenjad uenjuousg (q b sINyLIOq TeBeqos uexde}oyp OmsRY yNWed Wun depos Weq yedureq wyoWy [oT (q vesuurey vfroury undnere efioury yexuoy urerep ueydejoup Sued vlroury 1816) wXuredeosa) yepn ednuaq oysrY yedureq vfroury weunimuag (9) ‘uisentueg uayednqey yeiurouteg ueydejayp Buek ueuedy] Jepueys pep ueBuedus ednioq oxssry yedureq Jsesueai0 ueuede] depeysay uensaueD (c) ‘ueseulpay sen) uevuesyEjad wefep NSV MueTeIp Sued jeyuour uep yIsy UeNSBues ednioq omsry yedureq efray ueexeyaoay (+) ‘IsestueBIQ, ney NSV inyBueduow yreq weppeBued ip wrexsad sere ueyynyelip Suk ueunsny edruog ox!sry yedureq amensrurupe neye/uep ‘eyepsad “euepid isyueg (¢) ‘unmuout yeyeredsew ueeAvosodoy — yeyBu)—ueyqeqaAuaUr Buek ursendueg ueyednqey yejuyoweg = emeqin / xreq / eureu / exo eAuesns edniog ox:sry yedureq qseindoy ueunmuag (Z) ‘uexyprpuad eueses uep eueseseid ueereyyouied uese33ue depeyso) uexpipuag seurq ‘ueref ueunSuequiad uer83ue depeyso, sueny BIBL Nd SeUIC ‘o[x!P Bued yesoep yosse depeysoy yered sy ueYE[O|eBueq uepeg ‘yelsep xefed 30812) depeysay yesovg ueyedepueg uepeg eAuTesTUT nqesia1 yun Ya[o vlojaIP Bue yosse/ueseBBue ep asejuasied uexsesepioq yedurep wemynBuog Pres UON “HE syedureq Bray fq) urepep wuEUTTEBEqas yennur eyue uexzesepsoq yedurep wesmynBuog pneay ‘t : ueBuap anynip Bued pnoufuow wep pnouf Yalo uexqeqasip Sues Suwreq uep ‘uegifemay “eBreyz9q yes Buen esejes wep Buen ynjueq urETep >Teq YEIIep uesenjSued ueyequres yeruml ednieq oxisry yedureq yesvep uesuenay uegag (1) s ynyPIEq joqei euEUITEBEQas UIseNtueg UdTednqey YeyuHowed uesunysuy IP OF!sTY [oy] Up oy!sry Isieuy SHEN (> *([oa9]) UeyexBUN epeys (eu) ¢ UeYeUNSBusU Buyseur-Burseur O!STY seas, uep ‘yedurep yeast ‘omfsry eAUIpefion ueUPBunuIy oat ( omyspi [2ao7 uexMuoUoUE MIU OFISR] ISHBUY SYLNBWN WreTEP UBATOTEEP Ox!sTY Ueresaq ueBuENUad (Z omisry wereseq weynfunuaur ueupysunwey joao] wep yedurep joao] erejue jseUIqUIOY (T OISRY [9491] Uep OFISHY SIsTeUY SHWTEW UExde}oUIW “Y ESuT %WSL> X | MOB > X5%SL %NE > ¥ 5 %OB_ | %SE > X 5 %O06 %S6 2X Seer eney weney | occ weuese, | uemey ueuese, | uepey uouesey yeuorserado. jeuowsezado jeuorsezado. jeuorsesado | wetrey ueueAey uewe sey wet | met wep 90g “uet Eep | ‘uref Ep jeuoysesodo doped, wepyosex| >x s%ce| sex sect | era ses | umfuepoe>x| wena yerq | rewow wep | @uepes jew | ueduy jeyuou vhiay uepemey | sy erepaa | _uep wIsy esapag | wep wISy eIepag | _sppsd ueuouy uwexEpD204 [nedng em | exis Sued “pedng | yeqefad neve yerepe “IT uopsa qeinaiay, | wqelod yeepe : yeni, ‘exejos | gmensrmpy | gnensrermpy| Bue zequfod WOOI < WOOTS| — Teye ‘yemeqoy aypensturapy | seyepreg sereprag | 1] wojesa yeqelod neye/uep | umyei g < unger ss | yerepe weitnaiay ‘erepied eUEP Id PeUeP Ed gHensturapy S - | eueprd ores. (g Pres) sip 5x > St'p mesoqas (sees) uuesey s5e>s'b (G vrens) bs x (eres) vunsiéed | sesaqas ueuesey > S‘¢ Teseqas: StpsxX>b uesenday, euns3uad (¢ | weuesey | sesoqas weueser TAAL + uesenday, vreys)s'es | eunBuad ‘vunitued | -szeq soiseau exit, « weuede] | — uesenday uesenday | 1/.epjoyayeis req eunaiued | yeysur] 6 yeyguy,, «| ueekeordey yeBues 10189 uesendey | yepuos Buepas 2038 yexaeny «| auy/zprouoqes wri, 4 soxsoart_oam/ somone ote ‘ureseosaday, yepuar | 1/sployayes: uevdvoreday, ysesTueBi0 34 yeysur], © qedues | uwekvoseday reysury, «| sms) /(uem | -oT 5 sesrtesio sowsaauy | wy8ur, «| eqopessemr | seruaums{oprp ay srmai /( ] | euoseusayur | epow yp ueBau yedep) | exysequaumojop seproyqess | wep euoseu | ueeitioquiog «| uesy SunsBuey “p yedep) u | esseu vpour Tes0s viwoas | unsy Sumsiuey veseorndey | spameou | epounp muesou ueqnpy | emoos ueqnyoy wemdoy yey, | weewioqueg «| uweilioquiod 4 yeep «| werume «| weunmuad Trutied oT Trutied Titied . prea Waredot< | 5x quod 1 | s1x>puned yo | x> quod too | PPT TO'OS® [Peo = Ways ered WIadex | semper dy reson mesg) eqe a (») (©) () ) Co | seme qeaueg ETT sempow sou mEDTUAIS TPH, syeeFane TA syeduneq way sInyLOq TeBeqas ‘oyIsE UoWAafeuURW SyaIUOY ITNULIOY weep uexBuenap o¥IsR] uouiofeueW sxoiuoy uedeioued uedeyeL -z oy|sty UeeUTLaueg wary spetiay Bueses euryBunwy 280) om seg newer sxs oye screwy SnaeN sanspiaq fedeqas ueyrequresip {q) juny wep (e) many eped pnsxeunp euewTEseges oy!sPY BIEI9g (9 -ekuoyyspy [aaa] Ue_UTMUEU yNyUN juesueyp snsey 188uy yeBues eBBury Buepes yoroy uesuap owsr (q ‘omjsu jseBnu sasod ueynaepp nized 37epA uep euoup yedep yepuar yeBues uep Yyepuos jag] eped owsry (e canyL1eq reseqas uen}Ua10x, nyepeq ONISY HOHey denas ynjun oy!sry vso[ag uedeiuag (Z “oxisry eLay eped ueyguenyp euewreseqas ‘euoyp yedep Sued ox!sty yedurep uep vAuIpefioy ueUP(ZuNWIEy Joao, MEINUENY ueesoq URSEIEG THEA ‘os [sues9[o) uenjusuad wefep sesep Ipefueut oy!sA BIe[9S (T oxsa Bisjeg uexdeiouayN oy[sag SISHBUY SLEW L 8 Konteks Manajemen Risiko Unit Organisasi __: < isi dengan nama UPR > Lingkup Penerapan _: < isi dengan tugas dan fungsi UPR > Periode Penerapan _: < isi dengan tahun penerapan profil risiko > Sasaran Organisasi Daftar Sasaran Keterangan isi dengan nama sasaran >| < isi dengan penjelasan singkat tentang sasaran > 2. Struktur Organisasi Penerapan Manajemen Risiko Pemilik Risiko Coordinator Risiko Manajer Risiko 3. Daftar Pemangku Kepentingan (Stakeholder) No. Daftar Sasaran ‘keterangan 1. |< isi dengan nama dst. 4. Daftar Peraturan Perundang-Undangan yang terkait: [No Daftar Sasaran iketerangan (1. |< isi dengan nama tersebut> ist. 5. Kriteria Risiko A. Kriteria Kemungkinan LEVEL KEMUNGKINAN Kketerangan 1._] Hamper Tidak Terjadi | 2._| Jarang Terjadi | (5. [ Hamper Pasti terjadi B._Kriteria Dampak | LEVEL DAMPAK Keterangan T,__| Tidak Signifikan [2—TMinor S.__| Sangat Sigaifikan 6. Matriks Analisis Risiko dan Level Risiko 7. Selera Risiko C. Penilaian Risiko 1. Identifikasi Risiko a. Tahapan Identifikasi Risiko meliputi: 1) Memahami Sasaran Organisasi Sasaran organisasi meliputi sasaran strategis UPR dan sasaran lainnya yang mengacu pada dokumen perencanaan Pemerintah Kabupaten Banyuasin, diantaranya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RKPD), Rencana Strategis (Renstra), dan Kegiatan Strategis Daerah. 9 2) Mengidentifikasi kejadian Risiko (risk event] Kejadian Risiko dapat berupa kesalahan atau kegagalan yang mungkin terjadi pada tiap proses bisnis, pelaksanaan inisiatif strategis, atau factor-faktor yang mempengaruhi pencapaian sasaran organisasi. Kejadian Risiko dilakukan dengan memperhatikan Risiko yang terjadi pada tahun sebelumnya sebagaimana tercatat dalam loss event database (LED). Format LED sebagaimana tercantum dalam huruf E angka 2 huruf b angka 2 huruf c}. 3) Mencari Penyebab Berdasarkan risiko yang telah didentifikasi, dilakukan identifikasi akar masalah yang menyebabkannya. Pemahaman mengenai akar masalah akan membantu menemukan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengenai Risiko. Metode yang dapat digunakan misalnya fishbone diagram. 4) Menentukan Dampak Berdasarkan Risiko dilakukan identifikasi dampak negatif yang mungkin terjadi. Dampak merupakan akibat langsung yang timbul dirasakan setelah Risiko terjadi. Apabila dampak yang paling besar pengaruhnya terhadap pencapaian sasaran. Penentuan area dampak mengacu pada Kriteria Dampak. 5) Menentukan Kategori Risiko Berdasarkan Risiko yang telah diidentifikasi, ditetapkan Kategori Risiko. Setiap Unit Pemilik Risiko wajib memiliki Kategori Risiko. b. Tahapan identifikasi Risiko dituangkan pada Formulir Profil dan Peta Risiko, sebagai berikut: Formulir Profil dan Peta Risiko Unit Organisasi : < isi dengan nama unit pemilik Risiko > Periode Penerapan __: < isi dengan tahun penerapan Profil Risiko > A._ Profil Risiko — i Siem —iemuagian | — Dama ey Sareea | Bit Tago] enti PS [Pa T 1 pear] Prmctnd “ean "RR wo | Kaan | peyetab| Damp | Rito | yang” | vee] FORMYL vt eh Roto] io] Feu =a —|— at — Fa — ar — Ft gaat — Fat — parfait | a ogo | feng fanaa fesgaa ficngn fan" Perg|cengmn feron|ionan fene| dengan [acon | deapo| nana” | fame’ ferctan fompek fg femtan, [lain EON tu so" |paten [Sic] Yodan ‘Siem | Rieten stata FaRe™ FG Borin ftoe|sennt Kampen P= [Baise Tac pater’ babe Persian fupoes fue" P re | [eres je i fone a — e ee cn aie Feene Some penta ier fen] Soe Bios | See | ("| Keterangan: LK: Level Kemungkinan; LD: Level Dampak; LR: Level Risiko 10 B, Peta Risiko Matriks Analisis Risiko 5x5 acco =f wre i pee mem Hampi Tidak terjadi Keterangan: of Menunjukan Urutan Risiko 2. Analisis Risiko a. Tahapan Analisis Risiko meliputi: 1) Menginventarisasi sistem pengendalian intern yang telah dilaksanakan. a) Sistem pengendalian intern mencakup perangkat manajemen yang dapat menurunkan tingkat kerawanan atau Level Risiko dalam rangka pencapaian sasaran Organisasi. Sistem pengendalian intern yang efektif bertujuan untuk mengurangi level kemungkinan terjadinya Risiko atau level dampak. b) Sistem pengendalian intern dapat berupa standard Operating Procedure (SOP), pengawasan melekat, reviu berjenjang, regulasi, dan pemantauan rutin yang dilaksanakan terkait Risiko tersebut. 2) Mengestimasi level kemungkinan Risiko a) Estimasi level kemungkinan Risiko dilakukan dengan mengukur peluang terjadinya Risiko dalam satu tahun setelah mempertimbangkan sistem —_pengendalian intern yang dilaksanakan dan berbagai faktor atau isu terkait Risiko tersebut. Estimasi juga dapat dilakukan berdasarkan analisis atas data Risiko yang terjadi pada tahun sebelumnya sebagaimana dituangkan dalam LED. b) Level kemungkinan Risiko ditentukan dengan membandingkan nilaiestimasi kemungkinan Risiko dengan __Kriteria Kemungkinan Risiko. osr] sviopd wyeur wures Suek xedurep ware uep uezesaq PUwour Buk omsRy nyes wep Iga] Yedepiay yIseur epqedy (9 cyedureq eyoy Tenses yepusssy essuTY (S8upI0) Sued wep yedurep ware wenn uexesepiag wexnjuayp o[srY serLIoLd eyeUr eUTES Bued oM!sTY uezesoq PyTweu Sued oy!sry nyes wep yrqe, yedepsay epqedy (q ‘W8uN Buyped seyoyd yedepuow /B8upJ0) oy!sY Wesesag (e ruenquaqay ueSuep o¥IsRy ueresoq UByesepi9q O¥!sIY SeIOLd uNsNAUIW (T :nndyaw omysry isenqeaa uedeyey, “e omsry isenqeag “€ “OMISR Bie UBP [Ord NUOY wped uLySuENp ospy sisyeuy uedeyeL q OMISRY HoBayey Jad neye omjsry sod unsnsip yedep omspr vlad ‘snisayey uresBerp nyens vdnioq yoyo yengas weep oxIsRI YTNIEs 1s}sod uexsdpysopuout Buek omsry isipuoy uesequred ueyedniow oysRy Bled OMISRI Bled UNsNAUaN (¢ “(1) Wepuas yesues ‘(2) yepuar ‘(¢) Suepas “(p) Fup “(¢) 88un Tesues ndyour Suek OMISTA [977] Ya[oradYp “Ingas.e} oy[sTA UBE}oUIEd UexesepIog (q “ouIsRy SISHeUy STEW WreTep UesNUINs UexeUNEBuoW UeBUap OMISRI yedurep jaady uep ueuDYSunWay [aaa] UBxIseUTqUIOZUaUT uezusp ueyNIUEp O!SRY [Pax] UeP ONISRY Ueresag (B O¥ISRI [0497] Uwp OF!SRY UBTESag UENMIUIUAW (b ‘oy[sry yedureq epay weBuap ox!sty yedurep rseumso equ uexBurpuequieur ueFuep uexNIUENp oy!srY yedurep [9097 (q “aa’] weep uexBuenyp eueUTeBeqas eAUUMjaqas UNYe} eped ipefiar Bued oy!sRY wIEP sve sisyTeUR UEAATeSepIog UBATTEEP yedep vBnf isewsg “INgasso} OFISRY Wexler Ns} neye s1OPTEE re8eqieq uep uByeuesyEP Fuek wroyur ueepuasiuad wirs|s ueySuequiraduau yepis unYye nyes urefep Ipefiay ox!sTy vyqede uexqeqestp Suek yedurep myn8uaur ueSuep ue_NTEED omIsRi sedurep joao] Fseumsg “INqessa) oysry sedurep ueBuop ueagjar Sued yeduep vere ueynquoNp ‘oysRI IsexyNUOpY deye) eped isexynuapnp yea) Bued oxsr yedurep ueysesepiog (eB omisri edureq joao seumsoBuew (¢ It renqede jiqurerp rur isdo “Ingasi9} oy!sRy UeySuEpYsuoU ynjUN wByeBay neye/uep uBseses UByBUElYSUOUL/YyeqnBuoUE ueSuop omsry— ueueBueuad = myed‘omsRy — epuTyBuaW (Pp ‘O¥ISTA wad ueseye yoyo mfnyasrp tur sdo ueeUNBBuag (9 uep ‘mfeyi9q Buvk uenjusjey Fenses yngesio, oM!sRI weAYTEBUaU sasosg (q Angasio} weyeIBoy Sere OM!STY [oA] TUREYeUTOUE wep INgasie) [BY yey9} suayedwoY PyNUOUT Ingesso) Ure] FeUIE (e “Tey wrepep qqurerp jr 1sdo “ekuure] seyua/isuesur oy ‘eduedurep neye/uep qeqakuad y7eq ‘omsry ynimjas neye ueeqas ueyyepururU uesusp omfsry | ueBueBueued = myeA ‘OMS UeUTTEBUON (e “ipefiay Nyy o!sRI BANAx yedurep uemBuour ndurew ydA rey urerep pqurerp yedep rut isdo ‘[09y uPyeulas véuyedurep se8e rpefioy oy!sry wnigede oxisry yedurep depeysoy ueuesueued nes ‘ommsry eXurpefioy yedurep ueyunmuay (z “Ad A TeusoyUuT Hepuoy wreyep Bpeeq yNgesie} o¥sLI qeqoXuad yey weTep qurerp yedep tur isdO "Toy upfewes ows eAupefiay Buenjed reBe o¥ss1 qeqadued depeyioy ueuesueued nek ‘ox[st eduIpefiay ueUpunuIEy BuemBueyy (1 rednaoq redep oxfsry weueBueuod isdo ‘ueyuepefip ueye Sued oy[sry ueueBueued isdo yyy e ‘nndyaw oxsy ueueSueuad uedeyey, *T omjspy weueBueuag “a “OITA Blad Wep [ord NWe0y vped ueyBuENUP oysrY Isenqesd uRdeyRY “q syresuey1p nyad yepn ingasia} om[SRI eAEUE ‘om[SRY UeeUTTOUEd Bare eped epesq O¥[SRY [a7 BHI “wurEIN Ox!sTY UeBuap yngestp ruesueyp nyed uep ox[sry ueeuouad ease sen] Ip epesoq Bud o¥!sy wurein oxisry uexniuaueW (Z “oMISTY Hfured uesuequijied ueysesepsaq UBYN Warp OF!SRA sejyoud eyeur vues Sues poRaey uep Sfedurep ware ‘uBsesaq Pywow Bued oysRI Maes Lep Yigal yedepio) yJseur epqedy (p “oxlsty WoHayey Tenses yepuasoy eBBury 188uns0) Sued oysRY WOFoIey ue; uByFesepIoq UEHNIUONP aI uep ‘oy[s}r weueBueued ueyeHBay seyuoUIa[du pemper (p fueydeyoup Yeo} Sued jndyno rensas jnenuENy JRE (9 Snqasia} uByeIBay suze Uexdeseyrp Bueé nding (q squidip Buek ueuvSueuad jsdo ueyresepioq ueyeBoy uedeye) wep ueTeHoy (e HNyLOq IseuULO;UT FeNUIAUT SNTeY INqasia} ISsxE BULOUTY (E ‘IsesyueBo (Seq UexLoqrp Bues yequre} yey neye jeyjuEUT Uep vALIG UEyBUEquITedwouT ox[s}1 WeUEBUEUDd [se vuvouar ueYyTTMeG “Nyeq Buek oy[s1 ueueBueuad sxe ueouar uedejoued ueynpadip exyeur oy[sry jaao] ueyUNIMUsUT yedep yep ueyeuesyerp yejo) Buek omsy ueueBueuad Tey weed ‘ueyeuesyenp yepns Buek wor uerepuaBuad ueyedniow ueynq omjsry ueueBueuad isye = eueouay (Zz, “nqasi9} IsestueBr0 yun eped uexde}ayp Buek uep Bun ye] Suk jseesrweZ yun wep ueyunsMp Buek oms ueueFueuad sxe euvouar seye IpIa) ONISRI ueueSueusg Isye BUROUDY ‘OMISR] UeUeBUEUAd Jsye eUROUDT unsnsip ‘ymidip yer) Sued o[sry UeueBuEUd jsdo uexseseps9g (1 omjsry ueueBueuag Isyy BueoUaY UNSNAUDW “ Unit Organisasi isi dengan nama Unit Pemilik Risiko> Periode Penerapan _: Penanganen Riles Status a Waktu ‘Outlook Risiko ‘Ai Penanggu | venbetan | Oost | tact | Rente|inpianes | ete | tren | seme | nila yang | dipilih> Giharapk | pelaksan | an, an setiap | ng jawab beaaran perla anata | aan rencana | kegiatan> | atas risiko dan enangan Keegiatan | Kegiatan | penangan pelaksana level risiko> an sesuai tersebut>| tersebut> | an risiko> an formulir rencana profil dan penangen ree an> 17 Formulir Laporan Pemantauan Tahunan. Unit Organisasi _: Periode Penerapan : A. Penilaian Efektifitas Penanganan ani Risilco = Devisi7 seremisio | Residuar | MvelRisiko | ten Ristko Rekomendasi Prioritas cui Harapan Kesenjangan | Risiko LK | LD | LR} LK/LD|LR| LK} LD LR ~ pada kan Fisiko actual || level risiko | Peningkatan | periode samial formulir sesuai setelah rencana || dari level tiation | beriicatnya> Hee, || proftdan || | tormutir enanganan || Sebetumnya | S@tiharapan a peta penange risiko dengan | dene” Prof a || so na @ijalankan> || 4en@@n | crual> | risiko> TT 1 [1 Keterangan : LK: Level Kemungkinan; LD: Level Dampak; LR: Level Risiko B, Peta Hasil Penanganan Matriks Analsss Riko 5x5 Hamoit Pasti tetjadi Hampir Tidak terjadi | sues 18 3) Periode dan penanggung jawab pelaksanaan pemantaun di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyuasin sebagaimana table berikut: Periode Pelaksenaan Pemantauan No] Tingkat | Periode | Peserta rapat Penangguang | Pemantaun Jawab | 1. | Komite |Triwulan | Komite Manajemen _ | Ketua Komite | Risiko dan seluruh Pelaksanaan Pemilik Risiko 2.| UPR |Triwulan] Pemilik Risiko para Koordinator Pejabat Administrator, Risiko dan para Pejabat Pengawas c. Reviu Reviu dilakukan terhadap implementasi Manajemen Risiko. Reviu ini bertujuan melihat kesesuaian pelaksanaan dan output seluruh Proses Manajemen Risiko dengan ketentuan yang berlaku. Reviu ini dilaksanakan oleh Inspektorat. d. Audit Manajemen Risiko Audit Manajemen Risiko dilakukan oleh Inspektorat sebagai aparat pengawas intern Pemerintah Kabupaten Banyuasin. Audit meliputi kepatuhan terhadap ketentuan Manajemen Risiko di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyuasin dan meninjau efektivitas serta kesesuaian perlakuan Risiko yang ada. 2. Dokumen Manajemen Risiko a. Piagam Manajemen Risiko 1) Dokumen ini merupakan pernyataan pemilik risiko dalam melaksanakan manajemen risiko yang dilampiri dengan formulir konteks manajemen risiko, formulir profil dan peta risiko, dan formulir penanganan risiko. 2) Format piagam manajemen risiko sebagai berikut: 19 Format Piagam Manajemen Risiko PIAGAM MANAJEMEN RISIKO ..-sisi dengan nama unit pemilik Risiko> ‘TAHUN.... Dalam rangka pencapaian sasaran pada unit... ..., saya menyatakan: 1. Piagam Manajemen Risiko ini merupakan hasil penuangan pelaksanaan Proses Manajemen Risiko yang meliputi konteks Manajemen Risiko, Profil dan Peta Risiko, serta rencana penanganan Risiko. 2. Pelaksanaan proses tersebut telah dilakukan dengan melibatkan | seluruh jajaran dalam unit organisasi yang saya pimpinan sesuai dengan ketentuan terkait penerapan Manajemen Risiko yang berlaku di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyuasin. 3. Rencana penanganan Risiko yang dituangkan dalam piagam ini akan dilaksanakan oleh seluruh jajaran dalam unit organisasi yang saya pimpin, 4. Untuk mengingatkan efektivitas penerapan Manajemen Risiko, akan dilakukan pemantauan dan reviu secara berkala dengan melibatkan seluruh jajeran dalam unit organisasi yang saya pimpin. tanggal penetapan. Ditetapkan oleh: b. Laporan Manajemen Risiko 1) Laporan Manajemen Risiko merupakan dokumen yang menyajikan informasi terkait pengelolaan Risiko kepada pemangku kepentingan. Informasi tersebut berguna sebagai bahan pertimbangan dan data dukung dalam pengambilan keputusan serta umpan balik terhadap pelaksanaan Manajemen Risiko. 2) 20 Bentuk-bentuk laporan Manajemen Risiko meliputi: a) Laporan Pemantaun Laporan ini terdiri atas laporan pemantauan triwulan (Formulir laporan pemantauan triwulan) dan laporan Pemantauan tahunan (Formulir laporan pemantauan tahunan). b) Laporan Manajemen Risiko insidentil (1) Laporan ini disusun apabila: (a) Terdapat kondisi abnormal yang perlu dilaporkan segera kepada pimpinan untuk memberikan masukan mengenai rencana kontinjensi; (b) Terdapat permintaan dari pimpinan —_ untuk memberikan masukan berdasarkan analisis dalam pengambilan suatu keputusan atau kebijakan tertentu. (2) Bentuk dan misi laporan Manajemen Risiko Insidental disesuaikan dengan karakteristik, sifat, dan kondisi yang melatarbelakanginya. ¢) Loss Event Database (LED) (1) LED merupakan dokumen yang berisi catatan risiko yang terjadi pada tahun berjalan baik yang telah diidentifikasi dalam profil Risiko maupun tidak, (2) Informasi yang dimuat meliputi Risiko yang. terjadi, dampak yang ditimbulkan dan upaya yang telah dilakukan. LED diperbaharui setiap munculnya kejadian dan dituangkan dalam format sebagai berikut: Tanggal | Uraian [Waktu |Lokasi [Analisis | Deskripsi[Rincian condisi Pencatatan| Peristiwa | terjadinya|kejadian [penyebab | Dampak |Penanganan{etelah / Events Penanganan| —|risiko | risiko> |risiko _risiko —|risiko yang ilakukan yang tersebut> ltersebut> | tersebut> jdi > jpenanganan terjadi> ersebut> ai c. Mekanisme penyampaian dokumen Manajemen Risiko sebagaimana tabel berikut: Tingkat | Periode Penyampaian Keterangan Komite |* Laporan Piagam Manajemen | Laporan disampaikan | Risiko: 31 Januari | |* Laporan pemantauan: triwulanan dan tahunan oleh Ketua Komite Pelaksanaan Kepada Bupati. UPR Laporan disampaikan oleh Pemilik Risiko kepada Ketua Komite

You might also like