You are on page 1of 15

20 Haerudin, Et.al.

Analisis Yuridis Perusahaan Outsourcing

ANALISIS YURIDIS KEBERADAAN PERUSAHAAN OUTSOURCING


DAN HAK PEKERJA TERKAIT SISTEM KONTRAK
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003

JURIDICAL ANALYSIS BETWEEN OUTSOURCING COMPANIES AND WORKER’S


RIGHTS RELATED TO THE SYSTEM CONTRACT UNDER
THE LAW NUMBER 13 OF 2003

Haerudin, Endeh Suhartini, Magister Hukum Sekolah Pascasarjana,


dan Edy Santoso Universitas Djuanda Bogor.
Korespondensi : Haerudin, Telp.
e-mail : haerudin@mum.id

Jurnal Abstract : The purpose of this study are: 1) To find out and analyze the existence of
Living Law, outsourcing companies in contract system workers. To find out and analyze the
Vol. 13, No. granting of rights for workers related to the contract system based on Law No. 13 of
1,
2003 concerning Labor. The research method used in this study is a normative
2021
hlm. 20-34 juridical study that takes a qualitative approach that looks at and analyzes the legal
norms in existing legislation and sociological research as supplementary data as
primary data. The results of this study are: 1) The existence of outsourcing companies
in contra system workers, in terms of employment relations between workers and
outsourcing companies is based on a Specific Time Work Agreement, then the work
agreement must require the transfer of the protection of the rights of workers whose
objects of work remain, even though there is a change of companies that carry out
part of the work of other companies or companies providing workers' services. 2) The
granting of rights for workers related to the contract system based on Law Number
13 of 2003, there are still outsourced workers who are not registered with Jamsostek,
so the legal protection of health and safety for outsourced workers is not
implemented.

Keywords : Labor Law; Outsourcing Company; Work Agreement.

Abstrak : Tujuan penelitian ini yaitu: 1) Untuk mengetahui dan menganalisis


keberadaan perusahaan alih daya (outsourcing) dalam pekerja sistem kontrak.
Untuk mengetahui dan menganalisis pemberian hak bagi pekerja terkait sistem
kontrak berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian yuridis normatif yang melakukan pendekatan kualitatif yang melihat dan
menganalisis norma-norma hukum dalam peraturan perundang-undangan yang
ada dan penelitian sosiologis merupakan data pelengkap sebagai data primer. Hasil
dari penelitian ini yaitu: 1) Keberadaan perusahaan outsourcing dalam pekerja
sistem kontra, dalam hal hubungan kerja antara pekerja dan perusahaan
outsourcing berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), maka
perjanjian kerja harus mensyaratkan adanya pengalihan perlindungan hak-hak bagi
pekerja yang obyek kerjanya tetap ada, walaupun terjadi pergantian perusahaan
yang melaksanakan sebagian pekerjaan borongan dari perusahaan lain atau
perusahaan penyedia jasa pekerja. 2) Pemberian hak bagi pekerja terkait sistem
kontrak berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan masih ada pekerja outsourcing yang tidak terdaftar dalam
Jamsostek, sehingga perlindungan hukum terhadap kesehatan dan keselamatan
bagi pekerja outsourcing tersebut tidak terlaksana.

Kata Kunci : Hukum Ketenagakerjaan; Perusahaan Outsourcing; Perjanjian Kerja.


Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 13 Nomor 1, Januari 2021 21

PENDAHULUAN bagi tenaga kerja dengan sistem ini. Selain


itu dalam sistem alih daya masih dianggap
Perkembangan di bidang ekonomi rawan sekali terjadinya penyimpangan
semakin maju dengan adanya globalisasi dengan melanggar hak asasii manusia
di berbagai sektor, maka timbullah tenaga kerja.
industri-industri perusahaan di Indonesia Untuk mencegah adanya pelanggaran
semakin meningkat, baik perusahaan hak asasi manusia dalam sistem alih daya
nasional maupun asing. Dengan ini pemerintah memberikan perlindungan
meningkatnya dunia industri usaha hukum terhadap para tenaga kerja dengan
menuntut persaingan usaha yang sangat sistem alih daya (kontrak).
ketat saat ini, maka perusahaan dituntut Hukum ketenagakerjaan adalah
untuk berusaha meningkatkan kinerja himpunan peraturan, baikk tertulis
usahanya melalui pengelolaan organisasi maupun tidak tertulis, yang berkenaan
yang efektif dan efisien. dengan suatu kejadian di manaa seseorang
Agar tujuan-tujuan mereka dapat bekerjaa pada orang lain, dengan
tercapai maka perusahaan hanya akan menerima upah. Bahwa dari pengertian
memfokuskan diri pada apa yang menjadi tersebut hukum ketenagakerjaan masih
kegiatan utama atau bisnis inti mereka, belum menyeluruh karena masing–masing
sedangkan proses perekrutan, definisi belum menjawab permasalahan
penyeleksian, dan pengadaan tenaga kerja yang ada dalam hukum ketenagakerjaan
diserahkan kepada pihak ketiga. Hal karena ruang lingkup masing-masing
semacam itulah yang dinamakan dengan definisi masih terbatas.2
istilah alih daya (outsourcing). Muhammad Fajrin di sini berpendapat
Negara Indonesia seharusnya jangan bahwa pentingnya perlindungan bagi
ketinggalan dari negara-negara yangg dari pekerja/buruh biasanya berhadapan
sisi regulasii dan kualitas Sumber Daya dengan kepentingan pengusaha untuk
Manusia (SDM) telah siap. Negara India tetap dapat bertahan dalam menjalankan
misalnya telah menerima limpahan bisnis usahanya.3
alih dayaa dari perusahaan-perusahaan Pelaksanaan pembangunan nasional
besarr seperti Amerika di bidangg berakibat pada berbagai segi kehidupan
informasi teknologi.1 berbangsa dan bernegara, terutama
Alih daya (outsourcing) sendiri berpengaruh pada kehidupan sosial.
merupakan penyerahan pekerjaan tertentu Sebagaimana telah diamanatkan dalam
suatu perusahaan kepada pihak ketiga yang Alinea Keempat Pembukaan UUD Tahun
dilakukan dengan tujuan untuk membagi 1945 bahwa negara bertujuan
resiko dan mengurangi beban perusahaan mewujudkan keadilan sosial dan
tersebut. kesejahteraan umum bagi seluruh rakyat
Dengan melakukan alih daya ini Indonesia.4
perusahaan akan menjadi lebih fleksibel,
lebih dinamis, dan lebih baik. Perusahaan 2 Martin Roestamy dan R. Pepen Rustam Effendi,
dapat melakukan perubahann dengan Perlindungan Hukum Bagi Pekerja Tambang
Galian C Dalam Perspektif Pengupahan dan
cepat untuk memenuhi perubahan
Kesejahteraan Pekerja di Wilayah Provinsi Jawa
kesempatan sesuai kondisi yang ada. Barat, Jurnal Living Law, Vol. 10, No. 2, 2018,
Namun dalam pelaksanaan sistem alih Hlm. 105.
daya ini masih dianggap oleh tenaga kerja 3 Sehat Damanik, Outsourcing dan Perjanjian
sebagai sistem yang kurang adil di mana Kerja, Jakarta: DSS Publishing, 2007, Hlm. 19.
4 Ujang Bahar, Endeh Suhartini, dan Dani
tidak adanya kepastian kelangsungan kerja
Purwanto, Optimalisasi Perlindungan Hukum
Tenaga Kerja Dalam Aspek Keselamatan Kerja
1 Eko Richardus Indrajit dan Richardus Pada Proyek Konstruksi di Wilayah Bogor, Jurnal
Djokopranoto, Manajemen Outsourcing, Jakarta: Ilmiah Living Law Volume 12 Nomor 1, Januari
Grasindo, 2003, Hlm. 12. 2020, Hlm. 42.
22 Haerudin, Et.al. Analisis Yuridis Perusahaan Outsourcing

Sehingga seringkali pihak yang terkait Pasal 65 ayat (8) Undang-Undang


secara langsung adalah pengusaha dan Nomor 13 Tahun 2003 tentang
pekerja/buruh. Secara umum persoalan Ketenagakerjaan, menyatakan jika
perburuhan lebih banyak diidentikkan perusahaan penyedia tenaga outsourcing
dengan persoalan antara pekerja dan tidak mampu memenuhi kewajibannya,
pengusaha. maka demi hukum status hubungan kerja
Dalam ajaran Islam perhatian terhadap antara pekerja dengan perusahaan
hak dan perlindungan para pekerja itu penyedia tenaga outsourcing berubah
hukumnya wajib sesuai hadist nabi dari menjadi hubungan kerja antara pekerja
‘Abdullah bin ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi outsourcing dengan perusahaan pemberi
wa sallam bersabda, kerja.
Selain itu dalam pelaksanaannya
ُ‫ف َع َرقُه‬َّ ‫جْرهُ قَ ْب َل أ َ ْن يَ ِج‬
َ َ ‫ير أ‬ ُ ‫أ َ ْع‬
َ ‫طوا األ َ ِج‬ pekerjaan yang di outsourcing tidak hanya
“Berikan kepada seorang pekerja sebatas pekerjaan yang tidak berkaitan
upahnya sebelum keringatnya kering.” (HR. dengan kegiatan utama tapi termasuk juga
Ibnu Majah, shahih). Maksud hadits ini pekerjaan yang merupakan kegiatan utama
adalah bersegera menunaikan hak si perusahaan tersebut7.
pekerja setelah selesainya pekerjaan. Di sini jelas terdapat adanya perbedaan
Memantau perkembangan alih daya hak antara pekerja/buruh outsourcing
(outsourcing) di negara lain adalah di dengan pegawai/karyawan tetap,
negara lain seperti di India, outsourcing sedangkan dalam peraturan perundang-
Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya undangan tidak ada pasal dan bab yang
yang terkait dengan Teknologi Informasi membahas masalah kesetaraan hak dan
(IT) paling dominan menjadi solusi kewajiban antara outsourcing dengan
ketenagakerjaan dan persoalan SDM di pegawai tetap/yang lainnya yang ada
negara tersebut. Bahkan beberapa pebisnis hanya masalah ikatan kerja dan waktu
Amerika berminat dan tertarik untuk kerja saja, sebenarnya antara outsourcing
memindahkan fungsi R&D tersebut ke India dengan pegawai tetap/lainnya adalah
(The Wall Street Daily Journal; 2008,). 5 setara.
Keadaan ini kemudian mendorong Berdasarkan uraian di atas, maka
munculnya perusahaan penyedia tenaga penulis merasa tertarik untuk
kerja outsourcing. Perusahaan pemberi membahasnya dalam Tesis berjudul
kerja hanya menyediakan syarat-syarat Analisis Yuridis Keberadaan Perusahaan
atau kriteria yang harus dipenuhi oleh Outsourcing Dan Hak Pekerja Terkait
perusahaan outsourcing. Perusahaan Sistem Kontrak Berdasarkan Undang-
outsourcing kemudian menyediakan atau Undang Nomor 13 Tahun 2003.
melakukan perekrutan pekerja seperti Berdasarkan latar belakang masalah
yang disyaratkan oleh perusahaan pemberi yang telah diuraikan di atas, peneliti
kerja. Pekerja ini nantinya tidak bekerja di mengidentifikasikan masalah sebagai
tempat perusahaan outsourcing, tetapi berikut:
ditempat perusahaan pemberi kerja. 1. Bagaimana keberadaan perusahaan
Dengan demikian, perusahaan yang alih daya (outsourcing) dalam pekerja
memerlukan pekerja tidak perlu susah sistem kontrak?
payah mencari, menyeleksi dan melatih
pekerja yang dibutuhkan.6.
7 Pan Mohamad Faiz, Tinjauan Yuridis terhadap
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
5 The Wall Street Daiy Jornal, 2008. Ketenagakerjaan,
6 Gunarto Suhardi, Perlindungan Hukum Bagi http://jurnalhukum.blogspot.com/2007/05/out
Pekerja Kontrak, Yogyakarta: Atmajaya, 2006, sourcing-dan-tenaga-kerja.html., Diakses tanggal
Hlm. 5. 20 Juni 2020.
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 13 Nomor 1, Januari 2021 23

2. Bagaimana pemberian hak bagi pekerja menerapkan prinsipp pengalihan tindakan


terkait sistem kontrak berdasarkan perlindungan bagii pekerja yang bekerja
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 pada perusahaan yang melaksanakan
tentang Ketenagakerjaan? pekerjaan outsourcing. Putusan Mahkamah
Konstitusi ini menyiratkannbahwaasetiap
METODE PENELITIAN pekerja outsourcing terjamin
kedudukannya dalam perusahaan
Metode penelitian yang digunakan penggunaakarenaaperjanjian kerjanya
dalam penelitian ini adalah pendekatan bersifat PKWTT atau tetap. Akan tetapi
yuridis normatif, yaitu hukum masalah kemudiann timbul secara yuridis,
dikonsepsikan sebagai norma, kaidah, asas yaitu siapakah sebenarnya para pihak yang
atau dogma-dogma/yurisprudensi dan mengadakannperjanjian kerja, sebab
pendekatan yuridis empiris yaitu hukum seperti dikemukakan sebelumnya,
sebagai gejala masyarakat, sebagai institusi perjanjian kerja outsourcing dilakukan
sosial atau perilaku yang mempola. antara perusahaan penyedia jasaadengan
pekerja ahli daya (outsourcing), di samping
PEMBAHASAN sifat dan jenis pekerjaannoutsourcing pada
dasarnya bukan untuk pekerjaan pokok
A. KEBERADAAN PERUSAHAAN ALIH dan oleh karenanya disubkontrakkan.
DAYA (OUTSOURCING) DALAM Semakin meningkatnya pertumbuhan
PEKERJA SISTEM KONTRAK perusahaan alih daya, dapat dilihat dari
berbagai kota di Indonesia di mana
Pengertian alih daya (outsourcing) perusahaan inii sudah banyak berdiri.
adalah hubungan di mana pekerja/buruh Berikut beberapa contoh nama-nama
yang dipekerjakann di suatu perusahaan perusahaan yang mengeluarkann tenaga
dengan sistem kontrak, tetapii kontrak alih daya sebagai berikut:
tersebut bukan diberikann oleh
perusahaan pemberii kerja melainkan oleh
perusahaann pengerah tenaga kerja8
(penyalur tenaga kerja).
Apabila ketentuan-ketentuan yang
telah disebutkan dii atas tidak terpenuhi,
maka demii hukum status hubungann kerja
antara pekerja/buruh dann perusahaan
penyedia jasa pekerja/buruh beralih
menjadi hubungan kerja antara
pekerja/buruh dan perusahaan pemberi
pekerjaan.
Namun Putusan Mahkamah Konstitusi
No. 27/PUU-IX/2011, menyatakan bahwa
ada model yang haruss dipenuhi dalam
perjanjian kerjaa outsourcing, yaitu:
Pertama, dengann mensyaratkan agar
perjanjian kerjaa antara pekerja dan
perusahaann yang melaksanakan
pekerjaan outsourcing tidakk berbentuk
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT),
akan tetapi berbentuk Perjanjian Kerja
Waktu Tidak Tertentu (PKWTT). Kedua,

8 Abdul Khakim, Loc.Cit., Hlm. 74.


24 Haerudin, Et.al. Analisis Yuridis Perusahaan Outsourcing

mengikatkann dirinya terhadap satu orang


lain atau lebih. Dalam membuat perjanjian,
kedudukan antara para pihak yang
mengadakann perjanjian sama dan
sederajat”11.
Pengusaha dengan pekerja terikat
dalam suatu perjanjiann kerja yang
melandasi adanya hubungan kerja, yang di
dalamnya terkandung unsur-unsur:
1) Pekerjaan;
2) Upah;
3) Kewenangan dari pihakk pengusaha
memberi instruksi, pimpinan,
bimbingan kepada pekerja/buruh yang
dipekerjakan.
Pekerjaan yang dimaksudd adalah yang
dijadikan obyek perjanjian kerja. Di dalam
Perusahaan yang dijabarkan di atas ini Undang-undang No. 13 Tahun 2003
merupakan perusahaan yang
tentang Ketenagakerjaann tidak
memperlengkapi tenaga-tenaga kerja yang memberikan definisi tentangg pekerjaan,
kemudian nantinya akan disalurkan kepada hanya saja ditentukan dalam Pasal 52 ayat
pihak perusahaan yang membutuhkan
(1) huruf d Undang-undang No. 13 Tahun
tenaga alih daya sesuai kebutuhan dan
2003 tentang Ketenagakerjaan ditentukan
keterampilan yang dimiliki tenaga kerja bahwa: “Pekerjaan yangg diperjanjikan
tersebut. Perusahaan-perusahaan yang
tidak bertentangan dengann ketertiban
menggunakan sistem alih daya tentunya umum, kesusilaan dan peraturan
memiliki beberapa alasan, yakni: perundang-undangan”.
Perusahaan dapat fokus terhadap core
Ketentuan mengenai upah yang
business, penghematan biaya turn over diterimaa oleh pekerja ini merupakan
karyawan menjadi rendah, modernisasi suatu hakk yang seharusnya diterima oleh
dunia usaha, adanya efektivitas mindpower,
pekerja setelah pekerja menjalankan
dan lain-lain.9 kewajiban bagi perusahaan yaitu bekerja.
Hak-hak dasar dari pekerja yaitu hak Kewenangan dari pihakk pengusaha
yang diatur dalamm peraturan perundang-
memberi instruksi, pimpinan, bimbingann
undangan yangg disebut dengan hak kepada pekerja/buruh yang dipekerjakan.
normatif di antaranya hak untuk Upah sebagai segala penghasilan, yang
mendapatkan upah kerja, hak atas
diterima oleh seorang pekerja, baik berupa
pembayaran bukan upah, hak atas uang ataupan barang dalam jangkaa waktu
keselamatan dann kesehatan kerja, hak
tertentu padaa suatu kegiatan ekonomi.
untuk ikut membuat peraturan Berdasarkan pengertian ini, yang masuk ke
perusahaan, hak membentuk lembaga dalam pengertian upah adalah semua
kerjasama bipartit, hak sebagai peserta
bentuk penerimaan yang diterima oleh
programm jaminan sosial, hak pekerja, apapun bentuknya12.
mendapatkan kesempatan beribadah, hak Membayar upah tepatt pada waktunya
atas fasilitas kesejahteraan dan hak atas
adalah kewajiban utama dan terpenting
surat keterangan10.
Perjanjian adalah ”suatu perbuatan
dengan manaa satu orang atau lebih 11 Syamsuddin, Mohd. Syaufii, Norma Perlindungan
Dalam Hubungan Industrial, Jakarta: Sarana
Bhakti Persada, 2004, Hlm. 110.
9 Ibid., Hlm. 2. 12 Lanny Ramli, Hukum Ketenagakerjaan, Surabaya:
10 Lalu Husni, Op.Cit., Hlm. 49. Airlangga University Press, 2008, Hlm. 241.
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 13 Nomor 1, Januari 2021 25

bagi pengusaha, dalam suatu ikatan kerja. tentang Ketenagakerjaan mempunyai


Mengenai besar, bentuk, atau waktu kekuatan hukum untuk dilaksanakan.
pembayaran upah diserahkan kepada para Sesuai dengan pengertian di atas
pihak untuk mengaturnya sendiri, di dalam berarti yang dimaksud dengan perjanjian
perjanjian. Apabila dalam membuat outsourching merupakan perjanjian bisnis
perjanjian kerja upah tidak diperjanjikan, antara satu perusahaan (dapat juga orang
upah diberikan menurut kebiasaan perorangan) dengan perusahaan lain
setempat atau dengan memperhatikan (harus berbadan hukum) untuk suatu
keadilan. kesepakatan bersama mengenai
Perlindungan hukum terhadap pekerja penyerahan sebagian pelaksanaan
oursourcing yaitu penghormatan atas hak- pekerjaan. Jadi, yang dimaksud dengan
haknya di antaranya hak untuk pekerja outsourcing adalah pekerja yang
mendapatkan perlakuan yang adil sesuai bekerjaa pada suatu perusahaan penyedia
dengan peraturan perundang-undangan, jasa pekerja atau perusahaan penerima
menjadi penting untuk mencegah pemborongan pekerjaan.
kesewenang-wenangan penguasa yang
mengatas namakan jabatannya dalam hal B. PEMBERIAN HAK BAGI PEKERJA
ini adalah dinas tenaga kerja sebagai pihak TERKAIT SISTEM KONTRAK
yang melakukan pengawasan tenaga kerja. BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
Perjanjian kerja sistem outsourcing NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG
sangat rentan terhadap masalah yang KETENAGAKERJAAN
berakibat terjadinya perselisihan
hubungan industrial. Perselisihan Pekerja adalah bagian dari rakyat
hubungan industrial sebagai suatu sebab Indonesia yang perlu dilindungi. Prinsip
terjadinya suatu penyelesaian perselisihan perlindungan hukum bagi rakyat Indonesia
hubungan industrial. Penyelesaian adalah prinsip pengakuan dan
hubungan industrial yangg selama ini perlindungan terhadap harkat dan
dikenal yaitu penyelesaian secara damai martabat manusia yang bersumber pada
antara keduaa belah pihak yaitu pihak negara hukum yang berdasarkan Pancasila.
pekerja/buruh dengan pengusaha yang Perlindungan hukum bagii pekerja
dikenal dengan penyelesaiann secara didasarkan pada UUD Tahun 1945, yaitu
bipartit. dalam ketentuan Pasal 28 D ayat (1), dan
Kewenangan Mahkamah Konstitusi ayat (2). Pasal 28 D ayat (1) UUD Tahun
untuk melakukan uji materiil Pasal 66 ayat 1945 yang menyatakan bahwa: “Setiap
(7) Undang-undang No 13 Tahun 2003 orang berhakk atas pengakuan, jaminan,
tentang Ketenagakerjaan terhadap perlindungann dan kepastian hukum yang
ketentuan Pasal 27 Undang-undang Dasar adil serta perlakuan yangg sama di
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, hadapan hukum”.
maka dapat dijelaskan bahwa Mahkamah Selanjutnya Pasal 28 D ayat (2) UUD
Konstitusi berwenang dalam putusannya Tahun 1945 menyatakan bahwa “Setiap
untuk menyatakan bahwa ketentuan Pasal orang berhak untuk bekerja serta
64 ayat (7) Undang-undang No 13 Tahun mendapat imbalan dan perlakuan yang adil
2003 tentang Ketenagakerjaan tidak dan layak dalam hubungan kerja”.
mempunyai kekuatan hukum. Putusan Ketentuan tersebut, menunjukkan bahwa
Mahkamah Konstitusi tersebut mempunyai di Indonesia hak untuk bekerja telah
kekuatan hukum dan tidak ada instansi memperoleh tempat yang penting dan
pembanding dalam arti putusan Mahkamah dilindungi oleh UUD Tahun 1945.
Konstitusi yang menyatakan Pasal 64 ayat Pengaturan perlindungan hukum bagi
(7) Undang-undang No 13 Tahun 2003 pekerja di dalam Undang-undang Nomor
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
26 Haerudin, Et.al. Analisis Yuridis Perusahaan Outsourcing

yaitu diatur dalam Pasal 67 sampai dengan c. Hak dan kesempatann yang sama
Pasal 101. untuk memilih, mendapatkan, atau
Pekerja outsourcing memiliki pindah pekerjaan (Pasal 31);
kepentingan-kepentingan yangg telah d. Hak atas Kepastian dalam Hubungan
ditransformasikan kee dalam hak pekerja Kerja (Pasal 50 s.d. Pasal 66);
yang oleh hukum perlu untuk dilindungi e. Hak atas Waktu Kerja Waktu Istirahat,
oleh pengusaha. Abdul Khakim mengatakan Cuti, Kerja Lembur dan Upah Kerja
bahwa: “Hakikat hak pekerja merupakan Lembur (Pasal 77);
kewajiban pengusaha”, dan sebaliknya “hak f. Hak berkaitan dengan pengupahan,
pengusaha merupakan kewajiban jaminan sosial dan kesejahteraan
pekerja/buruh”.13 Perlindungan atas hak- (Pasal 88);
hakk dasar pekerja yang terjalin dari g. Hak mendapat perlindungan
hubungan kerja merupakan kepentingan Keselamatan dann Kesehatan Kerja,
pekerja yang harus dipenuhi oleh moral dan kesusilaan, serta perlakuan
pengusaha, karena hak-hak tersebut yang sesuaii dengan harkat dan
merupakan kebutuhan pekerja sejak martabat manusia serta Hak
mereka beranjak dan menentukan sikap memperoleh jaminan kematian akibat
untuk bekerja. kecelakaan kerja (Pasal 86);
Selanjutnya dalam Pasal 66 ayat (2) h. Hak berorganisasi dan berserikat
huruf c disebutkan bahwa “Perlindungan (Pasal 104);
upah dan kesejahteraan, syarat-syarat i. Hak mogok kerja (Pasal 137);
kerja, sertaa perselilsihan yang timbull j. Hak untuk mendapatkan uang
menjadi tanggung jawab perusahaann pesangon setelah di PHK (Pasal 156).
penyedia jasa pekerja/buruh”. Hak-hak seperti di atas merupakan
Kebutuhan-kebutuhan pekerja itulah hak-hak dasar pekerja yang tidak
yang harus dilindungi dan dipenuhi oleh semuanya diperoleh pekerja/buruh
pengusaha. Menurut Djoko Triyanto outsourcing. Perlakuan pengusaha yang
perlindungan kerja meliputi aspek-aspekk tidak adil dan layak terhadap pekerja
yang cukup luas, yaitu perlindungan dari outsourcing menimbulkan kesan negatif
segi fisik yang mencakup perlindungan terhadap legalitas sistem outsourcing.
keselamatan darii kecelakaan kerja dan Demi menunjang kinerja para
kesehatannyaa serta adanya pemeliharaan pekerja/buruh maka dibuat upaya untuk
morill kerja dan perlakuan yangg sesuai melindungi keselamatan kerja dan
dengan martabat manusiaa maupun moral keamanan bagi tenaga kerja/buruh atau
dan agama14 sebagai konsekwensi lahirnya biasa dikenal dengan Jaminan Sosial
hubungan kerja, yangg secara umum Tenaga Kerja (Jamsostek). Jamsostek diatur
tertuang dalam Undang-undang No 13 di dalam Pasal 99 Undang-undang Nomor
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
seperti: yang menyatakan bahwa:
a. Hak untuk memperoleh kesempatan a. Setiap pekerja/buruh dan keluarganya
dan perlakuann yang sama tanpaa berhak untuk memperoleh jaminan
diskriminasi (Pasal 5); sosial tenaga kerja,
b. Hak untuk memperoleh peningkatan b. Jaminan sosial tenaga kerja
dan pengembangan kompetensi serta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
mengikuti pelatihan (Pasal 11); dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Dalam hal ini penyelenggara Jamsostek
13 Abdul Khakim, Op.Cit., Hlm. l26. adalah Badan Penyelenggara Jaminan
14 Djoko Triyanto, Hubungan Kerja di Perusahaan Sosial Tenaga Kerja (BPJS). Program
Jasa Konstruksi, Bandung: Mandar Maju, 2004,
Hlm.102.
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 13 Nomor 1, Januari 2021 27

jaminan sosial tenaga kerja terdiri dari Madani mempunyai 56 pekerja/buruh,


berikut ini:15 tetapi hanya sebanyak 50 pekerja/buruh
a. Jaminan berupa uang yang meliputi: yang diikutsertakan BPJS Ketenagakerjaan.
1) Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Pengusaha membayar upah BPJS
2) Jaminan Kematian (JK) Ketenagakerjaan berdasarkan upah
3) Jamninan Hari Tua (JHT) minimum atau upah pokok saja. Akibatnya,
b. Jaminan berupa pelayanan, yaitu jumlah iuran BPJS Ketenagakerjaan rendah
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan termasuk di dalamnya iuran Jaminan Hari
(JPK). Tua yang diperoleh oleh pekerja/buruh
Pelaksanaan BPJS Ketenagakerjaan pada saat usia pensiun tiba nilainya sangat
dalam perusahaan kecil sampai perusahaan kecil. Hal ini jelas merupakan pelanggaran
menengah, bahkan perusahaan skala besar hukum. Persoalannya, kondisi demikian
terkadang terjadi pelanggaran BPJS terjadi dengan pembiaran yang berlarut-
Ketenagakerjaan disebabkan karena larut tanpa adanya tindakan dan
beberapa faktor antara lain, para penegakan hukum oleh pemerintah, di
pekerja/buruh tidak diikutsertakan ke mana merupakan tugas pegawai pengawas
dalam program BPJS Ketenagakerjaan atau ketenagakerjaan.17
apabila diikutsertakan tidak sepenuhnya Perlindungan kerja tersebut akan
mematuhi ketentuan hukum. diuraikan dengan penjelasan sebagai
Berdasarkan ketentuan Pasal 15 ayat berikut:
(1) Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 1. Perlindungan Norma Keselamatan dan
tentang Badan Penyelenggara Jamninan Kesehatan Kerja
Sosial yang menegaskan bahwa “pemberi Bentuk perlindungan keselamatan dan
kerja secara bertahap wajib mendaftarkan kesehatan kerja yang diberikan kepada
dirinya dan pekerjanya sebagai peserta pekerja adalah dengan
kepada BPJS sesuai dengan program mengikutsertakan mereka ke dalam
Jaminan Sosial yang diikuti”. Kemudian program Jamsostek. Secara fisik
ditegaskan kembali dalam ayat (2) memang mereka kita pekerjakan,
“pemberi kerja, dalam melakukan namun secara moral kita mempunyai
pendaftaran sebagaimana dimaksud pada tanggung jawab.18
ayat (1), wajib memberikan data dirinya Tidak semua pekerja terdaftar dalam
dan pekerjanya berikut anggota program Jamsostek. Tergantung
keluarganya secara lengkap dan benar dengan nilai kontrak dengan pemberi
kepada BPJS”.16 kerja. Bagi yang tidak diikutsertakan
Ketentuan tersebut jelas, bahwa BPJS dalam Jamsostek mereka kita kenakan
Ketenagakerjaan tidak membedakan status biaya asuransi sebesar Rp.75.000
hubungan kerjanya, baik itu pekerja/buruh (tujuh puluh lima ribu rupiah) sampai
tetap, harian lepas, borongan maupun Rp.150.000 (seratus lima puluh ribu
perjanjian kerja waktu tertentu atau besar rupiah) setiap tahun”.19
kecilnya perusahaan, kemudian Saya dan keluarga terdaftar dalam
pembayaran upah BPJS Ketenagakerjaan Jamsostek. Kalau sakit bisa
berdasarkan upah minimum atau upah menggunakan kartu Jamsostek.20
pokok saja. Pelaksanaan BPJS Bentuk keselamatan dan kesehatan
Ketenagakerjaan di PT. Mitra Utama
17 Ibid, Hlm. 235-236.
18 Hasil wawancara dengan Bapak A, Direktur
15 Hardijan Rusli, Hukum Ketenagakerjaan, Bogor: Utama PT. Mitra Utama Madani, pada tanggal 18
Ghalia Indonesia Cet. Ke-2, 2011, Hlm. 102. Juni 2020.
16 Nuridin dan Tiyas Vika Widyastuti, Pelaksanaan 19 Ibid.
Hak Normatif Tenaga Outsourcing di Perusahaan 20 Hasil wawancara dengan Bapak B, pekerja
Penyedia Jasa Pekerja, Brebes: Diya Media Group, outsourcing PT. Mitra Utama Madani, pada
2017, Hlm. 235. tanggal 19 Juni 2020.
28 Haerudin, Et.al. Analisis Yuridis Perusahaan Outsourcing

kerja yang diberikan perusahaan, saya Pada PT. Mitra Utama Madani masih
didaftarkan ke dalam Jamsostek.21 ada pekerja outsourcing yang tidak
Perlindungan keselamatan dan terdaftar dalam Jamsostek, sehingga
kesehatan pekerja saya dapatkan perlindungan hukum terhadap
melalui Jamsostek. Saya dan keluarga kesehatan dan keselamatan bagi
terdaftar dalam Jamsostek.22 Saya pekerja outsourcing tersebut tidak
belum terdaftar dalam Jamsostek terlaksana, karena mereka tidak
karena persyaratannya belum lengkap. terlindungi dari resiko yang dapat saja
Kendalanya KTP saya belum ada jadi timbul saat melakukan pekerjaan
tidak memenuhi syarat. Kalau sakit maupun di luar masa pekerjaan.
terpaksa pakai biaya sendiri.23 Saya 2. Perlindungan Norma Kerja
belum terdaftar dalam Jamsostek Norma kerja meliputi perlindungan
karena ada persyaratan yang belum terhadap pekerja yang bertalian
dilengkapi. Kalau misalnya sakit pakai dengan waktu bekerja, istirahat, cuti
biaya sendiri.24 kerja, sistem pengupahan dan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, perjanjian kerja.
dapat dilihat bahwa bentuk a. Waktu Kerja, Istirahat dan Cuti
perlindungan keselamatan dan Waktu kerja yang diterapkan oleh
kesehatan kerja yang diberikan oleh PT. Mitra Utama Madani kepada
PT. Mitra Utama Madani kepada pekerja outsourcing yang bekerja
pekerjanya adalah dengan sebagai security adalah 8 jam dalam
mengikutsertakan pekerjanya ke dalam 1 hari, dimulai pukul 06.00 WIB s.d
program Jamsostek. Akan tetapi tidak 14.00 WIB dan selebaihnya
semua pekerja pada PT. Mitra Utama dianggap jam kerja lembur. Jam
Madani terdaftar menjadi peserta kerja lembur adalah pukul 14.00 s.d
Jamsostek. Pekerja PT. Mitra Utama pukul 18.00 WIB. Dalam 1 (satu)
Madani yang tidak terdaftar menjadi minggu pekerja PT. Mitra Utama
anggota Jamsostek dikarenakan ada Madani bekerja selama 6 (enam)
persyaratan yang belum dilengkapi hari yaitu hari Senin s.d hari Sabtu.
yaitu pekerja tersebut belum memiliki Jadi total jam kerja pekerja
Kartu Tanda Penduduk (KTP). Dalam outsourcing PT. Mitra Utama Madani
Undang-undang Jaminan Sosial Tenaga yang bekerja sebagai security dalam
Kerja Pasal 3 ayat (2) dikatakan 1 (satu) minggu adalah 48 (empat
bahwa: “Setiap tenaga kerja berhak puluh delapan) jam.
atas jaminan sosial tenaga kerja”. Jam kerja yang diterapkan oleh PT.
Selanjutnya dalam Pasal 17 ditegaskan Mitra Utama Madani tersebut tidak
bahwa: “Pengusaha dan tenaga kerja sesuai dengan ketentuan Undang-
wajib ikut serta dalam program undang Nomor 13 Tahun 2003
jaminan sosial tenaga kerja”. tentang Ketenagakerjaan yang
menyatakan bahwa total jam kerja
dalam 1 (satu) minggu adalah 40
21 Hasil wawancara dengan Bapak C, pekerja
(empat puluh) jam. Hal ini
outsourcing PT. Mitra Utama Madani, pada
tanggal 19 Juni 2020. melanggar Pasal 77 ayat (1) yang
22 Hasil wawancara dengan Ibu D, pekerja mengatur bahwa total jam kerja
outsourcing PT. Mitra Utama Madani, pada dalam 1 (satu) minggu tidak boleh
tanggal 19 Juni 2020. lebih dari 40 (empat puluh) yaitu 7
23 Hasil wawancara dengan Ibu E, pekerja
(tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40
outsourcing PT. Mitra Utama Madani, pada
tanggal 19 Juni 2020. (empat puluh) jam 1 (satu) minggu
24 Hasil wawancara dengan Ibu F, pekerja untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1
outsourcing PT. Mitra Utama Madani, pada (satu) minggu.
tanggal 19 Juni 2020.
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 13 Nomor 1, Januari 2021 29

b. Pengupahan sesuai dengan UMP.28 Ada kerja lembur


Pada PT. Mitra Utama Madani, upah yang diberikan perusahaan. Jam Kerja
yang diberikan kepada pekerja lembur dimulai jam 2 siang sampai jam
outsourcing sudah sesuai dengan Upah 6 sore. Perusahaan ada memberikan
Minimum Provinsi. tunjangan jabatan. Perusahaan ada
Upah yang dibayarkan kepada pekerja memberikan THR sebelum hari raya.
disesuaikan dengan nilai kontrak dari Gaji yang diberikan oleh PT. Mitra
pemberi kerja. Kita maunya upah yang Utama Madani sudah sesuai UMP“.29
dibayarkan adalah sesuai dengan UMP. Ada waktu kerja lembur dari jam 2
Tapi kalau dalam nilai kontraknya di (dua) siang sampai jam 6 (enam) sore.
bawah UMP kita tidak bisa berbuat Waktu lebaran perusahaan ada
banyak. Perusahaan outsourcing ini memberikan THR. Gaji yang diberikan
diibaratkan seperti penyampai amanah oleh PT. Mitra Utama Madani sudah
oleh perusahaan pemberi kerja. Ketika sesuai UMP.30 Perusahaan ada
pemberi kerja memberikan upah menerapkan kerja lembur. Waktu kerja
sesuai nilai kontrak maka itu juga yang lembur dimulai dari jam 2 siang sampai
kita berikan kepada pekerja.25 jam 6 sore. Perusahaan ada
Sesuai dengan ketentuan dari Disnaker memberikan THR sebelum hari raya.
seharusnya THR diberikan kepada Berdasarkan hasil wawancara di atas,
pekerja sebesar 1 (satu) bulan gaji, upah yang dibayarkan oleh PT. Mitra
namun itu kembali lagi kepada Utama Madani kepada pekerja
perusahaan pemberi kerja. Kalau outsourcing sudah sesuai dengan Upah
dalam kontrak perusahaan ada Minimum Provinsi. Kalau upah yang
mencantumkan THR maka kami akan dibayarkan di bawah Upah Minimum
memberi THR kepada pekerja. Provinsi hal ini melanggar ketentuan
Gaji yang diberikan oleh PT. Mitra Pasal 93 ayat (2) Undang-undang
Utama Madani sudah sesuai UMP.26 Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ada waktu kerja lembur dari jam 2 Ketengakerjaan yang menyatakan
(dua) siang sampai jam 6 (enam) sore. bahwa pengusaha dilarang membayar
Perusahaan memberikan THR. Kami upah lebih rendah dari upah minimum.
menerima THR 1 (satu) minggu Berdasarkan ketentuan Undang-
sebelum lebaran. Gaji yang diberikan undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
oleh PT. Mitra Utama Madani sudah Ketenagakerjaan, dalam Pasal 185
sesuai UMP.27 Perusahaan ada tegas disebutkan bahwa pembayaran
menerapkan kerja lembur. Waktu kerja upah di bawah upah minimum
lembur dimulai dari jam 2 siang sampai merupakan tindak pidana kejahatan
jam 6 sore. Perusahaan ada dan dikenakan sanksi pidana penjara
memberikan THR. Kami menerima paling singkat 1 (satu) tahun dan
THR 1 (satu) minggu sebelum lebaran. paling lama 4 (empat) tahun dan/atau
Gaji pokok saya setiap bulannya sudah denda paling sedikit Rp. 100.000.00,00
(seratus juta rupiah) dan paling banyak

28 Hasil wawancara dengan Ibu D, pekerja


25 Hasil wawancara dengan Bapak A, Direktur outsourcing PT. Mitra Utama Madani, pada
Utama PT. Mitra Utama Madani, pada tanggal 19 tanggal 19 Juni 2020.
Juni 2020. 29 Hasil wawancara dengan Yugo, pekerja PT.
26 Hasil wawancara dengan Bapak B, pekerja Narendra Dewa Yoga yang bekerj sebagai
outsourcing PT. Mitra Utama Madani, pada security Universitas Bengkulu, pada tanggal 11
tanggal 19 Juni 2020. September 2013.
27 Hasil wawancara dengan Bapak C, pekerja 30 Hasil wawancara dengan Ibu F, pekerja
outsourcing PT. Mitra Utama Madani, pada outsourcing PT. Mitra Utama Madani, pada
tanggal 19 Juni 2020. tanggal 19 Juni 2020.
30 Haerudin, Et.al. Analisis Yuridis Perusahaan Outsourcing

Rp. 400.000.000,00 (empat ratus juta Tenaga Kerja dann Transmigrasi


rupah). Nomor KEP. 102/MEN/VI/2004
Selanjutnya penerapan waktu kerja tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah
lembur dan upah kerja lembur pada Kerja Lembur.
PT. Mitra Utama Madani juga tidak Berdasarkan hasil wawancara
sesuai dengan peraturan perundang- penelitian, PT. Mitra Utama Madani ada
undangan yang berlaku. memberikan Tunjangan Hari Raya
Berdasarkan ketentuan Undang- (THR). Meskipun PT. Mitra Utama
undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Madani ada memberikan Tunjangan
Ketenagakerjaan, dalam Pasal 78 ayat Hari Raya (THR) kepada pekerjanya,
(2) disebutkan bahwa “waktu kerja namun jumlah THR yang diberikan
lembur hanya dapat dilakukan paling tidak sesuai dengan ketentuan
banyak 3 (tiga) jam dalam 1(satu) hari peraturan perundang-undangan yang
dan 14 (empat belas) jam dalam 1 berlaku.
(satu) minggu”. Padahal dalam Berdasarkan ketentuan tersebut maka
praktiknya pekerja PT. Mitra Utama dapat disimpulkan bahwa PT. Mitra
Madani yang bekerja dalam 1 (satu) Utama Madani telah melanggar
hari melakukan kerja lembur sebanyak ketentuan peraturan perundang-
4 (empat) jam. Ketika melakukan undangann yang berlaku yaitu
waktu kerja lembur pekerja PT. Mitra Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
Utama Madani menerima upah kerja No.Per 104/MEN/1994 tentang
lembur. Tunjangan Hari Raya Keagamaan.
Upah kerja lembur yang diberikan oleh Seharusnya pekerja outsourcing PT.
PT. Mitra Utama Madani kepada Mitra Utama Madani berhak
pekerja outsourcing, sesuai dengan mendapatkan Tunjangan Hari Raya
ketentuan Pasal 11 Peraturan Menteri (THR) sebesar 1 (satu) bulan dari gaji
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor pokoknya.
KEP. 102/MEN/VI/2004 tentang c. Perjanjian Kerja
Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Berdasarkan Hasil wawancara dengann
Lembur, dapat dihitung sebagai Bapak A Direktur Utama PT. Mitra
berikut: Utama Madani diketahui bahwa antara
- Gaji Pokok pekerja adalah sebesar PT. Mitra Utama Madani dengan
Rp.930.000/bulan. pekerja outsourcing membuat
- Waktu kerja lembur yang dilakukan perjanjian kerja secara tertulis.
adalah 4 jam. Antara perusahaan dengan pekerja
- Lembur jam pertama adalah: 1 jam x membuat perjanjian kerja. Biasanya
1,5 x 1/173 x upah sebulan setelah perusahaan memenangkan
= 1 jam x 1,5 x 1/173 x Rp.930.000 = lelang, perusahaan akan memanggil
Rp. 8.063,- pekerja dan menerangkan apa saja
- Lembur jam berikutnya adalah: 2 yang menjadi hak pekerja dan hak
jam x 2 x 1/173 x Upah Sebulan = 2 jam perusahaan sesuai dengan nilai
x 2 x 1/173 xRp.930.000 = Rp.21.502 kontrak dengan perusahaan pemberi
- Total uang lembur yang didapat kerja.31
Herwanto dan Afriadi adalah: Rp. Saya sudah bekerjaa selama kurang
8.063,- + Rp.21.502 = Rp.29.565 lebih 4 (empat) tahun. Menegenai
kontrak kerja, setiap satu tahun
Berdasarkan perhitungan di atas, upah
kerja lembur pekerja outsourcing PT.
Mitra Utama Madani, telah sesuai 31 Hasil wawancara dengan Bapak A, Direktur
dengan ketentuann Peraturan Menteri Utama PT. Mitra Utama Madani, pada tanggal 19
Juni 2020.
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 13 Nomor 1, Januari 2021 31

sekali.32 Saya sudah bekerja selama Madani dengan pekerja outsourcing maka
kurang lebih 4 (empat) tahun. Selama demi hukumm status hubungan kerja
bekerja menandatangani perjanjian antaraa pekerja dan PT. Mitra Utama
kerja dengan PT. Mitra Utama Madani beralih menjadi hubungann kerja
Madani.33 Saya sudah bekerja selama 3 antara pekerjaa dan perusahaan pemberii
(tiga) tahun. Ketika mulai masuk pekerjaan.
bekerja ada perjian kerja secara
tertulis dengan perusahaan. Awal Perjanjian kerja bersama adalah suatu
masuk bekerja hanya disuruh bentuk pengikatan antara pihak pengusaha
mengikuti training selama 3 (tiga) dengan pihak pekerja dalam kaitannya
bulan, sesudah itu apabila kinerja tidak untuk memberiakn hak dan kewajiban
baik maka siap diberhentikan.34 masing-masing pihak secara jelas.
Dari hasil wawancara tersebut di atas Kesepakatan para pihak menjadii dasar
diketahui bahwa antara PT. Mitra terbantuknya suatu perjanjian kerja
Utama Madani dengan pekerjanya ada bersama dengan demikian pada dasarnya
membuat perjanjian kerja. Dalam kesepakatan yang dimaksud oleh pembuat
Undang-undang No. 13 Tahun 2003 undang-undang tidak terbatas secara
Pasal 50 menyebutkan bahwa: bahasa (gramatikal) namun lebih
“Hubungan kerja terjadi karenaa ditekankan pada itikad baik masing-masing
adanya perjanjian kerja antaraa pihak, sehingga perjanjian yang dibuat
pengusaha dan pekerja/buruh”. tidak memiliki catatat kehendak dan benar-
benar disepakati para pihak.
Berdasarkan uraian dii atas dapat Bentuk-bentuk perjanjian yang lahir
disimpulkann bahwa PT. Mitra Utama dari Buku III KUHPerdata pada umumnya
Madani sebagai perusahaan penyediaa merupakan bentuk perjanjian obligatoir
jasa pekerja telah melanggar ketentuan yang artinya perjanjian tersebut
peraturan perundang-undangann yang menimbukan kewajiban-kewajiban bagi
berlaku sebagaimana yang telah diatur para pihak pembuatnya. Ketentuan
dalam Undang-undang No 13 Tahun 2003 mengikat dari perjanjian yang muncul
tentang Ketenagakerjaann Pasal 66 dan seiring dengan asas kebebasan berkontrak
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No yang memberikan kebebasan dan
11 Tahun 2019 Perubahan Kedua atas kemandiarian para pihak, pada situsiasi
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan tertentu daya berlaku dibatasi. Dengan kata
Transmigrasi No 19 Tahun 2012 tentang lain daya berlaku suatu kebebasan dan
Syarat-syarat Penyerahan Sebagiann kemandirian tersebut dibatasi oleh itikad
Pelaksanaan Pekerjaan Kepada baik sebagaimana diatur dalam Pasal 1338
Perusahaan Lain, yaitu dalam Pasal 27. KUHPerdata. Dalam Pasal 1338 ayat (2)
Berdasarkan ketentuan Undang-undang KUHPerdata jelas mengatur bahwa suatu
No 13 Tahun 2003 tentang perjanjian hanya bisa dibatalkan apabila
Ketenagakerjaan Pasal 66 ayat (4), kedua belah pihak menyepakatinya atau
dikarenakan adanya perjanjian kerja dengan kata lain dibatalkan secara
secara tertulis antara PT. Mitra Utama bersama-sama maupun secara sepihak
apabila cacat hukum. Cacat hukum ini telah
32 Hasil wawancara dengan Bapak B, pekerja diatur dalam Pasal 1321-1327 KUHPerdata.
outsourcing PT. Mitra Utama Madani, pada Proses perundingan pembuatan perjanjian
tanggal 19 Juni 2020. kerja bersama membuat kekuatan masing-
33 Hasil wawancara dengan Bapak C, pekerja
masing pihak tidak seimbang sehingga
outsourcing PT. Mitra Utama Madani, pada
tanggal 19 Juni 2020. kekuatan runding yang berbeda tersebut
34 Hasil wawancara dengan Ibu D, pekerja membuat pekerja dalam kondisi yang
outsourcing PT. Mitra Utama Madani, pada kurang menguntungkan. Apabila perjanjian
tanggal 19 Juni 2020.
32 Haerudin, Et.al. Analisis Yuridis Perusahaan Outsourcing

tersebut telah ditutup dengan kesepakatan Ketenagakerjaan di PT. Mitra Utama


para pihak dan akhirnya perjanjiian kerja Madani masih ada pekerja outsourcing
bersama yang telah disepakati tersebut yang tidak terdaftar dalam Jamsostek,
oleh sebagian besar pekerja di luar tim sehingga perlindungan hukum
perunding tidak sesuai dengan dengan terhadap kesehatan dan keselamatan
pernah yang dijanjikan sebelum proses bagi pekerja outsourcing tersebut tidak
perundingan terjadi, maka perjanjian terlaksana.
kerjaa bersama apabila telah terjadi
kesepakatan antara pihak-pihak yang SARAN
membuatnya maka perjanjian tersebut
telah mengikat pihak-pihak tersebut, dan 1. Bagi para pihakk yang akan membuat
tiada upaya yang dapat dilakukan untuk atau mengadakann suatu
melakukan pembatalan. perjanjian/kontrak, hendaklahh
terlebih dahulu memahamii dan
KESIMPULAN mengerti mengenaii dasar-dasar suatu
perjanjian, terlebih lagi mengenaii
Berdasarkan hasil penelitiann dan asas-asas yang berlaku dalamm
pembahasan di atas, maka penulis dapat berkontrak sebelum menandatanganii
mengambil kesimpulan, sebagai berikut: perjanjian/kontrak tersebut sehinggaa
1. Keberadaan perusahaan alih daya dapat terhindari hal-hal yangg tidak
(outsourcing) dalam pekerja sistem diinginkan dan terlaksananya tujuann
kontrak, dalam hal hubungan kerja melakukan kontrak.
antaraa pekerja dan perusahaan 2. Pelaksanaan Undang-undang
outsourcing PT. Mitra Utama Madani Ketenagakerjaan khususnya tenaga
berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu kerja outsourcing di Indonesia
Tertentu (PKWT), maka perjanjian memerlukan pengawasan dan
kerja harus mensyaratkan adanya penindakan dari pihak pemerintah
pengalihann perlindungan hak-hak karena dalam pelaksanaannya
bagii pekerja yang obyekk kerjanya perusahaan yang membuat perjanjian
tetap ada, walaupun terjadi pergantian kerja dengan tenaga kerja outsourcing
perusahaann yang melaksanakan harus memenuhi hak-hak tenaga kerja
sebagiann pekerjaan borongan darii sesuai dengan perjanjian kerja yang
perusahaan lain atau perusahaann dibuat. Apabila hak-hak tenaga kerja
penyedia jasa pekerja. tidak dipenuhi maka perusahaan perlu
2. Pemberian hak bagi pekerja terkait dikenakan sanksi hukum sesuai
sistem kontrak berdasarkan Undang- peraturan perundang-undangann yang
undang No. 13 Tahun 2003 tentang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku:

Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan, Jakarta: Sinar Grafika, 2009.

Djoko Triyanto, Hubungan Kerja di Perusahaan Jasa Konstruksi, Bandung: Mandar Maju,
2004.

Djumialdji, Perjanjian Kerja, Jakarta: Bumi Aksara, Jakarta, 2005.


Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 13 Nomor 1, Januari 2021 33

Eko Richardus Indrajit dan Richardus Djokopranoto, Manajemen Outsourcing, Jakarta:


Grasindo, 2003.

Gunarto Suhardi, Perlindungan Hukum Bagi Pekerja Kontrak, Yogyakarta: Atmajaya, 2006.

Hardijan Rusli, Hukum Ketenagakerjaan, Bogor: Ghalia Indonesia Cet. Ke-2, 2011.

Iftida Yasar, Outsourcing Tidak Akan Pernah Bisa Diapus, Jakarta: Pelita Pikir Indonesia,
2012.

--------, Sukses Implementasi Ousourcing, Jakarta: Ppm, 2008.

Lanny Ramli, Hukum Ketenagakerjaan, Surabaya: Airlangga University Press,.

Nuridin dan Tiyas Vika Widyastuti, Pelaksanaan Hak Normatif Tenaga Outsourcing di
Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja, Brebes: Diya Media Group, 2017.

R. Subekti, Aneka Perjanjian, Bandung: Alumni, 1989.

Sehat Damanik, Outsourcing dan Perjanjian Kerja, Jakarta: DSS Publishing, 2007.

Syamsuddin, Mohd. Syaufii, Norma Perlindungan Dalam Hubungan Industrial, Jakarta:


Sarana Bhakti Persada, 2004.

B. Jurnal Hukum

Endeh Suhartini, Legal Perspective In Creating Employment Policies For Minimum Wage
Payment Systems In The Company, Jurnal Vol. 1 Nomor 2, 2017.

Martin Roestamy dan R. Pepen Rustam Effendi, Perlindungan Hukum Bagi Pekerja Tambang
Galian C Dalam Perspektif Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja di Wilayah
Provinsi Jawa Barat, Jurnal Living Law, Vol. 10, No. 2, 2018.

T.N. Syamsah dan Ita Rosita, Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Dalam Perjanjian
Kerja Waktu Tertentu Pada Perusahaan Garmen, Jurnal Living Law, Volume 8 Nomor
2, Oktober 2016.

C. Peraturan Perundang-undangan

Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 11 Tahun 2019 Perubahan Kedua atas


Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 19 Tahun 2012 tentang
Syarat-syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan
Lain.
34 Haerudin, Et.al. Analisis Yuridis Perusahaan Outsourcing

Ujang Bahar, Endeh Suhartini, dan Dani Purwanto, Optimalisasi Perlindungan Hukum
Tenaga Kerja Dalam Aspek Keselamatan Kerja Pada Proyek Konstruksi di Wilayah
Bogor, Jurnal Ilmiah Living Law Volume 12 Nomor 1, Januari 2020.

D. Internet

Era Maranatha Sinaga, Outsourcing dan Perkembangan di Indonesia, blogspot.com, 2010.

Pan Mohamad Faiz, Tinjauan Yuridis terhadap Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan, http://jurnalhukum.blogspot.com/2007/05/outsourcing-dan-
tenaga-kerja.html., Diakses tanggal 20 Juni 2020.

You might also like