You are on page 1of 6

PHARMACON-PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,

Volume 12 Nomor 2, Mei 2023

Correlation Compliance Antiretroviral Therapy With Levels Viral Load In HIV Patients At Poly
Clinic VCT Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda Hospital 2022

Hubungan Kepatuhan Terapi Antiretroviral Dengan Kadar Viral Load Pada Pasien HIV Di
Poli Klinik VCT RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2022

Mukhlis Agus Setiawan Putra1), Liniati Geografi1), Clara Ritawany Sinaga1)*


1)
Program Studi S-1 Farmasi, STIKES Dirgahayu Samarinda
*clarasinaga24@gmail.com

ABSTRACT

HIV is a virus which can attack and infect human white blood cells and cause a decrease in the human immune
system. Compliance with taking ARV is very necessary, because non-compliance can cause resistance and
make the amount of virus in the blood increase. The objectives of the study were to determine the relationship
between the level of compliance with the level of viral load at 6 and 12 months. This type of research is
observational analytic with research design cross-sectional. The results showed that the category of high
compliance was 63.4%, moderate compliance was 13.3% and low adherence was 23.3%. The results of the
bivariate test showed that the significance value between the level of patient compliance and the level of viral
load 6 months (p= 0.027) and 12 months (p= 0.001). There is a significant relationship between adherence to
taking antiretroviral drugs with levels of viral load HIV patients at the VCT clinic at the Abdoel Wahab
Sjahranie Hospital Samarinda in 2022.

Keywords: Compliance with taking medication, Viral Load 6 and 12 months, HIV.

ABSTRAK

HIV merupakan virus yang dapat menyerang dan menginfeksi sel darah putih manusia dan menyebabkan
sistem kekebalan tubuh manusia menurun. Kepatuhan mengkonsumsi ARV sangat diperlukan, karena
ketidakpatuhan dapat menimbulkan resistensi dan membuat jumlah virus dalam darah meningkat.
Keberhasilan terapi ARV dapat diketahui dengan pemantauan kadar viral load. Penelitian bertujuan ini untuk
mengetahui hubungan tingkat kepatuhan dengan kadar viral load pada 6 dan 12 bulan pemakaian ARV. Jenis
penelitian menggunakan analitik observasional dengan rancangan penelitian cross-sectional.. Hasil penelitian
menunjukkan kategori kepatuhan tinggi 63,4% kategori kepatuhan sedang 13,3% dan kategori kepatuhan
rendah 23,3%. Hasil uji bivariat didapatkan bahwa nilai signifikansi antara tingkat kepatuhan pasien dengan
kadar viral load 6 bulan (p= 0,027) dan 12 bulan (p= 0,001) <0,05. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
hubungan yang signifikan antara kepatuhan minum obat antiretroviral dengan kadar viral load pasien HIV di
poli klinik VCT RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2022.

Kata Kunci: Kepatuhan Minum obat, Viral Load 6 dan 12 bulan, HIV

238
PHARMACON-PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM
RATULANGI, Volume 12 Nomor 2, Mei 2023

PENDAHULUAN pekerjaan serta melihat apakah terdapat


Human Immunodeficiency Virus hubungan antara tingkat kepatuhan dengan
(HIV) merupakan virus yang dapat kadar viral load pada pasien HIV di
menyerang ataupun dapat menginfeksi sel Poliklinik VCT (Volutary Counseling and
darah putih manusia dan menyebabkan Test) Rumah Sakit Umum Abdoel Wahab
turunnya sistem kekebalan tubuh manusia Sjahranie Samarinda.
(Kemenkes RI, 2016). Berdasarkan data di
Indonesia, kasus HIV terus meningkat dari METODOLOGI PENELITIAN
tahun ke tahunnya. Jumlah kasus HIV di Tempat dan Waktu Penelitian
Indonesia selama sebelas tahun terakhir Penelitian ini dilakukan pada bulan
paling banyak terjadi pada tahun 2019, yaitu Juni - Juli tahun 2022 di Poli klinik VCT
sebanyak 50.282 kasus HIV (Pusdatin (Volutary Counseling and Test) RSUD
Kemenkes RI, 2019). Obat antiretroviral Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda.
(ARV) terbukti sangat bermanfaat dalam
pencegahan dan penularan HIV dengan Jenis Penelitian
mekanisme kerja mencegah replikasinya Jenis penelitian ini termasuk dalam
virus HIV dengan cara bertahap, dan dapat penelitian observasional analitik dengan
menurunkan jumlah virus didalam darah rancangan penelitian cross-sectional.
(Kemenkes RI, 2011). Obat ARV harus Pengambilan data diambil dengan
diminum setiap hari dengan dosis obat yang melakukan observasi lapangan untuk
tepat selama seumur hidup. Bila pasien tidak memperoleh data tingkat kepatuhan
patuh dalam mengonsumsi ARV dapat populasi pasien HIV yang mendapatkan
menimbulkan resistensi. Studi menunjukkan terapi ARV di Poli VCT RSUD Abdul
hasil bahwa pasien HIV yang tidak patuh Wahab Sjahranie Samarinda.
dalam mengkonsumsi ARV disebabkan efek
samping obat yang terlalu tinggi, seperti Alat
pusing, susah tidur, mual dan diare (Andhika Alat yang digunakan adalah laptop,
dkk., 2017). Selain efek samping obat, alat tulis menulis, lembar pengumpulan data
ketidakpatuhan mengkonsumsi ARV juga dan lembar kuesioner MMAS-8 (Morisky
dipengaruhi oleh faktor pengobatan seperti Medication Adherence Scale-8).
rejimen pengobatan/lama menjalani terapi
ARV (Hansana et al., 2013). Tes viral load Bahan
merupakan salah satu indikator keberhasilan Bahan penelitian yang digunakan
pengobatan ARV. Semakin tinggi angka adalah hasil kuesioner dan catatan rekam
viral load dalam darah maka semakin cepat medik pasien yang memuat terapi ARV
penyakit HIV berkembang. Hasil penelitian pasien dan hasil laboratorium Viral Load
menunjukkan 70% pasien yang pada 6 bulan serta 12 bulan pasien.
mendapatkan ARV lini pertama dengan
viral load yang tinggi akan mengalami Pengumpulan Data
penurunan nilai viral load (Kemenkes RI, Pengambilan data diambil dengan
2019). melakukan observasi lapangan.
Pada penelitian ini dilakukan untuk Pengambilan sampel dalam penelitian ini
melihat bagaimana gambaran karakteristik menggunakan metode total sampling yang
pasien HIV yang terdiri dari jenis kelamin, sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi
umur dan pekerjaan serta untuk mengetahui karena populasi yang kurang dari 100
apakah tingkat kepatuhan memiliki sehingga seluruh populasi dijadikan sampel
hubungan dengan kadar viral load pada penelitian. Pengumpulan data primer
pasien HIV di Poliklinik VCT (Volutary berdasarkan hasil observasi dengan
Counseling and Test) Rumah Sakit Umum menggunakan kuesioner MMAS-8. Total
Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda. Tujuan responden (sampel) adalah 60 pasien.
dari penelitian ini ialah untuk mengetahui Pengumpulan data sekunder diperoleh dari
bagaimana karakteristik pasien HIV yang data medik pasien yang memuat obat dan
terdiri dari, jenis kelamin, umur, dan

239
PHARMACON-PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM
RATULANGI, Volume 12 Nomor 2, Mei 2023

hasil viral load 6 bulan serta 12 bulan Umur 36-45 10 16,7


pasien. Tahun
46-55 5 8,3
Analisis Data Tahun
Analisis data yang digunakan ada >55 0 0
dua yang pertama analisis univariat ysng Tahun
meliputi data jenis kelamin, umur, pekerjaan IRT (Ibu 26 43,3
dan tingkat kepatuhan pasien dan yang Rumah
kedua adalah analisis bivariat untuk menguji Tangga)
hubungan atau pengaruh antara dua variabel Swasta 28 46,7
yaitu variabel bebas (tingkat kepatuhan) dan Guru 1 1,7
variabel tergantung (kadar viral load) Pekerja Security 1 1,7
dengan menggunakan uji chi-square. an
PNS 1 1,7
HASIL DAN PEMBAHASAN (Pegawa
Karakteristik Responden i Negri
Hasil penelitian terkait karakteristik Sipil)
responden pada penelitian ini yaitu Mahasis 1 1,7
berdasarkan distribusi jenis kelamin, umur wa
dan pekerjaan responden. Tidak 2 3,3
Karakteristik responden berdasarkan Bekerja
jenis kelamin yang terinfeksi HIV Karakteristik responden
menunjukkan bahwa laki-laki (56,7%) lebih berdasarkan jenis kelamin yang terinfeksi
banyak dibandingkan dengan perempuan HIV menunjukkan bahwa laki-laki (56,7%)
(43,3%). Hasil penelitian ini sesuai dengan lebih banyak dibandingkan dengan
penelitian yang dilakukan sebelumnya perempuan (43,3%). Hasil penelitian ini
dimana jumlah pasien HIV laki-laki lebih sesuai dengan penelitian yang dilakukan
banyak di bandingkan dengan perempuan sebelumnya dimana jumlah pasien HIV laki-
(Claudia dkk., 2018). Hasil di atas sesuai laki lebih banyak di bandingkan dengan
dengan yang dilaporkan pada Infodatin HIV perempuan (Claudia dkk., 2018). Hasil di
tahun 2019, yang menunjukkan bahwa atas sesuai dengan yang dilaporkan pada
jumlah penderita HIV laki-laki lebih banyak Infodatin HIV tahun 2019 dengan jumlah
dibandingkan perempuan dengan persentase penderita HIV laki-laki lebih banyak
(64,50%) banding (35,50%). dibandingkan perempuan dengan persentase
Banyaknya jumlah pasien HIV laki- (64,50%) banding (35,50%). Banyaknya
laki disebabkan karena meningkatnya jumlah pasien HIV laki-laki disebabkan
jumlah laki-laki seks laki-laki (LSL), karena meningkatnya jumlah laki-laki seks
dimana LSL menempati peringkat ke tiga laki-laki (LSL), dimana LSL menempati
sebagai penyebab HIV (Pusdatin Kemenkes peringkat ke tiga sebagai penyebab HIV
RI, 2019). (Pusdatin Kemenkes RI, 2019).
Mayoritas umur responden yang
Tabel 1. Karaktersitik Responden persentasenya terbesar adalah umur 26-35
Variab Kategor Frekue Persent tahun (60%). Hasil penelitian ini sejalan
el i nsi ase (%) dengan penelitian sebelumnya yang
Jenis Laki- 34 56,7 menunjukkan bahwa distribusi karakteristik
Kelami laki 26 43,3 pasien HIV berdasarkan umur paling banyak
n Prempua berada pada kisaran umur 26-35 tahun
n (Claudia dkk., 2018). Kelompok umur 26-35
18-25 9 15 tahun merupakan kelompok umur yang
Tahun rentan terinfeksi HIV karena masuk kedalam
26-35 36 60 kelompok umur produktif yang aktif secara
Tahun seksual (Pieter dan Lubis, 2010).

240
PHARMACON-PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM
RATULANGI, Volume 12 Nomor 2, Mei 2023

Karakteristik reponden berdasarkan dengan cepat berkembang menjadi AIDS.


pekerjaan paling banyak bekerja sebagai Selain itu, pasien juga mendapatkan
sebagai pegawai swasta (46,7%) dan di ikuti dukungan dari keluarga dan dukungan dari
IRT (43,3%), penelitian ini serupa dengan pasangan.
penelitian yang dilakukan sebelumnya Berdasarkan jenis obat ARV lini
bahwa pekerjaan swasta memiliki pertama yang diberikan kepada 60 responden
persentase paling besar yaitu (40%) dan adalah Tenofovir, Lamivudin dan Efavirenz
diikuti dengan IRT dengan persentase dalam bentuk KDT (Kombinasi Dosis Tetap)
(36,67%), (Claudia dkk., 2018). Jenis atau FDC (Fixed Dose Combination).
pekerjaan jika dikaitkan dengan tingginya Penggunaan obat dalam bentuk KDT cukup
kasus HIV dapat dikatakan bahwa yang digunakan satu kali sehari, sehingga hal ini
bekerja dan mempunyai penghasilan (uang) yang dapat meningkatkan kepatuhan pasien
dapat menjadi salah satu faktor pendorong dalam penggunaan obat ARV. Triple FDC
untuk melakukan apa saja sesuai dengan juga mempunyai tingkat racun yang rendah
keinginannya dengan penghasilan yang bagi tubuh serta memiliki efek samping yang
didapatkan seperti, melakukan perilaku rendah (Claudia dkk., 2018).
seksual berisiko atau seksual komersial. Ibu
Rumah Tangga (IRT) dapat terinfeksi HIV Hubungan Tingkat Kepatuhan Pasien
karena kontak seksual dengan suaminya dengann Viral Load
yang mempunyai pekerjaan diluar rumah. Tabel 3. Tingkat Kepatuhan
Suami yang melakukan hubungan Dengan Hasil Viral Load 6 dan 12 Bulan
heteroseksual dengan PSK (Pekerja Seks Tingkat Viral Load 6 Bulan
Komersial) penderita HIV dapat Kepatu Tidak (%) Terde (%) Total
mengakibatkan suami tertular dan ketika han Terde teksi
berhubungan dengan istrinya penularan HIV teksi
pun terjadi (Kambu, 2012). Tinggi 27 71 11 29 100%
Sedang 5 62,5 3 37,5 100%
Tingkat Kepatuhan Pasien Rendah 1 7,1 13 92,9 100%
Tabel 2. Tingkat Kepatuhan Pasien
Variabel Jumlah Persentase Tingkat Viral Load 12 Bulan
(%) Kepatu Tidak (%) Terde (%) Total
Tinggi 38 63,4 han Terde teksi
Sedang 8 13,3 teksi
Rendah 14 23,3
Tinggi 28 73,7 10 26,3 100%
Tingkat kepatuhan pasien paling Sedang 3 37,5 5 62,5 100%
banyak adalah dengan kategori kepatuhan Rendah 2 14,2 12 85,8 100%
tinggi (63,4%). Hasil ini serupa dengan
Hasil penelitian yang didapatkan
penelitian yang dilakukan sebelumnya
berdasarkan pemeriksaan viral load 6 bulan
bahwa pengukuran tingkat kepatuhan pasien
dan 12 bulan dari 60 responden
HIV dalam minum obat ARV diukur dengan
menunjukkan bahwa pasien dengan kategori
menggunakan kuesioner MMAS-8, dan
kepatuhan tinggi memiliki hasil viral load
memiliki hasil kategori kepatuhan tinggi
tidak terdeteksi lebih besar dibandingkan
sejumlah 38%, mayoritas responden
dengan pasien kategori kepatuhan rendah,
memiliki kategori tingkat kepatuhan tinggi
sedangkan pasien kategori kepatuhan rendah
(Maulida dkk., 2022). Berdasarkan hasil
memiliki hasil viral load terdeteksi lebih
wawancara yang dilakukan terhadap
besar dibandingkan dengan pasien kategori
beberapa pasien dengan kategori kepatuhan
kepatuhan tinggi. Hasil penelitian ini serupa
tinggi yang menjalani terapi ARV,
dengan penelitian yang telah dilakukan
didapatkan hasil bahwa pasien tetap patuh
sebelumnya yang menunjukkan bahwa
dalam pengobatannya karena dipengaruhi
tingkat kepatuhan minum obat kategori
oleh adanya niat dari diri pasien sendiri yang
patuh memiliki kadar viral load tidak
menyadari bahwa jika tidak mengkonsumsi
terdeteksi lebih tinggi dibandingkan dengan
obat dengan patuh, virus dalam tubuh dapat
kategori tidak patuh. Hal ini menunjukkan

241
PHARMACON-PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM
RATULANGI, Volume 12 Nomor 2, Mei 2023

bahwa mayoritas pasien dengan kategori <0,05), jika nilai p<0,05 maka dapat
kepatuhan tinggi memiliki hasil viral load dikatakan terdapat hubungan yang
yang cukup baik (stabil), sedangkan bermakna antara kepatuhan minum obat
mayoritas pasien dengan kategori kepatuhan ARV dengan kadar viral load pasien. H0
rendah memiliki hasil viral load yang tidak ditolak dan H1 diterima jika nilai
baik (meningkat). signifikansi <0,05 (Hamzah dkk., 2020).
Hasil penelitian ini hampir sejalan
dengan penelitian sebelumnya dimana
pasien dengan kepatuhan minum obat patuh KESIMPULAN
memiliki hasil viral load baik adalah dengan Dari 60 responden, sebanyak 56,7%
hasil tidak terdeteksi (menurun), sedangkan pasien berjenis kelamin laki-laki dan 43,3%
pasien dengan kepatuhan minum obat tidak dengan jenis kelamin perempuan. Mayoritas
patuh memiliki kadar viral load tidak baik umur pasien berada pada kelompok umur
adalah yang memiliki hasil tedeteksi 26-35 tahun yaitu sebanyak 60%, dan
(meningkat). Hasil tes viral load yang berdasarkan jenis pekerjaan pasien,
terbaik adalah dengan hasil tidak terdeteksi. mayoritas pasien bekerja sebagai pegawai
Hasil ini bukan berarti tidak ada virus dalam swasta dengan persentase 46,7%.
darah tetapi bahwa jumlah virus yang ada Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
tidak cukup untuk ditemukan dan dihitung pada pasien HIV di poliklinik VCT RSUD
oleh tes. Dikatakan kadar viral load tidak Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda
terdeteksi apabila jumlah viral load <50-20 menunjukkan hasil bahwa terdapat
kopi/ml (Hamzah dkk., 2020). Pada hubungan yang signifikan antara tingkat
penelitian ini menggunakan jenis obat ARV kepatuhan dengan kadar viral load dimana
lini pertama yang diberikan kepada 60 nilai uji chi-square tingkat kepatuhan pasien
responden dalam bentuk KDT (Kombinasi dengan kadar viral load 6 bulan (p= 0,027)
Dosis Tetap) atau FDC (Fixed Dose dan 12 bulan (p= 0,001) <0,05.
Combination). Suatu studi mendapatkan
sebanyak 70% pasien yang mendapatkan
ARV lini pertama dengan viral load yang SARAN
tinggi akan mengalami penurunan viral load Perlu dilakukan penelitian yang
(Kemenkes RI, 2019). lebih lanjut tentang hubungan kepatuhan
minum obat pada regimen terapi ARV yang
Tabel 4. Hubungan Tingkat Kepatuhan berbeda terhadap kadar Viral Load yang
Dengan Kadar Viral Load 6 Bulan dan dilengkapi dengan komorbid pasien dan
12 Bulan edukasi tentang kepatuhan minum obat pada
Variabel p pasien HIV perlu ditingkatkan agar pasien
Tingkat Kepatuhan 0,027 tetap patuh dalam menjalani terapi sehingga
dan Viral Load 6 membuat kadar viral load pasien menurun.
Bulan
Tingkat Kepatuhan 0,001 DAFTAR PUSTAKA
dan Viral Load 12 Claudia, R. O., Rahmawati, D., Fadraersada,
Bulan J. (2018). Gambaran Karakteristik,
Berdasarkan uji yang telah Pola Pengobatan dan Kepatuhan
dilakukan didapatkan hasil bahwa nilai Pasien HIV/AIDS di Kota Samarinda.
signifikansi antara tingkat kepatuhan pasien Proceeding of the 8th Mulawarman
dengan kadar viral load 6 bulan (p= 0,027) Pharmaceuticals Conferences
dan 12 bulan (p= 0,001) <0,05 H0 diterima Samarinda, 20-21 November 2018.
jika nilai signifikansi >0,05 yang artinya Hal. 107-108.
terdapat hubungan yang signifikan antara Hamzah, M. S., Esfandiari, F., Anggraini,
tingkat kepatuhan dengan kadar viral load M., Kusmana, A. S. E. (2020).
pasien. Hasil uji ini sejalan dengan Hubungan Kepatuhan Minum Obat
penelitian sebelumnya dimana hasil uji Chi- Antiretroviral Pasca 6-12 Bulan
square diperoleh nilai p value= 0,001 (p Dengan Kadar Viral Load Pada Lelaki

242
PHARMACON-PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM
RATULANGI, Volume 12 Nomor 2, Mei 2023

Seks Lelaki (LSL) yang Terinfeksi Pengobatan Antiretroviral. Jakarta:


Human Immunodeficiency Virus Kementerian Kesehatan Republik
(HIV) di Bandar Lampung Tahun Indonesia.
2019. Jurnal Medika Malahayati Kementerian Kesehatan RI. (2016). Situasi
4(3): 233. dan Analisis HIV/AIDS. Jakarta:
Hansana, V., Sanchaisuriya, P., Durham, J., Kementerian Kesehatan Republik
Sychareun, V., Chaleunvong, K., Indonesia.
Boonyaleepun, S., and Schelp, F. P. Keputusan Menteri Kesehatan RI. 2019. No
2013. Adherence to Antiretroviral HK.01.07/MENKES/90/2019.
Therapy (ART) among People Living Tentang Pedoman Nasional
With HIV (PLHIV): a cross-sectional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana
survey to measure in Lao PDR. 1–11. HIV. Jakarta.
Kambu, Y. (2012). Analisis Faktor-Faktor Maulida, A., Yuswar, M. A, dan Purwanti,
Yang Mempengaruhi Tindakan N. U. (2022). Gambaran Tingkat
Pencegahan Penularan HIV oleh Kepatuhan Berobat Antiretroviral
ODHA di Sorong. Tesis. Fakultas Pada Pasien HIV/AIDS. Journal Syifa
Ilmu Keperawatan Universitas Sciences and Clinical Research 4(3):
Indonesia 593-595.
Kementerian Kesehatan RI dan Direktorat Morisky, D. E. and Muntner, P. 2009. New
Jendral P2P. (2011). Pedoman Medication Adherence Scale Versus
Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi Pharmacy Fill Rates in Senior with
HIV dan Terapi Antiretroviral Pada Hypertention. American Journal of
Orang Dewasa. Jakarta: Kementerian Managed Care 15(1): 59-66Pieter, H.
Kesehatan Republik Indonesia. Z dan Lubis, N. L. (2010). Pengantar
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Psikologi Dalam Keperawatan.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No Jakarta: Kencana.
87 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI. (2019). Infodatin
HIV. Jakarta. Hal 2-9.
World Health Organization. (2019). Global
Summary Web HIV Update.

243

You might also like