You are on page 1of 13

Dahlan et al.

Pengaruh konsentrasi dan interval waktu pemberian pupuk organik cair


(POC) nasa terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terong (Solanum melongena L.)

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK


ORGANIK CAIR (POC) NASA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PRODUKSI TANAMAN TERONG (Solanum melongena L.)

The Effect of Nasa Liquid Organic Fertilizer (POC) Concentration and Time Interval
on the Growth and Production of Eggplant (Solanum melongena L.)
1 2 3
Fia Islamiah Dahlan , Suriyanti , Andi Ralle
123
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Muslim Indonesia, Makassar
e-mail : andi.ralle@umi.ac.id

ABSTRACT
This study aims to determine the interaction between concentration and time interval of liquid organic
fertilizer application, to determine the best concentration of liquid organic fertilizer, to determine the best
time interval of application of liquid organic fertilizer to growth and yield of eggplant. This research was
conducted in Sudiang Raya Village, Biringkanaya District, Makassar City, South Sulawesi, from
November 2021 to March 2022. This study was arranged using a factorial randomized block design
(RAK) with 2 treatment factors. Parameters observed were plant height, number of leaves, age of
flowering, number of flowers, number of fruits, fruit length, fruit diameter and fruit weight. The results
showed that there was the best interaction between concentration and time interval of Nasa liquid
organic fertilizer application on the parameters of plant height, number of leaves and age of flowering.
The application of Nasa liquid organic fertilizer with a concentration of 22.55 ml/L water gave the best
effect on plant height parameters, namely 19.90 cm, number of leaves was 9.98 strands, flowering age
was 32.27 DAP, number of flowers was 2.93 flowers , fruit length is 23.30 cm, fruit diameter is 4.07 cm
and fruit weight is 69.62 grams. Then the time interval of giving liquid organic fertilizer 1 time/week gave
the best effect on plant height parameters, namely 19.69 cm, flowering age 32.62, number of flowers 2.40
flowers, fruit length 23.27 cm, fruit diameter 3.76 cm and the weight of the fruit is 64.18 grams.
Keywords: Time Interval, Concentration, Liquid Organic Fertilizer, Eggplant.

PENDAHULUAN Data Badan Pusat Statistik Provinsi


Komoditas hortikultura khususnya Sulawesi Selatan (2020) produksi
sayuran dan buah-buahan memegang tanaman terung ungu pada tahun 2018
bagian terpenting dari keseimbangan mencapai 93.384 ton. Pada tahun 2019
pangan di Indonesia, sehingga harus mencapai 110.084 ton dan terjadi
tersedia dalam jumlah yang cukup, mutu penurunan pada tahun 2020 yaitu
yang baik, aman dikonsumsi, harga yang 107.290 ton. Bertambahnya jumlah
terjangkau, serta dapat diakses oleh penduduk yang diikuti meningkatnya
seluruh lapisan masyarakat (Thufeili, kesadaran masyarakat, maka perlu upaya
2018). Terung (Solanum melongena L.) peningkatan produksi tanaman terung
merupakan komoditas sayuran penting (Puspitorini, 2017).
dengan berbagai bentuk dan warna khas. Salah satu upaya untuk meningkatkan
Tiap-tiap varietas memiliki penampilan hasil tanaman terung yaitu dengan
dan cita rasa yang berbeda. Terung perbaikan teknik budidaya yaitu dengan
mengandung gizi yang cukup tinggi, melakukan pemupukan. Penggunaan
terutama kandungan vitamin A dan pupuk organik bisa menjadi solusi dalam
Posfor, sehingga cukup potensial untuk mengurangi aplikasi pupuk anorganik
dikembangkan sebagai penyumbang yang berlebihan. Unsur hara yang
terhadap keanekaragaman bahan sayuran terkandung dalam pupuk organik cair
bergizi bagi penduduk (Sahid dkk., lebih cepat tersedia dan mudah diserap
2014). akar tanaman. Pupuk cair dapat pula

Jurnal AGrotekMAS
Dahlan et al. Pengaruh konsentrasi dan interval waktu pemberian pupuk organik cair
(POC) nasa terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terong (Solanum melongena L.)

digunakan secara langsung dengan cara


disemprotkan pada daun atau batang dengan pola pengaruh bersifat linear
tanaman (Pardosi dkk., 2014) dan positif. Pertumbuhan dan produksi
Interval waktu pemberian yang tidak terong tertinggi diperoleh pada
sesuai juga dapat membuat tanaman konsentrasi 22,5 ml/l air. Hasil penelitian
tidak tumbuh dengan optimal. Khafid (2020) menunjukkan hasil bahwa
Kelebihan pupuk organik cair adalah perlakuan interval waktu 2 minggu
lebih memudahkan akar tanaman dalam sekali menghasilkan tinggi tanaman dan
menyerap unsur hara. Pertumbuhan dan jumlah daun terbaik dibandingkan
produksi tanaman dapat dioptimalkan dengan perlakuan lainnya. Berdasarkan
dengan memberikan berbagai perlakuan, latar belakang tersebut, maka dilakukan
diantaranya adalah dengan pemberian penelitian untuk melihat seberapa besar
nutrisi yang tepat dan seimbang pengaruh Konsentrasi dan interval waktu
menggunakan pupuk organik cair. pemberian pupuk organik cair (POC)
Menurut penelitian Wasis (2018) terhadap pertumbuhan dan produksi
konsentrasi pupuk organik cair tanaman terong dengan sistem budidaya
berpengaruh sangat nyata terhadap polybag.
semua variabel yang diamati, kecuali
saat berbunga dan umur saat panen
BAHAN DAN METODE W2 = Interval waktu pemberian 2
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan kali/minggu
Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Kombinasi perlakuan sebanyak 6
Kota Makassar, Sulawesi Selatan. masing-masing diulang 3 kali, sehingga
Penelitian ini berlangsung mulai Bulan terdapat 18 unit perlakuan percobaan.
November 2021 Sampai Maret 2022. Setiap kombinasi unit perlakuan ada 3
Bahan yang digunakan adalah benih tanaman, sehingga seluruh satuan
tanaman terong ungu varietas Mustang percobaan ada 54 polybag tanaman.
F1, POC Nasa, NPK, pupuk kandang Pelaksanaan Penelitian
sapi, pestisida decis, arang sekam, tanah 1. Penyemaian Benih
dan air. Alat yang digunakan adalah Sebelum benih disemai diberikan
cangkul, paranet, polybag ukuran 40x50 perlakuan pendahuluan, yaitu benih
dan 12x17, wadah, gembor, ajir/kayu, direndam dalam air ekstrak bawang
handsprayer, gunting, timbangan, ember, merah selama 3 sampai 4 jam untuk
kamera, meteran/penggaris, jangka merangsang tanaman cepat
sorong, label, dan alat tulis. Penelitian berkecambah. Benih yang tenggelam
ini dilakukan dalam bentuk Rancangan menandakan bahwa benih itu baik untuk
percobaan Acak Kelompok (RAK) pola ditanam. Benih ditanam kedalam
faktorial dengan dua faktor. polybag kecil sebanyak 1 benih per
Faktor pertama adalah konsentrasi polybag berukuran 12x17. Untuk media
pupuk organik tanam persemaian dibuat dari tanah dan
cair Nasa (K), yaitu : pupuk kandang sapi dengan
K1 = 7,5 ml/L air perbandingan 2:1. Penyemaian ini
K2 = 15 ml/L air dilakukan dalam waktu kurang lebih 1
K3 = 22,5 ml/L air bulan, bibit terong ungu sudah siap
Faktor kedua adalah interval waktu dipindahkan ke polybag besar ditandai
pemberian pupuk organik cair Nasa (W), dengan pertumbuhan daun yang sudah
yaitu: W1 = Interval waktu pemberian 1 muncul sebanyak 4 atau 5 helai.
kali/minggu 2. Persiapan Media Tanam

Jurnal AGrotekMAS
Dahlan et al. Pengaruh konsentrasi dan interval waktu pemberian pupuk organik cair
(POC) nasa terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terong (Solanum melongena L.)

Media tanam yang digunakan adalah 5. Pemeliharaan


media tanah top soil, tanah dikering Penyiraman tanaman dilakukan setiap
udarakan lalu diayak dan dicampur pagi dan sore hari menggunakan
dengan pupuk kandang sapi dan arang gembor. Penyiraman disesuaikan dengan
sekam (2:1:1). Tanah yang sudah kondisi cuaca. Jika tanah sudah lembab,
dicampur pupuk kandang dan arang tanaman tidak perlu disiram.
sekam dimasukkan ke dalam polybag Pemasangan ajir dilakukan pada saat
ukuran 40x50 cm. tanaman berumur 30 hari agar tidak
3. Penanaman mengganggu perakaran, setelah berumur
Penanaman dilakukan pada saat bibit 6 minggu ajir akan diikat. Tanaman
sudah berumur 1 bulan atau sudah disiangi dari gulma dengan cara
mempunyai daun sekitar 4 sampai 5 mencabut tanaman-tanaman liar dan
helai. Sebelum pindah tanam polybag tanah kemudian digemburkan apabila
diberi label sesuai perlakuan, pemberian mulai memadat, biasanya rumput-
label bertujuan untuk membedakan rumput liar (gulma) yang mengganggu
perlakuan yang akan diberikan pada pertumbuhan tanaman pokok mulai
masing-masing tanaman terung ungu. tumbuh. Adapun pengendalian hama dan
Penanaman dilakukan dengan penyakit dengan pemberian pestisida
memindahkan bibit ke dalam polybag decis dengan dosis 2 ml/L air dengan
yang sudah disediakan dengan jarak cara di semprotkan ke seluruh tanaman.
antar polybag 50 cm x 50 cm. Pemberian 6. Panen
label pada setiap polybag dilakukan Terong dipanen pada umur 40 HST.
sebelum pemindahan bibit tanaman Waktu panen dilakukan pada saat pagi
terung. atau sore hari. Buah terung siap dipanen
4. Pemberian Perlakuan atau apabila buahnya tampak bernas (berisi),
Pemupukan buah masih muda tetapi ukurannya telah
Sebelum pemindahan bibit terong ungu maksimal, bijinya belum keras, daging
ke polybag besar, terlebih dahulu buahnya belum liat dan berwarna ungu
diberikan pupuk dasar, setelah media tua. Pemanenan terung dilakukan dengan
tanam tercampur dan diberikan pupuk cara memotong tangkai buahnya
dasar NPK kemudian di diamkan selama menggunakan gunting stek.
seminggu. Pemberian perlakuan pupuk
organik cair diberikan pada saat tanaman Parameter Pengamatan
berumur 7 HST di polybag besar sesuai Tinggi Tanaman (cm), Jumlah Daun
perlakuan yaitu konsentrasi 7,5 ml/L, 15 (Helai), Umur Mulai Berbunga (hst),
ml/L dan 22,5 ml/L air dengan cara Jumlah Bunga (bunga), Jumlah
penyemprotan menggunakan hand Buah/polybag/minggu (Buah), Panjang
sprayer. Waktu pemberian pupuk Buah (cm), Diameter Buah (cm), Bobot
organik cair (POC) dilakukan pada sore Buah per Tanaman (g), Bobot buah per
hari dengan konsentrasi interval waktu tanaman .
pemberian sesuai dengan perlakuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN menunjukkan bahwa interaksi antara


1. Tinggi Tanaman keduanya berpengaruh nyata terhadap
Hasil pengukuran tinggi tanaman dan tinggi tanaman, namun konsentrasi serta
sidik ragamnya disajikan pada Tabel interval waktu pemberian pupuk organik
Lampiran 1a dan 1b. Sidik ragam cair Nasa tidak berpengaruh nyata

Jurnal AGrotekMAS
Dahlan et al. Pengaruh konsentrasi dan interval waktu pemberian pupuk organik cair
(POC) nasa terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terong (Solanum melongena L.)

terhadap tinggi tanaman terong. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman (cm) pada konsentrasi dan interval waktu pemberian POC terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman terong
Konsentrasi POC Rata-rata NP BNT0,05
Interval Waktu
K1 K2 K3
c abc
W1 20,17 19,37 19,53abc 19,69
a ab
W2 18,73 18,93 20,27c 19,31 1,12
Rata-rata 19,45 19,15 19,90
Keterangan :Angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji
BNT0,05

Hasil uji BNT0,05 pada Tabel 1 1. Jumlah Daun


memperlihatkan bahwa interaksi antara Hasil pengukuran jumlah daun dan sidik
konsentrasi pupuk organik cair Nasa dan ragamnya disajikan pada Tabel
interval waktu pemberian pupuk organik Lampiran 2a dan 2b. Sidik ragam
cair Nasa K3W2 (konsentrasi 22,5 ml/L menunjukkan bahwa interaksi antara
air dengan interval waktu pemberian 2 keduanya berpengaruh nyata terhadap
kali/minggu) memberikan rata-rata jumlah daun, namun konsentrasi serta
tinggi tanaman tertinggi yaitu 20,27 cm, interval waktu pemberian pupuk organik
dan tidak berbeda nyata dengan K1W1, cair Nasa tidak berpengaruh nyata
K3W1 dan K2W2, namun berbeda nyata terhadap jumlah daun tanaman terong.
dengan K2W2, dan K1W2 memberikan Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
rata-rata tinggi tanaman terendah yaitu tabel 2.
18,73 cm.
Tabel 2. Rata-rata jumlah daun (helai) pada konsentrasi dan interval waktu pemberian POC terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman terong
Konsentrasi POC Rata-rata NP BNT0,05
Interval Waktu
K1 K2 K3
W1 10,03 abc
9,73 ab
9,83abc 9,87
W2 9,73 a
10,07 abc
10,13c 9,98 0,38
Rata-rata 9,88 9,90 9,98
Keterangan :Angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji
BNT0,05

Hasil uji BNT0,05 pada Tabel 2 2. Umur Berbunga


memperlihatkan bahwa interaksi antara Hasil pengukuran umur berbunga dan
konsentrasi pupuk organik cair Nasa dan sidik ragamnya disajikan pada Tabel
interval waktu pemberian pupuk organik Lampiran 3a dan 3b. Sidik ragam
cair Nasa K3W2 (konsentrasi 22,5 ml/L menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk
air dengan interval waktu pemberian 2 organik cair Nasa serta interaksi antara
kali/minggu) memberikan rata-rata keduanya berpengaruh nyata terhadap
jumlah daun tertinggi pada yaitu 10,13 umur berbunga, namun interval waktu
helai, dan tidak berbeda nyata dengan pemberian pupuk organik cair Nasa tidak
K2W2, K1W1, dan K3W1, namun berpengaruh nyata terhadap umur
berbeda nyata dengan K2W1, dan K1W2 berbunga tanaman terong. Untuk lebih
(konsentrasi 7,5 ml/L air dengan interval jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.
waktu pemberian 2 kali/minggu)
memberikan rata-rata jumlah daun
terendah yaitu 9,73 helai.

Jurnal AGrotekMAS
Dahlan et al. Pengaruh konsentrasi dan interval waktu pemberian pupuk organik cair
(POC) nasa terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terong (Solanum melongena L.)

Tabel 3. Rata-rata umur berbunga (hst) pada konsentrasi dan interval waktu pemberian POC
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terong
Konsentrasi POC Rata-rata NP BNT0,05
Interval Waktu
K1 K2 K3
W1 33,13c 32,53abc 32,20a 32,62
W2 32,53abc 33,20c 32,33ab 32,69 0,75
a a a
Rata-rata 32,83 32,87 32,27
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji
BNT0,05

Hasil uji BNT0,05 pada Tabel 3 memberikan rata-rata umur


memperlihatkan bahwa interaksi berbunga tercepat yaitu 32,27 hst,
antara konsentrasi pupuk organik dan tidak berbeda nyata dengan
cair Nasa dan interval waktu konsentrasi 7,5 ml/L air (K1), serta
pemberian pupuk organik cair Nasa konsentrasi 15 ml/L air (K2) yang
K3W1 (konsentrasi 22,5 ml/L air memberikan rata-rata umur
dengan interval waktu pemberian 1 berbunga terlambat yaitu 32,87 hst.
kali/minggu) memberikan rata-rata 3. Jumlah Bunga
umur berbunga tercepat yaitu 32,20 Hasil pengukuran jumlah daun
hst, dan tidak berbeda nyata dengan dan sidik ragamnya disajikan pada
K3W2, K1W2, dan K2W1, namun Tabel Lampiran 4a dan 4b. Sidik
berbeda nyata dengan K1W1, dan ragam menunjukkan bahwa
K2W2 (konsentrasi 15 ml/L air konsentrasi pupuk organik cair Nasa
dengan interval waktu pemberian 2 berpengaruh sangat nyata terhadap
kali/minggu) memberikan rata-rata jumlah bunga, namun interval waktu
daun berbunga terlambat yaitu 33,20 pemberian pupuk organik cair Nasa
hst. serta interaksi antara keduanya tidak
Hasil uji BNT0,05 pada Tabel 3 berpengaruh nyata terhadap jumlah
juga memperlihatkan bahwa bunga tanaman terong. Untuk lebih
konsentrasi 22,5 ml/L air (K3) jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Rata-rata jumlah bunga (bunga) pada konsentrasi dan interval waktu pemberian POC
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terong

Konsentrasi POC Rata-rata NP BNT0,05


Interval Waktu

K1 K2 K3
2,40
W1 1,90 2,43 2,87
2,37
W2 2,20 1,90 3,00 0,78

Rata-rata 2,05a 2,17ab 2,93b


Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji
BNT0,05

Hasil uji BNT0,05 pada Tabel 4 (K2), namun berbeda nyata dengan
memperlihatkan bahwa konsentrasi konsentrasi 7,5 ml/L air (K1) yang
22,5 ml/L air (K3) memberikan rata- memberikan rata-rata jumlah bunga
rata jumlah bunga tertinggi yaitu terendah yaitu 2,05 bunga. Adapun
2,93 bunga, dan tidak berbeda nyata interval waktu pemberian pupuk
dengan konsentrasi 15 ml/L air organik cair Nasa 1 kali/minggu

Jurnal AGrotekMAS
Dahlan et al. Pengaruh konsentrasi dan interval waktu pemberian pupuk organik cair
(POC) nasa terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terong (Solanum melongena L.)

(W1) cenderung memberikan rata- Tabel Lampiran 5a dan 5b. Sidik


rata jumlah bunga tertinggi yaitu ragam menunjukkan bahwa
2,40 bunga, dan interval waktu konsentrasi dan interval pupuk
pemberian pupuk organik cair Nasa organik cair Nasa serta interaksi
2 kali/minggu (W2) cenderung antara keduanya tidak berpengaruh
memberikan rata-rata jumlah bunga nyata terhadap jumlah buah tanaman
terendah yaitu 2,37 helai. terong. Untuk lebih jelasnya dapat
4. Jumlah Buah dilihat pada histogram gambar 1.
Hasil pengukuran jumlah buah
dan sidik ragamnya disajikan pada

Gambar 1. Histogram rata-rata jumlah buah


5. Panjang Buah
Gambar 1. memperlihatkan rata-rata
jumlah buah tanaman terong, Hasil pengukuran panjang buah dan
dimana terlihat bahwa kombinasi sidik ragamnya disajikan pada Tabel
perlakuan dengan konsentrasi 15 Lampiran 6a dan 6b. Sidik ragam
ml/L air (K2) dan interval waktu menunjukkan bahwa interval waktu
pemberian 2 kali/minggu (W2) dan pemberian pupuk organik cair Nasa
perlakuan dengan konsentrasi 22,5 berpengaruh nyata terhadap panjang
ml/L air (K3) dan interval waktu buah, namun konsentrasi pupuk organik
pemberian 1 kali/minggu (W1) cair Nasa serta interaksi antara keduanya
cenderung memberikan rata-rata tidak berpengaruh nyata terhadap
jumlah buah tertinggi yaitu 1,40 panjang buah tanaman terong. Untuk
buah. Adapun perlakuan dengan lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.
konsentrasi 7,5 ml/L air (K1) dan
interval waktu pemberian 1
kali/minggu (W1) cenderung
memberikan rata-rata jumlah buah
terendah yaitu 1,20 buah.
Tabel 5. Rata-rata panjang buah (cm) pada konsentrasi dan interval waktu pemberian POC terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman terong
Interval Waktu Konsentrasi POC Rata-rata NP BNT0,05

Jurnal AGrotekMAS
Dahlan et al. Pengaruh konsentrasi dan interval waktu pemberian pupuk organik cair
(POC) nasa terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terong (Solanum melongena L.)

K1 K2 K3
W1 22,83 23,33 23,63 23,27a
W2 23,07 22,57 22,97 22,87a 0,70
Rata-rata 22,95 22,95 23,30
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji
BNT0,05

Hasil uji BNT0,05 pada Tabel 5 panjang buah terendah yaitu 22,95
memperlihatkan bahwa interval cm.
waktu pemberian pupuk organik cair
Nasa 1 kali/minggu (W1) 6. Diameter Buah
memberikan rata-rata panjang buah Hasil pengukuran diameter
tertinggi yaitu 23,27 cm, dan tidak buah dan sidik ragamnya disajikan
berbeda nyata dengan interval waktu pada Tabel Lampiran 7a dan 7b.
pemberian pupuk organik cair Nasa Sidik ragam menunjukkan bahwa
2 kali/minggu (W2) memberikan konsentrasi pupuk organik cair Nasa
rata-rata panjang buah terendah berpengaruh nyata terhadap
yaitu 22,87 cm. Adapun dengan diameter buah, namun interval
konsentrasi 22,5 ml/L air (K3) waktu pemberian pupuk organik cair
cenderung memberikan rata-rata Nasa serta interaksi antara keduanya
panjang buah tertinggi yaitu 23,30 tidak berpengaruh nyata terhadap
cm, serta dengan konsentrasi 15 diameter buah tanaman terong.
ml/L air (K2), dan dengan Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
konsentrasi 7,5 ml/L air (K1) pada tabel 6.
cenderung memberikan rata-rata

Tabel 6. Rata-rata diameter buah (cm) pada konsentrasi dan interval waktu pemberian POC
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terong
Konsentrasi POC Rata-rata NP BNT0,05
Interval Waktu
K1 K2 K3
W1 3,52 3,65 4,12 3,76
W2 3,69 3,44 4,02 3,72 0,56
Rata-rata 3,61a 3,55a 4,07a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji
BNT0,05

Hasil uji BNT0,05 pada Tabel 6 3,76 cm, dan interval waktu
memperlihatkan bahwa dengan pemberian pupuk organik cair Nasa
konsentrasi 22,5 ml/L air (K3) 2 kali/minggu (W2) cenderung
memberikan rata-rata diameter buah memberikan rata-rata diameter buah
tertinggi yaitu 4,07 cm, dan tidak terendah yaitu 3,72 cm.
berbeda nyata dengan konsentrasi
7,5 ml/L air (K1), serta dengan 7. Bobot Buah
konsentrasi 15 ml/L air (K2) Hasil pengukuran bobot buah
memberikan rata-rata diameter buah dan sidik ragamnya disajikan pada
terendah yaitu 3,55 cm. Adapun Tabel Lampiran 8a dan 8b. Sidik
interval waktu pemberian pupuk ragam menunjukkan bahwa
organik cair Nasa 1 kali/minggu konsentrasi pupuk organik cair Nasa
(W1) cenderung memberikan rata- berpengaruh sangat nyata terhadap
rata diameter buah tertinggi yaitu bobot buah, namun interval waktu

Jurnal AGrotekMAS
Dahlan et al. Pengaruh konsentrasi dan interval waktu pemberian pupuk organik cair
(POC) nasa terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terong (Solanum melongena L.)

pemberian pupuk organik cair Nasa buah tanaman terong. Untuk lebih
serta interaksi antara keduanya tidak jelasnya dapat dilihat pada tabel 7.
berpengaruh nyata terhadap bobot
Tabel 7. Rata-rata bobot buah (gram) pada konsentrasi dan interval waktu pemberian POC terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman terong
Konsentrasi POC Rata-rata NP BNT0,05
Interval Waktu
K1 K2 K3
W1 54,70 68,30 69,53 64,18
W2 53,03 65,27 69,70 62,67 8,83
Rata-rata 53,87a 66,78b 69,62b
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji
BNT0,05

Hasil uji BNT0,05 pada Tabel 7 tidak mampu untuk tumbuh dan
memperlihatkan bahwa dengan berkembang dengan sebagaimana
konsentrasi 22,5 ml/L air (K3) mestinya. Samekto (2006) mengatakan
memberikan rata-rata bobot buah bahwa konsentrasi suatu pupuk yang
tertinggi yaitu 69,62 gram, dan tidak diberikan kepada tanaman, guna
berbeda nyata dengan konsentrasi 15 menunjang pertumbuhan tanaman
ml/L air (K2), namun berbeda nyata sehingga dapat menghasilkan
dengan konsentrasi 7,5 ml/L air (K1) pertumbuhan dan produksi secara
memberikan rata-rata bobot buah optimal.
terendah yaitu 53,87 gram. Adapun Konsentrasi 22,5 ml/L air (K3)
interval waktu pemberian pupuk organik memberikan rata-rata umur berbunga
cair Nasa 1 kali/minggu (W1) cenderung tercepat yaitu 32,27 hst, dan pada
memberikan rata-rata bobot buah konsentrasi 15 ml/L air (K2)
tertinggi yaitu 64,18 gram, dan interval memberikan rata-rata umur berbunga
waktu pemberian pupuk organik cair terlambat yaitu 32,87 hst. Hal ini
Nasa 2 kali/minggu (W2) cenderung dikarenakan adanya kandungan unsur
memberikan rata-rata bobot buah hara fosfor (P) dan nitrogen (N) dalam
terendah yaitu 62,67 gram. pupuk organik cair Nasa yang membantu
mempercepat proses pembungaan dan
Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik pembentukan bunga. Sutedjo (2008),
Cair Nasa terhadap Tanaman Terong mengatakan bahwa ketersediaan unsur
Hasil sidik ragam memperlihatkan hara N (Nitrogen) dan P (fosfor) dapat
bahwa konsentrasi pupuk organik cair mempercepat pembungaan dan
Nasa memberikan pengaruh nyata pembentukan buah.
terhadap parameter pengamatan umur Konsentrasi 22,5 ml/L air (K3)
berbunga, jumlah bunga, diameter buah memberikan rata-rata jumlah bunga
dan bobot buah. Namun, konsentrasi tertinggi yaitu 2,93 bunga, dan pada
pupuk organik cair Nasa juga konsentrasi 7,5 ml/L air (K1)
memberikan pengaruh tidak nyata pada memberikan rata-rata jumlah bunga
parameter tinggi tanaman, jumlah daun, terendah yaitu 2,05 bunga. Hal ini
jumlah buah dan panjang buah. Diduga didasarkan karena Ketersediaan unsur P
hal ini dikarenakan konsentrasi pupuk yang optimal akan memberikan
yang diberikan berada dalam taraf yang pengaruh positif bagi produksi tanaman
telah melebihi atau kekurangan dari terong. Yulianti (2010), mengatakan
toleransi tanaman sehingga tanaman bahwa kandungan yang dimiliki pupuk

Jurnal AGrotekMAS
Dahlan et al. Pengaruh konsentrasi dan interval waktu pemberian pupuk organik cair
(POC) nasa terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terong (Solanum melongena L.)

organik cair Nasa apabila diberikan buah yang terbentuk menjadi lebih
secara optimal akan berangsur-angsur banyak serta mempunyai bobot yang
memperbaiki konsistensi (kegemburan) lebih besar.
tanah yang keras. Kandungan zat
pengatur tumbuh (auxin, giberelin dan Pengaruh Interval Waktu Pemberian
sitokinin) akan mempercepat Pupuk Organik Cair Nasa terhadap
perkecambahan biji, pertumbuhan akar, Tanaman Terong
perbanyakan umbi dan merangsang fase Hasil sidik ragam memperlihatkan
vegetatif atau pertumbuhan tanaman dan bahwa interval waktu pemberian pupuk
mengurangi kerontokan pada bunga dan organik cair 1 kali/minggu dan 2
buah. kali/minggu, memberikan pengaruh
Konsentrasi 22,5 ml/L air (K3) nyata terhadap parameter panjang buah.
memberikan rata-rata diameter buah Namun, interval waktu pemberian pupuk
tertinggi yaitu 4,07 cm, dan pada organik cair 1 kali/minggu dan 2
konsentrasi 15 ml/L air (K2) kali/minggu, memberikan pengaruh tidak
memberikan rata-rata diameter buah nyata pada hampir semua parameter
terendah yaitu 3,55 cm. Harjadi (2011) pengamatan tinggi tanaman, jumlah
menjelaskan bahwasanya nitrogen (N) daun, umur berbunga, jumlah bunga,
merupakan unsur hara bagi pertumbuhan jumlah buah, diameter buah dan bobot
tanaman yang pada umumnya diperlukan buah. Rosmarkam dan Yuwono (2011)
untuk pembentukan dan pertumbuhan menyatakan bahwa waktu dan cara
diameter batang membesar sebagai pemberian pupuk yang tepat sangat
akibat terjadinya pertumbuhan meristem penting, terutama pada saat persediaan
kambium dimana pertumbuhan tersebut pupuk terbatas, maka penggunaan pupuk
disebabkan oleh pemanjangan dan harus tepat waktu pemberiannya dan
pembesaran sel yang sangat tergantung tepat cara aplikasinya sehingga
pada ketersediaan dan penyerapan hara meningkatkan hasil seoptimal mungkin.
Nitrogen. Saptarini et al. (2009) menambahkan
Konsentrasi 22,5 ml/L air (K3) bahwa pemberian pupuk harus dilakukan
memberikan rata-rata bobot buah dengan benar sesuai dengan aturan pakai
tertinggi yaitu 69,62 gram, dan pada atau dosis anjuran akan pemberian
konsentrasi 7,5 ml/L air (K1) pupuk. Hal ini guna menghindari
memberikan rata-rata bobot buah klorosis dan nekrosis pada tanaman
terendah yaitu 53,87 gram. Harjadi karena pupuk yang pemberian dosisnya
(2003) menyatakan bahwa ketersediaan berlebihan dapat menyebabkan kematian
unsur hara dalam jumlah yang cukup dan pada tanaman, dan pemberian yang
seimbang yang didukung oleh terlalu sering akan menyia-nyiakan
lingkungan menguntungkan maka perlakuan pemupukannya sehingga
pertumbuhan tanaman akan lebih baik terjadi pemborosan dan tidak efisien
dan proses fotosintesis berlangsung dalam menggunakan pupuk.
dengan lancar sehingga meningkatkan Perlakuan interval waktu pemberian
asimilat yang selanjutnya dimanfaatkan pupuk organik cair Nasa 1 kali/minggu
oleh tanaman untuk pertumbuhan dan (W1) memberikan rata-rata panjang buah
pembentukan buah. Oleh karena itu tertinggi yaitu 23,27 cm, dan tidak
makin banyak asimilat yang digunakan berbeda nyata dengan interval waktu
untuk pertumbuhan dan sebagai bahan pemberian pupuk organik cair Nasa 2
pensuplai pembentukan buah, maka kali/minggu (W2) memberikan rata-rata
pertumbuhan menjadi meningkat dan panjang buah terendah yaitu 22,87 cm.

Jurnal AGrotekMAS
Dahlan et al. Pengaruh konsentrasi dan interval waktu pemberian pupuk organik cair
(POC) nasa terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terong (Solanum melongena L.)

Hal ini diduga interval waktu pemberian Pada parameter seperti jumlah
pupuk 1 hari sekali perminggu sesuai bunga, jumlah buah, panjang buah,
bagi pertumbuhan dan perkembangan diameter buah dan bobot buah tidak
tanaman terong. Sesuai dengan pendapat berpengaruh nyata terhadap interaksi
Samekto (2006) yang menyatakan bahwa antara konsentrasi dan interval waktu
pemberian pupuk pada tanaman, pemberian pupuk organik cair Nasa. Hal
terutama penyemprotan pupuk daun ini menunjukkan bahwa pengaruh
dapat dilakukan dengan masa masing-masing faktor yang dicobakan
penyemprotan setiap 1 hari sekali tidak tergantung pada faktor yang lain.
perminggu. Rosmarkam dan Yuwono Pengaruh konsentrasi terhadap
(2011) juga menyatakan bahwa waktu pertumbuhan dan produksi tanaman
dan cara pemberian pupuk yang tepat terong tidak tergantung pada interval
sangat penting, terutama pada saat waktu pemberian pupuk organik cair
persediaan pupuk terbatas, maka Nasa pada beberapa parameter
penggunaan pupuk harus tepat waktu pengamatan. Demikian juga dengan
pemberiannya dan tepat cara aplikasinya pengaruh interval waktu pemberian
sehingga meningkatkan hasil seoptimal terhadap pertumbuhan dan produksi
mungkin. tanaman terong tidak tergantung pada
konsentrasi pupuk organik cair Nasa.

Pengaruh Interaksi antara KESIMPULAN DAN SARAN


Konsentrasi dan Interval Waktu Kesimpulan
Pemberian Pupuk Organik Cair Nasa Berdasarkan penelitian yang telah
terhadap Tanaman Terong dilakukan maka dapat disimpulkan
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa terdapat interaksi terbaik antara
bahwa interaksi antara konsentrasi dan konsentrasi dan interval waktu
interval waktu pemberian pupuk organik pemberian pupuk organik cair Nasa
cair Nasa berpengaruh nyata pada terhadap parameter tinggi tanaman,
parameter tinggi tanaman, jumlah daun jumlah daun dan umur berbunga.
dan umur berbunga. Interaksi ini terjadi Pemberian pupuk organik cair Nasa
karena adanya saling mendukung antara dengan konsentrasi 22,5 ml/L air
nutrisi yang terkandung dalam pupuk memberikan pengaruh terbaik pada
organik cair pada konsentrasi 22,5 ml/l paremeter tinggi tanaman, jumlah daun,
air dengan interval waktu pemberian 2 umur berbunga, jumlah bunga, panjang
kali/minggu), serta dengan kandungan buah, diameter buah dan bobot buah.
yang lebih banyak dan seimbang yang Interval waktu pemberian pupuk organik
dapat menyediakan unsur hara bagi cair 1 kali/minggu memberikan pengaruh
tanaman terong, dan mempunyai tingkat terbaik terhadap parameter tinggi
adaptasi dan penyerapan unsur hara yang tanaman, umur berbunga, jumlah bunga,
lebih baik sehingga laju pertumbuhan panjang buah, diameter buah dan bobot
tanaman akan lebih maksimal, maka buah.
tanaman dapat melakukan metabolisme
secara sempurna. Hakim dkk., (2000) Saran
menyatakan bahwa proses metabolisme Untuk meningkatkan pertumbuhan dan
tanaman sangat dipengaruhi oleh produksi terong, sebaiknya petani
ketersediaan unsur hara, sinar matahari menggunakan kombinasi perlakuan
dan air yang dapat dimanfaatkan oleh antara pupuk organik cair Nasa dengan
tanaman. konsentrasi 22,5 ml/L air dengan interval

Jurnal AGrotekMAS
Dahlan et al. Pengaruh konsentrasi dan interval waktu pemberian pupuk organik cair
(POC) nasa terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terong (Solanum melongena L.)

waktu pemberian 1 kali/minggu. Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-dasar Ilmu


Kemudian perlu dilakukan penelitian Tanah. PT. Raja Grafindo Persada.
lebih lanjut dengan menggunakan Jakarta.
komoditi yang sama, dan pada Harjadi, S.S. 2003. Pengatar Agronomi.
penggunaan pupuk organik cair Nasa PT Gramedia. Jakarta.
dengan konsentrasi yang berbeda. Harjadi, M. S. S. 2011. Pengantar
agronomi. PT Gramedia. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Ignatius, H, Irianto dan A. Riduan. 2014.
Andi Magfiranur, S. 2019. Manfaat Respon Tanaman Terong (Solanum
Arang Sekam. from melongena L.) terhadap
cybex.pertanian.go.id/ Pemberian Pupuk Organik Cair
mobile/artikel/83192/Manfaat- Urine Sapi. Jurnal Penelitian
Arang-Sekam/. Universitas Jambi Seri Sains,
Anas D Susila. 2006. Panduan Budidaya 16(1): 31-38.
Tanaman Sayuran. Bagian Jumin, H. B. 2008. Dasar-dasar
Produksi Tanaman Departemen Agronomi. PT. Raja Grafindo
Agronomi dan Holtikultura. IPB. Persada. Jakarta
Anni, Y., dan E. Kaya. 2015. Efek Kardinan, A. 2011. Pupuk Organik
Kombinasi Pupuk Organik Padat Cair Nasa. POC NASA.
Granul dan Pupuk N, P, K Yogyakarta.
terhadap Zn Total, Zn Tersedia, Lakitan, B. 2011. Dasar-Dasar Fisiologi
Serapan Zn, Serta Hasil Padi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada.
Sawah (Oryza sativa L.) Pada Jakarta.
Inceptisols. Jurnal Budidaya Mahulete, A. 2014. Pengaruh
Pertanian. Vol. 11. No 1. hal. 1-6. Konsentrasi Pupuk Organik Cair
Azhar, M.A., I. Bahua, dan F.S. Jamin. dan Pemangkasan Tunas Air /
2013. Pengaruh Pemberian Pupuk Wiwilan terhadap Pertumbuhan
NPK Pelangi terhadap dan Produksi Tanaman Tomat
Pertumbuhan dan Produksi (Lycopersicon esculentum Miller.).
Tanaman Terong (Solanum Jurnal Budidaya Pertanian 10 (2) :
melongena L.). Bone Bolango. 88-92.
Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Mebang dan P. Astuti. 2016. Pengaruh
Selatan. 2020. Statistik Pertanian Pemberian Pupuk Organik Cair
Hortikultura. BPS Provinsi NASA dan Pupuk Kandang Ayam
Sulawesi Selatan. terhadap Pertumbuhan dan
Fahri, K., Nikmah. M, dan S. J. Fitriah. Produksi Tanaman Selada
2013. Respon Pertumbuhan dan (Lactuca sativa L.). Samarinda:
Produksi Tanaman Terong Universitas 17 Agustus 1945
(Solanum melongena L.) terhadap Samarinda. 6 hal.
Perlakuan Pupuk Phonska. Hasil Monica, R. 2015. Pengaruh pemberian
Penelitian. Desa Dutohe, pupuk cair lamtoro (Leucaena
Kecamatan Kabila, Kabupaten leucocephala L.) terhadap
Bone Bolango. pertumbuhan dan produktivitas
Hadiatna, E. 2006. Mari Kita Bercocok tanaman kedelai (Glycine max)
Tanam Terong Jepang. PT Sinergi var. Grobogan. Skripsi. Program
Pustaka Indonesia. Bandung. 215 Studi Pendidikan Biologi. Fakultas
hal. Pertanian. Universitas Sanata
Dharma. Yogyakarta. 71 hal.

Jurnal AGrotekMAS
Dahlan et al. Pengaruh konsentrasi dan interval waktu pemberian pupuk organik cair
(POC) nasa terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terong (Solanum melongena L.)

Mulyono. 2014. Membuat MOL dan Terong (Solanum melongena L.).


Kompos dari Sampah Rumah Jurnal Vegetalika, 3(2): 45-58.
Tangga. PT AgroMedia Pustaka. Samadi, B. 2001. Budidaya Terong
Jakarta. 114 hal. Hibrida. Kanisius. Yogyakarta. 67
Nafilah, I. S., R. Poerwanto dan D. hal.
Efendi. 2018. Karakterisasi 13 Samekto, R. 2006. Pupuk Daun. Citra
Genotipe Terong (Solanum Aji Parama. Yogyakarta.
melongena L.) Koleksi Pusat Saptarini, N., Eti Widayati., Lila Sari.,
Kajian Hortikultura Tropika dan B. Sarwono. 2009. Agar
(PKHT). Journal Horticulturae, Tanaman Cepat dan Rajin
2(2): 28-35. Berbuah. Penebar Swadaya.
Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan Jakarta.
yang Efektif. Agromedia Pustaka. Setyaningrum, H.D. dan C. Saparinto.
Jakarta. 2012. Panen Sayur Secara Rutin di
Puspitorini, P. 2017. Pengaruh Biourine Lahan Sempit. Penebar Swadaya.
pada Pertumbuhan dan Hasil Jakarta. 206 hal.
Beberapa Varietas Tanaman Sunarjono, H., H. 2007. Bertanam 30
Terong (Solanum melongena L.). Jenis Sayuran. Jakarta. Penebar
Jurnal Ilmu Pertanian, Kehutanan Swadaya. 183 hal.
dan Agroteknologi, 18(2): 1-7. Susanna, Tjut Chamzurni, and Arisandi
Putri, D. D. 2016. Identifikasi Karakter Pratama. 2011. Manfaat
Kualitatif dan Kuantitatif penggunaan pupuk Organik Cair.
Beberapa Varietas Terong Jakarta
(Solanum melongena L.). Skripsi, Susetya, D. 2014. Panduan Lengkap
Jurusan Agroteknologi. Fakultas Membuat Pupuk Organik.
Pertanian. Universitas Lampung. Bandung.
Bandar Lampung. Sutejo, M. M. 2008. Pupuk dan
Rahmah, A., Munifatul, I., & Sarjana, P. Pemupukan. Pustaka Buana.
2014. Pengaruh Pupuk Organik Bandung.
Cair Berbahan Dasar Limbah Thufeili, W. 2018. Analisis Pendapatan
Sawi Putih (Brassica chinensis L.) Usaha Tani dan Pemasaran
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Terong Ungu di Desa Simpang
Jagung Manis (Zea mays L. Var. Kanan Kecamatan Sumberejo
Saccharata). Semarang. Anatomi Kabupaten Tanggamus. Skripsi,
Fisiologi, 22(1) 65-71. Fakultas Pertanian Jurusan
Rosmarkam, A., dan N.W Yuwono. Agribisnis Universitas Lampung.
2011. Ilmu Kesuburan Tanah. Bandar Lampung.
Kanisius. Yogyakarta. Wasis dan Ubad. 2018. Pengaruh
Safei, M., A. Rahmi dan N. Jannah. Konsentrasi Pupuk Organik Cair
2014. Pengaruh Jenis dan Dosis Terhadap Pertumbuhan dan
Pupuk Organik Terhadap Produksi Beberapa Varietas
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tanaman Terong (Solanum
Terong (Solanum melongena melongena L.). Jurnal Ilmiah
L.)Verietas Mustang F-1. Jurnal Pertanian. Fakultas Pertanian,
Agrifor, 13(1): 59-66. Universitas Pekalongan.
Sahid, O.T., R. Murti dan S. Trisnowati. Winarso, S. 2011. Kesuburan Tanah
2014. Hasil dan Mutu Enam Galur Dasar Kesehatan dan Kualitas
Tanah. Gava Media. Yogyakarta.

Jurnal AGrotekMAS
Dahlan et al. Pengaruh konsentrasi dan interval waktu pemberian pupuk organik cair
(POC) nasa terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terong (Solanum melongena L.)

Yasmin. 2014. Pengaruh Perbedaan Zabarti, E., L. Wahyu., dan Mayta. 2013.
Waktu Aplikasi Dan Konsentrasi Pengaruh Konsentrasi dan Interval
Giberelin (Ga3) Terhadap Waktu Pemberian Pupuk Organik
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Cair NASA Terhadap
Cabai Besar (Capsicum annuum Pertumbuhan dan Produksi
L.). Jurnal Produksi Tanaman. 395- Tanaman Tomat (Solanum
403 hal. lycopersicum Lam.). Jurnal
Yulianti. D. 2010. Pengaruh Hormon Agrium. 18 (1): 17-19. Fakultas
Organik dan Pupuk Organik Cair Matematika dan Ilmu Pengetahuan
(POC) Super NASA Terhadap Alam, Universitas Riau.
Produksi Tanaman Jagung Manis Pekanbaru. 10 hal.
(Zea mays saccharata Sturt).

Jurnal AGrotekMAS

You might also like