You are on page 1of 8

M.

HASANUDDIN WAHID, HARI SUYANTO


PERANG DIPONEGORO SEBAGAI TENDANGAN BOLA SALJU KEMERDEKAAN INDONESIA

Available online at FACTUM; Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah


website: https://ejournal.upi.edu/index.php/Factum
FACTUM: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah, 12(2), 211-218

RESEARCH ARTICLE

PERANG DIPONEGORO SEBAGAI TENDANGAN BOLA SALJU


KEMERDEKAAN INDONESIA
M. Hasanuddin Wahid, Hari Suyanto
Program Doktoral Universitas Pertahanan RI
damar.arthur@gmail.com

To cite this article: Wahid, M. H., & Suyanto, H. (2023). Perang Diponegoro sebagai tendangan bola salju
kemerdekaan indonesia. FACTUM: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah, 12(2), 211-218. https://doi.
org/10.17509/factum.v12i2.63898.

Abstract Article Info

The Diponegoro War, which lasted for five years from 1825-1830, was motivated by Prince Diponegoro’s Article History:
dislike of interfering too much with the internal affairs of the Yogyakarta Palace, plus the Dutch action Received 11 Mei 2021
unilaterally fixing the land to be used by the railroad crossing the land of Prince Diponegoro’s ancestral Revised 16 July 2022
grave, this sparked anger until there was resistance to the Dutch Colonialism. The researcher was inspired Accepted 28 June 2023
by Ustadz Salim.A.Fillah’s lectures, which often discussed the story of the Java War, especially the history Available online 1 October 2023
of Prince Diponegoro, where if sequenced from Prince Diponegoro’s resistance, stelsel fort, cultuur
stelsel, ethical politics to the mobilization of students led by aristocrats who were literate in politics as Keyword:
a kick a snowball of the Indonesian national movement towards independence. This research aims to Cultuur Stelsel
show that the millennial generation has primarily forgotten the nation’s current historical experience, Diponegoro War
and awareness of participating in defending the country is deficient; therefore, the researcher hopes that Ethical Politics
the continuity of the story of the Diponegoro war so that the national movement against colonialism can Fort Stelsel
contribute to the awareness of defending the country for the next generation of the nation.

Abstrak
Perang Diponegoro yang berlangsung selama lima tahun dari 1825-1830 dilatarbelakangi oleh
ketidaksukaan Pangeran Diponegoro terlalu turut campur dengan urusan internal Keraton Yogyakarta
ditambah lagi tindakan Belanda secara sepihak mematok tanah yang akan digunakan rel kereta api
melewati tanah makam leluhur Pangeran Diponegoro, hal tersebut menyulut kemarahan hingga terjadi
perlawanan kepada Kolonial Belanda. Peneliti terinspirasi dari ceramah Ustadz Salim.A.Fillah yang
sering mengupas mengenai kisah Perang Jawa terutama sejarah Pangeran Diponegoro dimana jika
diurutkan sejak perlawanan Pangeran Diponegoro, benteng stelsel, cultuur stelsel, politik etis hingga
pengerakan mahasiswa yang dipelopori kaum ningrat yang melek akan politik sebagai tendangan bola
salju pergerakan nasional bangsa Indonesia menuju kemerdekaan. Penelitian ini bertujuan bahwa
pengalaman sejarah bangsa saat ini sudah banyak dilupakan oleh generasi millenial, kesadaran ikut
serta dalam bela negara sangat rendah oleh sebab itu harapan peneliti kesinambungan kisah perang
Diponegoro ini hingga pergerakan nasional melawan penjajahan dapat memberikan kontribusi bagi
kesadaran bela negara generasi penerus bangsa.

© 2023 Kantor Jurnal dan Publikasi UPI

211
FACTUM
Volume 12 N0.2, Oktober 2023

PENDAHULUAN tanpa melakukan pemerasan atau pemberian


upeti, disitulah kelak sebagai anggaran Perang
Pangeran Diponegoro sebagai putra
Jawa pada tahap awal.
bangsawan mempunyai nama saat masih kecil
Tulisan ini terinspirasi dari ceramah
adalah Bendoro Raden Mas Mustahar. Lahir di
Ustadz Salim A. Fillah dalam dakwah
Keraton Yogyakarta pada tanggal 11 November
Perjuangan Diponegoro dan Babad Tanah
1785 (Carey 2014, hlm. 3). Sebagai cucu
Jawi. Dalam ceramahnya menyebutkan bahwa
Sultan Hamengku Buwono II dan ayahnya
perjuangan Diponegoro sebagai tendangan
adalah putra sulung dari istri permasuri Ratu
salju kemerdekaan Indonesia. Menurut Fillah
Kedaton(1750-1820). Bayi Diponegoro dibawa
bahwa dampak 5 tahun Perang Diponegoro
oleh Kakek Buyutnya Sultan Hamengku
menyebabkan kerusakan yang luar biasa, hal
Buwono I dan dipercayakan pada asuhan Ratu
tersebut membuat Belanda harus membangun
Ageng, Raja lanjut usia tersebut sudah memiliki
benteng dari Kertosono Jawa Timur hingga
firasat bahwa cucu buyutnya kelak akan
di Cilacap Jawa Tengah yang terkenal dengan
memberi kerusakan yang luar biasa terhadap
Benteng Stelsel, kemudian kerugian secara
penjajahan Belanda melebihi yang pernah dia
materi Belanda memaksa menerapkan Cultuur
buat selama Perang Giyanti (1746-1755).
Stelsel oleh Johanes Van Den Bosch. Pada
Pada tulisan dalam Babad Diponegoro
program ini setidaknya pendapat Belanda 875
11:45 memberikan hal yang sangat penting
juta gulden (Fillah, 2023) dengan sistem tanam
akan kedekatan antara Diponegoro dengan
paksa, maka menimbulkan pertentangan dari
Hamengku Buwono I sebagai Raja yang sangat
salah satu tokoh terkenal Edward Duowes
kharismatik dan memberikan inspirasi kepada
Dekker dengan samarannya dengan nama
sang pangeran saat meletusnya Perang jawa
pena Multatuli (saya sudah cukup menderita)
(1825-1830).
yang tertuang dalam novel satir Max Havelaar
Adopsi yang dilakukan Ratu Ageng yang
dengan judul Or the coffee auctions of the Ducth
menjadi pelindung setelah pendiri Keraton
trading company ditulis pada tahun 1860. Novel
Yogyakarta memprediksi atau tepatnya
tersebut memuat kritikan terhadap kolonial
meramalkan bahwa masa depan luar biasa
Belanda di Indonesia, dengan menceritakan
kepada bayi Diponegoro. Apapun kondisinya
tokoh utamanya berjuang melawan
saat itu Sang Pengeran menjalankan hidup masa
kolonialisme yang korup di Jawa.
kanak-kanaknya hidup dengan seorang wanita
Belanda mempunyai nilai positig dalam
sepuh yang luar biasa dengan pandangannya,
hal perekonomian diakhir abad XIX dengan
kritis pemikirannya atas perkembangan
datangnya para pegawai kolonial Belanda
keraton yang saat itu dipimpin seorang Raja
dengan membawa pemikiran tentang politik
yang sewenang-wenang dan tidak mumpuni.
etis yang juga ditetapkan oleh Ratu Wilhelmina
Pindah ke Tegalrejo Ratu Ageng mendidik
dengan memusatkan pada pembangunan
sang pangeran dengan bekal ilmu agama sebagai
irigasi dan memberikan pedidikan bagi bangsa
santri, belajar bertani menyamarkan diri tanpa
Indonesia. Politik etis ini disebut juga sebagai
pamrih dalam jalan kasihNya pada Sang Hyang
politik balas budi, hal tersebut membuat para
Sukma (Babad Dipanegara, II: 45-6). Metode
ningrat yang mempunyai kesempatan sekolah
Ratu Ageng dalam mengelola Tegalrejo sangat
menjadi cendikiawan ningrat. Lembaga
hati-hati untuk berdagang di pantai utara dan
sekolah yang didirikan oleh Belanda justru
juga tempat asal beliau di Bima, hal tersebut
menjadi embrio pergerakan nasional oleh
membuat kesan mendalam bagi Diponegoro
para mahasiswa nya. Penulis berharap tulisan
muda, maka jika dibandingkan dengan para
ini memberikan kontribusi kepada pembaca
pangeran seusianya Diponegoro adalah
untuk meningkatkan rasa cinta tanah air
pangeran yang memiliki penghasilan besar
dan bangsa dalam rangka membela negara,

212
M.HASANUDDIN WAHID, HARI SUYANTO
PERANG DIPONEGORO SEBAGAI TENDANGAN BOLA SALJU KEMERDEKAAN INDONESIA

meningkat kesadaran nasional akan falsafah benang merah kebangkitan nasional yang pada
sebagai Bangsa Indonesia. akhirnya Indonesia memperoleh kemerdekaan
dari penjajahan Belanda.
METODE Situasi dan kondisi politik Kerajaan
Penelitian sejarah merupakan suatu Mataram, seperti yang sudah dijelaskan
penelitian yang mempelajari kejadian-kejadian sebelumnya bahwa sedang tidak dalam
masa lalu perjalanan hidup manusia. Tujuan kondisi baik. Perjanjian Gianti (1755) yang
penelitian ini membuat suatu rekonstruksi menyebabkan pecahnya wilayah Mataram
masa lampau secara sistematis dan obyektif menjadi Surakarta dan Yogyakarta. Campur
(Herlina, 2020). Metode sejarah sebagai tangan Belanda sejak itu semakin dalam
proses menguji dan menganalisis secara terhadap urusan internal kerajaan terutama
kritis rekaman peninggalan masa lampau dan Keraton Yogyakarta. Bukti adanya campur
proses penelitian terdiri dari penyelidikan, tangan Belanda adalah saat Hamengkubuwono
menjelaskan juga memahami kegiatan atau II diturunkan tahtanya oleh Belanda dan
suatu peristiwa yang terjadi beberapa waktu digantikan oleh Hamenkubowono III yang
lalu. Metode sejarah memiliki empat langkat berkuasa dan diangkat oleh Belanda (Sejarah
yang saling terkait. perang-perang nusantara jilid 4, 2003, hlm.
Teknik heuristik sebagai metode mencari 160).
sumber-sumber sejarah terdiri dari sumber Pengaruh campur tangan Belanda tersebut
sekunder berupa buku-buku, majalah, jurnal menimbulkan kekecewaan dan memunculkan
dan ceramah.Saat ini yang didapatkan peneliti golongan anti-Belanda didalam internal
dalam mencari keaslian isi dari sumber keraton. Sebenarnya Dipongoro yang tinggal
kebenaran atau kekeliruan yang bisa saja jauh dari keraton tidak lagi memperdulikan
terjadi. Tujuan mencari banyak sumber sejarah urusan didalam, kekecewaan Diponegoro
supaya tidak terjadi kesalahan maka diambil sepertinya bagaikan doktrin dari Sang Nenek
langkah kritik ektern. yaitu Ratu Ageng Tegalrejo akan sikap Sultan
Sedangkan intepretasi adalah upaya penulis dan para pejabat keraton, hal tersebut menabur
untuk menghubungkan fakta dan penafsiran benih-benih kebencian Diponegoro yang justru
yang dituangkan dalam tulisan oleh karena membuat Belanda menilai bahwa Diponegoro
itu penafsiran harus tetap obyektif. Meskipun menampakkan sikap kontra terhadap Belanda
dalam keadaan tertentu bisa juga bersikap tidak seperti para elit keraton.
subyektif rasional tetapi jangan emosional, dan Kebencian Diponegoro ditambah dengan
rekonstruksi suatu peristiwa sejarah setidaknya laporan bahwa Belanda memberikan patok
mampu menghasilkan fakta sejarah yang benar untuk membuat jalan raya yang melewati tanah
atau setidaknya mendekati kebenaran. makam leluhur Diponegoro, sebegai pemilik
tanah tentu membuat Diponegoro marah karena
PEMBAHASAN pihak Belanda tanpa ada pemberitahuan awal,
Setelah mengumpulkan data dari studi maka dalam bentuk protes nya Diponegoro
literatur dan membaca berbagai macam memerintahkan pengikutnya untuk mencabut
sumber maka penulis mendapatkan hasil semua patok-patok tersebut tetapi Belanda
rekonstruksi sejarah yang menarik. Pada tidak jera dan melakukannya berulang kali
awalnya mempelajari ilmu sejarah Perang yang juga membuat kemarahan rakyat. Sejak
Diponegoro (1825-1830) dalam penelitian campur tangan Belanda dalam urusan keraton
histografi sebenarnya tujuan kedua belah pihak menyebabkan kekeruhan dan kekacauan
mempertahankan kadaulatan wilayah atau keluarga keraton dan bisa dikatakan salah satu
merebut kedaulatan negara?. Sehingga dengan penyebab perlawanan terhadap Belanda.
kobaran pertempuran tersebut membuat

213
FACTUM
Volume 12 N0.2, Oktober 2023

Perlawanan Diponegoro yang awalnya Prawirodirjo alias Sentot Alibasah. Pasukan


dipicu oleh tindakan Belanda membangun khusus sabotase yang disebut Pasukan
jalan melewati tanah leluhur Diponegoro Kadjineman yang mempunyai keahlian sebagai
sepertinya berbuntut panjang dengan pasukan sabotase.
diserangnya Tegalrejo pada tanggal 20 Juli 1825 Kepiawaian pasukan Diponegoro tersusun
oleh Belanda. Serangan itu berupa pengrusakan sedemikian rupa. Menurut Arief Iskandar
dan pembakaran yang membuat terkejut dalam buku “Pembinaan Daya Mampu Dalam
para pengikut Diponegoro. Perlawanan pun Pengelaran Perang Diponegoro (1970)”
terjadi namun kekuatan yang tidak seimbang mengatakan bahwa pasuka reguler disusun
membuat pertimbangan Diponegoro untuk sedemikian rupa membentuk sebuah poros
menarik pengikutnya ke daerah Bantul menuju dan inti dalam menyerang Belanda. Pasukan
desa Kalisoko (Sagimun,1986, hlm. 51). Desa memanfaatkan alam dengan berteriak-
ini merupakan tempat menetap keluarga teriak pada tebing sehingga suaranya
Pangeran Mangkubumi yang dijadikan sebagai menggema membuat musuh mengira bahwa
pelindung. jumlah pasukan sangat banyak. Pergerakan
Pasukan Diponegoro memilih Selarong pasukan yang membuat tidak amannya pos-
sebagai markas dan tempat untuk mengatur pos Belanda, jalur komunikasi dan sistem
siasat perangnya. Pada awalnya perlawanan transportasi Belanda ini adalah taktik pasukan
Diponegoro belum terorganisir rapi baik dari Diponegoro untuk tidak melakukan perang
pola serangan maupun strategi. Serangan masih secara konvensional.
bergerombol pada malam hari memasuki kota Kemenangan demi kemenangan pasukan
dengan melakukan perusakan bersama rakyat Diponegoro hingga akhir tahun 1826
dengan senjata seadanya seperti tombak, merupakan suatu pukulan telak bagi Belanda.
tali pelempar batu dan lembing dan saat Kerugian sangat besar pihak membuat
menjelang subuh gerombolan tersebut ditarik pemerintah kolonial mengubah taktiknya.
mundur (Arif Iskandar,1970, hlm. 31). Namun Adalah Hendrick Merkus Baron de Kock atau
organisasi pasukan Diponegoro sudah mulai Jenderal de Kock pada tahun 1827 merupakan
tertata walaupun masih dalam pola tradisional, tahun titik balik perubahan strategi perang
pasukan yang disusun adalah prajurit keraton militer Belanda untuk melawan pasukan
Sultan Hamenkubuwono III yang dirumahkan Diponegoro. Peralihan strategi dari mobilitas
dan pulang kampung kemudian bergabung berganti dengan strategi benteng atau lebih
dengan pasukan Diponegoro. Seperti diketahui dkenal dengan Stelsel Benteng. Strategi militer
bahwa pasukan keraton harus dipangkas ini sangat unik baik dari aspek perencanaan
karena sejak perjanjian dengan Pemerintah pemikiran de Kock maupun pada pelaksanaan
Kolonial pasukan pengawal sultan saja yang pertempuran melawan pasukan Diponegoro.
diperbolehkan. Penjelasan oleh Kolonel Jhr.F.V.A Ridder de
Dengan bantuan para ningrat dan kerabat Stuer dalam memoar Memories sur la guerre
keraton yang benci terhadap Belanda, perlahan d’ile de Java de 1985-1830 pada tahun1834
pasukan Diponegoro mulai tertata rapi. yang kemudian diterjemahkan oleh Letnan
Satuan-satuan reguler infanteri dan sedikit Kolonel H.M Lange dengan judul Gedenkshrif
kavaleri tersusun, kekuatan kavaleri berkuda van den Oorlop op Java van 1985 tot 1830 yang
Diponegoro berjumlah sekitar 400 orang terbit pada tahun 1847 bahwa taktik ini belum
sebagai pasukan bekas kaveleri Mataram. pernah diterapkan karena mempunyai ciri
Satuan infanteri dipimpin para Pangeran yang yang unik. Pembuatan strategi dari perpaduan
sangat teruji keloyalannya kepada Diponegoro aspek politik,sosial,kultural dan seni.
dan pasukan yang terkenal adalah Pasukan Taktik benteng ini cukup efektif
Jero pimpinan Alibasah Abdul Mustofa mempersempit gerakan pasukan Diponegoro

214
M.HASANUDDIN WAHID, HARI SUYANTO
PERANG DIPONEGORO SEBAGAI TENDANGAN BOLA SALJU KEMERDEKAAN INDONESIA

yang terkenal suka berpindah-pindah tempat. pada tanggal 17 Oktober 1829. Kembalinya
Setiap daerah yang ditaklukan Belanda akan pasukan yang dipimpin Sentot ke Yogyakarta
bangun benteng pertahanan dimana setiap menjadi pukulan berat bagi Pangeran
benteng dibangun jalur penghubung. Menurut Diponegoro, namun prinsip perjuangannya
Salim A.Fillah benteng yang dibangun masih terus berlanjut.
membentang antara Cilacap Jawa Tengah Cara-cara militer yang dilakukan Belanda
hingga Kertosono Jawa Timur dan dengan untuk menangkap Pangeran Diponegoro tidak
taktik ini Belanda berhasil memukul mundur kunjung membuahkan hasil akhirnya pada 16
pasukan Diponegoro dan memaksa untuk Februari 1830 Belanda berhasil mengadakan
menahan pembangunan benteng-benteng pertemuan. Pihak Belanda diwakili Kolonel
Belanda, hal tersebut tentunya membuat Cleerens (Dekker, 1965) dan diadakan di
pasukan Diponegoro mengalami kerugian Magelang, namun Pangeran Belanda hanya
yang besar. mau mengadakan pertemuan dengan pimpinan
Menangkap Pangeran Diponegoro bukanlah tertinggi Belanda di Jawa yaitu Jenderal de
hal yang mudah bagi Belanda, meskipun sudah Kock. Dalam perundingan tersebut Belanda
melaksanakan taktik benteng stelsel, segala berjanji akan memberikan jaminan bahwa
upaya terus dilakuka termasuk membuat bila perundingan gagal maka Diponegoro
sayembara. Hadiah besar berupa uang, gelar diperbolehkan kembali. Namun janji tersebut
bangsawan, tanah dan gaji merupakan iming- bohong belaka, hal tersebut terbukti bahwa
iming Belanda namun tidak membawa Jenderal de Kock memerintahkan Kolonel
hasil sesuai harapan. Sementara itu rakyat Cleerens untuk menangkap Diponegoro dan
semakin giat melakukan perlawanan dan terus melucuti senjatanya. Pangeran Diponegoro
mengobarkan semangat pertempuran. dibuang ke Manado dan wafat di Benteng
Tahun 1829 merupakan tahun yang berat Rotterdam Ujung Pandang pada tanggal 8
bagi perlawanan Pangeran Diponegoro, dimana Januari 1855.
aktivitas pertempuran melawan Belanda mulai Sepeninggal Diponegoro selama dalam
berkurang. Kekuatan pasukan juga menurun pembuangan perlawanan di Jawa mulai
apalagi banyak para pemimpin-pemimpin menurun, semakin melemah dan pada akhirnya
perlawanan berhasil dilucuti oleh Belanda tidak ada sama sekali. Kerugian selama lima
seperti Kyai Mojo penasehat spiritual Pangeran tahun dari pihak pribumi menurut Peter Carey
Diponegoro yang dilucuti di Surakarta dan (1986) dimana lebih dari dua juta penduduk
dibuang ke Batavia kemudian Nyi Ageng Jawa Tengah dan Jawa Timur dan pesisir utara
Serang yang mundur dari medan laga karena mengalami penderitaan, perang berimbas
kondisi fisiknya, Pangeran Suryo dan Aryo pada kerusakan seperempat tanah yang sudah
Prangwadono tertangkap. digarap dan siap untuk ditanami, serta hampir
Kondisi pasukan Diponegoro semakin 200 jiwa meninggal dunia. Pihak Belanda juga
melamah setelah Pangeran Bei gugur dan mengalami kerugian yang tidak sedikit, bahkan
sebagai Senopati tinggal Sentot Prawirodirjo perang dengan Pangeran Diponegoro yang
yang sangat ditakuti oleh Belanda, maka dari juga disebut Perang Jawa memakan korban
itu upaya untuk membujuk Sentot untuk dari pasukan berbangsa Eropa 8000 orang dan
meghentikan perlawanan melalui Bupati 7000 orang pribumi yang membantu Belanda,
Madiun yang masih mempunyai hubungan dari segi anggaran Belanda rugi sekitar 20 juta
kerabat dengan Pangeran Prawiraningrat gulden untuk biaya perang.
berhasil membujuk Sentot untuk menhentikan Kebijakan politik kerajaan Belanda berubah
perlawanan dengan berbagai persyaratan. di tanah Jawa, menghadapi pemberontakan
Setelah menerima persyaratan dari Sentot maka Pasukan Diponegoro selama lima tahun
Belanda melakukan perundingan di Imogiri kemudian pembangunan benteng dalam

215
FACTUM
Volume 12 N0.2, Oktober 2023

rangka mempersempit ruang gerak pasukan penjajah karena tidak mempunyai hak bahkan
pemberontak membuat kerajaan harus otoritas terhadap hasil panennya sendiri.
berusaha mendapatkan penghasilan untuk Kaum humanis mengatakan bahwa tanam
menutupi kerugian pasca perang. Gubernur paksa ini harus dihentikan karena sudah
Jenderal Johanes Van Den Bosch yang berkuasa menindas dan menyengsarakan rakyat,
di Jawa pada tahun 1830 memperkenalkan Belanda terselamatkan setelah kerugian besar
Cultuur Stelsel yaitu sistem penamanan jenis- saat Perang Diponegoro dan ekonominya pulih
jenis tamanan yang mempunyai komoditi dengan penindasan.
perdagangan sangat dibutuhkan oleh pasar Peter Brooshooft dan C.Th Van Deventer
dunia. adalah tokoh Belanda sebagai kritikus terhadap
Para elit konservatif Belanda menganggap pemerintah kolonial yang telah menindas
bahwa tuntutan situasi saat itu dengan cara rakyat Indonesia. Maka pasa saat itu tercetus
mngeksploitasi tanah jajahan sudah tepat, suatu pemikiran bahwa pemerintah kolonial
kekalahan yang besar selama perang memukul Belanda mempunyai tanggung jawab moral
perekonomian Kolonial Belanda. Ada perbedan bagi kesejahteraan pribumi, nasib mereka
cara pandang sebetulnya dikalangan kaum elit harus diperhatikan maka tercetus pada waktu
Belanda, dimana kaum liberal yang terpecah itu adalah politik etis.
jadi dua belum sepenuhnya percaya pada Politik etis atau disebut sebagai Politik
pemerintah terkait rencana tersebut. Menurut Balas Budi adalah hasil pemikiran dan kritik
kaum liberal masih mempertahankan prinsip- kaum intelektual Belanda terhadap kebijakan
prinsip liberal untuk meminimalisir campur bahwa sistem cultuurestelsel menimbulkan
tangan pemerintah pada usaha perseorangan. penderitaan rakyat Indonesia, sistem ekonomi
Namun rencana tersebut akhirnya terlaksana liberal justru tidak membuat arah perbaikan
dimana dalam mencapai tujuan tersebut terhadap pribumi karena mereka justru banyak
Bosch melakukan penanaman budidaya kehilangan lahan garapan.
tembakau,tebu, kopi, teh, lada dan sebagainya Kecaman tersebut di tuliskan dalam novel
(Kartodirjo,1991). Komoditas tersebut sesuai Max Havelaar sebagai pengungkap lain untuk
dengan permintaan pasar dunia. mengurangi penderitaan pribumi, pada era
Pada waktu penduduk Jawa hampir 75% 1870-1900 kapitalisme swasta memegang
di paksa untuk menanam sehingga terkenal peranan besar dan berpengaruh yang sangat
dengan istilah tanam paksa. Menurut menentukan terjadap kebijakan pemerintah
perhitungan ditarsir hasil dari tanam paksa ini kolonial Belanda. Van Deventer seorang ahli
terjadi pasang surut, misalnya pada tahun 1850 hukum yang pernah tinggal di Indonesia
turun 46% namun sepuluh tahun berikutnya menyatakan dalam artikelnya bahwa Negeri
pada 1860 menjadi 54,5%, meskipun saat itu Belanda berhutang kepada Indonesia,
sensus demografi masih simpang siur karena hutang tersebut harus nya dibayarkan
tergantung laporan para pejabat Belanda, dan memberi jalan prioritas utama untuk
sedangkan luas lahan garapan semakin tahun kepentingan pribumi, maka pada tahun 1901
semakin luas. Ratu Wilhelmina mengumumkan suatu
Cultuurestelsel berdampak pada masuknya penyelidikan mengenai kesejahteraan pribumi
ekonomi uang di pedesaan, karena Raffles dan penyelidikan itu berada di Jawa dengan
menentukan “cultuure procen” artinya demikian politik etis resmi di sahkan oleh
bahwa jumlah prosentase yang diterima oleh Pemerintah Belanda.
Pejabat Belanda sesuai dengan produksi yang Tahun 1902 Alxander W.F. Idenburg
diserahkan pada gudang-gudang pemerintah menjadi Menteri Urusan daerah- daerah
Belanda (Kurasawa Aiko, 1993). Disini rakyat jajahan mempunyai banyak peluang untuk
sangat menderita menjadi sapi perah kaum memberikan ide dan pemikirannya untuk

216
M.HASANUDDIN WAHID, HARI SUYANTO
PERANG DIPONEGORO SEBAGAI TENDANGAN BOLA SALJU KEMERDEKAAN INDONESIA

mempraktekkan politik etis. Pemerintah belenggu penjajahan yang lebih terorganisir,


Belanda menetapkan tiga prinsip dan dasar tidak lagi terbagi dalam kompartemen
politik etis: Pendidikan, imigrasi dan irigasi. kedaerahan dan tidak tergantung pada
Belanda paham untuk melaksanakan program kharisma Pemimpin.
tersebut membutuhkan banyak dana. Pribumi
akhirnya mendapatkan pendidikan dan
SIMPULAN
emansipasi, arah dari pendidikan yang akan Perang Diponegoro yang menguras
menjadi jembatan anatar timur dan barat, banyak anggaran pemerintah kolonial
antara penjajah dan yang dijajah oleh karena Belanda membuat penjajah harus membuat
itu timbul sebuah asimilasi dengan tujuan strategi untuk menghentikan perang
memberikan struktur sosial politik yang sama tersebut, kerugian besar akibat pembangunan
dengan Belanda, meskipun saat itu hanya kaum benteng dalam mempersempit pergerakan
ningrat yang memiliki kesempatan menikmati pasukan Diponegoro dibayar mahal dengan
hasil dari Politik Etis. menghabiskan penghasilan Belanda di tanah
Politik yang sebetulnya di dominasi oleh jajahannya. Segala cara yang dilakukan
golongan penguasa namun tidak ada sama Belanda dalam memulihkan pendapatannya
sekali nilai-nilai etis, karena dalam pendidikan terutama dengan cara tanam paksa yang sangat
mempunyai gradualisme yang sangat menyengsarakan pribumi.
menyolok dalam menyediakan pendidikan Politik etis yang ditetapkan oleh kolonial
bagi anak pribumi kemudian adanya dualisme ternyata justru membuat para kaum ningrat
dalam pendidikan dengan adanya perbedaan sadar untuk menyusun suatu pergerakan
antara sekolah Belanda dan sekolah pribumi. nasional dilingkungan sekolah, STOVIA
Kesempatan anak-anak kaum ningrat yang sebagai tempat dan wadah para Mahasiswanya
bisa masuk dalam sekolah Belanda. untuk memperjuangakan kemerdekaan
Sekolah yang didirikan oleh Belanda seperti Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan tujuan
yang kita ketahui adalan HIS (Hollandsch penelitian ini bahwa pengalaman sejarah
Indlansche School) level sekolah dasar untuk menjadi guru terbaik dalam menentukan
kalangan atas , MULO (Meer Uitgebreid strategi masa depan, dimana generasi muda
Lagare Onderwijs) level sekolah dasar kelas yang harus siap dan rela ikut serta dalam
bawah,sementara untuk Sekolah Menengah usaha pembelaan negara sesuai dengan amanat
ada AMS (Algemeene Middlebare School) Undang-Undang Dasar 1945.
dan Setara Sekolah Menengah Atas ada Kweek Tendangan bola salju Diponegoro
School, Technical Hoges School, School Tot mengalirkan fakta sejarah hingga bangsa ini
Opleding Van Indische Artsen (STOVIA). memperoleh kemerdekaan dari belenggu
Cendikiawan bermunculan dimana kaum penjajah, saran yang disampaikan oleh peneliti
ningrat yang terpelajar melek akan politik adalah banyak generasi muda yang sekarang
menjadi pelopor pergerakan nasional seperti sudah hidup didalam alam kemerdekaan lupa
Budi Oetomo oleh mahasiswa STOVIA. bahwa kemerdekaan ini tidak mudah dicapai,
Kaum terpelajar yang pandai di Indonesia melalui perjuangan dan nyawa sebagai taruhan.
mulai bermunculan sebagai motor pergerakan Pendidikan bela negara harus terus
nasional yang berhasil menyatukan bangsa disosialisasikan supaya anak bangsa ini paham
Indonesia menjadi suatu kekuatan nasional bahwa nenek moyangnya adalah pejuang,
hingga Indonesia memperoleh kemerdekaan. bukan pengemis kemerdekaan. Tidak hanya
Pergerakan nasional sebagai wadah perjuangan mengikuti gaya hidup modern yang seakan-
bangsa dalam rangka melepaskan diri dari akan lupa jati diri sebagai bangsa pejuang.

217
FACTUM
Volume 12 N0.2, Oktober 2023

REFERENSI Istiningsih, G., & Dharma, D. S. A. (2021).


Integrasi nilai karakter diponegoro dalam
Ariwibowo, T. (2021). Strategi perang semesta:
pembelajaran untuk membentuk profil
pertempuran pangeran diponegoro
pelajar pancasila di sekolah dasar. Jurnal
menghadapi belanda 1825-1830. Syntax
Kebudayaan, 16(1), 25-42.
Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 6(5),
Prasetyo, A., Susanto, D., & Rante, H. (2019,
2537-2550.
September). Development of animatic
Asna, H. (2019). Karakteristik manuskrip
comic website: the lifestory of pangeran
al-quran pangeran diponegoro: telaah
diponegoro. In 2019 International
atas khazanah islam era perang jawa.
Electronics Symposium (IES) (pp. 202-207).
Hermeneutik: Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan
IEEE.
Tafsir, 13(02).
MARDIYONO, P. (2020). Melacak gerakan
Aziz, M. R. (2022). Sikap pangeran diponegoro
perlawanan dan laku spiritualitas pangeran
terhadap etnis tionghoa di kesultanan
diponegoro (Vol. 99). Araska Publisher.
yogyakarta tahun 1822-1830 m (Doctoral
Muhibbuddin, M. (2018). Konflik dan taktik
dissertation, UIN SUNAN KALIJAGA
perang jawa 1825-1830 menelusuri
YOGYAKARTA).
jejak jihad dan pengorbanan pangeran
Cahyono, E. (1988). Karesidenan pekalongan
diponegoro. Araska Publisher.
kurun cultuur stelsel masyarakat pribumi
Ruspandi, F. (2008). Perang diponegoro. Be
menyongsong pabrik gula. Fakultas Sastra
Champion.
Universitas Indonesia, unpublished thesis.
Santoso, I. (2016). Pasukan khusus pangeran
Carey, P. (2011). Kuasa ramalan: pangeran
diponegoro masih menari (studi historis
diponegoro dan akhir tatanan lama di
kesenian tari tradisional reyog bulkiyo
jawa, 1785-1855. Kepustakaan Populer
blitar). Jurnal Sosiologi Pendidikan
Gramedia.
Humanis, 1(1), 21-27.
Carey, P. (2014). Takdir, riwayat pangeran
Setyo, P. N., Hamzah, A., & Alin, L. (2022).
diponegoro. Kompas Gramedia.
Romantisisme potret pangeran diponegoro:
Dewi, V. M. (2020). Pangeran diponegoro
sebuah penciptaan lukisan.
dalam perang jawa 1825-1830. SINDANG:
Siregar, I., & Kurniawati, W. (2023). Pangeran
Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Kajian
diponegoro pahlawan nasional dalam
Sejarah, 2(2), 147-158.
novel remy sylado sebagai sumber belajar
Djordjevic, N. (2014). The depiction of a
sejarah. Jurnal Ilmiah Dikdaya, 13(1), 257-
(national) hero: Pangeran Diponegoro
263.
in paintings from the nineteenth century
Surjo, D. (1990). Kepemimpinan pangeran
until today (Doctoral dissertation, UNS
d1ponegoro dalam perspektif sejarah.
(Sebelas Maret University)).
Humaniora, (2).
Fuadi, M. A. (2021). Kepemimpinan
Wibowo, C., Sudiarso, A., & Prihantoro, K.
perempuan: peran ratu ageng terhadap
(2023). Analisis kepemimpinan pangeran
perjuangan pangeran diponegoro dalam
diponegoro pada perang jawa dalam
perang jawa 1825-1830. BUANA GENDER:
menegakkan kedaulatan kesultanan
Jurnal Studi Gender dan Anak, 6(2).
yogyakarta (ditinjau dari teori seni perang
Hermawati, M. (2013). Tanam paksa sebagai
sun-tzu). Jurnal Kewarganegaraan, 7(1),
tindakan eksploitasi. Avatara, e-Journal
1116-1122.
Pendidikan Sejarah, 1(1), 64-70.

218

You might also like