You are on page 1of 121

RADIO TELEPHONY

TRAINING

Course Code BCT-0160

AMO LEARNING SERVICES - TQW


GMF AeroAsia @gmfaeroasia GMF AeroAsia GMF AeroAsia www.gmf-
aeroasia.co.id
1
Radio Telephony Description

Case Safety Hazard Pesawat Towing

Menigkatkan Awareness Personnel

Aerodrome Familirisation

Komunikasi Radio

Praktek

Exam
www.gmf-aeroasia.co.id

CO U R S E O U T L IN E

GMF AeroAsia @gmfaeroasia GMF AeroAsia GMF AeroAsia


Radiotelephony procedure includes various techniques used to clarify, simplify and standardize
spoken communications over two-way radios, in use by the armed forces, in civil aviation, police and
fire dispatching systems, citizens' band radio (CB), and amateur radio.

Voice procedure communications are intended to maximize clarity of spoken communication


and reduce errors in the verbal message by use of an accepted nomenclature (Bahasa). It
consists of a signalling protocol such as the use of abbreviated codes like the CB radio ten-
code, Q codes in amateur radio and aviation, police codes, etc.
Some elements of voice procedure are understood across many applications, but significant
variations exist. The armed forces of the NATO countries have similar procedures in order to make
cooperation easier.
Radio telephony procedures encompass international regulations, official
procedures, technical standards, and commonly understood conversations intended
to ensure efficient, reliable, and inter-operable communications via all modes of
radio communications.

The three most important ones are:


1.Voice procedures—what to say
2.Speech technique—how to say it
3.Microphone technique—how to say it into a microphone
Voice procedure is designed to provide the fastest and most accurate method of
speech transmission.
All messages should be pre-planned, brief and straightforward. Ideally, messages
should be written down: even brief notes reduce the risk of error.
Messages should be constructed clearly and logically in order not to confuse the
recipient.
Voice procedure is necessary because:
1. Speech on a congested voice net must be clear, concise and unambiguous. To avoid
interference between speech.
2. It must be assumed that all transmissions will be intercepted by a portion of the civilian
population. The use of a standard procedure will help reduce the threat of spreading
rumors or creating panic among those not involved in an emergency response.
3. Some form of discipline is needed to ensure that transmissions do not overlap. If two
people send traffic at the same time, the result is chaos.

Radio operators must talk differently because two-way radios reduce the quality of
human speech in such a way that it becomes harder to understand. A large part of the
radio-specific procedures is the specialized language that has been refined over more than
100 years.
• Guglielmo Marconi merupakan salah satu sosok
yang dikenal berjasa dalam sejarah perkembangan
Sejarah penemuan radio melalui telegraf nirkabel.
Komunikasi • Pada tahun 1894, Marconi mencoba membuat
peralatan pembangkit gelombang, yang bisa
Radio mengirimkan sinyal ke lokasi lain dari satu mil
jauhnya
• Pada tahun 1897, Marconi mengajukan paten atas
temuannya transmisi gelombang elektromagnetik
• Marconi berhasil menciptakan prestasi terbesarnya, lewat penerimaan sinyal di
St. Petersburg John's, Newfoundland, yang ditransmisikan melintasi Samudra
Atlantik dari Cornwall, Inggris di tahun 1901.
• Dengan demikian, Ia adalah orang pertama yang menemukan bahwa,
gelombang radio dapat merambat melalui refleksi dari bagian atas atmosfer.
Peristiwa itu telah menjadi titik awal dari perkembangan besar bidang komunikasi
radio, penyiaran, dan layanan navigasi untuk dunia.
CASE YANG TERJADI TENTANG RADIO
TELEPHONY

GMF AeroAsia @gmfaeroasia GMF AeroAsia GMF AeroAsia


2 3 4
Kecelakaan
Pesawat Garuda
Di Sibolangit
• Kecelakaan pesawat
terjadi karena ada lack of
communication antara
pesawat dengan Menara
control bandara.
• GA 152 rute CGK-MES
pada jumat, 28
September 1997
Pesawat Garuda Indonesia
GA 152 jurusan Jakarta -
Medan. Pesawat jenis Airbus
A300-B4 itu jatuh di
Sibolangit saat hendak
mendarat di Bandara Polonia
Medan, Sumatra Utara.
Tercatat 234 orang menjadi
korban, terdiri dari 222 orang
penumpang dan 12 awak
pesawat tewas.
Kecelakaan naas tersebut
terjadi di Desa Buah Nabar,
Kecamatan Sibolangit,
Kabupaten Deli Serdang,
Sumatera Utara, pada pukul
13.30 WIB pada 26 September
1997.
Tragedi itu disebabkan Pesawat
GA 152 yang menabrak tebing
dengan sudut nyaris 90 derajat.
Lokasi kecelakaan berada
sekitar 32 km dari Bandara
Polonia.
• Faktor penyebab kecelakaan diduga akibat pandangan pilot Rachmo Wiyoga atau

kopilot Sutomo yang terganggu oleh asap. Saat kecelakaan terjadi, kota Medan

memang sedang diselimuti kabut asap tebal akibat pembakaran hutan.

• Selain itu, National Transportation Safety Board (NTSB) atau Dewan Keselamatan

Transportasi Nasional di Amerika Serikat juga merilis laporan resmi terkait penyebab

kecelakaan tersebut.
• Penyebab yang diungkap
adalah:
1. Pesawat GA 152 berbelok
ke kanan bukan ke kiri
seperti yang diperintahkan
oleh ATC di 6:30:04.
2. Pesawat GA 152 turun di
bawah ketinggian
ditetapkan dari 2.000 kaki
(610 m) dan kemudian
mengenai puncak pohon di
1.550 kaki (472 m) di atas
permukaan laut.
• Data Rekaman Penerbangan mengungkapkan
bahwa peringatan dari GPWS terdengar hanya lima
detik sebelum pesawat melakukan kontak dengan
pepohonan. Ketika pilot segera menarik jet untuk
menanjak alarm hanya terdengar sekali dan
langsung terpotong pepohonan.

• Jika alarm memenuhi standar desain internasional


dan terdengar antara 18 dan 23 detik sebelum
insiden, kecelakaan pesawat itu mungkin dapat
dihindari.
Radio Telephony

A study was carried out in the USA, looking at significant accident causes in 93
aircraft accidents. These were as follows :

Causes/major contributory factors % of accidents in


which
Pilot deviated from basic operational procedure 33
Inadequate cross-check by second crew member
26
Design faults
13
Maintenance and inspection deficiencies 12
Absence of approach guidance 10
Captain ignored crew inputs 10
Air traffic control failures or errors 9
Improper crew response during abnormal conditions 9
Insufficient or incorrect weather information 8
Runways hazards 7
Air traffic control/crew communication deficiencies 6
Improper decision to landComparation of contributory factors to accidents, 1986
6

As can bee seen from the list, maintenance and inspection deficiencies are one
of the major contributory factors to accidents.

Course Code BCT-0160 For Training Purpose Only Rev 2. sept 8 2016
18
Radio Telephony

List “ Human Factors “ related to Maintenance

Course Code BCT-0160 For Training Purpose Only Rev 2. sept 8 2016
19
SITUATIONAL AWARNESS IN RADIO TELEPHONY

Visual
Communication Audio Airport Familiarity
Communication
Radio Telephony

VISUAL AWARENESS

Visual connection with wingman

Ensure unobstraction travel path

Identify potential hazards

Eliminate distraction

Course Code BCT-0160 For Training Purpose Only Rev 2. sept 8 2016
21
ATC
(Air Traffic Controller)
Jadi siapakah air traffic controller pertama di dunia?
Bila ditarik kebelakang, sejarah air traffic control mungkin dimulai 2 dekade setelah Wright
bersaudara menemukan pesawat pada tahun 1903. Tidak lama setelah perang dunia
pertama (PD I) berakhir orang mulai menyadari bahwa pesawat terbang memiliki potensi
keuntungan dan komersil. Pada saat inilah beberapa perusahaan penerbangan komersial
terbentuk. Pada akhir tahun 1920, telah terdapat beberapa perusahaan penerbangan
komersial di Eropa seperti KLM di Belanda, 2 perusahaan penerbangan Perancis, 1 di Belgia
dan 8 di Inggris.
Tahun 1922 setelah terjadi insiden kecil
(minor collision) di Bandara Croydon,
London, pihak Aviation Authority Inggris
mengeluarkan Notam 62/1922 yang isinya
memberitahukan kepada Pilot yang akan
berangkat untuk mendapat urutan
keberangkatan dan sinyal sebagai ijin take
off dari ‘controller’
Pada bulan Juli 1922 di Croydon dibangun sebuah tempat observasi yang sekelilingnya
bermaterial kaca. Bangunan ini sebenarnya dimaksudkan untuk mentest arah peralatan
komunikasi wireless. Selanjutnya, ‘tower’ ini menjadi pusat komunikasi bagi seluruh
penerbangan di bandara Croydon. Sang operator menusukkan pin pada peta yang
tersedia tidak lama setelah menerima laporan posisi pesawat, dan berdasarkan
perhitungannya sendiri, menjalankan pin tersebut sesuai dengan rute pesawat yang
bersangkutan. Apabila diperkirakan 2 pesawat akan saling melewati, sang operator akan
menginformasikan hal tersebut kepada pilot. Inilah lahirnya ‘Advisory Service’ yang
pertama.
Pada tahun 1926 sistem pengendalian lalu lintas udara mendapat nama
baru yaitu Wireless Traffic Control dan petugasnya disebut Control
Officers. Mulai saat itu terminologi ‘control’ secara resmi digunakan,
tetapi hubungan Pilot/Controller masih berupa gentlements
agreements. Hal ini berubah pada tahun 1927 dimana disepakati bahwa
controller tidak hanya menginfo pilot mengenai keberadaan traffic lain,
tetapi berhak memberikan arah terbang (direction) untuk menghindari
traffic lawan.
SEJARAH
PENERBANGAN
DENGAN DI
PANDU MENARA
CONTROL DI
INDONESIA
Dilansir dari situs resmi
Garuda Indonesia,
penerbangan sipil Indonesia
berlangsung pertama kali
menggunakan pesawat yang
dinamai “Indonesian Airways”.
Penerbangan tersebut
merupakan inisatif Angkatan
Udara Republik Indonesia
(AURI) untuk menyewa
pesawat dari pemerintah
Burma pada 26 Januari 1949.
Sehari setelah pengakuan
kedaulatan Republik
Indonesia oleh Belanda,
yaitu pada 28 Desember
1949, dua buah pesawat
Dakota (DC-3) berangkat dari
Bandar Udara Kemayoran,
Jakarta, menuju Yogyakarta
untuk menjemput Sukarno
ke Jakarta sekaligus
menandai perpindahan
kembali Ibu kota RI dari
Yogyakarta ke Jakarta. Sejak
saat itu, GIA terus
berkembang hingga dikenal
sekarang sebagai Garuda
Indonesia.
• Menara ATC ini didirikan
pada tahun 1938 dan
merupakan menara ATC
pertama di Asia Tenggara
serta mendunia lewat seri
petualangan Tintin,
Penerbangan 714 dari
London menuju Sydney dan
transit di bandara
Kemayoran. Rasanya sudah
selayaknya secara khusus
Menara ATC ini mendapat
perhatian dalam
pelestariannya.
Audio
Communication
• Ensure communication with ATC
• Know proper phraselogy
• Understand ATC instruction and
responses
• Practice “Listening watch”
• Be aware of other
vehicles/aircraft
• No phonecell or MP3 player use
Radio Transmission

GMF AeroAsia @gmfaeroasia GMF AeroAsia GMF AeroAsia


• Transmisi yaitu sebuah
pemancar
(Transmitter) telekomunikasi yang
bertujuan untuk memancarkan
sinyal Radio Frekuensi (RF) yang
membawa sinyal informasi berupa
suara (Audio), sehingga dapat
diterima oleh antenna penerima
(Receiver)

www.gmf-aeroasia.co.id 35
Dalam rekayasa frekuensi radio , saluran transmisi adalah kabel khusus atau struktur lain yang
dirancang untuk melakukan arus bolak-balik frekuensi radio. Saluran transmisi digunakan untuk
tujuan seperti menghubungkan pemancar dan penerima radio dengan antena (feed atau feeder),
3
www.gmf-aeroasia.co.id
7
Tipe Modulasi
Gelombang
Modulasi Amplitudo (Amplitude
Modulation, AM) adalah proses
menumpangkan sinyal informasi ke sinyal
pembawa (carrier) dengan sedemikian
rupa sehingga amplitudo gelombang
pembawa berubah sesuai dengan
perubahan simpangan (tegangan) sinyal
informasi. Pada jenis modulasi ini
amplituda sinyal pembawa diubah-ubah
secara proporsional terhadap amplituda
sinyal pemodulasi, sedangkan frekuensinya
tetap selama proses modulasi.

www.gmf-aeroasia.co.id 38
Radio penerima AM adalah radio yang
hanya dapat menerima gelombang
yang berasal dari pemancar AM.
Radio AM bekerja dengan prinsip
memodulasikan gelombang radio dan
gelombang audio. Kedua gelombang
ini sama-sama memiliki aplitudo yang
konstan. Namun proses modulasi ini
kemudian mengubah amplitudo
gelombang penghantar (radio) sesuai
dengan amplitudo gelombang audio.
Saat ini radio AM tidak banyak
digunakan untuk siaran radio
komersial karena kualitas suara yang
buruk

39
www.gmf-aeroasia.co.id
• Kelebihan :
1. Daya jangkauan gelombangnya jauh lebih tinggi daripada FM
2. Dirancang untuk jarak jauh (antar kota hingga antar benua)
3. Penerimaan sinyal bagus

• Kekurangan :
1. Suaranya kurang jernih
2. Sinyal AM terganggu oleh gedung tinggi dan cuaca
3. Kualitas penerimaan tergantung cuaca

4
www.gmf-aeroasia.co.id
0
Tipe Modulasi
Gelombang FM

Modulasi Frekuensi (Frequency Modulation = FM )


adalah proses menumpangkan sinyal informasi pada
sinyal pembawa (carrier) sehingga frekuensi
gelombang pembawa (carrier) berubah sesuai
dengan perubahan simpangan (tegangan) gelombang
sinyal informasi. Jadi sinyal informasi yang
dimodulasikan (ditumpangkan) pada gelombang
pembawa menyebabkan perubahan frekuensi
gelombang pembawa sesuai dengan perubahan
tegangan (simpangan) sinyal informasi. Pada modulasi
frekuensi sinyal informasi mengubah-ubah frekuensi
gelombang pembawa, sedangkan amplitudanya
konstan selama proses modulasi.
www.gmf-aeroasia.co.id
Kelebihan Radio FM
• Lebih tahan noise
Frekuensi yang dialokasikan untuk siaran FM berada di antara 88-108 MHz,
dimana pada wilayah frekuensi ini secara relatif bebas dari gangguan baik
atmosfer maupun interfensi yang tidak diharapakan
• Transmisi stereo
Alokasi saluran yang lebar dan kemampuan FM untuk menyatukan dengan
harmonis beberapa saluran audio pada satu gelombang pembawa,
memungkinkan pengembangan sistem penyiaran stereo yang praktis. Ini
merupakan sebuah cara bagi industri penyiaran untuk memberikan kualitas
reproduksi sebaik atau bahkan yang lebih baik daripada yang tersedia pada
rekaman atau pita stereo

4
www.gmf-aeroasia.co.id
2
4
www.gmf-aeroasia.co.id
3
Types of electromagnetic propagation:
1. Ground wave
2. Sky wave
3. Space wave
 Ground wave tends to held near the earth’s surface and “bend”
with the curvature of the earth. The distance is limited by the
transmitter’s output power, antenna design and the condition of
weather. The powerful transmitter is capable of sending a maximum
1000 mi.

 Sky wave, which is produced in frequencies from 2 – 30 MHz,


tends to travel in straight line. Sky waves may be transmitted in
a straight path (line of sight) or reflect off the ionosphere layer,
or in order reach the receiving antenna. In aircraft
communication system, sky wave is used to communicate long
distance communication.

 Space waves is found in frequencies above 30 MHz. Because of


their high frequencies, space waves have a short wavelength,
which allows them to travel to the ionosphere layer, so that
space wave communication systems possible communicate with
satellite.
Basic Sound Radio Communication
Equipment

46
AIRPORT
FAMILIARITY
• Know your airport lay out

• Be confident about your


travel routes

• Study airport diagrams

• Keep current on any change


Berdasarkan data Official Airline Guide (OAG), Daftar 8
Bandara Tersibuk di Dunia terhitung Januari Tahun 2023
• Bandara Internasional Hartsfield-Jackson Atlanta, dengan kapasitas
sebanyak 4.679.931 kursi penumpang
• Bandara Internasional Dubai, dengan kapasitas sebanyak 4.624.009 kursi
penumpang
• Bandara Internasional Tokyo Haneda, Jepang dengan kapasitas sebanyak
4.171.387 kursi penumpang
• Bandara Internasional Londong, Heathrow dengan kapasitas sebanyak
3.782.327 kursi penumpang
• Bandara Internasional Dallas-Fort Worth, dengan kapasitas sebanyak
3.670.061 kursi penumpang
• Bandara Internasional Denver, AS dengan kapasitas sebanyak 3.588.688
kursi penumpang
• Bandara Internasional Istanbul, dengan kapasitas sebanyak 3.577.323 kursi
penumpang
• Bandara Internasional Los Angeles, dengan kapasitas sebanyak 3.564.812
kursi penumpang

• Bandara Soetta berhasil masuk masuk 10 besar bandara tersibuk dunia


pada Januari 2022 versi OAG
Definition

GMF AeroAsia @gmfaeroasia GMF AeroAsia GMF AeroAsia Rev 2. sept 8 2016
Aerodrome

Sebuah area tertentu di daratan atau air (termasuk


bangunan, instalasi dan peralatan) yang
dimaksudkan untuk digunakan baik seluruhnya
atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan
dan pergerakan pesawat.
Semua bandara yang ada di dunia
termasuk aerodrome, tapi tidak
semua aerodrome adalah bandara.
Manoeuvring Area: Runway + Taxiway
Movement Area : Manoeuvring area + apron

Aerodrome Control Tower


Unit yang didirikan untuk menyediakan
a. Aircraft stand taxilane layanan pengaturan lalu lintas udara
b. Apron taxiway untuk lalu lintas di bandar udara
c. Rapid exit taxiway
Taxiway.
Sebuah jalan yang ditetapkan pada bandar
udara di darat yang dibuat untuk taxi pesawat
dan ditujukan untuk menghubungkan antara
Apron.
satu bagian dari bandar udara dan lainnya
Sebuah area yang ditetapkan, pada bandar
udara di darat, ditujukan untuk menampung
pesawat untuk tujuan bongkar atau muat
Area persegi pada bandar penumpang, surat atau kargo, bahan bakar,
udara di darat yang disiapkan parkir atau pemeliharaan.
untuk pendaratan dan lepas
landas pesawat
Radio Telephony

NOTAM (NOTICE TO AIRMEN)

Sebuah pemberitahuan yang didistribusikan oleh sarana informasi telekomunikasi yang berisi tentang kondisi
atau perubahan dalam fasilitas aeronautika, pelayanan, prosedur atau bahaya. yang ditujukan pada personil
yang bersangkutan dengan operasi penerbangan.

Course Code BCT-0160 For Training Purpose Only Rev 2. sept 8 2016
54
Radio Telephony

Lalu lintas bandar udara (Aerodrome


Traffic)
Semua lalu lintas di daerah manuver dari bandar udara dan semua
pesawat terbang di sekitar bandar udara

Layanan control lalu lintas udara (Air Traffic Services)

Sebuah layanan yang disediakan untuk tujuan:


1) mencegah tabrakan antara pesawat
2) mempercepat dan menjaga keteraturan arus lalu lintas udara

Course Code BCT-0160 For Training Purpose Only Rev 2. sept 8 2016
55
Radio Telephony

Course Code BCT-0160 For Training Purpose Only Rev 2. sept 8 2016
56
Apron • Apron Movement Control (AMC) merupakan personil Bandar
Udara yang memiliki lisensi dan rating untuk melaksanakan
Movement tugas sebagai penanggung jawab kegiatan operasi
penerbangan, pengawasan, pergerakan pesawat udara, lalu
Control lintas kendaraan, penumpang dan pengawasan kebersihan
di area sisi udara serta mencatat data penerbangan di apron.
• Pengawasan yang dilakukan
oleh Apron Movement
Control (AMC) bertujuan salah
satunya untuk menciptakan
keamanan dan keselamatan
pada aktivitas penerbangan
serta menciptakan kedisiplinan
dari pengguna jasa yang dapat
berpengaruh terhadap aktivitas
di sisi udara.

www.gmf-aeroasia.co.id 58
Radio Telephony

Fungsi Menara Kontrol Bandara

Menara kontrol bandar udara (Tower) memberikan informasi dan izin untuk pesawat yang
berada di bawah kendali mereka untuk mencapai arus lalu lintas udara yang aman, tertib dan
cepat dan di sekitar bandar udara dengan tujuan mencegah tabrakan antara:

a) Pesawat terbang dalam wilayah tanggung jawab dari menara kontrol, te


b) pesawat yang beroperasi di daerah manuver;
c) pendaratan pesawat dan lepas landas;
d) Kendaraan yang beroperasi di daerah manuver;

Course Code BCT-0160 For Training Purpose Only Rev 2. sept 8 2016
59
Radio Telephony

Course Code BCT-0160 For Training Purpose Only Rev 2. sept 8 2016
60
Unit Pada Air Traffic Controller

GMF AeroAsia @gmfaeroasia GMF AeroAsia GMF AeroAsia Rev 2. sept 8 2016
Radio Telephony

 Aerodrome Control Tower


Suatu unit Air Traffic Control yang dibentuk untuk memberikan pelayanan pengendalian lalu
lintas penerbangan kepada pesawat di lapangan terbang, Pengaturan hanya sebatas jarak
pandang Air Traffic Controller di Tower.

 Approach Control Unit


Memberikan layanan Air Traffic Control Service, Flight Information Service, dan Alerting
Service, yang diberikan kepada pesawat yang berada di ruang udara sekitar bandar udara,
baik yang sedang melakukan pendekatan maupun yang baru berangkat, terutama bagi
penerbangan yang beroperasi terbang instrumen

 Area Control Service


Memberikan layanan Air Traffic Control Service, Flight Information Service, dan Alerting
Service, yang diberikan kepada penerbang yang sedang menjelajah (en-route flight)

Course Code BCT-0160 For Training Purpose Only Rev 2. sept 8 2016
62
Memasuki Manuver Area

GMF AeroAsia @gmfaeroasia GMF AeroAsia GMF AeroAsia Rev 2. sept 8 2016
Radio Telephony

 Semua kendaraan harus memberi jalan kepada pesawat yang mendarat, taxi atau
lepas landas, kecuali kendaraan yang akan melakukan pertolongan kepada pesawat
yang berada dalam kondisi darurat harus diberikan prioritas di atas semuanya.
Dalam kasus terakhir, semua pergerakan harus dihentikan hingga dipastikan bahwa
kendaraan darurat tidak akan terhambat.

 Ketika ada sebuah pesawat yang mendarat atau lepas landas, kendaraan tidak
diperkenankan untuk berada dekat dengan landasan yang sedang digunakan.

 Pergerakan kendaraan di daerah manuver merupakan kewenangan menara kontrol


bandar udara. driver dari semua kendaraan, wajib memperoleh izin dari menara
kontrol bandar udara sebelum masuk ke area manuver. Kewenangan itu termasuk bila
ada pekerjaan resmi pada runway atau perubahannya ditentukan lebih lanjut oleh
menara kontrol bandar udara.

Course Code BCT-0160 For Training Purpose Only Rev 2. sept 8 2016
64
Persyaratan
Komunikasi

GMF AeroAsia @gmfaeroasia GMF AeroAsia GMF AeroAsia Rev 2. sept 8 2016
• Di Bandar Udara semua kendaraan yang digunakan pada daerah manuver harus mampu terus berkomunikasi radio
dua arah dengan menara kontrol bandar udara, kecuali ketika kendaraan tersebut hanya kadang-kadang digunakan di
daerah manuver dan harus:
• disertai dengan kendaraan dengan kemampuan komunikasi yang diperlukan, atau
• bekerja sesuai dengan rencana yang telah diatur dengan menara kontak bandar udara.
Radio Telephony

Terminal 3 Aerodrome chart

Course Code BCT-0160 For Training Purpose Only Rev 2. sept 8 2016
67
Radio Telephony

Course Code BCT-0160 For Training Purpose Only Rev 2. sept 8 2016
68
Radio Telephony

TERMINAL 1

Course Code BCT-0160 For Training Purpose Only Rev 2. sept 8 2016
69
KUALANAMU AIRPORT
Radio Telephony

NGURAH RAI INTL AIRPORT

Course Code BCT-0160 For Training Purpose Only Rev 2. sept 8 2016
71
Radio Telephony

Course Code BCT-0160 For Training Purpose Only Rev 2. sept 8 2016
72
Radio Telephony

Course Code BCT-0160 For Training Purpose Only Rev 2. sept 8 2016
73
Soekarno-Hatta Intl. Airport (WIII)
Communications Info:
ATIS 126.85
GMF OPERATION CT : 131.1
Soekarno-Hatta Ground Control North 121.6 (dari hanggar)
Soekarno-Hatta Tower T3 121.9 (pindah freq di NC4)
Soekarno-Hatta Ground Control South 121.75

Ngurah Rai Intl. Airport (WADD)


Communications Info:
ATIS 126.2 Mhz
Ngurah Tower 118.1 , 118,5 Mhz (Sdby)
Ngurah Ground Control 118.8 Mhz
Push Back Procedure
Aircraft/ATC
a) [aircraft location] REQUEST PUSHBACK;
b) PUSHBACK APPROVED;
c) STAND BY;
d) PUSHBACK AT OWN DISCRETION;
e) EXPECT (number)
Contoh :
PIC : SOETTA GROUND GA123 ON PARKING STAND G61 REQUEST CLEARENCE TO BINAKA Flight
Level 360
TOWER : GA123 CLEARED TO BINAKA VIA RUNWAY 25R, Flight Level 360
PIC : GA123 CLEARED TO BINAKA, VIA RUNWAY 25R, MAINTAIN FLIGHT LEVEL 360, GA123
TOWER : GA123 REPORT WHEN READY FOR PUSH AND START

HOLDING
a) HOLD POSITION;
b) HOLD SHORT OF (position);
c) HOLDING;
d) HOLDING SHORT
CONTOH :
PIC : SOETTA GROUND GA123 REQUEST TAXI TO RUNWAY 25R
TOWER : GA123 TAXI TO RUNWAY 25R VIA NC2 AND REPORT HOLD SHORT to NCY
PIC : TAXI TO RUNWAY 25R AND REPORT HOLD NCY SHORT GA123
PIC : SOETTA GROUND GA123 REPORT ON HOLD SHORT NCY.
TOWER : GA123 CONTINUE TAXI TO RUNWAY 25R VIA NC1
ATC Phraseologies
STARTING PROCEDURES :
to request permission to start engines :
a) [aircraft location] REQUEST START UP;
b) [aircraft location] REQUEST START UP, INFORMATION (ATIS identification) ;

ATC replies :
c) START UP APPROVED;
d) START UP AT (time);
e) EXPECT START UP AT (time)
f) START UP AT OWN DISCRETION;

CONTOH :
PIC : SOETTA GROUND GA 123 REQUEST PUSH AND START
TOWER : GA123 START APPROVED REPORT WHEN READY FOR TAXI
TOWING PROCEDURES :
a) REQUEST TOW [company name] (aircraft type) FROM (location) TO
(location);

Contoh:
SOETTA GROUND PK-GPA REQUEST TOWING FROM GMF TO G53

ATC response :
b) TOW APPROVED VIA (specific routing to be followed);

Contoh: PK-GPA TOWING APPROVED VIA SP1 WC1 NP1 NCY


PIC : TOWING APPROVED VIA SP1 WC1 NP1 NCY PK-GPA

c) HOLD POSITION;
d) STAND BY.
TAXI PROCEDURES
ATC INSTRUCTIONS :
TAKE (or TURN) FIRST (or SECOND) LEFT (or RIGHT);
TAXI VIA (identification of taxiway);
TAXI TO TERMINAL (or other location, e.g. GENERAL AVIATION AREA) [STAND
(number)];
TAXI STRAIGHT AHEAD;
CONTOH :
PIC : SOETTA GROUND GA123 REQUEST TAXI TO RUNWAY 25R
TOWER : GA123 TAXI TO RUNWAY 25R VIA NC2 AND REPORT HOLD SHORT
PIC : TAXI TO RUNWAY 25R AND REPORT HOLD SHORT GA123
PIC : SOETTA GROUND GA123 REPORT ON HOLD SHORT.

GIVE WAY TO (description and position of other aircraft);


*GIVING WAY TO (traffic);
*TRAFFIC (or type of aircraft) IN SIGHT;
FOLLOW (description of other aircraft or vehicle);
EXPEDITE TAXI [(reason)];
*EXPEDITING;
[CAUTION] TAXI SLOWER [reason];
*SLOWING DOWN
CONTOH :
PIC : SOETTA GROUND PK-GPA REPORT ON HOLD SHORT OF NC2
TOWER : PK-GPA HOLD SHORT OF NC2 AND GIVE WAY TO QG916 ON NP2
TAXI PROCEDURES
(aircraft location)] REQUEST TAXI TO (destination on
aerodrome);
Contoh :
Crew : Ground, PKGPA at GMF request taxi to E51
Ground : PKGPA taxi to E51 via SP1 WC1 NP1
GIVE WAY TO (description and position of other aircraft);
Ground : PKGPA give way to KLM B777 on N5
Crew : Giving way to KLM
Transmissions on numbers in Radio Telephony

Aicraft Call Signs Transmitted as

GIA 123 Indonesia one two three

QG 910 Supergreen niner one zero

Flight Levels Transmitted as

FL 180 Flight level one eight zero

FL 200 Flight level two zero zero

Headings Transmitted as

100 degrees Heading one zero zero

080 degrees Heading zero eight zero


Wind direction and speed Transmitted as
200 degrees 70 knots Wind two zero zero degrees seven zero knots
160 degrees 18 knots gusting 30 knots Wind one six zero degrees one eight knots
gusting three zero knots
Transponder codes Transmitted as
2 400 squawk Squawk number Two four zero zero
4 203 squawk Squawk number Four two zero three
Runway Transmitted as
27 Runway two seven
30 Runway three zero
Altimeter Setting Transmitted as
1 010 QNH one zero one zero
1 000 QNH one zero zero zero
Transmissions on numbers in Radio Telephony

 Semua angka yang digunakan dalam penyampaian informasi


ketinggian, ketinggian awan, visibilitas dan jarak pandang
runway (RVR), yang mengandung seluruh ratusan dan seluruh
ribuan, harus disampaikan dengan mengucapkan setiap digit
dalam jumlah ratusan atau ribuan diikuti oleh kata HUNDRED
atau THOUSAND yang sesuai

 Kombinasi ribuan dan seluruh ratusan akan disampaikan


dengan mengucapkan setiap digit dalam jumlah ribuan diikuti
oleh kata THOUSAND diikuti dengan jumlah ratusan diikuti
oleh kata HUNDRED.
Altitude Transmitted as
800 Eight hundred
3 400 Three thousand four hundred
12 000 One two thousand

Cloud heights Transmitted as


2 200 Two thousand two hundred
4 300 Four thousand three hundred
Visibility Transmitted as
1 000 Visibility one thousand/1 km
700 Visibility seven hundred
Runway Visual Range Transmitted as
600 RVR six hundred
1 700 RVR one thousand seven hundred
Numeral or numeral element Pronounciation
0 ZE-RO
1 WUN
2 TOO
3 TREE
4 FOW-er
5 FIFE
6 SIX
7 SEV-en
8 AIT
9 NIN-er
Decimal DAY-SEE-MAL/point
Hundred HUN-dred
Thousand TOU-SAND
Letter Word Latin Alphabet
A Alfa AL FAH
B Bravo BRAH VOH
C Charlie CHAR LEE
D Delta DEL TAH
E Echo ECK OH
F Foxtrot FOKS TROT
G Golf GOLF
H Hotel HO TELL
I India IN DEE AH
Letter Word Latin Alphabet
J Juliette JEW LEE ETT
K Kilo KEY LOH
L Lima LEE MAH
M Mike MIKE
N November NO VEM BER
O Oscar OSS CAH
P Papa PAH PAH
Q Quebec KEH BECK
R Romeo ROW ME OH
Letter Word Latin Alphabet
S Sierra SEE AIR RAH
T Tango TANG GO
U Uniform YOU NEE FORM
V Victor VIK TAH
W Whiskey WISS KEY
X X-ray ECKS RAY
Y Yankee YANG KEY
Z Zulu ZOO LOO
Phrases Meaning

ACKNOWLDEGE “Let me know that you have received and understood this message.”

AFFIRM “Yes.”

APPROVED “Permission for proposed action granted.”

BREAK “I hereby indicate the separation between portions of the message.” (To be used where there is
no clear distinction between the text and other portions of the message.) /("Saya dengan ini
menunjukkan pemisahan antara bagian-bagian dari pesan." (Untuk digunakan di mana tidak ada
perbedaan yang jelas antara teks dan bagian lain dari pesan tersebut.)

BREAK BREAK “I hereby indicate the separation between messages transmitted to different aircraft in a very
busy environment.” (“Saya dengan ini menunjukkan pemisahan antara pesan yang dikirim ke
pesawat berbeda di lingkungan yang sangat sibuk.”)

CANCEL “Annul the previously transmitted clearance.”("Batalkan izin yang dikirimkan sebelumnya.“)

CHECK “Examine a system or procedure.” (Not to be used in any other context. No answer is normally
expected.) / ("Memeriksa sistem atau prosedur." (Tidak untuk digunakan dalam konteks lain.
Biasanya tidak ada jawaban yang diharapkan.))
CLEARED “Authorized to proceed under the conditions specified.”

CONFIRM “I request verification of: (clearance, instruction, action, information).”

CONTACT “Establish communications with...”


Phrases Meaning

CORRECT “True” or “Accurate”.

CORRECTION “An error has been made in this transmission (or message indicated). The correct version is...”

DISREGARD “Ignore.”

HOW DO YOU READ “What is the readability of my transmission?”

I SAY AGAIN “I repeat for clarity or emphasis.”

MAINTAIN “Continue in accordance with the condition(s) specified” or in its literal sense, e.g. “Maintain
VFR”.

MONITOR “Listen out on (frequency).”

NEGATIVE “No” or “Permission not granted” or “That is not correct” or “Not capable”.

OVER “My transmission is ended, and I expect a response from you.” Note.— Not normally used in VHF
communications. / (Transmisi saya berakhir, dan saya mengharapkan tanggapan dari Anda.”
Catatan.— Biasanya tidak digunakan dalam komunikasi VHF.)

OUT “This exchange of transmissions is ended and no response is expected.”


Phrases Meaning
READ BACK “Repeat all, or the specified part, of this message back to me
exactly as received.”

RECLEARED “A change has been made to your last clearance and this new
clearance supersedes your previous clearance or part thereof.”
/(“Perubahan telah dilakukan pada izin terakhir Anda dan izin baru
ini menggantikan izin Anda sebelumnya atau bagiannya.”)

REPORT “Pass me the following information...”

REQUEST “I should like to know...” or “I wish to obtain...”

ROGER “I have received all of your last transmission.” Note.— Under no


circumstances to be used in reply to a question requiring “READ
BACK” or a direct answer in the affirmative (AFFIRM) or negative
(NEGATIVE).

SAY AGAIN “Repeat all, or the following part, of your last transmission.”
Phrases Meaning
SPEAK “Reduce your rate of speech.”
SLOWER

STANDBY “Wait and I will call you.” Note.— The caller would normally re-establish
contact if the delay is lengthy. STANDBY is not an approval or denial.

UNABLE “I cannot comply with your request, instruction, or clearance.” Note.—


UNABLE is normally followed by a reason.

WILCO (Abbreviation for “will comply”.) “I understand your message and will comply
with it.”

WORDS a) As a request: “Communication is difficult. Please send every word, or group


TWICE of words, twice.” / (Sebagai permintaan: “Komunikasi itu sulit. Silakan kirim
setiap kata, atau kelompok kata, dua kali.”)
b) As information: “Since communication is difficult, every word, or group of
words, in this message will be sent twice./(Sebagai informasi: “Karena
komunikasi sulit, setiap kata, atau kelompok kata, dalam pesan ini akan
dikirim dua kali.)
Prosedur Uji Transmisi Radio

Bentuk uji transmisi (radio) harus sebagai berikut:

a) identifikasi stasiun yang dipanggil;


b) identifikasi pesawat udara;
c) kata-kata "RADIO CHECK";
d) frekuensi yang digunakan.

Contoh:

“OPERATION, PK-GPA, RADIO CHECK 131.1”

Jawaban untuk tes transmisi (radio) harus sebagai berikut:

Contoh:

“PK-GPA, OPERATION, READING YOU FOUR (READABLE)”


Readability Scale (Skala) Penerimaan)
1) Unreadable (tidak jelas)
2) Readable now and then (terdengar tapi terputus-putus)
3) Readable but with difficulty (terdengar dengan susah payah)
4) Readable (terdengar)
5) Perfectly readable (terdengar jelas)
Notice to Airmen

GMF AeroAsia @gmfaeroasia GMF AeroAsia GMF AeroAsia


Notice To Airmen atau NOTAM adalah pemberitahuan yang disebarluaskan melalui
peralatan telekomunikasi yang berisi informasi mengenai penetapan, kondisi atau
perubahan di setiap fasilitas aeronautika, pelayanan, prosedur atau kondisi berbahaya,
berjangka waktu pendek dan bersifat penting untuk diketahui oleh personel operasi
penerbangan. Tujuan penerbitan NOTAM adalah untuk mencapai tujuan informasi
penerbangan dalam upaya menjamin kelancaran operasional, keamanan, keselamatan
penerbangan, dan kegiatan terkait lainnya.
Berdasarkan kepada kebutuhan akan jenis informasi aeronautika yang berbeda-beda dari masing-
masing negara terhadap informasi aeronautika negara lain, maka NOTAM disesuaikan
penerbitannya dengan kebutuhan yang terbagi menjadi beberapa seri :

Seri A (Alpha) : NOTAM berisi informasi yang berkaitan dengan penerbangan jarak menengah
atau panjang, dan didistribusikan secara internasional;
Seri B (Bravo) : NOTAM berisi segala informasi mengenai fasilitas dan prosedur di aerodrome
yang digunakan oleh penerbangan sipil internasional dan didistribusikan secara internasional
terbatas pada negara-negara terdekat;
Seri C (Charlie) : NOTAM berisi informasi yang diperlukan bagi penerbangan selain dari
penerbangan sipil internasional dan didistribusikan secara nasional;
Seri S (Sierra) : NOTAM berkaitan dengan keadaan berbahaya yang disebabkan oleh salju, lumpur
salju / es atau genangan air didalam aerodrome.

NOTAM terbagi menjadi beberapa bagian jenis beritanya yaitu :


1.NOTAMN : N = New ; berisi informasi baru; A0716/03 NOTAMN
2.NOTAMR : R = Replacement ;
NOTAM yang menggantikan NOTAM sebelumnya, NOTAM ini harus diikuti oleh seri dan
nomor/tahun NOTAM yang digantikannya, contoh : A0716/03 NOTAMR A1962/02;
3.NOTAMC : C = Cancellation ; NOTAM yang membatalkan NOTAM sebelumnya, NOTAM ini harus
diikuti oleh seri dan nomor/tahun NOTAM yang dibatalkan, contoh : A1962/02 NOTAMC
Kriteria informasi yang harus diterbitkan melalui NOTAM di Indonesia
Kriteria informasi yang harus diterbitkan melalui NOTAM adalah sebagai berikut:
• Pendirian, penutupan, atau perubahan penting pada operasional bandar
udara/''heliport'';
• Pendirian, penutupan, dan perubahan penting pada pelayanan aeronautika;
• Penetapan, penghapusan peralatan elektronik dan alat bantu navigasi
penerbangan serta bandar udaranya seperti:
1. Rintangan;
2. Perubahan frekuensi;
3. Perubahan jam pelayanan;
4. Perubahan identifikasi;
5. Perubahan penggunaan alat bantu navigasi;
6. Perubahan lokasi;
7. Penambahan/pengurangan kekuatan listrik lebih dari 50 %;
8. Perubahan jadwal broadcast/partikel/ketidakteraturan/ketidakyakinan
operasional alat bantu elektronik pada navigasi penerbangan;
9. Pelayanan komunikasi dari udara ke darat
• Penetapan, penghapusan atau perubahan penting pada alat bantu visual;
• Gangguan atau kembali beroperasinya komponen penting dari sistem penerangan bandar udara;
• Penetapan, penghapusan, atau perubahan berarti pada prosedur pelayanan navigasi penerbangan;
• Kejadian atau perbaikan kerusakan besar atau gangguan pada area manuver;
• Perubahan dan pembatasan ketersediaan bahan bakar, pelumas, dan oksigen;
• Perubahan besar pada fasilitas dan pelayanan SAR dan tanda-tanda rintangan navigasi penerbangan;
• Penetapan, penghapusan, atau pengoperasian kembali lampu/sinyal bahaya yang menandakan ada rintangan
yang harus diperhatikan untuk navigasi penerbangan;
• Perubahan peraturan yang memerlukan tindakan segera, misalnya daerah terlarang untuk kegiatan SAR;
• Kegiatan berbahaya yang berpengaruh pada navigasi penerbangan misalnya kegiatan militer, display, lomba,
atau terjun payung;
• Pemancangan, pemindahan, atau perubahan tanda rintangan terhadap navigasi penerbangan di area take-
off/climb, missed approach, approach dan runway strip;
• Penetapan, penghapusan, atau perubahan status daerah terlarang, terbatas, atau berbahaya;
• Penetapan, penghapusan bagian wilayah/area di mana ada rute atau sebagian daripadanya dan di mana
frekuensi darurat VHF 121.5 MHz dikehendaki/diberlakukan;
• Penggunaan, penghapusan, atau perubahan indikator lokasi;
• Kondisi berbahaya serta perubahannya pada movement area yang disebabkan oleh air atau
lumpur;
• Terjangkitnya penyakit menular sehingga memerlukan pemberitahuan dan syarat tindakan
suntikan atau karantina;
• Ramalan radiasi kosmik sinar matahari apabila ada;
• Peristiwa letusan gunung berapi berikut lokasi, tanggal dan waktu letusan, besar serta luasan
awan debu berikut arah pergerakan, dan ketinggiannya serta bagian rute yang terpengaruh
(dipublikasikan tersendiri melalui penerbitan ASHTAM);
• Tercemarnya atmosfer oleh bahan radioaktif atau kimia beracun seperti nuklir atau kecelakaan
yang mengakibatkan pencemaran kimia beracun berikut lokasi, tanggal, dan waktu terjadinya
kecelakaan, flight level dan rute atau sebagian daripadanya yang dapat terkena dampak dari
pencemaran tersebut dan arah pergerakan pencemaran tersebut;
• Pelaksanaan misi kemanusiaan, seperti misi kemanusiaan yang dipimpin oleh PBB, disertai juga
prosedur dan/atau ketentuan-ketentuan yang memengaruhi navigasi penerbangan;
• Penerapan tindakan kontingensi sementara pada saat terjadinya gangguan terhadap pelayanan
lalu lintas penerbangan dan pelayanan penunjangnya;
• Keberangkatan dan/atau kedatangan pesawat yang membawa Very Important Person (VIP) di
bandar udara yang berpengaruh terhadap pergerakan kedatangan/keberangkatan pesawat lain;
dan
• Informasi penting lainnya yang disebabkan oleh gempa bumi, asap dari kebakaran hutan, dan
lain lain, yang mengganggu operasional bandar udara dan navigasi penerbangan.
• Perubahan penting pada penggunaan batasan ketinggian bandar udara sehubungan ada
kegiatan SAR dan pemadam kebakaran, NOTAM dikirim apabila ada perubahan kategori (lihat
annex 14, vol. I, Bab 9, lampiran A seksi 17);
• Sedangkan untuk informasi-informasi yang tidak harus diterbitkan NOTAM, namun perlu
diinformasikan adalah sebagai berikut:
• Perawatan rutin pada apron dan taxiway yang tidak memengaruhi keselamatan pergerakan pesawat
udara;
• Pekerjaan pembuatan markah pada runway, jika terdapat runway lain yang dapat digunakan untuk
pengoperasian pesawat udara atau peralatan yang digunakan dapat dipindahkan;
• Gangguan sementara pada jarak pandang sekitar bandar udara/heliport yang tidak berpengaruh pada
keselamatan operasi pesawat udara;
• Kerusakan sebagian fasilitas penerangan bandar udara/heliport yang tidak berpengaruh secara
langsung terhadap operasi pesawat udara;
• Kerusakan sementara sebagian peralatan air-ground communications jika terdapat frekuensi alternatif
yang diketahui bahwa frekuensi tersebut dapat digunakan;
• Kekurangan atau tidak tersedianya pelayanan marshalling dan road traffic control;
• Tidak tersedianya petunjuk lokasi, arah, atau tanda instruksi lainnya pada movement area;
• Aktivitas terjun payung di dalam ruang udara yang tidak dikendalikan (uncontrolled airspace) yang di
dalamnya berlaku peraturan penerbangan visual (VFR) atau apabila berada di dalam ruang udara yang
dikendalikan (controlled airspace), namun aktivitas tersebut dilakukan pada wilayah yang disediakan
untuk terjun payung atau pada danger/prohibited area;
• Fasilitas bantu navigasi yang belum dikalibrasi; dan
• Informasi lain sejenis yang bersifat sementara.
Nomor NOTAM
Penjelasan Contoh case
Artikel A B1234/22 NOTAMN
Adalah Location dari Aerodrome. WAAF Kode A) WIII B) 2211140100 C) 2211220200
ICAO untuk bandara Bandara Hasanuddin E) UNMANNED AERIAL VEHICLE (UAV) WILL HELD
berarti Ujung Pandang IN (GMF AEROASIA H4)

Artikel B A12011/21 NOTAMR 12013/21


Adalah waktu mulai berlakunya Notam. B) A) WAHI B) 2105200430 C) 2105201000
2106270600 yang artinya; Tahun 2021, Bulan E) All Traffic Caution Advised due to Balloon
06 (Juni), Tanggal 27. Jam 06.00 UTC. Appearance Centred on Coordinates
074102.00S1093937.00E Within 25NM Radius.
Artikel C, Remark : All Pilot are Requested to Inform ATC if
2106271000 Berarti; Tahun 2021, Bulan 06, See the Balloons;
Tanggal 27, Pukul 10.00 UTC.
S2315/20 NOTAMN
E) UNMANNED AERIAL VEHICLE (UAV) WILL
A) WADL B) 2002070200 C) 2002070300
TAKE PLACE
E) RNWY INSP DUE TO WLDLIFE
Dari uraian di atas, kita bisa tahu bahwa; Ada
kegiatan penerbangan drone pada area kantor
Pemerintahan Banjarbaru
NOTAM KHUSUS ERUPSI GUNUNG /ASHTAM
KODE WARNA ASHTAM : ASHTAM 0069/10
Tanda Merah : letusan gunung berapi sedang A)WAAF
berlangsung, B)1007201130
Tanda Oranye : Letusan gunung berapi sedang C)DUKONO 0608-01
berlangsung namun abu/awan tidak mencapai FL D)N0141 E12753
250 E)YELLOW
Tanda Kuning : Volcano dikenal aktif dari waktu ke
waktu, status gunung berapi saat ini tidak ASHTAM1135/16
berbahaya tetapi harus hati hati. A)WADD
Tanda Hijau : Gunung berapi dalam keadaan B)1606152230
normal, tidak ada letusan C)MOUNT AGUNG
D)N0141 E12753
Item A – Lokasi Bandara E)RED
Item B – Tanggal dan waktu (UTC) letusan
pertama. ASHTAM 0121/21
Item C – Nama dan nomor gunung berapi A)WARA
D – Garis lintang/bujur gunung berapi dalam B)2112040400
derajat Item C)SEMERU MOUNT
E – Kode warna untuk tingkatan peringatan yang D)S0806 E12155
mengindikasikan aktifitas gunung berapi, E)RED
TOWING
PROCEDURE

GMF AeroAsia @gmfaeroasia GMF AeroAsia GMF AeroAsia


CMM XV-4

 1. GENERAL
This procedure is discribe flight line or in hangar operation of the aircraft
tow or pushed forward or aft, using a tractor and tow bar attached to either
the forward or aft lug of the nose gear. To avoid incident or accident to the
responsible personnel, this procedure will describe towing operation.

 2. RESPONSIBILITY

The ground engineer shall use radio communication for standby tower
frequency when the aircraft have to cross the runway, and communication
to towing operator. The towing operator shall continously standby for
instruction from the ground engineer in the cockpit..
3. PROCEDURE
The general procedure to prepare the towing or pushback is as follows:

Left hand pilot’s seat has to be occupied by qualified person. The brakes have to be operated
carefully and homogenously.

Qualified means: A person which holds a AMEL for that type of aircraft.
3. PROCEDURE
Any movement to tow or push in most cases, there must always be a man under each wing tip in
order to direct the driver of the towing vehicle, thus avoiding any risk. In some cases it will be
necessary to station a fourth person under the tail of the aircraft.

Navigation lights, anti-collision lights of the aircraft and the towing vehicle must be ON, except if
aircraft electrical power not available. It is highly recommended to use marshalling flash light
(red) during towing/pushback in the night/dark day.
Radio Telephony

Preparation of Towing / Push Back

1. Towing car driver should be qualified (hold the government license).


2. Tractor or towing vehicle power and tow bar must be proportional to the Aircraft
Type, in a good condition and serviceable.
3. Check for correct installation of shear bolt, including the part number.
4. Check for installation of the tow bar to the nose gear strut.
5. A qualified person should be stationed in flight compartment to observe hazardous
condition and operate radio communication for standby to tower frequency in case
of entering area that required ground control clearance.
6. If APU is unserviceable, contacts ground control that aircraft is ready for towing by
using emergency-powered radio communication.
7. All landing gear pins shall be installed correctly during towing.
8. Make sure that aircraft brake pressure is available)
9. Tractor driver or ground mechanic concerned must be able to communicate with
cockpit man during towing using the headset.
10.All doors have to be closed before aircraft start to move.

Refer to applicable AMM Chapter 9 for detail correct procedure.

Course Code BCT-0160 For Training Purpose Only Rev 2. sept 8 2016
111
Radio Telephony

b. Towing Procedure

1) Towing speed should be kept down to safe speed (5 Km/ hr).


2) Ensure smooth acceleration and deceleration towing speed to prevent excessive snatch loads
on the nose gear.
3) Ensure that the maximum permitted angle on the nose gear for degrees on turn is not
exceeded.
Make radius of turns as large as possible, to minimize tire scrubbing and twisting loads on the
main landing gear legs.
4) Apply the aircraft brakes immediately, if the tow bar broken or become uncouple from the
aircraft or the towing vehicle. This is the responsibility of tractor driver and ground engineer
concerned must to give information in this case.
5) Use communication by radio to contact ground control when crossing runway and waiting for
ground control order.
6) A person who seating on the pilot seat shall not to leave out the seat during towing occurred.
7) After confirmed by towing driver that aircraft towing have been completed stopped on the
end of towing, this action should be done :
a) Apply the aircraft parking brake.
b) Close cockpit windows.
c) If necessary, shut off the APU.
d) Check the aircraft wheels and install the wheel chocks.
e) Remove tow bar from aircraft.

Course Code BCT-0160 For Training Purpose Only Rev 2. sept 8 2016
112
Radio Telephony

c. Push Back/ Pull Out Procedure

1) At station where nose-in parking is used, a push back will be necessary. This procedure should
be applied; an engine may be started either before push back or pullout procedure.
2) Communication between pilot and ground engineer using a headset must be maintained
during push back/ pull out procedure. Communication between pilot and trained staff using
hand signal can be allowed for ATR aircraft.
3) Before starting push back follow the applicable procedure stated in the aircraft maintenance
manual ATA 9 Towing and Taxiing.
4) There shall always be a man under wing tip with active radio communication – to be able to
immediately inform the towing driver if anything happens – to see that the aircraft clears the
obstacles (in congested area). Make sure that the hydraulic systems of the landing gear are
pressurized.
5) Landing gear pins must be installed correctly, if the landing gear hydraulic systems are not
pressurized. Using the correct tow bar’s shear bolt is standard recommended for push back
pull out.
Safety instruction:
a) Do not push back all the way to move the aircraft from hangar to apron V.V.
b) Keep away from wheels during push back/ towing.
c) Use extension cable of head set during push back.
d) Keep away from the aft of aircraft with engine still running during push back.

Course Code BCT-0160 For Training Purpose Only Rev 2. sept 8 2016
113
Radio Telephony

d. Push Back with Engine Running


1. One engine may be started before moving the aircraft.
2. During push back engine may be start, consideration shall be measured from other perspectives,
such as ground personnel safety, tractor capability, airport requirements, etc., is left to its airport
and regulatory authorities as appropriate.
3. If an aircraft, with its engines running, has to be moved, it must generally be done into the aft
direction.
4. The tractor driver is, at all times responsible for condition and performance of the tractor when
insufficient condition of the tractor for push back the driver shall immediately report to ground
engineer. He only relays on instruction given by the ground engineer in charge.
5. After the pilot informed the ground engineer “clear for push back” & brakes released confirmed
by the pilot, push back can be started.
6. There must always be a man under each wing tip to see that the aircraft clears the obstacles in
congested area.
7. After completion of push back, ground engineer will instruct the pilot for brake set. Wait
confirmation from cockpit crew that the parking brakes has been set, then ground personnel
shall remove all the particular ground equipment which is not longer used.
Caution:
A. The movement of tractor should be done as smooth as possible to avoid any risks.
B. Prohibited to tow the aircraft with engine running.

Course Code BCT-0160 For Training Purpose Only Rev 2. sept 8 2016
114
Radio Telephony

e. Push Back with Stationary Engines


1. It is allowed to push back aircraft with the engine stationary; however the APU must be
operating.
2. Before starting the push back the hydraulic system of the landing gear must be pressurized.

Warning:

a) Push back without hydraulic pressure on the landing gear and the ground lock pins not
installed is not allowed. If the aircraft has to be moved backwards without hydraulic pressure
on the landing gear, ground lock pins must be installed.
b) The push back is further carried out in the same manner as described under sub paragraph
3.c.

Course Code BCT-0160 For Training Purpose Only Rev 2. sept 8 2016
115
Radio Telephony

F. Pull Out

Due to the possibility of damage to building and/or vehicles by application of brake away power at
gates, some airports required that aircraft are pull out of the gate.

For these cases, the same procedure applies for as push back, only read “Pull Out” where “Push
back” is mentioned.

Course Code BCT-0160 For Training Purpose Only Rev 2. sept 8 2016
116
Radio Telephony

Course Code BCT-0160 For Training Purpose Only Rev 2. sept 8 2016
117
Radio Telephony

Course Code BCT-0160 For Training Purpose Only Rev 2. sept 8 2016
118
Radio Telephony

Course Code BCT-0160 For Training Purpose Only Rev 2. sept 8 2016
119
Contoh Percakapan Saat Towing
PIC : SOETTA GROUND PK-GXX GOOD MORNING
TOWER : PK-GXX GOOD MORNING SOETTA PIC : SOETTA GROUND PK-GXX GOOD EVENING
GROUND GO AHEAD TOWER : GOOD EVENING PK-GXX SOETTA
PIC : PK-GXX REQUEST TOWING FROM GMF GROUND GO AHEAD
HANGGAR TO APPRON G61 PIC : PK-GXX REQUEST TOWING FROM PARKING
TOWER : PK-GXX TOWING APPROVED TO STAND G15 TO HANGGAR GMF
APPRON G61 VIA WC2,NP1 AND HOLD SHORT TOWER : PK-GXX TOWING APPROVED TO
NCY. HANGGAR GMF VIA XXX,XXX,XXX
PIC : (READ BACK) PK-GXX TOWING APPROVED PIC : SAY AGAIN SIR/MISS
TO APPRON G61 VIA WC2,NP1 AND HOLD SHORT
NCY. PIC : SOETTA GROUND PK-GXX GOOD EVENING
TOWER : REPORT WHEN HOLD SHORT OF NCY TOWER : GOOD EVENING PK-GXX SOETTA
PIC : (READ BACK) REPORT WHEN HOLD SHORT GROUND GO AHEAD
OF NCY PIC : PK-GXX REQUEST TOWING FROM CARGO
PIC : SOETTA GROUND PK-GXX HOLD SHORT OF APPRON TO GMF HANGGAR
NCY TOWER : PK-GXX TOWING APPROVED TO
TOWER : PK-GXX CONTINUE TO APPRON G61 VIA HANGGAR GMF VIA XXX,XXX,XXX
NP1,NC3, APPRON AND G61
PIC : (READ BACK) PK-GXX CONTINUE TO APPRON
G61 VIA NP1,NC3, APPRON AND G61
PIC : SOETTA GROUND PK-GXX TOWING
COMPLETED TERIMAKASIH
Radio Telephony

Course Code BCT-0160 For Training Purpose Only Rev 2. sept 8 2016
121

You might also like