You are on page 1of 76

Prosa dan Drama

Nama TUTI ALAWIYAH, S.Pd Jenjang/Kelas SMA/XI

Asal sekolah SMAN 9 KOTA TANGERANG Mapel BAHASA INDONESIA

Alokasi waktu 12 jam pertemuan Jumlah siswa 42 reguler


560 menit

Profil pelajar Kreatif yang ditunjukkan Model Tatap muka


Pancasila yang dengan mampu membuat pembelajaran
berkaitan naskah drama hasil
konversi dari sebuah prosa,

Fase F Domain Mapel Pelajar mampu menulis karya


Fase Elemen sastra dalam berbagai genre

Tujuan
Pembelajaran Pelajar terampil dan terbiasa menulis indah (puisi, prosa, prosa lirik, atau
drama/skenario film pendek) berdasarkan pengetahuan, pengalaman, pengamatan,
atau gagasan sendiri yang bisa diterbitkan di media cetak maupun digital.

Kata kunci Drama, konversi, prosa

Deskripsi Fokus pembelajaran adalah menulis karya sastra dalam berbagai genre (naskah drama dari hasil
umum konversi sebuah prosa) berdasarkan pengetahuan, pengalaman, pengamatan atau gagasan
kegiatan sendiri.

Materi ajar, 1. Pengertian, kaidah, struktur, ciri dari prosa


alat, dan bahan 2. Pengertian kaidahm struktur unsur intrink, ekstrinisk drama dan penulisan naskah
drama
3. Pengertian konversi, langkah-langkah mengkonversi naskah drama.
4. Contoh prosa dan naskah drama
5. Salinida prosa, drama

Sarana 1, Komputer jinjing


Prasarana 2. LCD
3. lembar tugas
Perangkat Pembelajaran

Bahasa Indonesia

TUTI ALAWIYAH, S.Pd

SMAN 9 KOTA TANGERANG


PERANGKAT
PEMBELAJARAN

PROSA DAN DRAMA

Tujuan Pembelajaran : Pelajar terampil dan terbiasa menulis indah (puisi,


prosa, prosa lirik, atau drama/skenario film pendek) berdasarkan pengetahuan,
pengalaman, pengamatan, atau gagasan sendiri yang bisa diterbitkan di media cetak
maupun digital.

Indikator Pembelajaran:
1. Mengidentifikasi struktur, unsur yang membangun dari prosa.
2. Membuat sebuah prosa (cerpen)
3. Mengidentifikasi definisi, unsur intrinsik, ekstrinsik, penulisan naskah
dari drama.
4. Mengidentifikasi langkah-langkah mengabstraksi, mengonversi,
mengedit prosa ke naskah drama
5. Mengkonversi prosa ke naskah drama pendek.
Pertanyaan Inti :
1. Apakah yang kalian ketahui tentang drama?

Pertanyaan pemantik :
1. Menurut kalian apa yang membedakan genre dalam karya sastra?
2. Menurut kalian apakah drama dapat dipentaskan jika ada salah satu unsurnya tidak
terpenuhi?
3. Menurut kalian apa perbedaan dari drama, sinetron dan film?

Pengetahuan/
Keterampilan Perangkat pembelajaran dapat
Prasyarat: digunakan untuk :
Unsur-unsur pada
prosa, drama, 1. Siswa regular
konversi naskah

Ketersediaan materi :
1. Pengayaan untuk siswa berpencapaian tinggi tidak tersedia
2. Alternatif penjelasan metode atau aktivitas, untuk siswa yang
sulit memahami konsep tidak ada
Model Pembelajaran : Tatap muka
Assesment : Individu dan kelompok (performa dan
tertulis)
Pengaturan Kelas dan Metode : Kelompok (ceramah,
diskusi, menulis terbimbing)

Materi ajar, alat dan bahan :


a. Materi : Contoh prosa, naskah drama, konversi naskah
b. Alat dan bahan yang diperlukan : salindia prosa, drama,
konversi komputer jinjing, fotokopi.

Persiapan pembelajaran : Persiapan digambarkan dalam


peta konsep berikut:
Guru dapat membuat sendiri salindia tayangan mengenai
atau video yang berkenaan dengan materi prosa, drama,
konversi naskah.
PETA KONSEP
PEMBELAJARAN

Persiapan pembelajaran:
1. Mengidentifikasi ,
struktur, unsur yang
membangun dari
prosa.

Mengkonversi cerpen
ke dalam naskah Membuat sebuah
LKPD 1 Kegiatan
prosa (Cerpen)
drama membuat sebuah prosa

Mengidentifikasi definisi, unsur intrinsik,


ekstrinsik, penulisan naskah dari drama.

3. Mengidentifikasi langkah-
langkah mengabstraksi,
mengonversi, mengedit
prosa ke naskah drama

5. Mengkonversi
prosa ke naskah
drama LKPD 2 : Kegiatan mengkonversi
prosa ke naksah drama pendek
Pertemuan Pertama: 1. Mengidentifikasi
struktur, unsur yang membangun dari prosa.

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi waktu


1. Guru melakukan pembukaan 10 Menit
dengan memberikan salam
pembuka dan mengajak berdoa
para peserta didik untuk memulai
pembelajaran.
2. Guru mengingatkan untuk selalu
hidup bersih dan sehat guna
memutus mata rantai covid 19
3. Guru memeriksa kehadiran peserta
didik sebagai sikap disiplin
4. Guru membangun konteks dengan
memberikan pertanyaan:
“Sukakah kalian membaca sebuah
karya sastra?”
“Ada berapa jenis karya sastra yang
kalian ketahui?”
“Pernahkah kalian mendengar
tentang prosa?”
KEGIATAN INTI (100 Menit)

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu


1 1.1 Peserta diidik ditayangkan sebuah 5 menit
sampul buku novel atau kumpulan
cerpen. Contoh novel Tere Liye:

2. Peserta didik mendapatkan


pertanyaan berkenaan dengan 40 menit
tayangan tersebut. Sebagai contoh
pertanyaan tersebut:
“Menurut kalian sampul dari apakah
tayangan tersebut?”
“Apakah yang kalian ketahui tentang
novel dan cerpen tersebut?”
3. Setelah guru memberikan stimulus,
peserta didik disajikan salindia dari
materi prosa
4. Guru menjelaskan materi prosa yang
terdiri dari :
a. Pengertian prosa
b. Ciri-ciri prosa
c. Jenis-jenis prosa
d. Cerpen yang termasuk dalam prosa
e. Pengertian cerpen
f. Ciri-ciri cerpen,kaidah, struktur
kebahasaan
g. Struktur dalam cerpen
h. Struktur luar cerpen
5. Peserta didik memperhatikan dengan
seksama penjelasan dari guru
mengenai prosa.

2 2.1 Guru memberikan pertanyaan- 20 menit


pertanyaan untuk mengetahui
pemahaman dari materi yang telah
disampaikan.
2.2 Peserta didik diminta untuk
mengerjakan latihan tersebut secara
indivu.

3 3.1 Guru meminta salah satu peserta 5 menit


didik untuk mengumpulkan lembar
latihan pada kelompok bangkunya
masing-masing.

3.2 Peserta didik mengumpulkan


lembar latihan dan memegang
didepan kelompok bangkunya. 30 menit
3.3 Guru meminta peserta didik untuk
menukar lembar latihan dengan
kelompok bangku lain.
3.4 Peserta didik mulai mengkoreksi
jawaban pada lembar jawaban latihan
temannya. Peserta didik lain diminta
untuk membacakan jawaban dari
latihan tersebut.
3.5 Setelah membacakannya, maka
guru meminta peserta didik lain untuk
memberikan tanggapan dari jawaban
temannya.
3.6 Setelah seluruh jawaban selesai di
bahas peserta didik diminta untuk
memberikan kesimpulannya pada
materi hari itu.
3,7 Guru menanggapi kesimpulan
tersebut dan memberikan pernyataan
akhir dari kesimpulan materi pada hari
itu.
3.8 Guru memberitahukan kepada
siswa ringkasan materi pada
pertemuan berikutnya.
KEGIATAN

P N T P
E U
U

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi waktu


1 a. Memberikan penguatan 5 Menit
Guru memberikan pertanyaan yang
berkaitan dengan materi yang telah
dipelajari.
Peserta didik memberikan tanggapan-
tanggapan terhadap materi yang
dibahas

b. Memberikan penghargaan untuk


individu peserta didik yang memiliki
kinerja yang baik dan melakukan
kegiatan dengan sungguh-sungguh
sesuai denga profil pelajar Pancasila

2 c. Refleksi
Peserta didik memberikan jawaban- 5 Menit
jawaban atas pertanyaan refleksi
pembelajaran hari ini dengan jujur.
d. Kesimpulan
Peserta didik memberikan kesimpulan
materi pembelajaran hari ini beserta
dengan kelompok dan gurunya
PERTEMUAN KEDUA:
Membuat sebuah cerpen

Kegiatan A W A L

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu


1 a. Guru melakukan pembukaan 7 menit
dengan memberikan salam
pembuka dan mengajak berdoa
para peserta didik untuk memulai
pembelajaran.
b. Guru mengingatkan untuk selalu
hidup bersih dan sehat guna
memutus mata rantai covid 19
c. Guru memeriksa kehadiran peserta
didik sebagai sikap disiplin.
d. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dari materi hari ini.

2. a. Guru memberikan apersepsi untuk 8 menit


mengingatkan materi sebelumnya yang
masih berkaitan dengan materi yang akan
dilaksankan.
.
I T
Kegiatan N
I

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu


1 a. Guru menjelaskan langkah-langkah membuat cerpen 10 menit
melalui media salindia yang ditayangkan.
b. Peserta didik mencermati penjelasan dari guru,
2 a. Peserta didik disajikan dua buah gambar: 5 menit

https://www.idntimes.com/hype/throwback/adeka/meme-ilustrasi-
kehidupan-generasi-90an-c1c2
Tema : Keceriaan

https://id.pinterest.com/pin/800092690038117045/
Tema: Pendidikan

b. Peserta didik diminta untuk memilih salah


satu gambar sebagai tema dengan
pengalaman yang dimilikinya yang akan
digunakan untuk menulis cerpen.
c. Peserta didik diarahkan untuk mengisi lembar
kerja peserta didik yang berisi pertanyaan- 85 Menit
pertanyan untuk mengaitkan antara
pengalaman faktual dengan gambar tema
yang disajikan. Berikut contoh-contoh
pertanyaan yang dapat digunakan untuk
mengaitkan penulisan cerpen dengan
pengalaman faktual siswa dan tema yang
dipilihnya.

1) Berdasarkan gambar tema yang kamu pilih


kejadian apa yang pernah kamu alami dan
paling berkesan!
2) Siapa saja orang-orang yang terlibat dalam
kejadian tersebut!
3) Dimanakah kejadian yang kamu alami?
4) Masalah apa yang tampak dalam kejadianmu
itu?
5) Bagaimana kamu menyelesaikan masalah
yang terjadi?
d. Peserta didik dipandu oleh guru mengaitkan
tema melalui gambar yang disajikan dengan
pengalaman faktual yang dialami mereka
melalui kerangka karangan cerpen.
e. Peserta didik dipandu guru untuk
mengembangkan kerangka karangan cerpen
sesuai dengan langkah-langkah membuat
cerpen yaitu:
1. Menemukan peristiwa yang bermakna
2. Menulis pembuka (orientasi/perkenalan)
3. Menghidupkan tokoh dengan dialog
4. Mengembangkan latar untuk
menghidupkan cerita
5. Menulis penyelesaian.
f. Guru meminta salah seorang peserta didik
untuk membacakan cerpen yang dia buat.
g. Peserta didik lain memberikan tanggapan
terhadap cerpen yang dibuat.
h. Guru juga memberikan masukan-masukan
dari cerpen yang dibuat.
i. Peserta didik diminta untuk mengumpulkan
hasil kerjanya.
j. Peserta didik diminta untuk memberikan
kesimpulan berdasarkan hal yang
dikerjakannya
k. Guru menambahkan kesimpulan yang
diberikan oleh peserta didik.

KEGIATAN E U U
P N T P

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi waktu


1 a. Memberikan penguatan 10 menit

Guru memberikan pertanyaan yang


berkaitan dengan materi yang telah
dipelajari.
Peserta didik memberikan tanggapan-
tanggapan terhadap materi yang dibahas
b. Memberikan penghargaan untuk
materi pelajaran langkah-langkah
membuat teks deskripsi kepada
individu yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik

2 Refleksi:
a. Peserta didik memberikan jawaban-
jawaban atas pertanyaan refleksi
pembelajaran hari ini dengan jujur.
b. Peserta didik merefleksi kesulitan-
kesulitan yang dialaminya pada saat
membuat cerpen
Pertemuan Ketiga:
Mengidentifikasi definisi, unsur intrinsik, ekstrinsik,
penulisan naskah dari drama.

KEGIATAN W L
A A

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu


1 a. Guru melakukan pembukaan 7 menit
dengan memberikan salam
pembuka dan mengajak berdoa
para peserta didik untuk memulai
pembelajaran.
b. Guru mengingatkan untuk selalu
hidup bersih dan sehat guna
memutus mata rantai covid 19
c. Guru memeriksa kehadiran peserta
didik sebagai sikap disiplin.
d. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dari materi hari ini.

2. a. Guru membangun konteks materi hari ini 8 menit


dengan memberikan pertanyaan stimulus
sebagai berikut:
“Pernahkah kalian menjadi penggemar
salah satu artis sinetron?”
“Sinetron apakah yang sangat kamu
gemari?”
“Menurutmu samakah sinetron dengan
drama?”
KEGIATAN T I
I
N

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi waktu


1 a. Peserta didik ditayangkan penggalan drama yang 20 menit
dimainkan oleh Teater Koma melalui link
https://www.youtube.com/watch?v=qvRyb3oiT0Q
(durasi waktu penayangan 0 sd 15 menit dari total 39 menit
penayangan)
b. Peserta didik mencermati penggalan drama yang
ditayangkan tersebut dengan baik,
c. Peserta didik mendapatkan pertanyaan berdasarkan
penggalan drama pada tayangan tersebut. Sebagai contoh:
“Teater apakah yang memainkan drama tersebut?”
“Berdasarkan penggalan drama tersebut, dapatkah kalian
menentukan tema drama tersebut?”
d. Setelah guru memberikan stimulus, guru memberikan
tayangan berupa salindia mengenai materi drama.
e. Peserta didik memperhatikan salindia materi drama yang 50 menit
disajikan oleh guru.
f. Guru menjelaskan materi drama yang terdiri dari :
1. Seluk beluk drama
2. Analisis unsur drama
3. Analisis tokoh drama
g. Peserta didik mendengarkan penjelasan yang diberikan
oleh guru secara seksama
2 h. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk 5 menit
mengajukan pertanyaan terhadap materi drama yang
diberikan guru.
i. Peserta didik mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
kurang dipahami pada materi drama. Kegiatan ini juga
menunjukkan salah satu profil Pelajar Pancasila yaitu
bernalar. 10 menit
j. Guru menayangkan kuis sederhana mengenai materi drama
tersebut.
k. Peserta didik diminta untuk menjawab kuis sederhana
tersebut pada lembar jawaban yang telah disediakan.
3 l. Guru memberikan kesimpulan sementara untuk materi hari 15 menit
ini
m. Guru memberitahukan kelanjutan materi pada pertemuan
selanjutnya yang masih berhubungan dengan materi hari
ini
KEGIATAN P N T
E U U P

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi waktu


1 a. Memberikan penguatan 5 Menit
Guru memberikan pertanyaan
yang berkaitan dengan materi
yang telah dipelajari.
Peserta didik memberikan
tanggapan-tanggapan terhadap
materi yang dibahas
b. Memberikan penghargaan untuk
individu peserta didik yang
memiliki kinerja yang baik dan
melakukan kegiatan dengan
sungguh-sungguh sesuai denga
profil pelajar Pancasila

2 c. Refleksi
Peserta didik memberikan jawaban- 5 Menit
jawaban atas pertanyaan refleksi
pembelajaran hari ini dengan jujur.
d. Kesimpulan
Peserta didik dan guru memberikan
kesimpulan materi pembelajaran .
Pertemuan ke empat:
Mengidentifikasi analisis drama, seluk beluk pementasan
drama, langkah-langkah mengonversi teks.

KEGIATAN AWAL

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu


1 a. Guru melakukan pembukaan 7 menit
dengan memberikan salam
pembuka dan mengajak berdoa
para peserta didik untuk memulai
pembelajaran.
b. Guru mengingatkan untuk selalu
hidup bersih dan sehat guna
memutus mata rantai covid 19
c. Guru memeriksa kehadiran peserta
didik sebagai sikap disiplin.
d. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dari materi hari ini.

2. a. Guru memberikan apersepsi untuk 8 menit


mengingatkan materi sebelumnya yang
masih berkaitan dengan materi yang akan
diajarkan.
.
KEGIATAN INTI

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu


1 a. Guru memulai pembelajaran dengan mengingatkan 25 menit
materi pada pertemuan sebelumnya. Pertemuan hari
ini merupakan kelanjutan dari materi sebelumnya.
b. Peseta didik ditayangkan kembali penggalan drama
dari teater koma melalui link:
https://www.youtube.com/watch?v=qvRyb3oiT0Q
(Durasi waktu penayangan dimulai dari 16 sd 39 menit,
dari total 39 menit waktu)
c. Peserta didik kembali mencermati penggalan drama
tayangan tersebut.
d. Guru memberikan stimulus dengan mengajukan
pertanyaan. Sebagai contoh:
a. “Terdapat berapa karakterkah dari drama yang
ditayangkan tersebut?”
b. “Menurutmu karakter apa yang dominan pada
tayangan tersebut?”
2 e. Setelah guru memberikan stimulus, guru memberikan
tayangan salindia berupa materi yang akan 60 menit
disampaikan.
f. Peserta didik mencermati salindia materi yang disajikan
oleh guru
g. Guru memberikan penjelasan dari salindia materi yang
berisi:
1. Analisis drama
2. Seluk beluk pementasan drama
3. Langkah-langkah mengkonversi teks naskah dari
cerpen
4. Contoh cara mengkonversi teks naskah dari cerpen.
h. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya seluas-seluasnya berkenaan dengan
materi pembelajaran ini.
i. Peserta didik mengajukan pertanyaan-pertanyaan
mengenai materi tersebut.
j. Peserta didik lainnya memberikan jawaban dan
tanggapan atas pertanyaan tersebut. Guru
mengkonfirmasi jawaban tersebut.
3 k. Peserta didik memberikan kesimpulan dari 15 Menit
pembelajaran hari ini.
l. Guru menambahkan kesimpulan dari pembelajaran
hari ini.
KEGIATAN
PENUTUP
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi waktu
1 a. Memberikan penguatan 5 Menit
Guru memberikan pertanyaan
yang berkaitan dengan materi
yang telah dipelajari.
Peserta didik memberikan
tanggapan-tanggapan terhadap
materi yang dibahas
b. Memberikan penghargaan untuk
individu peserta didik yang
memiliki kinerja yang baik dan
melakukan kegiatan dengan
sungguh-sungguh sesuai denga
profil pelajar Pancasila

2 c. Refleksi
Peserta didik memberikan jawaban- 5 Menit
jawaban atas pertanyaan refleksi
pembelajaran hari ini dengan jujur.
d. Kesimpulan
Peserta didik dan guru memberikan
kesimpulan materi pembelajaran .
Pertemuan kelima
Mengkonversi cerpen (prosa) ke naskah
drama

KE GI AT AN A A
W L

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu


1 a. Guru melakukan pembukaan 7 menit
dengan memberikan salam
pembuka dan mengajak berdoa
para peserta didik untuk memulai
pembelajaran.
b. Guru mengingatkan untuk selalu
hidup bersih dan sehat guna
memutus mata rantai covid 19
c. Guru memeriksa kehadiran peserta
didik sebagai sikap disiplin.
d. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dari materi hari ini.

2. a. Guru memberikan apersepsi untuk 8 menit


mengingatkan materi sebelumnya yang
masih berkaitan dengan materi yang akan
diajarkan pada hari ini. Sebagai contoh:
“Apakah yang kamu ketahui tentang
monolog dan dialog?’.
.
IN
KEGIATAN TI

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu


1 a. Guru mengulas dan menjelaskan kembali 10 menit
langkah-langkah mengkonversi teks naskah
drama dari sebuah cerpen.
b. Peserta didik mencermati dan memperhatikan
penjelasan ulang dari guru.
2 c. Peserta didik diberikan dua buah cerpen yang 90 menit
berjudul
“Menuntut Ilmu itu Tidak Penting.”
karangan Hilda Munawaroh dan “ Bapak-
Bapak Berdasi” karangan Bagus Pribadi
d. Peserta didiik diminta untuk memilih salah
satu cerpen yang dianggap ,menarik.
e. Peserta didik mencermati cerpen yang
dipilihnya.
f. Guru meminta peserta didik untuk mulai
mengkonversi cerpen menjadi naskah drama
sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat
dalam LKPD.
g. Peserta didik mencermati Lembar kerja
peserta didik yang berisi kegiatan penuntun
untuk mengerjakan konversi dari teks cerpen
ke teks naskah.
h. Peserta didik dibimbing guru melakukan
langkah-langkah konversi daei teks naskah
cerpen tersebut. Adapun langkah-langkah
konversi teks yang dilakukan adalah:
1. Menemukan tema cerpen. Tema
merupakan dasar yang melandasi
penarasian sebuah cerita
2. Membagi beberapa bagian penting dari
cerpen untuk diubah menjadi babak.
Peristiwa-peritiwa satu jenis dalam satu
tempat dikelompokkan menjadi satu
babak
3. Menyusun dialog berdasarkan konflik yang
ada antartokoh. Tokoh-tokoh yang
terdapat dalam cerpen biasanya dirangkai
oleh suatu peristiwa yang didalamnya
memiliki konflik. Konflik-konflik antar
tokoh tersebut diubah menjadi dialog
4. Membuat petunjuk lakuan untuk
mnejelaskan latar, akting, maupun lighting.
i. Peserta didik dibimbing guru untuk
mengembangkan kerangka dari langkah-
langkah konversi tersebut.
j. Guru meminta salah satu peserta didik untuk
menunjukkan hasil konversinya.
k. Peserta didik membacakan naskah teks drama
hasil konversinya.
l. Peserta didik lainnya memberikan tanggapan.
Hal ini termasuk ke dalam Profil pelajar
Pancasila.bertanggung jawab.
m. Guru juga memberikan masukan terhadap
konversi teks naskah drama tersebut.
n. Guru menunjuk beberapa peserta didik untuk
memainkan konversi teks naskah drama.
o. Beberapa peserta didik memainkan teks
naskah drama.
p. Peserta didik dan guru memberikan masukan
terhadap pertujukan kecil drama tersebut.
q. Peserta didik memberikan kesimpulan
terhadap pembelajaran hari ini.
r. Guru memberikan afirmasi terhadap
kesimpulan para peserta didik.
s. Guru memberikan penugasan kepada peserta
didik yang belum selesai mengerjakan LKPD
selama 1 minggu.
KEGIATAN PENUTUP

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi waktu


1 a. Memberikan penguatan 5 Menit
Guru memberikan pertanyaan
yang berkaitan dengan materi
yang telah dipelajari.
Peserta didik memberikan
tanggapan-tanggapan terhadap
materi yang dibahas
b. Memberikan penghargaan untuk
individu peserta didik yang
memiliki kinerja yang baik dan
melakukan kegiatan dengan
sungguh-sungguh sesuai denga
profil pelajar Pancasila

2 c. Refleksi
Peserta didik memberikan jawaban- 5 Menit
jawaban atas pertanyaan refleksi
pembelajaran hari ini dengan jujur.
d. Kesimpulan
Peserta didik dan guru memberikan
kesimpulan materi pembelajaran .
REFLEKSI GURU

Nama Guru :
Tanggal mengajar :
Kelas :
Materi :

Jawablah pertanyaan berikut dengan sejujur-jujurnya!

No Pertanyaan Jawaban
1 Apa yang guru harapkan dari peserta didikmu
sebelum mengikuti pembelajaran materi prosa
dan drama ini?
2 Apakah guru merasa metode pembelajaran ini
sudah membantu peserta didik memahami
materi prosa dan drama ?
3 Apakah guru melihat peserta didik antusias
mengikuti materi prosa dan drama ini ?
4 Apakah Guru merasa menguasai materi prosa dan drama
yang diajarkan
5 Apakah guru berusaha menciptakan suasana yang
menyenangkan dan kondusif dalam kelas?
6 Berapa persenkah target pemahaman peserta didik dari
materi yang diajarkan guru hari ini!
7 Berapa orang peserta didik yang terlihat mampu menguasai
materi ini? Tuliskan nama peserta didik tersebut!
8 Setelah melakukan evaluasi ternyata hanya 10 persen peserta
didik yang mendapatkan nilai diatas kkm. Apa tindakan yang
guru lakukan dari materi ini?
9 Apakah guru merasa apa yang disampaikan sudah optima,
sesuai dengan rpp dan tujuan pembelajaran?
10 Apa yang dilakukan guru ketika memberikan apresiasi bagi
peserta didik yang berprestasi dan hukuman bagi peserta
didik yang melakukan pelanggaran?
REFLEKSI PESERTA DIDIK

No Pertanyaan Pemandu Jawaban


1 Sejauh mana saya memahami pengertian, struktur prosa dan
drama?
2 Menurutmu apakah dengan mempelajari prosa kamu dapat
menjadi seseorang yang memahami tentag karys sastra?
3 Apakah kamu memahami cara menentukan dan
mengidentifikasi sebuah prosa?
4 Bagaimana caramu untuk dapat membedakan sebuah prosa
dengan teks lainny?
5 Apakah kamu dapat menulis sebuah prosa yaitu cerpen dengan
baik?
6 Bagaimana kamu dapat mengubah prosa (cerpen) menjadi
sebuah naskah drama?
7 Bagiamana kamu dapat memyampaikan gagasan dan
pendapatmu melalui sebuah prosa(cerpen)?
8 Banyak hal barukah yang kamu peroleh dari pembelajaran
drama ini, berikan pendapatmu?
9 Menurut pendaptmu apakah semua kegiatan berbahasa yang
kamu lakukan pada materi ini dapat berguna bagi kehidupanmu
kelak untuk kecakapan hidup?

Setelah kalian berdiskusi, berlatih dan melaksanakan semua kegiatan pemebelajaran ini,
cobalah kalian renungkan kembali apa yang telah kalian kuasai dan belum kuasai serta
bagaimana kesan kalian terhadap pembelajaran yang telah kalian laksanakan dengan memjawab
daftar pertanyan berikut ini:
Kriteria untuk mengukur ketercapaian tujuan Pembelajaran :
1. Mengidentifikasi struktur, unsur yang membangun dari prosa.
2. Membuat sebuah prosa (cerpen)
3. Mengidentifikasi definisi, unsur intrinsik, ekstrinsik, penulisan
naskah dari drama.
4. Mengidentifikasi langkah-langkah mengabstraksi,
mengonversi, mengedit prosa ke naskah drama
5. Mengkonversi prosa ke naskah drama pendek

Bagaimana asesemen dilakukan?


1. Observasi guru selama kegiatan pembelajaran
berlangsung
2. Portofolio hasil kerja LKPD
3. Evaluasi pada akhir pembelajaran
4. Hasil tulisan konversi teks cerpen menjadi teks
naskah drama.
Penilaian performa (observasi aktivitas)

Rubrik Penilaian Sikap Peserta Didik

1. PENILAIAN GURU
Petunjuk umum penggunaan lembar observasi:
1. Cermati perilaku peserta didik dan berilah skor antara 1-4 sesuai kondisi yang
ditampakkan oleh peserta didik dengan memberikan tanda centang (V) pada kolom
yang tersedia.
2. Acuan pemberian skor sebagai berikut:
Skor Performa Peserta Didik
4= Selalu Terus menerus dan konsisten memperlihatkan perilaku/sikap
tampak yang diamati
3= sering Sering tetapi tidak selalu memperlihatkan perilaku/sikap yang
diamati
2= jarang Hanya sesekali dan tidak konsisten memperlihatkan
perilaku/sikap yang diamati
1= tidak pernah Belum pernah memperlihatkan perilaku/sikap yang diamati

Untuk mengetahui nilai peserta didik, jumlahkan skor yang diperoleh,


kemudian hasilnya dibagi dengan skor maksimal dan dikalikan 100. Atau
gunakan rumus sebagai berikut:

NILAI=JUMLAH PEROLEHAN SKOR X 100


SKOR MAKSIMAl (36)
Berikut contoh rubrik Penilaian sikap:
NO Nama ASPEK YANG DINILAI Skor Nilai Predikat
Peserta
Didik
HG JJ DS TJ PL ST PD MI KS JML MAX
1
2
dst

Keterangan Kolom:
1. HG :Menghargai
2. JJ :Jujur
3. DS :Disiplin
4. TJ :Tanggung Jawab
5. PL :Peduli
6. ST :Santun
7. PD :Percaya Diri
8. MI :Motivasi Internal
9. KS :Kerjasama

Kategori peringkat dan nilai sebagai berikut:


(A) 86-100 : Sangat baik
(B) 71-85 : Baik
(C) 55-70 : Cukup
(D) <55 : Kurang
Rubrik Penilaian Portofolio

No Kriteria yang dinilai Skor Maksimal


1 Peserta didik menyimpan semua tugas
yang telah dikerjakan dengan lengkap, 1
dan tugas dikerjakan dengan benar,
serta dikumpulkan tepat waktu
2 Peserta didik menyimpan tugas-tugas 2
yang telah dikerjakan, dan sebagian
besar benar tapi kurang lengkap, serta
dikumpulkan tepat waktu
3 Peserta didik menyimpan tugas-tugas
yang telah dikerjakan, namun sebagian
besar salah, kurang lengkap, dan tidak 3
dikumpulkan tepat waktu
4 Peserta didik menyimpan tugas-tugas
yang telah dikerjakan, namun tugas
yang dikerjakan salah, dan kurang
lengkap, serta tidak dikumpulkan tepat 4
waktu
5 Peserta didik tidak menyimpan satu 5
pun tugas-tugas yang diberikan karena
tidak pernah mengumpulkan tugas

Berikut contoh rubrik penilaian portofolio:

No Nama Peserta Tugas Skor


Didik
Tersimpan Tersimpan, Tersimpan, Tersimpan, Tidak
lengkap,benar, tepat kurang sebagian salah, tersimpan,
waktu lengkap, besar salah, kurang tidak pernah
sebagian kurang lengkap, mengumpulkan
benar, lengkap. tidak tugas.
tepat waktu Tidak tepat dikumpulkan
waktu tepat waktu

1
dst
RUBRIK PENILAIAN PENULISAN CERPEN

No ASPEK PERTANYAAN RENTANG SKOR BOBOT SKOR


PEMANDU MAKSIMAL

1 Keotentikan isi Apakah ide 13-30 1 30


cerpen tidak
mencontoh
(orisinal) dan
diangkat dari
pengalam
sendiri/ oarng
lain?

2 Keutuhan struktur isi ● apakah cerpen 7-20 1 20


sudah
mencantumkan
judul?
●apakah antara
judul da nisi
sesuai?
●apakah ada
tahap
perkenalan?
●apakah tahap
perkenalan
ditampilkan
dengan cara
menarik?
●apakah ada
tahap
komplikasi?

3 Pilihan kata dan Apakah kata yang 7-20 1 20


gaya bahasa digunakan dapat
menimbulkan
asosiasi/
imajinasi?
RUBRIK KONVERSI TEKS CERPEN KE NASKAH DRAMA SEDERHANA

No Aspek Penilaian Skor


1 Kesesuaian antara tema cerpen dan naskah drama
2. Kesesuain antara peristiwa pada cerpen dan pembagian babak
pada drama
3 Kesesuaian konflik pada cerpen dengan dialog pada naskah
drama
4 Kesesuaian latar dan watak tokoh pada cerpen dengan
petunjuk lakuan pada latar
LEMBAR KERJA SISWA

NAMA SISWA :
KELAS ;

Jawablah pertanyan berikut dengan tepat!


1. Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme yang dimilikinya lebih
besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Menurut kalian apa sajakah yang
termasuk ke dalam prosa berdasarkan pengertian tersebut?

2. Prosa secara garis besar terbagi menjadi dua. Yaitu prosa lama dan prosa baru. Cobalah kamu cari
periodesasi dari kedua prosa tersebut!

3. Selain terdapat perbedaan dari periodesasinya, kedua prosa tersebut juga memiliki ciri khasnya
masing-masing. Tuliskan ciri dari kedua ciri dari prosa tersebut!

4. Cerpen merupakan salah satu bagian dari prosa baru. Tuliskan pengertian dan ciri dari cerpen!
5. Sebuah karya sastra terbangun atas unsur dalam dan unsur luar. Begitu juga dengan cerpen. Jelaskan
pengertian dan unsur dalam serta unsur luar yang membangun sebuah cerpen!
Lembar Kerja Peserta Didik
Pertemuan ke 3: Membuat cerpen

NAMA PESERTA DIDIK:


KELAS :

Petunjuk:
1. Peserta didik akan diberikan 2 buah gambar.
2. Peserta didik diminta untuk menentukan salah satu gambar sebagai tema dari cerpen yang akan
dibuat!
3. Peserta didik akan dipandu untuk membuat kerangka karangan melalui lembar kerja peserta didik ini.
4. Guru akan membimbing tiap siswa dengan melihat daritahapan yang terdapt pada lembar kerja
peserta didik.
5. Selamat bekerja.
Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Perhatikan dua buah gambar dengan tema dibawahnya!

https://www.idntimes.com/hype/throwback/adeka/meme-ilustrasi-kehidupan-generasi-90an-c1c2
Tema : Keceriaan

https://id.pinterest.com/pin/800092690038117045/

Tema: Pendidikan
2. Pilihlah salah satu tema yang menarik perhatianmua dan kaitkan dengan pengalaman yang pernah
kamu alami dari kedua gamabr tersebut!

Saya memilih gambar nomor …. Dengan tema ….

3. Kembangkan garis besar alur cerpenmu mulailah dari awal/perkenalan, muncul masalah, puncak
masalah, penyelesaian masalah!

Awal/ perkenalan cerpan adalah ……

Muncul masalah adalah …

Puncak dari masalah adalah …

Penyelesaian masalah

4. Buatlah pembuka cerpen kalian dengan menarik dengan melihat garis besar yang sudah kalian buat!

Contoh pembuka cerpen


Pohon kersen didepan gerbang sekolah mulai meranggas mati. Sudah hampir sepuluh
bulan sekolah menjadi sepi, hanya sesekali murid datang karena ada keperluan atau
kepentingan mendesak yang harus mewajibkan mereka datang kesekolah…………
5. Lanjutkan kembali dengan mengembangkan cerpen dari awal munculnya konflik, konflik meningkat,
mencapai klimaksnya!

Awal munculnya konflik…………………………………………………….


Konflik meninggi…………………………………………………………….
Klimaks konflik……………………………………………………………………..

6. Akhirilah cerpen kamu dengan penyelesaian konfilk dan berikan penutup cerpen!

Akhir cerpen …………..


Penutup cerpen …………..

7. Buatlah kerangka karangan tersebut menjadi sebuah cerpen utuh. Bertanyalah kepada guru untuk
pengembangannya!

Judul cerpen
Karya
Kelas
Lembar Kerja Peserta Didik
Pertemuan Kelima: Mengkonversi Teks Cerpen ke
Teks naskah drama

Nama Peserta Didik:


Kelas :

Petunjuk:
1. Peserta didik akan ditayangkan kembali salindia berupa materi konversi teks cerpen menjadi teks
naskah drama!
2. Peserta didik akan diminta mencermati kembali tayangan tersebut.
Peserta didik diberikan dua buah judul teks cerpen yang berjudul :
a. “Menuntut Ilmu itu Tidak Penting.” karangan Hilda Munawaroh
b. “Bapak-Bapak Berdasi” karangan Bagus Pribadi
3. Masing-masing peserta didik memilih salah satu dari dua judul cerpen tersebut.
4. Peserta didik diminta untuk melaporkan ke ketua kelas judul cerpen yang dipilih.
5. Peserta didik mengambil teks cerpen sesuai dengan pilihannya.
6. Peserta didik diminta untuk membaca teks cerpen yang dipilih selama 5 menit.
7. Peserta didik diberikan lembar kerja peserta didik(LKPD) untuk kegiatan mengkonversi teks cerpen
menjadi teks naskah drama.
8. Peserta didik menkonversi teks cerpen ke teks naskah drama dengan mengikuti langkah-langkah yang
terdapat pada LKPD.
9. Peserta didik akan dibimbing guru untuk mengkonversi teks cerpen tersebut menjadi teks naskah
drama.
10. Selamat mengerjakan!

Kerjakan tugas dibawah ini!


1. Pilihlah salah satu cerpen yang kalian ingin konversi ke dalam teks naskah drama!

Judul cerpen yang saya pilih adalah ……


Karangan ………..
2. Tentukan tema dari cerpen yang kamu pilih tersebut!

Tema dari cerpen yang saya pilih adalah ……..

3. Catat dan bagilah beberapa peristiwa penting dalam cerpen tersebut, kemudian ubahlah menjadi
babak!

Peristiwa penting yang terdapat dalam cerpen tersebut:



●●

Peristiwa yang dapat dijadikan babak pada cerpen tersebut:


a.
b.

4. Susunlah dialog berdasarkan konflik yang terdapat pada teks cerpen tersebut!

Dialog yang diambil dari konflik

5. Berikan petunjuk lakuan dari naskah drama yang dibuat!

Petunjuk lakuan:

6. Susunlah jawaban-jawaban tersebut menjadi naskah drama yang utuh!

Naskah drama
Teks Cerpen 1

Menuntut Ilmu Itu Nggak Penting


Cerpen Karangan: Hida Munawaroh
Kategori: Cerpen Kehidupan, Cerpen Pendidikan
Lolos moderasi pada: 26 February 2020
“Bangun! Berangkat sekolah!”
Rutinitas menuntut ilmu lima hari dalam sepekan, empat minggu dalam sebulan, sebelas bulan
dalam setahun, dua belas tahun dalam hidup. Bangun selagi gelap, pergi menjelang terang, pulang
hampir gelap. Waktu habis dimakan di bangku sekolah, padahal bangku sekolah kalah dimakan
kreativitas penumpangnya —dengan Tip-X ataupun bolpen— yang kemudian dimakan lagi oleh rayap
yang kelaparan. Lalu, manusia yang haus ilmu mesti mengkonsumsi apa?
“Haus dan lapar itu berbeda, nak.”
Tapi, bukankah sama-sama mengenyangkan? Yang terlalu banyak minum menjadi kembung
dan yang kebayakan ‘minum’ akan mabuk, teler. Belum pernah mengalami sendiri, ini pengetahuan
didapat dari tontonan malam hari di teve ruang tamu, yang di-setel bapak, ceritanya mau nyari filem
eksien.
Ibu, sungguh besar jasamu. “Kau mengandung, melahirkan, menyusui, mengasuh, dan
merawat, lalu membesarkan putra-putrimu, Ibu.” Menggubrak-gubrak pintu kamar dan kasurku, yang
padahal baru seminggu diganti engselnya, baru dibenahi siku ranjangnya oleh reparator tanpa tanda
terima—Bapak. Demi apa ia berlaku demikian?
Ilmu? Mana yang murni dan asli melakukannya untuk ilmu? Paling-paling demi cita-citanya
supaya si anak jadi polisi, jadi dokter, jadi tentara, jadi guru, atau jadi apapun yang penting tidak jadi-
jadian. Pamrih. Bukannya tidak boleh, hanya saja sedikit keberatan. Tapi katanya, jangan setengah-
setengah, jadinya memang keberatan, keberatan atas sesuatu yang katanya ringan. Lho, manusia
memiliki kemampuan masing-masing, apa iya njiplek sama? Kiranya ringan, sedang untuk yang lain
belum tentu pula.
Berangkat naik angkot, ongkosnya dua ribu untuk yang ‘mini’, lha yang bongsor, apalagi
sekolah menengah atas, sopirnya diberi tiga ribu protes, “Kurang, Mbak!” Dikasih empat ribu bilang,
“Pas, Mas.” Disodorin lima ribu malah nggak ngomong. Takut keceplosan, khilaf dari kekhilafan.
“Seribu ‘kan lumayan. Coba kalau dikali lima puluh.”
Nah, itu salah satu cita-cita mulia dari bersekolah: biar nggak korupsi! Sopir angkutan kota saja sudah
beraksi menciduk dengan takaran berlebih, bagaimana dengan pekerja yang tingkatnya lebih tinggi,
seperti sopir bus, sopir, truk, sopir kereta, sopir kapal, dan sopir kapal terbang.
“Namanya bukan sopir! Kereta dikemudi masinis, kapal dikemudi nahkoda, terus itu bukan
kapal terbang, tetapi pesawat namanya, yang mengemudikan itu pilot.” Geger bocah lima tahunan
yang kebetulan mendengar protes kami mengenai sopir angkot tadi kok bocah lebih pinter?
“Kan disekolahkan, Mbak.”
Oh … sekolah itu untuk mengetahui nama-nama sopir, toh. Katanya untuk menuntut ilmu? Lho,
ilmu kok dituntut, tuntut itu sopir angkot yang korupsi ‘kecil-kecilan’. Terserah mau dikasih hukuman
berapa tahun penjara, yang penting ngasih efek jera juga ke sopir-sopir yang lain —termasuk itu yang
disebut masinis, nahkoda, dan pilot. Lha untuk korupsi besar-besaran?
“Kan besar-besaran, bukan besar beneran.”
Lha emang hubungannya apa?
“Lihat itu pasar-pasarannya bocah yang ngasih tau nama-nama sopir kendaraan, pasar-
pasaran kan mainan, bukan pasar beneran. Apalagi kalau mainan tembak-tembakan, apa iya mereka
nembak beneran?”
Nah, justru karena ‘besar-besaran’ itu yang membuat mereka, para pelaku korupsi besar-
besaran, merasa aman. Wong cuma korupsi besar mainan, bukan korupsi besar beneran. Berarti
uangnya mainan juga dong? Kok mau sih ngorupsi uang mainan? Seperti bocah ‘nama sopir’ tadi,
biarpun tahu nama-nama sopir dari sekolah, pasti hobinya masih mainan mulu.
Begitu? Uang orang kok dimakan sendiri, rayap aja makan bangku (sekolah), bukan uang,
apalagi uang mainan, terlebih uang orang. “Gantung saya di Monas jika saya korupsi satu rupiah saja!”
Abad millennium, abad dua puluh satu, masih adakah uang Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan tertera Rp 1 di lembar atau koinnya? Kolektor, tolong dibantu, itu yang korupsi
dengan nazar ‘gantung saya di Monas jika saya korupsi satu rupiah saja’ tidak menukarkan uang
miliaran dengan pecahan satu rupiah milik kalian, bukan?
Sekolah di tiga perguruan tinggi bergengsi saja belum tentu ‘lurus’ jalannya. Pagi hari wangi
melati bergaya siap menuntut ilmu, siangnya nongkrong di kantin, sore hari ke organisasi, malamnya
di angkringan dengan wedang jahe. Memang sih duduk di bangku kelas, tapi karena ilmunya dituntut,
jadi nggosro, padahal mestinya yang ikhlas supaya barokah.
Nah kan, menuntut ilmu itu tidak baik. Selain menjadikan diri tersesat karena sering mampir,
tidak barokah karena digosro-gosro, jatah jajan yang ‘cuma’ seribu kena korupsi sopir, dan jengkel
menyaksikan orang ‘pinter’ kesasar karena slogan ‘gantung saya di Monas jika saya korupsi satu rupiah
saja’, janganlah menuntut ilmu. Dia salah apa? Daripada menuntut ilmu yang tidak bersalah,
mendingan berangkat ke sekolah, berangkat ke madrasah. Untuk menuntut ilmu?
Tidak! Untuk menuntut sopir angkot yang korupsi ‘kecil-kecilan’. Menuntut ilmu itu nggak
penting! Lagian, langka kali yang tholabul ‘ilmi faridhatun ‘ala kulli muslimina wal muslimat. Siapa
yang berani ngaku? Banyak.
Yang berani membuktikan?

Hida
4 Oktober 2017

Cerpen Karangan: Hida Munawaroh


Blog: hidaalmunawaroh.wordpress.com/author/hidaalmunawaroh/
http://cerpenmu.com/cerpen-kehidupan/menuntut-ilmu-itu-nggak-penting.html
Teks Cerpen 2

Bapak Bapak Berdasi


Cerpen Karangan: Bagus Pribadi
Kategori: Cerpen Kehidupan, Cerpen Pendidikan
Lolos moderasi pada: 29 July 2020
Mentari pagi yang indah sinarnya menembus pepohonan di desa yang tentram. Desa yang jauh
dari jangkauan kemacetan, keributan lalu lintas, dan polusi udara seperti layaknya yang terjadi di
perkotaan. Desa tempat Dela tinggal dan keluarga serta semua orang yang ada di hidupnya mulai dari
ia dilahirkan. Dela merupakan anak kelas 4 SD yang tinggal di desa tentram tersebut.
Pagi hari, Dela bangun pagi dan bergegas mandi ke pemandian umum yang jaraknya 50 meter
dari rumahnya. Setelah itu, ia bersiap-siap hendak pergi ke sekolah dan tak lupa untuk sarapan. Dela
merupakan anak yang rajin ke sekolah, tidak seperti temannya ferdi. Ferdi adalah anak yang malas
untuk berangkat ke sekolah. Sebelum berangkat sekolah ia harus jajan terlebih dahulu di kedai
samping rumahnya. Ferdi sekelas dengan Dela. Dela pun menghampiri Ferdi dan mengajak untuk
berangkat ke sekolah secara bersamaan. Seperti biasanya, mereka menunggu angkutan sekolah
(bukan bus, semacam truk namun diberi tenda diatasnya) yang sudah disediakan oleh desa tersebut.
Ketika angkutannya datang, mereka berebut untuk naik lebih dulu karena bangku di dalam
angkutan tersebut sangat terbatas. Jarak tempuh rumah Dela ke sekolah adalah 1 jam. Sesampainya
di sekolah Ferdi duduk di bangku belakang seperti biasanya, sedangkan Dela berada di bangku depan.
Mereka menunggu kedatangan guru mereka yang terlambat karena jarak tempuh tempat tinggal guru
tersebut ke sekolah kurang lebih 2 jam menggunakan sepeda motor. Ketika guru sudah sampai,
mereka pun belajar seperti biasanya. Ketika guru menyampaikan tentang keindahan Negeri ini, Negeri
Indonesia ini, seketika Dela senyam-senyum sendiri sambil membayangkan indahnya Negeri ini.
Namun, tidak dengan Ferdi. Ferdi malah dengan serius mendengarkan guru tersebut sembari
menggigit pulpen kesayangannya.
Setelah guru tersebut selesai menceritakan keindahan Negeri ini, ferdi pun bertanya “bu, bus di
negeri ini bagus, tapi kenapa kami dijemput pakai truk buk?” tanya Ferdi kepada guru. Guru pun
menjawab “kita di pelosok negeri nak”. Ferdi pun menganggukkan kepala tanpa tahu apa maksudnya.
Kemudian Dela pun bertanya kepada guru, “bu, kalau Negeri kita seindah ini, mengapa bapak-bapak
pakai dasi yang di TV korupsi?” tanya Dela penuh penasaran. “Nak, mereka itu orang yang lebih
mementingkan urusan pribadinya dari pada amanah yang ditanggungnya untuk rakyat”, jawab guru.
Dela pun menggaruk-garukkan kepala.
Setelah pelajaran usai, mereka pun menaiki angkutan tersebut. Sesampainya di rumah Dela
bertanya kepada Ayahnya. “Yah, orang yang lebih mementingkan urusan pribadinya daripada amanah
yang ditanggungnya untuk rakyat, itu termasuk orang yang korupsi ya?”, tanya Dela. “Mereka yang
korupsi itu nak, sama halnya dengan penjajah, namun mereka jauh lebih halus dibandingkan penjajah
jaman dulu, tapi mereka yang korupsi itu jauh lebih mematikan. Sebagian dari mereka bukan hanya
mengambil uang rakyat, tapi juga merampas kekayaan alam di Negeri ini untuk diberikan kepada para
pemodal asing nak, sehingga kita yang di pelosok ini akan terus seperti ini.” jawab sang ayah. Dela pun
memahami perkataan ayahnya. “kamu sekolah bukan untuk menjadi penerus bangsa nak, tapi kamu
sekolah untuk jadi pelurus bangsa nak, ayah dan ibu selalu mendoakanmu nak. Sudah kamu ganti
pakaian dulu sana” ujar ayah menutup pembicaraan mereka.
Di kamar, Dela pun meresapi apa yang di katakan ayahnya dan bertekad untuk terus belajar
dengan sungguh-sungguh demi menghancurkan para koruptor yang merajalela di Negeri Indonesia
ini.

Cerpen Karangan: Bagus Pribadi


Blog: baguspribadi17.blogspot.co.id
Mahasiswa semester satu, jurusan Ilmu Komunikasi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau

http://cerpenmu.com/cerpen-kehidupan/bapak-bapak-berdasi.html
Kuis Sederhana

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan cepat pada lembar jawaban yang sudah disediakan!
1. Drama berasal dari kata ….
2. Nama artis pemeran Cinta pada film “AADC” …….
3. Kepanjangan dari sinetron adalah…
4. Seorang yang mengatur laku para tokoh d atas panggung …..
5. Pendiri “Teater Koma” adalah ….
6. Drama yang dialognya dinyayikan disebut dengan ….
7. Piala bergengsi diajang perfilman dunia adalah…..
8. Piala Citra adalah piala untuk …..
9. Penulis buku dari film “Laskar Pelangi” adalah …..
10. Apakah judul film yang diangkat dari novel laris karangan “Tere Liye”. Yang bercerita tentang tsunami
di Aceh …….

Lembar Jawaban :
1. Dramaoi
2. Dian Sastrowardoyo
3. Sinema elektronik
4. Sutradara
5. Nano Riantiarno
6. Opera
7. Oscar
8. Artis pemeran terbaik di Indonesia
9. Andrea Hirata
10. Hafalan Surat Delisa
M A T E R I
PROSA
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme yang dimilikinya
lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa
Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk
mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah,
novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian,
yaitu prosa lama dan prosa baru, prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi
budaya barat, dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.

Prosa biasanya dibagi menjadi lima jenis:

• Prosa naratif
• Prosa deskriptif
• Prosa eksposisi
• Prosa argumentatif
• Prosa persuasi

Berdasarkan periodesasinya prosa terbagi menjadi dua yaitu:


a. Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau
kebudayaan barat. Karya sastra prosa lama yang mula-mula timbul disampaikan secara lisan,
disebabkan karena belum dikenalnya bentuk tulisan. Setelah agama dan kebudayaan Islam
masuk ke indonesia, masyarakat menjadi akrab dengan tulisan, bentuk tulisan pun mulai
banyak dikenal. Sejak itulah sastra tulisan mulai dikenal dan sejak itu pulalah babak-babak
sastra pertama dalam rentetan sastra indonesia mulai ada. Adapun bentuk-bentuk sastra prosa
lama adalah:
●Hikayat, berasal dari India dan Arab, berisikan cerita kehidupan para dewi, peri, pangeran,
putri kerajaan, serta raja-raja yang memiliki kekuatan gaib. Kesaktian dan kekuatan luar biasa
yang dimiliki seseorang, yang diceritakan dalam hikayat kadang tidak masuk akal. Namun
dalam hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh dalam sejarah. Contoh: Hikayat Hang Tuah,
Kabayan, si Pitung, Hikayat si Miskin, Hikayat Indra Bangsawan, Hikayat Panji Semirang,
Hikayat Raja Budiman
● Sejarah (tambo), adalah salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu
peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta. Selain
berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan silsilah raja
ini ditulis oleh para sastrawan masyarakat lama. Contoh: Sejarah Melayu karya datuk
Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis tahun 1612.
● Kisah, adalah cerita tentang cerita perjalanan atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke
tempat lain. Contoh: Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan, Kisah Abdullah ke Jedah
● Dongeng, adalah suatu cerita yang bersifat khayal. Dongeng sendiri banyak ragamnya

b. Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau budaya
Barat. Bentuk-bentuk prosa baru adalah sebagai berikut:
● Roman adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan
segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa
kanak-kanak sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat
atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh, alur bercabang-
cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi
kehidupan pelaku dalam cerita tersebut.
● Novel berasal dari Italia. yaitu novella ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang
melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang
mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perubahan nasib
pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek
daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya
oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan
Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
● Cerpen adalah bentuk prosa baru yang menceritakan sebagian kecil dari kehidupan
pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau
pertikaian, akan tetapi hal itu tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh: Radio
Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim,
Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis
Drama
A. Seluk-beluk Drama
1. Pengertian drama
Drama merupakan tiruan kehidupan yang diproyeksikan di atas pentas.
Drama adalah potret kehidupan manusia, potret suka-duka, pahit manis,
dan hitam putih kehidupan manusia.
Drama sering disebut sandiwara. Sandiwara berasal dari bahasa Jawa
sandi dan warah. Sandi berarti rahasia, sedangkan warah berarti ajaran.
Sandiwara berarti ajaran yang disampaikan secara rahasia atau tidak
terang-terangan.
Drama dalam masyarakat memiliki dua arti, yaitu drama dalam arti luas
dan drama dalam arti sempit. Dalam arti luas, drama adalah semua bentuk
tontonan mengandung cerita yang dipertunjukan di depan banyak orang.
Dalam arti sempit, drama adalah kisah hidup manusia dalam masyarakat
yang diproyeksikan di atas panggung, disajikan dalam bentuk dialog dan
gerak berdasarkan naskah, didukung tata lampu, tata panggung, tata
musik, tata rias, dan tata busana.
2. Ciri-Ciri Drama
Ciri-ciri teks drama sebagai berikut.
a. Seluruh cerita drama berbentuk dialog, baik untuk tokoh maupun
narator.
b. Dialog dalam teks drama tidak menggunakan tanda petik (“....”). Dialog
dalam teks drama bukan sebuah kalimat langsung. Oleh karena itu,
naskah drama tidak menggunakan tanda petik.
c. Naskah drama dilengkapi sebuah petunjuk tertentu yang harus
dilakukan pada tokoh pemeran bersangkutan. Petunjuk tersebut ditulis
dalam tanda kurung atau dapat juga menggunakan jenis huruf yang
berbeda dengan jenis huruf pada dialog.
d. Petunjuk dalam naskah drama terletak di atas dialog atau di samping kiri
dan kanan dialog.
3. Jenis Drama
Drama mempunyai berbagai macam jenis. Setidaknya ada tiga dasar
dalam pembagian drama. Jenis drama dapat dibedakan berdasarkan
penyajian lakon, sarana, dan keberadaan naskah.
a. Berdasarkan penyajian lakon, drama dibedakan menjadi delapan jenis
sebagai berikut.
1) Tragedi
Tragedi adalah drama yang ceritanya penuh dengan kesedihan.
2) Komedi
Drama komedi disebut juga drama ria. Komedi adal ah drama yang
ceritanya penuh dengan kelucuan sehingga membuat penonton
tertawa.
3) Opera
Opera adalah drama yang dialognya dinyanyikan dan diiringi
musik. Lagu yang dinyanyikan setiap tokoh berbeda. Begitu juga
dengan musik iringannya, setiap tokoh memiliki musik iringan
masing-masing.
4) Tragikomedi
Tragikomedi adalah drama yang isi lakonnya penuh kesedihan,
tetapi mengandung lakon-lakon menggembirakan dan
menggelikan hati.
5) Melodrama
Melodrama adalah pergelaran drama, seperti sandiwara atau film
dengan lakon yang sangat sentimentil, mendebarkan, dan
mengharukan. Melodrama lebih mengutamakan ketegangan
daripada kebenaran.
6) Farce
Farce adalah drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak
sepenuhnya dagelan. Cerita dalam Farce bersifat komedi
7) Tablo
Tablo adala jenis drama yang mengutamakan gerak.
8) Sendratari
Sendratari adalah gabungan antara seni drama dan seni tari. Jalan
cerita disajikan dalam bentuk tari-tarian dengan gerak maknawi.
b. Berdasarkan sarana, drama dibedakan sebagai berikut.
1) Drama panggung
Drama panggung adalah drama yang dimainkan oleh para aktor
dipanggung pertunjukan.
2) Drama radio
Drama radio adalah drama yang tidak bisa disaksikan dan diraba,
tetapi hanya bisa didengarkan oleh penikmat dari radio.
3) Drama televisi
Drama telivisi adalah drama yang bisa ditonton dan didengar, tetapi
tidak bisa diraba dan hanya disiarkan di televisi.
4) Drama film
Drama film adalah drama yang hampir sama dengan drama telivisi.
Bedanya drama film ditayangkan pada layar bioskop.
5) Drama wayang
Drama wayang adalah drama yang para tokohnya digambarkan
dengan wayang golek dan dimainkan oleh dalang.
6) Drama boneka
Drama boneka hampir mirip dengan wayang. Bedanya para tokoh
dalam drama boneka digambarkan dengan boneka yang dimainkan
oleh beberapa orang.
c. Berdasarkan ada atau tidaknya naskah, drama dibedakan sebagai
berikut.
1) Drama tradisional
Drama tradisional merupakan tontonan drama tradisional yang
dipentaskan tanpa tuntutan naskah.
2) Drama modern
Drama modern merupakan drama yang dipentaskan berdasarkan
naskah atau skenario. Naskah tersebut berisi dialog dan akting para
pemain yang benar-benar diterapkan. Tindakan pemain, latar, dan
suasana kejadian dituliskan dalam petunjuk teknis atau naskah
samping. Pemain akan memerankan lakon berdasarkan naskah
tersebut. Jadi, sebelum melakukan pementasan, pemain harus
melakukan pemahaman naskah, membaca naskah, dan
menghafalkan naskah. Pemain yang baik akan dapat menyampaikan
dialog dengan penuh rasa dan penjiwaan.
B. Analisis Unsur Drama
Drama dibentuk atas struktur dan unsur-unsur pembangun. Struktur dan
unsur pembangun drama membentuk jalinan cerita dalam pementasan
drama.
1. Struktur Drama
Teks drama tersusun atas bagian-bagian yang sistematis. Bagian-bagian
tersebut disebut struktur teks drama. Struktur teks drama sebagai
berikut.
a. Prolog
Prolog terdapat pada awal lakon drama.
b. Dialog
Dialog merupakan percakapan para pemain. Dialog dalam lakon
drama menjadi media pengungkapan cerita. Dialog terdiri atas tiga
bagian, yakni orientasi, konflik atau komplikasi, dan resolusi.
1) Orientasi
Orientasi merupakan tahap perkenalan atau pelukisan awal cerita.
Biasanya orientasi berisi perkenalan tokoh, situasi, latar ataupun
peristiwa awal dalam cerita. Namun, tidak menutup kemungkinan
orientasi menceritakan konflik yang akan terjadi.
2) Konflik atau komplikasi
Konflik atau komplikasi merupakan bagian tengah cerita. Bagian
ini memaparkan tahap para pemain drama sudah terlibat dalam
persoalan pokok.
3) Resolusi atau denouement
Resolusi atau denouement merupakan tahapan penyelesaian.
Konflik yang memuncak akan mereda. Dalam bagian ini akan
terdapat pemecahan masalah. Konflik pun akan mulai memudar.
c. Epilog
Epilog merupakan kata penutup yang mengakhiri pementasan drama.
Biasanya epilog berisi kesimpulan isi cerita drama. Epilog juga dapat
berisi ajaran yang diambil penonton dari drama yang ditonton.

2. Unsur Pembangun Drama


Drama merupakan salah satu bentuk karya sastra berbentuk
dialog.Drama memiliki unsur-unsur intrinsik. Unsur-unsur intrinsik
drama sebagai berikut .
a. Tema
Tema merupakan gagasan pokok atau ide yang mendasari
pembuatan sebuah drama. Tema dalam lakon drama sangat
beragam. Tema-tema tersebut sering berhubungan dengan
kehidupan manusia. Umumnya tema dalam drama dapat ditemukan
dalam dialog-dialog yang diucapkan tokoh.
b. Setting atau Latar
Latar disebut juga setting atau tempat kejadian cerita. Latar
dalam sebuah drama umumnya meliputi tiga dimensi.
1) Latar tempat
Latar tempat adalah tempat terjadinya cerita dalam drama.
Latar tempat tidak dapat berdiri sendiri. Latar tempat
berhubungan dengan latar ruang dan waktu. Latar tempat dalam
pementasan drama dapat didukung properti dan tata panggung.
Penataan panggung yang baik akan semakin menghidupkan cerita
drama yang dipentaskan.
2) Latar waktu
Latar waktu adalah waktu/jaman/periode sejarah terjadinya
cerita dalam drama. Latar waktu dalam drama dapat terjadi pada
waktu pagi, siang, sore, atau malam. Latar waktu juga dapat
mengacu pada peristiwa sejarah masa lampau yang direkonstruksi
kembali dalam sebuah naskah drama.
3) Latar suasana
Latar suasana adalah suasana yang mendukung terjadinya
cerita. Latar suasana dalam drama dapat didukung dengan tata
suara dan tata lampu saat pementasan drama. Latar suasana yang
dapat dihadirkan dalam sebuah lakon drama antara lain sedih,
bahagia, mengharukan , dan menegangkan.
c. Dialog (Percakapan)
Ciri khas naskah drama berbentuk percakapan atau dialog. Dialog
inilah yang akan diucapkan pemeran atau aktor di atas panggung.
Beberapa unsur yang berkaitan dengan dialog dalam naskah drama
sebagai berikut.
1) Dialog menggunakan kosakata sehari-hari yang biasa
digunakan dalam percakapan lisan.
2) Dialog menggunakan ragam bahasa lisan yang komunikatif ,
bukan ragam bahasa tulis.
3) Dialog menggunakan pilihan kata yang berhubungan dengan
konflik dan plot dalam lakon drama.
4) Dialog menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan
dipahami.
5) Dialog mewakili watak dan karakter tokoh yang dibawakan.
Dalam pementasan drama, percakapan atau dialog harus
memenuhi dua tuntutan sebagai berikut.
1) Dialog harus mampu menunjang gerak laku tokohnya. Dialog
harus dipergunakan untuk mencerminkan peristiwa yang telah
terjadi sebelum cerita itu, sesuatu yang telah terjadi di luar
panggung selama cerita itu berlangsung, mengungkapkan
pikiran, serta perasaan-perasaan para pemeran yang turut
berperan di atas pentas.
2) Dialog yang diucapkan di atas pentas lebih tajam dan tertib
daripada ujaran sehari-hari. Tidak ada kata yang harus
terbuang begitu saja. Para tokoh harus berbicara jelas dan
tepat sasaran. Dialog itu disampaikan secara wajar dan
alamiah.
d. Konflik
Konflik adalah pertentangan antarmasalah dalam drama.
Konflik dibedakan menjadi dua, yaitu konflik internal dan konflik
eksternal. Konflik internal adalah konflik yang terjadi antara tokoh
dengan dirinya sendiri. Sementara itu, konflik eksternal adalah konflik
yang terjadi antara tokoh dengan sesuatu di luar dirinya. Konflik
dalam drama dikembangkang dalam bentuk dialog atau percakapan
antartokoh.
e. Alur Cerita
Alur cerita adalah tahapan cerita dalam drama. Alur cerita
dalam drama diurutkan dari tahapan pengenalan sampai
penyelesaian. Dalam jalinan cerita tersebut terdapat konflik-konflik
yang semakin lama semakin memuncak.
1) Pengenalan di awal cerita (eksposisi)
Dalam tahap ini pembaca diperkenalkan tokoh-tokoh drama
beserta perwatakan masing-masing. Pembaca mulai
mendapatkan gambaran tentang lakon yang dibaca atau ditonton
pada tahap ini.
2) Pertikaian awal atau komplikasi
Dalam tahap ini permasalahan yang diceritakan dalam
drama mulai muncul. Akan tetapi, masalah tersebut belum
mencapai puncak atau klimaks. Masalah-masalah tersebut
menyasar pada setiap tokoh, baik protagonis maupun antagonis.
3) Klimaks atau titik puncak cerita
Klimaks dimulai dari konflik-konflik yang muncul. Konflik-
konflik tersebut semakin berkembang. Pada akhirnya semua
konflik akan bertemu dan memuncak. Saat itulah klimaks cerita
terjadi.
4) Peleraian
Dalam tahap ini konflik yang memuncak sudah mereda atau
menurun. Tokoh-tokoh yang memanaskan situasi telah
menemukan jalan keluar masalah yang dihadapi. Akan tetapi,
drama belum berakhir pada tahap ini. Permasalahan yang
mereda belum menemukan titik terang atau kejelasan .
5) Penyelesaian atau denouement
Pada umumnya drama-drama modern akan berhenti pada
klimaks atau resolusi. Denouement atau keputusan akhir
umumnya digunakan dalam drama-drama tradisional.
f. Amanat
Amanat merupakan pesan yang disampaikan oleh pengarang
kepada pembaca melalui karyanya. Pesan dalam drama dapat
ditemukan melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam naskah
drama. Amanat yang ditemukan oleh pembaca atau penonton drama
dapat berbeda-beda, tergantung dari apresiasi penonton atau
pembaca.

C. Analisis Tokoh dalam Drama


Drama merupakan seni bermain peran. Setiap peran memiliki karakteristik yang berbeda.
Peran dalam suatu pementasan drama berhubungan dengan watak dan peranannya dalam
cerita.
1. Mengenal Tokoh dalam Drama
Drama merupakan seni bermain peran. Setiap peran memiliki karakteristik yang
berbeda. Peran dalam suatu pementasan drama berhubungan dengan watak dan
peranannya dalam cerita.
Setiap tokoh dalam lakon drama mempunyai watak yang berbeda. Watak tersebut
membuat jalinan cerita drama semakin menarik. Tokoh merupakan individu atau
seseorang yang menjadi pelaku cerita. Tokoh dalam drama berhubungan erat dengan
perwatakan. Perwatakan memberikan nyawa pada tokoh peran yang ditampilkan dalam
lakon drama.
Tokoh dalam lakon drama beragam. Tokoh dalam lakon drama dapat dikelompokkan
berdasarkan sifat dan perannya. Berdasarkan sifatnya, tokoh dalam lakon drama dapat
dibedakan menjadi tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis. Sementara itu,
berdasarkan peranannya dalam lakon drama, tokoh dapat dibedakan menjadi tokoh
sentral, tokoh utama, dan tokoh pembantu.
a. Berikut pembagian tokoh drama berdasarkan sifatnya
1) Tokoh protagonis
Protagonis berasal dari bahasa Yunani protagonistes. Tokoh protagonis
merupakan tokoh utama dalam cerita . Tokoh protagonis biasanya berwatak baik.
Watak protagonis berlawanan dengan tokoh antagonis.
2) Tokoh antagonis
Antagonis berasal dari baha Yunani antagonistes. Tokoh antagonis
merupakan penentang tokoh utama. Watak tokoh antagonis biasanya jahat.
Pertentangan antara tokoh antagonis dan protagonis akan menimbulkan konflik.
Konflik tersebut membentuk jalinan cerita yang menarik.
3) Tokoh tritagonis
Tokoh tritagonis merupakan tokoh pembantu. Tokoh ini dapat membantu
tokoh protagonis maupun antagonis. Tokoh tritagonis akan mengiringi perjalanan
tokoh protagonis maupun antagonis.
b. Berikut pembagian tokoh drama berdasarkan peranannya dalam lakon
drama
1) Tokoh sentral
Tokoh sentral merupakan tokoh-tokoh penting dalam drama. Tokoh
sentral merupakan penyebab terjadinya konflik. Tokoh sentral meliputi tokoh
protagonis dan tokoh antagonis.
2) Tokoh utama
Tokoh utama merupakan tokoh pendukung atau penentang tokoh
sentral. Tokoh utama dapat juga sebagai perantara tokoh sentral. Tokoh yang
berperan sebagai tokoh utama adalah tokoh tritagonis.
3) Tokoh pembantu
Tokoh pembantu merupakan tokoh-tokoh yang memegang peran
pelengkap dalam lakon drama. Tokoh pembantu tidak selalu dibutuhkan dalam
suatu lakon drama. Kehadirannya hanya diperlukan sesuai dengan kebutuhan
cerita.
2. Analisis tokoh drama
Setiap tokoh dalam drama mempunyai peranan sendiri. Peranan yang dimainkan
seorang aktor dapat menjadi tokoh utama dan tokoh pembantu. Perjalanan tokoh utama
dikemas dalam suatu jalinan cerita. Jalinan cerita berisi konflik dalam kehidupan tokoh.
Penggambaran tokoh dalam sebuah lakon drama bersifat dramatik. Artinya, watak dan
karakter tokoh ditampilkan secara langsung melalui gerakan dan dialog. Penggambaran
seperti ini sangat tergantung dengan aktor pemeran lakon. Semakin bagus penjiwaan dan
akting aktor, semakin terlihat karakter tokoh yang dimainkannya.
Berikut langkah-langkah menganalisis tokoh dalam sebuah drama.
a. Amati, dengar, atau bacalah drama dengan saksama.
b. Perhatikan jalinan cerita drama tersebut.
c. Simpulkan watak tokoh berdasarkan dialog dan tingkah lakunya.
d. Simpulkan karakter tokoh yang telah dianalisis.

D. Analisis Isi Drama.


1. Menentukan isi drama
Drama bercerita mengenai berbagai macam masalah kehidupan. Isi dalam sebuah
drama dapat diambil dari kejadian nyata. Ada juga yang bersifat imajiner, artinya cerita
tersebut merupakan imajinasi pembuat naskah drama.
Isi drama dapat dipahami dengan mengamati jalan ceritanya. Isi tersebut berisi
kejadian-kejadian yang dialami tokoh. Isi suatu drama juga dapat menyangkut tema,
perjalanan tokoh, latar dan amanat dalam drama tersebut.
Adapun langkah-langkah menentukan isi drama sebagai berikut.
a. Baca, amati, atau dengarkan lakon drama dengan saksama.
b. Catatlah pokok-pokok isi dalam lakon drama tersebut.
c. Susunlah pokok-pokok isi lakon drama dalam sebuah sinopsis.
d. Periksa kembali kesesuaian isi drama dengan drama yang dianalisis.
Isi drama juga berkaitan dengan nilai kehidupan. Nilai-nilai kehidupan
diwujudkan secara implisit dalam lakon drama. Nilai-nilai yang terkandung dalam
lakon drama sebagai berikut.
a. Nilai Religius
Nilai religius menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan. Nilai religius dalam
lakon drama dapat diketahui dengan menganalisis dialog dan tindakan tokoh.
b. Nilai moral
Nilai moral berkaitan dengan kebaikan. Nilai moral dapat dilihat pada tindakan
terpuji yang dilakukan tokoh. Nilai moral juga dapat diambil dari dialog tokoh
yang memuat perkataan baik.
c. Nilai sosial
Nlai sosial merupakan nilai yang berkembang dalam masyarakat. Nilai sosial
berhubungan erat dengan tindakan tokoh dalam masyarakatnya.
d. Nilai budaya
Nilai budaya berkaitan dengan adat istiadat. Budaya di setiap daerah berbeda-
beda. Oleh karena itu, nilai budaya dalam lakon drama berhubungan dengan
latar yang ditampilkan.
e. Nilai kepahlawanan
Nilai kepahlawanan berkaitan dengan perjuangan pahlawan. Nilai kepahlawanan
dapat ditemukan pada lakon drama bertema sejarah atau perjuangan. Nilai
kepahlawanan menampilkan tindakan tokoh yang heroik.
2. Kebahasaan Drama
Drama sebagai lakon menampilkan dialog sehari-hari. Oleh karena itu, dialog dalam
lakon drama sering mengandung percakapan sehari-hari. Dengan demikian, cerita yang
ditampilkan akan mengalir.
a. Menggunakan kata ganti.
1) Kata ganti orang pertama.
2) Kata ganti orang kedua.
3) Kata ganti orang ketiga.
b. Menggunakan kosakata sehari-hari.
c. Menggunakan berbagai jenis macam kalimat.
1) Kalimat seruan
2) Kalimat perintah
3) Kalimat pertanyaan
4) Kalimat berita.

E. Pementasan Drama
Untuk mendapatkan hasil pementasan yang baik, perlu dilakukan latihan. Pemahaman
mengenai seluk-beluk pementasan dan cara mengolah tubuh dalam latihan drama akan
sangat membantu pemain dalam bermain peran.
1. Seluk-beluk Pementasan Drama
Dalam pementasan drama terdapat unsur unsur penunjang agar lakon drama dapat
dimainkan dengan baik.
a. Naskah
Naskah merupakan landasan dasar dalam pementasan drama. Naskah drama
berisi dialog-dialog tokoh. Selain itu, dalam naskah drama terdapat gambaran
pementasan lakon, seperti karakter tokoh, setting panggung, jalinan cerita, dan
juga suasana yang akan dimainkan di atas pentas.
b. Sutradara
Sutradara bertanggung jawab dalam memilih peran sesuai dengan karakter
tokoh, menentukan tata panggung, dan juga tata rias yang digunakan dalam
pementasan.
c. Pemain
Pemain merupakan peraga dari tokoh dalam sebuah drama
d. Tata cahaya
Penggunaan lampu sorot yang tepat akan menciptakan suasana yang diinginkan.
Selain untuk penciptaan suasana, lampu sorot dapat digunakan untuk
memfokuskan perhatian penonton kepada pemain yang berada diatas pentas.
e. Tata panggung
Tata panggung didesain sesuai dengan latar dan suasana yang diinginkan dalam
cerita.
f. Tata rias
Tata rias mencakup riasan wajah para pemain agar sesuai dengan jalan cerita. Rias
dalam pementasan drama dapat dibedakan menjadi dua, yakni rias wajar dan rias
karakter.

g. Tata busana atau kostum


Tata busana adalah penataan kostum yang digunakan oleh para pemain. Tata
busana harus mendukung cerita yang telah ditulis dalam naskah.
h. Tata suara
Tata suara adalah penataan suara dan musik yang digunakan dalam pementasan
drama. Penata suara harus menentukan keras lembutnya suara para pemain dan
musik yang mengiringi pementasan.
i. Penonton
Penonton berperan sebagai pemberi apresiasi pada suatu pementasan drama.
2. Bermain Drama
Bermain peran membutuhkan pemahaman pemain mengenai unsur drama.
a. Pemahaman Peran yang Dimainkan
Pemeran tokoh drama harus bisa menggambarkan watak tokoh yang
dibawakan. Oleh karena itu, sebelum memerankan tokoh drama diperlukan
persiapan-persiapan sebagai berikut.
1) Pemahaman terhadap keseluruhan isi naskah melalui dialog antartokoh
dan petunjuk lakuan.
2) Pemahaman terhadap setiap dialog yang diucapkan dan lawan dialog
yang diperankan tokoh lain
3) Pemahaman dan penghayatan terhadap karakter tokoh yang
diperankan.
4) Pengungkapan ekspresi sebagai bentuk perwakilan dari pesan yang
ingin disampaikan kepada penonton
5) Penyampaian dialog jelas sehingga penonton dapat menangkap
maksud yang disampaikan. Kemampuan ini berkaitan dengan artikulasi,
intonasi, dan volume suara.
6) Pemahaman teknik panggung
Keenam unsur tersebut tidak dapat diperankan dengan baik jika
seorang pemeran tidak melakukan persiapan-persiapan. Berikut ini
persiapan-persiapan yang dilakukan oleh pemeran drama.
1) Pemeran drama harus mempersiapkan mental dan fisik.
2) Pemeran drama harus berlatih dasar teknik bermain peran.
3) Pemain drama harus menghafalkan penokohan pemain yang
diperankan.
4) Pemeran drama harus berlatih bermain peran, misalnya latihan
percakapan dengan membaca naskah dan latihan penguasaan
panggung
b. Aspek Penting dalam Bermain Drama
Penjiwaan memberikan kesan tertentu pada bagian-bagian kalimat yang
dilakonkan.
Pemeran atau pemain drama sebaiknya melakukan latihan dasar berikut.
1) Kesadaran indra
Pemain harus melatih kesadaran indra, yaitu melatih ketajaman indra
sehingga pemain dapat memerankan perannya dengan penuh
penghayatan.
2) Improvisasi
Seorang pemain drama harus bisa berimprovisasi agar tanggap terhadap
rangsangan spontanitas yang ada dalam sebuah pementasan drama.
3) Pernapasan
Melalui latihan pernapasan teratur, ketegangan dapat dihindari
sehingga akting yang wajar dapat dicapai.
4) Suara dan cakapan
Latihan pengucapan huruf vokal sangat penting untuk melatih artikulasi.
Artikulasi berhubungan dengan kejelasan pengucapan kata oleh pemain.
Selain artikulasi, tempo, intonasi, dan nada juga harus dilatih untuk
menciptakan cakapan yang menarik dan mantap.
5) Tubuh dan gerakan
Gerakan tubuh dapat menggambarkan karakter tokoh. Gerak dalam
bermain drama haruslah mempunyai makna. Untuk memperoleh gerakan
tersebut diperlukan tempo dan irama . Irama membuat gerakan pemain
lebih memikat.
Langkah-langkah mengkonversi teks cerpen ke teks naskah drama

1. Menemukan tema cerpen. Tema merupakan dasar yang melandasi


penarasian sebuah cerita
2. Membagi beberapa bagian penting dari cerpen untuk diubah menjadi
babak. Peristiwa-peritiwa satu jenis dalam satu tempat dikelompokkan
menjadi satu babak
3. Menyusun dialog berdasarkan konflik yang ada antartokoh. Tokoh-tokoh
yang terdapat dalam cerpen biasanya dirangkai oleh suatu peristiwa yang
didalamnya memiliki konflik. Konflik-konflik antar tokoh tersebut diubah
menjadi dialog
4. Membuat petunjuk lakuan untuk mnejelaskan latar, akting, maupun
lighting.
EVALUASI

1. Jenis drama yang mengutamakan gerak adalah …


A. Farce
B. Opera
C. Tablo
D. Tragedi
E. Sendratari
Kutipan teks drama berikut untuk soal nomor 2 – 5!
Syapa belum pernah dengar
Cerita lama tentang Perdikan Mangir
Sebelah barat daya Mataram?
Dengar, dengar, dengar: aku punya cerita.
Tersebut Ki Ageng Mangir Tua, Tua perdikan
Wibawa ada dalam dadanya
Bijaksana ada dalam lidahnya
Rakyat Mangir hanya tau bersuka dan bekerja
Semua usaha kembang, bumi ditanami jadi
(Pramoedya Ananta Toer, Drama Mangir)
2. Lakon drama tersebut termasuk dalam naskah …
A. Film
B. Radio
C. Boneka
D. Panggung
E. Wayang
3. Kutipan naskah tersebut berisi….
A. Wilayah Perdikan Mangir yang memberontak kepada mataram
B. Wilayah Perdikan Mangir yang dipimpin KI Ageng Mangir
C. Wilayah Perdikan Mangir yang termasuk wilayah Mataram
D. Wilayah Perdikan Mangir yang penuh dengan pemberontak
E. Wilayah Perdikan Mangir yang susah ditaklukan Mataram
4. Watak tokoh Ki Ageng Mangir dalam kutipan naskah drama tersebut adalah …
A. Wibawa dan adil
B. Bijaksana dan adil
C. Wibawa dan bijaksana
D. Wibawa dan pemberani
E. Bijaksana dan pemberani
5. Pengungkapan watak tokoh Ki Ageng Mangir adalah …
A. Diungkapkan oleh narator pada bagian prolog
B. Dialog yang dilakukan tokoh KI Ageng Mangir
C. Diungkapkan oleh narrator pada bagian epilog
D. Dialog yang diucapkan tokoh lain dalam cerita
E. Tindakan yang dilakukan tokoh KI Ageng Mangir
Teks drama berikut untuk soal nomor 6-8!
Nenek : Jangan bicara yang sukar-sukar, aku tidak mengerti .
Kakek : Tentu saja, karena kau belum mengerti hidup.
Nenek : Delapan puluh tahun kujalani hidup. Benarkah aku belum mengerti.
Kakek : Umur pun bukan ukuran, selama kau menjalani hidup kau cuma mengikuti doktrin-doktrin itu
….
Nenek : Bagaimana seharusnya?
Kakek : Renungkan dirimu sendiri dan sudah itu menangislah!
Nenek : Nanti saja, kalau sudah tak ada orang banyak.. (Terdengar suara jam dinding berdetak dua
belas kali)
Nenek : {…}
Kakek : Ya. Dan sebentar lagi ambang pagi akan datang.
Nenek : Kita akan menjadi segar kembali.
Kakek : Dan tambah tua …
(Nenek termenung, Kakek termenung)
(Bakdi Soemanto, Sepasang Merpati Tua)
6. Latar waktu dalam kutipan naskah drama tersebut adalah …
A. Pagi hari
B. Siang hari
C. Sore hari
D. Malam hari
E. Dini hari
7. Kalimat yang tepat untuk melengkapi naskah drama tersebut adalah …
A. Hari ini kan cepat berlalu
B. Lebih baik kita merenung
C. Sudah larut tengah malam
D. Kita sudah tak bisa apa-apa
E. Waktu itu sudah lama sekali
8. Fungsi petunjuk teknis pada akhir kutipan naskah drama tersebut untuk mewujudkan …
A. Keadaan tokoh
B. Latar waktu kejadian
C. Latar tempat kejadian
D. Tindakan tokoh
E. Kecemasan tokoh

Kutipan naskah drama berikut untuk soal nomor 9 ada 13!


Pemuda : Mengapa tidak Bapak tanyakan sendiri pada Wati secara terbuka. Wati selalu
mengeluh padaku bahwa Bapak kian lama kian mengekan keinginan hidupnya.
Seolah-olah Bapak hendak menguasai seluruh hidupnya untuk kepuasan Bapak
sendiri. Ya, seolah-olah Bapak hendak menebus kesepian hidup Bapak sejak kematian
ibu Wati dengan jalan mengurung Wati sebagai boneka hidup. Dapatkah Bapak
membantah kebenaran ini?
Bapak menghentakkan kakinya dengan marah sekali, tangan kanannya masih diacungkan ke arah
Pemuda dengan gemetar.
Bapak : Tutup mulutmu!
Pemuda : Bapak takut melihat bayangan hitam Bapak sendiri.
Bapak : Kau mau menfitnah aku, ya!
Pemuda : Sama sekali tidak. Sekarang ini pun dapat kita buktikan. Coba hadapkan Wati kemari,
beri kesempatan padanya secara terbuka mencurahkan isi hatinya.
Bapak : Sekarang kau menganggap aku sebagai terdakwa, ya?
Pemuda : Aku cuma mau menunjuk pada kebenaran. Dan kunci kebenaran terletak di tangan
Wati. Bukan pada Bapak, bukan pula pada diriku.
Bapak : Kau kelewat kurang ajar sekarang, kau sudah terlalu jauh ikut campur persoalan
keluarga kami. Cukup sampai di sini, pergi! Dan jangan coba-coba menghubungi Wati.
Pemuda : Baik, aku aka pergi, Tapi, dalam satu hal Bapak pasti akan gagal. Bagaimana juga,
Bapak tidak akan menguasai hati Wati. Dia pasti akan membangkang dengan caranya
sendiri. Dan aku akan senantiasa berdiri di pihak Wati, apa pun yang akan terjadi.
Bapak : Diam!Pergi, pergi!
(B Soelarto, Insan-insan Malang)
9. Informasi yang sesuai dengan kutipan naskah drama tersebut adalah …
A. Tokoh Pemuda menyebut tokoh Bapak mengekang kebebasan tokoh Wati.
B. Tokoh Pemuda menyebut tokoh Bapak tidak mencintai tokoh Wati, anaknya.
C. Tokoh Pemuda menyebut tokoh Bapak menghancurkan masa depan tokoh Wati.
D. Tokoh Pemuda menyebut tokoh Bapak tidak mengakui tokoh Wati sebagai anaknya.
E. Tokoh Pemuda menyebut tokoh Bapak tidak memperhatikan kebahagiaan tokoh Wati.
10. Penyebab konflik dalam kutipan naskah drama tersebut adalah …
A. Tokoh Pemuda menyebut tokoh Bapak tidak bertanggung jawab.
B. Tokoh Pemuda menggangap tokoh Bapak mengekang tokoh Wati.
C. Tokoh Pemuda menyebut tokoh Bapak tidak becus mendidik anak.
D. Tokoh Pemuda menganggap tokoh Bapak sebagai pribadi pengecut.
E. Tokoh Pemuda menganggap tokoh Bapak sebagai pribadi pemarah.
11. Konflik batin yang dialami tokoh Wati adalah …
A. Tokoh Wati merasa kurang diperhatikan ayahnya.
B. Tokoh Wati merasa terkekang oleh aturan ayahnya
C. Tokoh Wati tidak senang dengan keinginan ayahnya
D. Tokoh Wati tidak direstui menikah dengan kekasihnya.
E. Tokoh Wati merasa kehilangan sosok ibu kandungnya.
12. Konflik dalam kutipan naskah drama tersebut adalah …
A. Tokoh Bapak kecewa kepada tokoh Pemuda yang terlalu sering menfitnah dirinya.
B. Tokoh Bapak bingung karena tokoh Pemuda menyebut dirinya tidak bertanggung jawab.
C. Tokoh Bapak marah karena tokoh Pemuda menyebut dirinya tidak bertanggung jawab.
D. Tokoh Bapak marah karena tokoh Pemuda menyudutkan sikapnya terhadap tokoh Wati.
E. Tokoh Bapak kecewa kepada tokoh Pemuda yang sering mengganggu tokoh Wati.
13. Akibat konflik dalam kutipan naskah drama tersebut adalah …
A. Tokoh Bapak memarahi tokoh Pemuda di depan tokoh Wati
B. Tokoh Bapak meminta tokoh Pemuda menjauhi tokoh Wati
C. Tokoh Bapak menyuruh tokoh Pemuda pergi dari rumahnya.
D. Tokoh Bapak menyuruh tokoh Pemuda menjelaskan ucapannya.
E. Tokoh Bapak meminta tokoh Pemuda memperhalus ucapannya.

Kutipan naskah drama berikut untuk soal nomor 14 -17!


Maimun : (menahan) Tunggu dulu, Ayah! Jika Bang Narto tidak mau menerima Ayah, akulah
yang akan menerima Ayah. Aku tidak peduli apa yang terjadi!
Gunarto : Maimun! Apa pernah kau menerima pertolongan dari orang tua seperti ini? Aku
pernah menerima tamparan dan tendanagan juga pukulan dari dia dulu! Tapi sebiji
djarah pun, tak pernah aku menerima apa-apa dari dia!
Maimun : Jangan begitu keras, Bang Narto.
Gunarto : (marah dengan cepat) Jangan kau membela dia! Ingat, siapa yang membesarkan kau!
Kau lupa! Akulah yang membiayaimu selama ini dari penghasilanku sebagai kuli dan
kacung suruhan! Ayahmu yang sebenar-benarnya adalah aku!
MIntarsih : Engkau menyakiti hati ibu, Bang (sambil tersedu-sedu)
Gunarto : Kau ikut pula membela-bela dia! Sedangkan untuk kau, aku juga yang bertindak
menjadi ayahmu selama ini! Baiklah, peliharalah orang itu jika memang kalian cinta
kepadanya! Mungkin kau tidak merasakan dulu pahit getirnya hidup karena kita tidak
punya seorang Ayah. Tapi sudahlah demi saudara-saudaraku, jangan sampai
menderita seperti aku ini!
(Ibu dan Mintarsih terus menangis. Sementara Maimun diam kaku, suara bedug dan takbir terus
bersahut-sahutan. Lalu terdengar suara gemuruh petir dan hujan pun turun)
14. Tema kutipan naskah drama tersebut …
A. Kerja keras anak untuk dapat membahagiakan ibunya.
B. Kebesaran hati seorang anak memaafkan kesalahan ayahnya.
C. Pengorbanan seorang lelaki membahagiakan keluarganya.
D. Kasih sayang kakak kepada adik-adik yang disayangi.
E. Penolakan anak terhadap sosok ayah yang lama meninggalkannya.
15. Latar suasana kutipan naskah drama tersebut adalah …
A. Menyedihkan
B. Menegangkan
C. Mencemaskan
D. Mengharukan
E. Mencengangkan.
16. Latar waktu kutipan naskah drama tersebut dapat diketahui melalui…
A. Tindakan tokoh ibu
B. Dialog tokoh Maimun
C. Tindakan tokoh Guanarto
D. Dialog tokoh Mintarsih
E. Petunjuk teknis naskah
17. Mengapa tokoh Gunarto menolak kedatangan ayah kandungnya?
A. Tokoh Gunarto merasa kecewa dengan perkataan ayahnya pada masa lalu.
B. Tokoh Gunarto merasa ditelantarkan selama dua puluh tahun oleh ayahnya.
C. Tokoh Gunarto merasa ayahnya tidak mempunyai etiket baik untuk berubah.
D. Tokoh Gunarto merasa kasihan kepada ibunya yang sakit hati kepada ayahnya.
E. Tokoh Gunarto merasa ayahnya tidak pernah tulus kembali kepada keluarga.
18. Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
1) Tumenggung Mandraka. Dia bahayakan kewibawaan ayahandamu baginda. Kebenaran ada di
tangan raja, hidup dan mati kepunyaannya.
2) Putri Pambayun: Akan ditumpas dia oleh ayahanda. Putra sendiri ayahanda tega menyudahi,
apapula menantu anak desa.
3) Tumenggung Mandraka: Bukan mengkhianati, hanya membawanya menghadap ayahandamu
baginda, ayahandamu sendiri.
4) Putri Pambayun: Sekarang nenenda datang menagih janji, agar aku khianati suami sendiri.
5) Tumenggung Mandraka: Tak ada baginda bertitah hendak menyudahinya.
6) Putri Pambayun: Sedang parjurit Mangir hendak digiling musnah, apa pula orang pertama,
panglima dan Tua Perdikan

(Pramoedya Ananta Toer, Drama Mangir, Jakarta)


Urutan kalimat menjadi naskah drama yang tepat adalah …
A. 1)-2)-3)-4)-5)-6)
B. 1)-2)-3)-6)-5)-4)
C. 1)-2)-5)-4)-3)-6)
D. 1)-4)-3)-2)-5)-6)
E. 1)-4)-5)-2)-3)-6)

Naskah drama berikut untuk soal nomor 19 dan 20!


Adi : Yang jelas kegiatan siskamling ini sangat kita butuhkan. Demi kebaikan kita sendiri sebagai
warga negara dengan adanya warga yang berjaga di malam hari secara efektif akan mampu
mencegah terjadinya tindak kriminalitas seperti pembegalan, penodongan, dan yang paling
utamanya lagi adalah pencurian di rumah warga. Yang perlu kita lakukan adalah
mengingatkan warga yang tidak ikut serta dalam kegiatan ronda!
Elan : Memang harus diingatkan itu mereka yang tidak pernah datang untuk berjaga! Enak betul
mereka. Kita yang jaga, mereka enak-enakan tidur.
Budi : Sabar, Lan, sabar! He…. He.
Efendi : Sudahlah, besok pagi kita laporkan siapa saja yang tidak pernah ikut ronda, termasuk yang
jarang hadir juga. Ini demi keamanan serta ketentraman kampung kita.
Adi : Setuju, kitra juga perlu mengingatkan yang bersangkutan. Tapi tetap dengan cara santun
dan beretika.
Elan : Ya sudah, sekarang kita keliling kompleks dulu. Dari tadi kita Cuma ngobrorl saja. Terutama
kamu Bud, makan saja kerjamu.
Budi : He….he. Maaf, maaf. Ayo kita berkeliling!
Adi, Efendi: Baiklah, ayo kita berangkat.
19. Nilai yang dominan dalam kutipan naskah drama tersebut adalah ….
A. Sosial
B. Moral
C. Budaya
D. Religius
E. Kepahlawanan
20. Amanat dalam kutipan naskah drama tersebut adalah …
A. Bekerja sama dalam melakukan pekerjaan
B. Menghormati keputusan setiap individu
C. Mengingatkan orang dengan sopan
D. Bersama-sama menjaga keharmonisan
E. Menaati peraturan yang dibuat Bersama.
21. Cermati penggalan drama berikut ini!

Apakah Benar Lupa


Layar tertutup, dibuka kembali dengan dua orang wanita duduk di tengah. Satu orang
berkipas.
Painem : “Aku tau apa yang ada dipikiranmu setelah kejadian tadi. Sebenarnya aku
bisa mengatakan pada mereka kalo kamu itu hanya pura-pura lupa.”
Lucy : “ Aku tuh tidak pura-pura lupa… tapi sengaja lupa. Yah minimal aku
memang lupa, dan kau tau kan artinya lupa?”
Painem : “ Aku tau… lupa tidak ingat. Berati kamu tidak ingat…hehhehh tidak ingat
sudah makan, tidak ingat punya hutang, tidak ingat makan, tidak ingat
mandi” (mencibir).
Lucy :”……..”
Painem : “Hahahaha, pelupamu sudah terlalu akut. Lama-lama mungkin kamu akan
lupa dirimu, keluargamu, temanmu, pekerjaanmu dan semua hal
tentangmu. Iya karena kamu hidup dalam dunia yang coba kau lupakan.
Sampai nama Suparlinah saja kau ganti dengan Lucy….oooooo Lucy seperti

Kalimat dialog yang tepat untuk mengisi rumpang pada teks drama tersebut adalah …
A. Lucy : “Loh..loh kok kamu seperti itu tentu saja aku akan membayar semua hutangku kok.”
B. Lucy : “Yah, wajarlah kalo aku lupa karena aku memang ditakdirkan untuk lupa.”
C. Lucy : “Heh..kalo kamu kesal padaku tidak usah sampai seperti itu dong… “
D. Lucy : “Nah, itu kamu tau aku pelupa, dan kamu sendiri tau artinya lupa. Plis l-u-p-a..”
E. Lucy : “ Aku tau, kamu cuma bisanya menggerutu tentang keadaanku yang seperti ini.

22. Cermati penggalan drama berikut ini!

Layar terbuka empat orang duduk ditengah panggung


Lintang :” Nanti jika kalian lulus dari kuliah, kemudian melamar pekerjaan dan
dihadapkan dengan dua pilihan, kerja diperusahaan besar tapi gajinya kecil, atau
perusahaan kecil tetapi gajinya besar. Kalian pilih yang mana?
Fira : “Ehm, kalo aku sih pastinya pilih perusahaan kecil yang gajinya besar. Kita kan
cari gaji yang sesuai dong.”
Thalita : “Aku sih tidak setuju. Lebih baik di perusahaan besar walaupun gajinya kecil.
Kalau kita bekerja diperusahaan besar, masa depan kita akan lebih terjamin. “
Lintang : “ Kalau kamu gimana Tio?
Tio : “Kalau aku sih yang penting potensi ke depannya baik. Tidak apa-apa
sementara gaji kecil, asalkan nanti ke depannya bisa menjanjikan.”
Lintang : “…..”
Tio : “Iya, benar!”
Fira : “ Kalo kamu sendiri Tang?”
Lintang : “ Ya, kalau aku kurang lebih sama lah dengan pilihan Tio. Kita kan lihat
kelanjutan nanti di masa depannya.”
Semua : “Setuju”
Kalimat dialog yang tepat untuk mengisi rumpang pada teks drama tersebut adalah …
A. Lintang : “ Kalau begitu, kita sudah mengetahui perusahaan mana yang akan kita
pilih.”
B. Lintang : “ Sebenarnya pilihan kita sendiri mau ke arah mana kita mengangkat
perusahaan bersama ini.”
C. Lintang : “ Itu artinya kamu memilih bekerja di perusahaan besar daripada
perusahaan kecil kan?”
D. Lintang : “Perusahaan yang kecil belum tentu tidak bermasa depan. Begitu juga
perusahaan besar belum tentu stabil.”
E. Lintang : “Mungkin kamu lebih nyaman untuk masuk ke perusahaan ayahmu
Tio. Jadi gajimu besar dengan sedikit bekerja. Hehehheh…”
SOAL PENGAYAAN

Indikator soal :
1. Disajikan kutipan naskah drama sebanyak 6 dialog, pelajar mampu melanjutkan
naskah drama tersebut pada bagian klimaks dengan menambahkan 3 dialog yang
tepat.
2. DIsajikan kutipan naskah drama pendek, pelajar mampu mengkonversi ke dalam
sebuah cerpen.
3. Disajikan sebuah naskah drama dan hasil konversi ke dalam cerpen, pelajar mampu
menentukan kelemahan hasil konversi cerpen dengan tepat.

Setelah kalian memahami dan mampu mengkonversi cerpen ke dalam naskah drama, silakan kalian kerjakan
soal-soal berikut!

1. Cermati kutipan naskah drama berikut ini!


Layar panggung terbuka, hanya ada tempat tidur dengan seorang gadis berpiyama
duduk di atasnya Tak berapa lama seorang wanita setengah baya masuk tanpa mengetuk pintu
kamarnya.
Ibu : Sudah ku katakana bahwa apa yang menjadi keinginan Ibu, harus kau turuti,
jangan mengelak seperti ini. Jadi sakit sendiri kan dirimu Tan!
Tantri : Aku juga mau Bu membahagiakan orang tua, tapi sungguh Bu aku tak bisa
mengikuti keinginana ayah, ibu, dan kakak-kakak,
Ibu : Keras kepala kamu memang, kepala batu, semua kami lakukan untuk
kebaikanmu, masa depanmu. Tak usah berpikiran yang macam-macam.
Tantri : Ibu, Aku tau apa yang ibu lakukan memang untukku, tapi kenapa ibu tidak
berani memaksakannya juga kepada Kak Rara, Kak Alin dan Mas Ibram.
Ibu : Ah, bingung Ibu dengan jalan pikiranmu, dahulu pun Ibu juga memberitahukan
rencana ibu kepada kakak-kakakmu tapi mereka menolak, Ayah dan Ibu tak
ingin ada penolakan lagi untuk yang keempat kalinya.
Tantri : Ibu, bolehkan Tantri menentukan sendir? Apa yang ingin Tantri perbuat,
lakukan, hadapi dan…
Ibu : ……..

Lanjutkanlah kutipan naskah drama tersebut sebanyak 3 dialog untuk lebih mempertajam
bagaian klimaks dari kutipan naskah drama tersebut!
2. Cermati naskah drama pendek berikut ini!
Apakah Benar Lupa
Layar tertutup, dibuka kembali dengan dua orang wanita duduk di tengah. Satu orang
berkipas.
Painem : “Aku tau apa yang ada dipikiranmu setelah kejadian tadi. Sebenarnya aku bisa
mengatakan pada mereka kalo kamu itu hanya pura-pura lupa.”
Lucy : “Aku tuh tidak pura-pura lupa… tapi sengaja lupa. Yah minimal aku memang
lupa, dan kau tau kan artinya lupa?”
Painem : “Aku tau… lupa tidak ingat. Berati kamu tidak ingat…hehhehh tidak ingat
sudah makan, tidak ingat punya hutang, tidak ingat makan, tidak ingat
mandi” (mencibir).
Lucy : “Nah, itu kamu tau aku pelupa, dan kamu sendiri tau artinya lupa. Plis
l-u- p-a
Painem : “Hahahaha, pelupamu sudah terlalu akut. Lama-lama mungkin kamu akan
lupa dirimu, keluargamu, temanmu, pekerjaanmu dan semua hal
tentangmu. Iya karena kamu hidup dalam dunia yang coba kau lupakan.
Sampai nama
Suparlinah saja kau ganti dengan Lucy….oooooo Lucy seperti nama artis idola majikannya
Juminten diujung jalan itu.”
Konversikan kutipan naskah drama terseebut menjadi sebuah cerpen baik!

3. Cermati kutipan naskah drama dan cerpen berikut ini!


Teks 1 naskah drama:

Menang
Luki : Hebat kamu, menang lagi dalam pertandingan e-sport. Aku juga bisa
menang kalo hanya sekedar bermain game saja di gawai.
Ratih : Kamu kira mudah mendapatkan posisi sebagai gamers nomor 1 di
Indonesia. Wah, salah kira kamu itu. Banyak orang yang tidak tau
tentang gamers, tetapi menanggapnya sangat paham dengan dunai
gamers. (bersungut).
Luki : Memang apa susahnya jadi seorang gamers. Yang penting hanya kuat
main berjam-jam kan? Malah kadang gamers itu bagai robot yang
apatis. (mengejek)
Ratih : Yang kamu tau hanya kulit luarnya saja. Seoran gamers juga harus
kuat duduk berjam-jam, mengatur startegi mengalahkan lawan,
sampai harus berinteraksi dengan orang lain lewat virtual jika kita
bermain secara group makanya mereka itu masuk ke cabang olahraga
e-sportt. Dan aku merasa bangga karena mewakili Indonesia dalam
cabang olahraga e sport ini. Dan dunia mengakui kemenanganku ini.
Teks 2, naskah cerpen

MENANG
Kulihat Ratih sangat bergembira pagi ini. Sepertinya ia merasa bangga atas diumumkannya diriya pada saat
upacara tadi. Iya, Ratih diumumlan sebagai juara 1 lomba e sport se Indonesia. Dan ia berhak mewakili Indonesia
dia ajang lomba e sport I ternasional. Ada rasa iri menyelinap dalam hatiku. Kenapa harus Ratih yang harus
mewakili. Rasa iri ku semakin membuncah, ada rasa kesal kenapa bukan aku saja.
Keirianku semakin menjadi-jadi tatkala istitrahat jam pertama menjelang. Ku hampiri dia yang sedang
mendapatkan ucapan selamat dari teman-teman kelas lain. Dengan wajah yang kupasang tak menyenangkan
mulai aku menekannya dengan kata-kata yang kurang bersahabat. Walaupun sesungguhnya kami bersahabat
sejak kecil. Aku selalu ingin mendapatkan nomor satu darinya. Dan aku berhasil, semua bidang ilmu aku kuasai.
Tak heran jika teman-teman mengakui keenceranku. Demikian juga dalam berorganisasi aku memiliki jiwa
kepemimpinan yang tinggi. Guru-guru pun mengakui, dan aku selalu didaulat menjadi pimpinan dalam setiap
kegiatan.
Kali ini aku harus dikalahkan Ratih hanya berdasarkan permaianan saja, yang menurutku banyak tak
berguna, kupikir hanya sekedar menghabiskan kuota, pulsa dan waktu yang tak berguna. Dan itu yang menjadi
alasan utamaku, kenapa aku bisa dikalahkan Ratih hanya karena hal yang menurutku benar-benar sepele. Iya
sepele hanya bermain. Maianan seperti anak kecil.
Ratih tertegun dengan semua perkataan seranganku, namun kulihat dia begitu pandai memberikan
argumennya kepadaku. Hingga aku mati kutu di buat dengan kata-katanya. Aku mencoba mendebatnya lagi,
tapi kembali Ratih berhasil menjelaskan dengan perkataannya yang tajam. Dan akhirnya aku membenarkan
segala ucapannya. Ciut hatiku, hilang iri ku.
Setelah kalian membaca kedua naskah tersebut, berikan analisismu dengan panduan pertanyaan-pertanyaan
berikut!
a. Apakah konversi cerpen ke naskah drama pada kedua teks tersebut tetap memiliki tema yang sama?
Berikan alasanmu!
b. Menurutmu apakah ada kelemahan pada cerpen hasil konversi dari naskah drama tersebut? Berikan
penjelasanmu!
c. Apakah pengkonversian dari naskah drama ke cerpen sesuai dengan langkah-langkah mengkonversi
yang telah kalian pelajari?
DAFTAR PUSTAKA

1. Darmawati, Uti, Y Budi Artati.2019. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA,


Mata Pelajaran Wajib Kelas XII. Yogyakarta:Penerbit Intan Pariwara.
2. Kosasih, Dr.E.2014. Jenis-jenis Teks Analisis Fungsi, Struktur, dan
Kaidah serta Langkah Penulisannya. Bandung: Yrama Widya.
3. MS, Prof.Dr. Mahsum. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
4. Kasmad, Dr Mamad. 2012. Model-Model Pembelajaran Berbasis
Paikem.Jakarta: Pustaka Mandiri.
5. Nur Hayati, Maryatnto, dkk. 2013. . Bahasa Indoenesia Ekpresi Diri
dan Akademik, cetakan ke 1. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
6. Suryanta, Alex. 2014. BuPena Buku Penilaian Autentik Bahasa
Indonesia untuk SMA kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.
7. Setiyono, Handoko, dkk. 2017. Pendalaman Buku Teks Bahasa
Indonesia. Penerbit Yudisthira
8. Tri Priyatni, Endah. 2010. Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA
Kelas XI. Jakarta: Bumi Aksara.
9. Tim Studi Edukasi. 2016. Buku Guru Bahas Indonesia untuk SMA-
MA/SMK Kelas XI. Bandung:Yrama Widya.
10. Wariatunnisa, Alien.2010.Seni Taeter. Jakarta: Pusat Perbukuan
Kementerian Pendidikan Nasional.
11. Bank Soal Pribadi.

You might also like