Professional Documents
Culture Documents
Laprak 7 Zat Organik Panca Satifa Fitriadi
Laprak 7 Zat Organik Panca Satifa Fitriadi
KIMIA LINGKUNGAN
PERCOBAAN 7
ZAT ORGANIK
NILAI PARAF
2023
PERCOBAAN 7
ZAT ORGANIK
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kandungan zat
organik pada suatu perairan.
B. BAHAN
Bahan – bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
H2C2O4.2H2O, KMnO4, H2SO4, dan sampel air (air Martapura dan air Sungai
Kemuning).
Perhitungan:
1. Faktor ketelitian KMnO4
Diketahui : V asam oksalat = 5 mL
V titrasi = 8,1 mL
Ditanya : F KMnO4?
V asam oksalat
Jawab :F=
V titrasi
5 mL
F=
8 ,1 mL
F = 0,6 mL
B. PEMBAHASAN
Praktikum zat organik bertujuan untuk memahami serta
mengetahui kandungan zat organik pada suatu perairan. Zat organik
yang ada di dalam air dapat berasal dari alam atau dari kegiatan
manusia. Zat organik yang berlebihan dalam air tidak diperbolehkan
karena dapat menimbulkan warna, bau, dan rasa juga dapat bersifat
toksik baik secara langsung atau tidak, semakin tinggi kadar zat
organik pada air maka air tersebut dinyatakan telah tercemar.
Permanganometri adalah penetapan kadar zat berdasarkan hasil
oksidasi dengan KMnO4. Metode permanganometri didasarkan pada
reaksi oksidasi ion permanganate. Oksidasi ini dapat berlangsung
dalam suasana asam, netral dan alkalis, dengan reaksi:
MnO4- + 8H+ + 5e → Mn2+ + 4H2O
Kalium permanganat dapat bertindak sebagai indikator sehingga
titrasi permanganometri tidak memerlukan indikator, dan umumnya
titrasi dilakukan dalam suasana asam karena karena akan lebih mudah
mengamati titik akhir titrasinya. Percobaan pada praktikum ini telah
melakukan dua percobaan untuk masing-masing sampel dengan total
empat percobaan yang di ujikan, yaitu pemeriksaan zat organik dan
penentuan faktor ketelitian KMnO4. Sampel yang digunakan pada
percobaan ini adalah sampel air sungai Martapura dan sampel air
sungai Kemuning. Percobaan pemeriksaan zat organik dimulai dengan
mengambil sampel air sungai kemuning sebanyak 50 mL ke dalam
erlenmeyer dengan hasil pengamatan yaitu larutan berwarna putih
bening. Prosedur dilanjutkan dengan menambahkan 2,5 mL H₂SO4 4
N ke dalam larutan menggunakan pipet tetes, kemudian
dihomogenkan, diperoleh hasil setelah dihomogenkan tidak terjadi
perubahan warna larutan, dilanjutkan dengan menambahkan tetes
demi tetes larutan KmnO4, dihomogenkan dengan larutan dan terjadi
perubahan warna dari bening menjadi merah muda setelah ditetesi
sebanyak 30 tetes. Larutan dipanaskan di atas hotplate sampai hampir
mendidih dengan suhu 300°C dan waktu yang terpakai sampai hampir
mendidih adalah 8 menit 34 detik dan terjadi perubahan warna larutan
menjadi agak bening. KMnO4 ditambahkan sebanyak 5 mL dan
biarkan mendidih selama 5 menit, terjadi perubahan warna menjadi
ungu bening, setelah mendidih warna menjadi merah muda bening.
Asam oksalat kemudian dimasukkan sebanyak 5 mL lalu
dihomogenkan dengan warna larutan berubah menjadi bening. Sampel
dititrasikan dengan KMnO4 0,01 N dengan warna larutan berubah
menjadi ungu pekat, kemudian catat volume titrasi yang terpakai yaitu
dengan volume awal 8,3 mL dan didapati volume akhir 15,5 mL dan
didapatkan volume titrasi yaitu sebanyak 7,2 mL yang diperoleh dari
mengurangi volume akhir dengan volume awal.
Pemeriksaan zat organik selanjutnya yaitu pada air sungai
Martapura dengan langkah pertama yaitu mengambil sampel air
sungai Martapura sebanyak 50 mL kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer dengan hasil pengamatan yaitu larutan berwarna bening.
Prosedur dilanjutkan dengan menambahkan 2,5 ml H₂SO4 4 N ke
dalam larutan, kemudian dihomogenkan, tidak terjadi perubahan
warna larutan, dilanjutkan dengan menambahkan tetes demi tetes
larutan KMnO4, kemudian dihomogenkan dengan larutan berubah
warna dari putih bening menjadi merah muda setelah ditetesi
sebanyak 12 tetes. Larutan dipanaskan di atas hotplate sampai hampir
mendidih dengan suhu 320°C, larutan berubah menjadi bening setelah
ditambahkan 3 batu didih dan berhenti dipanaskan setelah 8 menit 43
detik. KMnO4 ditambahkan sebanyak 5 mL dan biarkan mendidih
tepat 5 menit dan setelah mendidih warna menjadi ungu pekat. Asam
oksalat kemudian dimasukkan sebanyak 5 mL lalu dihomogenkan
dengan warna larutan berubah menjadi bening. Sampel dititrasikan
dengan KMnO4 0,01 N dengan warna larutan berubah menjadi merah
jambu kemudian catat volume titrasi yang terpakai yaitu dengan
volume awal 0,2 mL dan volume akhir 8,3 mL dan didapatkan volume
titrasi yaitu sebanyak 8,1 mL yang diperoleh dari mengurangi volume
akhir dengan volume awal. Percobaan selanjutnya yaitu penentuan
faktor ketelitian KMnO4 zat organik pada air Sungai Kemuning. Asam
oksalat ditambahkan sebanyak 5 mL ke dalam erlenmeyer yang berisi
larutan yang sudah dititrasi pada prosedur sebelumnya, praktikan
mendapatkan hasil pengamatan yaitu warna larutan berubah menjadi
bening. Larutan tersebut kemudian dititrasikan dengan KMnO 4 sampai
larutan berubah warna menjadi merah muda dengan adanya perubahan
yang terjadi maka dapat dicatat hasil akhir volume titrasi yang
terpakai dengan volume awal sebanyak 15,7 mL dan volume akhir
sebanyak 23,8 mL. Volume titrasi didapatkan dengan mengurangi
volume akhir dengan volume awal dan volume titrasinya diketahui
sebesar 8,1 mL hasil ini kemudian dibandingkan dengan baku mutu
menurut Permenkes RI Nomor 32 tahun 2017. Hasil yang didapat dari
perhitungan 144,82 mg/L, yang berarti tidak sesuai dengan baku mutu
yang ditetapkan yaitu pada 10 mg/L yang berarti air tersebut memiliki
kadar zat organik yang berada diatas ambang maksimal dari batas
aman yang telah ditentukan.
Penentuan faktor ketelitian KMnO4 zat organik pada air Sungai
Martapura. Asam oksalat ditambahkan sebanyak 5 mL ke dalam
erlenmeyer yang berisi larutan yang sudah dititrasi pada prosedur
sebelumnya, praktikan mendapatkan hasil pengamatan yaitu warna
larutan berubah menjadi bening. Larutan tersebut kemudian
dititrasikan dengan KMnO4 sampai larutan berubah warna menjadi
merah jambu, dengan adanya perubahan yang terjadi maka dapat
dicatat hasil akhir volume titrasi yang terpakai dengan volume awal
sebanyak 0,2 mL dan volume akhir sebanyak 8,3 mL. Volume titrasi
didapatkan dengan mengurangi volume akhir dengan volume awal dan
volume titrasinya diketahui sebesar 8,1 mL. Hasil ini kemudian
dibandingkan dengan baku mutu menurut Permenkes RI Nomor 32
tahun 2017. Hasil yang didapat dari perhitungan tersebut sebesar
129,22 mg/L, yang berarti tidak sesuai dengan baku mutu yang
ditetapkan yaitu pada 10 mg/L yang berarti air tersebut memiliki kadar
zat organik yang berada diatas ambang maksimal dari batas aman
yang telah ditentukan.
VI. KESIMPULAN
Praktikum zat organik bertujuan untuk mengetahui kandungan zat
organik pada air sungai Martapura dan air sungai Kemuning. Air sungai
Martapura tetap berwarna bening setelah ditambahkan H 2SO4, berwarna
merah muda setelah ditambahkan KMnO 4, dipanaskan pada suhu 320°C,
warna air berubah menjadi bening, warna air menjadi ungu pekat setelah
ditambahkan KMnO4 lagi, berubah menjadi bening setelah ditambah asam
oksalat, berubah menjadi merah muda setelah dititrasi, volume titrasi dengan
KMnO4 sebesar 5,9 mL. Air sungai Kemuning dari berwarna bening tetap
berwarna bening setelah ditambahkan H 2SO4, berwarna merah muda setelah
ditambahkan KMnO4 dipanaskan pada suhu 320°C warna air berubah
menjadi bening, warna air menjadi ungu bening setelah ditambahkan
KMnO4 lagi, berubah menjadi bening setelah ditambah asam oksalat,
berubah menjadi merah muda bening setelah dititrasi, volume titrasi dengan
KMnO4 sebesar 7,2 mL pada pemeriksaan zat organik air sungai Kemuning.
Air sungai Martapura tetap bening setelah ditambah asam oksalat dan
berubah warna menjadi merah muda setelah dititrasi, volume titrasi dengan
KMnO4 sebesar 8,1 mL pada penentuan faktor ketelitian KMnO 4 zat organik
air sungai Martapura. Faktor ketelitian KMnO4 sampel air Sungai Kemuning
sebesar 0,6 mL dan sampel air Sungai Martapura sebesar 0,6 mL. Zat
organik yang tergantung sampel air Sungai Kemuning sebesar 144,82 mg/L
dan kandungan zat organik sampel air Sungai Martapura sebesar 129,22
mg/L.
DAFTAR PUSTAKA
Imelda, C., Saadah, D., Maidianti, S., Aritama, R., & Nofianti, L. (2023).
Sosialisasi Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Dalam
Perspektif Hukum Administrasi Negara. Jurnal Pengabdian Masyarakat
Bhinneka (JPMB). 1(4).