You are on page 1of 21

KERUKUNAN

UMAT
BERAGAMA
DALAM ‫مرحبا‬
MASYARAKAT
MADANI
Agama Islam
KELOMPOK 6

• Panca Satifa Fitriadi


• Gibrael Muhammad Fakhri • Dina Maulinda
• Wisnu Saputra • Fadia Arsyad
• Kalend Ahmad Shidqan • Nurul Fathiya
• Pascal Satria Muda • Sita Amalia
• Rakha Wiranata
• M. Raffy Aldean Feranda
Masyarakat Madani
Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu
pengetahuan, dan teknologi.
Pengertian
Kerukunan
Antar Umat
Beragama ‫اثنان‬
Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi Kerukunan umat beragama itu ditentukan oleh dua
sosial ketika semua golongan agama bisa hidup faktor, yakni sikap dan perilaku umat beragama serta
bersama tanpa mengurangi hak dasar masing-masing kebijakan negara/pemerintah yang kondusif bagi
untuk melaksanakan kewajiban agamanya. Masing- kerukunan. Semua agama mengajarkan kerukunan ini,
masing pemeluk agama yang baik haruslah hidup sehingga agama idealnya berfungsi sebagai faktor
rukun dan damai. Karena itu kerukunan antar umat integratif. Dan dalam kenyataannya, hubungan antar
beragama tidak mungkin akan lahir dari sikap pemeluk agama di Indonesia selama ini sangat
fanatisme buta dan sikap tidak peduli atas hak harmonis. Hanya saja, di era reformasi, yang notabene
mendukung kebebasan ini, muncul berbagai ekspresi
keberagaman dan perasaan orang lain. Tetapi dalam
kebebasan, baik dalam bentuk pikiran, ideologi politik,
hal ini tidak diartikan bahwa kerukunan hidup antar
faham keagamaan, maupun dalam ekspresi hak-hak
umat beragama memberi ruang untuk mencampurkan
asasi. Dalam iklim seperti ini muncul pula ekspresi
unsur-unsur tertentu dari agama yang berbeda , sebab
kelompok yang berpaham radikal atau intoleran, yang
hal tersebut akan merusak nilai agama itu sendiri
walaupun jumlahnya sangat sedikit tetapi dalam kasus-
kasus tertentu mengatasnamakan kelompok mayoritas
Penyebab rusaknya
hubungan antar umat
beragama
Di Indonesia banyak berbagai perselisihan mulai
dari perorangan maupun antar kelompok. Indonesia
mempunyai peraturan perundang-undangan yang
cukup baik tetapi masyarakat di Indonesia masih
kurang akan kesadaran untuk mematuhi peraturan
tersebut terkadang masih muncul konflik-konflik
diantara mereka maupun antar umat beragama.

Ada beberapa penyebab konflik antar umat beragama:


> Mereka masih belum memahami ajaran agamanya atau
menyimpang dari aturan/ajaran agama masing-masing.
> Masyarakat masih mementingkan diri sendiri atau menganggap
agamanya yang paling benar.
> Masyarakat masih bertindak semaunya tanpa mengikuti kaedah
yang ada
Konsep Masyarakat Madani Menurut Para Ahli
Ada beberapa konsep masyarakat madani menurut para ahli:

Mun’im (1994) Hefner Mahasin (1995)

Hefner mengungkapkan bahwa Kata civil society tersebut terdiri


Istilah civil society atau dari dua kata dari Bahasa Latin,
masyarakat madani adalah sebuah masyarakat madani merupakan
sebuah masyarakat yang memiliki civitas dei yang artinya kota, Illahi
gagasan eris yang mengejawantah dan society yang artinya
di berbagai tatanan sosial. Dimana ciri khas demokratis dalam
berinteraksi dengan masyarakat masyarakat. Dari kata tersebut
hal terpenting dari gagasan membentuk satu kata yaitu
tersebut adalah usaha dalam lain. Selain itu, masyarakat
madani biasanya lebih heterogen. civilization yang artinya peradaban.
menyelaraskan berbagai konflik Oleh karena itu, civil society
kepentingan. Entah itu Dalam kondisi tersebut, mereka
diharapkan bisa mengorganisasi memiliki arti sebagai komunitas
kepentingan masyarakat, individu, atau kelompok masyarakat kota
dan juga negara. dirinya sendiri serta bisa
menumbuhkan kesadaran untuk yang telah memiliki peradaban
mewujudkan peradaban. yang maju.
Konsep Masyarakat Madani Menurut Para Ahli
Munawir (1997) Hall (1998)

masyarakat madani itu berasal dari Hall mengatakan bahwa masyarakat


Bahasa Arab. Kata Madani berasal dari madani biasanya identik dengan istilah
kata madana yang artinya mendiami, civil society. Dimana hal tersebut
membangun, atau tinggal. Namun berarti sebuah ide, bayangan, angan-
berubah lagi menjadi madaniy yang angan, serta cita-cita suatu komunitas
berarti orang kota, beradab, dan orang yang bisa mengejawantahkan
sipil. Dengan begitu, bisa kita kehidupan sosial. Di dalam masyarakat
simpulkan bahwa kata madani dalam madani, para anggotanya akan
Bahasa Arab memiliki banyak arti berpegang teguh pada kemanusiaan
dan juga peradaban.
Sejarah Masyarakat
Madani pada
Zaman
Rasulullah
Terdapat beberapa poin penting dalam Sejarah pembentukan Masyarakat
Madani pada Zaman Rasulullah:

1. Hijrah ke Habasyah
Rasulullah dan para pengikut melalukan hijrah ke Habasyah sebanyak 2 kali. Kaum Muslim melakukan hijrah pertama ke
Habasyah sebagai respons terhadap meningkatnya intimidasi dan tekanan dari kaum Quraisy di Mekah. Rombongan
pertama terdiri dari dua puluh orang, termasuk Ruqayyah binti Muhammad dan suaminya Utsman bin Affan. Setelah
kembali dari hijrah pertama, intimidasi kaum Quraisy semakin meningkat. Rasulullah menyarankan sahabat untuk kembali
hijrah ke Habasyah. Rombongan kedua dipimpin oleh Ja’far bin Abi Thalib dan berhasil tiba dengan selamat setelah
menghadapi tantangan dari utusan Mekah.
2. Bai’atul ‘Aqabah
Sebelum hijrah ke Madinah, terjadi peristiwa bai’ah (sumpah setia) di Aqabah oleh beberapa orang dari Madinah, yang
kemudian dikenal sebagai Bai’atul ‘Aqabah al Ula wa Tsaniyah. Mereka berjanji untuk tidak menyekutukan Allah, tidak
mencuri, tidak berzina, dan mematuhi perintah Nabi.
3. Hijrah ke Madinah
Tekanan dan intimidasi yang meningkat di Mekah mendorong Rasulullah dan kaum Muslim untuk hijrah ke Madinah.
Hijrah ini dilakukan secara matang dengan persiapan yang baik. Rasulullah meninggalkan Mekah pada malam hari dan
tiba di Yatsrib (Madinah) dengan selamat.
Terdapat beberapa poin penting dalam Sejarah pembentukan Masyarakat
Madani pada Zaman Rasulullah:

4. Pembentukan Masyarakat Madani


Rasulullah membangun masyarakat madani di Madinah dengan beberapa langkah strategis.
Pertama, memperkokoh hubungan kaum Muslim dengan Allah melalui pembangunan masjid.
Kedua, menguatkan hubungan horizontal antara Muhajirin dan Anshar melalui persaudaraan
(ta'akhi). Ketiga, mengatur hubungan umat Islam dengan non-Muslim melalui perjanjian
perdamaian (Mii-tsaqul Madinah).
Melalui tiga hal di atas, Rasulullah saw. berhasil membangun masyarakat ideal atau yang disebut
dengan Masyarakat madani. Masyarakat ini terwujud dalam suatu negara, yang beliau beri nama
Madinah, artinya “kota” atau “tempat peradaban”. Di dalam masyarakat itu, Rasulullah saw. secara
bertahap menerapkan sistem yang dapat melindungi mereka dengan kehidupan yang damai dan
makmur. Pada akhirnya, disebabkan melihat suasana damai itu, banyak penduduk kota Madinah
dan sekitarnya yang menyatakan masuk Islam.
Karakteristi
k
Masyarakat
Madani
Karakteristik Masyarakat Madani
1. Integrasi antar individu dan kelompok
terjalin secara eksklusif ke dalam
masyarakat dengan melalui aliansi sosial dan
juga kontrak sosial.
2. Kekuasaan yang ada di dalam masyarakat
madani bersifat menyebar.
3. Adanya program pembangunan yang
didominasi oleh negara atau pihak
pemerintah dan juga program pembangunan
lain yang didominasi oleh masyarakat itu
sendiri.
4. Dilengkapi dengan akses hubungan antara
kepentingan individu dan juga negara.
5. Maju dan berkembangnya kreativitas yang
awalnya terhambat oleh rezim totaliter.
Karakteristik Masyarakat Madani
6. Terciptanya loyalitas atau kesetiaan serta
kepercayaan.
7. Terdapat pembebasan Masyarakat melalui
kegiatan-kegiatan dari lembaga sosial
dengan berbagai macam perspektif.
8. Memiliki kepercayaan dan keimanan kepada
Tuhan.
9. Hidup damai dan tentram.
10 Saling tolong menolong tanpa mencampuri
urusan internal seseorang yang bisa saja
mengurangi kebebasan mereka.
11. Toleransi
12. Terciptanya keseimbangan antara hak serta
kewajiban.
13. Memiliki peradaban yang tinggi
14. Memiliki akhlak yang mulia.
Peran Umat Islam
dalam Mewujudkan
Masyarakat
Madani
Peran Umat Islam dalam Mewujudkan Masyarakat Madani

Menumbuhkan
Menciptakan Saling Menumbuhkan
sikap saling
kerukunan antar pengertian antar sikap
toleransi antar
umat beragama. umat beragama. demokratis.
umat beragama.
SESI TANYA
JAWAB
KESIMPULAN
Kesimpulan dari kerukunan umat beragama dalam masyarakat madani
menegaskan bahwa integrasi harmonis antarumat beragama memegang peran
krusial dalam pembangunan sosial yang berkelanjutan. Toleransi, dialog
antaragama, dan penghargaan terhadap perbedaan menjadi landasan utama
dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan bersama.
Partisipasi aktif dalam kehidupan sosial, perlindungan hak asasi, dan pendidikan
keberagaman menjadi instrumen penting untuk membangun pemahaman yang
mendalam tentang keberagaman dan mengatasi potensi konflik. Peran pemimpin
agama dalam menyebarkan pesan perdamaian dan kolaborasi antarumat
beragama dalam kegiatan kemanusiaan juga menjadi pilar penting dalam
membangun masyarakat madani yang inklusif. Dengan demikian, kerukunan
umat beragama bukan hanya menjadi tujuan, tetapi juga fondasi untuk mencapai
kemajuan dan kedamaian dalam masyarakat madani yang beragam.
Terima
Kasih

You might also like