You are on page 1of 20

PROYEK BERKELOMPOK

“SISTEM PEMANTAUAN KELEMBAPAN DAN SUHU


TANAH”

DOSEN PEMBIMBING: AULIA ULLAH, S.T., M.Eng.

DISUSUN OLEH :
NAMA NIM
MUHAMMAD SUPBAHAN 12150511387
ALIF MIR’ATUL ANSYARI 12150511427
M RESTU GEMA 12150511536
SITRI PERMATA SARI 12150520297

KELAS : 5A

PRODI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bidang ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat akhir-akhir ini.
Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, inovasi-inovasi baru telah
membawa ke arah yang lebih baik. Ini terlihat di industri besar dari mobil
hingga peralatan rumah tangga.
Di era globalisasi ini, kita tidak bisa lepas dari perkembangan dan
teknologi, sehingga kita harus bisa menguasai teknologi. Dan bersaing dengan
negara lain. Saat ini, hal yang paling penting bagi masyarakat saat beraktivitas
adalah kenyamanan serta efisiensi waktu dan tenaga. Dari waktu ke waktu
dihadapkan pada perkembangan teknologi yang begitu pesat sehingga
memudahkan pekerjaan manusia, maka penulis mencoba membuat sistem
pemantauan kelembapan dan suhu tanah. Dimana pada alat ini penulis
menggunakan sensor kelembaban tanah , sensor temperatur dan Arduino Uno
sebagai pengendali utama dan pengontrolan alat tersebut.
Alat ini dirancang untuk menyiram tanaman dan menjaga suhu secara
otomatis menggunakan sensor kelembaban tanah dan Arduino Uno.
Berdasarkan pH tanah yang disesuaikan dengan kebutuhan , alat ini juga
dilengkapi dengan layar LCD (Linquid Cristal Display) yang dapat
menunjukkan kondisi tanah apakah basah atau kering sesuai dengan
pembacaan dari sensor kelembaban tanah berupa nilai pada layar LCD. Bagian
bawah juga dilengkapi dengan pompa air untuk menyiram cabai. Alat ini
sangat berguna bagi masyarakat jaman sekarang, karena dengan alat ini
masyarakat tidak perlu lagi menyiram tanaman dengan tangan setiap hari, alat
ini dapat digunakan oleh masyarakat yang ingin menanam tanaman di dalam
ruangan atau menanam tanaman di taman yang kecil. sebelum teras rumah dan
tempat tertutup lainnya. Dengan latar belakang tersebut maka dirancang alat
penyiram tanaman otomatis menggunakan sensor kelembaban tanah dan
sensor suhu yang diproses oleh Arduino Uno dan dikendalikan oleh layar LCD
untuk menampilkan nilai kelembaban tanah dan suhu sesuai persentase.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulis memilih judul ini adalah:
 Membuat system monitoring kelembapan tanah dan suhu dengan arduino.
 Memudahkan masyarakat untuk merawat tanaman.
 Membuat miniatur sistem monitoring kelembapan tanah suhu pada
tanaman secara otomatis.
 Menggunakan mikrokontroler Arduino Uno dengan sensor kelembaban
tanah, DHT 11, dan LCD.

1.3 Pembatasan Masalah


Mengingat akan luasnya permasalahan yang terkait dalam penulisan tugas
akhir ini, penulis hanya akan membahas tentang:
 Perancangan dan pembuatan alat ini berbasis mikrokontroler Arduino Uno.
 Alat ini bekerja dengan cara mengukur kelembaban tanah dan suhu
berdasarkan persentase tanah dan suhu tersebut.
 Alat ini tidak digunakan di ruang terbuka.
BAB II
PERANCANGAN SISTEM PEMANTAUAN KELEMBAPAN
DAN SUHU TANAH SECARA OTOMATIS MENGUNAKAN
ARDUINO UNO

2.1 Spesifikasi Sistem


Perancangan penyemprot tanaman otomatis berbasis Arduino Uno
memiliki informasi sebagai berikut:

Gambar 2.1 Spesifikasi Sistem

1. Arduino uno microcontroller system sebagai pemroses perintah sensor


kelembaban tanah
2. Sensor kelembaban tanah sebagai pemancar perintah yang mengaktifkan
pengontrol relai untuk menyalakan pompa air.
3. Sensor Suhu sebagai pemanvar perintah yang mengaktifkan pengontrolan
relai untuk menyalakan kipas.
4. Layar LCD sebagai tampilan nilai kelembaban tanah.
5. Pengontrol relai digunakan untuk mengaktifkan dan menonaktifkan pompa
air dan juga kipas sebagai pengatur suhu pada tanaman cabai.
6. Pompa air digunakan untuk menyiram tanaman.
2.2 Blok Diagram

Gambar 2.2 Block Diagram

1. Sensor kelembaban tanah untuk mendeteksi kondisi tanah


2. Sensor DHT 11 untuk mendeteksi suhu pada tanaman
3. Arduino uno bertindak sebagai penerima data yang dikirimkan oleh sensor
kelembaban tanah dan suhu yang memberikan instruksi.
4. Pengontrol relai digunakan untuk mengaktifkan dan menonaktifkan
Humadifier dan juga kipas.
2.3 Flow Chart

Y
Gambar 2.3 Flow Chart

T
Penjelasan Flowchart
Saat system berjalan, sensor kelembaban dan suhu akan mendeteksi,
jika tanah kering dan suhu di bawah 50%, kipas akan mengeluarkan suhu panas
yang berada didalam ruangan pada tanaman cabai.
Jika sensor kelembaban dan suhu mendeteksi bahwa lebih dari 50%,
relai driver MATI dan pompa dan kipas akan berhenti. Dan nilai kelembaban
tanah ditampilkan di layar LCD.

2.4 Skema Rangkaian

Gambar 2.4 Skema Rangkaian

Penjelasan skema rangkaian prinsip kerja system pengoperasian otomatis


pompa dan Fan menggunakan arduino. Pada kondisi awal, seluruh rangkaian
dalam keadaan “off” dan juga Fan sensor akan mengukur Kelembapan dan suhu
tanah pada Tanaman cabe serta mengirimkannya ke arduino. Arduino kemudian
memproses data tersebut dan kemudian membandingkan dengan perintah yang
terbaca pada program. Apabila Kadar air dan suhu optimal lebih besar atau sama
dengan level minimum yang ditetapkan, maka pompa tetap pada posisi “off”.
Sebaliknya, jika Kelembapan dan Suhu lebih kecil dari padaKadar Air dan Suhu
Optimal, maka arduino akan memerintahkan relay untuk menyalakan pompa dan
Fan. Sensor tetap akan mengirimkan data walaupun pompa dan fan sudah dalam
posisi “on” dan arduino akan terus memproses data tersebut dan
membandingkannya pada perintah selanjutnya yang tertanam pada program.
Relay akan diperintahkan mengembalikan posisi pompa ke “off” jika kadar air
dan suhu optimal sudah lebih atau sama dengan Kadar Air dan Suhu Optimal yang
ditetapkan.

2.4.1 Sambungan Pin Arduino pada LCD

Gambar 2.5 Sambungan Pin Arduino pada LCD

Tabel 2.1 Sambungan Pin Arduino pada LCD


No PIN Andruino PIN LCD
1 PIN VCC PIN VCC
2 PIN GND PIN GND
3 PIN SDA PIN A4
4 PIN SCL PIN A5
2.4.2 Sambungan Pin Arduino Pada Sensor Soil Moisture

Gambar 2.6 Sambungan Pin Arduino Pada Sensor Soil Moisture

Tabel 2.2 Sambungan Pin Arduino Pada Sensor Soil Moisture


No PIN Andruino PIN Sensor Soil Moisture
1 PIN VCC PIN VCC
2 PIN GND PIN GND
3 PIN A1 PIN A0

2.4.3 Sambungan Pin Arduino Pada Sensor DHT 11

Gambar 2.7 Sambungan Pin Arduino Pada Sensor Soil Temperatur


Tabel 2.3 Sambungan Pin Arduino Pada Sensor Soil Temperatur
No PIN Andruino PIN Sensor Soil Moisture
1 PIN 5V PIN VCC
2 PIN GND PIN GND
3 PIN A0 PIN DQ

2.4.4 Sambungan Pin Arduino Pada Fan (Kipas)

Gambar 2.8 Sambungan Pin Arduino Pada Fan (Kipas)

Tabel 2.4 Sambungan Pin Arduino Pada Relay


No PIN Andruino PIN Relay
1 PIN 5 PIN VCC
2 PIN GND PIN GND
3 PIN 2V PIN IN

Tabel 2.5 Sambungan Pin Relay Pada Kipas


No PIN Relay PIN Kipas
1 PIN NO PIN 5V
2 PIN Com PIN VCC

Tabel 2.6 Sambungan Pin Kipas Pada Arduino


No PIN Kipas PIN Arduino
1 PIN GND PIN GND
2.4.5 Sambungan Arduino dengan Humadifier

Tabel 2.7 Sambungan Pin Arduino Pada Relay


No PIN Andruino PIN Relay
1 PIN 5 PIN VCC
2 PIN GND PIN GND
3 PIN 2V PIN IN

Tabel 2.8 Sambungan Pin Relay Pada Humadifier


No PIN Relay PIN Humadifier
1 PIN NO PIN 5V
2 PIN Com PIN VCC

Tabel 2.9 Sambungan Pin Kipas Pada Arduino


No PIN Kipas PIN Arduino
1 PIN GND PIN GND
2.5 Anggaran Biaya
Tabel 2.10 Biaya Pembuatan Alat Pemantau Suhu dan Kelombaban Tanah
No Komponen Harga
1 Arduinu Uno Rp.160.000
2 Relay 2 Chanel Rp.9.500
3 LCD 12c 16x2 Rp.30.000
4 Humadifier DC 5V Rp.49.000
5 Sensor Soil Moisture Rp.8.500
6 Sensor DHT 11 Rp.17.000
7 Project Board Rp.9.000
8 Kabel Jumper Rp.20.000
9 Fan 2 Buah Rp32.000
Total Rp.306.000

Biaya tersebut adalah biaya pengeluaran saat pembuatan alat system


pemantaun kelembaban dan suhu tanah berbasis Arduino uno.

2.6 Program
#include <Wire.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
#include "DHT.h"

LiquidCrystal_I2C lcd(0x27,16,2);
// Deklarasi PIN DHT11 //
#define DHTPIN 2
// Tipe sensor yang digunakan (DHT11 atau DHT22) //
#define DHTTYPE DHT11
DHT dht(DHTPIN, DHTTYPE);
int sensorPin = A0;
int sensorValue = 0;
int percentValue = 0;

// Membuat ikon suhu //


byte suhu[8] =
{
B00100,
B01010,
B01010,
B01110,
B11111,
B11111,
B01110,
B00000
};

// Membuat ikon kelelembaban //


byte kelembaban[8] =
{
B00100,
B01010,
B01010,
B10001,
B10001,
B10001,
B01110,
B00000
};

void setup() {
lcd.init();
lcd.backlight();
lcd.createChar(1, kelembaban);
lcd.createChar(2, suhu);
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("Project Arduino");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("Suhu & Lembab ");
dht.begin();
delay(3000);
lcd.clear();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.write(2);
lcd.print(" Suhu: ");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.write(1);
lcd.print(" Lembab: ");
pinMode(3, OUTPUT);
pinMode(4, OUTPUT);
}
void loop() {
sensorValue = analogRead(sensorPin);
percentValue = map(sensorValue, 1023, 200, 0, 100);
// Membaca kelembaban //
float h = percentValue;
// Membaca suhu dalam satuan Celsius //
float t = dht.readTemperature();
// Membaca suhu dalam satuan Fahrenheit //
float f = dht.readTemperature(true);

// Menampilkan pesan Error jika sensor tidak terbaca //


if (isnan(h) || isnan(t) || isnan(f)) {
lcd.setCursor(8,0);
lcd.print("Error ");
lcd.setCursor(10,1);
lcd.print("Error ");
return;
}

float hif = dht.computeHeatIndex(f, h);


float hic = dht.computeHeatIndex(t, h, false);

// Menampilkan data ke LCD //


lcd.setCursor(8,0);
lcd.print(t,1);
lcd.print((char)223);
lcd.print("C ");
lcd.setCursor(10,1);
lcd.print(h,0);
lcd.print("% ");

if (t >= 31.8){
digitalWrite(3, LOW);
}else{
digitalWrite(3, HIGH);
}
if(h >= 60.0){
digitalWrite(4, HIGH);
}else if(h <= 40.0){
digitalWrite(4, LOW);
}
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Perancangan


a. Board Arduino
Pada board arduino uno ini terdapat pada rangkaian minimum system
untuk berbasis chip Atmega2560. Disebut sebagai papan pengembang karena
board ini berfungsi sebagai prototype sirkuit mikrokontroller. Adapun board
arduino seperti gambar 3.1

Gambar 3.1 Board Arduino

b. Sensor soil moisture


Sensor moisture berfungsi untuk mengukur kelembaban pada tanah.
Adapun seperti gambar 3.2

Gambar 3.2 Sensor soil moisture

c. Sensor DHT11
Berfungsi untuk mengukur suhu pada ruangan 18ºC-30ºC derajat celcius
seperti gambar 3.3
Gambar 3.3 Sensor DHT11

d. Kipas
Berfungsi pada saat suhu dibawah 26 derajat maka kipas akan hidup.
Seperti gambar 3.4

Gambar 3.4 Kipas

e. LCD
Berfungsi untuk menampilkan suhu dan kelembaban. Seperti gambar 3.5

Gambar 3.5 LCD


f. Humadifier
Berfungsi sebagai pemberi air kabut atau kelembapan pada tanah sesuai dengan
setpoint yaitu 40% - 60% .

Gambar 3.6 Humadifier

3.2 Cara Kerja Alat


Telah dirancang Sistem Monitoring Kelembapan tanah dan suhu
menggunakan sensor soil moisture dan sensor DHT 11 berbasis Arduino.Alat ini
dirancang untuk berkerja secara otomatis guna untuk memberikan kelembapan
dan suhu yang sesuai dengan tumbuhan tanaman agar hasil tanaman yang
dihasilkan bagus dan tidak adanya kontaminasi dari luar.. Sistem Monitoring
kelembapan tanah dan suhu ini menggunakan alat arduino uno sebagai pengontrol
utama yang mendapatkan masukan dari dua buah sensor soil moisture yang
digunakan untuk mendeteksi kelembapan tanah kemudian sensor DHT 11 yang
digunakan untuk mendeteksi suhu. Pengujian pada seluruh komponen adalah
pengujian alat yang saling berhubungan antara input dan output yang dikendalikan
oleh arduino uno. Proses input meliputi sensor soil moisture ,sensor DHT 11
sedangkan proses output adalah kipas dan Humadifier, semua prosesinput akan
dimasukkan ke arduino uno sebagai pengendali kemudian ardunio uno akan
menghasilkan suatu output.
1) Yang pertama harus dilakukan adalah merangkai alat ini menjadi satu-
kesatuan dan siap untuk dioperasikan.
2) Setelah semua alat terangkai hidupkan powersupply atau bisa juga
member daya arduino melalui laptop. Setelah daya terhubung rangkaian
keseluruhan akan aktif dan pada saat itu juga sensor soil moisture, sensor DHT 11,
akan membaca keadaan yang terjadi.
3) Tanaman akan diukur kelembapan dan suhu pada sensor soil moisture,
sensor DHT 11 dan terpenuhi. Apabila sensor soil moisture mendeteksi bahwa
kelembapan dibawah rata- rata setpoint maka humidifier akan menyala dan
melembabkan tanah, kemudian sensor DHT 11 mendeteksi bahwa suhu dibawah
rata- rata setpoint maka kipas akan hidup dan akan berhenti apabila rata-rata suhu
sudah di setpoint yang ditentukan .

3. Persentase yang digunakan


INPUT OUTPUT
Kelembapan <60 % dan suhu <28.8 c Maka kipas dan humidifier akan
menyala
Kelembapan >60 % dan suhu >28.8 c Maka kipas dan humidifier akan mati
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perancangan dan pembahasan dari pemantau suhu dan
kelembaban tanah, mengunakan Sensor Soil moisture, dapat disimpulkan bahwa:
1. Perancangan sistem otomatis ini dirangkai dengan menggunakan
perangkat-perangkat pendukung seperi arduino, LCD, sensor moisure,
sensor DHT11 sebagai komponen utama dalam membangun sistem ini.
2. Implementasi mikrokontroller sebagai komunikasi alat,hubungan antar
komponen tersebut melalui sensor moisture dan sensor DHT11. LCD
sebagai pembaca suhu dan kelembaban.
DAFTAR PUSTAKA

(Marcos & Muzaki, 2022)Aktanto, M. (2016). Multi Ultrasonic Electronic Travel


Aids (MU-ETA) Sebagai Alat Bantu Penunjuk Jalan Bagi Tuna Netra. Jurnal
Biosains Pascasarjana, 18(2), 150.
https://doi.org/10.20473/jbp.v18i2.2016.150-161
Islam Shofari, Z., Budiman Margana, D., & Saefudin, D. (2019). Sistem
Pemantauan Pengendalian Suhu Udara Dan Kelembaban Tanah Pada Lahan
Pertanian Berbasis Scada. Prosiding Industrial Research Workshop and
National Seminar , 10(1), 170–175.
Marcos, H., & Muzaki, H. (2022). Monitoring Suhu Udara Dan Kelembaban
Tanah Pada Budidaya Tanaman Pepaya. Jurnal Teknologi Dan Sistem
Tertanam, 3(2). https://doi.org/10.33365/jtst.v3i2.2200
Merbawani, L. A. Y., Rivai, M., & Pirngadi, H. (2021). Sistem Monitoring Profil
Kedalaman Tingkat Kelembapan Tanah Berbasis IoT dan LoRa. Jurnal
Teknik ITS, 10(2). https://doi.org/10.12962/j23373539.v10i2.68613
(Islam Shofari et al., 2019)(Aktanto, 2016)
(Merbawani et al., 2021)

You might also like