You are on page 1of 6

ISSN : 2615-675X

Kajian Teoritis Senyawa Metalloporfirin


sebagai Material Semikonduktor Organik

Fadjar Mulya
Departemen Kimia
Universitas Chulalongkorn
fadjar.mulya@mail.ugm.ac.id

Abstrak
Kajian pengaruh logam pada cincin porfirin (metalloporfirin) dan substituent pada posisi meso terbukti memiliki
sifat semikonduktor. Cd(II), Hg(II) dan Pt(II) dipilih sebagai logam sentral mengingat setiap unsur memiliki
kesamaan golongan dan perioda dalam table periodik unsur kimia. Substituen penarik dan pendorong elektron
digunakan untuk menggeser spektra serapan elektronik ke arah sinar UV dan tampak. Perhitungan
DFT/B3LYP/LANL2DZ and TD-DFT digunakan untuk optimasi struktur elektronik dan sifat fotofisik. Parameter
yang digunakan dalam kajian ini adalah energi celah pita (Eg), rapat keadaan (DOS) dan spektra serapan
elektronik. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa substituen pendorong elektron cenderung memberikan sifat
semikonduktor yang lebih baik. Kompleks Pt(II)-Porfirin-NH2 adalah senyawa yang paling ideal untuk didesain
sebagai material semikonduktor organik berdasarkan nilai energi celah pita, rapat keadaan dan spektra serapan
elektronik.
Kata kunci: metalloporfirin, semikonduktor organic, pengaruh substituen

Abstract
We have studied the effects of central metal on porphyrin ring (metalloporphyrin) and the substituent group on
meso position proved have a semiconductor property. Cd(II), Hg(I) and Pt(II) were chosen as the central metal to
see the effect of the elements on the nature of the group and the same period. Electron donating and withdrawing
group used to shift the electronic absorption spectra to UV and visible area. The DFT/B3LYP/LANL2DZ and TD
DFT calculation were used to generate the optimized structure of, electronic and photophysical properties. The
parameter is a band gap energy (Eg) complex compound, density of state (DOS), and electronic absorption
spectra. The calculations showed electron donating complexes tend to be better as a semiconductor. Pt(II)-
Porfirin-NH2 is the most suitable complex to be designed as an organic semiconductor material based on Eg, DOS,
and electronic absorption spectra value.
Keyword(s): metalloporfirin, organic semiconductor, substituent effect

1. Pendahuluan melalui gugus etilen (=CH-) yang dimilikinya


Pemanfaatan material semikonduktor berupa memungkinkan terjadinya serapan gelombang
transistor, diode, telepon genggam dan kamera elektromagnetik sehingga terjadi eksitasi elektron
menjadikannya sebagai material yang sering dikaji dari tingkat dasar menuju tingkat tereksitasi [5-6].
dalam sains dan teknologi. Kemampuan Beberapa studi melaporkan hasil kajian mereka
semikonduktor dalam menghantarkan listrik dapat yang membuktikan bahwa dengan mendoping logam
berada di antara insulator dan konduktor, perbedaan pada porfirin sehingga porfirin berperan sebagai
tersebut dapat diukur dari celah pita (Eg) yang ligan (metalloporfirin), Kajian tersebut melaporkan
secara teori dapat didefinisikan sebagai ukuran bahwa porfirin yang tersubstitusi berada pada range
energi orbital-orbital tertinggi yang terisi (pita valensi) Eg semikonduktor (1,5- 4 eV) dan serapan sinar UV
dengan orbital orbital terendah yang masih kosong dan tampak [7-11].
(pita konduksi) [1]. Semikonduktor juga banyak Untuk meghemat biaya penelitian (cost) dan
dimanfaatlan sebagai komponen sel surya. Saat ini meminimalisir produksi limbah, beberapa peneliti
banyak peneliti mencoba mengembangkan material melakukan kajian secara komputasi. Desain material
semikonduktor yang berbasis konsep green semikonduktor metalloporfirin disimulasi dan
chemistry yang diharapkan dapat bersifat ramah dimodelkan menggunakan metode kimia komputasi.
lingkungan (mudah terdekomposisi di alam). Salah Studi sebelumnya melaporkan bahwa hasil kajian
satu contohnya adalah pigmen tumbuhan yang yang dilakukan secara komputasi mendekati
dapat digunakan sebagai sensitizer pada sel surya. kemiripan dengan hasil eksperimen [12-16].
[2-4] Pada kesempatan ini penulis mencoba
Porfirin adalah salah satu contoh dari senyawa melakukan review kajian teoritis senyawa
organik yang memiliki potensi sebagai material metalloporfirin sebagai material semikonduktor yang
semikonduktor organik. Ikatan rangkap terkonjugasi sudah dilakukan beberapa peneliti. Tujuan dari
dengan empat pirola yang terhubung oleh ikatan π review ini adalah memberikan pengetahuan baru

Mulya | © OISAA Journal Vol. 2, No. 1, 2019 39


ISSN : 2615-675X

tentang metode komputasi yang dapat digunakan Hg-Porfirin yang mengalami distorsi akibat efek
dalam memprediksi sifat material semikonduktor sterik dari Hg(II) sendiri yang menghasilkan
organik serta menjelaskan struktur elektronik dan kelengkungan intrinsik dan menyebabkan struktur
sifat senyawa metalloporfirin dalam hal ini Cd, Hg, Hg(II) berada tidak sebidang dengan molekul
dan Pt, dan memberikan rekomendasi senyawa porfirin. Sheppard et al. [24] juga melaporkan hasil
metalloporfirin terbaik berdasarkan nilai energi celah penelitiannya secara eksperimen terkait senyawa
pita, rapat keadaan dan spektra serapan elektronik. kompleks platina(II) okta etil porfirin (PtOEP) dengan
Adapun pemilihan logam Cd dan Hg adalah untuk menggunakan XRD didapat bentuk dan panjang
mengurangi limbah logam berbahaya sehingga ikatan dari senyawa kompleks tersebut, dilaporkan
dapat dimanfaatkan menjadi material yang memiliki bahwa geometri dari PtOEP adalah square planar.
nilai lebih, tentunya menjadi sebuah tantangan
tersendiri bagaimana memastikan material dari
logam Cd dan Hg ini aman dipakai, sedangkan
logam Pt disini sebagai pembanding daripada Cd
dan Hg, dimana logam Pt adalah logam yang mahal
dan memang sudah terbukti banyak digunakan
dalam pembuatan material canggih.

2. Metode Penelitian
Pada artikel review ini beberapa peneliti [17-20]
yang melaporkan kajiannya menggunakan metode
yang sama yaitu metode teori kerapatan fungsi Gambar. 1. Metalloporfirin dengan senyawa yang
(DFT) dengan fungsi hybrid B3LYP dan himpunan tersubstitusi di posisi meso
basis LANL2DZ untuk semua atom dengan program
Gaussian 09 sebagai perangkat lunak perhitungan Substitusi
[21]. Untuk mengukur spektra serapan elektronik Cd (eV) Hg (eV) Pt (eV)
Senyawa
peneliti menggunakan metode TD- H 2.86 2.85 3.18
DFT/B3LYP/LANL2DZ.
Dasar utama penghitungan DFT adalah F 2.63 2.63 3.01
hubungan besarnya energi total elektronik dengan I 2.55 2.53 2.90
keseluruhan kerapatan (density) elektron dari suatu NO2 2.84 2.60 2.96
sistem. NH2 1.80 1.79 2.11
E[  (r )]   Vext (r )  (r )dr  F [  (r )]............(1) CH3 2.57 2.55 2.93
Table 1. Energi celah pita tiap kompleks
F[ρ(r)] menurut Kohn-Sham dapat dibagi menjadi
tiga bagian yaitu energi kinetik, energi interaksi -Energi celah pita (Eg)
coulomb dan kontribusi koreksi dan pertukaran Eg merupakan sifat makroskopik suatu material
semikonduktor, sangat sulit jika melakukan
F [  (r )]   EKE [  (r )]  EH [  (r )]  Exc [  (r )]...........(2) perhitungan langsung mengingat material tersebut
Fungsi hybrid B3LYP adalah fungsi yang sudah harus berada dalam fasa padat dengan jumlah
memasukan 3 parameter tambahan dalam hal energi banyak dan orbital yang dapat membentuk pita.
koreksi dan pertukaran sehingga dirasa lebih akurat. Tinjauan mikroskopik dilakukan dengan pendekatan
Beberapa peneliti melaporkan bahwa fungsi hybrid mengganti selisih energi pada pita valensi dan pita
ini lebih baik dari beberapa fungsi hybrid DFT lain konduksi dengan selisih energi antara HOMO
seperti X3LYP, GGA, LDA dsb [21-23]. dengan LUMO. Mitchell [25] melaporkan harga Eg
Material yang digunakan peneliti dalam artikel material semikonduktor berkisar pada rentang 1,5-
review ini adalah kompleks metalloporfirin yang 4,0 eV. Dari laporan Mulya et al. dapat disimpulkan
tersubstitusi senyawa pada posisi meso F, I, NO2, bahwa substituent pendorong elektron (NH2, dan
NH2, CH3 dan H pada posisi meso (Gambar 1). CH3) cenderung menurunkan kestabilan orbital
(HOMO dan LUMO) sehingga mengakibatkan
meningkatnya tingkat energi orbital, berbeda dengan
3. Hasil dan Pembahasan substituen penarik elektron (F, I, NO2) yang
Mulya et al. 2015 [17], melaporkan hasil mengakibatkan hal sebaliknya. Hasil ini sesuai
penelitiannya berupa energi celah pita (Eg), rapat dengan apa yang dilaporkan oleh Barbee dan
keadaan dan spektra serapan elektronik dari Kuznetsov.
kompleks metalloporfirin (Cd, Hg dan Pt) yang -Rapat keadaan (DOS)
ditampilkan pada Tabel 1-2 dan Gambar 2. Rapat keadaan (DOS) dapat didefinisikan sebagai
-Geometri struktur metalloporfirin banyaknya states yang dapat ditempati oleh elektron
Beberapa studi melaporkan geometri dari Cd, pada tiap level energi dimana semakin tinggi
Hg, dan Pt porfirin memiliki sedikit perbedaan [18- kelimpahan spektra DOS pada level tertentu maka
20]. Untuk Cd-Profirin dan Pt-Porfirin memiliki semakin besar pula states yang dapat ditempati. Jika
geometri square planar, geometri ini juga sesuai ditinjau dengan pendekatan komputasi, DOS
dengan apa yang dilaporkan Barbee dan Kusnetzov diartikan sebagai parameter untuk melihat seberapa
[15] dengan kompleks Ni-Porfirin. Berbeda dengan

Mulya | © OISAA Journal Vol. 2, No. 1, 2019 40


ISSN : 2615-675X

mudah elektron tereksitasi ke level energi tertentu


dan probabilitas terjadinya rekombinasi dan eksitasi.
Tabel 2 menunjukkan bahwa kelimpahan DOS ini disebabkan karena HOMO adalah orbital yang
cenderung mengikuti jenis substituen yang terikat sudah terisi sehingga substituen memberikan
pada cincin porfirin dan keterisian orbital pada level pengaruh pada kerapan elektron di dalamnya.
tertentu. Pada orbital LUMO kelimpahan DOS Substituen pendorong elektron (NH2, dan CH3)
hampir sama untuk tiap senyawa kompleks akan meningkatkan kerapatan elektron pada molekul
metalloporfirin, hal tersebut menandakan tidak saat mengisi states yang ada sehingga kelimpahan
adanya pengaruh signifikan jenis substituen DOS pada orbital HOMO akan turun. Pada Tabel 2
terhadap kelimpahan DOS LUMO. Hal ini juga ditunjukkan bahwa kelimpahan DOS pada
disebabkan kelimpahan DOS dipengaruhi oleh orbital LUMO cenderung lebih tinggi dibandingkan
kerapatan elektron pada orbital molekul dan LUMO pada orbital HOMO, hal ini dapat diartikan bahwa
adalah orbital yang belum terisi elektron sehingga pada orbital LUMO terdapat states yang lebih
kerapatan elektron pada orbital LUMO tiap senyawa banyak untuk ditempati oleh elektron sehingga
kompleks sama dengan harga nol, hal tersebut elektron akan lebih mudah mengalami eksitasi ke
membuktikan bahwa banyak states yang dapat diisi orbital LUMO, berbeda dengan orbital HOMO yang
elektron. Berbeda dengan kelimpahan pada orbital kelimpahan DOSnya sangat variatif yang
LUMO, pada orbital HOMO jenis substituen memberikan variasi probabilitas terjadinya
memberikan pengaruh besarnya serapan atau rekombinasi. Semakin tinggi kelimpahan DOS pada
spektra DOS yang dihasilkan. Substituen dengan orbital HOMO semakin tinggi pula probabilitas
sifat sebagai substituen pendorong elektron terjadinya rekombinasi dan semakin rendahnya sifat
cenderung memiliki serapan lebih rendah jika semikonduktor senyawa kompleks metalloporfirin.
dibandingkan substituen penarik elektron (F, I, NO2),

Gambar 2. Profil HOMO, LUMO dan energi celah pita kompleks metalloporfirin. Copyright 2016, American Institute of Physics.

Mulya | © OISAA Journal Vol. 2, No. 1, 2019 41


ISSN : 2615-675X

Substitusi DOS Cd-P-R DOS Hg-P-R DOS Pt-P-R


Senyawa HOMO LUMO HOMO LUMO HOMO LUMO
H 0.99 1.97 1.00 2.00 1.98 1.99
F 0.98 1.93 1.00 2.00 1.00 1.96
I 0.99 1.97 0.82 2.00 0.99 1.97
NO2 1.02 1.95 1.57 2.00 1.00 1.98
NH2 1.00 1.99 1.00 2.00 1.00 1.99
CH3 1.00 1.96 1.00 1.99 0.98 1.99
Tabel 2. Rapat keadaan yang dapat ditempati oleh elektron per energi level. Copyright 2016, American Institute of Physics.

Substitusi max
Senyawa Cd Hg Pt
H 360.75 365.97 350.92
F 579.50 399.11 516.62
I 543.79 368.46 355.31
NO2 539.31 456.01 627.33
NH2 377.95 384.33 369.12
CH3 701.59 367.43 622.35
Tabel 3. Spektra serapan elektronik kompleks metalloporfirin. Copyright 2016, American Institute of Physics.

Gambar 3. Spektra serapan elektronik Pt(II)-Porfirin dengan beberapa substituent pada posisi meso.
Copyright 2015, Universitas Gadjah Mada.
(NH2, dan CH3) cenderung memiliki harga energi
-Spektra serapan elektronik celah pita (Eg) yang lebih kecil dan spektra serapan
Transisi elektronik pada senyawa kompleks elektronik yang lebih panjang dibandingkan dengan
metalloporfirin menghasilkan sebuah spektra yang substituent penarik elektron (F, I, NO2), hal ini
dapat dijadikan sebagai suatu parameter sifat optik membuktikan bahwa substituen memberikan
senyawa kompleks. Serapan pada daerah sinar pergeseran panjang gelombang ke arah yang lebih
tampak akan memberikan warna pada senyawa besar, substituen pendorong elektron memiliki
kompleks tersebut. Sensitizer pada material serapan yang lebih panjang jika dibandingkan
semikonduktor yang diaplikasikan dalam dunia substituen penarik elektron. Tabel 3 dan Gambar 3
fotokatalis sering dirancang untuk memiliki serapan memiliki persamaan dimana harga Eg berbanding
pada rentang sinar tampak mengingat pada rentang terbalik dengan panjang serapan (λ max) spektra
sinar lain tidak memberikan hasil baik. serapan serapan elektronik kompleks metalloporfirin.
Senyawa kompleks dengan substituen akan Hal ini sesuai dengan persamaan Plank dimana
cenderung menghasilkan puncak spektra dengan E~1/λ sehingga ada korelasi antara data Eg dengan
panjang gelombang yang lebih besar (Aturan data spektra serapan elektronik.
Woodwar-Fieser). Jenis, posisi dan jumlah
substituen yang terikat pada senyawa kompleks 4. Kesimpulan
metalloporfirin memberikan pengaruh pada puncak Pt(II)-Porfirin-NH2 adalah senyawa yang paling ideal
serapan. untuk didesain sebagai material semikonduktor
Korelasi data Eg dan spektra serapan elektronik organik berdasarkan nilai energi celah pita, rapat
menunjukkan bahwa substituen pendorong elektron keadaan dan spektra serapan elektronik yang masuk

Mulya | © OISAA Journal Vol. 2, No. 1, 2019 42


ISSN : 2615-675X

dalam area sinar tampak. Untuk kompleks Cd(II)- using chlorophyll a derivative as the sensitizer and
Porfirin dan Hg(II)-Porfirin juga menunjukkan nilai carotenoid having different conjugation length as
energi celah pita material semikonduktor seperti redox spacers, Chem. Phys. Lett., 408 (4-6), 409–
yang disebutkan oleh Mitchell [25] berkisar pada 414.
rentang 1,5-4,0 eV, juga secara sifat optik beberapa [12] Zhang, C.R., Han, L.H., Zhe, J.W., Jin, N.Z., Shen,
kompleks berada pada rentang sinar tampak (400- Y.L., Gong, J.J., Zhang, H.M., Chen, H.Y., and Liu,
800 nm). Kita dapat menyimpulkan bahwasanya Z.J., 2014, The role of terminal groups in electronic
logam Cd dan Hg dapat menjadi pengganti dari structures and related properties: The case of
kompleks Pt(II)-Porfirin, meski tidak sebaik logam Pt pushpull porphyrin dye sensitized for solar cells,
dalam konteks energi celah pita dan serapan Comput. Theor. Chem., 1039, 62–70.
elektronik, namun Cd dan Hg yang merupakan [13] Shalabi, A.S., Assem, M.A., Soliman, K.A., El
limbah berbahaya, dapat menjadi alternatif Mahdy, A.M., and Taha, H.O., 2014, Performance
pengganti logam Pt dalam aplikasi material of metalloporphyrin malonic acid as dye-sensitized
semikonduktor, kompleks Cd, Hg dan Pt secara solar cells assessed by density functional theory,
konfigurasi elektron memiliki struktur elektronik yang Mater. Sci. Semicond. Process., 26, 119–129.
sama sehingga memiliki sifat elektronik yang [14] Tai, C.K., Chuang, W.H., and Wang, B.C., 2013,
cenderung sama. Substituted group and side chain effects for the
porphyrin and zinc(II)-porphyrin derivatives: A DFT
Referensi and TD-DFT study, J. Lumin., 142, 8–16.
[1] Yu, Peter, 2010, Fundamentals of Semiconductors, [15] Barbee, J., and Kuznetsov, A.E., 2012, Revealing
Springer-Verlag, Berlin. substituent effects on the electronic structure and
[2] Triyana K., Yasuda T., Fujita K. and Tsutsui T., 2005, planarity of Ni-porphyrins, Comput. Theor. Chem.,
Improvement of Heterojunction Donor/Acceptor 981, 73–85.
Organik Photovoltaic Devices by Employing [16] Rovira, C., Kunc, K., Hutter, J., Ballone, P., and
Additional Active Layer, Jpn. J. Appl. Phys., 44, Parrinello, M., 1997, Equilibrium geometries and
1974- 1977. electronic structure of iron-porphyrins complexes: A
[3] Triyana, K, 2006, Elektronika Organik: density functional study, J. Phys. Chem. A, 1001
Perkembangan dan Prospeknya, Prosiding PPI- (47), 8914–8925.
PDIPTN 2006, BATAN. Yogyakarta [17] Mulya, F, Santoso, G.A., Aziz, H.A, and Pranowo
[4] Brütting, W. (2005) Introduction to the Physics of H.D., 2016, Design a better metalloporphyrin
Organic Semiconductors, in Physics of Organic semiconductor: A theoretical studies on the effect of
Semiconductors (ed W. Brütting), Wiley-VCH Verlag substituents and central ions, AIP Conf. Proc., 1755
GmbH & Co. KGaA, Weinheim. (1), 080006.
[5] Gu, H., Chang, S., Holford, D., Zhang, T., Lu, H., [18] Aziz, H. A., 2015, Kajian pengaruh substituen
Kreouzis, T., dan Gillin, W. P., 2015, Annealing and terhadap sifat kompleks semikonduktor Hg(II)-
doping-dependent magnetoresistance in single layer porfirin dengan metode density functional theory /
poly(3-hexylthiophene) organic semiconductor time dependent-density functional theory (DFT/TD-
device, Org. Elec., 17, 51-56. DFT), Skripsi, Jurusan Kimia FMIPA UGM,
[6] Zheng, W., 2008, UV-Visible, Fluoresence and EPR Yogyakarta.
Properties of Porphyrins and Metalloporphyrins, J. [19] Santoso, G. A., 2015, Kajian pengaruh substituent
Dyes and Pigments., 77, 153-157. terhadap sifat semikonduktor pada kompleks Cd(II)-
[7] Utari, Kusumandari, Purnama, B., Mudasir, and porfirin menggunakan metode DFT/TD-DFT, Skripsi,
Abraha, K., 2016, Surface morphology of Fe(III)- Jurusan Kimia FMIPA UGM, Yogyakarta.
porphyrin thin layers as characterized by atomic [20] Mulya, F., 2015, Kajian pengaruh substituen
force microscopy, Indones. J. Chem., 16 (3), 233– terhadap sifat semikonduktor platina(II) porfirin
238. dengan metode density functional theory (DFT),
[8] Harrach, G., Valiscek, Z., and Horvath, O., 2011, Skripsi, Jurusan Kimia FMIPA UGM, Yogyakarta.
Water soluble silver(II) and gold(III) porphyrins: The [21] Frisch, M.J., Trucks, G.W., Schlegel, H.B.,
effect of structural distortion on the photophysical Scuseria,
and photochemical behavior, Inorg. Chem. G.E., Robb, M.A., Cheeseman, J.R., Scalmani, G.,
Commun., 14 (11), 1756–1761. Barone, V., Mennucci, B., Petersson, G.A.,
[9] Zheng, W., Shan, N., Yu, L., and Wang, X., 2008, Nakatsuji, H., Caricato, M., Li, X., Hratchian, H.P.,
UV-visible, fluorescence and EPR properties of Izmaylov, A.F., Bloino, J., Zheng, G., Sonnenberg,
porphyrins and metalloporphyrins, Dyes Pigm., 77 J.L., Hada, M., Ehara, M., Toyota, K., Fukuda, R.,
(1), 153–157. Hasegawa, J., Ishida, M., Nakajima, T., Honda, Y.,
[10] Amao, Y., Yamada, Y., and Aoki, K., 2004, Kitao, O., Nakai, H., Vreven, T., Montgomery, Jr.J.A.,
Preparation and properties of dye-sensitized solar Peralta, J.E., Ogliaro, F., Bearpark, M., Heyd, J.J.,
cells using chlorophyll derivative immobilized TiO2 Brothers, E., Kudin, K.N., Staroverov, V.N., Keith, T.,
film electrode, J. Photochem. Photobiol., A, 164 (1- Kobayashi, R., Normand, J., Raghavachari, K.,
3), 47–51. Rendell, A., Burant, J.C., Iyengar, S.S., Tomasi, J.,
[11] Wang, X.F., Xiang, J., Wang, P., Koyama, Y., Cossi, M., Rega, N., Millam, J.M., Klene, M., Knox,
Yanagida, S., Wada, Y., Hamada, K., Sasaki, S., J.E., Cross, J.B., Bakken, V., Adamo, C., Jaramillo,
and Tamiaki, H., 2005, Dye-sensitized solar cells J., Gomperts, R., Stratmann, R.E., Yazyev, O.,
Austin, A.J., Cammi, R., Pomelli, C., Ochterski,

Mulya | © OISAA Journal Vol. 2, No. 1, 2019 43


ISSN : 2615-675X

J.W., Martin, R.L., Morokuma, K., Zakrzewski, V.G.,


Voth, G.A., Salvador, P., Dannenberg, J.J.,
Dapprich, S., Daniels, A.D., Farkas, Ö., Foresman,
J.B., Ortiz, J.V., Cioslowski, J., and Fox, D.J., 2009,
Gaussian, Gaussian, Inc., Wallingford, CT.
[22] Kruse, H., Goerigk, L. and Grimme, S., 2012, Why
the Standar B3LYP/6-31* Model Chemistry Should
Not Be Used in DFT Calculations of Molecular
Thermochemistry: Understanding and Correcting the
Problems, J. Org. Chem., 77.23, 10824-10834.
[23] Bryantsev, V. S., Diallo, M. S., van Duin, A. C. T.
and Goddard III, W. A.,2009, Evaluation of B3LYP,
X3LYP and M06-Class Density Functional for
Predicting Binding Energies of Neutral, Protonated
and Deprotonated Water Clusters, J. Chem. Theory
Comput., 5, 1016-1026.
[24] Sheppard, R.S, Slawin, M.Z. and Williams, D.J.,
1988, X-Ray Crystal Structure of
2,3,7,8,12,13,17,18-Octa Ethyl Poprhyrinato
Platinum(II) (PtOEP) : Potential for Correlation of
Meso-Carbon Bond-Angle with One Bond Coupling
Constant in Some Diamagnetic Metal Complex of
OEP, Polyhedron,7,57-61.
[25] Mitchell, B. S., 2004, An Introduction to Material
Engineering and Science: For Chemicals and
Material Engineers, Wiley Interscience, New Jersey.

Mulya | © OISAA Journal Vol. 2, No. 1, 2019 44

You might also like