You are on page 1of 24

EKONOMI MONETER PERBANKAN

Present By :

DR. H. FARHAN DJUFRI, SE. MM

MAKASSAR
2 0 2 2
M-1/2
EKONOMI MONETER PERBANKAN
Dosen : Dr. H. Farhan Djufri, SE.MM

Kebijakan Moneter adalah kegiatan yang mengatur persediaan uang yang beredar
dimasyarakat untuk mencapai tujuan tertentu seperti tingkat inflasi

Pengertian Uang
Uang merupakan benda yang mempunyai cicri-ciri tertentu yang dapat mempermudah
pertukaran dan berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah.
Sah artinya dijamin oleh pemerintah dan dilindungi oleh undang-undang Negara

Uang telah mengambil peranan yang sangat vital dalam kehidupan manusia bahkan
uang telah masuk ke segala aspek kehidupan manusia mulai dari kebutuhan primer,
sekunder dan tersier, bahkan uang telah mengalami perkembangan yang fundamental
menyangkut bentuk, bahan dan penggunaannya

Sejarah Uang
1. Barter (Pertukaran Barang)
Pertukaran barang yang dimiliki dengan barang yang diinginkan
Syarat barter bahwa orang yang bertukar barang harus saling membutuhkan

Kesulitan Barter
- Sulit menentukan barang sejenis yang akan ditukarkan
- Sulit menetukan perbandingan barang yang akan ditukarkan
- Sulit memenuhi kebutuhan yang bermacam-macam

Uang Barang / Uang Logam


Penggunaan barang tertentu yang digunakan sebagai alat pertukaran barang seperti
emas, perka, perunggu, logam dll

2. Uang Kertas
Uang kertas muncul akibat kendala yang dirasakan setelah adanya uang logam
Pada saat melakukan transaksi dengan jumlah yang banyak, manusia merasa
kerepotan dengan banyaknya uang logam yang harus mereka bawa disamping itu
jumlah persediaan logam terbatas.

Uang kertas sangat disukai karena sangat ringan, mudah dibawa kemana-man dan
nilainya bisa dibuat bervariasi

3. Uang Modern
Seiring dengan perkembangan modern manusia menciptakan uang elektronik.
seperti : ATM, Check, Giro dan e-Money yang dapat digunakan sebagai alat
pembayaran non tunai.

ekonomi moneter perbankan/farhan djufri/01


Dengan adanya bank manusia tidak perlu lagi menyimpan uang dirumah dalam
jumlah besar selain itu uang elektronik dapat digunakan untuk berbelanja tanpa harus
membawa uang secara tunai
.
Fungsi Uang
1. Sebagai alat pertukaran dan pembayaran
2. Sebagai satuan hitung, menunjukkan nilai barang yang diperjualbelikan
3. Sebagai penyimpan nilai, mengalihkan nilai beli sekarang ke masa mendatang
4. Sebagai alat pemindah kekayaan
5. Sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi melalui investasi

Syarat-Syarat Uang
1. Harus diterima secara umum
2. Memiliki nilai tinggi dan harus tahan lama
3. Jumlahnya banyak dan tidak mudah dipalsukan
4. Mudah dibawa dan dibagi tanpa mengurangi nilai
5. Memiliki nilai yang cenderung stabil dari waktu ke waktu

Jenis-Jenis Uang
1. Uang Kartal
Uang yang digunakan masyarakat untuk transaksi jual beli sehari-hari
2. Uang Giral
Uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simapanan dibank (tabungan, giro,
deposito) yang dapat ditarik sesuai kebutuhan
3. Uang Elektonik
Uang dalam kartu yang nilaimya disesuaikan saldo yang ada dalam kartu tersebut

Uang Menurut Nilainya


- Uang Penuh (Full Bodied Money)
Nilai yang tertera diatas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang
digunakan, seperti uang yang terbuat dari emas
- Uang Tanda (Token Money)
Apabilai nilai uang lebih tinggi dari pada biaya pembuatan uang tersebut

Teori Nilai uang


1. Teori Uang Statis
- Uang seperti barang, nilainya tidak dibuat-buat (Teori Metalisme)
- Uang dibuat atas kemufakatan untuk mempermudah pertukaran (Teori Konvensi)
- Uang diterima berdasarkan nilai daya beli (Teori Nominalisme)
2. Teori Uang Dinamis
- Teori Kuantitas (David Ricardo)
Kuat atau lemahnya nilai uang tergantung pada jumlah uang yang beredar
- Teori Kuantitas (Irving Fisher)
Nilai uang dipengaruhi oleh kecepatan peredaran uang, barang dan jasa
- Teori Persediaan Kas
Jumlah uang dilihat dari uang yang tidak dibelikan barang dan jasa

ekonomi moneter perbankan/farhan djufri/02


M-3
BANK DAN NON BANK
Fungsi Bank : adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk pinjaman dalam rangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat

Jenis-Jenis Bank
1. Bank Sentral
Bank Sentral adalah Bank Indonesia merupakan lembaga Negara yang independen
bebas dari campur tangan pemerintah

Tugas Bank Sentral


- Menetapkan kebijakan moneter melalui pengendalian dan kestabilan nilai rupiah
- Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran
- Bertindak sebagai pemegang kas pemerintah
- Bertindak untuk dan atas nama pemerintah dalam hal penerimaan dan
pembayaran pinjaman luar negeri.
- Memberi pendapat dan pertimbangan terkait rancangan APBN
- Membantu pemerintah dalam hal penerbitan surat utang Negara
- Bank Indonesia dilarang memberi pinjaman kepada pemerintah

2. Bank Umum
Bank Umum atau biasa disebut bank komersial merupakan bank yang melaksanakan
kegiatan usaha perbankan secara konvensional yaitu menghimpan dana dalam
bentuk simpanan dan menyalurkan dalam bentuk serta melakuakn kegiatan jasa
perbankan

3. Bank Perkreditan Rakyat


Bank yang melakukan kegiatan perbankan sebagaimana bank umum kecuali
beberapa transaksi yang tidak diperbolehkan
- Melakukan kegiatan lalu lintas pembayaran seperti kliring
- Melakukan kegiatan usaha transaksi valuta asing
- Melakukan penyertaan modal

4. Bank Syariah
Bank yang melakukan kegiatan perbankan dengan perjanjian berdasarkan hukum
syariah Islam

Prinsip Bank Syariah


- Prinsip Mudharabah : Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
- Prinsip Murabahah : Prinsip jual beli barang untuk memperoleh keuntungan
- Prinsip Musharakah : Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal
- Prinsip Ijarah : Pembiayaan barang modal menurut prinsip sewa menyewa

Dalam menjalankan fungsinya bank harus memperhatikan: Likuiditas, Solvabilitas,


Rentabilitas dan Soliditas
ekonomi moneter perbankan/farhan djufri/03
Lembaga Keuangan Non Bank
Badan usaha yang melakukan kegiatan usaha yang lebih difokuskan pada penyaluran
dana sedangkan penghimpunan dana dapat dilakukan melalui surat-surat berharga

Macam-Macam Lembaga keuangan Non Bank


1. Asuransi
Menghimpun dana melalui penarikan premi dengan menjanjikan sejumlah uang
sebagai ganti rugi apabila terjadi suatu peristiwa yang merugikan pembayar premi
Seperti : Asuransi Jasa Raharja, Asuransi Bumi Putera, BPJS, Asuransi Jiwasraya

2. Pegadaian
Perusahaan yang memberikan pinjaman berdasarkan nilai barang jaminan tanpa
memperhatikan penggunaan dana tersebut

3. Financing (Pembiayaan)
Perusahaan yang memberikan pembiayaan untuk pembelian barang tertentu sesuai
kesepakatan dan jangka waktu tertentu dengan jaminan barang yang dibiayai
Seperti : Perusaahn Adira, FIF, BAF dll

4. Leasing (Sewa Guna)


Pembelian sewa secara angsuran namun sebelum angsuran selesai (lunas) hak atas
barang masih milik penjual namun segala fasilitas dan kegunaan barang tersebut
boleh digunakan oleh pembeli

5. Factoring (Anjak Piutang)


Perusahaan yang melakukan kegiatan pembiayaan melalui pembelian atau
pengalihan serta pengurusan piutang

6. Perusahaan Dana Pensiun


Perusahaan yang menghimpun dana masyarakat yang sifatnya jangka panjang untuk
memberikan jaminan pensiuan bagi anggota pensiun/peserta program
Seperti ; PT. Taspen. Perum Asabri

7. Modal Ventura
Investasi dalam bentuk pembiayaan berupa penyertaan modal dalam suatu
perusahaan untuk jangka tertentu.
Investasi modal ventura memiliki resiko tinggi namun imbal hasilnya tinggi

8. Bursa Efek / Pasar Modal


Pasar yang memperdagangakan surat-surat berharga seperti saham dan obligasi
Seperti Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya

ekonomi moneter perbankan/farhan djufri/04


M-4
OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)
Lembaga pengawasan jasa keuangan yang independen dan mengawasi kegiatan industri
perbankan, pasar modal, reksadana, perusahaan pembiayaan, asuransi dan dana
pensiun.

Tujuan dibentuknya OJK adalah untuk mengatasi kompleksitas keuangan global dari
ancaman krisis, menghiolangkan penyalahgunaan kekuasaan dan mencari efisiensi
disektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya

Fungsi OJK
- Mengawasi dan menjaga stabilitas system keuangan
- Melakukan pengawasan perbankan dan non perbankan

Tugas dan Wewenang OJK


a. Pengawasan dan pengaturan lembaga keuangan bank meliputi perizinan,
pengaturan dan pengawasan
Perizinan meliputi ; Pendirian, pembukaan cabang, kegiatan usaha bank, merger,
akuisisi, pencabutan usaha bank
Pengaturan dan Pengaturan meliputi : tingkat kesehatan bank (likuiditas,
solvabilitas, rentabilitas, rasio kecukupan modal, batas maksimum pemberian
kredit), manajemen resiko, tata kelola bank, KYC, anti pencucian uang

b. Pengaturan lembaga jasa keuangan (Bank dan Non Bank)


- Menetapkan peraturan mengenai pengawasan lembaga jasa keuangan
- Menetapkan kebijakan pelaksanaan tugas OJK
- Menetapkan struktur organisasi, infrastruktur, mengelola asset dan kewajiban
- Menetapkan peraturan mengenai pengenaan sanksi sesuai ketentuan
perundang-undangan disektor jasa keuangan

c. Pengawasan lembaga jasa keuangan (Bank dan Non Bank)


- Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan usaha
- Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyelidikan, perlindungan konsumen
terhadap jasa keuangan.
- Menetapkan sanksi administrative terhadap pihak yang melakukan
pelanggaran terhadap peraturan yang telah ditetapkan
- Mencabut izin usaha terhadap lembaga jasa keuangan yang melanggar
peraturan perundang-undangan

Asas-Asas OJK Dalam Menjalankan Kegiatan


a. Asas Independensi
b. Asas Kepastian Hukum : Berdasarkan Undang-undang yang berlaku
c. Asas Kepentingan Umum : Melindungi kepentingan masyarakat
d. Asas Profesionalitas
e. Asas Integritas : Berpegang teguh pada moralitas
f. Asas Keterbukaan dan Asas Akuntabilitas
ekonomi moneter perbankan/farhan djufri/05
M-5
TEORI PERMINTAAN UANG
Teori permintaan uang pada awalnya hanya memusatkan perhatian pada nilai uang
dalam jangka panjang dan factor-faktor yang menetukan tingkat harga umum

Community Theory
Uang diterima oleh masyarakat karena uang dibuat dari barang berharga ataupun karena
uang itu dapat ditukarkan secara bebas dengan barang berharga lainnya

Quantity Theory
Uang diterima oleh masyarakat karena setiap orang mengetahui bahwa uang dapat
ditukarkan dengan barang dan jasa bukan karena nilai intrinsiknya tetapi karena uang
mempunyai kualitas sebagai alat pembayaran dalam masyarakat.

TEORI KLASIK

Teori mengenai permintaan dan penawaran uang beserta interaksi keduanya.


Teori ini focus pada hubungan antara penawaran uang atau jumlah uang yang bersedar
dengan nilai uang atau tingkat bunga

1. Teori Kuantitas Sederhana (Crude Quantity Theory) : David Ricardo


Nilai uang mempunyai hubungan lurus antara jumlah uang dengan harga barang.
Jika jumlah uang naik dua kali lipat maka harga juga akan naik dua kali lipat

Rumus : M = k.p M = Jumlah uang beredar


P = Tingkat harga
K = Faktor proporsional yang konstan

2. Teori Kecepatan Transaksi (Transaction Velocity Approach : Irving Fisher


Jumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli harus sama dengan uang yang diterima
oleh penjual.
Nilai dari barang dan jasa yang dibeli harus sama dengan nilai dari barang yang
dijual.
Permintaan uang timbul dari penggunaan uang dalam proses transaksi yang berlaku
dimasyarakat dalam suatu periode tertentu.

Menurut Irving Fisher nilai uang uang ditentukan oleh


- Jumlah uang beredar
- Cepatnya peredaran uang
- Jumlah barang yang diperdagangkan

Rumus : MV = PT T = Volume transaksi


V = Velocity/factor kelembagaan = konstan/jangka pendek

ekonomi moneter perbankan/farhan djufri/06


3. Cambridge Equation of Excange : Teori Cambridge
Teori Cambridge lebih menekankan pada factor prilaku (pertimbangan untung-rugi)
yang menghubungkan antara permintaan uang seseorang dengan volume transaksi
yang direncanakan.

Teori Cambridge mengatakan bahwa permintaan uang selain dipengaruhi oleh


volume transaksi (David Ricardo) dan factor kelembagaan (Fisher) juga dipengaruhi
oleh tingkat bunga, kekayaan masyarakat dan harapan masyarakat mengenai
keadaan masa mendatang.
Perilaku ini dipengaruhi oleh pertimbangan untung rugi dari memegang uang.

Kalau tingkat bunga naik, ada kecenderungan masyarakat mengurangi uang yang
ingin mereka pegang, meskipun volume transaksi yang mereka rencanakan tetap

Rumus : M = k.Y M = Jumlah uang beredar


k = Pendapatan nasional yang dipegang dalam uang tunai
Y = Pendapatan nasional
Kesimpulan Teori Klasik
- Jumlah uang beredar akan dibelanjakan semua dan tidak ada yang ditabung
- Velocity of money (V) dan volume transaksi (T) dianggap tetap dan hanya
dipengaruhi oleh factor non moneter (factor kelembagaan)
- Jumlah uang beredar tidak akan mempengaruhi sector riel
- Tingkat harga umum akan selalu berubah mengikuti jumlah uang beredar

TEORY KEYNES
Teori yang menekankan pada fungsi uang sebagai penyimpan nilai (store of value) dan
bukan hanya sebagai alat tukar (mean of xchange)

Teori ini dikenal dengan Teory Liquidity Preference. Motif orang menyimpan uang
- Transaction Motive (Motif Transaksi)
- Precautionary Motive ( Motive Berjaga-jaga)
- Speculative Motive (Motive Spekulasi)

Motif Transaksi
Orang memegang uang untuk memenuhi dan melancarkan transaksi
Semakin tinggi pendapatan semakin besar volume transaksi dan semakin besar pula
kebutuhan uang untuk tujuan transaksi

Motif berjaga-jaga
Orang akan mendapatkan manfaat dari memegang uang untuk menghadapi keadaan
yang tidak terduga karena sifat uang yang likuid

Motif Spekulasi
Memegang uang untuk tujuan memperoleh keuntungan.
Faktor masa depan yang tidak pasti dan factor harapan dari pemilik kekayaan akan
mempengaruhi permintaan uang dari pemilik kekayaan tersebut

ekonomi moneter perbankan/farhan djufri/07


M-6
TEORI PENAWARAN UANG
Penawaran uang adalah jumlah uang beredar dan tersedia dalam suatu perekonomian
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang bertujuan mengatur jumlah uang yang beredar
dan merupakan tugas dari Bank Indonesia untuk mengendalikan
Tiga pelaku berkaitan dengan jumlah uang beredar, Bank Sentral, Bank Umum dan
sektor swasta domestic

Jenis Uang Beredar di Indonesia


1. Uang beredar dalam arti sempit (M1)
2. Uang beredar dalam arti luas (M2)
3. Uang beredar dalam arti lebih luas (M3)

Uang Dalam arti Sempit (M1)


Meliputi uang kartal, uang giral dan uang elektronik yang dapat dikeluarkan dengan
menggunakan cek, bilyet giro atau surat perintah lainnya.
Uang kartal dan uang giral memiliki sifat dapat dipakai sebagai alat pembayaran
sewaktu-waktu setiap saat bila diinginkan dan tidak terikat waktu dalam pemakaian.

Rumus : M1 = C + D C = Currency (Uang kartal)


D = Demand Deposit (Uang Giral, eMoney)

Uang Dalam Arti Luas (M2)


Uang beredar dalam luas disebut juga Likuditas Perekonomian meliputi M1 ditambah
simpanan masyarakat pada bank-bank umum

Rumus : M2 = M1 + SD + CA + TD SD = Saving Deposit (Tabungan)


CA = Current Account (Giro)
TD = Time Deposit (Deposito)
Uang Dalam Arti lebih Luas (M3)
Mencakup semua jumlah uang kartal, uang giral , simpanan masyarakat rupiah maupun
dollar pada bank maupun lembaga keuangan non bank

Rumus : M3 = M2 + QM QM = Kuasi Money

Kuasi Money : Uang yang tidak dapat dipakai setiap saat karena keterikatan waktu

Semakin tinggi laju pertumbuhan M1 maka semakin tinggi pula inflasi demikian
sebaliknya semakin rendah rasio M1 terhadap M2 dilain pihak rasio uang kuasi lebih
tinggi dari M2 menyebabkan permintaan masyarakat melemah sehingga inflasi
cenderung akan turun

Perubahan Penawaran Uang


Perubahan jumlah uang beredar (bertambah atau berkurang) dapat mempengaruhi
aktivitas ekonomi dan keadaan perekonomian secara keseluruhan

ekonomi moneter perbankan/farhan/djufri/08


Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Uang
1. Perbedaan Tingkat Inflasi
Perbedaan tingkat inflasi dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan internasional
yang akan mempengaruhi permintaan dan penawaran suatu mata uang dan
mempengaruhi nilai tukar (kurs)
2. Perbedaaan Tingkat Suku Bunga
Perubahan tingkat suku bunga relatif akan mempengaruhi investasi pada sekuritas
asing pada permintaan dan penawaran mata uang
3. Tingkat Pendapatan Relative
Tingkat pendapatan akan mempengaruhi jumlah permintaan barang import, maka
pendapatan akan mempengaruhi kurs mata uang

Pengendalian Pemerintah
- Mengenakan batasan atas pertukaran mata uang asing
- Mengenakan batasan atas perdagangan asing
- Intervensi Pasar (menjual dan membeli mata uang asing)
- Mempengaruhi variable makro seperti inflasi, suku bunga, pendapatan dll

Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Uang


1. Tingkat Bunga
Faktor utama yang mempengaruhi jumlah uang beredar, jika tingkat bunga uang
tinggi, dunia usaha akan lesu
2. Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi yang tinggi dapat melumpuhkan perekonomian, daya beli masyarakat
rendah, perusahaan tidak dapat menjual barang dan jasa yang ditawarkan
3. Tingkat Produksi dan Pendapatan Nasional
Bila tingkat produksi dan pendapatan nasional rendah pemerintah akan
memperbanyak jumlah uang yang beredar untuk menggairahkan dunia perbankan
dan dunia usaha melalui peningkatan suku bunga dan peningkatan harga
4. Kondisi Kesehatan Dunia Perbankan
Setiap bank harus memiliki cadangan uang yang cukup untuk menjaga dana nasabah
tetap aman. Bank Indonesia menetapkan tingkat cadangan tertentu.
5. Nilai Tukar Rupiah
Jika nilai tukar menurun pemerintah akan menurunkan jumlah uang rupiah beredar
sehingga akan terjadi keseimbangan permintaan dan penawaran. Tingkat bunga akan
naik dan nilai rupiah akan naik.

ekonomi moneter perbankan/farhan djufri/09


M-7
TINGKAT BUNGA BANK
Bunga adalah sejumlah uang yang diterima oleh pemberi pinjaman (kreditur) atas uang
yang dipinjamkan dan tingkat bunga merupakan rasio dari bunga terhadap jumlah
pinjaman

Penentuan Tingkat Bunga


a. Bunga Tetap (Flat Rate)Flat
Bunga flat dihitung dengan mengalikan bunga dengan jumlah pinjaman awal dikalikan
lama pinjaman
b. Bunga Relatif (Sliding Rate)
Bunga dihitung berdasarkan sisa pokok pinjaman yang terhutang
c. Bunga Annuitas
Modifikasi dari bunga efektif dengan menghitung bunga dari sisa pokok pinjaman.
Angsuran dibuat sama setiap bulannya

Jenis-Jenis Bunga
1. Bunga Simpanan
a. Berdasarkan Saldo Terendah
b. Berdasarkan Saldo Rata-rata
c. Berdasarkan Saldo Harian
2. Bunga Pinjaman
Bunga yang diberikan kepada nasabah pinjaman dari bank ( Bunga Tetap, Bunga
Relatif dan Bunga Annuitas)
.
Teori Tingkat Bunga
Tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan uang.
Apabila permintaan uang banyak maka tingkat bunga bank akan naik sehingga banyak
orang menabung dan kurang investasi sebaliknya apabila bunga bank turun orang akan
menarik dananya dan menanamkan uang melalui investasi

Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Bunga


- Kebutuhan dana bank
- Persaingan antar bank
- Kebijakan pemerintah
- Jangka waktu pengendapan dana dan pinjaman
- Target keuntungan
- Reputasi perusahaan

Manfaat Tingkat Bunga


- Membantu mengalinya tabungan ke arah investasi
- Mendistribusikan jumlah kredit yang menghasilkan keuntungan
- Menyeimbangkan jumlah uang beredar
- Sebagai alat pemerintah dalam penentuan kebijakan

ekonomi moneter perbankan/farhan djufri/10


M-09
SISTEM PEMBAYARAN
Sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga dan mekanisme yang digunakan
untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari
suatu kegiatan ekonomi

Lembaga Yang Terkait Dalam Sistem Pembayaran


- Lembaga yang menyelenggarakan system pembayaran
- Lembaga yang memberikan jasa pelayanan pembayaran
- Lembaga yang mengatur dan mengawasi system pembayaran
- Lembaga yang mendukung

Resiko Sistem Pembayaran


1. Resiko Kredit
Ketika salah satu peserta tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo
2. Resiko Likuiditas
Salah satu peserta tidak memiliki cukup dana untuk memenuhi kewajibannya
3. Resiko Sistematik
Gangguan pada system yang menyebabkan peserta tidak dapat memenuhi
kewajibannya pada saat jatuh tempo
4. Resiko Penyelenggara Settlement
Kegagalan penyelenggara system pembayaran
5. Resiko Settlement
Resiko yang ditimbulkan akibat keterlambatan settlement antar bank.

Proses Penyelesaian Pembayaran


1. Hubungan Bilateral dan Multilateral
Bilateral : Hubungan antar bank tanpa melalui pihak ketiga
Multilateral : Hubungan antar bank melalui perantara pihak ketiga
2. Sistem Batch dan Real Time
Instruksi pembayaran dikumpulkan terlebih dahulu sebelum dikirimkan sekaligus
3. Real Time Gross Settlement (RTGS)
Instruksi pembayaran dikirimkan langsung sesuai perintah saat tersebut
4. Kliring
Sistem pembayaran antara bank dengan menggunakan warkat cek, bilyet giro atau
surat perintah lainnya

Instrumen Pembayaran
1. Pembayaran Tunai, meliputi uang kertas dan logam
2. Pembayaran Non Tunai
a. Cek : Surat perintah tanpa syarat
b. Bilyet Giro : Surat perintah pemindahkan dana
c. Nota Debet : Warkat untuk menagih sejumlah dana
d. Nota Kredit : Warkat untuk memindahkan sejumlah dana
e. Kartu Kredit / Kartu Debit / Kartu ATM

ekonomi moneter perbankan/farhan djufri/11


Sistem Pembayaran Internasional
a. Cash in Advance
Pembayaran yang dilakukan oleh importir (pembeli) sebelum barang dikapalkan oleh
eksportir (penjual) baik secara keseluruhan ataupun sebagian
b. Open Account
Pembayaran dilakukan setelah produk dikirim oleh eksportir (penjual) dan diterima
oleh importer (pembeli)
c. Letter of Credit
Sistem pembayaran yang memberikan jaminan kepada eksportir dan imporir dalam
hal pembayaran dan penerimaan barang sesuai perjanjian
d. Consigment (Konsinyasi)
Sistem pembayaran yang dilakukan apabila barang dititipkan telah laku terjual

ekonomi moneter perbankan/farhan djufri/12


M-10
SURAT BERHARGA
Surat Berharga yaitu surat yang mempunyai nilai uang yang dapat diperjual belikan atau
digunakan sebagai jaminan dan bukti penyertaan modal

Penggolongan Surat Berharga


1. Surat- Surat Yang Mempunyai Sifat Kebendaan
Surat yang memiliki ciri bahwa isi dari perikatan surat bertujuan untuk penyerahan
barang
2. Surat-Surat Tanda Keanggotaan
Surat berupa saham-saham dari perseroan terbatas yang memakai system saham
3. Surat-Surat Tanda Tagihan Hutang
Surat berharga atas unjuk yang mewujudkan satu perikatan dan tidak termasuk
golongan surat tanda keanggotaan dan surat yang mempunyai sifat kebendaan
4. Surat Pembebasan
Tanda bukti bahwa seseorang telah melaksanakan kewajiban terhadap orang lain,
misalnya surat pelunasan pembayaran kredit

Bentuk Surat Berharga


1. Wesel (Surat Perintah)
Surat berharga yang memuat kata “WESEL” yang berisi bahwa penerbit memberi
perintah tanpa syarat kepada tersangkut untuk membayar uang kepada penerima
yang ditunjuk oleh penerbit
2. Promes (Surat Sanggup)
Surat berharga yang memuat kata “AKSEP” atau “PROMES” dan penerbit
menyanggupi untuk membayar sejumlah uang kepada pemegang surat pada hari
yang telah ditentukan
3. C e k
Surat berharga yang memerintahkan kepada bank untuk mrmbayar sejumlah uang
kepada pihak yang menunjukkan cek tersebut.
4. Bilyet Giro
Surat perintah tak bersyarat dari nasabah kepada bank untuk memindahkan sejumlah
dana ke rekening yang disebutkan dalam Bilyet Giro sesuai dengan tenggang waktu
berlakunya Bilyet Giro
5. Travels Cheque
Cek Perjalanan yang biasa digunakan oleh orang yang sering travelling
6. Credit Card
Kartu plastik yang diterbitkan oleh bank sebagai pengganti uang tunai

Surat Berharga di Pasar Uang


1. Teasury Bill
Instrumen hutang yang diterbitkan oleh pemerintah atau Bank Sentral atas unjuk
dengan jumlah tertentu yang akan dibnayarkan kepada pemegang pada tanggal yang
telah ditetapkan dengan jangka waktu maksimal satu tahun seperti : SBI

ekonomi moneter perbankan/farhan djufri/13


2. Commecial Paper
Promes yang tidak disertai jaminan, diterbitkan oleh peruhaan untuk memperoleh
dana jangka pendek dan dijual ke investor dipasar uang.
Penerbit berjanji akan membayar kembali sejumlah uang pada saat jatuh tempo
3. Sertifikat Deposito
Deposito berjangka atas unjuk yang bisa diperjualbelikan sebelum jangka waktu jatuh
tempo. Certifikat Deposito diterbitkan oleh bank umum atas dasar diskonto
4. Banker’s Acceptance (Wesel Berjangka)
Wesel berjangka yang ditarik oleh seorang eksportir dan importir atas suatu bank
untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli valuta asing
5. Bill of Exchange
Surat perintah tertulis tak bersyarat yang ditujukan oleh seseorang kepada pihak lain
untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu kepada penarik atau pembawa
wesel
6. Repurchase Agreement (Repo)
Transaksi jual beli surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa penjual akan
membeli kembali surat berharga tersebut pada tanggal dan harga yang sudah
disepakati lebih dahulu
7. Sertifikat Bank Indonesia
Surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai
pengakuan hutang jangka pendek
8. Surat Berharga Pasar Uang
Surat berharga berjangka pendek yang dapat diperjualbelikan secara diskonto
dengan Bank Indonesia.
SBPU sama dengan dengan SBI merupakan instrument operasi pasar terbuka dalam
rangka ekspansi moneter oleh Bank Indonesia

ekonomi moneter perbankan/farhan djufri/14


M-11
SISTEM MONETER INTERNASIONAL
Instrumen, institusi, perjanjian dalam menentukan nilai tukar (kurs) dari berbagai Negara
di dunia permasuk penyesuaian aliran modal, perdagangan dan neraca pembayaran

Sistem Penetapan Kurs


1. Free Float (Mengambang Bebas)
Kurs mata uang dibiarkan bergerak bebas tergantung kekuatan pasar
Beberapa faktor yang mempengaruhi kurs seperti inflasi dan pertumbuhan ekonomi
2. Managed Float (Mengambang Terkendali)
Kurs mata uang dibiarkan bergerak bebas tetapi dikendalikan melalui campur tangan
Bank Sentral secara aktif
Bank sentral akan melakukan intervensi jika kurs bergerak diluar batasan yang telah
ditetapkan
3. Perjanjian Zona Target Tertentu
Beberapa Negara sepakat untuk menentukan kurs mata uang secara bersama dalam
wilayah kurs tertentu. Jika kurs melewati batas atas atau batas bawah, maka Bank
Sentral yang bersangkutan akan melakukan intervensi
4. Sistem Kurs Tetap
Pemerintah atau Bank Sentral menetapkan kurs secara resmi.
Bank sentral akan selalu melakukan intervensi secara aktif untuk menjaga kurs yang
telah ditetapkan tersebut.
Jika nilai kurs dirasakan tidak sesuai dengan kondisi fundamental ekonomi Negara
tersebut dapat dilakukan devaluasi atau revaluasi
Cara lain yaitu melalui pinjaman asing, pengetatan, pengendalian harga dan upah
serta pembatasan aliran modal keluar

Bentuk Penyajian Kurs


1. Direct Quatation : Mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing
2. Indirect Quatation : Mata uang asing terhadap mata uang dalam negeri

Sampai saat ini belum ada model ideal yang sesuai dengan kondisi perekonomian dunia
yang bisa menjamin stabilitas kurs
1. Nilai yang stabil yang merupakan karakteristik yang diinginkan karena bisa membuat
transaksi bisnis menjadi lebih mudah diperhitungkan
2. Bisa dipertukarkan dengan mudah
3. Kebijakan moneter yang independen yang ditentukan oleh setiap Negara

Mekanisme Kurs Eropa mempunyai 3 karakteristik


1. Penetapan kewajiban setiap anggota untuk memelihara kurs
2. Penyediaan dana dalam rangka menjaga stabilitas kurs
3. Penentuan kurs baru atas kesepakatan bersama jika kondisi ekonomi
mengharuskan demikian

ekonomi moneter perbankan/farhan djufri/15


M-12/13
INFLASI – DAMPAK DAN SOLUSI
Inflasi adalah kenaikan harga barang yang bersifat umum dan terus menerus

Faktor Yang Membentuk inflasi


1. Kenaikan Harga
Kenaikan harga saat ini lebih mahal dari harga sebelumnya
2. Berlaku secara umum
Kenaikan harga tertentu yang diikuti oleh kenaikan harga-harga lainya
Misalnya jika harga BBM naik maka akan diikuti oleh kenaikan harga barang lainnya
3. Terjadi secara terus menerus
Kenaikan harga tersebut terjadi dan berlangsung secara terus menerus (tidak terjadi
sesaat)

Jenis-Jenis Inflasi
1. Menurut Tingkat Keparahannya
a. Inflasi Ringan : Dibawah 10% dalam satu tahun
b. Inflasi Sedang : Diantara 10% - 30% dalam satu tahun
c. Inflasi Berat : Diatas 30% - 100% dalam satu tahun
d. Hyper Inflasi : Diatas 100% dalam satu tahun
2 Menurut Tingkat Laju Inflasi
a. Mild Inflation : < 10% per tahun
b. Moderate Inflation : 10% - < 30% per tahun
c. High Inflation : 30% - 100% per tahun
d. Sky Rocketing/Hyper Inflation : > 100% per tahun
3. Menurut Sifat Inflasi
a. Greeping Inflation : Inflasi ringan / rendah : < 10% per tahun
b. Galloping Inflation : Inflasi moderat, double digit
c. Hyper Inflation : Inflasi terjadi secara cepar sekali
4. Menurut Asal Usul Inflasi
a. Domestic Inflation : Inflasi yang berasal dari dalm negeri
Defisit anggaran dibiayai dengan cetak uang, musim paceklik, bencana alam
b. Imported Inflation
Inflasi yang berasal dari luar negeri yang disebabkan karena harga produk diluar
negeri mengalami kenaikan
c. Import Cost Push Inflation
Inflasi terjadi karena harga produk impor naik karena harga faktor produksi naik
5 Menurut Kebijakan Pemerintah
a. Underlying Domestic / Core / Inertial Inflation
Inflasi terjadi karena harga barang ditentukan naik oleh pemerintah seperti BBM
dan sembako
b. Policy Induced Inflation
Inflasi terjadi karena kebijakan moneter dan fiscal yang ekspansif (defisit APBN)

ekonomi moneter perbankan/farhan djufri/16


Teori Inflasi
1. Teori Kuantitas (Irving Fisher)
Apabila penawaran uang bertambah maka tingkat harga umum juga akan naik
2. Teori Keynes
Inflasi terjadi karena ada sebagian masyarakat yang ingin hidup diluar batas
kemampuan ekonominya.
Proses inflasi merupakan proses perebutan bagian rejeki diantara kelompok sosial
yang menginginkan bagian lebih besar dari yang seharusnya disediakan pasar
3. Teori Strukturalis
Inflasi suatu negara terutama dinegara berkembang disebabkan karena struktur
ekonominya yang dapat menimbulkan inflasi, seperti ketidakelastisan penerimaan
ekspor dan ketidakelastisan penawaran atau produksi makanan dalam negeri

Penyebab Inflasi
1. Demand Full Inflation : Faktor Permintaan
Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa menyebabkan bertambahnya
permintaan faktor-faktor produksi yang berdampak pada kenaikan harga barang
2. Cosh Full Inflation : Faktor Penawaran
Inflasi ini terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan
harga produk (output) yang dihasilkan juga ikut naik

Dampak Inflasi
1. Dampak Positif
Apabila tingkat inflasi masih berada pada persentase tingkat bunga kredit yang
berlaku, misalnya tingkat bunga kredit adalah 15% per tahun dan tingkat inflasi 10%
akan mendirong kegiatan ekonomi dan pembangunan.
Hal ini terjadi karena pengusaha akan memanfaatkan kondisi tersebut untuk
berinvestasi, memproduksi dan menjual barang dan jasa
2. Dampak Negatif
Inflasi yang tinggi akan membawa dampak terhadap perekonomian dan kemakmuran
masyarakat
a. Dampak terhadap pemerataan pendapatan
b. Harga barang produksi tinggi
c. Mendorong spekulan
d. Menyebabkan tingkat bunga banbk naik dan mengurangi investasi
e. Menimbulkan tidakpastian keadaan ekonomi dimasa mendatang
f. Menimbulkan masalah neraca pembayaran

Cara Mengatasi Inflasi


1. Kebijakan Moneter
Kebijakan dengan mengendalikan jumlah uang yang beredar dengan menambah
atau mengurangi jumlah uang yang beredar
2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan disektor riil melalui penyediaan jumlah barang yang beredar dimasyarakat
dengan menambah jumlah produk nasional melalui kemudahan pinjaman dan subsidi

ekonomi moneter perbankan/farhan djufri/17


Implementasi Kebijakan Bank Indonesia Mengatasi Inflasi
1. Adanya publikasi mengenai target inflasi ke public
2. Adanya komitmen untuk menjaga stabilitas harga sebagai acua kebijakan moneter
3. Penggunaan Information Inclusive Strategy, tidak hanya variable moneter
4. Peningkatan transparansi strategi kebijakan moneter
5. Peningkatan akuintabilitas dari Bank Sentral tentang pencapaian tujuan Inflation
Tergeting (IT)

Penerapan implementasi ini sangat dipengaruhi oleh


a. Lemahnya institusi fiskal khususnya dinegara berkembang
b. Lemahnya system keuangan, termasuk regulasi dan supervise bank
c. Rendahnya kredibilitas institusi moneter (Bank Sentral)
d. Currency substitution an liability dollarization
e. Negara berkembang rentan terhadap keluar masuk modal (sudden stop)

ekonomi moneter perbankan/farhan djufri/18


M-14/15
KRISIS MONETER – DAMPAK DAN SOLUSI
Krisis Moneter adalah kekacauan besar dipasar keuangan yang ditandai dengan
penurunan harga asset dan kegagalan perusahaan

Faktor Penyebab Krisis Moneter


1. Ketidakseimbangan pasar keuangan yang diakibatkan oleh penurunan permintaan
dipasar modal, penurunan tingkat harga yang tidak diantisipasi, penurunan nilai tukar
domestic dan penurunan harga asset
2. Kemerosotan dalam neraca keseimbangan lembaga keuangan
3. Krisis perbankan dan peningkatan tingkat bunga bank
4. Ketidakseimbangan fiskal pemerintah

Krisis Moneter Tahun 1997 – 1998


Krisis yang terjadi tahun 1997-1998 di Indonesia tidak diprediksi sebelumnya.
Ketika Thailand mulai menunjukkan gejala krisis, fundamental ekonomi Indonesia
dipercaya masih cukup kuat untuk menahan krisis tersebut.
Fundamental ekonomi Indonesia yang kuat saat itu adalah pertumbuhan ekonomi yang
cukup tinggi, laju inflasi yang terkendali, tingkat pengangguran rendah, neraca
pembayaran masih surplus, cadangan devisa masih cukup besar dan realisasi anggran
pemerintah masih menunjukkan sedikit surplus.

Beberapa sisi kelemahan structural Indonesia


- Peraturan perdagangan domestic yang kaku dan monopoli menyebabkan kegitan
ekonomi tidak efisien dan kompetitif
- Data tidak transparan sehingga masuknya dana dari luar negeri dalam jumlah besar
melalui system perbankan kurang terkontrol
- Sektor swasta banyak meminjam dana dari luar negeri yang tidak dihedging
(diasuransi) dan tidak adanya pengawasan pemerintah terhadap hutang swasta
- Besarnya defisit necara berjalan,hutang luar negeri dan lemahnya system perbankan

Penyebab Krisis dan Gejalanya


1. Akumulasi hutang swasta luar negeri yang cepat dari tahun 1992 hingga Juli
1997, sehingga 95% dari total kenaikan hutang luar negeri berasal dari sektor
swasta dan jatuh temponya hanya 18 bulan
Krisis keuangan Asia yang datang tiba-tiba dimulai dengan jatuhnya mata uang Bath
Thailand pada Juli 1997 dan berakibat langsung terhadap nilai Rupiah yang
terdepresiasi dari Rp. 2.400 per 1 USD awal tahun 1997 menjadi Rp. 16.000,- pada
bulan Juni 1998 pada saat yang sama tingkat inflasi mencapai angka 13,6%
2. Kelemahan pada system perbankan
Kinerja bank yang tidak efisien ditambah lagi banyak bank melanggar aturan dalam
memberikan kredit
3. Masalah Governance, termasuk kemampuan pemerintah menangani dan mengatasi
krisis yang menimbulkan krisis kepercayaan dan keengganan negara donor untuk
menawarkan bantuan finansial dengan cepat dan ketidakpastian menghadapi pemilu
pada saat itu
ekonomi moneter perbankan/farhan djufri/19
Dampak Krisis Tahun 1997
Krisis yang melanda Indonesia tahun 1997 dapat dibedakan menjadi Currency Crisis
(Krisis Mata Uang) dan Banking Crisis (Krisis Perbankan)

Dampak Currency Crisis


- Melemahnya mata uang Indonesia terhadap mata uang negara lain
- Barang impor menjadi lebih mahal
- Tingginya tingkat inflasi
- Terjadi kepanikan di masyarakat

Dampak Banking Crisis


- Bank tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai intermediasi
- Penyaluran kredit ke masyarakat mengalami penurunan
- Profitabilitas bank mengalami penurunan
- Banyaknya bank yang mengalami kebangkrutan

Sekitar dua tahun setelah krisis moneter melanda Indonesia sejak awal Juli 1997 telah
berubah menjadi krisis ekonomi, yaitu lumpuhnya kegiatan ekonomi karena semakin
banyak perusahaan yang tutup dan meningkatnya penganguran sehingga menurunkan
PDB dan pertumbuhan ekonomi

Peran Pemerintah Dalam Mengatasi Dampak Krisis Tahun 1997


1. Melakukan stimulus dengan menaikkan tingkat bunga
Dengan menaikkan tingkat bunga akan berdampak pada kenaikan tabungan
masyarakat dan mengurangi jumnlah uang beredar sekaligus menjadi pengontrol
harga jangka panjang untuk menjaga kestabilan moneter
2. Bank Indonesia melakukan ekspansi BLBI
Untuk memulihkan akses ke sumber pembiayaan luar negeri dan mengubah system
lelang SBI pada pelaksanaan operasi pasar terbuka
3. Rekonstruksi pada sektor perbankan
Mengembalikan kepercayaan sektor perbankan melalui penutupan sekitar 47 bank
dan penggabungan beberapa bank.
Penyehatan perbankan dilakukan melalui program rekapitalisasi.
Fungsi pengawasan perbankan lebih dioptimalkan.
Program penjaminan tabungan nasabah oleh pemerintah melalui LPS

Krisis Moneter Global Tahun 2008


Gejolak krisis moneter global berasal dari Amerika Serikat pada tahun 2007 dan memberi
dampak secara global termasuk di Indonesia sekitar bulan Agustus 2008

Gejala krisis global di Indonesia ditandai dengan


1. Melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia
2. Inflasi tinggi yang berdampak pada kenaikan suku bunga kredit bank
3. Investor mulai menarik assetnya dari emerging market ke financial engineering

ekonomi moneter perbankan/farhan djufri/20


Dampak Krisis Keuangan Global di Indonesia
1. Kemerosotan harga IHSG di pasar modal
2. Pelemahan nilai Rupiah yang menembus angka Rp. 12.462 per 1 USD pada akhir
November 2008
3. Perbankan dihadapkan pada ketatnya likuiditas yang mendorong peningkatan
suku bunga deposito yang tinggi
4. Penurunan investasi hingga -8,59% pada tahun 2009
5. Arus modal keluar (capital outflow) secara besar-besaran
6. Penurunan kinerja pasar keuangan Indonesia
7. Pada sector riil terjadi penurunan ekspor hingga -12%
8. Penurunan pendapatan dan konsumsi rumah tangga serta total output

Krisis keuangan tahun 2008 tidak berdampak parah terhadap perekonomian


Indonesia sebagaimana krisis tahun 1997 karena beberapa hal :
1. Kondisi fundamental dari sektor eksternal, fiskal dan perbankan cukup kuat
2. Tingkat pertumbuhan konsumsi masyarakat yang ikut menopang pertumbuhan
melalui tingkat daya beli masyarakat
3. Daya beli masyarakat meningkat disebabkan kenaikan komoditas ekspor
Indonesia, adanya gaji dari sertifikasi profesi, kebijakan jaring pengamanan,
bantuan langsung tunai sebagai kompensasi kenaikan harga BBM

Peran Pemerintah Mengatasi Dampak Krisis Tahun 2008


1. Diberlakukannya Kebijakan Tight Money
Bank Indonesia menurunkan tingkat bunga sehingga akan meningkatkan konsumsi
dan investasi yang berdampak agregat output akan naik
2. Melakukan Recovery terhadap Perbankan
Pemerintah melakukan recoveri terhadap perbankan, dimana Bank Indonesia akan
menyuntikkan modal baru pada bank besar yang sakit dan menutup bank kecil.
3. Mengubah kebijakan sektor riil lebih menekankan pada penambahan value added
Penambahan nilai tambah pada produk primer akan membuka kesempatan bagi
Indonesia memasuki area perdagangan bebas

Solusi Mengatasi Dampak Krisis Moneter Tahun 2008


1. Memupuk rasa optimisme dan saling kerja sama untuk bisa tetap menjaga
kepercayaan masyarakat.
2. Pertumbuhan ekonomi sebesar 6% tetap dipertahankan melalui ekspor dan investasi
serta pengembangan perekonomian domestic
3. Agar dunia usaha mendorong sektor riil bergerak
4. Semua pihak lebih kreatif menangkap peluang dimasa krisis melalui pengembangan
pasar di Negara tetangga yang tidak terkena secara langsung dampak krisis
5. Menggalakkan kembali penggunaan produk dalam negeri
6. Perlunya penguatan kerja sama lintas sektor antara pemerintah, bank Indonesia,
dunia perbankan dan sektor swasta
7. Semua pihak melakukan komunikasi yang tepat dan baik pada masyarakat

ekonomi moneter perbankan/farhan djufri/21


t h a n k s ……..

Ekonomi moneter perbankan/farhan djufri/22

You might also like