Professional Documents
Culture Documents
Gerem Asem Kuliner Cita Rasa Pesisir Ban 85178a7f
Gerem Asem Kuliner Cita Rasa Pesisir Ban 85178a7f
Gerem Asem Kuliner Cita Rasa Pesisir Ban 85178a7f
247
DOI: Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 15—30
ABSTRACT
The exploration of the spice route on the coast of Banten leaves its mark in traditional meals. One of
them is gerem asem, which has a peculiar flavor and is regarded as fast food for Banten’s north shore
residents. Its distinctiveness may be traced back to the spices and herbs used and how they are processed.
The entire process of processing gerem asem reveals historical and cultural features of the Banten
people, which eventually gave birth to their traditions. Both are enjoyable attractions that trace the
history of Banten. Gerem asem’s fiery flavor cannot be dissociated from its historical significance, which
refers to Banten’s prominence in the 16-17th century through the pepper commodity trade. Similarly,
the cultural factor gives rise to local expertise in cooking techniques, which includes an understanding
of herbs and spices. It is what we want to learn about gerem asem. This study aims to learn about the
history and practice of culinary culture along the Banten spice route and cultivate an appreciation
for traditional Banten cuisine, particularly gerem asem. The research method employed to solve the
problem is qualitative, employing a descriptive-analytic approach. The data collection methods were
used: literature review, interviews, and observation. According to the study’s findings, gerem asem has a
lengthy history and a relatively high cultural worth. It became a unique and respected meal among the
people. At the very least, it becomes an icon or local identity for the Banten coastal community.
Keywords: gerem asem, culinary, Banten coastal, spice route
ABSTRAK
Penelusuran jalur rempah di pesisir Banten menghadirkan jejak-jejaknya dalam bentuk makanan
tradisional. Salah satunya adalah gerem asem yang memiliki cita rasa khas dan dianggap makanan cepat
saji masyarakat pesisir utara Banten. Kekhasannya dapat dilacak pada bumbu dan rempah serta cara
pengolahannya. Keseluruhan proses pengolahan gerem asem menunjukkan aspek sejarah dan budaya
masyarakat Banten itu sendiri yang kemudian melahirkan tradisi-tradisinya. Keduanya menjadi daya
tarik untuk menikmati dan sekaligus menelusuri jejak masa lalu Banten. Gerem asem yang bercita
rasa pedas tidak lepas dari aspek sejarahnya yang merujuk pada kejayaan Banten abad 16-17 melalui
perdagangan komoditas lada. Demikian pula, pada aspek budaya melahirkan pengetahuan lokal dalam
bentuk teknologi memasak, termasuk di dalamnya pengetahuan bumbu dan rempah-rempah. Kedua
aspek inilah yang ingin diketahui dalam meneliti gerem asem. Tujuan penulisan adalah menelisik sejarah
dan praktik budaya kuliner di jalur rempah Banten, dan berusaha menumbuhkembangkan kecintaan
pada makanan tradisional Banten, khususnya gerem asem. Metode penelitian yang digunakan untuk
menjawab masalah tersebut bersifat kualitatif dengan pendekatan deskripsi analisis. Adapun teknik
pengumpulan data yang dipakai adalah studi pustaka, wawancara, dan observasi. Hasil penelitian
menempatkan gerem asem memiliki sejarah panjang dan mengandung nilai budaya cukup tinggi. Ia
menjadi makanan istimewa dan terhormat di kalangan masyarakatnya. Setidaknya menjadi ikon atau
identitas lokal masyakarat pesisir Banten.
Kata kunci: gerem asem, kuliner, pesisir Banten, jalur rempah
19
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35
20
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35
21
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35
22
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35
totalitas budaya masyarakat, seperti tata tetapi juga lingkungan pergaulan akan
cara pengolahan, peranannya dalam budaya mempengaruhi perilaku seseorang dalam
masyarakat, dan tata perayaan dalam perhela- menikmati suatu makanan. Lingkungan
tannya, serta resep pembuatan yang terus akan menghadirkan menu makanan yang
terjaga (Tyas, 2017: 3; Rosidin, 2021: 51) beragam sesuai dengan selera masing-
Makanan sebagai aspek penting dalam masing. Lingkungan disertai budaya akan
kuliner. Dewasa ini tidak saja dimaknai membangun kekhasan pada makanan
sebagai bagian dari kebutuhan primer manusia tradisionalnya yang membedakan antara satu
dalam mencukupi kebutuhan tubuhnya atau dengan yang lainnya.
sekadar pengenyang perut belaka. Dalam Dalam perspektif kultural, makanan
perkembangan masa kini makanan mencakup dapat diklasifikasikan menjadi lima kategori,
hal-hal yang bersifat nonverbal. Sebuah yaitu (1) makanan dan nonmakanan; (2)
makanan tidak dipandang sekadar makanan makanan sakral atau suci; (3) makanan pokok,
yang dikunyah dan ditelan setelah itu ditutup makanan tambahan, dan makanan selingan;
dengan kata kerja minum. Kekenyangan (4) makanan yang memiliki khasiat obat atau
perut semata pascamemakan suatu makanan kesehatan; dan (5) makanan kategori usia
bukan lagi tujuan utama, melainkan di balik (Moeriabrata, 2017: 2; Rosidin, 2021: 51).
itu semua, sebuah makanan dalam perspektif
budaya akan bersentuhan dengan aspek tatanan PEMBAHASAN
sosial (adab makan), teknologi masak, sejarah Cita Rasa Kuliner Banten
lokal, nilai budaya, bahkan dalam hal tertentu
menjadi ajang penyelesaian konflik di atas meja Sepucuk surat dikirim oleh Sultan
makan. Tak syak lagi makanan telah menjelma Abu al-Nasar Muhammad Ishaq Zainul
menjadi media “diplomasi,” penghantar dan Mutaqin kepada Herman Willem Daendels,
pelengkap dalam bersosialisasi. Perjamuan tanggal 9 safar 1223 H (6 April 1808). Isinya
tanpa makanan dan minuman adalah sesuatu adalah ucapan selamat atas pengangkatan
yang akan menurunkan prestise dan gengsi H.W. Daendels sebagai Gubernur Jenderal
sosial seseorang. Dengan demikian, makanan menggantikan A. H. Wiese. Hal menarik
memainkan banyak peran dalam kehidupan dari surat tersebut adalah adanya pemberian
sehari-hari serta terikat dengan aspek sosial, hadiah berupa lada hitam.
agama, dan ekonomi (Helman, 1994: 37; “Syahdan lagi tiada suatu tanda alamat
Rosidin, 2021: 51). almahabbat al-qulub yang dipesertakan
Makanan bukan hanya dipengaruhi dengan waraqat al-ikhlas ini, hanya
aspek lingkungan, melainkan juga faktor yang diperhadiahkan tuhfah halwannya
sosial budaya, seperti adat istiadat, agama, yang amat qalil yang terbit dari fu’ad
suku bangsa, ataupun kepercayaan akan al-zakiyyah, hati yang suci akan
memunculkan ragam dan jenis makanan. mengangkat Tuan Herman Willem
Secara umum fungsi makanan Daendels atas dapat pangkat martabat
tradisional adalah sebagai identitas daerah makan al-‘ali yaitu dua ratus bahara
yang bersangkutan. Oleh karena makanan lada hitam jua adanya. Tammat al-
sekurang-kurangnya mencakup persoalan kalam bi al-khayr “(Mu’jizah, 2009: 64-
lingkungan, kesehatan, dan budaya 66).
(Adimihardja, 2005:23). Lingkungan tidak
Lada atau merica (Piper nigrum),
saja terbatas pada lingkungan alam yang
adalah salah satu rempah penting yang
berkaitan erat dengan bahan makanan,
23
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35
24
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35
Banten memiliki ciri lekoh atau berbumbu before the king, and upon this, the dishes
kental (Ahyadi, 2015). Kekentalan bumbu were placed which were designed solely
dalam masakan menghasilkan citra rasa for his use, and of which he ate heartily.
pedas manis dan pedas masam. After this course was taken away, three
Citra rasa pedas manis umumnya large dishes of confectionary and pastry
dibuat oleh penduduk Kota Serang yang were put upon the table ; and these
berdomisili di wilayah Kecamatan Walantaka were more to my liking than what had
(Kepuren Prisen, Nyapah), Kecamatan preceded; but neither the king, nor his
Curug, Kecamatan Taktakan, dan Kecamatan queens, feemed to care much about them.
Serang. Salah satu jenis kuliner khas yang ‘Sekitar pukul setengah dua belas, kain
memiliki citra rasa pedas manis adalah rabeg. berupa sehelai katun putih, diletakkan di atas
Citra rasa pedas masam pada umumnya meja; dan dalam sekejap disediakan sejumlah
diolah oleh masyarakat yang berdomisili di hidangan kecil, diisi dengan segala jenis
sekitar Kecamatan Cipocok dan Kecamatan makanan bercita rasa India yang diolah secara
Kasemen dengan citra rasa pedas masam, beragam. Bahan utama sebagian besar dari
misalnya gerem asem (Tustiantina, 2017: 7). mereka adalah ikan dan unggas, bervariasi
Dominasi cita rasa kuliner Banten dengan banyak kuah, yang menurut kebiasaan
yang pedas, manis, dan masam tercatat makan setempat menggunakan gula, cuka,
dalam perjalanan pengembara Belanda, John atau asam. Kain wol persegi panjang berwarna
Splinter Stovarinus (1798) di Kesultanan merah tua diletakkan di atas meja di hadapan
Banten pada 1769. Stavorinus menghadiri raja, dan di atasnya diletakkan piring-piring
jamuan makan dilayani oleh sultan. Di pesta yang dirancang semata-mata untuk jamuan
kerajaan, dia mencatat, makanan disajikan makan, dan ia makan dengan sepenuh hati.
berdasarkan strata politik. Para bangsawan Setelah hidangan diambil, tiga piring
yang duduk di atas tikar rotan di ujung besar penganan dan kue-kue diletakkan di
aula tidak bisa makan sampai pengunjung atas meja; dan ini lebih saya sukai daripada
di meja utama selesai makan. Sisa ikan yang sebelumnya...’ (Rahman, 2020: 14)
dipersembahkan kepada para bangsawan Dalam pada itu, naskah Sejarah Banten
bersama dengan nasi yang disajikan dalam yang menjadi rujukan dalam membicarakan
mangkok-mangkok Cina (Rahman, 2020:13). Banten masa lalu menginformasikan adanya
Selanjutnya, Stovarinus (1798) menuliskan pesta penyambutan utusan Banten yang
pandangan matanya sebagai berikut: diberi hadiah Raja Arab pada masa itu. Pada
About half past eleven o’clock, the kanto 38-41 dijelaskan upacara penyambutan
clocth, which consisted in a white piece besar-besaran (Heryana, 2015: 36).
of cotton, was lied upon the table; and “Kedatangan rombongan utusan Mekah
in a moment it was provided with a disambut luar biasa. Rakyat benar-benar
number of small dishes, filled with all berpesta besar. Mulai dari sultan hingga rakyat
kinds of Indian food, dressed in various jelata tumplek di alun-alun. Kedatangan
manners. The chief ingredients of most kapal disambut dengan tembakan meriam
of them were, however, fish and poultry, sebelas kali. Sultan beserta petingginya
varied by numerous sauces, according duduk di srimanganti. Kiai Pekih ditugaskan
to the custom of the country, of sugar, menerima surat. Gamelan ditabuh. Tembakan
vinegar, or tamarins. A square scarlet penghormatan berhamburan. Kiai Pekih naik
woollen cloth, was laid upon the table tandu jampana keemasan. Bendera Nabi
25
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35
Ibrahim dibawa Kiai Rangga Paman, hadiah aktivitas pada zaman itu, keadaan Banten
lainnya oleh Tumenggung Indasupati. Sultan sangatlah padat dan aktivitas warganya
menyongsong hingga alun-alun. sangat tinggi. Warga Banten membutuhkan
Saat pembacaan surat, semua orang makanan yang bersifat praktis atau cepat
terdiam. Hening. Gamelan berhenti. Kiai saji. Salah satu kuliner yang memiliki nilai
Pekih membuka surat kemudian menghadap itu adalah gerem asem (Tustiantina, 2017: 9)
barat. Ia membaca surat Sultan Mekah itu Adapun tinjauan geografis suatu wilayah
layaknya seperti sedang berkhotbah pada hari akan merembet pada cita rasa makanannya.
Jumat (38.1-40.30). Cita rasa asam, pedas, dan manis umumnya
Pembacaan surat telah selesai diadakan dimiliki oleh wilayah yang berdomisili di
jamuan makan. Para utusan mendapat hadiah- pantai. Hal ini terjadi pula pada masyarakat
hadiah, terutama gelar. Demang Tisnajaya Buton yang berada di wilayah pesisir pantai.
mendapat nama Haji Jayasanta dan Mas Mereka lebih sering mengkonsumsi hasil laut
Wangsaraja diberi gelar Haji Wangsaraja. berupa ikan, udang, kepiting, cumi-cumi, dan
Kain-kain Mekah dibagikan. Bendera Nabi lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Hasil
Ibrahim memakai gambar Dulfikar, yaitu laut tersebut memiliki aroma amis yang
pedang Ali, dan teks la ilaaha Ilallah. khas. Oleh karena itu, dalam masakan lokal
Demikianlah rakyat Banten bersukacita Buton cenderung menggunakan bumbu yang
(41.1-41.11)” memiliki rasa asam untuk menghilangkan
Pada rangkaian pesta penyambutan amis dan memberikan rasa segar saat dimakan.
utusan rombongan Mekah terselip peristiwa Selain itu, penggunaan rempah dan bumbu
sajian makanan. Sayang, tidak dijelaskan yang bercita rasa pedas dalam masakan lokal
secara rinci bentuk atau sekurang-kurangnya Buton berfungsi untuk membangkitkan selera
nama makanan yang disajikan. Teks naskah makan (Pramesthi, 2020:229). Sehubungan
menyatakan: dengan hal tersebut, penelitian yang dilakukan
Nunten medal papundutan, sadaya (Rochmawati et al., 2013) mengungkapkan
sampun sumaji, apahos yen winarnaha, hal yang senada, yaitu kuliner khas Semarang
sadaya sami abukti, teka ing wong baris, menggunakan bumbu sederhana dan minimalis
sami kawaratan iku, sampun palasta adahar karena Kota Semarang merupakan daerah
kangjeng pangeran papatih, angandika pesisir yang panas.
angundangakeun punika (lalu keluar
makanan sebentar sudah tersaji, panjang Asal Gerem Asem dan Persebarannya
jika diceritakan semuanya makan sampai Gerem asem merupakan salah satu
ke prajurit semuanya kekenyangan, sudah makanan tradisional dari Provinsi Banten.
selesai makan, kangjeng pangeran pepatih Makanan berkuah yang berbahan dasar
berkata memanggil itu) (Sadiyah, 2017: 118; daging (bebek, ayam kampung, kerbau, atau
Mahmudah, 2011: 107; 249). kambing) memiliki rasa yang khas, yakni
Rekonstruksi peristiwa jamuan untuk pedas, asam, dan segar. Cita rasa tersebut
yang hadir pada saat itu terbatas pada keluar dari perpaduan beberapa bumbu
kriteria saja, yakni makanan yang siap saji dasar utama yang digunakan dalam membuat
dan tidak memerlukan proses panjang dalam makanan tersebut, yang terdiri atas garam,
pengolahannya. Apabila merujuk pada asem, dan cabe rawit. Oleh karena penggunaan
laporan langsung Stovarinus (1798) yang bumbu tersebut, ada yang berpendapat jika
banyak makanan berkuah, apakah gerem nama gerem asem berasal dari kata gerem
asem termasuk di dalamnya? atau tinjauan
26
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35
‘garam’ dan asem ‘buah asem’ yang menjadi di Ciruas, Pontang, Lebakwangi, Tangara,
bumbu utama dari makanan tersebut. dan Tirtayasa itu karena kekhasannya
Ada pula pendapat yang menyatakan menggunakan bebek sebagai bahan baku
bahwa gerem asem berasal dari kata gerem dasarnya serta rasa kuahnya yang sangat
dan asem. Kata gerem tidak memiliki arti pedas.
apa-apa, namun merupakan ekspresi suara Gerem asem yang awalnya merupakan
yang keluar dengan sebutan ngagerem. makanan rumahan masyarakat pantai utara
Ekspresi tersebut muncul dari seseorang Banten, kemudian berkembang menjadi menu
yang merasakan mulutnya kepanasan dan sajian di warung, kedai, atau rumah makan.
kepedasan saat sedang menikmati gerem Keadaan seperti itu diperkirakan berlangsung
asem, terutama kuahnya yang sangat pedas. sejak tahun 2000-an di wilayah Pontang,
Sementara itu, asem adalah buah asem yang Kecamatan Jongjing. Pada saat itu, di dekat
digunakan sebagai bumbu untuk makanan jembatan Jongjing ke arah Tangerang, ada
tersebut. Sekalipun gerem asem berasa pedas, warga masyarakat yang membuka warung
dipercaya hal itu tidak akan membuat sakit makan yang menjual gerem asem dengan
perut penikmatnya. model penyajian secara parasmanan. Pada
saat itu tidak ada warung lain di luar warung
tersebut. Padahal, cukup banyak kendaraan
yang membawa barang lalu lalang di wilayah
tersebut. Ketika pengemudi, supir, atau
pegawai yang mengawal barang-barang dalam
kendaraan tersebut lapar, tidak ada pilihan
lain hanya menuju warung tersebut. Pada
akhirnya, warung tersebut menjadi langganan
mereka dan membuat gerem asem mulai
dikenal dan banyak dikunjungi orang dari
Gambar 1. Sajian gerem asem. luar wilayah pantai utara Banten. Rasa asem
Sumber: Koleksi pribadi, 2021 dan pedasnya yang luar biasa dari kuah gerem
Gerem asem di Provinsi Banten memang asem menjadi daya tarik sendiri. Keberhasilan
identik dengan kuliner khas dari wilayah warung tersebut membuka pikiran warga
pantai utara Banten. Saat ini, gerem asem bisa lainnya untuk membuka warung dengan menu
ditemukan dengan mudah di warung, kedai, gerem asem juga, bahkan menyebar hingga
atau rumah makan yang terdapat di wilayah Kota Serang seperti saat ini.
Kabupaten Serang juga Kota Serang. Namun, Menurut seorang budayawan dari
jika melacak ke tempat asalnya, gerem asem Bantenologi, Yadi (wawancara pada 17
merupakan makanan khas masyarakat di Maret 2021), gerem asem merupakan salah
daerah pantai utara Banten. Daerah-daerah satu makanan yang sudah ada sejak zaman
tersebut meliputi Ciruas, Pontang, Lebak dahulu. Meskipun demikian, dia tidak
wangi, Tangara, Tirtayasa, Kramat Watu, Pulo menemukan nama makanan yang disebut
Ampe, Bojonegara, dan Anyer. Akan tetapi gerem asem dalam sejumlah arsip lama yang
di wilayah Anyer, gerem asem agak kurang pernah dibacanya. Akan tetapi, dia hanya
populer karena karakter makanan di tempat mendapati makanan dengan bumbu asem,
tersebut sudah terpengaruh oleh makanan- garam, dan lada. Menurut pendapatnya,
makanan dari Padarincang dan Cinangka. lada di sini bukan berarti hanya merica,
Sementara itu, gerem asem sangat populer melainkan rempah-rempah menimbulkan
27
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35
rasa pedas, seperti merica dan cabe. Dia juga tamu istimewa, yakni nilai penghormatan
menemukan informasi bahwa hampir semua dan penghargaan. Ekspresi budaya dari nilai
orang Banten yang dibuang atau berada penghormatan kepada tamu adalah dengan
di pengungsian pada zaman dahulu wajib menjamunya secara istimewa pula. Adapun
membawa garam, asem, dan rempah seperti jamuan yang dianggap istimewa oleh mereka
lada dan cabe. Pada zaman dahulu, ketika adalah sajian gerem asem. Dalam konteks
musim panen cabe, bijinya akan diambil budaya mereka, gerem asem memiliki nilai
untuk dijadikan bibit dan kulitnya akan pantas dan istimewa sebagai sebuah sajian
dijadikan bubuk cabe. Dia juga mengatakan, penghormatan. Selain karena berbahan
orang Banten zaman dahulu sudah berpikir daging (ayam atau bebek), gerem asem relatif
kimiawi dengan melihat fungsinya. Misalnya, mudah dibuat sekalipun porsinya banyak;
asem dapat menawarkan air laut dan dapat dan bahan bakunya juga mudah didapat
menjernihkan air keruh. Jadi, asem bisa dan harganya relatif terjangkau jika harus
dipakai untuk persediaan ketahanan pangan membelinya makanan tersebut juga tidak
juga ketahanan saat musim bencana. Adapun akan ditemukan di tempat lain, ttetapi hanya
garam bisa difungsikan untuk cita rasa, dan ada di wilayah pesisir utara Banten. Sajian
lada mampu menghangatkan tubuh. tersebut diharapkan akan membuat tamu
merasa tersanjung, dihormati, diistimewakan,
Aspek Budaya dan tentu saja diharapkan menyukai dan puas
Aspek budaya yang terkandung di balik dengan makanan yang disajikan. Sekaligus
keberadaan gerem asem tentu menarik untuk hal itu juga karena ingin mengenalkan gerem
dikaji. Ada hal-hal yang perlu dicermati asem sebagai identitas kuliner dari wilayah
terkait alasan untuk membuat gerem asem. pesisir utara Banten.
Pertama, gerem asem dibuat ketika akan Kedua, gerem asem dibuat ketika akan
kedatangan tamu yang dianggap istimewa. ada acara berkumpul bersama. Kumpulan
Tentu saja kata istimewa ini akan memiliki bersama itu bisa beragam bentuknya, seperti
perspektif yang beragam dan berbeda satu dari berkumpul dengan keluarga besar;
sama lainnya. Artinya, kata istimewa di sini berkumpul dengan tetangga; dan berkumpul
lebih bersifat subjektif yang bisa berdasarkan dengan teman, baik teman bermain, teman
kepentingan seseorang, sekelompok orang, sekolah, teman sekantor, teman seprofesi,
atau masyarakat. maupun jenis teman-teman yang lainnya.
Beberapa contoh di antaranya, sebuah Suasana berkumpul seperti itu tak
keluarga menjamu kerabatnya yang datang akan sempurna jika tidak dilengkapi dengan
dari jauh dan baru berkunjung ke rumahnya; acara makan bersama. Pilihan makanan yang
seorang pengusaha menjamu relasi bisnisnya dipandang cocok untuk itu adalah gerem asem.
dari luar kota di rumahnya; masyarakat Dalam kesempatan-kesempatan seperti
menjamu penceramah yang datang dari luar itu, umumnya gerem asem dinikmati dengan
kota melakukan tablig akbar di kampung; cara gonjlengan. Istilah gonjlengan menunjuk
dan bupati menjamu tamu undangannya dari pada acara makan bersama yang dilakukan
mancanegara di pendopo. oleh sejumlah orang. Prosesnya dimulai
Sekalipun perspektifnya beragam, ada dengan menyiapkan bahan makanan bersama-
satu hal pasti di dalamnya, yakni tersirat sama, baik dengan cara membawa bahannya
nilai- nilai penting yang berlaku di wilayah masing-masing dari rumah atau patungan uang
pesisir utara Banten ketika akan kedatangan untuk membeli bahan dan bumbu gerem asem;
mengolah bahan baku bersama dengan cara
28
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35
berbagi tugas; memasak bersama dipimpin Pontang, pilihan bahan baku untuk membuat
oleh seseorang yang paling pandai memasak gerem asem sudah pasti lebih ke bebek. Itulah
gerem asem yang enak rasanya; maupun kekhasan gerem asem dari tempat tersebut,
terakhir menikmati gerem asem bersama- bahan bakunya menggunakan bebek. Konon
sama sambil berbincang dan bercanda penuh daging bebek itu empuk dan enak. Bebek
suka cita. Aspek budaya yang tampak dalam yang dipilih adalah bebek jantan jenis kosta
kondisi tersebut adalah nilai kebersamaan atau bebek entok yang sudah tua.
dan kegotongroyongan. Hal itu sangat jelas
terekspresikan dalam tradisi gonjlengan.
Ketiga, gerem asem dibuat ketika
warga masyarakat akan mengadakan
kegiatan besar, baik yang bersifat individu
maupun kolektif. Ada sejumlah kegiatan
besar yang dilaksanakan secara individu. Hal
itu biasanya berkaitan erat dengan tradisi-
tradisi di sekitar lingkaran hidup manusia,
seperti upacara pernikahan, kehamilan,
kelahiran, dan sunatan. Dalam acara-acara Gambar 2. Bebek, bahan dasar gerem asem.
tersebut, pelaksana kegiatan biasanya akan Sumber: Koleksi pribadi, 2021
menyajikan hidangan gerem asem sebagai Sementara itu, untuk gerem asem
jamuan makannya. berbahan dasar ayam biasanya menggunakan
Adapun kegiatan besar yang dilaksa- ayam kampung, baik jantan maupun betina.
nakan secara kolektif adalah kegiatan-kegiatan Namun, yang paling umum dan paling
yang berhubungan dengan peringatan hari dikenal menggunakan ayam kampung
besar keagamaan, seperti maulid Nabi dan betina yang menjelang bertelur karena akan
Muharam. Pada acara-acara tersebut, gerem menghasilkan banyak kaldu. Hampir jarang
asem pasti menjadi salah satu menu yang sekali memasak gerem asem dengan bahan
disajikan untuk dinikmati bersama di akhir baku ayam broiler, karena konon terlalu
acara. Hal yang sama dilakukan pula ketika banyak kaldunya dan berasa asam kaldunya
tiba pada acara peringatan hari jadi Kabupaten serta baunya tidak enak. Ayam dan bebek
Serang dan Kota Serang, juga HUT Republik tentu saja yang banyak lebih dipilih karena
Indonesia biasanya gerem asem selalu harganya terjangkau atau bahkan merupakan
dihadirkan. hewan ternak warga masyarakat. Sementara
Dari gambaran yang ketiga tadi terlihat itu, kambing akan dipilih sebagai bahan
jika gerem asem begitu erat dengan tradisi- dasar untuk untuk membuat gerem asem saat
tradisi yang terdapat pada budaya masyarakat warga masyarakat akan mengadakan hajatan
di pesisir utara Banten. atau keramaian. Kambing yang digunakan
adalah jenis embe kacang dan umurnya bebas
Bahan Baku dan Alat Memasak saja. Adapun kerbau biasanya dimasak gerem
Bahan baku yang digunakan untuk asem di saat menjelang Idulfitri. Kerbau yang
membuat gerem asem bisa dari bebek, ayam dipilih berusia rata-rata satu tahun dua bulan,
kampung, dan kambing atau kerbau. Jika utamanya kerbau yang tidak bisa digunakan
menegok ke daerah asalnya, yakni kawasan untuk membantu aktivitas pemiliknya
pantai utara Banten, terutama di wilayah bekerja dan membajak sawah.
29
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35
30
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35
kepada satu orang, karena apabila semua berwarna kuning. Sebenarnya itu bukan
yang bisa memasak ikut juga, diyakini akan air biasa melainkan kaldu yang keluar dari
menghasilkan rasa yang kurang lezat. lemak potongan bebek. Bumbu yang sudah
Proses memasak gerem asem ada dua diulek, merica, garam, gula pasir, asem,
jenis, yakni cara memasak gerem asem yang lengkuas yang digeprek, salam, dan penyedap
menghasilkan kuah berwarna putih dan cara rasa dimasukkan ke dalam potongan bebek
memasak gerem asem yang menghasilkan yang sudah mengeluarkan kaldu dan diaduk.
kuah yang keruh dan berminyak. Berikut ini Setelah kaldu yang keluar cukup banyak,
tahapan untuk memasak gerem asem yang api dikecilkan untuk membiarkan air kaldu
keruh dan berkaldu, dan gerem asem yang tadi menyusut kembali bersama bumbu-
kuahnya bening dan dagingnya pucat. bumbunya dan meresap ke dalam potongan
daging bebek. Makin surut air kaldu dan
Gerem asem berkuah keruh dan berkaldu bumbu, makin wangi aroma masakan
Tahapan proses pembuatan gerem tersebut, Selain itu, potongan daging bebek
asem yang berkuah keruh dan berkaldu juga akan semakin mengecil dan padat.
menggunakan bahan baku bebek akan Setelah air kaldu menyusut, ditambahkan
dideskripsikan berikut. air secukupnya sampai potongan daging bebek
Satu ekor bebek yang akan dimasak tersebut tenggelam. Api sedang diperlukan
disembelih terlebih dahulu. Jika bebek untuk mendapatkan hasil potongan daging
tersebut sudah tua, bagian luar bebek harus yang empuk dan bahkan lepas dari tulang.
dilumuri kapur, lalu direndam dengan air Jika masakan gerem asem sudah matang,
panas selama beberapa waktu. Baru kemudian dagingnya sudah empuk, dimasukkan minyak
dicabuti bulunya. Bebek yang sudah bersih bawang untuk mendapatkan aroma yang lebih
dari bulunya, diambil bagian dalamnya. sedap lagi, yakni aroma bawang goreng.
Sebagian orang hanya mengambil ati
ampelanya, dan membuang bagian lainnya.
Sebagian orang lagi ada yang mengambil
semuanya kemudian dipotong-potong.
Bagian bebek yang masih utuh itu dipotong-
potong sesuai selera, kemudian bagian cocor
dan tunggir umumnya dibuang.
Delapan (8) butir bawang merah dan 5
butir bawang putih dikupas kulitnya, dicuci,
dan diiris halus. Sepuluh (10) buah cabe
merah dan cabe rawit sesuai selera juga dicuci
Gambar 4. Proses memasak gerem asem yang
dan diiris. Semua irisan bumbu tersebut
berkuah keruh. Sumber: Koleksi pribadi, 2021
diletakkan pada sebuah wadah, dicobek, dan
diulek sampai halus dengan menambahkan
Gerem asem berkuah bening
sedikit garam. Sementara itu, bumbu yang
lainnya juga disiapkan agar mudah dijangkau Proses mengolah bahan baku sama
pada saat diperlukan. dengan yang dilakukan pada cara yang
Potongan bebek tadi diletakkan di pertama. Perbedaannya terletak pada proses
panci, kemudian dipanaskan dengan api awal memasaknya. Guna menghasilkan gerem
sedang hingga nanti akan keluar air yang asem yang kedua ini, potongan daging bebek,
31
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35
bumbu, dan air dimasak sekaligus bersamaan gerem asem pada malam hari. Rasa pedas
dari awal dengan api sedang hingga matang gerem asem akan sedikit menghangatkan
dan dagingnya empuk. badan pada malam hari.
Dalam ruang informal, suasana
Penyajian Gerem Asem menikmati gerem asem begitu hangat karena
Gerem asem yang sudah selesai dimasak berbaur dengan keakraban, obrolan, dan tawa
siap untuk disajikan. Penyajian gerem asem canda mereka yang sama-sama berkumpul
tentu saja disesuaikan dengan jenis makanan saat itu. Dengan demikian, bukan hanya
gerem asem itu sendiri. Karena termasuk menikmati rasa melainkan juga menikmati
makanan yang berkuah dan dimasak dalam suasana kebersamaan. Senada dengan yang
jumlah yang relatif banyak, tentu saja gerem disampaikan informan, Yadi, saat dilakukan
asem memerlukan tempat yang cukup besar wawancara pada 17 Maret 2021.
dan cekung agar kuahnya tidak tumpah. “Yang masak gerem asem itu biasanya
Umumnya atau pada acara informal, selesai laki-laki…gerem asem juga dikenal dengan
dimasak gerem asem dibiarkan di tempatnya istilah masakan gonjleng atau makana bareng-
saat memasak, di panci atau di kuali. Berbeda bareng, malam-malam sambil begadang.”
dengan penyajian di acara formal, tentu saja
wadah yang digunakan mempertimbangkan
kepantasannya.
Makanan pelengkap yang diperlukan
untuk menikmati gerem asem adalah nasi,
ada yang menggunakan nasi putih dan ada
juga yang lebih menyukai nasi kuning. Jika
ingin lebih nikmat, sebaiknya gerem asem
tidak dicampur dengan makanan lainnya Gambar 5. Penyajian gerem asem. Sumber:
kecuali nasi. Menambah lauk-pauk atau Koleksi pribadi, 2021
sayur lainnya akan mengganggu cita rasa
dari gerem asem yang khas itu, yakni asem,
pedas, dan seger. Apalagi tidak susah untuk
menikmati gerem asem, karena biasanya
dagingnya sudah empuk dan mudah lepas
dari tulangnya. Yang paling dinikmati dari
sajian gerem asem adalah kuahnya.
Waktu yang biasa dipilih untuk
menyajikan dan menikmati gerem asem bisa
siang atau malam. Di kedua waktu tersebut
akan sama nikmatnya, hanya sensasinya yang
berbeda. Jika disantap siang hari dalam udara
yang panas, tentu saja sensasinya luar biasa.
Cita rasa pedas gerem asem yang membuat
mulut berdesis kepanasan serta dipadu
dengan udara yang panas akan memicu Gambar 6 dan 7. Beragam cara menik
keringat bercucuran. Sensasi yang sedikit mati sajian gerem asem. Sumber: Koleksi
berbeda akan dirasakan ketika menikmati pribadi, 2021
32
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35
33
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35
34
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35
35