Gerem Asem Kuliner Cita Rasa Pesisir Ban 85178a7f

You might also like

You are on page 1of 17

Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu 10.36869/pjhpish.v8i1.

247
DOI: Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 15—30

GEREM ASEM: KULINER CITA RASA PESISIR BANTEN


GEREM ASEM: THE CULINARY OF BANTEN COASTAL TASTE

Agus Heryana, Ria Andayani Somantri


aheryana41@gmail.com, riaanday1@gmail.com
Badan Riset dan Inovasi Nasional
Naskah diterima 31-3-2022. Naskah direvisi 28-4-2022. Naskah disetujui 22-5-2022.

ABSTRACT
The exploration of the spice route on the coast of Banten leaves its mark in traditional meals. One of
them is gerem asem, which has a peculiar flavor and is regarded as fast food for Banten’s north shore
residents. Its distinctiveness may be traced back to the spices and herbs used and how they are processed.
The entire process of processing gerem asem reveals historical and cultural features of the Banten
people, which eventually gave birth to their traditions. Both are enjoyable attractions that trace the
history of Banten. Gerem asem’s fiery flavor cannot be dissociated from its historical significance, which
refers to Banten’s prominence in the 16-17th century through the pepper commodity trade. Similarly,
the cultural factor gives rise to local expertise in cooking techniques, which includes an understanding
of herbs and spices. It is what we want to learn about gerem asem. This study aims to learn about the
history and practice of culinary culture along the Banten spice route and cultivate an appreciation
for traditional Banten cuisine, particularly gerem asem. The research method employed to solve the
problem is qualitative, employing a descriptive-analytic approach. The data collection methods were
used: literature review, interviews, and observation. According to the study’s findings, gerem asem has a
lengthy history and a relatively high cultural worth. It became a unique and respected meal among the
people. At the very least, it becomes an icon or local identity for the Banten coastal community.
Keywords: gerem asem, culinary, Banten coastal, spice route

ABSTRAK
Penelusuran jalur rempah di pesisir Banten menghadirkan jejak-jejaknya dalam bentuk makanan
tradisional. Salah satunya adalah gerem asem yang memiliki cita rasa khas dan dianggap makanan cepat
saji masyarakat pesisir utara Banten. Kekhasannya dapat dilacak pada bumbu dan rempah serta cara
pengolahannya. Keseluruhan proses pengolahan gerem asem menunjukkan aspek sejarah dan budaya
masyarakat Banten itu sendiri yang kemudian melahirkan tradisi-tradisinya. Keduanya menjadi daya
tarik untuk menikmati dan sekaligus menelusuri jejak masa lalu Banten. Gerem asem yang bercita
rasa pedas tidak lepas dari aspek sejarahnya yang merujuk pada kejayaan Banten abad 16-17 melalui
perdagangan komoditas lada. Demikian pula, pada aspek budaya melahirkan pengetahuan lokal dalam
bentuk teknologi memasak, termasuk di dalamnya pengetahuan bumbu dan rempah-rempah. Kedua
aspek inilah yang ingin diketahui dalam meneliti gerem asem. Tujuan penulisan adalah menelisik sejarah
dan praktik budaya kuliner di jalur rempah Banten, dan berusaha menumbuhkembangkan kecintaan
pada makanan tradisional Banten, khususnya gerem asem. Metode penelitian yang digunakan untuk
menjawab masalah tersebut bersifat kualitatif dengan pendekatan deskripsi analisis. Adapun teknik
pengumpulan data yang dipakai adalah studi pustaka, wawancara, dan observasi. Hasil penelitian
menempatkan gerem asem memiliki sejarah panjang dan mengandung nilai budaya cukup tinggi. Ia
menjadi makanan istimewa dan terhormat di kalangan masyarakatnya. Setidaknya menjadi ikon atau
identitas lokal masyakarat pesisir Banten.
Kata kunci: gerem asem, kuliner, pesisir Banten, jalur rempah

19
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35

PENDAHULUAN cita rasa khas yang diterima oleh masyarakat


Penelusuran sejarah kebudayaan masa tersebut. Dalam pembuatannya, peranan
lalu selalu saja menarik perhatian. Tidak budaya sangat penting, yaitu berupa bentuk
saja mengajak pembaca atau siapa pun untuk keterampilan, kreativitas, sentuhan seni,
berimajinasi melalui data yang diperolehnya tradisi, dan selera (Syarifuddin, 2018:58).
tetapi juga pembaca memperoleh pengetahuan Eksistensi makanan tradisional ini kemudian
dan wawasan untuk lebih menghargai dan berkembang menjadi sebuah ilmu tersendiri
menginspirasi produk budaya masa lampau yang dinamai kuliner. Oleh karena itulah,
untuk masa sekarang. Setidaknya jejak-jejak menyantap dan menikmati makanan
budaya, baik dalam bentuk bendawi maupun tradisional saat ini menjadi tren topik yang
aturan atau norma masih dapat memberikan menjanjikan dari segi ekonomis, tetapi juga
manfaat pada generasi milenial sekarang memberikan sensasi luar biasa manakala
ini. Tidak berlebihan apabila dikatakan dihubungkan dengan sejarah, sosial, dan
jejak budaya masa lalu dapat dipelajari dari budaya.
jejak atau tapak yang ditinggalkan oleh para Pertama kali menyantap makanan
pendahulunya. Hana Nguni hana mangke, tan tradisional yang belum pernah sama sekali
hana Nguni tan hana mangke aya ma baheula merasakanannya di mana pun, kecuali di
hanteu tu ayeuna hanteu ma baheula hanteu tempat adanya makanan tersebut, merupakan
tu ayeuna ‘Ada dahulu ada sekarang, bila tak pengalaman yang tidak bisa dilupakan. Sensasi
ada dahulu tak akan ada sekarang. Karena ada rasa berpadu dengan suasana eksternal dan
masa silam maka ada masa kini, bila tiada aroma khas dari rempah atau bumbu-bumbu
masa silam tak akan ada masa kini’ (Kropak rahasia membawa pengalaman yang tak akan
632 Kabuyutan Ciburuy). terlupakan. Pada sebuah pelaksanaan upacara
Provinsi Banten, sebagai sebuah adat, misalnya, seringkali dihidangkan
peninggalan kesultanan masa lampau memiliki berbagai ragam penganan yang jarang ditemui
keunikan dan kekhasan dalam perspektif dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi makanan
budaya. Pelabuhan Banten pada masanya telah khas yang berkaitan dengan upacara itu
terkenal ke seluruh dunia internasional sebagai sendiri yang hanya ada pada saat pelaksanaan
pelabuhan bongkar-muat rempah dan barang upacara. Makanan apa pun bentuk dan rasanya
lainnya. Pertemuan berbagai bangsa dalam serta di mana pun tempatnya memberikan
kerangka perdagangan internasional secara pengalaman tersendiri bagi para penikmatnya.
tidak langsung akan disertai pula dengan Salah satu makanan tradisional yang
tradisi atau budaya masing-masing negaranya. sarat dengan aspek budaya adalah gerem
Percampuran budaya atau akulturasi budaya asem dari Provinsi Banten. Gerem asem
tidak bisa dihindari. disebabkan tempat sebagai produk makanan tradisional sudah
pertemuan perda-gangan tersebut. barang tentu memiliki tradisi yang mapan
Tidak berlebihan apabila dikatakan dalam proses pembuatannya. Kemapanan
jejak budaya masa lalu dapat dipelajari dari makanan tradisi dicirikan pada prosesnya
jejak atau tapak yang ditinggalkan oleh para yang didasarkan pada resep warisan turun-
pendahulunya. Salah satu jejak budaya yang temurun, dibuat dengan alat tradisional, dan
masih dapat dinikmati dewasa ini adalah diolah dengan teknik khusus agar rasa ataupun
makanan tradisionalnya. Makanan tradisional tampilannya khas (Marwanti, 1997:95- 97).
adalah makanan dan minuman yang biasa Makanan tradisional, dalam hal ini
dikonsumsi oleh masyarakat tertentu, dengan gerem asem, adalah produk makanan yang
dikonsumsi suatu kelompok masyarakat atau

20
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35

dihidangkan dalam waktu-waktu tertentu ruang lingkup wilayah dibatasi di wilayah


sebagai warisan dari generasi terdahulu. Banten, khususnya wilayah pantai utara atau
Jenis makanan ini dibuat dengan resep turun- pesisir Banten yang menjadi tempat asal dan
temurun sehingga dengan modifikasi yang persebaran gerem asem di Banten.
relatif minim dan menjadikannya berbeda Untuk melihat kebaruan dari penelitian
dari makanan daerah lain. yang berjudul “Gerem Asem: Kuliner Cita
Gerem asem sebagai makanan Rasa Pesisir Banten,” diperlukan referensi
tradisional masyarakat Banten menarik terkait hal tersebut. Beberapa tulisan tentang
untuk dikaji lebih mendalam karena alasan kuliner di Provinsi Banten lebih banyak bersifat
(1) latar belakang sejarah Banten yang sarat praktis ketimbang teoretis dalam bentuk
dengan pergulatan perdagangan rempah kajian budaya. Pengalaman memasak dengan
dunia internasional pada abad ke-16 dan sejumlah resep-resep masakan khas Banten
abad ke-17, terutama lada; (2) gerem asem banyak diulas di media sosial atau blog-blog
merupakan makanan tradisional khas Banten pribadi. Namun demikian, tercatat sejumlah
yang memiliki cita rasa tersendiri. Kekhasan tulisan baik dalam kajian akademis maupun
tersebut menimbulkan keingintahuan akan jurnal ilmiah yang menampilkan makanan
aspek pembuatannya; (3) gerem asem sebagai khas di Provinsi Banten. Tustiantina (2017)
produk budaya kuliner masyarakat Banten menulis tentang cita rasa kuliner Banten,
akan mencerminkan aspek-aspek budaya di khususnya Kota Serang. Menurutnya pohon
dalamnya. (4) pada praktiknya gerem asem asem, sawo, dan kelapa, merupakan identitas
sebagaimana pula budaya lainnya- akan masyarakat Kota Serang. Hal tersebut, kecuali
berhadapan dengan perubahan lingkungan tanaman sawo, disebabkan oleh buah dari
dan paradigma pemiliknya. pohon-pohon tadi yang berfungsi sebagai
Beberapa alasan pemilihan pembahasan bahan masakan dan bumbu wajib kuliner Kota
tersebut sesungguhnya bermuara pada Serang yang dihidangkan pada acara tradisi
beberapa hal yang menjadi masalah dalam masyarakat Kota Serang. Adapun pohon sawo
penelitian yang dinyatakan dalam pertanyaan merupakan representasi identitas masyarakat
(1) Bagaimana gerem asem dalam tinjauan Kota Serang karena dipelihara di halaman
aspek kuliner?; (2) Apakah makanan rumah penduduk Kota Serang.
tradisional gerem asem merupakan tinggalan Khairunnisa (2020) dalam Skripsi
Jalur Rempah?; dan (3) Aspek-aspek budaya menulis tentang tradisi ngerabeg dalam
apa saja yang terkandung dalam gerem asem? acara selametan. Ia membahas asal-usul
Adapun tujuan penelitian tentang makanan dan tradisi rabeg di Desa Citangkil,
gerem asem ini adalah (1) mengetahui gerem Kota Cilegon. Ngerabeg atau rabeg
asem dalam tinjauan kuliner; (2) mengetahui menurutnya, memiliki latar belakang sejarah
posisi gerem asem dalam konteks jalur yang berkaitan dengan Kesultanan Banten.
rempah; dan (3) mengetahui aspek budaya Makanan kesukaan Sultan Banten ini berasal
yang terdapat dalam gerem asem. dari Timur Tengah, yaitu Kota Rabiq, Arab.
Ruang lingkup penelitian terdiri atas Rabeg menjadi menu utama dalam acara-
ruang lingkup materi dan ruang lingkup acara besar semenjak zaman Kesultanan
wilayah. Ruang lingkup materi meliputi hal- Banten dan akhirnya menjadi turun-temurun
hal terkait dengan gerem asem, yang dibatasi di masyarakat. Ngerabeg sering dilaksanakan
pada cita rasa kuliner Banten, asal-usul, aspek pada acara selamatan akikah atau hajatan.
budaya, proses pembuatan, cara penyajian, Rosidin, dkk. (2021) menelaah leksikon
dan diakhiri upaya pelestariannya. Adapun kuliner tradisional di Kabupaten Pandeglang.

21
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35

Hasilnya, ia menemukan 25 leksikon nama sumber seperti wawancara, observasi, dan


makanan; 14 leksikon nama makanan dokumentasi. Observasi atau pengamatan
pelengkap upacara atau ritual adat; 32 dilakukan di tempat berlangsungnya
leksikon nama alat pembuatan, 35 leksikon pembuatan gerem asem. Hal tersebut
nama bahan, dan 38 leksikon nama proses bertujuan untuk memperoleh data selengkap
pembuatan. Kedua, kuliner tradisional dalam mungkin, terutama untuk hal-hal yang
fungsinya sebagai pelengkap upacara atau bersifat ekspresi dan suasana saat berlangsung
ritual adat mencerminkan tiga dimensi nilai, pembuatan gerem asem. Sementara itu,
yaitu individual, sosial, dan pengetahuan. wawancara mendalam dilakukan dengan
Ketiga, kuliner tradisional sebagai pelengkap sejumlah informan kunci yang memiliki
upacara atau ritual adat merepresentasikan pengetahuan mendalam tentang gerem asem,
simbol dan makna yang berhubungan erat seperti pembuat dan pedagang gerem asem,
dengan identitas sosial budaya masyarakat. tokoh masyarakat, budayawan, juga pejabat
Sama halnya dengan tulisan tentang pemerintah bidang kebudayaan.
gerem asem yang sampai sejauh ini dicari dan Ruang lingkup penelitian meliputi
masih jarang ditemukan. Deskripsi tentang ruang lingkup materi dan ruang lingkup
resep dan pengalaman menikmati gerem asem wilayah. Ruang lingkup materi meliputi hal-
banyak diulas di media sosial atau blog-blog hal terkait dengan gerem asem, yang dibatasi
pribadi. Oleh karena itu, tulisan ini paling pada cita rasa kuliner Banten, asal-usul,
tidak untuk mengisi jarangnya tulisan berupa aspek budaya, proses pembuatannya dan
penelitian tentang gerem asem. penyajiannya, serta diakhiri dengan upaya
pelestariannya
METODE Pada praktiknya, melalui metode
Metode penelitian yang digunakan kualitatif, terjalin hubungan antara peneliti
bersifat kualitatif dengan pendekatan dan informan secara langsung melalui teknik
deskripsi analisis. Penelitian kualitatif adalah observasi dan wawancara. Hasilnya adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami data deskriptif yang diperoleh dari ucapan,
fenomena tentang apa yang dialami subjek perilaku, dan pengamatan atas pembuatan
penelitian misalnya perilaku, persepsi, makanan khas bernama gerem asem.
motivasi, dan tindakan, secara holistik dan Untuk memberi arah pada penelitian ini,
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata- ada beberapa konsep yang diperlukan. Istilah
kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus kuliner dalam bahasa asing adalah “the art
yang alamiah dan dengan memanfaatkan of good cooking”, yakni seni persiapan, hasil
berbagai metode alamiah (Moleong, 2007:6). olahan, dan presentasi penyajian masakan
Metode kualitatif digunakan untuk meneliti yang dilakukan oleh chef profesional atau
kondisi objek yang alamiah. Dalam hal ini, ahli masak otodidak (“pemasak” atau “koki”
peneliti adalah sebagai instrumen kunci. atau ”juru masak”). Hal ini menjadikan
Teknik pengumpulan data dilakukan secara kuliner mampu menciptakan sebuah
triangulasi (gabungan). Analisis data bersifat karakter sosioantropologis dan spiritual bagi
induktif dan hasil penelitiannya lebih masyarakat pendukungnya. Karena kuliner
menekankan makna dari pada generalisasi merupakan suatu hasil kebudayaan dan
(Sugiyono, 2017: 9). merupakan identitas budaya lokal (Yudha,
Selanjutnya, teknik pengumpulan data 2015: 334; Purna, 2019: 266).
dilakukan sebanyak mungkin dari berbagai Kuliner tradisional menjadi identitas
lokal karena merupakan bagian dari

22
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35

totalitas budaya masyarakat, seperti tata tetapi juga lingkungan pergaulan akan
cara pengolahan, peranannya dalam budaya mempengaruhi perilaku seseorang dalam
masyarakat, dan tata perayaan dalam perhela- menikmati suatu makanan. Lingkungan
tannya, serta resep pembuatan yang terus akan menghadirkan menu makanan yang
terjaga (Tyas, 2017: 3; Rosidin, 2021: 51) beragam sesuai dengan selera masing-
Makanan sebagai aspek penting dalam masing. Lingkungan disertai budaya akan
kuliner. Dewasa ini tidak saja dimaknai membangun kekhasan pada makanan
sebagai bagian dari kebutuhan primer manusia tradisionalnya yang membedakan antara satu
dalam mencukupi kebutuhan tubuhnya atau dengan yang lainnya.
sekadar pengenyang perut belaka. Dalam Dalam perspektif kultural, makanan
perkembangan masa kini makanan mencakup dapat diklasifikasikan menjadi lima kategori,
hal-hal yang bersifat nonverbal. Sebuah yaitu (1) makanan dan nonmakanan; (2)
makanan tidak dipandang sekadar makanan makanan sakral atau suci; (3) makanan pokok,
yang dikunyah dan ditelan setelah itu ditutup makanan tambahan, dan makanan selingan;
dengan kata kerja minum. Kekenyangan (4) makanan yang memiliki khasiat obat atau
perut semata pascamemakan suatu makanan kesehatan; dan (5) makanan kategori usia
bukan lagi tujuan utama, melainkan di balik (Moeriabrata, 2017: 2; Rosidin, 2021: 51).
itu semua, sebuah makanan dalam perspektif
budaya akan bersentuhan dengan aspek tatanan PEMBAHASAN
sosial (adab makan), teknologi masak, sejarah Cita Rasa Kuliner Banten
lokal, nilai budaya, bahkan dalam hal tertentu
menjadi ajang penyelesaian konflik di atas meja Sepucuk surat dikirim oleh Sultan
makan. Tak syak lagi makanan telah menjelma Abu al-Nasar Muhammad Ishaq Zainul
menjadi media “diplomasi,” penghantar dan Mutaqin kepada Herman Willem Daendels,
pelengkap dalam bersosialisasi. Perjamuan tanggal 9 safar 1223 H (6 April 1808). Isinya
tanpa makanan dan minuman adalah sesuatu adalah ucapan selamat atas pengangkatan
yang akan menurunkan prestise dan gengsi H.W. Daendels sebagai Gubernur Jenderal
sosial seseorang. Dengan demikian, makanan menggantikan A. H. Wiese. Hal menarik
memainkan banyak peran dalam kehidupan dari surat tersebut adalah adanya pemberian
sehari-hari serta terikat dengan aspek sosial, hadiah berupa lada hitam.
agama, dan ekonomi (Helman, 1994: 37; “Syahdan lagi tiada suatu tanda alamat
Rosidin, 2021: 51). almahabbat al-qulub yang dipesertakan
Makanan bukan hanya dipengaruhi dengan waraqat al-ikhlas ini, hanya
aspek lingkungan, melainkan juga faktor yang diperhadiahkan tuhfah halwannya
sosial budaya, seperti adat istiadat, agama, yang amat qalil yang terbit dari fu’ad
suku bangsa, ataupun kepercayaan akan al-zakiyyah, hati yang suci akan
memunculkan ragam dan jenis makanan. mengangkat Tuan Herman Willem
Secara umum fungsi makanan Daendels atas dapat pangkat martabat
tradisional adalah sebagai identitas daerah makan al-‘ali yaitu dua ratus bahara
yang bersangkutan. Oleh karena makanan lada hitam jua adanya. Tammat al-
sekurang-kurangnya mencakup persoalan kalam bi al-khayr “(Mu’jizah, 2009: 64-
lingkungan, kesehatan, dan budaya 66).
(Adimihardja, 2005:23). Lingkungan tidak
Lada atau merica (Piper nigrum),
saja terbatas pada lingkungan alam yang
adalah salah satu rempah penting yang
berkaitan erat dengan bahan makanan,

23
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35

pernah menjadi faktor penarik masyarakat Tenggara, termasuk ke Indonesia. Masuk ke


Eropa menjelajahi Nusantara. Dalam Indonesia seiring dengan masa perkembangan
perkembangan sejarah Kesultanan Banten, niaga di jalur rempah. khususnya Banten,
lada memegang peranan penting sebagai pada masa kekuasaan Daendels (1808 –
sumber devisa negara. Oleh karena lada inilah, 1811) ketika dibangun Groote Postweg.
Banten terkenal sebagai pusat perdagangan Pada pembangunan tersebut diperintahkan
internasional pada abad ke-16 dan abad ke- agar setiap beberapa meter di bahu badan
17, yakni sebagai jalur rempah dunia. Sebagai jalan raya pos ditanami pohon asem sebagai
pusat perdagangan lada, para pedagang dari penanda atau pal jalan (Rahman, 2020:18).
Laut China dan kawasan Pantai Samudera Oleh karena itu, di samping sebagai bumbu
Hindia datang ke Banten turut meramaikan masakan, asam jawa memiliki nilai penting
aktivitas perdagangan di Banten (Guillot, dalam perjalanan sejarah Banten.
2008). Pada masa lalu, lada banyak ditanam Dalam catatan Jono de Barros, Decada
dan dibudidayakan oleh petani karena nilai iv, buku 1, bab 12 saat menerangkan Pulau
ekonominya. Sunda dikemukakan bahwa tanahnya sangat
Lada sejak lama digunakan sebagai kaya. Emas murni seberat 6 karat telah
rempah-rempah dalam seni kuliner ditemukan. Ada banyak daging ternak,
masyarakat India dan Indonesia. Lada juga permainan, dan pembagian, serta asam yang
dilaporkan banyak dimanfaatkan sebagai digunakan penduduk lokal untuk membuat
tanaman obat dalam mengatasi permasalahan cuka (Raffles, 2016: xxxi). Tidak dijelaskan
kesehatan sehari-hari (Hakim, 2015:80). apakah yang dimaksud dengan asam itu
Tumbuhan rempah dan bumbu erat kaitannya berupa pohon asem atau dari pohon jenis
dengan kegiatan masak-memasak yang sangat lain, misalnya belimbing wuluh. Lepas dari
dibutuhkan juru masak di seluruh dunia. masalah zatnya, yang jelas cita rasa asam
Keberadaan rempah-rempah, khususnya dalam masyarakat Sunda, khususnya Banten,
lada, di masa lampau ternyata memengaruhi menjadi ciri khas kulinernya.
cita rasa kuliner Banten. Tumbuhan rempah Pada umumnya, kuliner khas Banten
adalah bagian-bagian tertentu dari tumbuhan terbuat dari bumbu wajib, yakni garam,
yang digunakan sebagai bumbu, penguat cita asem, dan cabai. Lada hanya digunakan
rasa, pengharum, dan pengawet makanan sebagai rempah atau pelengkap bumbu
yang penggunaannya terbatas (Yana et al., masakan, terutama masakan yang dahulu
2018; Hakim, 2015:1). Rempah seringkali disajikan untuk sultan atau tamunya. Selain
dikenal sebagai bumbu kering. Contoh lada, rempah yang banyak digunakan sebagai
rempah yang sering ditemui antara lain bunga pelengkap bumbu masakan sultan atau
lawang (pekak), kapulaga, kemiri, merica tamunya adalah bawang putih dan salam.
(lada), dan ketumbar. Bumbu utama yang banyak digunakan dalam
Tanaman lain yang juga turut memberi mengolah kuliner khas Banten adalah asam.
cita rasa khas Banten adalah pohon asam Asam digunakan sebagai bumbu wajib untuk
(Tamarindus indica) atau disebut juga asam mengolah masakan. Dalam praktiknya,
jawa. Sebutan tamarin sendiri sebenarnya Asam yang digunakan sebagai bumbu
berasal bahasa Arab, yaitu dari kata tamr masakan olahan adalah yang matang (asam
hindi atau date from India yang berarti jawa). Adapun asam mentah digunakan
buah kurma dari India. Pohon yang berasal untuk pembuat kue. (Tustiantina, 2017: 6;
dari Afrika bagian barat ini kemudian Rahman, 2020:18). Pengaruh penggunaan
terdistribusi ke wilayah India dan Asia bumbu khususnya asam, menjadikan kuliner

24
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35

Banten memiliki ciri lekoh atau berbumbu before the king, and upon this, the dishes
kental (Ahyadi, 2015). Kekentalan bumbu were placed which were designed solely
dalam masakan menghasilkan citra rasa for his use, and of which he ate heartily.
pedas manis dan pedas masam. After this course was taken away, three
Citra rasa pedas manis umumnya large dishes of confectionary and pastry
dibuat oleh penduduk Kota Serang yang were put upon the table ; and these
berdomisili di wilayah Kecamatan Walantaka were more to my liking than what had
(Kepuren Prisen, Nyapah), Kecamatan preceded; but neither the king, nor his
Curug, Kecamatan Taktakan, dan Kecamatan queens, feemed to care much about them.
Serang. Salah satu jenis kuliner khas yang ‘Sekitar pukul setengah dua belas, kain
memiliki citra rasa pedas manis adalah rabeg. berupa sehelai katun putih, diletakkan di atas
Citra rasa pedas masam pada umumnya meja; dan dalam sekejap disediakan sejumlah
diolah oleh masyarakat yang berdomisili di hidangan kecil, diisi dengan segala jenis
sekitar Kecamatan Cipocok dan Kecamatan makanan bercita rasa India yang diolah secara
Kasemen dengan citra rasa pedas masam, beragam. Bahan utama sebagian besar dari
misalnya gerem asem (Tustiantina, 2017: 7). mereka adalah ikan dan unggas, bervariasi
Dominasi cita rasa kuliner Banten dengan banyak kuah, yang menurut kebiasaan
yang pedas, manis, dan masam tercatat makan setempat menggunakan gula, cuka,
dalam perjalanan pengembara Belanda, John atau asam. Kain wol persegi panjang berwarna
Splinter Stovarinus (1798) di Kesultanan merah tua diletakkan di atas meja di hadapan
Banten pada 1769. Stavorinus menghadiri raja, dan di atasnya diletakkan piring-piring
jamuan makan dilayani oleh sultan. Di pesta yang dirancang semata-mata untuk jamuan
kerajaan, dia mencatat, makanan disajikan makan, dan ia makan dengan sepenuh hati.
berdasarkan strata politik. Para bangsawan Setelah hidangan diambil, tiga piring
yang duduk di atas tikar rotan di ujung besar penganan dan kue-kue diletakkan di
aula tidak bisa makan sampai pengunjung atas meja; dan ini lebih saya sukai daripada
di meja utama selesai makan. Sisa ikan yang sebelumnya...’ (Rahman, 2020: 14)
dipersembahkan kepada para bangsawan Dalam pada itu, naskah Sejarah Banten
bersama dengan nasi yang disajikan dalam yang menjadi rujukan dalam membicarakan
mangkok-mangkok Cina (Rahman, 2020:13). Banten masa lalu menginformasikan adanya
Selanjutnya, Stovarinus (1798) menuliskan pesta penyambutan utusan Banten yang
pandangan matanya sebagai berikut: diberi hadiah Raja Arab pada masa itu. Pada
About half past eleven o’clock, the kanto 38-41 dijelaskan upacara penyambutan
clocth, which consisted in a white piece besar-besaran (Heryana, 2015: 36).
of cotton, was lied upon the table; and “Kedatangan rombongan utusan Mekah
in a moment it was provided with a disambut luar biasa. Rakyat benar-benar
number of small dishes, filled with all berpesta besar. Mulai dari sultan hingga rakyat
kinds of Indian food, dressed in various jelata tumplek di alun-alun. Kedatangan
manners. The chief ingredients of most kapal disambut dengan tembakan meriam
of them were, however, fish and poultry, sebelas kali. Sultan beserta petingginya
varied by numerous sauces, according duduk di srimanganti. Kiai Pekih ditugaskan
to the custom of the country, of sugar, menerima surat. Gamelan ditabuh. Tembakan
vinegar, or tamarins. A square scarlet penghormatan berhamburan. Kiai Pekih naik
woollen cloth, was laid upon the table tandu jampana keemasan. Bendera Nabi

25
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35

Ibrahim dibawa Kiai Rangga Paman, hadiah aktivitas pada zaman itu, keadaan Banten
lainnya oleh Tumenggung Indasupati. Sultan sangatlah padat dan aktivitas warganya
menyongsong hingga alun-alun. sangat tinggi. Warga Banten membutuhkan
Saat pembacaan surat, semua orang makanan yang bersifat praktis atau cepat
terdiam. Hening. Gamelan berhenti. Kiai saji. Salah satu kuliner yang memiliki nilai
Pekih membuka surat kemudian menghadap itu adalah gerem asem (Tustiantina, 2017: 9)
barat. Ia membaca surat Sultan Mekah itu Adapun tinjauan geografis suatu wilayah
layaknya seperti sedang berkhotbah pada hari akan merembet pada cita rasa makanannya.
Jumat (38.1-40.30). Cita rasa asam, pedas, dan manis umumnya
Pembacaan surat telah selesai diadakan dimiliki oleh wilayah yang berdomisili di
jamuan makan. Para utusan mendapat hadiah- pantai. Hal ini terjadi pula pada masyarakat
hadiah, terutama gelar. Demang Tisnajaya Buton yang berada di wilayah pesisir pantai.
mendapat nama Haji Jayasanta dan Mas Mereka lebih sering mengkonsumsi hasil laut
Wangsaraja diberi gelar Haji Wangsaraja. berupa ikan, udang, kepiting, cumi-cumi, dan
Kain-kain Mekah dibagikan. Bendera Nabi lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Hasil
Ibrahim memakai gambar Dulfikar, yaitu laut tersebut memiliki aroma amis yang
pedang Ali, dan teks la ilaaha Ilallah. khas. Oleh karena itu, dalam masakan lokal
Demikianlah rakyat Banten bersukacita Buton cenderung menggunakan bumbu yang
(41.1-41.11)” memiliki rasa asam untuk menghilangkan
Pada rangkaian pesta penyambutan amis dan memberikan rasa segar saat dimakan.
utusan rombongan Mekah terselip peristiwa Selain itu, penggunaan rempah dan bumbu
sajian makanan. Sayang, tidak dijelaskan yang bercita rasa pedas dalam masakan lokal
secara rinci bentuk atau sekurang-kurangnya Buton berfungsi untuk membangkitkan selera
nama makanan yang disajikan. Teks naskah makan (Pramesthi, 2020:229). Sehubungan
menyatakan: dengan hal tersebut, penelitian yang dilakukan
Nunten medal papundutan, sadaya (Rochmawati et al., 2013) mengungkapkan
sampun sumaji, apahos yen winarnaha, hal yang senada, yaitu kuliner khas Semarang
sadaya sami abukti, teka ing wong baris, menggunakan bumbu sederhana dan minimalis
sami kawaratan iku, sampun palasta adahar karena Kota Semarang merupakan daerah
kangjeng pangeran papatih, angandika pesisir yang panas.
angundangakeun punika (lalu keluar
makanan sebentar sudah tersaji, panjang Asal Gerem Asem dan Persebarannya
jika diceritakan semuanya makan sampai Gerem asem merupakan salah satu
ke prajurit semuanya kekenyangan, sudah makanan tradisional dari Provinsi Banten.
selesai makan, kangjeng pangeran pepatih Makanan berkuah yang berbahan dasar
berkata memanggil itu) (Sadiyah, 2017: 118; daging (bebek, ayam kampung, kerbau, atau
Mahmudah, 2011: 107; 249). kambing) memiliki rasa yang khas, yakni
Rekonstruksi peristiwa jamuan untuk pedas, asam, dan segar. Cita rasa tersebut
yang hadir pada saat itu terbatas pada keluar dari perpaduan beberapa bumbu
kriteria saja, yakni makanan yang siap saji dasar utama yang digunakan dalam membuat
dan tidak memerlukan proses panjang dalam makanan tersebut, yang terdiri atas garam,
pengolahannya. Apabila merujuk pada asem, dan cabe rawit. Oleh karena penggunaan
laporan langsung Stovarinus (1798) yang bumbu tersebut, ada yang berpendapat jika
banyak makanan berkuah, apakah gerem nama gerem asem berasal dari kata gerem
asem termasuk di dalamnya? atau tinjauan

26
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35

‘garam’ dan asem ‘buah asem’ yang menjadi di Ciruas, Pontang, Lebakwangi, Tangara,
bumbu utama dari makanan tersebut. dan Tirtayasa itu karena kekhasannya
Ada pula pendapat yang menyatakan menggunakan bebek sebagai bahan baku
bahwa gerem asem berasal dari kata gerem dasarnya serta rasa kuahnya yang sangat
dan asem. Kata gerem tidak memiliki arti pedas.
apa-apa, namun merupakan ekspresi suara Gerem asem yang awalnya merupakan
yang keluar dengan sebutan ngagerem. makanan rumahan masyarakat pantai utara
Ekspresi tersebut muncul dari seseorang Banten, kemudian berkembang menjadi menu
yang merasakan mulutnya kepanasan dan sajian di warung, kedai, atau rumah makan.
kepedasan saat sedang menikmati gerem Keadaan seperti itu diperkirakan berlangsung
asem, terutama kuahnya yang sangat pedas. sejak tahun 2000-an di wilayah Pontang,
Sementara itu, asem adalah buah asem yang Kecamatan Jongjing. Pada saat itu, di dekat
digunakan sebagai bumbu untuk makanan jembatan Jongjing ke arah Tangerang, ada
tersebut. Sekalipun gerem asem berasa pedas, warga masyarakat yang membuka warung
dipercaya hal itu tidak akan membuat sakit makan yang menjual gerem asem dengan
perut penikmatnya. model penyajian secara parasmanan. Pada
saat itu tidak ada warung lain di luar warung
tersebut. Padahal, cukup banyak kendaraan
yang membawa barang lalu lalang di wilayah
tersebut. Ketika pengemudi, supir, atau
pegawai yang mengawal barang-barang dalam
kendaraan tersebut lapar, tidak ada pilihan
lain hanya menuju warung tersebut. Pada
akhirnya, warung tersebut menjadi langganan
mereka dan membuat gerem asem mulai
dikenal dan banyak dikunjungi orang dari
Gambar 1. Sajian gerem asem. luar wilayah pantai utara Banten. Rasa asem
Sumber: Koleksi pribadi, 2021 dan pedasnya yang luar biasa dari kuah gerem
Gerem asem di Provinsi Banten memang asem menjadi daya tarik sendiri. Keberhasilan
identik dengan kuliner khas dari wilayah warung tersebut membuka pikiran warga
pantai utara Banten. Saat ini, gerem asem bisa lainnya untuk membuka warung dengan menu
ditemukan dengan mudah di warung, kedai, gerem asem juga, bahkan menyebar hingga
atau rumah makan yang terdapat di wilayah Kota Serang seperti saat ini.
Kabupaten Serang juga Kota Serang. Namun, Menurut seorang budayawan dari
jika melacak ke tempat asalnya, gerem asem Bantenologi, Yadi (wawancara pada 17
merupakan makanan khas masyarakat di Maret 2021), gerem asem merupakan salah
daerah pantai utara Banten. Daerah-daerah satu makanan yang sudah ada sejak zaman
tersebut meliputi Ciruas, Pontang, Lebak dahulu. Meskipun demikian, dia tidak
wangi, Tangara, Tirtayasa, Kramat Watu, Pulo menemukan nama makanan yang disebut
Ampe, Bojonegara, dan Anyer. Akan tetapi gerem asem dalam sejumlah arsip lama yang
di wilayah Anyer, gerem asem agak kurang pernah dibacanya. Akan tetapi, dia hanya
populer karena karakter makanan di tempat mendapati makanan dengan bumbu asem,
tersebut sudah terpengaruh oleh makanan- garam, dan lada. Menurut pendapatnya,
makanan dari Padarincang dan Cinangka. lada di sini bukan berarti hanya merica,
Sementara itu, gerem asem sangat populer melainkan rempah-rempah menimbulkan

27
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35

rasa pedas, seperti merica dan cabe. Dia juga tamu istimewa, yakni nilai penghormatan
menemukan informasi bahwa hampir semua dan penghargaan. Ekspresi budaya dari nilai
orang Banten yang dibuang atau berada penghormatan kepada tamu adalah dengan
di pengungsian pada zaman dahulu wajib menjamunya secara istimewa pula. Adapun
membawa garam, asem, dan rempah seperti jamuan yang dianggap istimewa oleh mereka
lada dan cabe. Pada zaman dahulu, ketika adalah sajian gerem asem. Dalam konteks
musim panen cabe, bijinya akan diambil budaya mereka, gerem asem memiliki nilai
untuk dijadikan bibit dan kulitnya akan pantas dan istimewa sebagai sebuah sajian
dijadikan bubuk cabe. Dia juga mengatakan, penghormatan. Selain karena berbahan
orang Banten zaman dahulu sudah berpikir daging (ayam atau bebek), gerem asem relatif
kimiawi dengan melihat fungsinya. Misalnya, mudah dibuat sekalipun porsinya banyak;
asem dapat menawarkan air laut dan dapat dan bahan bakunya juga mudah didapat
menjernihkan air keruh. Jadi, asem bisa dan harganya relatif terjangkau jika harus
dipakai untuk persediaan ketahanan pangan membelinya makanan tersebut juga tidak
juga ketahanan saat musim bencana. Adapun akan ditemukan di tempat lain, ttetapi hanya
garam bisa difungsikan untuk cita rasa, dan ada di wilayah pesisir utara Banten. Sajian
lada mampu menghangatkan tubuh. tersebut diharapkan akan membuat tamu
merasa tersanjung, dihormati, diistimewakan,
Aspek Budaya dan tentu saja diharapkan menyukai dan puas
Aspek budaya yang terkandung di balik dengan makanan yang disajikan. Sekaligus
keberadaan gerem asem tentu menarik untuk hal itu juga karena ingin mengenalkan gerem
dikaji. Ada hal-hal yang perlu dicermati asem sebagai identitas kuliner dari wilayah
terkait alasan untuk membuat gerem asem. pesisir utara Banten.
Pertama, gerem asem dibuat ketika akan Kedua, gerem asem dibuat ketika akan
kedatangan tamu yang dianggap istimewa. ada acara berkumpul bersama. Kumpulan
Tentu saja kata istimewa ini akan memiliki bersama itu bisa beragam bentuknya, seperti
perspektif yang beragam dan berbeda satu dari berkumpul dengan keluarga besar;
sama lainnya. Artinya, kata istimewa di sini berkumpul dengan tetangga; dan berkumpul
lebih bersifat subjektif yang bisa berdasarkan dengan teman, baik teman bermain, teman
kepentingan seseorang, sekelompok orang, sekolah, teman sekantor, teman seprofesi,
atau masyarakat. maupun jenis teman-teman yang lainnya.
Beberapa contoh di antaranya, sebuah Suasana berkumpul seperti itu tak
keluarga menjamu kerabatnya yang datang akan sempurna jika tidak dilengkapi dengan
dari jauh dan baru berkunjung ke rumahnya; acara makan bersama. Pilihan makanan yang
seorang pengusaha menjamu relasi bisnisnya dipandang cocok untuk itu adalah gerem asem.
dari luar kota di rumahnya; masyarakat Dalam kesempatan-kesempatan seperti
menjamu penceramah yang datang dari luar itu, umumnya gerem asem dinikmati dengan
kota melakukan tablig akbar di kampung; cara gonjlengan. Istilah gonjlengan menunjuk
dan bupati menjamu tamu undangannya dari pada acara makan bersama yang dilakukan
mancanegara di pendopo. oleh sejumlah orang. Prosesnya dimulai
Sekalipun perspektifnya beragam, ada dengan menyiapkan bahan makanan bersama-
satu hal pasti di dalamnya, yakni tersirat sama, baik dengan cara membawa bahannya
nilai- nilai penting yang berlaku di wilayah masing-masing dari rumah atau patungan uang
pesisir utara Banten ketika akan kedatangan untuk membeli bahan dan bumbu gerem asem;
mengolah bahan baku bersama dengan cara

28
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35

berbagi tugas; memasak bersama dipimpin Pontang, pilihan bahan baku untuk membuat
oleh seseorang yang paling pandai memasak gerem asem sudah pasti lebih ke bebek. Itulah
gerem asem yang enak rasanya; maupun kekhasan gerem asem dari tempat tersebut,
terakhir menikmati gerem asem bersama- bahan bakunya menggunakan bebek. Konon
sama sambil berbincang dan bercanda penuh daging bebek itu empuk dan enak. Bebek
suka cita. Aspek budaya yang tampak dalam yang dipilih adalah bebek jantan jenis kosta
kondisi tersebut adalah nilai kebersamaan atau bebek entok yang sudah tua.
dan kegotongroyongan. Hal itu sangat jelas
terekspresikan dalam tradisi gonjlengan.
Ketiga, gerem asem dibuat ketika
warga masyarakat akan mengadakan
kegiatan besar, baik yang bersifat individu
maupun kolektif. Ada sejumlah kegiatan
besar yang dilaksanakan secara individu. Hal
itu biasanya berkaitan erat dengan tradisi-
tradisi di sekitar lingkaran hidup manusia,
seperti upacara pernikahan, kehamilan,
kelahiran, dan sunatan. Dalam acara-acara Gambar 2. Bebek, bahan dasar gerem asem.
tersebut, pelaksana kegiatan biasanya akan Sumber: Koleksi pribadi, 2021
menyajikan hidangan gerem asem sebagai Sementara itu, untuk gerem asem
jamuan makannya. berbahan dasar ayam biasanya menggunakan
Adapun kegiatan besar yang dilaksa- ayam kampung, baik jantan maupun betina.
nakan secara kolektif adalah kegiatan-kegiatan Namun, yang paling umum dan paling
yang berhubungan dengan peringatan hari dikenal menggunakan ayam kampung
besar keagamaan, seperti maulid Nabi dan betina yang menjelang bertelur karena akan
Muharam. Pada acara-acara tersebut, gerem menghasilkan banyak kaldu. Hampir jarang
asem pasti menjadi salah satu menu yang sekali memasak gerem asem dengan bahan
disajikan untuk dinikmati bersama di akhir baku ayam broiler, karena konon terlalu
acara. Hal yang sama dilakukan pula ketika banyak kaldunya dan berasa asam kaldunya
tiba pada acara peringatan hari jadi Kabupaten serta baunya tidak enak. Ayam dan bebek
Serang dan Kota Serang, juga HUT Republik tentu saja yang banyak lebih dipilih karena
Indonesia biasanya gerem asem selalu harganya terjangkau atau bahkan merupakan
dihadirkan. hewan ternak warga masyarakat. Sementara
Dari gambaran yang ketiga tadi terlihat itu, kambing akan dipilih sebagai bahan
jika gerem asem begitu erat dengan tradisi- dasar untuk untuk membuat gerem asem saat
tradisi yang terdapat pada budaya masyarakat warga masyarakat akan mengadakan hajatan
di pesisir utara Banten. atau keramaian. Kambing yang digunakan
adalah jenis embe kacang dan umurnya bebas
Bahan Baku dan Alat Memasak saja. Adapun kerbau biasanya dimasak gerem
Bahan baku yang digunakan untuk asem di saat menjelang Idulfitri. Kerbau yang
membuat gerem asem bisa dari bebek, ayam dipilih berusia rata-rata satu tahun dua bulan,
kampung, dan kambing atau kerbau. Jika utamanya kerbau yang tidak bisa digunakan
menegok ke daerah asalnya, yakni kawasan untuk membantu aktivitas pemiliknya
pantai utara Banten, terutama di wilayah bekerja dan membajak sawah.

29
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35

Bumbu yang digunakan untuk memasak


gerem asem pada zaman dahulu hanya garam,
asem, dan lada. Jenis asem yang digunakan
untuk memasak gerem asem berbeda di
beberapa tempat. Ada yang memakai asem
muda atau disebut cempaleg; dan ada juga
yang menggunakan asem tua dicampur
dengan belimbing wuluh. Ada beberapa fungsi
penggunaan asem saat memasak gerem asem
(1) untuk memudahkan pelepasan daging
dari tulang-tulang bebek, ayam, kambing
Gambar 3. Bumbu-bumbu untuk pembuatan
atau kerbau; (2) untuk menggugah selera cita gerem asem. Sumber: Koleksi priadi, 2021
rasa dalam menikmati gerem asem karena
rasa asem yang segar; (3) untuk menjaga Proses Memasak
keseimbangan suhu tubuh dari cuaca panas,
karena wilayah pantai utara Banten memang Berbicara mengenai gerem asem
cuacanya panas; dan (4) menjaga suhu tubuh memang unik karena ada berbagai cerita di
agar tidak mudah masuk angin. balik itu. Salah satunya adalah tentang orang
Satu hal yang mesti dicatat adalah yang biasa memasak gerem asem. Konon
konteks ‘lada’. Lada pada zaman dahulu bukan dari dahulu sampai sekarang, memasak
berarti merica saja, melainkan lebih mengarah gerem asem itu lebih banyak dilakukan
ke rasa pedas dari sejumlah rempah-rempah, oleh laki-laki. Akan tetapi, bukan berarti
seperti cabe puyeng, bubuk cabe, merica, kaum wanita tidak mampu memasak gerem
cengkeh, dan lain-lain. Pada masa itu, gerem asem, melainkan mereka tetap mengetahui
asem masih menggunakan merica. seluk-beluk di seputar cara memasak gerem
Perkembangan gerem asem hingga asem. Ada kemungkinan karena gerem asem
saat ini, telah terjadi modifikasi bumbu yang bukanlah jenis makanan harian yang biasa
digunakan dalam membuat gerem asem, disajikan ibu rumah tangga untuk keluarga.
seperti berikut ini salah satunya. Untuk satu Di wilayah asalnya, di daerah pantai
ekor bebek diperlukan senjumlah bumbu utara Banten, gerem asem biasanya disajikan
yang terdiri atas 8 butir bawang merah, 5 pada saat-saat tertentu, lebih tepatnya lagi
butir bawang putih, cabe rawit sesuai selera, ketika ada kumpulan-kumpulan bersama.
asem (konon yang paling baik adalah asem Ketika banyak orang berkumpul, tentu tidak
yang matang dan berusia tiga tahun) sekepal, akan lepas dari acara makan bersama. Pilihan
2 sendok gula putih, lengkuas, salam, 10 buah menu untuk makan bersama biasanya jatuh
cabe merah, gula putih, merica, garam, dan 2 pada makanan gerem asem. Menurut mereka,
saset penyedap rasa. membuatnya mudah dan cepat memasaknya.
Sementara itu, peralatan dapur yang Untuk menyiapkan dan mengolah
digunakan untuk memasak gerem asem bahan baku agar siap dimasak bisa dilakukan
adalah kompor gas, kuali, centong sayur, oleh banyak orang, baik laki-laki maupun
odek, lading ‘pisau’, golok, gunting, talenan, perempuan. Akan tetapi, koki utamanya
cobek, dan gegerus ‘mutu’ (ulekan). akan dipercayakan kepada satu orang saja,
sekalipun pada saat yang bersamaan banyak
yang pandai memasak gerem asem. Sekalipun
mudah, tetap saja koki utamanya dipercayakan

30
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35

kepada satu orang, karena apabila semua berwarna kuning. Sebenarnya itu bukan
yang bisa memasak ikut juga, diyakini akan air biasa melainkan kaldu yang keluar dari
menghasilkan rasa yang kurang lezat. lemak potongan bebek. Bumbu yang sudah
Proses memasak gerem asem ada dua diulek, merica, garam, gula pasir, asem,
jenis, yakni cara memasak gerem asem yang lengkuas yang digeprek, salam, dan penyedap
menghasilkan kuah berwarna putih dan cara rasa dimasukkan ke dalam potongan bebek
memasak gerem asem yang menghasilkan yang sudah mengeluarkan kaldu dan diaduk.
kuah yang keruh dan berminyak. Berikut ini Setelah kaldu yang keluar cukup banyak,
tahapan untuk memasak gerem asem yang api dikecilkan untuk membiarkan air kaldu
keruh dan berkaldu, dan gerem asem yang tadi menyusut kembali bersama bumbu-
kuahnya bening dan dagingnya pucat. bumbunya dan meresap ke dalam potongan
daging bebek. Makin surut air kaldu dan
Gerem asem berkuah keruh dan berkaldu bumbu, makin wangi aroma masakan
Tahapan proses pembuatan gerem tersebut, Selain itu, potongan daging bebek
asem yang berkuah keruh dan berkaldu juga akan semakin mengecil dan padat.
menggunakan bahan baku bebek akan Setelah air kaldu menyusut, ditambahkan
dideskripsikan berikut. air secukupnya sampai potongan daging bebek
Satu ekor bebek yang akan dimasak tersebut tenggelam. Api sedang diperlukan
disembelih terlebih dahulu. Jika bebek untuk mendapatkan hasil potongan daging
tersebut sudah tua, bagian luar bebek harus yang empuk dan bahkan lepas dari tulang.
dilumuri kapur, lalu direndam dengan air Jika masakan gerem asem sudah matang,
panas selama beberapa waktu. Baru kemudian dagingnya sudah empuk, dimasukkan minyak
dicabuti bulunya. Bebek yang sudah bersih bawang untuk mendapatkan aroma yang lebih
dari bulunya, diambil bagian dalamnya. sedap lagi, yakni aroma bawang goreng.
Sebagian orang hanya mengambil ati
ampelanya, dan membuang bagian lainnya.
Sebagian orang lagi ada yang mengambil
semuanya kemudian dipotong-potong.
Bagian bebek yang masih utuh itu dipotong-
potong sesuai selera, kemudian bagian cocor
dan tunggir umumnya dibuang.
Delapan (8) butir bawang merah dan 5
butir bawang putih dikupas kulitnya, dicuci,
dan diiris halus. Sepuluh (10) buah cabe
merah dan cabe rawit sesuai selera juga dicuci
Gambar 4. Proses memasak gerem asem yang
dan diiris. Semua irisan bumbu tersebut
berkuah keruh. Sumber: Koleksi pribadi, 2021
diletakkan pada sebuah wadah, dicobek, dan
diulek sampai halus dengan menambahkan
Gerem asem berkuah bening
sedikit garam. Sementara itu, bumbu yang
lainnya juga disiapkan agar mudah dijangkau Proses mengolah bahan baku sama
pada saat diperlukan. dengan yang dilakukan pada cara yang
Potongan bebek tadi diletakkan di pertama. Perbedaannya terletak pada proses
panci, kemudian dipanaskan dengan api awal memasaknya. Guna menghasilkan gerem
sedang hingga nanti akan keluar air yang asem yang kedua ini, potongan daging bebek,

31
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35

bumbu, dan air dimasak sekaligus bersamaan gerem asem pada malam hari. Rasa pedas
dari awal dengan api sedang hingga matang gerem asem akan sedikit menghangatkan
dan dagingnya empuk. badan pada malam hari.
Dalam ruang informal, suasana
Penyajian Gerem Asem menikmati gerem asem begitu hangat karena
Gerem asem yang sudah selesai dimasak berbaur dengan keakraban, obrolan, dan tawa
siap untuk disajikan. Penyajian gerem asem canda mereka yang sama-sama berkumpul
tentu saja disesuaikan dengan jenis makanan saat itu. Dengan demikian, bukan hanya
gerem asem itu sendiri. Karena termasuk menikmati rasa melainkan juga menikmati
makanan yang berkuah dan dimasak dalam suasana kebersamaan. Senada dengan yang
jumlah yang relatif banyak, tentu saja gerem disampaikan informan, Yadi, saat dilakukan
asem memerlukan tempat yang cukup besar wawancara pada 17 Maret 2021.
dan cekung agar kuahnya tidak tumpah. “Yang masak gerem asem itu biasanya
Umumnya atau pada acara informal, selesai laki-laki…gerem asem juga dikenal dengan
dimasak gerem asem dibiarkan di tempatnya istilah masakan gonjleng atau makana bareng-
saat memasak, di panci atau di kuali. Berbeda bareng, malam-malam sambil begadang.”
dengan penyajian di acara formal, tentu saja
wadah yang digunakan mempertimbangkan
kepantasannya.
Makanan pelengkap yang diperlukan
untuk menikmati gerem asem adalah nasi,
ada yang menggunakan nasi putih dan ada
juga yang lebih menyukai nasi kuning. Jika
ingin lebih nikmat, sebaiknya gerem asem
tidak dicampur dengan makanan lainnya Gambar 5. Penyajian gerem asem. Sumber:
kecuali nasi. Menambah lauk-pauk atau Koleksi pribadi, 2021
sayur lainnya akan mengganggu cita rasa
dari gerem asem yang khas itu, yakni asem,
pedas, dan seger. Apalagi tidak susah untuk
menikmati gerem asem, karena biasanya
dagingnya sudah empuk dan mudah lepas
dari tulangnya. Yang paling dinikmati dari
sajian gerem asem adalah kuahnya.
Waktu yang biasa dipilih untuk
menyajikan dan menikmati gerem asem bisa
siang atau malam. Di kedua waktu tersebut
akan sama nikmatnya, hanya sensasinya yang
berbeda. Jika disantap siang hari dalam udara
yang panas, tentu saja sensasinya luar biasa.
Cita rasa pedas gerem asem yang membuat
mulut berdesis kepanasan serta dipadu
dengan udara yang panas akan memicu Gambar 6 dan 7. Beragam cara menik
keringat bercucuran. Sensasi yang sedikit mati sajian gerem asem. Sumber: Koleksi
berbeda akan dirasakan ketika menikmati pribadi, 2021

32
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35

Upaya Pelestarian dapat dinikmati oleh berbagai lapisan warga


Gerem asem sebagai makanan tradisional masyarakat dan berbagai tingkatan usia.
khas masyarakat Banten seyogianya menjadi Hanya satu syaratnya, yang bersangkutan
perhatian bersama dalam rangka melakukan harus menyukai cita rasa pedas.
pelestarian. Sejauh ini, secara sadar atau Yang tak kalah pentingnya dari upaya
pun tidak, upaya pelestarian tersebut sudah pelestarian gerem asem adalah peran para
dilakukan, baik yang berlangsung di dalam pemilik warung, kedai, atau rumah makan
lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, yang memasukkan gerem asem ke dalam
maupun lingkungan pemerintahan. daftar menu makanan yang dijualnya. Ada
Upaya pelestarian gerem asem yang yang khusus menjual gerem asem saja dan ada
paling awal dimulai dari lingkungan keluarga. juga yang menjadikannya sebagai salah satu
Makanan tersebut biasanya diperkenalkan di dari sekian banyak makanan yang ditawarkan
dalam keluarga sejak dini untuk memberikan kepada para pelanggannya.
pemahaman tentang beragam cita rasa Dahulu ada surat kabar bernama
makanan dengan cara mencicipinya. Hal Bantam (wawancara dengan Yadi, 17 Maret
seperti itu masih dilakukan terutama di 2020). Dalam surat kabar tersebut terdapat
tempat asal gerem asem itu sendiri, yakni satu kolom yang menampilkan resep-resep
di wilayah pantai utara Banten. Pada saat- masakan, termasuk masakan tradisional
saat istimewa, anak-anak dapat mencicipi seperti gerem asem. Resep-resep tersebut
bahkan menikmati gerem asem yang dibuat biasanya digunakan oleh murid-murid kelas
oleh orang tuanya, misalnya saat ada kenduri, tiga sekolah dasar dalam acara masak-
menjamu tamu, atau kumpul keluarga besar. memasak yang ditugaskan gurunya dalam
rangka memperkenalkan makanan tradisional
kepada murid-muridnya.
Adapun beberapa upaya pelestarian
gerem asem yang dilakukan oleh pemerintah
adalah (1) setahun sekali dalam acara
peringantan hari jadi Kota Serang dan
Kabupaten Serang, pemerintah senantiasa
menyajikan gerem asem melalui perwakilan
dari setiap kecamatan; dan (2) menjadikan
gerem asem sebagai salah satu menu yang
Gambar 5. Kedai gerem asem. Sumber: Koleksi
disajikan saat ada jamuan khusus bagi para
pribadi, 2021
tamu undangan di pendopo.
Upaya pelestarian gerem asem yang Sejumlah upaya pelestarian gerem
lebih luas lagi berlangsung di lingkungan asem, baik yang disadari atau tidak,
masyarakat. Ada peristiwa-peristiwa penting maupun yang dilakukan oleh masyarakat
dirayakan oleh masyarakat yang dihadiri dan pemerintah tentulah sangat berarti bagi
oleh banyak orang dan diakhiri dengan acara keberadaan gerem asem sebagai makanan
makan bersama. Beberapa di antaranya adalah khas di Banten. Namun, upaya peningkatan
hari besar keagamaan seperti peringatan pun harus dilakukan agar eksistensi gerem
maulid Nabi dan Muharam; dan hari besar asem sebagai kuliner khas Banten semakin
nasional seperti perayaan HUT RI. Salah satu tegas. Beberapa upaya peningkatan yang
jenis makanan yang disiapkan untuk dimakan dapat dipertimbangkan di antaranya perlu
bersama adalah gerem asem. Sajian tersebut diupayakan kerja sama dengan asosiasi atau

33
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35

perhimpunan kuliner untuk meningkatkan Pelajaranpengolahan Makanan


kualitas dan kuantitasnya; menjamin Kontinental. Jurnal Inovasi Teknologi
ketersediaan bumbu-bumbu atau rempah- Pendidikan, 5(1), 2018. 91–102 .
rempah yang sesuai dengan “ramuan asli” Guillot,Claude. 2008. Banten: Sejarah dan
dengan membuat perkebunan khusus. Peradaban Abad X-XVII. Jakarta: KPG,
École française d’Extrême-Orient,
PENUTUP Forum Jakarta-Paris Pusat Penelitian
Berdasarkan kajian dan pembahasasn dan Pengembangan Arkeologi Nasional
tentang Gerem Asem: Kuliner Cita Rasa Hakim, Luchman. 2015. Rempah Dan
Pesisir Banten, disimpulkan beberapa hal, Herba Kebun-Pekarangan Rumah
yakni 1) dalam tinjauan kuliner, gerem Masyarakat: Keragaman, Sumber
asem ditempatkan sebagai idetitas lokal Fitofarmaka dan Wisata Kesehatan-
oleh masyarakat pendukungnya melalui kebugaran. Yogyakarta: In Diandra
penegasan secara internal dan pengenalan Pustaka Indonesia.
secara eksternal kepada dunia di luar mereka. Helman, C. G. (1994). Culture, Health, and
Gerem asem menjadi identitas lokal karena Illness: An Introduction to Health
merupakan bagian dari totalitas budaya Professional. London: Butterworth
masyarakat, seperti tata cara pengolahan, Heinemann.
peranannya dalam budaya masyarakat, dan Heryana, Agus. 2015. Bentuk-Bentuk
tata perayaan dalam perhelatannya, serta Islamisasi Pada Naskah Babad Banten
resep pembuatan yang terus terjaga, 2) gerem (07.74) Koleksi Museum Sribaduga.
asem merupakan salah satu jejak jalur rempah Makalah. Bandung: Dinas Pariwisata
di wilayah Banten yang masih tersisa sampai Dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat
sekarang, khususnya berada di sekitar wilayah Balai Pengelolaan Museum Negeri
pesisir atau pantai utara Banten. Sekalipun Sribaduga
dalam berbagai keterangan di masa lalu Khairunnisa. 2020. Makna Tradisi Ngerabeg
tidak ditemukan tentang nama gerem asem dalam Acara Selametan Pernikahan
sebagai sebuah nama jenis makanan, jejaknya di Wilayah Banten (Studi Kasus Desa
ditunjukkan dengan penggunaan rempah- Deringo Kecamatan Citangkil Kota
rempah dalam proses pembuatan gerem Cilegon). Skripsi. Jakarta: Program
asem, dan 3) aspek budaya dari gerem asem Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial
tercermin dalam nilai-nilai penghormatan, Dan Politik Universitas Islam Negri
penghargaan, kebersamaan, dan gotong- Syarif Hidayatullah
royong. Nilai-nilai tersebut tercermin dalam Marwanti. “Menanamkan Kebiasaan Meng-
beragam ekspresi budaya. konsumsi Makanan Tradisional sebagai
Aset Budaya dan Wisata Boga”.
DAFTAR PUSTAKA Cakrawala Pendidikan, 1997: 96-101.
https://journal. uny.ac.id/index.php/cp/
Adimihardja,Kusnaka. 2005. Makanan article/ view/9267.
dalam Khazanah Budaya. Bandung: Mahmudah,Zahrotul dan Dewi, Tri Kurnia.
Disbudpar Propinsi Jawa Barat dan 2011. Babad Banten (07.74). Bandung:
UPT INTRIK Universitas Padjadjaran. Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan
Demayanti, F., & Soenarto, S. Provinsi Jawa Barat Balai Pengelolaan
Pengembangan Video Pembelajaran Museum Negeri Sribaduga
Bumbu Dan Rempah Pada Mata

34
Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 8 No. 1, Juni 2022: 19—35

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Rosidin, Odien. Riansi, Erwin Salpa.


Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Muhyidin, Asep. Leksikon Kuliner
Rosdakarya. Tradisional Masyarakat Kabupaten
Moeriabrata-Arbai, A. 2017. Makanan Pandeglang. LITERA, Volume 20,
Tradisional Makna Sosial Budaya Nomor 1, Maret 2021 hal.49-75
dan Manfaatnya sebagai Makanan Sadiyah, Dedeh Ni’mati. 2017. Tradisi
Sehat (Functional Food) serta Upaya Panjang Mulud di Banten Dalam
Pelestariannya. Surabaya: Airlangga Naskah Sajarah Banten. Serang:
University Press. http://repository.unair. Laboratorium Bantenologi.
ac.id/72117/1/PG.-242-10-Arb-m. pdf. Syarifuddin, Didin; Noor, Chairil M. ;
Mu’jizah. 2009. Iluminasi dalam Surat-Surat Rohendi, Acep. “Memaknai Kuliner
Melayu Abad ke-18 dan ke-19. Jakarta: Lokal Sebagai Daya Tarik Wisata Kota
KPG, École française d’Extrême- Bandung”. JURNAL ABDIMAS BSI
Orient, Pusat Bahasa - Departemen Vol. 1 No. 1 Februari 2018, Hal. 55-64
Pendidikan nasional, KITLV. Sugiyono. 2017. Metode Penelitian
Pramesthi, Dyah; Ardyati, Isyana; Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Slamet,Agus. “Potensi Tumbuhan Bandung: Alfabeta
Rempah dan Bumbu yang Digunakan Tustiantina, Diana. Asem, Sawo, Kelapa, dan
dalam Masakan Lokal Buton sebagai Masyarakat Kota Serang. PARADIGMA
Sumber Belajar” BIODIK: Jurnal Jurnal Kajian Budaya Vol. 7 No. 1
Ilmiah Pendidikan Biologi . Volume 6, 2017: 1–13
Nomor 03, Tahun 2020, Hal. 225-232 Tyas, A. S. “Identifikasi Kuliner Lokal
Purna, I Made dan Dwikayana, Kadek. Indonesia dalam Pembelajaran Bahasa
Betutu Bali: Menuju Kuliner Diplomasi :Inggris. Jurnal Pariwisata Terapan”,
Budaya Indonesia .Patanjala Vol. 9 No. 2017. 1-13. https://jurnal.ugm. ac.id/
2 Juni 2019: 265 - 280 jpt/article/view/24970
Raffles,Thomas Stamford. 2016. The History Yana, T., Malik, A., & Kurniawan, F. (2018).
od Java. Yogyakarta: Narasi Study Jenis Rempah–Rempah Dan
Rahman,Fadly. Banten & formasi Budaya Pemanfaatannya Di Pasar Tradisional
kuliner yang multikultur. Makalah. Angso Duo. Uin Sulthan Thaha
Makalah.Webinar Jalur Rempah Saifuddin Jambi. https://doi.org/http://
Warisan Budaya Jalur Rempah di repository.uinjambi.ac.id/1001/
Banten” BPNB Jawa Barat & Banten 7 Yudha, I Putu Putra Kesuma. “Sate dan
November 2020. Stratifikasi Sosial Masyarakat Desa
Rochmawati, N., Nailah, N., & Oktariadi, Adat Blayu” pada Jurnal Penelitian
I. Penelusuran Jejak Makanan Khas Sejarah dan Nilai Tradisional BPNB
Semarang Sebagai Aset Inventarisasi Bali Vol 22 No 2. 2015.
dan Promosi Wisata Kuliner Jawa
Tengah. DIPOIPTEKS: Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Undip, 1(1), 2013. 7–11. M
https://doi.org/https://ejournal3.undip.
ac.id/index.php/dipoipteks/article/
view/5462

35

You might also like