Professional Documents
Culture Documents
Konsumerisme Merupakan Paham Atau Ideologi Yang Menjadikan Seseorang Atau Kelompok Yang Menjalankan Proses Konsumsi Atau Pemakaian Barang
Konsumerisme Merupakan Paham Atau Ideologi Yang Menjadikan Seseorang Atau Kelompok Yang Menjalankan Proses Konsumsi Atau Pemakaian Barang
menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau
tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Hal tersebut menjadikan manusia menjadi pecandu
dari suatu produk, sehingga ketergantungan tersebut tidak dapat atau susah untuk dihilangkan. Sifat
konsumtif yang ditimbulkan akan menjadikan penyakit jiwa yang tanpa sadar menjangkit manusia dalam
kehidupannya.
Perubahan dengan maksudnya yaitu proses perubahan masyarakat berserta dengan kebudayaan
dari hal-hal yang bersifat tradisional ke modern atau istilahnya disebut modernisasi. Namun,
globalisasi pun juga salah satu faktor mempengaruhi juga, karena penyeragaman budaya bagi
seluruh masyarakat dunia.
Globalisasi muncul karena adanya arus informasi dan komunikasi secara online. Sehingga dapat
menjangkau semua masyarakat. Akibatnya, manusia yang ada di dunia ini seolah-olah saling
berdekatan dan menjadi satu sistem pergaulan dan budaya yang sama. Akan menimbulkan,
ketidaksiapan manusia dalam menghadapi perubahan sosial yang terjadi di lingkungan sekitar
dan adanya problem sosial.
Dengan begitu, akan menimbulkan salah satu yaitu konsumerisme. Sedikit asal usul
konsumerisme, konsumerisme dilatar belakangi oleh munculnya masa kapitalisme yang diusung
oleh Karl Marx yang kemudian disusul liberialisme. Sehingga konsumerisme merupakan jantung
dari kapitalisme.
Kapitalisme global mulai berkembang pesat, segera setelah ‘Perang Dingin’ yang berakhir tahun
1980-an. Hal-hal tersebut merupakan pemicu utama berkembangnya kapitalisme global atau
globalisasi ekonomi yang diawali dengan pertemuan GATT di Maroko.
Konsumerisme yaitu paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok yang
menjalankan suatu proses konsumsi barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak
sepantasnya dan dilakukan secara sadar dan berkelanjutan.
Bagi masyarakat yang belum siap atau kaget dengan adanya perubahan-perubahan maka akan
timbul goncangan dalam kehidupan sosial dan budaya. Akibatnya, individu menjadi tertinggal
atau bisa frustasi. Selain itu, kondisi dapat menimbulkan suatu keadaan dan menjadi tidak serasi
dalam kehidupan masyarakat.
Segala macam yang ditawarkan yang diberikan sangat menggiurkan tentunya, mengakibatkan
manusia menjadi pecandu dari suatu produk, akibatnya ia akan ketergantungan dan tidak dapat
atau sudah dihilangkan. Selain itu, ada juga setiap tindakan pembelian yang dilakukan oleh
manusia suatu produk sebenarnya tidak butuh, melainkan hanya memberikan kepuasan bagi
dirinya.
Mengapa sampai saat ini budaya konsumerisme masih ada? karena materialistis, mementingkan
konsumsi barang, mengglobalnya supermarket, minimarket, mall, dan lain-lain, serta
berperannya media massa seperti surat kabar, tv (televisi), majalah yang dapat dan mampu
menciptakan serta menyebarkan dengan kesan tanpa henti.
Apalagi juga didukung dengan iklan yang berkembang pada masyarakat yang menjadikan oran
tidak berpikir secara rasional terhadap kebuthan tetapi hanya berdasarkan penerimaan
pengkodean yang telah terframe dalam pikiran yang diungkapkan sebagai budaya yang ada
dalam masyarakat.
Selain itu juga adanya faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi. Pertama, konsumen
individu biasanya melakukan pemilihan merk atau brand yang dipengaruhi meliputi kebutuhan
konsumen, peresepsi atas karakteristik merk, sikap ke ara pilihan, demografi konsumen, dan
gaya hidup dan karateristik personalia (berhubungan orang atau nama orang).
Kedua, pengaruh lingkungan yang meliputi budaya (kemasyarakatan, norma, kesukuan), kelas
sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen), grup tata muka (anggota
keluarga, teman), dan faktor penentu yang situasional (situasi dimana produk dibeli seperti
keluar yang menggunakan mobil dan kalangan usaha).
Ketiga, pengaruh iklan yang meliputi mempengaruhi konsumen, harga yang menonjol, distribusi
yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan, dan barang yang menarik.
Dampak konsumerisme juga dirasakan betul oleh individu, dampak tersebut terbagi menjadi dua
yaitu positif dan negatif. Dampak positif, yaitu kebutuhan pribadi terpenuhi, dapat meningkatkan
pendapatan nasional dan dapat meningkatkan orang untuk giat berusaha .
Sedangkan dampak negatif yaitu bersikap individual, bersikap pamer sehingga menimbulkan
perilaku sombong, hidup boros, orang tersebut akan mencari kesenangan dan kepuasan hidup
serta menimbulkan rasa tidak puas karena selalu ingi memiliki sesuatu yang baru.
Maka dari itu, gejala perubahan sosial dalam hal ini globalisasi budaya masyarakat cenderung ke
arah yang negatif, salah satunya timbulnya konsumerisme. Sebenarnya budaya konsumerisme
menguntukan para pemilik modal dan memanfaatkan masyarakat hanya sebagai obyek saja.
Sebagai generasi penerus bangsa seharusnya mempunyai pikiran kritis untuk menyadari dan
menentang budaya tersebut karena dampak negatif dan merugikan bagi setiap individu, serta
jangan sampai kita sebagai pendukung dan mengembangkan budaya hal tersebut.
Apalagi juga didukung dengan iklan yang berkembang pada masyarakat yang menjadikan oran
tidak berpikir secara rasional terhadap kebuthan tetapi hanya berdasarkan penerimaan
pengkodean yang telah terframe dalam pikiran yang diungkapkan sebagai budaya yang ada
dalam masyarakat.
Selain itu juga adanya faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi. Pertama, konsumen
individu biasanya melakukan pemilihan merk atau brand yang dipengaruhi meliputi kebutuhan
konsumen, peresepsi atas karakteristik merk, sikap ke ara pilihan, demografi konsumen, dan
gaya hidup dan karateristik personalia (berhubungan orang atau nama orang).
Kedua, pengaruh lingkungan yang meliputi budaya (kemasyarakatan, norma, kesukuan), kelas
sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen), grup tata muka (anggota
keluarga, teman), dan faktor penentu yang situasional (situasi dimana produk dibeli seperti
keluar yang menggunakan mobil dan kalangan usaha).
Ketiga, pengaruh iklan yang meliputi mempengaruhi konsumen, harga yang menonjol, distribusi
yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan, dan barang yang menarik.
Dampak konsumerisme juga dirasakan betul oleh individu, dampak tersebut terbagi menjadi dua
yaitu positif dan negatif. Dampak positif, yaitu kebutuhan pribadi terpenuhi, dapat meningkatkan
pendapatan nasional dan dapat meningkatkan orang untuk giat berusaha .
Sedangkan dampak negatif yaitu bersikap individual, bersikap pamer sehingga menimbulkan
perilaku sombong, hidup boros, orang tersebut akan mencari kesenangan dan kepuasan hidup
serta menimbulkan rasa tidak puas karena selalu ingi memiliki sesuatu yang baru.
Maka dari itu, gejala perubahan sosial dalam hal ini globalisasi budaya masyarakat cenderung ke
arah yang negatif, salah satunya timbulnya konsumerisme. Sebenarnya budaya konsumerisme
menguntukan para pemilik modal dan memanfaatkan masyarakat hanya sebagai obyek saja.
Sebagai generasi penerus bangsa seharusnya mempunyai pikiran kritis untuk menyadari dan
menentang budaya tersebut karena dampak negatif dan merugikan bagi setiap individu, serta
jangan sampai kita sebagai pendukung dan mengembangkan budaya hal tersebut.
Konsumerisme
Konsumerisme muncul seiring dengan meningkatnya ketertarikan masyarakat terhadap
perubahan dan inovasi, sebagai respon terhadap penanggulangan yang cepat dari hal-hal yang
baru. Seperti produk baru, pengalaman baru dan citra baru.
Pengertian Konsumerisme
Pengertian konsumerisme adalah paham terhadap gaya hidup yang menganggap barang-barang
(mewah) sebagai ukuran kebahagiaan, kesenangan, dan sebagainya. Dapat dikatakan pula
konsumerisme adalah gaya hidup yang sifatnya tidak hemat.
Adapun pengertian konsumerisme menurut pandangan para ahli adalah antara lain sebagai
berikut:
Collin Campbell
Konsumerisme adalah kondisi sosial yang terjadi saat konsumsi menjadi pusat kehidupan banyak
orang dan bahkan menjadi tujuan hidup. Ketika semua itu terjadi segala kegiatan hanya berfokus
pada pemenuhan konsumsi saja.
Robert G. Dunn
Konsumerisme merupakan sebuah ideology yang menarik masyarakat dalam sistem produksi
massal dan merubah pola pandang terhadap konsumsi.
Zygmut Baumant
Konsumerisme adalah situasi dimana orang membeli barang berbagai barang semata-mata utuk
kesenangan membeli, bukan karena memerlukan kebutuhan itu. Menurutnya, hasrat adalah
keinginan untuk mengonsumsi.
Merriam-Webster
Konsumerisme memiliki dua definisi, yang pertama adalah paham yang mempercayai bahwa
menghabiskan banyak uang untuk barang dan jasa adalah sesuatu yang baik dan yang kedua
adalah aksi untuk perwujudan dari paham pertama.
Sasateli
Baudrillard
Konsumerisme hadir berakar pada ide tenteang kebahagiaan dan hal inilah yang menjadi acuan
dasar tentang masyarakat konsumsi.
Dari pengertian konsumerisme oleh beberapa para ahli di atas, maka bisa disimpulkan bahwa
pengertian konsumerisme ialah ideologi atau paham yang merubah individu, kelompok, atau
komunitas menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara
berlebihan yang hanya melihat melalui nilai simbol bukan nilai gunanya.
Tujuan Konsumerisme
Tujuan dari konsumerisme adalah untuk mencapai kepuasan diri dengan mengonsumsi atau
membeli barang-barang (mewah) tanpa melihat nilai guna dari barang yang dikonsumsi tersebut.
Selain daripada itu, konsumerisme juga menjadi tolak ukur keberadaan individu dalam kelas
sosial masyarakat.
Objek Konsumerisme
Hakekatnya sifat konsumtif ini ada lantaran masyarakat pada umumnya berkeinginan memiliki
barang yang tidak dimuli oleh orang lain atau contoh kelompok sosial lain. Alhasil, sikap
pembeli akan mencari barang-barang mewah terbaru yang kerapkali dalam bahasa Inggris
dikenal dengan istilah limited edition yang dikenal sebagai barang berkwalitas baik serta mahal.
Kebanggaan penampilan
Kebanggaan yang muncul pada diri seserang sangatlah lekat dengan kepuasaan yang dimiliki
oleh dirinya. Perasaan akan kondisi seperti inilah menyebabkan seseorang memilih limited
edition sebagai fenomena sosial yang sangat mudah ditemukan.
Sifat yang dimiliki oleh seseorang dalam kepuasaan dirinya sendiri bisa terjadi lantaran ada
perasaan untuk ikutserta pada gaya penampilan orang lain. Kondisi inilah kemudian menjadikan
teman, saudara, ataupubahkan kakak dan beradik dalam satu keluarga turut serta dalam gaya
ikut-ikutan akibat proses mengajak satu sama lainnya.
Kecenderungan yang pasti dimiliki oleh seseorang dalam prilaku konsumtif ialah ingin terlihat
menarik dihadapan orang lain. Menarik disini bukan lebih condong pada gaya hidup bukan pada
prilakunya. Misalnya saja untuk potngan rambut, baju, celana, dan lain sebagainya. Sehingga ada
sebuah perumpamaan bahwa kebutuhab primer jauh lebih kecil daripada skunder.
Dampak Konsumerisme
Dampak dari adanya konsumerisme yang melakat dalam kehidupan masyarakat secara garis
besarnya tebagi menjadi 2 bentuk. Dengan yang pertamkalinya ialah dampak positif dan dampak
negative yang akan terjadi pada kehidupan. Penjelasan akan pembagian tersebut adalah sebagai
berikut:
Dampak Positif
Meskipun akibat prilaku konsumtif dalam kehidupan masyarakat lebih besar dampak negatif,
akan tetapi beberapa kondisi bisa mengakibatkan pada dampak positif. Antara lain ialah sebagai
berikut;
Lapangan pekerjaan pada zaman seperti ini sangatlah susah ditemukan di Indonesia, yang
termasuk dalam karakteristik negara berkembang. Percaya ataupun tidak sikap konsumtif dalam
masyarakat akan menjadi inspirasi dalam membuka dan menambah lapangan pekerjaan.
Selengkapnya, baca; 20 Jenis Tenaga Kerja dan Contohnya Menurut Ahli
Alasan hal tersebut diungkapkan lantarana dengan melakukan produksi barang dalam jumlah
besar akan mengurangi jenis pengangguran. Misalnya saja beberapa ide inovatif dalam hal ini
ialah adanya sikap bermalas-masalan yang banyak dijumpai menjadi salah satu inspirasi
terciptanya produk “Kursi Malas” yang menjadi unggulan produksi salah satu alumni dari
mahasiswa UII.
Koredor dalam terciptanya konsumtif dalam kehidupan masyarakat secara sekilas bisa menjadi
pengurangan dalam dampak pengangguran. Hal ini disebabkan lantaran banyak produk yang
tercipa dalam proses ini, meskipun haruslah diakui bahwa konsekuensinya sangat kecil.
Meningkatkan Motivasi
Proses dalam meningkatkan motivasi konsumen dalam masyarakat konsumtif ialah untuk
menambah jumlah penghasilan yang dimilkinya, dengan demikian secara kasap mata keinginan
untuk membeli barang-barang yang diperlukan meskipun ketegori tersier akan mudah
didapatkan.
Masyarakat yang ada pada era konsumtif secara langsung dalam menjadi salah satu solusi dalam
bertambahnya jumlah barang yang akan menjadi prioritas dikonsumsi masyarakat, dengan
contoh fakta sosial seperti inilah produsen akan membuka pasar-pasar baru guna mempermudah
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara maksimal.
Dampak Negatif
Dalam beberapa literatur yang telah dituliskan, dapat disebutkan bahwa masyarakat konsumtif
akan lebih menuai dampak negatif yang jauh lebih besar. Misalnya saja akibat tersebut adalah
sebagai berikut;
Kebudayaan seperti konsumtif ini lambat laun akan menjadi pengaruh dalam kehidupan,
misalnya saja budaya untuk gengsi jauh lebih besar daripada mencari solusi atas permasalahan
yang terjadi. Padahal akibat dari gengsi atau gaya terlalu tinggi akan mengakibatkan kehidupan
tidak akan terlepas dari unsur pandangan kepada orang lain.
Akibat lainnya dalam konsumtif ini ialah nilai uang tidak memiliki makna sekalipun, lantaran
yang hadir dalam fikirannya sebatas bagimana menghabiskan uangnya tanpa lagi memberikan
jaminan untuk esok (masa tua) yang lebih baik.
Menimbulkan keresahan
Sikap masyarakat yang konsumtif akan berakibat pada keresaan antara kehidupan dalam bentuk
kelompok sosial. Kondisi seperti ini akan terjadi lantaran banyak beraganggapan bahwa
kebahagiaan tidak akan ada dalam pengertian masyarakat.
Ketimpangan sosial
Ketimpangan sosial biasasanya terjadi dalam kehidupan masyarakat lantaran memiliki jiwa
konsumtif, kondisi seperti ini bisa saja menjadi salah satu unsur yang menakutkan lantaran dalam
menjadi dorongan tingginya angkar kriminalias demi memunuhi kebutuhan hidupnya.
Jiwa konsumtif dalam masyarakat niscaya akan lebih banyak membelanjakan uangnya
dibandingkan dengan sikap untuk hemat, misalnya saja menyisihkan untuk ditabung, dibuatkan
usaha, ataupun dibuat sebagai salah satu sulusi investasi.
Jiwa-jiwa konsumtif dalam kehidupan masyarakat akan cenderung berupa auntuk tidak
memikirkan kebutuhan hidup yang akan datang, hal ini disebabkan lantaran orang akan
mengkonsumsi lebih banyak barang atau jasa pada saat sekarang tanpa berpikir kebutuhannya di
masa tuanya.
Beragam contoh sikap konsumtif dalam kehidupan masyarakat yang mudah untuk ditemukan
dalam berbagai bidangnya. Misalnya saja prilaku konsumtif ini antara lain sebagai berikut;
Sekolah
Dalam pengertian lembaga pendidikan seperti sekolah mudah menemukan prilaku yang
tergolong dalam konsumtif, misalnya dalam hal ini seperti penggunaan ponsel Iphone yang
dilihat sebagai penentu tingkatan dalam kelas sosial para pelajar. Hal ini lantaran pengguna
ponsel Iphone akan dilihat sebagai orang yang berada dalam kelas borjuis atau orang yang kaya.
Masyarakat
Contoh sikap konsumtif dalam kehidupan masyarakat untuk hal ini misalnya saja
“Konsumerisme ruang”, yang terjadi lantaran hancurnya suatu lingkungan karena pemakaian
yang berlebihan oleh masyarakat. Karena masyarakat terobsesi untuk mempunyai kendaraan
lebih dari satu, jalan-jalan akan semrawut.
Agama
Dalam prilaku konsumtif juga banyak ditemukan dalam kajian keagamaan, misalnya untuk hal
ini terjadi pada perayaan Idul Fitri, masyarakat yang beragama menggandakan pengeluarannya,
antara lain untuk membeli barang-barang yang akan dipakai pada saat silaturahmi nanti. Ini
menjadi sebuah kebiasaan setiap tahunnya.
Sehari-Hari
Dalam kehidupan sehari-hari prilaku konsumtif ini juga kerapkali terjadi dalam kehidupan
masyarakat, kondisi ini misalnya saja dengan Membeli barang-barang merek terkenal dari luar
negri yang dilakukan sebagai salah sebuah hobim yang sejatinya kondisi inilah akan
mengakibatkan ruskanya keteraturan sosial dalam masyarakat.
Rubrik Finansialku
Ketika hubungan antara produsen dan konsumen seimbang maka kehidupan akan
berjalan dengan aman serta harmonis. Namun, ketika konsumen menjadi terlalu
boros atau konsumsi berlebihan maka keseimbangan dapat terganggu.
Konsumerisme juga dapat berarti suatu paham atau gaya hidup yang menganggap
bahwa barang-barang mewah dijadikan ukuran kebahagiaan, kesenangan, dan
bahkan ukuran kesuksesan dalam hidup.
Jadi, dalam kata lain konsumerisme juga dapat diartikan sebagai gaya hidup yang
tidak hemat atau boros.
Sedangkan materialisme berasal dari kata materia (dalam bahasa latin) yang
memiliki arti bahan, benda, ataupun barang.
Ekstrimnya orang yang menganut paham materialisme ini tidak mengakui adanya
roh dan jiwa. Jadi, orang-orang yang menganut paham materialisme
memperlakukan segala sesuatu bahkan termasuk manusia sebagai barang atau
benda.
Lebih buruknya lagi, orang-orang tersebut memuja barang dan benda sebagai
tujuan hidup mereka. Oleh karena itu, mereka sering menjadikan manusia sebagai
korban hanya demi mendapatkan harta benda.
Hedonisme berasal dari kata hedone (dalam bahasa Yunani) yang memiliki arti
kenikmatan atau kesenangan (pleasure jika dalam bahasa Inggris). Jadi, hedonisme
adalah ajaran yang menganggap kenikmatan sebagai tujuan hidup.
Orang-orang yang menganggap bahwa hidup ini hanya untuk kenikmatan saja
(hedonis) maka akan mencari-cari barang-barang yang dapat memuaskan dirinya
(materialis) yang akhirnya mengakibatkan perilaku konsumeristis atau
pemborosan.
Secara sederhananya dapat Anda lihat dari sisi penggunaan gadget, kendaraan,
fashion, pergaulan, dan lain sebagainya.
Perubahan yang cukup drastis ini dapat terjadi karena dampak dari perubahan
lingkungan sosial. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi komunikasi
telah meningkat dengan luar biasa.
Oleh karena itu, pola pikir (mindset) masyarakat termasuk pelajar, siswa, dan
mahasiswa menjadi berubah.
Anda bisa tonton video tips menghindari perilaku konsumtif melalui channel
Youtube Finansialku berikut ini:
#2 Para Pemimpin Formal Memberikan Contoh Hidup yang Konsumerisme,
Materialisme, dan Hedonisme
Salah satu contohnya adalah ketika para pemimpin formal seperti Presiden, Wakil
Presiden, para menteri dan pemimpin formal lainnya yang menggunakan mobil
dari produk asing, sehingga akhirnya ditiru oleh masyarakat.
Misalnya dengan kendaraan yang bagus, gadget mahal, fashion, dan sebagainya.
Kini zaman sudah berubah. Terdapat perubahan gaya hidup dari yang tadinya
konvensional menjadi digital yang ditandai dengan berbagai perubahan
penampilan.
Tentunya hal ini sangat disayangkan untuk negara kita tercinta, Indonesia. Menurut
Mohammad Hatta, Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama mengatakan
bahwa:
Sekarang ini hampir semua barang yang diperlukan merupakan barang impor.
Indonesia yang memiliki jumlah penduduk sebesar 260 juta jiwa sudah menjadi
pasar yang memiliki potensial bagi negara-negara yang sudah maju.
Kini para pemimpin, ilmuan, serta seluruh rakyat Indonesia dibuat menjadi
konsumerisme terhadap produk dari industri asing.
Sumber Daya Alam (SDA) sudah dikuras oleh para pihak asing dan para
kompradornya. Sedangkan bangsa Indonesia sudah hilang kemandiriannya.
Semoga Anda tidak masuk kedalam salah satu dari itu ya. Jika sudah terlanjur
menjadi pelakunya, maka usahakan untuk mencoba memperbaiki diri.
Anda bisa memulainya dengan merencanakan keuangan Anda dengan tepat. Anda
bisa membaca ebook dari Finansialku di bawah ini untuk membantu Anda
merencanakannya. Selamat membaca..
Konsumerisme
Konsumerisme muncul seiring dengan meningkatnya ketertarikan masyarakat terhadap
perubahan dan inovasi, sebagai respon terhadap penanggulangan yang cepat dari hal-hal yang
baru. Seperti produk baru, pengalaman baru dan citra baru.
Pengertian Konsumerisme
Pengertian konsumerisme adalah paham terhadap gaya hidup yang menganggap barang-barang
(mewah) sebagai ukuran kebahagiaan, kesenangan, dan sebagainya. Dapat dikatakan pula
konsumerisme adalah gaya hidup yang sifatnya tidak hemat.
Adapun pengertian konsumerisme menurut pandangan para ahli adalah antara lain sebagai
berikut:
Collin Campbell
Konsumerisme adalah kondisi sosial yang terjadi saat konsumsi menjadi pusat kehidupan banyak
orang dan bahkan menjadi tujuan hidup. Ketika semua itu terjadi segala kegiatan hanya berfokus
pada pemenuhan konsumsi saja.
Robert G. Dunn
Konsumerisme merupakan sebuah ideology yang menarik masyarakat dalam sistem produksi
massal dan merubah pola pandang terhadap konsumsi.
Zygmut Baumant
Konsumerisme adalah situasi dimana orang membeli barang berbagai barang semata-mata utuk
kesenangan membeli, bukan karena memerlukan kebutuhan itu. Menurutnya, hasrat adalah
keinginan untuk mengonsumsi.
Merriam-Webster
Konsumerisme memiliki dua definisi, yang pertama adalah paham yang mempercayai bahwa
menghabiskan banyak uang untuk barang dan jasa adalah sesuatu yang baik dan yang kedua
adalah aksi untuk perwujudan dari paham pertama.
Sasateli
Baudrillard
Konsumerisme hadir berakar pada ide tenteang kebahagiaan dan hal inilah yang menjadi acuan
dasar tentang masyarakat konsumsi.
Dari pengertian konsumerisme oleh beberapa para ahli di atas, maka bisa disimpulkan bahwa
pengertian konsumerisme ialah ideologi atau paham yang merubah individu, kelompok, atau
komunitas menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara
berlebihan yang hanya melihat melalui nilai simbol bukan nilai gunanya.
Tujuan Konsumerisme
Tujuan dari konsumerisme adalah untuk mencapai kepuasan diri dengan mengonsumsi atau
membeli barang-barang (mewah) tanpa melihat nilai guna dari barang yang dikonsumsi tersebut.
Selain daripada itu, konsumerisme juga menjadi tolak ukur keberadaan individu dalam kelas
sosial masyarakat.
Objek Konsumerisme
Hakekatnya sifat konsumtif ini ada lantaran masyarakat pada umumnya berkeinginan memiliki
barang yang tidak dimuli oleh orang lain atau contoh kelompok sosial lain. Alhasil, sikap
pembeli akan mencari barang-barang mewah terbaru yang kerapkali dalam bahasa Inggris
dikenal dengan istilah limited edition yang dikenal sebagai barang berkwalitas baik serta mahal.
Kebanggaan penampilan
Kebanggaan yang muncul pada diri seserang sangatlah lekat dengan kepuasaan yang dimiliki
oleh dirinya. Perasaan akan kondisi seperti inilah menyebabkan seseorang memilih limited
edition sebagai fenomena sosial yang sangat mudah ditemukan.
Sifat yang dimiliki oleh seseorang dalam kepuasaan dirinya sendiri bisa terjadi lantaran ada
perasaan untuk ikutserta pada gaya penampilan orang lain. Kondisi inilah kemudian menjadikan
teman, saudara, ataupubahkan kakak dan beradik dalam satu keluarga turut serta dalam gaya
ikut-ikutan akibat proses mengajak satu sama lainnya.
Kecenderungan yang pasti dimiliki oleh seseorang dalam prilaku konsumtif ialah ingin terlihat
menarik dihadapan orang lain. Menarik disini bukan lebih condong pada gaya hidup bukan pada
prilakunya. Misalnya saja untuk potngan rambut, baju, celana, dan lain sebagainya. Sehingga ada
sebuah perumpamaan bahwa kebutuhab primer jauh lebih kecil daripada skunder.
Dampak Konsumerisme
Dampak dari adanya konsumerisme yang melakat dalam kehidupan masyarakat secara garis
besarnya tebagi menjadi 2 bentuk. Dengan yang pertamkalinya ialah dampak positif dan dampak
negative yang akan terjadi pada kehidupan. Penjelasan akan pembagian tersebut adalah sebagai
berikut:
Dampak Positif
Meskipun akibat prilaku konsumtif dalam kehidupan masyarakat lebih besar dampak negatif,
akan tetapi beberapa kondisi bisa mengakibatkan pada dampak positif. Antara lain ialah sebagai
berikut;
Lapangan pekerjaan pada zaman seperti ini sangatlah susah ditemukan di Indonesia, yang
termasuk dalam karakteristik negara berkembang. Percaya ataupun tidak sikap konsumtif dalam
masyarakat akan menjadi inspirasi dalam membuka dan menambah lapangan pekerjaan.
Selengkapnya, baca; 20 Jenis Tenaga Kerja dan Contohnya Menurut Ahli
Alasan hal tersebut diungkapkan lantarana dengan melakukan produksi barang dalam jumlah
besar akan mengurangi jenis pengangguran. Misalnya saja beberapa ide inovatif dalam hal ini
ialah adanya sikap bermalas-masalan yang banyak dijumpai menjadi salah satu inspirasi
terciptanya produk “Kursi Malas” yang menjadi unggulan produksi salah satu alumni dari
mahasiswa UII.
Koredor dalam terciptanya konsumtif dalam kehidupan masyarakat secara sekilas bisa menjadi
pengurangan dalam dampak pengangguran. Hal ini disebabkan lantaran banyak produk yang
tercipa dalam proses ini, meskipun haruslah diakui bahwa konsekuensinya sangat kecil.
Meningkatkan Motivasi
Proses dalam meningkatkan motivasi konsumen dalam masyarakat konsumtif ialah untuk
menambah jumlah penghasilan yang dimilkinya, dengan demikian secara kasap mata keinginan
untuk membeli barang-barang yang diperlukan meskipun ketegori tersier akan mudah
didapatkan.
Masyarakat yang ada pada era konsumtif secara langsung dalam menjadi salah satu solusi dalam
bertambahnya jumlah barang yang akan menjadi prioritas dikonsumsi masyarakat, dengan
contoh fakta sosial seperti inilah produsen akan membuka pasar-pasar baru guna mempermudah
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara maksimal.
Dampak Negatif
Dalam beberapa literatur yang telah dituliskan, dapat disebutkan bahwa masyarakat konsumtif
akan lebih menuai dampak negatif yang jauh lebih besar. Misalnya saja akibat tersebut adalah
sebagai berikut;
Kebudayaan seperti konsumtif ini lambat laun akan menjadi pengaruh dalam kehidupan,
misalnya saja budaya untuk gengsi jauh lebih besar daripada mencari solusi atas permasalahan
yang terjadi. Padahal akibat dari gengsi atau gaya terlalu tinggi akan mengakibatkan kehidupan
tidak akan terlepas dari unsur pandangan kepada orang lain.
Akibat lainnya dalam konsumtif ini ialah nilai uang tidak memiliki makna sekalipun, lantaran
yang hadir dalam fikirannya sebatas bagimana menghabiskan uangnya tanpa lagi memberikan
jaminan untuk esok (masa tua) yang lebih baik.
Menimbulkan keresahan
Sikap masyarakat yang konsumtif akan berakibat pada keresaan antara kehidupan dalam bentuk
kelompok sosial. Kondisi seperti ini akan terjadi lantaran banyak beraganggapan bahwa
kebahagiaan tidak akan ada dalam pengertian masyarakat.
Ketimpangan sosial
Ketimpangan sosial biasasanya terjadi dalam kehidupan masyarakat lantaran memiliki jiwa
konsumtif, kondisi seperti ini bisa saja menjadi salah satu unsur yang menakutkan lantaran dalam
menjadi dorongan tingginya angkar kriminalias demi memunuhi kebutuhan hidupnya.
Jiwa konsumtif dalam masyarakat niscaya akan lebih banyak membelanjakan uangnya
dibandingkan dengan sikap untuk hemat, misalnya saja menyisihkan untuk ditabung, dibuatkan
usaha, ataupun dibuat sebagai salah satu sulusi investasi.
Jiwa-jiwa konsumtif dalam kehidupan masyarakat akan cenderung berupa auntuk tidak
memikirkan kebutuhan hidup yang akan datang, hal ini disebabkan lantaran orang akan
mengkonsumsi lebih banyak barang atau jasa pada saat sekarang tanpa berpikir kebutuhannya di
masa tuanya.
Beragam contoh sikap konsumtif dalam kehidupan masyarakat yang mudah untuk ditemukan
dalam berbagai bidangnya. Misalnya saja prilaku konsumtif ini antara lain sebagai berikut;
Sekolah
Dalam pengertian lembaga pendidikan seperti sekolah mudah menemukan prilaku yang
tergolong dalam konsumtif, misalnya dalam hal ini seperti penggunaan ponsel Iphone yang
dilihat sebagai penentu tingkatan dalam kelas sosial para pelajar. Hal ini lantaran pengguna
ponsel Iphone akan dilihat sebagai orang yang berada dalam kelas borjuis atau orang yang kaya.
Masyarakat
Contoh sikap konsumtif dalam kehidupan masyarakat untuk hal ini misalnya saja
“Konsumerisme ruang”, yang terjadi lantaran hancurnya suatu lingkungan karena pemakaian
yang berlebihan oleh masyarakat. Karena masyarakat terobsesi untuk mempunyai kendaraan
lebih dari satu, jalan-jalan akan semrawut.
Agama
Dalam prilaku konsumtif juga banyak ditemukan dalam kajian keagamaan, misalnya untuk hal
ini terjadi pada perayaan Idul Fitri, masyarakat yang beragama menggandakan pengeluarannya,
antara lain untuk membeli barang-barang yang akan dipakai pada saat silaturahmi nanti. Ini
menjadi sebuah kebiasaan setiap tahunnya.
Sehari-Hari
Dalam kehidupan sehari-hari prilaku konsumtif ini juga kerapkali terjadi dalam kehidupan
masyarakat, kondisi ini misalnya saja dengan Membeli barang-barang merek terkenal dari luar
negri yang dilakukan sebagai salah sebuah hobim yang sejatinya kondisi inilah akan
mengakibatkan ruskanya keteraturan sosial dalam masyarakat.