You are on page 1of 11

Percobaan VIII

KINETIKA KIMIA

I. Tujuan
1. Mengukur perubahan konsentrasi pereaksi menurut waktu
2. Mengamati pengaruh konsentrasi,suhu,dan katalis pada laju reaksi
3. Menentukan hukum laju suatu reaksi dalam larutan berair.

II. Landasan Teori


Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi,proses
itu ada yang cepat dan ada yang cepat dan ada yang lambat, Contohnya bensin
terbakar lebih cepat dibandingkan dengan minyak tanah titik ada reaksi yang
berlangsung sangat cepat, seperti membakar dinamit yang menghasilkan
ledakan, dan yang sangat lambat seperti besi berkarat. Pembahasan tentang
kecepatan (laju) reaksi disebut kinetika kimia titik dalam kinetika kimia ini
dikemukakan cara menentukan laju reaksi dan faktor yang mempengaruhinya.
pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi berguna dalam
mengontrol kecepatan reaksi sesuai dengan yang diinginkan titik kadang-
kadang kita ingin reaksi berlangsung cepat, seperti pembuatan amonia dari
hidrogen dan nitrogen, atau dalam pabrik yang menghasilkan zat tertentu. akan
tetapi Kadangkala kita ingin memperlambat laju reaksi, seperti mengatasi
berkaratnya besi, memperlambat pembusukan oleh bakteri, dan sebagainya.
Faktor yang mempengaruhi laju reaksi dikenal ada 4 faktor yang masing-masing
memiliki penjelasan tersendiri sifat pereaksi, salah satu faktor penentu laju
reaksi adalah sifat bereaksinya, ada yang relatif dan ada yang kurang reaktif
misalnya pensil lebih cepat terbakar daripada minyak tanah.Konsentrasi
pereaksi, 2 molekul yang bereaksi harus bertabrakan langsung. Jika
konsentrasi pereaksi diperbesar, berarti kecepatannya bertambah dan akan
mempercepat reaksi. suhu, hampir semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu
dinaikkan, karena kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel,
akibatnya, jumlah dan energi tabrakan bertambah besar. Katalis,merupakan
laju suatu reaksi dapat diubah( umumnya dipercepat) dengan menambah zat
yang disebut katalis.Katalis sangat diperlukan dalam reaksi zat organik
termasuk dalam organisme,katalis dalam organisme disebut enzim dan dapat
mempercepat reaksi ratusan sampai puluhan ribu kali(Syukri,2000).
Bidang kimia yang mengkaji kecepatan atau laju, terjadinya reaksi kimia
dinamakan kinetika kimia( chemical kinetics).Kata”kinetik” Menyiratkan
gerakan-gerakan atau perubahan. Salah satu cara untuk mengkaji pengaruh
konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi ialah dengan menentukan Bagaimana
laju dan awal bergantung pada konsentrasi awal. Pada umumnya yang lebih
disukai adalah mengukur laju awal karena sewaktu reaksi berlangsung,
konsentrasi reaktan menurun dan akan menjadi sulit untuk mengukur
perubahannya secara akurat Selain itu mungkin saja terjadi reaksi balik seperti
produk ke reaktan yang akan menimbulkan galat(eror) Dalam pengukuran laju
kedua kerumitan ini hampir tidak terjadi dalam tahap awal reaksi. jika suatu
reaksi hanya melibatkan satu reaktan, hukum laju dapat dengan mudah
ditentukan dengan mengukur laju awal reaksi sebagai fungsi konsentrasi
reaktan, contohnya jika laju menjadi dua kali lipat bila konsentrasi reaktan
dilipat dua kan maka reaksinya adalah orde pertama dalam reaktan tersebut.
Jika laju menjadi 4 kali lipat bila konsentrasi dilipat dua kali maka reaksinya
adalah orde kedua dalam reaktan(Chang,2004).
Kimia adalah salah satu cabang ilmu sains yang mendasari perkembangan
teknologi yang canggih serta konsep-konsep penting dalam kehidupan sehari-
hari. Kimia merupakan cabang ilmu sains yang berhubungan dengan
perubahan struktur, dan sifat- sifat serta prinsip, hukum, teori dan konsep
yang menjelaskan proses perubahan zat. pada program studi Pendidikan Kimia
di Universitas Sriwijaya materi kinetika kimia diajarkan pada mata kuliah kimia
dasar modul untuk materi kinetika kimia telah dikembangkan dengan
pendekatan STEM Yang diintegrasikan dengan model problem Based Learning.
Bahan ajar tersebut dikembangkan Dengan tujuan untuk membantu
pemahaman mahasiswa pendidikan Kimia terhadap materi kinetika kimia serta
dapat membantu mahasiswa untuk belajar secara mandiri(Putri et,al2023).
Cabang kimia yang dikenal sebagai kinetika kimia mempelajari reaksi cepat
dari reaksi kimia yang dapat terjadi. para ilmuwan sudah meneliti bermacam-
macam reaksi kimia yang dapat terjadi titik pada ilmuwan juga sudah meneliti
bermacam-macam bereaksi kimia, termasuk reaksi kimia yang terjadi sangat
cepat dan dengan tempo yang singkat, besarnya laju reaksi kimia. perubahan
konsentrasi reaksi adalah pengertian asal laju reaksi titik laju reaksi memiliki
satuan molar per detik (M/ S)Reaksi kimia terbentuk melalui arah selatan
menuju produk, dan sepanjang reaksi kimia reaktan dikonsumsi melalui cara
yang sama seperti pembentukan sejumlah produk reaksi. laju reaksi dilihat
pada sisi penarikan konsentrasi reaktan dan peningkatan konsentrasi produk
(hasil reaksi) kinetika kimia membahas terkait perubahan laju reaksi yang
disebabkan oleh variabel tertentu seperti luas permukaan konsentrasi,
temperatur dan katalis. pada tinjauan variabel yang menjadi fokus utama
adalah luas permukaan, konsentrasi dan temperatur(Pardi et al.,2023).
Kinetika Kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang kecepatan reaksi
kimia dan mekanisme reaksi yang menyertainya beberapa parameter kinetika
kimia yang dapat dihitung secara eksperimen yaitu orde reaksi dan konstanta
laju reaksi dimana orde reaksi adalah ukuran kontribusi pereaksi yang
berperan dalam laju reaksi sedangkan konstanta laju reaksi merupakan tetapan
yang harganya bergantung pada jenis pereaksi, suhu, dan katalis di mana
nilainya adalah perbandingan laju reaksi dengan konsentrasi reaktan. seiring
dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi penentuan parameter orde
dan konstanta laju reaksi dalam reaksi kimia dapat dilakukan dengan berbagai
metode, beberapa diantaranya yaitu metode seperti titrasi dan konduktor
bilangan peroksida (PV) Digunakan untuk analisa kinetika sehingga
mendapatkan konstanta laju reaksi dengan diamati secara
serius(Pasaribu,2022).
Katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi untuk
mempercepat jalannya reaksi, katalis biasanya ikut bereaksi sementara dari
pereaksi ataupun produk dalam suatu satuan waktu. laju suatu reaksi dapat
dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi atau laju
bertambahnya konsentrasi suatu produk.Konsentrasi biasanya dinyatakan
dalam mol per liter.Laju reaksi suatu reaksi kimia dapat dinyatakan dengan
persamaan laju reaksi.Untuk reaksinya sebagai berikut:

A+B = AB

Persamaan laju reaksi secara umum ditulis sebagai berikut:

R= K [A]m [B]N

K sebagai konstanta laju reaksi m dan n adalah orde parsial masing-masing


pereaksi titik besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut
sifat dan ukuran pereaksi, konsentrasi pereaksi, suhu pereaksi dan katalis. sifat
pereaksi dan ukuran pereaksi menentukan laju reaksi. semakin relatif dari sifat
pereaksi, laju reaksi akan semakin bertambah atau reaksi berlangsung semakin
cepat. semakin luas permukaan zat bereaksi laju reaksi akan semakin
bertambah(Nurliana et al.,2020).
III. Alat dan Bahan

3.1 Alat
- Batang pengaduk
- Erlenmeyer 100 ml
- Erlenmeyer 150 ml
- Gelas piala 100 ml
- Gelas piala 50 ml
- Gelas ukur 50 ml
- Labu ukur 100 ml
- Pipet tetes
- Rak tabung reaksi
- Stopwatch
- Tabung reaksi

3.2 Bahan
- Aquades
- Asam asetat
- Asam sulfat
- Asam oksalat
- HCl
- KMnO4
- Na2S2O3
- Pita mg
IV. Skema Kerja

4.1 Orde reaksi dalam reaksi natrium tiosulfat dengan asam hidroklorida

Natrium tiosulfat dengan asam hidroklorida

Dibuat campuran zat-zat pereaksi dengan volume seperti


tertera pada tabel no 10.1
Dicampurkan dahulu larutan tiosulfat dengan air sebelum
asam hidroklorida ditambahkan

Diputar Erlenmeyer agar campuran benar-benar homogen

Dicatat waktu mulai saat asam ditambahkan sampai saat


timbulnya kekeruhan karena pengendapan belerang,setiap
orang dapat berpendapat lain tentang saat timbulnya
kekeruhan,karena itu ditetapkan cara perhitungan dengan
taat asas

Dilakukan dua pengulangan

Dilakukan lagi percobaan dengan komposisi campuran


seperti tertera pada tabel 10.2

Diisi volume tiosulfat dibuat tetap, sedangkan volume


asam diragamkan

Dibuat grafik (S2O32-) terhadap t dan (S2O32-) terhadap 1/t

Hasil
4.2 Orde reaksi dalam reaksi antara magnesium dengan asam
hidroklorida

Magnesium

Dibersihkan pita mg dengan amplas baja

Dikeratlah menjadi 16 potong dengan panjang 2


cm
Dimasukkan masing-masing 1 potong logam ke dalam
dua erlenmeyer yang disediakan

Disishkan 8 potongan lainnya

Diencerkan larutan HCI 2 m sampai konsetrasinya


seperti tertera pada tabel 10.3

Dituangkan 100 ML larutan asam kedalam erlenmeyer

Dicatat waktunya dengan stopwatch

Digoyang sesekali erlenmeyer agar magnesium tetap


dalam keadaan bergerak

Dihentikan stopwatch segera setelah semua mg larut

Diulangi percobaan ini dengan memasukkan lagi


potongan mg yang lain ke dalam larutan asam yang
sama
Dicatat waktu yang diperlukan untuk melarutkan
seluruh pita mg

Dibuat grafik 1/t terhadap HCI

Hasil

4.3 Pengaruh suhu terhadap laju reaksi

Asam oksalat dan kalium permangat

Diambil 6 buah tabung reaksi

Diisi masing-masing dengan 8 ml asam oksalat 0,1 N


dan 2 ml asam sulfat 6 N
Disiapkan 3 gelas piala, isi separuhnya dengan air
4.4 Pengaruh katalis terhadap laju reaksi

6 ml larutan asam oksalat

Diambil 6 buah tabung reaksi


Diisi semuanya dengan 6 ml larutan asam oksalat

Ditambahkan 2 ml H2SO4 1m ke tabung 1 dan 2

Ditambahkan 1 ml H2SO4 1m ke tabung 3 dan 4

Ditambahkan 4 ml H2SO4 1m ke tabung 5 dan 6

Ditambahkan 3 tetes KMnO4 kedalam setiap


tabung

Diperhatikan perubahan warna

Dicatat waktu reaksi

Hasil
V. Hasil dan pembahasan

5.1 Orde reaksi dalam reaksi natrium tiosulfat dengan asam hidroklorida

5.1 Pengamatan terhadap pengaruh konsentrasi natrium tiosulfat

Na2S2O3 Na2S2O3 H 2O HCl t 1/t


(ml) (m) (ml) (ml) (detik) (det-1)

25 0,15 - 4 30 s 0,033

20 0,12 5 4 480 s 0,0021

15 0,09 10 4 960 s 0,0010

10 0,06 15 4 1.260 s 0,0008

5 0,03 20 4 3.481.8 s 0,0003

Pada praktikum kali ini, dilakukan sebuah percobaan tentang kinetika


kimia, yaitu orde reaksi dalam reaksi natrium konsentrasi natio sulfat.
Erlenmeyer pertama dicampur dengan larutan tiosulfat 25 ML 0,15 m dengan
HCL 4 ml. lalu diputar atau digoyangkan Erlenmeyer titik terjadi kekeruhan
akibat pengendapan belerang pada 30 detik.Pada larutan tiosulfat 20 ML 0,12 m
dan dicampur air 5 ml serta HCL 4 ML terjadi kekeruhan pada 480 detik pada
larutan tiosulfat 15 ML 0,09 m dan dicampur air 10 ml serta HCL 4 ML terjadi
kekeruhan pada 960 detik. pada larutan tiosulfat 10 ml 0,06 m dan dicampur
air 15 ML serta HCL 4 mm terjadi kekeruhan pada 1.260 detik dan Pada larutan
tiosulfat yang terakhir 5 ml 0,03 m yang dicampur air 20 ML serta HCL 4 ML
terjadi kekeruhan pada 3.481,8 detik.

Terjadinya orde reaksi karena banyaknya faktor konsentrasi yang


mempengaruhi kecepatan reaksi. orde reaksi yang seringkali tidak sama dengan
koefisien stoikiometri. orde reaksi hanya bisa ditentukan lewat percobaan. Orde
reaksi secara keseluruhan selalu sama dengan molekularitas Reaksi dasar.
pada percobaan larutan tiosulfat 5 ml terjadi ketika praktikum memutar
elenmeyer selama 1 jam lebih yang membuat waktu praktikum lama selesai saat
percobaan. orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi yang
mempengaruhi kecepatan reaksi. orde reaksi menunjukkan tingkat reaksi suatu
zat.
5.2 Pengamatan terhadap pengaruh konsentrasi asam hidroklorida

Na2S2O H 2O HCl [HCl] t 1/t


(ml) (ml) (ml) (M) (detik) (det-1)
25 - 5 3,0 10,10 s 0,099

25 2 3 1,8 12,78 s 0,078

25 4 1 0,8 25,21 s 0,039

Langkah kerja yang dilakukan pada percobaan ini sama seperti percobaan
sebelumnya. tetapi volume natio sulfat dibuat sama Yaitu 25 ML dan
konsentrasi yang berbeda 3,0 m 1,8 m dan 0,8 m. pada konsentrasi 3,0 m
waktu yang dibutuhkan adalah 10,10 detik, pada konsentrasi 1,8 m waktu yang
dibutuhkan adalah 12,78 detik, dan pada konsentrasi 0,8 m waktu yang
dibutuhkan adalah 25,21 detik dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
saat konsentrasi besar maka laju reaksi semakin cepat , dari dua percobaan 5.1
dan 5.2 kendala yang dialami praktikkan yaitu Saat diputar atau
digoyangkannya alien Mayer yang membuat tangan praktikum kebanyakan
sakit dan pegal karena ada yang lebih lama atau membutuhkan waktu yang
cukup lama.

5.3 Orde reaksi dalam reaksi magnesium dengan asam hidroklorida

[HCl] HCl t 1/t [HCl]2 log log


-1
(M) (ml) (detik) (det ) [HCl] (1/t)
0,6 25 211 0,004 0,36 -0,22 -2,32

1,0 25 71 0,014 1 0 -1,85

1,4 25 34 0,029 1,96 0,14 -1,53

1,8 25 27 0,037 3,24 0,25 -1,43


2,0 25 20 0,05 4 0,30 -1,30

Pada percobaan ini Membutuhkan larutan HCl dengan berbagai konsentrasi.


dimasukkan pita MG yang telah dipotong ke dalam dengan air dan akan
bereaksi dengan HCL yaitu menguatkan gelembung-gelembung gas dan setara
dan pita MG akan menghilang titik dilihat dari hasil yang didapatkan pada
percobaan adalah semakin besar konsentrasi yang digunakan maka semakin
cepat pula terdapat gelembung gas (terjadinya reaksi).Semakin tinggi
konsentrasi berarti konsentrasi molekul-molekul semakin banyak dan rapat
yang menyebabkan meningkatnya kemungkinan hantaman molekul-molekul
untuk terjadinya reaksi. Tumbukan antara molekul yang menghasilkan reaksi
dan hanya dapat terjadi bila molekul memiliki energi aktivasi yang cukup.

5.4 Pengaruh suhu terhadap laju reaksi waktu reaksi pada berbagai suhu
(detik)

Ulangan Suhu reaksi


1000C 500C Tidak dipanaskan
1 13 s 38 s 24 s
2 14 s 36 s 25 s

Rata-rata 13,5 s 37 s 24,5 s

Pada percobaan ini dibutuhkan bulat dan termometer untuk mengukur suhu
titik pada suhu 1000C didapatkan waktu 13 s dan 14s pada suhu 50 0C
didapatkan 38 s dan 36 s dan pada waktu tidak dipanaskan didapatkan 24 s
dan 25 s. laju reaksi kimia bertambah dengan naiknya suhu umumnya
kenaikkan suhu menyebabkan kenaikan laju reaksi 2 sampai 3 kali kenaikan
laju reaksi ini dapat diterangkan dengan gerak molekulnya. molekul-molekul
dalam suatu zat kimia selalu bergerak-gerak, Oleh karena itu kemungkinan
terjadi tabrakan antara molekul selalu ada titik tabrakan yang efektif dapat
menghasilkan suatu reaksi kenaikan suhu akan memberikan energi kinetik bagi
partikel pada reaksi sehingga reaksi semakin cepat. pada percobaan ini rata-
rata dari 1000C yaitu 13,5 S pada 50 0C yaitu 37 s dan pada tidak dipanaskan
rata-ratanya adalah 36,5 s.
5.5 Pengaruh katalis terhadap laju reaksi waktu reaksi pada berbagai suhu
(detik)

Ulangan H2SO4
2,5 ml 1,5 ml 1 ml
1 145 s 73 s 216 s
2 150 s 78 s 226 s

Rata-rata 147,5 s 75,5 s 24 s

Pada percobaan ini disiapkan enam buah tabung reaksi, tabung 1 dan 2
ditambahkan 2,5 ml H2SO4 1 m dan didapatkan hasil waktu sebesar 147,5 S
tabung 3 dan 4 ditambahkan 1,5 ML H2 so4 1 M dan didapatkan hasil waktu
sebesar 75,5 S tabung 5 dan 6 ditambahkan 1 ml H 2SO4 1 M didapatkan hasil
waktu sebesar 221 S. katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat
atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah Akibat perubahan yang
dipicunya terhadap reaksi.Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan
energi aktivasi yang lebih rendah titik katalis mengurangi energi yang
dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi titik dari percobaan ini dapat
disimpulkan pada larutan H2SO4 1 ml terjadi lebih lambat dari larutan yang lain
yaitu 24s. katalis dapat mempercepat aktivitas dengan cara mengubah
mekanisme reaksi sehingga reaksi berjalan lebih cepat.

Makin besar konsentrasi zat kelihatan berarti besar kemungkinan terjadinya


tumbukan yang efektif sehingga laju reaksinya akan semakin cepat. tumbukan
yang efektif adalah tumbukan antara molekul yang menghasilkan reaksi, dan
hanya dapat menjadi bila molekul yang bertumbukan tersebut memiliki energi
aktivasi yang cukup. energi aktivasi adalah energi minimum yang harus dimiliki
molekul agar tumbukannya menghasilkan reaksi. menaikkan suhu berarti
menambahkan energi, sehingga energi kinetik molekul-molekul akan meningkat
titik akibatnya molekul-molekul yang terjadi atau yang bereaksi menjadi lebih
efektif mengadakan tumbukan Kenaikan suhu menyebabkan gerakan molekul
semakin cepat sehingga kemungkinan tumbukan yang efektif makin banyak
terjadi pula.

You might also like