You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu penyakit tulang dan sendi yang sering dijumpai adalah rematik

artritis (RA). Artritis Reumatoid adalah suatu gangguan peradangan yang

bersifat kronis dan sistemik dengan etiologi yang tidak di ketahui, yang tidak

hanya mengenai sendi tetapi juga organ ekstra artikular (Rudi, 2017). Artritis

Reumatoid (AR) merupakan penyakit kronik, sistemik yang menyebabkan

inflamasi sinovial sehingga menyebabkan kerusakan progresif dari kartilago

artikular dan deformitas. artritis reumatoid terjadi pada 1% populasi

penduduk diseluruh dunia yang meliputi segala umur lebih dominan pada

wanita dengan perbandingan 3:1.(Odell,2013)

Pada penderita Reumatoid Arthritis nyeri sangat mengganggu aktivitas sehari-

hari bahkan dalam pemulihan ADL sebagian besar mengalami

ketergantungan (Desy, 2016). Nyeri pada bagian ankle yang sering timbul

pada RA mengakibatkan penderita sering mengeluh terus menerus , timbul

kecemasan, ketegangan jiwa, gelisah, bahkan sampai mengasingkan diri

(Zairin, 2016).

Menurut World Health Organisation ( WHO) Penderita arthritis reumatoid di

seluruh dunia telah mencapai angka 355 juta jiwa, artinya 1 dari 6 orang

didunia ini menderita arthritis reumatoid, diperkirakan angka akan terus

bertambah hingga tahun 2025 dengan indikasi lebih dari 25% akan

1
mengalami kelumpuhan, muncul nya penyakit ini memang pada usia lanjut,

namun secara komulatif jumlah penderita yang besar adalah kelompok usia

lanjut dan jumlah paling kecil pada balita (World Health Organisation, 2011).

Berdasarkan statistik indonesia 2011 populasi usia lanjut indonesia

diperkirakan meningkat 75 orang (41,4%) atau empat kali lipat pada tahun

2025 merupakan jumlah tertinggi didunia (Depkes,2012), prevelansi arthirtis

rheumatoid diindonesia pada lutut cukup tinggi yaitu mencapai 45 orang

(15,5%) pada wanita dan 30 orang (12,7%) pada pria .prevelensi yang cukup

tinggi dan sifatnya yang lebih besar baik dinegara maju maupun dinegara

berkembang diperkirakan 1-2 juta orang penderita cacat karena tidak

melakukan pencegahan/perawatan dari pada penderita arthiritis reumatoid

(Diana,2011).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri arthritis

reumatoid pada lanjut usia adalah dengan menggunakan teknik relaksasi

progresif mempunyai rasional yaitu untuk meningkatkan relaksasi,

memberikan rasa kontrol, dan meningkatkan kemampuan koping

(Kushariyadi, 2010). teknik relaksasi progresif juga penting sebagai terapi

tambahan dalam manajemen medik penyakit artritis reumatoid (Astin et al,

2002)

2
Relaksasi dapat mengurangi dan mempengaruhi persepsi terhadap sakit, juga

mampu mengurangi kecemasan serta menciptakan perasaan nyaman.selain itu

relaksasi dapat meningkatkan aktivitas parasimpatik, meningkatkan

konsentrasi dan pengetahuan seseorang tentang sesuatu yang terjadi dibalik

ketegangan otot yang dialami, lebih jauh lagi relaksasi dapat meningkatkan

kemampuan individu dalam mengendalikan perasaan nya dan meningkatkan

kemampuan dalam melakukan aktifitas fisik dan membantu penderita dalam

berinsteraksi didalam lingkungannya (Varvogli, 2011).

Berdasarkan observasi dengan perawat S dipuskesmas siulak mukai

didapatkan bahwa lansia sangat rentan sekali terkena penyakit arhritis

reumatoid terutama pada laki – laki faktor penyebab bahwa lansia sangat

rentan terkena penyakit arhritis reumatoid adalah karena lansia memiliki

sistem imun yang rendah dan mudah diserang penyakit, dan perawat S juga

telah melakukan teknik relaksasi progresif pada beberapa pasien arthritis

reumatoid dan pasien tersebut mengatakan nyeri nya berkurang setelah

dilakukan teknik relaksasi progresif tersebut.

Di provinsi Jambi penyakit arhtritis reumatoid termasuk 10 penyakit

terbanyak tahun 2012 penderita arthritis reumatoid sebanyak 35 orang

(11,22%) menempati urutan ketiga, pada tahun 2013 penderita arhtritis

reumatoid sebanyak 40 orang (13,00%) menempati urutan kedua. Dan pada

tahun 2014 penderita arhtritis reumatoid sebanyak 25 orang (9,34%)

menempati urutan keempat ( Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, 2014).

3
Berdasarkan survei data dipuskesmas Siulak Mukai didapatkan bahwa

penyakit arhtritis reumatoid merupakan 10 penyakit terbesar yang ada

dipuskesmas tersebut, penyakit arhtritis reumatoid tahun 2015 berjumlah

1002 orang dan ditahun 2016 penderita arthritis reumatoid meningkat

menjadi 1006 orang dan ditahun 2017 penderita arthritis reumatoid menjadi

1015 orang dan masuk di tahun 2018 bulan Januari jumlah penderita arthritis

reumatoid adalah sebanyak 98 orang .

Berdasarkan hal tersebut dan dari uraian diatas peneliti tertarik untuk

mengetahui dan meneliti lebih jauh mengenai penerapan teknik relaksasi

progresif dalam mengurangi nyeri pada klien Ny. A dan Ny. S dengan

arthritis reumatoid diwilayah kerja Puskesmas Siulak Mukai tahun 2018.

B. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas adapun yang menjadi perumusan

masalah peneliti adalah “Bagaimana hasil penerapan teknik relaksasi

progresif untuk mengurangi nyeri pada klien Ny A dan Ny S dg arthiritis

reumatoid diwilayah kerja Puskesmas Siulak Mukai tahun 2018”.

4
C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Mampu menerapkan teknik relaksasi progresif dalam mengurangi nyeri

pada klien Ny. A dan Ny. S dengan arthritis reumatoid diwilayah kerja

Siulak Mukai tahun 2018.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui penerapan teknik relaksasi progresif dalam mengatasi

nyeri pada klien Ny. A dengan arthritis reumatoid diwilayah kerja

Puskesmas Siulak Mukai tahun 2018.

b. Mengetahui penerapan teknik relaksasi progresif dalam mengatasi

nyeri pada klien Ny. S dengan arthritis reumatoid diwilayah kerja

Puskesmas Siulak Mukai tahun 2018.

c. Mengetahui perbedaan hasil penerapan teknik relaksasi progresif pada

Ny. A dan Ny. S dengan arhritis reumatoid diwilayah kerja

Puskesmas Siulak Mukai tahun 2018.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi perawat

Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta meningkatkan dalam

melaksanakan penerapan proses asuhan keperawatan mulai dari pengkajian,

diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi secara sistematis.

5
2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan agar penulisan ini dapat

dilakukan dengan melihat permasalahan lain yang berkaitan dengan kasus

arthritis reumatoid yang telah penulis selesaikan.

3. Bagi Puskesmas

Sebagai penambah wawasan dan pengetahuan bagi semua lapisan tim

kesehatan atau pelaksanaan asuhan keperawatan khususnya dibidang

keperawatan maupun tim kesehatan lain tentang asuhan keperawatan pada

Pasien dengan arthritis reumatoid.

6
7

You might also like