You are on page 1of 42

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


DI APOTEK CIJEUNGJING 507

Disusun sebagai salah satu syarat


Untuk menempuh Ujian Akhir Sekolah dan Nasional

Oleh :
NAMA : RIANTI
NIS : 21221016
KELAS : XI FARMASI

PROGRAM KEAHLIAN FARMASI KLINIS & KOMUNITAS SEKOLAH


MENENGAH KEJURUAN AL-HUSNA CISAGA
TAHUN AJARAN 2022-2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI APOTEK CIJEUNGJING 507

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu

Syarat penyelesaian akademik pendidikan di

SMK AL-HUSNA CISAGA

Menyetujui

Pembimbing Ketua PKL

Sonia Amelia Putri, A.Md. Farm Metha Yunizar, S.Kep

Mengetahui
Kepala Sekolah

Muni Muriani, S. Pd

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT atas rahmat-Nya Sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan praktek
kerja lapangan, yang diselenggarakan pada tanggal 10 Januari -20 Maret di Klinik
dr. Iqbal Jallaludin Cijeungjing.
Praktek lapangan ini di selenggarakan dalam rangka memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman, baik dalam aspek administrasi,
perundang-undangan, manajerial, dan kefarmasian dalam pengolahan apotek
kepada mahasiswa serta meningkatkan kemampuan dalam mengabdikan profesinya
kepada masyarakat.
Lancarnya Praktek Kerja Lapangan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak pada kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak-banyak terima kasih
Praktek lapangan ini di selenggarakan dalam rangka memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman, baik dalam aspek administrasi,
perundang-undangan, manajerial, dan kefarmasian dalam pengolahan apotek
kepada siswa serta meningkatkan kemampuan dalam mengabdikan profesinya
kepada masyarakat. Sebelumnya penulis laporan ini memohon maaf atas kesalahan
dalam segala aspek penulisan.
Penulis ucapan terimakasih sebanyak- banyaknya kepada :
1. Bapak dr. Henang Agni, selaku ketua yayasan SMK Al-Husna Cisaga.
2. Ibu Muni Muriani, S. Pd, selaku kepala sekolah Smk Al-Husna Cisaga.
3. Bapak Ari Nugraha, M.Pd, selaku wakakur Smk Al-Husna Cisaga
4. Ibu Metha Yunizar, S.Kep, selaku ketua pelaksana prakerin SMK Al Husna
Cisaga.
5. Ibu Dede Isna Hermawati, S.Farm. selaku ketua program studi kefarmasian.
6. Ibu Sonia Amelia Putri, A.Md, Farm, selaku guru produk kefarmasian.
7. Ibu Apt.Mega Yuniarti, S. Farm, selalu guru produktif kefarmasian.
8. Bapak dr. Iqbal Jalalludin, selaku pemilik sarana apotek.
9. Ibu Esti Deviana, S.farm,sebagai kepala instalasi farmasi Apotek Cijeungjing
10. Orang tua yang sudah mendukung sepenuh hati baik moril ataupun material

ii
11. Rekan rekan seperjuangan yang senantiasa menemani dan saling mendukung.
Laporan ini dapat terselesaikan atas berkat dorongan dan do'a dari semua
pihak yang senantiasa mendukung dan tidak bisa penulis sebutkan satu persatu,
semoga dengan adanya laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Ciamis, Maret 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Tujuan PKL ..................................................................................................2
1.3 Manfaat PKL ................................................................................................3
1.4 Waktu dan Tempat PKL .............................................................................3
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................4
2.1 Pengelolaan Apotek Cijeungjing 507 ..........................................................4
2.2 Pelayanan di Apotek Cijeungjing 507 ........................................................5
1. Pelayanan Resep ....................................................................................5
2. Pelayanan Non Resep ............................................................................5
2.3 Pengelolaan Narkotika dan Psikotoprika di Apotek Cijeungjing 507 .....8
2.4 Struktur Organisasi di Apotek Cijeungjing 507 .....................................11
BAB III TUGAS KHUSUS .................................................................................12
3.1 Pengertian Radang Tenggorokan ............................................................12
3.2 Penyebab Radang Tenggorokan ..............................................................13
3.3 Tanda dan Gejala .....................................................................................13
3.4 Pengobatan .................................................................................................14
3.5 Anjuran Pengobatan Alami .....................................................................16
BAB 1V Kesimpulan dan Saran .........................................................................18
4.1 Kesimpulan ................................................................................................18
4.2 Saran ...........................................................................................................18

iv
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pelayanan Resep di Apotek Cijeungjing 507 ....................................6


Gambar 2. Pelayanan Non - Resep di Apotek Cijeungjing 507 ..........................7
Gambar 3. Struktur Organisasi di Apotek Cijeungjing 507 ................................11

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Etiket Biru dan Etiket Putih


Lampiran 2. Buku Defecta
Lampiran 3. Resep Biasa
Lampiran 4. Resep Psikotropika
Lampiran 5. Resep Narkotika
Lampiran 6. Surat Pesanan Narkotika
Lampiran 7. Surat Pesanan Psikotropika
Lampiran 8. Kartu Stok Obat
Lampiran 9. Surat Pesanan Obat-obatan Tertentu
Lampiran 10. Surat Pesanan Obat yang Mengandung Prekusor Farmasi
Lampiran 11. Surat Pesanan Biasa
Lampiran 12. Contoh Faktur
Lampiran 13. Klip Obat
Lampiran 14. Dokumentasi

vii
BAB l
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktek kefarmasian oleh Apoteker. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah
tenaga yang membantu apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian
(Menkes RI, 2017). Apotek juga sebagai pelayanan kesehatan dalam
membantu mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Sedangkan pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan
Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien. Maka pekerjaan apoteker dan atau
teknisi kefarmasian atau Asisten Apoteker meliputi, industri farmasi (industri
obat, obat tradisional, makanan dan minuman, kosmetika dan alat kesehatan),
Pedagang Besar Farmasi, Apotek, Toko Obat, Rumah Sakit, Puskesmas, dan
Instalasi Farmasi Kabupaten (Permenkes, 2009).
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan masyarakat. Apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas,
klinik, toko obat, atau praktek bersama merupakan fasilitas pelayanan
kefarmasian yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan 2
kefarmasian. Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat
dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker (Menkes RI, 2009). Jenis
pelayanan kafarmasian di apotek dibedakan menjadi pelayanan resep dan
pelayanan non resep.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan program khusus yang harus
dilaksanakan oleh sekolah menengah kejuruan (SMK) yang mencetak lulusan
tenaga kerja semi profesional dalam bidang dan Keahlian tertentu. Program
ini dilaksanakan di luar sekolah dalam bentuk Kerja praktek di dunia industi

1
2

instalasi untuk dapat menerima praktek ini. Dengan adanya praktek kerja
lapangan ini juga di harapkan siswa- Siswi mampu merepkan tata tertib dan
etika suatu perusahaan agar tidak hanya pengetahuan dan keterampilan saja
yang terlatih.
Mengingat pentingnya peran seorang tenaga kefarmasian tersebut, maka
dari itu, program keahlian farmasi klinis & komunitas Sekolah Menengah
Kejuruan Al-Husna Cisaga melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) untuk memberikan pengalaman kepada calon Farmasi untuk
mengetahui pengelolaan suatu apotek dan pelaksanaan pengabdian Ahli
Madya Farmasi khususnya di Apotek.
PKL juga berguna sebagai sarana pengenalan lapangan kerja dan
informasi di bidang pendidikan kesehatan. Sehingga dapat mengembangkan
ilmu, pola pikir dan dapat menambah wawasan tentang ilmu perapotekan
secara luas, serta mampu membekali mahasiswa mengenai tugas menjadi
seorang Tenaga Teknis Kefarmasian sesuai dengan peraturan yang berlaku.

1.2. Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan bagi siswa-siswi jurusan Farmasi
SMK Al-Husna Cisaga adalah :
1. Meningkatkan pemahaman mahasiswa peran, fungsi, posisi dan tanggung
jawab tenaga teknis kefarmasian dalam praktik kefarmasian di apotek.
2. Meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman
praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di apotek.
3. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan permasalahan tentang
pekerjaan kefarmasian di apotek.
4. Mengetahui strategi pengadaan, pengelolaan obat, dan pelayanan
pembekalan farmasi.
5. Mempersiapkan siswa-siswi dalam memasuki dunia kerja sebagai tenaga
teknis kefarmasian yang profesional di apotek.
3

1.3. Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)
a. Bagi siswa-siswi
1. Siswa-siswi dapat mengimplementasikan langsung bekal ilmu dan
pengetahuan dalam dunia kerja.
2. Melatih calon ahli madya farmasi agar bisa beradaptasi dengan
lingkungan kerja.
3. Dapat menambah ilmu pengetahuan, ketrampilan pemahaman,
kreativitas serta kinerja praktek mahasiswa dalam pelayanan
kefarmasian di apotek.
b. Bagi Institusi Pendidikan.
1. Dapat menjalin kerja sama dengan institusi tempat PKL dan dapat
dijadikan tolak ukur pencapaian kinerja program studi terkhusus
untuk mengevaluasi hasil pembelajaran oleh institusi tempat PKL.
2. Mengetahui, memahami dan mengusai tugas dan tanggung jawab
dalam mengelola perbekalan farmasi di apotek.
c. Bagi Institusi Tempat PKL
Bisa dijadikan bahan masukan bagi apotek untuk menentukan
kebijakan dalam perusahaan di masa akan datang, berdasarkan hasil
pengkajian dan analisis yang dilakukan oleh mahasiswa selama PKL

1.4. Waktu dan tempat kerja Lapangan (PKL)


Pelaksanaan praktek Kerja Lapangan Di Apotek Cijeungjing 507 terletak
di JL. Ciamis-Banjar No. 507 , Dusun Warung Jati Kecamatan Cijeungjing
Kabupaten Ciamis Kode Pos 46211 Telepon 081123305076
Praktek kerja Lapangan dilaksanakan dari tanggal 10 Januari 2023
sampai dengan tanggal 22 Maret 2023. Pelaksanaan di bagi menjadi 2 shift
yaitu:
a) Shift Pagi dari pukul 07.00-14.00
b) Shift Sore dari pukul 14.00-21.00
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengelolaan Apotek Cijeungjing 507


Pengelolaan apotek adalah seluruh upaya dan kegiatan apoteker untuk
melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan apotek. Pengelolaan apotek yang
baik harus ditunjang dengan seorang apoteker yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang memadai di dalam segala bidang, baik dalam bidang
kefarmasian maupun dalam bidang menajemen.
Sistem pengelolaan Apotek Cijeungjing 507 yaitu :
1. Perencanaan
Perencanaan obat yaitu pemesanan barang yang sudah habis kepada
PBF. Cara pemesanan obat di Apotek Cijeungjing 507 sesuai dengan daftar
obat atau barang yang berada di dalam buku defekta dengan menuliskan
jumlah obat, pabrik yang memproduksinya, yang ditulis kembali pada surat
pesanan kemudian diserahkan kepada PBF.
2. Pengadaan
Pengadaan barang di Apotek Cijeungjing 507 yaitu dengan cara
memesan terlebih dahulu kepada sales dari PBF yang datang langsung ke
apotek kemudian membuat surat pesanan dan dikirimkan kepada PBF.
Sebelumnya barang yang akan dipesan terlebih dahulu dicatat dalam buku
defekta agar mempermudah dalam melakukan pemesanan. Pengadaan obat
di Apotek Cijeungjing 507 yaitu obat resep jadi pengadaan obatnya
tergantung dengan jumlah pasien. Karena jumlah pasien yang datang ke
Apotek tergantung dengan jumlah pasien yang datang ke Klinik, dan
menebus obat dengan memakai resep yang diberikan oleh dokter. Kemudian
membuat surat pesanan dan dikirimkan kepada PBF.
3. Penyimpanan
Penyimpanan obat di Apotek Cijeungjing 507 sesuai dengan peraturan
pemerintah yang disimpan sesuai golongan obat dan disusun menggunakan

4
5

metode alphabetis dan farmakologi. Stok obat disimpan dengan metode


FIFO (First ln First Out) dan FEFO (First Expire First Out)
4. Penerimaan
Jika ada barang atau obat yang datang ke apotek dari PBF, maka
dilakukan penyesuaian dengan cara mencocokan jumlah obat dengan surat
pesanan dan faktur.
5. Pelaporan
Pelaporan di Apotek Cijeungjing 507 ditulis atau di input di buku
eksternal dan intermal. Di buku eksternal yaitu menulis pelaporan obat
narkotika dan psikotropika melalui aplikasi Sistem Pelaporan Narkotika dan
Psikotropika (SIPNAP) Buku intermal digunakan untuk pelaporan buku
defecta (pembelian), dan keuangan. Pelaporan obat narkotika dan
psikotropika dilaporkan selama 1 bulan sekali untuk menghitung berapa
jumlah obat yang keluar melalui aplikasi SIPNAP.
6. Pemusnahan
Pemusnahan di Apotek Cijeungjing 507 dilakukan selama 5 tahun
sekali. Jika melakukan pemusnahan resep harus dilaporkan ke Dinas.
Pemusnahan obat narkotika dan psikotropika harus disaksikan oleh Dinas
dan Balai Pengelola Obat dan Makanan (BPOM). Pemusnahan obat biasa
seperti obat bebas dan obat bebas terbatas disaksikan oleh apoteker, pekerja
umum, dan asisten apoteker.

2.2. Pelayanan di Apotek Cijeungjing 507


Apotek Cijeungjing 507 melayani pembelian obat resep dan non resep.
Apotek Cijeungjing 507 melayani resep yang berasal dari dr. lqbal Jalalludin.
1. Pelayanan Resep
Pelayanan resep di Apotek Cijeungjing 507 dapat digambarkan melalui
bagan berikut :
6

Pasien datang Resep diserahkan Apoteker atau TTK:


membawa resep  Memeriksa Resep
 Menentukan Harga

Apoteker atau TTK:


 Obat disiapkan Setuj Tidak Setuju
 Diberi etiket u
 Diperiksa kembali Resep dikembalikan
 Obat siap diserahkan

Pasien membayar
Konseling, informasi, resep
edukasi obat kepada pasien Kasir menerima uang

.
Gambar 1. Pelayanan Resep di Apotek Cijeungjing 507

Dari Gambar dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut :


a. Pasien datang ke apotek membawa resep.
b. Kemudian resep diserahkan kepada Apoteker atau TTK untuk diperiksa
dan diberi harga.
c. Kemudian pasien diberi informasi harga obat tersebut. Selanjutnya TTK
bertanya kepada pasien, apakah obatnya alkan diambil semua atau
setengahnya.
d. Kemudian Apoteker dan TTK meracik obat sesuai yang tertera dalam
resep. Setelah obat selesai diracik dan disiapkan, obat dimasukkan ke
dalam kantong obat, diberi etiket dan label.
e. Kemudian Apoteker melakukan konseling, informasi, dan edukasi dengan
pasien. Obat harus dikontrol terlebih dahulu dan disesuaikan dengan resep.
f. Selanjutnya pasien melakukan transaksi resep dan kasir menerima uang
dari pasien.
7

2. Pelayanan Non Resep


Pelayanan Non Resep di Apotek Cijeungjing 507 dapat digambarkan
melalui bagan sebagai berikut.

Apoteker atau TTK


Pasien datang ke Apotek  Melayani
menanyakan obat  Mengambil obat
 Obat diserahkan

Konseling, informasi,
edukasi obat kepada pasien

Pasien membayar obat


kepada kasir
kasir
Gambar 2. Pelayanan Non - Resep di Apotek Cijeungjing 507

Dari gambar di atas dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut.


a. Pasien datang ke apotek menanyakan obat.
b. Kemudian Apoteker atau TTK melayani dan mengambil obat dengan
melakukan konseling, informasi, edukasi obat kepada pasien.
c. Selanjutnya pasien melakukan transaksi obat di kasir.

3. Pelayanan Farmasi Klinis di Apotek Cijeungjing 507


a. Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan
pasien untuk meningkatkan pecngetahuan, pemahaman, kesadaran dan
kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat
dan menyelesaikan masalah yang di hadapi pasien.
b. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Infomasi Obat (PIO) merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh Apoteker dalam pemberian informasi mengenai obat
yang tidak memihak, di evaluasi denpan kritis dan dengan bukti terbatk
8

dalam segala aspek penggunaan obat kepada profesi kesehatan lain,


pasien atau masyarakat Informasi mengenai obat termasuk obat resep,
obat bebas, dan herbal.
c. Swamedikasi
Swamedikasi adalah upaya pengobatan yang dilakukan sendiri.
Selain itu, swamedikasi menurut World Health Organization
didefinisikan sebapai upaya untuk menggunakan atau memperoleh obat
tanpa diagnosa, saran dokter, resep, pengawasan terapi ataupun
penggunaan obat untuk mengobati diri sendiri tanpa konsultasi dengan
petugas kesehatan

2.3. Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika di Apotek Cijeungjing 507


1. Pengelolaan Narkotika
Adapun pengelolaan obat Narkotika di Apotek Cijeungjing 507
meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Pemesanan
Pemesanan obat golongan narkotika dilakukan dengan
menggunakan surat khusus empat rangkap. Satu slip untuk disimpan di
apotek dan tiga slip lainnya untuk diserahkan ke PBF Kimia Farma
sebagai distributor tunggal. Surat pesanan ini ditandatangani oleh
Apoteker dilengkapi dengan SIPA (Surat Izin Pengelola Apotek) dan
distempel Apotek, surat pesanan narkotika hanya memuat satu item
obat.
b. Penerimaan
Penerimaan obat golongan narkotika harus diterima oleh
Apoteker. Faktur narkotika ditandatangani oleh Apoteker disertai nama
lengkap Apoteker dan nomer SIPA. Pembayaran narkotika kepada PBF
harus secara tunai.
c. Penyimpanan
Penyimpanan obat golongan narkotika disimpan di dalam lemari
khusus yang harus selalu terkunci, dan penyimpanan narkotik harus
9

dipisah dengan psikotropika. Tetapi keadaan di Apotek Cijeungjing 507


obat narkotika dan psikotropika belum dipisah karena waktu berdirinya
Apotek tidak diadakan obat narkotika dan akan dikhususkan obat
psikotropika saja, tetapi seiring berjalannya waktu dokter meminta
untuk diadakan obat narkotika. Di Apotek Cijeungjing 507 obat
narkotika hanya ada Codein HCI 10 mg saja. Jadi di Apotek
Cijeungjing 507 obat narkotika dan psikotropika penyimpanannya
masih di satu lemarikan karena prasarananya belum memadai.
d. Pengeluaran atau Penjualan
Penjualan obat narkotika harus menggunakan resep dokter. Resep
tersebut harus asli, bukan salinan resep, dan resep yang menggunakan
narkotika tidak boleh diulang. Pengeluaran obat narkotika dicatat dalam
laporan penggunaan narkotika dengan mencantumkan tanggal
penyerahan, nomor resep, nama dan alamat pasien, nama dan alamat
dokter, serta sejumlah obat yang diminta.
e. Pelaporan Narkotika
Apotek berkewajiban mengirimkan laporan bulanan penggunaan
narkotika secara online melalui aplikasi SIPNAP (Sistem Pelaporan
Narkotika dan Psikotropika). Pada format laporan narkotika harus
dicantumkan nama sediaan, satuan, nama PBF, jumlah penerimaan, dan
penjualan setiap bulan. Laporan narkotika di print out untuk arsip di
Apotek.
f. Pemusnahan
Apotek Cijeungjing 507 sejauh ini belum pernah melakukan
pemusnahan obat narkotika. Pemusnahan obat dan resep di Apotek
Ciieungjing 507 dilakukan selama 5 tahun sekali. Jika melakukan
pemusnahan resep harus dilaporkan ke Dinas Kesehatan. Pemusnahan
obat narkotika dan psikotronika harus disaksikan oleh Dinas Kesehatan
dan Balai Pengawasan Obat dan Makanan(Balai POM).
10

2. Pengelolaan Psikotropika
Pengelolaan obat psikotropika di Apotek Cijeungjing 507 yang
meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Pemesanan
Pemesanan obat golongan psikotropika dilakukan dengan
menggunakan surat khusus tiga rangkap. Dua slip untuk disimpan di
apotek dan satu slip lagi untuk diserahkan ke PBF. Surat pesanan ini
ditandatangani oleh Apoteker dilengkapi dengan SIPA (Surat lzin
Pengelola Apotek) dan distempel Apotek. Surat pesanan psikotropika
bisa memuat beberapa item, dengan syarat PBF -nya sama.
b. Penerimaan
Penerimaan obat golongan psikotropika harus diterima oleh
Apoteker. Faktur psikotropika ditandatangani oleh Apoteker dilengkapi
nama lengkap Apoteker dan nomer SIPA. Pembayaran psikotropika
kepada PBF bisa secara kredit.
c. Penyimpanan
Obat golongan psikotropika disimpan di dalam lemari khusus yang
harus selalu terkunci, dan penyimpanan psikotropika harus dipisahkan
dari narkotika. Tetapi keadaan di Apotek Cijeungjing 507 obat
narkotika dan psikotropika belum dipisah karena waktu berdirinya
Apotek tidak diadakan obat narkotika dan akan dikhususkan obat
psikotropika saja, tetapi seiring berjalannya waktu dokter meminta
untuk diadakan obat narkotika. Di Apotek Cijeungjing 507 obat
narkotika hanya ada Codein HCI 10 mg saja. Jadi di Apotek
Cijeungjing 507 obat narkotika dan psikotropika penyimpanannya
masih di satu lemarikan karena prasarananya belum memadai.
d. Pengeluaran dan Penjualan
Penjualan obat psikotropika harus menggunakan resep dokter.
Kesep tersebut harus asli. bukan salinan resep, dan resep yang
menggunakan psikotropika tidak boleh diulang.
11

Pengeluaran obat psikotropika dicatat dalam laporan penggunaan


psikotropika dengan mencantumkan tanggal penyerahan, nomor resep,
nama dan alamat pasien, nama dan alamat dokter, serta sejumlah obat
yang diminta.
e. Pelaporan
Apotek berkewajiban mengirimkan laporan bulanan penggunaan
psikotropika secara ontine melalui aplikasi SIPNAP (Sistem Pelaporan
Narkotika dan Psikotropika. Pada format laporan narkotika harus
dicantumkan nama sediaan, satuan, nama PBF, jumlah penerimaan, dan
penjualan setiap bulan. Laporan narkotika di print out untuk arsip di
Apotek.
f. Pemusnahan
Apotek Cijeungjing 507 sejauh ini belun pernah melakukan
pemusnahan obat psikotropika. Pemusnahan obat dan resep di Apotek
Cijeungjing 507 dilakukan selama 5 tahun sekali. Jika melakukan
pemusnahan resep harus dilaporkan ke Dinas Kesehatan. Pemusnahan
obat narkotika dan psikotropika harus disaksikan oleh Dinas Kesehatan
dan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (Balai POM).

2.3. Struktur Organisasi Di Apotek Cijeungjing 507

Pemillik Sarana Apotek

dr. Iqbal Jallaludin

Apoteker

apt. Esti Deviana, S. Farm

Asisten Apoteker I Asisten Apoteker II

Vini Utami Melani Melawati

Gambar 3. Struktur Organisasi di Apotek Cijeungjing 507


BAB III
TUGAS KHUSUS

3.1 Pengertian Radang Tenggorokan


Radang tenggorokan atau dikenal sebagai faringitis merupakan infeksi
yang terjadi pada faring akibat infeksi bakteri atau virus. Faringitis yang
disebabkan oleh virus 40-80% akan sembuh dengan sendirinya (Oliver J,
2018). Bakteri yang paling sering menjadi penyebab faringitis adalah bakteri
Streptococcus group A. Bakteri ini bertanggung jawab pada 10% kasus
faringitis akut pada orang dewasa dan 15%-30% kasus pada anak-anak (Chan
AMW, 2019).
Bakteri Streptococcus pyogenes merupakan spesies dari streptococcus
yang paling patogen pada manusia. Bakteri ini dapat menyebabkan berbagai
masalah klinis, mulai dari faringitis hingga infeksi invasif parah karena
memiliki berbagai protein eksotoksin, superantigens dan protein pada dinding
sel serta berbagai faktor virulensi lain (Terao, 2012).
Menurut American Osteopathic Association (AOA), faringitis yang
disebabkan radang tenggorokan adalah salah satu alasan paling sering pasien
berkunjung ke dokter. Kasus faringitis sering terjadi terutama ketika musim
penghujan. Faringitis juga menjadi alasan paling sering mengapa orang izin
sakit selama beberapa hari dari pekerjaannya atau dari kegiatan sekolah.
Supaya faringitis benar dalam pengobatan, penting untuk mengidentifikasi
penyebabnya. Faringitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.

3.2 Penyebab Radang Tenggorokan


Ada banyak virus dan bakteri yang dapat menyebabkan radang
tenggorokan meliputi:
- Virus penyebab campak
- Adenovirus, yang merupakan penyebab flu biasa
- Virus penyebab cacar air

12
13

- Croup, yang merupakan penyakit anak-anak yang sulit dibedakan dengan


batuk rejan
- Batuk rejan
Virus adalah penyebab paling umum dari sakit tenggorokan. Faringitis
ini paling sering disebabkan oleh infeksi virus seperti pilek, influenza, atau
mononucleosis. Infeksi virus tidak merespon terhadap antibiotik, dan
pengobatan hanya diperlukan untuk membantu meringankan gejala karena
pada dasarnya virus itu bersifat self limited yaitu akan sembuh dengan
sendirinya jika kekebalan tubuh kita baik.
Faringitis juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri meskipun tidak
sesering virus. Infeksi bakteri memerlukan antibiotik. Infeksi bakteri yang
paling sering adalah oleh Streptococus Grup A. Penyebab yang jarang dari
faringitis bakteri termasuk gonorhoe, klamidia, dan Corynebacterium.
Paparan pilek dan flu dapat meningkatkan risiko untuk faringitis. Hal ini
terutama berlaku bagi orang-orang yang memiliki pekerjaan dalam perawatan
kesehatan seperti dokter dan perawat, atau orang-orang yang memiliki riwayat
alergi, dan sinusitis. Paparan asap rokok juga dapat meningkatkan risiko
faringitis.

3.3 Tanda dan Gejala


Gejala-gejala yang menyertai faringitis bervariasi tergantung pada
kondisi yang mendasarinya.
Selain sakit tenggorok, kering, atau gatal, flu dingin atau dapat
menyebabkan:
- Bersin
- Pilek
- Sakit kepala
- Batuk
- Berasa kelelahan
- Pegal-pegal
- Menggigil
14

- Demam (demam ringan sampai demam tinggi)


Selain sakit tenggorokan, gejala mononukleosis meliputi:
- kelenjar getah bening membengkak
- Kelelahan
- Demam
- Otot sakit
- Lemas
- Kehilangan selera makan
- Kemerahan di tenggoroK
- Kesulitan menelan
- Tenggorok merah dengan bercak putih atau abu-abu
- Menggigil
- Kehilangan selera makan
- Mual
- Susah menelan
- Rasa yang tidak biasa di mulut

3.4 Pengobatan
Pengobatan radang tenggorokan dalam kehidupan sehari-hari sering
menggunakan obat antiobiotik seperti amoxicillin dan siprofloksasin (Sujono
dkk, 2019). Penggunaan antibiotik yang sering dan tidak teratur dapat
menyebabkan bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik, sehingga jika timbul
infeksi kembali tidak dapat diobati dengan antibiotik yang sama, atau harus
dalam dosis yang lebih tinggi (Marhamah, 2017). Penggunaan bahan alam
sebagai obat herbal dinilai lebih aman daripada penggunaan obat modern
karena efek samping obat herbal relatif kecil jika digunakan secara tepat
(Lolita, 2015).
Obat radang tenggorokan di apotik ada berbagai macam.
- Obat anti radang yang bisa membantu mengurangi peradangan dan
meredakan rasa sakit di tenggorokan, seperti ibu profen.
15

- Obat pereda nyeri, seperti acetaminophen atau paracetamol. Meski


bisa membantu mengurangi rasa sakit, obat ini tidak termasuk sebagai
obat antiradang.
- Tablet isap (lozenges) yang mengandung bahan aktif pereda sakit
tenggorokan. Ada tablet isap yang mengandung bahan aktif
antiradang, anestetik, atau antiseptik. Tablet isap juga akan membantu
mulut untuk memproduksi air liur guna melembapkan tenggorokan.
- Obat semprot dan obat kumur yang menargetkan bagian belakang
tenggorokan pun termasuk obat radang tenggorokan yang bisa dibeli
di apotik. Obat ini membantu dalam membantu mengurangi gejala
sakit tenggorokan.
Terdapat beberapa bahan aktif yang umumnya terkandung dalam obat
sakit tenggorokan di apotik untuk meredakan peradangan, meliputi:
1. Acetaminophen
Acetaminophen berfungsi meredakan rasa sakit ringan hingga tingkat
sedang. Misalnya, sakit kepala, batuk, pilek, flu, radang tenggorokan, sakit
gigi, sakit punggung, dan kram perut saat menstruasi. Untuk menggunakan
obat ini, ikuti petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan produk atau
pada pamflet yang disertakan dalam kemasan.
Produk obat yang berbeda bisa memiliki jumlah konsentrasi bahan aktif
acetaminophen yang berbeda pula. Karena itu, selalu ikuti dosis konsumsi
yang disarankan pada kemasan.
Pilihlah produk obat acetaminophen khusus untuk anak yang terkena
radang tenggorokan. Gunakan berat badan atau umur anak sebagai patokan
dosis yang biasanya tertera pada kemasan produk.
2. Ibuprofen
Ibuprofen adalah obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Obat ini
sering dipakai untuk mengatasi sakit punggung, sindrom pramenstruasi,
sakit gigi, dan sakit tenggorokan.
Ibuprofen juga berfungsi mengatasi peradangan. Misalnya, akibat
terkilir atau akibat gejala atritis. Bahan aktif ibuprofen kerap terdapat dalam
16

obat radang tenggorokan di apotik, juga terkandung dalam obat batuk


maupun flu.
3. Naproxen
Sama seperti ibuprofen, naproxen termasuk golongan OAINS dan
banyak dijual sebagai obat radang tenggorokan di apotik. Selain meredakan
rasa sakit, obat ini juga berfungsi memberikan efek meredakan
pembengkakan dan kekakuan sendi.
Naproxen bekerja dengan cara menghalangi tubuh dalam memproduksi
senyawa-senyawa yang mengakibatkan peradangan. Salah satunya adalah
prostaglandin. Dosis naproxen akan tergantung dari kondisi medis yang
sedang Anda alami serta respons tubuh Anda terhadap pengobatan. Untuk
menghindari efek sampingnya, Anda dianjurkan menggunakan naproxen
pada dosis paling rendah dan dalam jangka waktu tersingkat.
4. Guaifenesin
Guaifenesin adalah bahan aktif ekspektoran yang berfungsi membantu
tubuh untuk mengencerkan lendir di saluran napas dan tenggorokan.
Dengan ini, dahak dan lendir menjadi lebih mudah dikeluarkan.
Bahan aktif guaifenesin seringkali terdapat dalam obat batuk yang
muncul akibat flu, radang tenggorokan, atau alergi.
Saat menggunakan guaifenesin, penderita batuk dan radang
tenggorokan disarankan untuk banyak minum air putih, terutama air hangat.
Minum air hangat dapat membantu dalam mengencerkan lendir sekaligus
melubrikasi tenggorokan yang sakit. Obat antibiotik harus digunakan
dengan resep dokter

3.5 Anjuran Pengbatan Alami


1. Air Garam
Berkumur dengan air garam hangat dapat membantu meredakan sakit
tenggorokan dan memecah sekresi. Ini juga dapat membantu membunuh
bakteri di tenggorokan. Buatlah larutan air asin dengan setengah sendok teh
garam dalam segelas penuh air hangat. Berkumurlah untuk membantu
17

mengurangi pembengkakan dan menjaga tenggorokan tetap bersih. Lakukan


setiap 3 jam sekali secara rutin.
2. Madu
Madu yang dicampur dalam teh atau dikonsumsi begitu saja dapat
menjadi obat alami untuk sakit tenggorokan. Hal ini karena madu memiliki
sifat antioksidan, antiinflamasi, dan antimikroba.
3. Teh Camomile
Teh chamomile secara alami dapat memberi efek menenangkan. Teh
ini telah lama digunakan untuk tujuan pengobatan, termasuk untuk
mengatasi sakit tenggorokan. Sebab, teh ini memiliki sifat antiinflamasi dan
antioksidan.
4. Akar Licorice
Akar licorice telah lama digunakan sebagai obat untuk sakit
tenggorokan dan batuk. Akar licorice dapat membantu mengencerkan
sekresi lendir dan melegakan tenggorokan.
5. Cuka Sari Apel
Cuka sari apel memiliki banyak bahan alami yang bersifat antimikroba.
Ini bisa digunakan untuk meredakan gejala sakit tenggorokan, terutama
akibat infeksi bakteri. Caranya, encerkan 1-2 sendok makan cuka sari apel
dalam secangkir air, lalu gunakan untuk berkumur. Lakukan ini setiap
beberapa jam secara rutin.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Setelah kami melakukan Praktek Lapangan Kerja (PKL) pada Apotek
Cijeungjing 507 mulai dari tanggal 10 Januari 2023 sampai dengan tanggal 22
Maret 2023. Maka dapat ditarik kesimpulan ialah :
1. Pengelolaan sistem manajemen Apotek Cijeungjing 507 telah berjalan
dengan baik, dan kerja sama antar karyawan juga berjalan dengan baik,
dimana masing-masing memiliki job description yang dilakukan dengan
sikap professional.
2. Apotek Kimia Cijeungjing 507 telah melakukan usaha sesuai dengan
Peraturan Pemerintah yang berlaku.
3. Apoteker, Asisten Apoteker, serta Tenaga Teknis Kefarmasian telah
menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik sebagai bagian pada
pelayanan resep, pengelolaan obatobat dan perbekalan
kefarmasiankefarmasian pada apotek.
4. Sistem Pengelolaan obat telah memenuhi standar yaitu dengan sistem FIFO
(First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out).
5. Mempertahankan kebersihan yang sudah terjaga di Apotek Cijeungjing 507

4.2 Saran
Pengelolaan sistem manajemen Apotek Cijeungjing 507 telah berjalan
dengan baik, dan kerja sama antar karyawan juga berjalan dengan baik, dimana
masing-masing memiliki job description yang dilakukan dengan sikap
professional. Diharapkan kepada Apotek Cijeungjing 507 dapat
mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat yang
telah dicapai selama ini dan lebih meningkatkan hubungan kerja sama antar
sesama. Kemudian, pada saat penyerahan obat sebaiknya lebih ditekankan pada
pemberian konseling atau pharmaceutical care kepada pasien.

18
DAFTAR PUSTAKA

Chan AMW, Au WWY, Chao DVK, et al. Antibiotic Management Of Acute


Pharyngitis In Primary Care. Hong Kong Med J. 2019;25(1):58-63.
doi:10.12809/hkmj187544
https://www.halodoc.com/artikel/ini-obat-alami-sakit-tenggorokan-yang-bisa-
dicoba. Diakses pada bulan februari 2023.

Oliver J, Malliya Wadu E, Pierse N, Moreland NJ, Williamson DA, Baker MG.
Group A Streptococcus pharyngitis and pharyngeal carriage: A meta-analysis.
PLoS Negl Trop Dis. 2018;12(3):1-17. doi:10.1371/journal.pntd.0006335

Permenkes, R. I. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


9 Tahun 2017 tentang Apotek. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Apotik, 1–36.

PP, R. (2009). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009


Tentang Pekerjaan Kefarmasian.

Terao, Y. (2012). The virulence factors and pathogenic mechanisms of


Streptococcus pyogenes. Journal of Oral Biosciences, 54(2), 96-100.
LAMPIRAN
LAMPIRAN

Lampiran 1. Etiket Biru dan Etiket Putih


LAMPIRAN

Lampiran 2. Buku Defecta


LAMPIRAN

Lampiran 3. Resep Biasa


LAMPIRAN

Lampiran 4. Resep Psikotropika


LAMPIRAN

Lampiran 5. Resep Narkotika


LAMPIRAN

Lampiran 6. Surat Pesanan Narkotika


LAMPIRAN

Lampiran 7. Surat Pesanan Psikotropika


LAMPIRAN

Lampiran 8. Kartu Stok Obat


LAMPIRAN

Lampiran 9. Surat Pesanan Obat-obatan Tertentu


LAMPIRAN

Lampiran 10. Surat Pesanan Obat yang Mengandung Prekusor Farmasi


LAMPIRAN

Lampiran 11. Surat Pesanan Biasa


LAMPIRAN

Lampiran 12. Contoh Faktur


LAMPIRAN

Lampiran 13. Klip Obat


DOKUMENTASI

Lampiran 14 : Dokumentasi

You might also like