Professional Documents
Culture Documents
Project Ibdb
Project Ibdb
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi yang semakin maju dan perkembangan teknologi yang pesat,
transformasi digital telah menjadi salah satu upaya penting di berbagai sektor bisnis.
Transformasi digital ini mencakup penerapan teknologi digital guna meningkatkan efisiensi,
produktivitas, dan keunggulan kompetitif. Salah satu sektor bisnis yang juga mengalami
transformasi dengan adanya inovasi bisnis digital adalah industri keripik. Industri keripik,
khususnya keripik makanan, merupakan bagian dari industri makanan dan minuman yang
terus berkembang dan memiliki potensi pasar yang besar.
Keripik merupakan salah satu makanan ringan yang populer di Indonesia. Makanan
ini terbuat dari berbagai macam bahan baku, seperti singkong, pisang, ubi, dan jamur. Keripik
memiliki cita rasa yang gurih dan renyah, sehingga banyak digemari oleh berbagai kalangan,
mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Dalam konteks industri keripik, transformasi digital menjadi kunci perubahan dan
pengembangan bisnis yang lebih baik dan berkelanjutan. Menggunakan teknologi digital,
bisnis keripik dapat mengoptimalkan proses produksi, memperluas jangkauan pemasaran, dan
meningkatkan interaksi dengan pelanggan. Dengan adanya inovasi bisnis digital, industri
keripik dapat meningkatkan daya saing, meningkatkan pengalaman pelanggan, dan
menciptakan nilai tambah yang lebih besar.
Bisnis berkelanjutan, atau sustainable business, mewakili paradigma baru dalam dunia
bisnis yang melampaui batas waktu musiman dan tahunan. Dalam era ini, keberlanjutan tidak
lagi hanya menjadi tren, tetapi juga menjadi inti dari strategi bisnis yang sukses. Lebih dari
sekadar meraih keuntungan finansial, bisnis berkelanjutan memegang prinsip memberikan
manfaat berkelanjutan yang dapat dinikmati oleh masyarakat pada masa depan (Jørgensen &
Pedersen, 2018). Bisnis berkelanjutan memandang jangkauan waktu yang lebih panjang,
mengakui dampaknya tidak hanya terhadap ekonomi, tetapi juga terhadap lingkungan dan
masyarakat. Keberlanjutan bisnis bukanlah sekadar mencapai keuntungan kuantitatif,
melainkan pula mengoptimalkan nilai-nilai sosial dan lingkungan. Kehadiran bisnis tidak
hanya sebagai entitas ekonomi, tetapi sebagai agen perubahan positif yang merangkul
tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Dalam konteks ini, bisnis berkelanjutan mempertimbangkan aspek-aspek seperti
efisiensi energi, pengelolaan sumber daya secara bijaksana, dan penerapan praktik bisnis
yang mendukung inklusivitas dan keadilan sosial. Keberlanjutan bukanlah sekadar tujuan
jangka pendek, tetapi sebuah visi jangka panjang yang memberikan kontribusi positif
terhadap kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Dengan mengintegrasikan
prinsip-prinsip keberlanjutan dalam setiap aspek operasionalnya, bisnis berkelanjutan
menjadikan pemikiran masa depan sebagai pendorong utama keputusan strategisnya. Dalam
perjalanannya, bisnis ini bukan hanya menciptakan nilai tambah ekonomi, tetapi juga
menginspirasi perubahan positif yang meresap dalam struktur sosial dan alam.
Sebagai pionir perubahan dalam dunia bisnis, bisnis berkelanjutan bukan hanya
menciptakan lapangan pekerjaan dan peluang bisnis, tetapi juga menjadi kekuatan
transformasional yang membentuk fondasi keberlanjutan bagi generasi mendatang. Dengan
demikian, bisnis berkelanjutan bukan hanya tentang meraih kesuksesan finansial saat ini,
tetapi juga memberikan warisan positif yang berkelanjutan untuk masa depan yang lebih
baik.
Industri keripik di Indonesia merupakan salah satu industri yang potensial. Hal ini
terlihat dari pertumbuhan industri keripik yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada
tahun 2022, nilai industri keripik di Indonesia mencapai Rp15 triliun. Meskipun memiliki
potensi yang besar, industri keripik juga menghadapi berbagai tantangan, salah satunya
adalah persaingan yang semakin ketat. Hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya pelaku
usaha keripik yang bermunculan, baik dari skala kecil, menengah, maupun besar. Selain itu,
industri keripik juga menghadapi tantangan dari faktor eksternal, seperti perubahan tren
konsumen dan kemajuan teknologi. Tren konsumen yang semakin menyukai makanan yang
sehat dan praktis, serta kemajuan teknologi digital, menuntut pelaku usaha keripik untuk
melakukan transformasi digital. Transformasi digital merupakan proses perubahan yang
dilakukan oleh suatu organisasi untuk memanfaatkan teknologi digital dalam rangka
meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan daya saing. Transformasi digital dalam bisnis keripik
dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan melakukan inovasi bisnis
digital.
Inovasi bisnis digital merupakan penerapan ide-ide baru yang menggunakan teknologi
digital untuk meningkatkan kinerja bisnis. Inovasi bisnis digital dapat dilakukan dalam
berbagai aspek bisnis, seperti proses produksi, pemasaran, dan penjualan. Pentingnya inovasi
dalam bisnis menjadi krusial untuk meningkatkan daya saing dan pertumbuhan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam era digital. Transformasi digital telah memberikan
dampak yang besar pada berbagai sektor industri, termasuk UMKM, dan telah merangsang
kemunculan model serta peluang bisnis yang baru.
Inovasi bisnis digital berkelanjutan menciptakan landasan bagi transformasi bisnis
yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab. Dengan memanfaatkan teknologi terkini,
seperti energi terbarukan, Internet of Things (IoT), blockchain, dan kecerdasan buatan (AI),
bisnis dapat mengoptimalkan operasional mereka untuk mencapai efisiensi tinggi sambil
meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Desain produk yang berfokus pada
keberlanjutan dan penerapan konsep blockchain dalam rantai pasok memberikan transparansi
dan jaminan keberlanjutan dari hulu ke hilir. Selain itu, pelibatan karyawan dalam pelatihan
berkelanjutan dan pembentukan budaya perusahaan yang peduli terhadap isu-isu lingkungan
menjadi kunci sukses inovasi bisnis digital berkelanjutan. Kemitraan yang dibangun dengan
pihak eksternal yang sejalan dengan nilai-nilai keberlanjutan juga menjadi faktor penting
dalam mencapai tujuan berkelanjutan ini. Dengan pendekatan ini, inovasi bisnis digital tidak
hanya menghasilkan keuntungan finansial, tetapi juga menciptakan dampak positif yang
berkelanjutan bagi dunia kita.(Evans et al., 2017).
Pertumbuhan pesat teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah paradigma
bisnis secara global. Perubahan ini tidak hanya menginspirasi, tetapi juga menuntut
perusahaan untuk terus berinovasi agar dapat tetap bersaing. Dalam konteks ini, keberhasilan
sebuah bisnis digital tidak hanya bergantung pada keberadaan teknologi, tetapi juga pada
bagaimana perusahaan merancang dan mengimplementasikan inovasi bisnis digital. Sebagai
tanggapan terhadap era digital ini, sektor industri keripik telah menunjukkan ketertarikan
yang signifikan untuk mengadopsi inovasi bisnis digital guna meningkatkan daya saing dan
kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, inovasi bisnis digital merupakan hal yang penting
untuk dilakukan oleh pelaku usaha keripik dalam rangka meningkatkan keberlangsungan dan
daya saing bisnisnya.
Dalam hal ini, penting untuk melihat keberlanjutan dan daya saing dalam industri
keripik. Keberlanjutan bisnis tidak hanya tentang menjaga sumber daya alam yang digunakan
dalam produksi, tetapi juga tentang menjaga kualitas produk dan respons terhadap kebutuhan
pasar yang terus berubah. Keberlanjutan bisnis juga mencakup kemampuan dalam
mengadopsi teknologi digital dan inovasi bisnis untuk tetap relevan dan bersaing di pasar
yang semakin kompetitif. Oleh karena itu, proyek inovasi bisnis digital diperlukan agar
industri keripik dapat bertransformasi menuju keberlanjutan dan tetap mempertahankan daya
saing di pasar global.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana transformasi digital dapat meningkatkan keberlanjutan dan daya saing
bisnis keripik?
2. Apa saja jenis-jenis inovasi bisnis digital yang dapat dilakukan dalam bisnis keripik?
3. Bagaimana desain proyek inovasi bisnis digital dapat disusun untuk meningkatkan
keberlanjutan dan daya saing bisnis keripik?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk menganalisis bagaimana transformasi digital
dapat meningkatkan keberlanjutan dan daya saing bisnis keripik dengan memberikan desain
proyek inovasi bisnis digital yang komprehensif.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong transformasi digital dalam bisnis
keripik
2. Menganalisis jenis-jenis inovasi bisnis digital yang dapat dilakukan dalam bisnis
keripik, baik dari segi proses produksi, pemasaran, maupun penjualan
3. Menyusun desain proyek inovasi bisnis digital yang komprehensif, mulai dari tujuan
dan sasaran proyek, strategi inovasi bisnis digital, timeline dan anggaran proyek, tim
pelaksana proyek, hingga metode evaluasi proyek
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai transformasi digital dalam bisnis
keripik.
2. Menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai berbagai jenis inovasi bisnis digital
yang dapat dilakukan dalam bisnis keripik.
3. Menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai desain proyek inovasi bisnis digital.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Memberikan pedoman bagi pelaku usaha keripik dalam melakukan transformasi digital.
2. Memberikan pedoman bagi pelaku usaha keripik dalam memilih inovasi bisnis digital yang
tepat.
3. Memberikan pedoman bagi pelaku usaha keripik dalam menyusun desain proyek inovasi
bisnis digital
BAB II
INOVASI BISNIS DIGITAL BERKELANJUTAN
2.1 Transformasi Digital
Transformasi digital, sebagai pilar utama dalam era bisnis digital, menggambarkan proses
fundamental di mana perusahaan mengintegrasikan teknologi digital secara menyeluruh ke
dalam seluruh aspek operasional dan strategi mereka. Transformasi ini tidak hanya berfokus
pada penggunaan teknologi sebagai alat pendukung, melainkan sebagai elemen inti yang
membentuk cara perusahaan beroperasi, berinovasi, dan berinteraksi dengan pelanggan.
2.2Pengertian Transformasi Digital
Transformasi bisnis digital merupakan suatu proses yang bertujuan untuk secara obyektif
mengakomodasi perubahan dalam konteks lingkungan bisnis. Esensi dari transformasi digital
adalah penerapan teknologi digital (Negroponte, 1995; Morze & Strutynska, 2021), yang
bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan nilai perusahaan (Westerman et al., 2014).
Keberhasilan Transformasi Digital mengharuskan organisasi dan individu yang terlibat untuk
memiliki tingkat literasi digital yang memadai dan mengembangkan keterampilan yang
sesuai dengan tuntutan bisnis dan kebutuhan kontekstual (Reis et al., 2018). Pada era
ekonomi yang berkelanjutan saat ini, perhatian para pelaku bisnis dan personelnya dari
industri yang bersaing secara aktif di seluruh dunia menjadi pusat perhatian a (Morze &
Strutynska, 2021), menekankan perlunya beralih ke dunia digital sebelum pesaing lainnya
mengambil langkah serupa, upaya untuk tetap eksis dan mencapai keunggulan dalam
persaingan menjadi fokus utama (A. S. Bharadwaj, 2000; Reis et al., 2018). Transformasi
digital terkait erat dengan: (1) penerapan dan koordinasi teknologi digital di dalam
perusahaan, (2) mengimplementasikan perubahan dalam struktur organisasi, (3) memfasilitasi
berbagai kegiatan, dan (4) menciptakan serta menangkap peluang dan nilai baru (Jeansson &
Bredmar, 2019).
2.3 Faktor-faktor yang Mendorong Terjadinya Transformasi Digital
Proses transformasi digital menuntut pelaku usaha untuk mengintegrasikan teknologi secara
efektif dalam semua aspek operasional dan manajemen bisnis mereka. Implementasi ini
memerlukan akses terhadap informasi yang akurat dan relevan terkait data yang menjadi
input dalam sistem yang sedang dikembangkan. Untuk berhasil dalam transformasi ini,
keterampilan yang memadai sangat diperlukan.
Faktor yang mendorong terjadinya transformasi digital melibatkan beberapa aspek yang perlu
diperhatikan. Diantaranya:
1. Perubahan regulasi sejalan dengan kemajuan teknologi menjadi kunci penting.
Transformasi digital dapat dilakukan lebih lancar jika pemerintah segera membuat regulasi
yang mengatur tata kelola dan elemen krusial terkait penerapan teknologi.
2. Perubahan dalam bentuk persaingan menjadi aspek yang signifikan. Transformasi digital
mendorong pelaku usaha untuk secara sadar mengubah pola dan bentuk persaingan mereka,
dengan penekanan khusus pada pengalaman pelanggan. Kesadaran ini menjadi landasan
utama dalam menghadapi perubahan dinamika persaingan di era digital.
Pergeseran atau perubahan industri secara luas ke arah digital juga memainkan peran kunci
dalam transformasi digital. Ini menuntut kesiapan pelaku usaha untuk beralih dari konsep
manual dan tradisional ke format digital. Hal ini, pada gilirannya, memerlukan peningkatan
keterampilan dan keahlian tambahan bagi para profesional yang terlibat.
3. Perubahan perilaku dan harapan konsumen menjadi faktor pendorong penting. Di era
ekonomi digital, perilaku konsumen mengalami perubahan signifikan. Mereka cenderung
menuntut tingkat kesempurnaan pelayanan dan kepuasan atas produk yang mereka beli. Oleh
karena itu, perubahan dalam perilaku konsumen harus dianggap sebagai tolok ukur kualitas
layanan yang diberikan oleh pelaku usaha.
Dalam keseluruhan, kesadaran akan faktor-faktor tersebut menjadi kunci untuk sukses dalam
menghadapi dan mengadopsi transformasi digital.
2.4 Tantangan dalam Transformasi Digital
Meskipun transformasi digital menawarkan potensi besar, ada juga tantangan yang perlu
diatasi. Beberapa di antaranya melibatkan resistensi internal, kebutuhan untuk berinvestasi
dalam pelatihan karyawan, dan perubahan budaya organisasi. Kesadaran akan tantangan ini
adalah langkah awal untuk merancang strategi transformasi digital yang efektif.
kita dapat merinci pengalaman perusahaan tradisional yang mengalami resistensi internal.
Misalnya, ketika sebuah Toko baju mencoba untuk mengadopsi Internet of Things (IoT)
dalam lini Pemasaran nya, karyawan mungkin menghadapi hambatan dalam mengadaptasi
diri dengan perubahan teknologi. Proses pelatihan dan pengelolaan perubahan menjadi
krusial dalam mengatasi tantangan ini.
Inovasi
Larsen dan Lewis (2017) berpendapat bahwa kemampuan berinovasi merupakan salah satu
karakteristik yang sangat penting bagi seorang wirausahawan. Tanpa adanya inovasi,
kelangsungan hidup perusahaan menjadi sulit. Hal ini terjadi karena perubahan dalam
kebutuhan, keinginan, dan tuntutan pelanggan terus mengalami perubahan. Pelanggan tidak
konsisten dalam menggunakan produk yang sama, karena mereka cenderung mencari opsi
dari perusahaan lain yang dianggap dapat memenuhi kebutuhan mereka. Oleh karena itu,
inovasi yang berkelanjutan menjadi suatu kebutuhan agar perusahaan dapat terus eksis dan
berhasil dalam usahanya. Inovasi merujuk pada sesuatu yang dianggap baru dalam bentuk
barang, jasa, atau ide oleh individu tertentu. Meskipun ide tersebut mungkin telah ada sejak
lama, namun bagi seseorang yang baru menemui atau mengalami hal tersebut, hal itu
dianggap sebagai suatu inovasi.
Perusahaan memiliki kemampuan untuk melakukan inovasi dalam beberapa bidang, yaitu:
a. Inovasi pada produk (barang, jasa, ide, dan tempat).
b. Inovasi pada manajemen (proses kerja, proses produksi, keuangan, pemasaran, dll).
Dalam melaksanakan inovasi, perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
1. Analisis peluang,
2. Tindakan yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang,
3. Pendekatan yang sederhana dan terarah,
4. Memulai dengan langkah-langkah kecil, dan
5. Memiliki kepemimpinan yang efektif.
Menurut Hills (2008) inovasi diartikan sebagai suatu ide, praktik, atau objek yang dianggap
sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau entitas pengguna lain. Menurut Suryana (2013),
inovasi dapat dijelaskan sebagai kemampuan untuk mengaplikasikan kreativitas dalam
menyelesaikan tantangan dan memanfaatkan peluang guna meningkatkan serta memperkaya
kehidupan.
Keeh, dkk. (2017) menyatakan bahwa inovasi memiliki kepentingan yang signifikan, dan hal
ini dapat dijelaskan melalui alasan-alasan berikut:
1. Kemajuan teknologi yang pesat, termasuk munculnya produk, proses, dan layanan
baru dari pesaing, mendorong perusahaan berwirausaha untuk bersaing dan mencapai
kesuksesan. Adaptasi terhadap inovasi teknologi baru menjadi kunci utama dalam
menghadapi dinamika perubahan ini.
2. Perubahan lingkungan yang berdampak pada siklus hidup produk semakin singkat,
menandakan bahwa produk atau layanan yang sudah ada perlu segera digantikan
dengan yang baru. Inovasi menjadi solusi melalui pemikiran kreatif yang dapat
memunculkan ide-ide baru.
3. Konsumen yang semakin cerdas dan menuntut pemenuhan kebutuhan yang lebih
tinggi, termasuk dalam hal kualitas, pembaruan, dan harga. Keterampilan inovatif
menjadi krusial dalam memenuhi ekspektasi konsumen dan mempertahankan mereka
sebagai pelanggan.
4. Dengan perubahan pasar dan teknologi yang cepat, ide yang baik dapat dengan mudah
ditiru oleh pesaing. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan baru terhadap produk,
proses, dan layanan yang terus-menerus berkembang dan meningkat.
5. Inovasi memiliki potensi untuk menghasilkan pertumbuhan yang lebih cepat,
memperluas segmen pasar, dan menciptakan posisi perusahaan yang lebih unggul
secara korporat.
Bayangkan dunia di mana informasi mengalir secepat kilat, terhubung tanpa batas oleh
jaringan internet yang kuat dan luas. Ini adalah gambaran dari peningkatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK), angin kencang yang mendorong kemajuan di berbagai
bidang kehidupan.Upaya berkelanjutan ini tak melulu soal infrastruktur. Peningkatan TIK
juga meliputi kualitas, pengembangan perangkat lunak dan aplikasi inovatif yang menjawab
kebutuhan spesifik masyarakat. Pikirkan platform e-commerce yang menghubungkan
pengrajin tradisional dengan pembeli urban, atau aplikasi kesehatan yang menyediakan
konsultasi jarak jauh ke pelosok terpencil.
Dampak positif TIK begitu luas. Peningkatan produktivitas dan efisiensi membuka peluang
bisnis baru, komunikasi menjadi lebih mudah dan lintas batas. Bayangkan para pekerja yang
kini berkolaborasi virtual lintas benua, pelajar yang mengakses materi belajar dari universitas
terbaik dunia, semuanya berkat kecanggihan TIK. Kualitas hidup pun turut meningkat,
dengan layanan pendidikan dan kesehatan yang makin mudah dijangkau, bahkan di desa
sekalipun.Tokoh-tokoh dunia mengakui pentingnya peningkatan TIK. Mantan Menteri Luar
Negeri AS Henry Kissinger menyebutnya sebagai "kekuatan paling transformatif sejak
Revolusi Industri." Ekonom Klaus Schwab berbicara tentang "Revolusi Industri Keempat"
yang digerakkan oleh teknologi digital. Bahkan Presiden Joko Widodo menekankan bahwa
TIK adalah "kunci untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional."
Jelaslah, peningkatan TIK bukanlah pilihan, melainkan keharusan. Ini adalah jalan menuju
masa depan yang lebih cerah, inklusif, dan sejahtera. Dengan semangat inovasi dan
kolaborasi, mari kita manfaatkan teknologi untuk kebaikan bersama!Peningkatan TIK
memang tak luput dari tantangan. Kesenjangan digital, cyber crime, dan perubahan budaya
perlu dikelola dengan bijak. Namun, di tangan yang tepat, TIK dapat menjadi jembatan untuk
memajukan kehidupan, meruntuhkan batas, dan membawa kita semua melangkah menuju
masa depan yang lebih baik.
Evolusi perangkat lunak memainkan peran penting dalam mendukung transformasi digital.
Aplikasi dan platform berbasis cloud telah mengubah cara perusahaan menyimpan,
mengelola, dan berbagi data. Selain itu, integrasi teknologi seperti kecerdasan buatan dan
analisis data telah diterapkan untuk meningkatkan efisiensi operasional, memberikan
wawasan yang lebih mendalam, dan mendukung pengambilan keputusan strategis.
Microsoft Office 365 adalah contoh evolusi perangkat lunak yang memanfaatkan konsep
berbasis cloud. Dengan menggabungkan fungsionalitas berbasis cloud, seperti SharePoint dan
OneDrive, Office 365 memungkinkan kolaborasi yang lebih baik antar tim, akses data secara
real-time, dan penyimpanan berbasis awan. Hal ini menciptakan produktivitas yang lebih
tinggi dan fleksibilitas kerja, menggambarkan bagaimana evolusi perangkat lunak
mendukung transformasi digital di lingkungan bisnis.
Coursera dan Ruang Guru memberikan contoh penerapan teknologi dalam pendidikan.
Melalui platform pembelajaran online, mereka memberikan akses global ke kursus dari
universitas-universitas terkemuka. Dengan memanfaatkan teknologi, mereka memungkinkan
pembelajaran jarak jauh dan memberikan kesempatan belajar yang lebih inklusif, mengubah
paradigma tradisional pendidikan.
Kripik Singkong Makmur didirikan pada tahun 2007 oleh iwan rusawandi
Usaha ini berawal dari kecintaan pendiri terhadap kripik singkong yang lezat dan
berkualitas. Melihat potensi pasar yang besar dan kebutuhan konsumen yang terus
meningkat, pendiri memutuskan untuk memulai usaha ini dengan tujuan memberikan
kripik singkong terbaik kepada masyarakat.
Dengan memulai dari skala kecil, Kripik Singkong Ummi awalnya hanya
beroperasi di rumah pendiri dengan peralatan sederhana. Namun, dengan dedikasi dan
kerja keras, usaha ini tumbuh dan berkembang pesat. Kualitas kripik singkong yang
dihasilkan mendapat apresiasi positif dari pelanggan, sehingga permintaan terus
meningkat.
Dalam perjalanan bisnisnya UMKM Keripik Ummi milik Bapak Iwan melakukan
beberapa perkembangan seorong dengan berkembang nya era bisnis khususnya di industri
makanan ringan seperti :
1. Inovasi Produk
Kripik Singkong Ummi milik bapak iwan terus berinovasi dalam
menciptakan varian rasa dan kemasan yang menarik bagi konsumen. Pendiri, Iwan
Rusawandi, percaya bahwa inovasi adalah kunci untuk tetap relevan di pasar yang
kompetitif. Dengan melibatkan pelanggan dan melakukan riset pasar yang cermat,
Kripik Singkong Ummi berhasil menghadirkan variasi rasa yang unik, seperti
pedas, manis, keju, dan bumbu-bumbu tradisional Indonesia lainnya. Inovasi ini
membuat produk mereka menjadi pilihan favorit di kalangan pecinta kripik
singkong.
2. Penggunaan Bahan Baku Berkualitas
Kripik Singkong Ummi sangat memperhatikan kualitas bahan baku yang
digunakan. Mereka bekerja sama dengan petani lokal dalam memilih dan
mengumpulkan singkong yang berkualitas tinggi. Pendiri memiliki komitmen
untuk menggunakan bahan baku yang segar, alami, dan bebas bahan pengawet,
sehingga menghasilkan kripik singkong yang lebih sehat dan lezat. Dengan
demikian, Kripik Singkong ummi tidak hanya memberikan kelezatan kepada
konsumen, tetapi juga mendukung pertanian lokal dan perekonomian daerah.
3. Perluasan Pasar dan Distribusi
Kripik Singkong ummi berhasil memperluas pasar dan distribusi
produknya. Awalnya, mereka hanya menjual kripik singkong secara langsung di
rumah pendiri. Namun, dengan adanya permintaan yang semakin meningkat,
Kripik Singkong ummi milik bapak iwan ini mulai menjalin kerjasama dengan
toko-toko kelontong lokal. Mereka juga memanfaatkan kekuatan internet dengan
membuka toko online dan berpartisipasi dalam platform e-commerce, seperti
SHOPPEE sehingga produk mereka dapat dijangkau oleh konsumen di seluruh
Indonesia dan bahkan mancanegara.
4. Komitmen terhadap Kualitas dan Kebersihan
Kripik Singkong Ummi selalu mengutamakan kualitas dan kebersihan
dalam setiap tahap produksi. Mereka menggunakan peralatan modern dan
menjalankan proses produksi yang higienis untuk memastikan kualitas produk
yang konsisten dan aman untuk dikonsumsi. Selain itu, mereka juga
memperhatikan kebersihan lingkungan dan mengelola limbah produksi dengan
bijak, sehingga menjaga kelestarian alam dan ekosistem sekitar.
Dengan dedikasi, inovasi, dan komitmen yang kuat, Kripik Singkong Ummi bapak iwan
ini terus berkembang sebagai salah satu produsen kripik singkong terkemuka di Sukabumi.
Mereka tidak hanya menjual produk, tetapi juga membawa kelezatan tradisional Indonesia
kepada masyarakat dalam sebuah kemasan yang modern. Kripik Singkong Ummi menjadi
inspirasi bagi UMKM lainnya dengan membuktikan bahwa dengan kerja keras, kesungguhan,
dan kecintaan terhadap budaya lokal, sebuah usaha dapat tumbuh dan memberikan dampak
positif bagi masyarakat
4.2 UMKM KERIPIK SINGKONG “KERIPIK UMMI (TEH ITA)”
5.2 Apa saja jenis-jenis inovasi bisnis digital yang dapat dilakukan dalam bisnis keripik
Dalam bisnis keripik, inovasi bisnis digital dapat mencakup berbagai aspek, mulai
dari pengembangan produk hingga pengalaman pelanggan. Dalam pembahasan ini, kita akan
melihat beberapa jenis inovasi bisnis digital yang dapat dilakukan dalam bisnis keripik.
1. Inovasi Produk
Inovasi produk merupakan salah satu jenis inovasi bisnis digital yang paling penting dalam
bisnis keripik. Dalam era digital, konsumen semakin mencari produk yang unik dan berbeda.
Oleh karena itu, bisnis keripik dapat menciptakan inovasi produk dengan menggunakan
teknologi digital. Beberapa contoh inovasi produk yang dapat dilakukan adalah:
a. Pengembangan varian rasa baru
Dengan menggunakan analisis data dan mendengarkan umpan balik pelanggan, bisnis
keripik dapat mengidentifikasi tren rasa yang sedang populer dan mengembangkan
varian rasa baru yang menarik bagi konsumen.
b. Penyajian yang unik
Bisnis keripik dapat menciptakan pengalaman pengemasan atau penyajian yang unik
dan menarik dengan menggunakan teknologi seperti augmented reality (AR) atau
virtual reality (VR).
Gesi Mawarni, Ahli Digital Marketing, membawa keahliannya dalam merancang dan
melaksanakan kampanye pemasaran online. Gesi tidak hanya fokus pada pengelolaan media
sosial untuk meningkatkan visibilitas produk, tetapi juga secara proaktif menganalisis kinerja
strategi pemasaran digital. Kolaborasinya dengan desainer grafis memastikan bahwa konten
visual yang dihasilkan memenuhi standar kualitas dan daya tarik.
Dengan peran yang terdefinisi secara jelas ini, keempat anggota tim, Oki, Anita, dan
Gesi. membentuk sebuah tim yang solid dan terkoordinasi. Kolaborasi antara mereka menjadi
kunci keberhasilan dalam menjalankan proyek inovatif ini.
5) Metode Evaluasi Proyek
Evaluasi proyek merupakan proses untuk mengukur keberhasilan proyek. Evaluasi
proyek penting dilakukan untuk memastikan bahwa proyek telah mencapai tujuan dan
sasarannya.
Dalam desain proyek inovasi bisnis digital untuk perusahaan keripik singkong Bapak
Iwan, Teh Ita dan Teh Nenen, metode evaluasi proyek yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1) Evaluas Penjualan Online
Evaluasi penjualan online bertujuan untuk mengukur apakah proyek telah
berhasil meningkatkan penjualan online perusahaan. Penjualan online dapat
dievaluasi dengan menggunakan metode-metode berikut:
a. Analisis Penjualan Online
Analisis penjualan online adalah proses untuk mengumpulkan, menganalisis,
dan menginterpretasi data penjualan online. Data penjualan online dapat
diperoleh dari berbagai sumber, seperti sistem e-commerce, media sosial, dan
data dari pihak ketiga.
Untuk mengukur keberhasilan proyek dengan sasaran meningkatkan penjualan
online sebesar 20%, perusahaan dapat menggunakan metode analisis penjualan
online untuk membandingkan total penjualan online sebelum dan sesudah
proyek dilaksanakan
b. Analisis Pasar Online
Analisis pasar online adalah proses untuk mengumpulkan, menganalisis, dan
menginterpretasi data pasar online. Data pasar online dapat diperoleh dari berbagai
sumber, seperti laporan dari lembaga riset, data dari pemerintah, dan data dari pihak
ketiga.
Untuk mengukur keberhasilan proyek dengan sasaran meningkatkan penjualan
online sebesar 20%, perusahaan dapat menggunakan metode analisis pasar online
untuk membandingkan pangsa pasar online perusahaan sebelum dan sesudah proyek
dilaksanakan.
2) Evaluasi Kepuasan Pelanggan
Evaluasi kepuasan pelanggan bertujuan untuk mengukur apakah proyek telah
berhasil meningkatkan kepuasan pelanggan perusahaan. Kepuasan pelanggan dapat
dievaluasi dengan menggunakan metode-metode berikut:
a. Survei kepuasan pelanggan
Survei kepuasan pelanggan adalah proses untuk mengumpulkan data mengenai
kepuasan pelanggan. Data kepuasan pelanggan dapat diperoleh dari survei yang
dikirimkan kepada pelanggan. Survei dapat berisi pertanyaan mengenai kualitas
produk, kualitas layanan, dan kepuasan pelanggan secara keseluruhan.
Untuk mengukur keberhasilan proyek dengan sasaran meningkatkan kepuasan
pelanggan sebesar 5%, perusahaan dapat menggunakan metode survei kepuasan
pelanggan untuk membandingkan skor kepuasan pelanggan sebelum dan
sesudah proyek dilaksanakan.Survei kepuasan pelanggan dapat dilakukan
dengan mengirimkan kuesioner kepada pelanggan. Kuesioner dapat berisi
pertanyaan mengenai kualitas produk, kualitas layanan, dan kepuasan pelanggan
secara keseluruhan.
Misalnya yaitu skor kepuasan pelanggan sebelum proyek yaitu sebesar 70
sedangkan skor kepuasan pelanggan sesudah proyek yaitu sebesar 75. Sehingga
dapat dikatakan bahwa ada peningkatan kepuasan pelanggan sebesar 7,14%.
b. Analisis Data Pelanggan
Analisis data pelanggan adalah proses untuk mengumpulkan, menganalisis, dan
menginterpretasi data pelanggan. Data pelanggan dapat diperoleh dari berbagai
sumber, seperti sistem CRM, sistem manajemen pelanggan, dan data dari pihak
ketiga.
Untuk mengukur keberhasilan proyek dengan sasaran meningkatkan kepuasan
pelanggan sebesar 5%, perusahaan dapat menggunakan metode analisis data
pelanggan untuk membandingkan tingkat retensi pelanggan, tingkat loyalitas
pelanggan, dan tingkat keluhan pelanggan sebelum dan sesudah proyek
dilaksanakan.
Misalnya yaitu tingkat retensi pelanggan sebelum proyek yaitu sebesar 90%
sedangkan, tingkat retensi pelanggan sesudah proyek sebesar 95%. Sehingga
dapat dikatakan bahwa tingkat retensi pelanggan meningkat sebesar 5%.
c. Analisis Media Sosial
Untuk mengevaluasi kepuasan pelanggan, pelaku usaha keripik singkong baik
bapak Iwan, teh Ita maupun teh Neneng dapat membandingkan sentimen
pelanggan di media sosial.
d. Analisis Perilaku Pelanggan
Disamping metode-metode evaluasi kepuasan pelanggan sebelumnya, untuk
mengevaluasi kepuasan pelanggan, pelaku usaha keripik singkong baik bapak
Iwan, teh Ita maupun teh Neneng dapat membandingkan perilaku pelanggan,
seperti frekuensi pembelian, nilai pesanan rata-rata, dan jumlah produk yang
dikembalikan.
3) Evaluasi efisiensi dan produktivitas
Evaluasi efisiensi dan produktivitas bertujuan untuk mengukur apakah proyek telah
berhasil meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan. Evaluasi ini penting
dilakukan karena efisiensi dan produktivitas merupakan faktor penting dalam
keberlanjutan dan daya saing bisnis.
Evaluasi akan dilakukan dengan membandingkan biaya produksi dan produktivitas
sebelum dan sesudah proyek dilaksanakan. Biaya produksi dapat dievaluasi dengan
membandingkan biaya produksi per unit produk sebelum dan sesudah proyek
dilaksanakan. Produktivitas dapat dievaluasi dengan membandingkan jumlah produk
yang dihasilkan per unit waktu sebelum dan sesudah proyek dilaksanakan.
Dalam proses ini, penggunaan data menjadi elemen kunci. Analisis data memberikan
wawasan mendalam tentang preferensi pelanggan, tren pasar, dan efisiensi operasional.
Selain itu, bisnis keripik yang berhasil dalam transformasi digital dapat bersaing di pasar
global, memanfaatkan kehadiran online dan strategi pemasaran digital. Namun, tidak dapat
diabaikan bahwa tantangan keamanan data juga menjadi bagian tak terpisahkan dalam
perjalanan digital ini.
Dalam pemikiran akhir, tergambar bahwa transformasi digital bukan hanya tentang
teknologi. Ini melibatkan budaya inovasi dan kesiapan untuk bertransformasi demi masa
depan yang cerah dalam dunia bisnis keripik. Meskipun proyek inovasi bisnis digital
memberikan banyak keuntungan, tantangan tidak berhenti di sini. Masa depan membawa
perubahan konstan dalam teknologi dan perilaku konsumen. Oleh karena itu, perlu adanya
keterlibatan kontinu dan evaluasi berkala terhadap proyek inovasi ini. Bisnis keripik perlu
tetap fleksibel dan adaptatif untuk mempertahankan posisi dalam menghadapi tantangan masa
depan yang belum terungkap.
Pramesti, P., Dwijayanti, A., Komalasari, R., & Munawar, Z. (2021). Transformasi Bisnis
Digital UMKM Bola Ubi Kopong di Masa Pandemi Covid-19. ATRABIS: Jurnal
Administrasi Bisnis, 7(2), 112-119. https://doi.org/10.38204/atrabis.v7i2.700
Blaine, Roger L., and Homer E. Kissinger. "Homer Kissinger and the Kissinger equation."
Thermochimica acta 540 (2012): 1-6.
Hills, Gerald. 2008. “Marketing and Entrepreneurship, Research Ideas and Opportunities”,
Journal of Small and Medium Entrepreneurships, page: 27-39.
Banjarnahor, J., Setiawan, A., & Anugrah, M. (2022). Strategi Transformasi Digital Bisnis
dalam Meningkatkan Daya Saing. Jurnal Manajemen dan Bisnis, 25(1), 1-12.
Larsen, P. & A. Lewis. 2017. “How Award Winning SMEs Manage The Barriers to
Innovation”, Journal Creativity and Innovation Management, page: 141-151.
Setiani, S., & Zainuddin, M. (2023). Model bisnis digital: mendorong transformasi dan
inovasi. In: Kajian literasi ilmiah: transformasi bisnis digital. PT. Global Eksekutif
Teknologi, Padang. ISBN 978-623-1604-33-2.
Arief, M. A., & Sari, D. R. (2022). Transformasi digital dalam industri makanan ringan: Studi
kasus industri keripik di Indonesia. Jurnal Manajemen dan Bisnis, 25(2), 168-182.
Azis, A., & Sulistyo, B. (2021). Inovasi bisnis digital untuk meningkatkan daya saing
UMKM makanan ringan di era industri 4.0. Jurnal Manajemen dan Bisnis, 24(2), 225-238.
Irawan, R. (2022). Transformasi digital dalam industri makanan ringan: Peluang dan
tantangan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 27(1), 1-17.
Porter, M. E., & Heppelmann, J. E. (2014). How Smart, Connected Products Are Transforming
Companies. Harvard Business Review, 92(11), 96-114.
McAfee, A., & Brynjolfsson, E. (2017). Machine, Platform, Crowd: Harnessing Our Digital
Future. W. W. Norton & Company.
Barney, J. B., & Clark, D. N. (2007). Resource-Based Theory: Creating and Sustaining
Competitive Advantage. Oxford University Press.
Kusumah, A. (2022). Transformasi digital dalam industri makanan ringan: Studi kasus
industri keripik di Jawa Barat. Jurnal Manajemen dan Bisnis, 25(1), 1-14.
Nurdiani, N., & Utami, N. (2021). Inovasi bisnis digital untuk meningkatkan daya saing
industri makanan ringan. Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi, 23(2), 189-202.
PROFIL PENULIS
Oki Rusmayadi
Lahir pada tanggal 18 Oktober 1995 di Kota Sukabumi. Penulis mengenyam Pendidikan di
SMA Perguruan Taman Siswa kemudian lulus pada tahun 2015. lalu setelah lulus SMA
penulis bekerja sebagai karyawan swasta di PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA Tbk dari
2015 sampai dengan 2019 dengan jabatan terakhir Assistant chief of store . hingga pada
akhirnya tahun 2021 penulis mendaftarkan diri sebagai Mahasiswa Universitas Nusa Putra
Fakultas Bisnis dan Humaniora Jurusan Manajemen. Hingga tulisan ini terbit penulis masih
tercatat sebagai mahasiswa aktif di Universitas Nusa Putra.
Penulis lahir pada tanggal 31 Maret 2003 di Sukabumi, Jawa Barat. Penulis memulai
pendidikannya di MI Cimahi Peuntas pada tahun 2009 dan lulus pada tahun 2015. Pada tahun
yang sama, penulis melanjutkan pendidikannya di MTs. Sunanulhuda dan lulus pada tahun
2018. Kemudian, penulis melanjutkan Pendidikannya di SMK Yasti Cisaat dan lulus pada
tahun 2021. Pada tahun yang sama yaitu tahun 2021 penulis melanjutkan jenjang
pendidikannya di Universitas Nusa Putra dan hingga saat ini, penulis tercatat sebagai
mahasiswa aktif di Fakultas Bisnis dan Humaniora Universitas Nusa Putra dengan Program
Studi Manajemen.
Email : anita.maharani_mn21@nusaputra.ac.id
Penulis lahir pada tanggal 16 September 2002 di Sukabumi, Jawa Barat, memulai perjalanan
pendidikan di SDN Anggayuda pada tahun 2009 dan lulus pada tahun 2015. Pada tahun yang
sama, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Pembangunan Cibadak dan lulus pada tahun
2018. Selanjutnya, penulis bersekolah di MAN 1 SUKABUMI dan lulus pada tahun 2021.
Akhirnya, pada tahun 2021, penulis mendaftar di Universitas Nusa Putra, Fakultas Bisnis dan
Humaniora, Jurusan Manajemen. Hingga saat ini, penulis tercatat sebagai mahasiswa aktif di
Universitas Nusa Putra.
Email : gesi.mawarni_mn21@nusaputra.ac.id