Professional Documents
Culture Documents
2 Januari 2019
ISSN: 2301-8879
E-ISSN: 2599-1809
Available Online At: https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/krisna
Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi (2019) 188-195© All Right Reserved Page 188
Pengaruh Pemahaman Peraturan, Sanksi Dan Kesadaran Wajib Pajak Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm) Terhadap
Kepatuhan Membayar Pajak Di Balikpapan
Wajib pajak (WP) mempunyai kewajiban untuk hukum merupakan suatu perikatan yang timbul karena
mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adanya undang-undang yang menyebabkan timbulnya
yang wilayahnya meliputi tempat tinggal atau kewajiban warga negara untuk menyetorkan sejumlah
kedudukan Wajib Pajak (WP) untuk diberikan Nomor penghasilan tertentu kepada negara, negara
Pokok Wajib Pajak (NPWP). mempunyai kekuatan untuk memaksa dan uang
Terkait dengan perkembangan Usaha Mikro, Kecil, (Soemitro, 2010).
dan Menengah (UMKM) yang sangat berkembang di
Kota Balikpapan dan telah terdaftar di Dinas Sanksi
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa
(Disperindagkop) Balikpapan. Oleh karena itu pelaku ketentuan peratuaran perundang-undangan perpajakan
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi
terdaftar di Disperindagkop Balikpapan dapat (Mardiasmo, 2009) . Atau dengan kata lain sanksi
memahami dan menjalankan Peraturan Pemerintah perpajakan merupakan alat pencegah (preventif) agar
(PP) Nomor 46 Tahun 2013. wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik Dalam Undang-Undang Ketentuan Perpajakan
mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Nomor 28 Tahun 2007, menyebutkan beberapa sanksi
Pemahaman Peraturan, Sanksi dan Kesadaran Wajib perpajakan bagi wajib pajak, yang tertuang dalam
Pajak Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) pasal 39 dan 39A.
Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak Di Balikpapan. Apabila dikaitkan dengan Undang-Undang (UU)
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan Perpajakan yang berlaku, terdapat empat hal yang
di atas, maka penelitian ini terbatas pada pemahaman diharapkan atau dituntut dari para wajib pajak, yaitu
peraturan, sanksi dan kesadaran wajib pajak usaha (Ilyas & Burton, 2010):
mikro kecil, menengah (UMKM) berpengaruh secara 1. Dituntut kepatuhan (compliance) wajib pajak
simultan terhadap kepatuhan membayar pajak di dalam membayar pajak yang dilaksanakan dengan
Balikpapan dan pemahaman peraturan, sanksi dan kesadaran penuh.
kesadaran wajib pajak usaha mikro kecil, menengah
(UMKM) berpengaruh signifikan secara parsial 2. Dituntut tanggung jawab (responsibility) wajib
terhadap kepatuhan mambayar pajak di Balikpapan pajak dalam menyampaikan atau memasukan Surat
Pemberitahuan tepat waktu.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah pemahaman peraturan, sanksi dan 3. Dituntut kejujuran (honesty) wajib pajak dalam
kesadaran wajib pajak usaha mikro kecil, menengah mengisi Surat pemberitahuan sesuai dengan
(UMKM) berpengaruh signifikan secara simultan keadaan sebenarnya.
terhadap kepatuhan membayar pajak di Balikpapan 4. Memberikan sanksi (law enforcement) yang lebih
dan untuk mengetahui yang mana diantara pemahaman berat kepada wajib pajak yang tidak taat pada
peraturan, sanksi dan kesadaran wajib pajak usaha ketentuan yang berlaku.
mikro kecil, menengah (UMKM) yang berpengaruh
dominan secara parsial terhadap kepatuhan membayar Kesadaran Wajib Pajak
pajak di Balikpapan. Secara harfiah, kesadaran sama artinya dengan
mawas diri (awareness). Kesadaran juga bisa diartikan
II. TINJAUAN PUSTAKA sebagai kondisi dimana seorang individu memiliki
kendali penuh terhadap stimulus internal maupun
Pemahaman Peraturan Perpajakan
stimulus eksternal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005)
Menurut Freud bahwa kesadaran hanyalah
Pemahaman dapat diartikan sebagai proses, cara
sebagian kecil dari seluruh kehidupan psikis. Psikis
memahami atau memahamkan.
diibaratkan fenomena gunung es di tangah lautan luas
Pemahaman berasal dari kata “Paham” yang ada dalam alam sadar atau kesadaran, sedangkan
yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. yang berada dibawah permukaan air laut dan
Sedangkan pemahaman adalah proses, perbuatan, cara merupakan bagian terbesar adalah hal-hal yang tidak
memahami sesuatu (Poerwodarminto, 2011), dan disadari atau ketidaksadaran.
belajar adalah upaya memperoleh pemahaman.
Dari kedua pengertian kesadaran tersebut, penulis
Seseorang dikatakan mengerti benar terhadap suatu
menyimpulkan bahwa kesadaran merupakan tindakan
konsep jika dapat menjelaskan kembali dan menarik
yang dilakukan tanpa paksaan internal maupun
kesimpulan terhadap konsep tersebut. Definisi lainnya
ekternal yang mempengaruhi.
mengemukakan pemahaman adalah salah satu aspek
dalam belajar yang digunakan sebagai dasar Kepatuhan Membayar Pajak
mengembangkan model pembelajaran dengan
memperhatikan indikator pemahaman (Gardner, 2010: Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia (2005)
31). Tingkat pemahaman pajak dilihat dari perspektif mendefinisikan kemauan sebagai dorongan dari dalam
Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi (2019) 188-195© All Right Reserved Page 189
Pengaruh Pemahaman Peraturan, Sanksi Dan Kesadaran Wajib Pajak Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm) Terhadap
Kepatuhan Membayar Pajak Di Balikpapan
diri yang sadar, berdasarkan pertimbangan piker dan usaha produktif milik orang perorangan atau badan
perasaan, serta seluruh pribadi seseorang yang usaha milik perorangan. Usaha Kecil yaitu usaha
menimbulkan kegiatan yang terarah pada tercapainya ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan
tujuan tertentu yang berhubungan dengan kebutuhan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
hidupnya. merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
Dalam konsep kemauan membayar pajak perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi
dikembangkan pula melalui dua sub konsep yaitu, bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
konsep kemauan membayar dan konsep pajak. usaha menengah atau usaha besar. Usaha Menengah
Kemauan membayar merupakan suatu nilai dimana yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
seseorang rela untuk membayar, mengorbankan atau yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
menukarkan sesuatu untuk memperoleh barang atau usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
jasa. Sedangkan yang kedua adalah konsep pajak, cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dan terutang kepada pengusaha (menurut norma- dengan usaha kecil atau usaha besar.
norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa Kepatuhan Membayar Pajak (Y) : Kemauan
adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan membayar pajak dapat diartikan sebagai suatu nilai yang
untuk menutupi pengeluaran-pengeluaran umum rela dikontribusikan oleh seseorang (yang ditetapkan
(Handayani et al, 2012) . dengan peraturan) yang digunakan untuk membiayai
pengeluaran umum negara dengan tidak mendapat jasa
Hipotesis timbal (kontraprestasi) secara langsung (Handayani et al,
Sehubungan dengan latar belakang dan 2005) .
permasalahan yang telah dikemukakan terlebih dahulu,
maka hipotesis yang dapat diajukan sebagai jawaban III. METODE
sementara atas permasalahan adalah :
Definisi Operasional
(H1) : Diduga pemahaman peraturan, sanksi dan
kesadaran wajib pajak usaha mikro kecil, menengah Pemahaman Peraturan (X1)
(UMKM) berpengaruh secara simultan terhadap Tingkat pemahaman pajak dilihat dari perspektif
kepatuhan membayar pajak di Balikpapan . hukum merupakan suatu perikatan yang timbul karena
(H2) : Diduga pemahaman peraturan dominan adanya undang-undang yang menyebabkan timbulnya
secara parsial terhadap kepatuhan membayar pajak di kewajiban warga negara untuk menyetorkan sejumlah
Balikpapan. penghasilan tertentu kepada negara, negara
mempunyai kekuatan untuk memaksa dan uang pajak
Definisi Konsepsional tersebut harus dipergunakan untuk penyelenggaraan
pemerintahan.
Dalam definisi konsepsional akan dikemukakan
batasan mengenai konsep judul yang menjadi topik Sanksi (X2)
permasalahan didalam penulisan ini. Hal tersebut perlu Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa
dirumuskan secara tegas agar arah dalam penelitian ini ketentuan peratuaran perundang-undangan perpajakan
dapat dikemukakan seusia dengan teorinya yaitu (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi. Atau
sebagai berikut : dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat
Pemahaman Perpajakan (X1) : tingkat pemahaman pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar
pajak dilihat dari perspektif hukum merupakan suatu norma perpajakan.
perikatan yang timbul karena adanya undang-undang Kesadaran Membayar Wajib Pajak (X3)
yang menyebabkan timbulnya kewajiban warga negara Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Usaha
untuk menyetorkan sejumlah penghasilan tertentu Mikro yaitu usaha produktif milik orang perorangan
kepada negara, negara mempunyai kekuatan untuk atau badan usaha milik perorangan. Usaha Kecil yaitu
memaksa dan uang pajak tersebut harus dipergunakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
untuk penyelenggaraan pemerintahan (Soemitro, dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
2010) . yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
Sanksi (X2) : Sanksi perpajakan merupakan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau
jaminan bahwa ketentuan peratuaran perundang- menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dari usaha menengah atau usaha besar. Usaha
dituruti/ditaati/dipatuhi. Atau dengan kata lain sanksi Menengah yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri
perpajakan merupakan alat pencegah (preventif) agar sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau
wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
(Mardiasmo, 2009). atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
Kesadaran Wajib Pajak (X3) : Menurut Undang- menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
Undang Nomor 20 Tahun 2008 Usaha Mikro yaitu dengan usaha kecil atau usaha besar.
Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi (2019) 188-195© All Right Reserved Page 190
Pengaruh Pemahaman Peraturan, Sanksi Dan Kesadaran Wajib Pajak Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm) Terhadap
Kepatuhan Membayar Pajak Di Balikpapan
Multikolinieritas adalah salah satu asumsi regresi terdapat hubungan yang kuat antar data yang ada pada
linier adalah korelasi yang sempurna, atau korelasi variable penelitian (Umar, 2011). Pengujian terhadap
sempurna tetapi relative sangat tinggi, pada variabel- autokorelasi, berarti bahwa suatu model tidak boleh
variabel bebas yang biasanya disimpulkan dengan X1 terjadi korelasi antar variabel sisa (e1) dengan variabel
dan X2. Multikolinieritas merupakan pengujian untuk tidak biasanya (Y). Pengujian autokorelasi
mengetahui apakah variabel independen dalam dimaksudkan untuk menguji apakah dalam sebuah
persamaan regresi tersebut tidak saling berkorelasi model regresi linier ada korelasi antara kesalahan
(Umar, 2011). Mendeteksi adanya multikolinieritas pengganggu ada periode t dengan kesalahan pada
dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation periode t = 1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka
Factor). Ukuran ini menunjukan setiap variabel bebas dinamakan ada problem autokorelasi untuk mendeteksi
manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan
Dalam pengertian sederhana setiap variabel bebas menggunakan uji Durbin Watson.
menjadi variabel terikat dan digres terhadap variabel Durbin Watson dengan pendekatan sebagai
bebas lainnya. Bila nilai VIF > 5 berarti boleh terjadi berikut :
multikolinieritas, begitu juga sebaliknya apabila nilai
VIF < 5 berarti tidak terjadi mulikolinieritas. 1. Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-
dL) maka hipotesis nol ditolak yang berarti
Heteroskedastisitas terdapat autokorelasi.
Asumsi klasik mengatakan bahwa model tidak 2. Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka
boleh terjadi heteroskedastisitas (Umar, 2011). Gejala hipotesis nol diterima yang berarti tidak ada
heteroskedastisitas terjadi sebagai akibat dari adanya autokorelasi.
ketidaksamaan varians residul dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians residulnya berbeda 3. Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-
maka terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk dU) dan (4-dL), maka tidak menghasilkan
mendeteksi kemungkinan terjadinya gejala tersebut kesimpulan yang pasti.
adalah dengan melihat pada grafik dimana sumbu X
dan Y yang lebih diprediksi, dan sumbu X adalah IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
residual yang telah di standarisasi. Jika ada pola
tertentu yang teratur (bergelombang melebar kemudian Analisa Data
menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil perhitungan uji regresi linier
Lebih lanjut gejala heteroskedastisitas dapat dilihat berganda hasil print out komputer dengan
dari varians residu yang mendekati nol. menggunakan program SPSS versi 20 (Statistical
Autokorelasi Product and Services Solution), maka dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah
Tabel 1
(Statistical Product and Services Solution)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) -,262 ,541 -,484 ,630
Pemahaman Peraturan
,461 ,088 ,457 5,257 ,000
1 Perpajakan
Sanksi Perpajakan ,399 ,119 ,291 3,350 ,001
Kesadaran Wajib Pajak ,141 ,132 ,083 1,068 ,288
Dependent Variable: Kepatuhan Membayar Pajak perubahan Y, bila negatif berarti hubungan antara X
Hasil analisis secara statistic persamaan regresi dengan Y berubah arah secara berlawanan.
linear berganda sebagai berikut : Berdasarkan persamaan regresi linier berganda
Y = -0,262 + 0,461X1 + 0,399X2 + 0,141X3 diatas menunjukan bahwa konstanta adalah sebesar -
0,262 yang artinya jika tanpa variabel bebas yang
Pada persamaan regresi linier berganda diatas, terdiri dari Pemahaman Peraturan (X1), Sanksi (X2),
maka dapat dilihat hubungan antara variabel Kesadaran Wajib Pajak UMKM (X3) adalah konstan
tergantung (Y) atau Kepatuhan Membayar Pajak atau tetap, maka Kepatuhan Membayar Pajak sebesar
dengan variabel bebas yaitu Pemahaman Peraturan -0,262.
(X1), Sanksi (X2), Kesadaran Wajib Pajak UMKM
(X3) adalah konstan. Hal ini bisa dilihat pada koefisien Nilai koefisien b1 sebesar 0,461 yang bertanda
bila positif berarti perubahan X searah dengan positif, hal ini menunjukan bahwa setiap ada
Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi (2019) 188-195© All Right Reserved Page 192
Pengaruh Pemahaman Peraturan, Sanksi Dan Kesadaran Wajib Pajak Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm) Terhadap
Kepatuhan Membayar Pajak Di Balikpapan
penambahan variabel Pemahaman Peraturan Wajib Pajak (X3) dalam keadaan tetap.
Perpajakan (X1) sebesar satu-satuan maka pada rata- Nilai koefisien b3 sebesar 0,141 yang bertanda
ratanya akan meningkatkan Kepatuhan Membayar positif, hal ini menunjukan bahwa setiap ada
Pajak (Y) sebesar 0,461 satuan dengan asumsi variabel penambahan variable Kesadaran Wajib Pajak (X3)
Sanksi Perpajakan (X2) dan Kesadaran Wajib Pajak sebesar satu-satuan maka pada rata-ratanya akan
(X3) dalam keadaan tetap. meningkatkan Kepatuhan Membayar Pajak (Y)
Nilai koefisien b2 sebesar 0,399 yang bertanda sebesar 0,141 satuan dengan asumsi variabel
positif, hal ini menunjukan bahwa setiap ada Pemahaman Peraturan Perpajakan (X1) dan Sanksi
penambahan variabel Sanksi Perpajakan (X2) sebesar Perpajakan (X2).
satu-satuan maka pada rata-ratanya akan
meningkatkan Kepatuhan Membayar Pajak (Y) Pengujian Hipotesis
sebesar 0,399 satuan dengan asumsi variabel Uji F (f-test)
Pemahaman Peraturan Perpajakan (X1) dan Kesadaran
Tabel 2
Uji F (f-test)
a. Dependent Variable: Kepatuhan Membayar Pajak diterima, yang berarti bahwa Pemahaman Peraturan
b. Predictors: (Constant), Kesadaran Wajib Pajak, Perpajakan (X1), Sanksi Perpajakan (X2) dan
Pemahaman Peraturan Perpajakan, Sanksi Perpajakan Kesadaran Wajib Pajak (X3) secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Membayar
Nilai Fhitung sebesar 26,727 lebih besar dibanding Pajak (Y).
nilai Ftabel sebesar 2,70 dan nilai Sig. F 0,000 lebih
kecil dari nilai taraf signifikan 5% (0,000<0,05). Hal Uji T (t-test)
ini dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1
Tabel 3
Uji T (t-test)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) -,262 ,541 -,484 ,630
Pemahaman Peraturan
,461 ,088 ,457 5,257 ,000
1 Perpajakan
Sanksi Perpajakan ,399 ,119 ,291 3,350 ,001
Kesadaran Wajib Pajak ,141 ,132 ,083 1,068 ,288
Dependent Variable: Kepatuhan Membayar Pajak sebesar 1,98525 dengan nilai sig sebesar 0,001
a. Pengaruh variabel Pemahaman Peraturan lebih kecil dari nilai α = 5%. Hal ini menunjukan
Perpajakan (X1) terhadap Kepatuhan Membayar bahwa variabel Sanksi Perpajakan (X2) secara
Pajak menunjukan nilai thitung sebesar 5,257 lebih parsial berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan
besar daripada ttabel sebesar 1,98525 dengan nilai Membayar Pajak.
sig sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai α = 5%. Hal c. Pengaruh variabel Kesadaran Wajib Pajak (X3)
ini menunjukan bahwa variabel Pemahaman terhadap Kepatuhan Membayar Pajak menunjukan
Peraturan Perpajakan (X1) secara parsial nilai thitung sebesar 1,068 lebih besar daripada
berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan ttabel sebesar 1,98525 dengan nilai sig sebesar
Membayar Pajak. 0,288 lebih kecil dari nilai α = 5%. Hal ini
b. Pengaruh variabel Sanksi Perpajakan (X2) terhadap menunjukan bahwa variabel Kesadaran Wajib
Kepatuhan Membayar Pajak menunjukan nilai Pajak (X3) secara parsial tidak berpengaruh
thitung sebesar 3,350 lebih besar daripada ttabel signifikan terhadap Kepatuhan Membayar Pajak.
Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi (2019) 188-195© All Right Reserved Page 193
Pengaruh Pemahaman Peraturan, Sanksi Dan Kesadaran Wajib Pajak Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm) Terhadap
Kepatuhan Membayar Pajak Di Balikpapan
Uji R dan R2
Tabel 3
Uji R dan R2
Change Statistics
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square R Square F Sig. F
Square the Estimate df1 df2 Watson
Change Change Change
Tabel 4
Multikolinieritas
Dari tabel terlihat bahwa nilai variance inflasion Dari hasil output SPSS didapat nilai durbin-watson
factor (VIF) dari setiap variabel independen berada sebesar 2,217 dari tabel durbin watson didapat nilai dL
jauh dibawah dari angka 10. Dengan demikian dapat sebesar 1,6131 dan dU sebesar 1,7364 maka hasil
disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antara pengembalian keputusan berada pada dU < d < 4 – dU
variabel independen dalam model regresi. atau 1,7364 < 2,217 < 2,2636, artinya tidak terjadi
Heteroskedastisitas autokorelasi.
V. SIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka
dapat disimpulkan bahwa Pemahaman Peraturan
Perpajakan dan Sanksi Perpajakan berpengaruh
signifikan sedangkan Kesadaran Wajib Pajak Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tidak
berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Membayar
Pajak di Balikpapan. Berikut ini adalah penjelasan
pervariabel :
1. Secara simultan pemahaman peraturan perpajakan,
sanksi dan kesadaran wajib pajak usaha mikro,
kecil dan menengah (umkm) memiliki pengaruh
Dari scatterplot diatas dapat diketahui bahwa titik- terhadap kepatuhan membayar pajak di
titik menyebar dengan pola yang tidak jelas diatas dan Balikpapan.
dibawah angka 0 pada sumbu Y dengan demikian pada
model regresi yang terbentuk tidak terjadi masalah 2. Pemahaman peraturan perpajakan secara parsial
heteroskedastisitas. dominan memiliki pengaruh terhadap kepatuhan
membayar pajak di Balikpapan.
Autokorelasi
3. Sanksi perpajakan secara parsial juga memiliki
Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi (2019) 188-195© All Right Reserved Page 194
Pengaruh Pemahaman Peraturan, Sanksi Dan Kesadaran Wajib Pajak Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm) Terhadap
Kepatuhan Membayar Pajak Di Balikpapan
pengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak di Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib
Balikpapan. Pajak pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak
Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
4. Untuk kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan Denpasar Timur. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan
membayar pajak di Balikpapan secara parsial tidak Bisnis. 6(1).
memiliki pengaruh. Permadi, T., Nasir, A., & Anisma, Y. (2013). Studi Kemauan
Membayar Pajak Pada Wajib Pajak Orang Pribadi
DAFTAR PUSTAKA Yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Kasus Pada KPP
Dewinta, R, M., & Syafruffin, M. (2012). Pengaruh Persepsi Pratama Tampan Pekanbaru), Jurnal Ekonomi. 21
Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional dan Kesadaran (2).
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Poerdarminto. (2011). Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Jakarta : PT. Balai Pustaka.
Pajak Daerah Istimewa Yogyajarta. Universitas Prajogo, J, N., & Widuri, R. (2013). Pengaruh Tingkat
Diponegoro. Diponegoro Journal of Accounting, 1 Pemahaman Peraturan Pajak Wajib Pajak, Kualitas
(2), 1-9. Pelayanan Petugas Pajak, dan Persepsi Atas Sanksi
Diana, S. (2013). Konsep Dasar Perpajakan. Bandung: PT. Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Refika Aditama. UMKM di Wilayah Sidoarjo, Jurnal Tax &
Fuadi, A, O., & Mangoting, Y. (2013). Pengaruh Kualitas Accounting, 3(2).
Pelayanan Petugas Pajak, Sanksi Perpajakan dan Pratiwi, I. G. A. M., Andriani, A, M., & Setiawan, P. E.
Biaya Kepatuhan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib (2014). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas
Pajak UMKM. Universitas Kristen Petra. Jurnal Tax Pelayanan, Kondisi Keuangan Perusahaan, dan
& Accounting Review, 1(1). Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan pada
Gardner, H. (2003). Kecerdasan Majemuk : Teori Dalam Kepatuhan Wajib Pajak Reklame di Dinas
Praktek. Alih bahasa: Arvin Saputra, Batam: Pendapatan Kota Denpasar, E-Jurnal Akuntansi,
Interaksana. 139-153.
Ghozali, I. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Republik Indonesia. (2007). Undang-Undang Nomor 28
Program SPSS, Edisi Keempat. Penerbit Universitas Tahun 2007. Tentang Sanksi Perpajakan Bagi Wajib
Diponegoro. Pajak.
Hardiningsih, P., & Yulianawati, N. (2011). Faktor-Faktor Republik Indonesia. (2008). Undang-Undang Nomor 20
yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak. Tahun 2008. Tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Universitas Stikubank. Dinamika Keuangan dan Menengah.
Perbankan, 3(1). Republik Indonesia. (2013). Peraturan Pemerintah Nomor 46
Ismon, Z., Andreas., & Nurmayanti, P. (2014). Analisis Tahun 2013 Tentang Pajak Penghasilan Atas
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Penghasilan dari Usaha yang Diterima Atau
Pajak Bendaharawan (Studi Pada Pemerintah Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran
Provinsi Riau). Jurnal Akuntansi Kuangan dan Bruto Tertentu.
Bisnis, 7, 48-57. Setyaningsih, T., & Ridwan, A. (2013). Persepsi Wajib Pajak
Kaunang, P, G., & Pinatik, S. (2016). Tingkat Pemahaman UMKM Terhadap Kecenderungan Negosiasi
Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Perilaku Kewajiban Membayar Pajak Terkait Peraturan
Ketidakpatuhan Membayar Pajak Perusahaan Di Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013. Universitas
Kota Manado : Universitas Sam Ratulangi Manado. Sebelas Maret Surakarta.
Jurnal EMBA, 4(2), 001-012. Suandy, E. (2011). Hukum Pajak, Edisi 5. Jakarta: Salemba
Margono. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Empat.
Jakarta : Rineka Cipta. Sugiono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
Muliari, N, K., & Setiawan, P, E. (2011). Pengaruh Persepsi dan R&D. Bandung: Alfabeta
Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi (2019) 188-195© All Right Reserved Page 195