You are on page 1of 10

JURNAL AKTUAL AKUNTANSI BISNIS TERAPAN/VOL 6 NO.

1 MEI 2023
ISSN: 2622-6529
e ISSN : 2655-1306

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA KUALITAS (COST OF


QUALITY) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK

Indra Hermawan1, Novitasari Eviyanti2


Universitas Terbuka, Jl Mangkang Raya Km 14,5 Mangkang Wetan, Kec Tugu Semarang 1)

Politeknik Negeri Semarang, Jl Prof Sudarto SH Tembalang Semarang 2)

mrindrahmw@gmail.com, novitasari.eviyanti@polines.ac.id

Abstract : The purpose of this study was to analyze the components of quality costs and
calculate the quality costs that occur in ED aluminum with the aim of improving product
quality by reducing product defects. This research was conducted by identifying and
calculating the cost of quality using the Prevention, Appraisal, and Failure (PAF) method.
The research approach used is qualitative research with a case study approach. The object of
this research is ED Aluminum, which is the largest aluminum craftsman in Yogyakarta and
smelts aluminum into finished goods. The results of this study indicate that ED Aluminum
already has activities that are used to improve the quality of the products they produce. Costs
incurred to improve quality are employee and partner counseling costs, printing equipment
manufacturing costs, machine maintenance costs, raw material inspection costs, work-in-
progress inspection costs, finished product testing costs, rework on defective products, and
warranty costs. The weakness of the PAF model classification is that it is only able to detect
quality costs in financial reports and cannot describe costs that are difficult to identify
(hidden costs). Suggestions for further research include explaining hidden costs.
Keywords : Quality Costs, Prevention Costs, Appraisal Costs, Failure Costs, Aluminum ED.

Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis komponen biaya kualitas serta
melakukan perhitungan biaya kualitas yang terjadi pada ED Alumunium dengan tujuan
meningkatkan kualitas produk dengan mengurangi produk cacat. Penelitian ini
dilakukan dengan mengidentifikasi dan menghitung biaya kualitas dengan menggunakan
metode Prevention, Appraisal, dan Failure (PAF). Pendekatan penelitian yang dilakukan
adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Objek penelitian ini adalah
ED Alumunium yang merupakan pengrajin alumunium terbesar di Yogyakarta, yang
melebur alumunium hingga menjadi barang jadi. Hasil penelitian ini menunjukan, bahwa
ED Alumunium sudah memiliki aktivitas yang digunakan untuk meningkatkan kualitas
atas produk yang mereka hasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk meningkatkan kualitas
adalah biaya penyuluhan karyawan dan mitra, pembuatan alat cetak, biaya pemeliharaan
mesin, biaya pemeriksaan bahan baku, biaya pemeriksaan barang dalam proses, biaya
pengujian produk jadi, pengerjaan kembali produk cacat, dan biaya garansi. Kelemahan
klasifikasi model PAF ini hanya mampu mendeteksi biaya kualitas pada laporan
keuangan dan tidak dapat memaparkan biaya yang sulit diidentifikasi ( hidden cost).
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah memaparkan hidden cost.
Kata Kunci : Biaya Kualitas, Biaya Pencegahan, Biaya Penilaian, Biaya Kegagalan, ED
Alumunium
.

AKUNBISNIS | 118
JURNAL AKTUAL AKUNTANSI BISNIS TERAPAN/VOL 6 NO. 1 MEI 2023
ISSN: 2622-6529
e ISSN : 2655-1306
PENDAHULUAN sehingga memaksa perusahaan untuk
meningkatkan kualitas hasil
Perkembangan dunia saat ini dapat produksinya. Kualitas yang baik
memberikan peluang bisnis yang sangat diharapkan dapat menjadikan produk
besar tetapi juga memberikan tantangan atau jasa yang memenuhi keinginan
dan ancaman yang patut diperhitungkan pelanggan, sehingga menciptakan
dan diwaspadai, yaitu adanya persaingan. loyalitas pelanggan dan memberikan
Seiring dengan kemudahan yang peluang untuk terus memperluas
pemerintah berikan mengenai pasar.
kemudahan ekspor, sehingga UMKM
tidak hanya fokus ke perkembangan pasar ED Aluminium merupakan salah
lokal, tetapi harus mampu bersaing di satu UMKM di Yogyakarta yang
pasar internasional. Kontribusi sektor bergerak di bidang pengecoran,
UMKM terhadap ekspor Indonesia di peleburan aluminium, pembuatan
tahun 2015 hanya 15,8%. Angka tersebut kerajinan souvenir aluminium, dan
tertinggal jika dibandingkan dengan peralatan rumah tangga seperti wajan,
negara Asia Tenggara lainnya. Misalnya, panci, soblok, kendil, dan aksesoris.
Thailand sebesar 29,5% dan Filipina 20%. Perusahaan ini memiliki kapasitas
UMKM memang memiliki beberapa produksi 50 kg sampai 100 kg/hari. ED
kelemahan dalam beroperasi misalnya Aluminium mengalami perkembangan
kesulitan dalam pemasaran, akses ke yang semakin pesat dari tahun ke tahun.
sumber pembiayaan yang terbatas, Perkembangan ini ditandai dengan
keterbatasan sumber daya manusia bertambahnya kapasitas produksi yang
(SDM), kesulitan bahan baku, dulunya 100 kg/hari menjadi empat
keterbatasan inovasi dan teknologi ton/hari didukung oleh 120 karyawan
(Eviyanti, 2021). Namun, secara umum tetap dan saat ini proses produksi
beberapa kelemahan itu disebabkan oleh dilakukan di dua pabrik. Selain itu
manajemen seperti dalam proses pangsa pasar yang semakin luas dari
operasional, produksi, dan sumber daya sekitar Yogyakarta sampai ke luar
masyarakat. Untuk dapat menghasilkan Pulau Jawa. Untuk menghadapi
kualitas yang baik, perusahaan harus lingkungan yang kompetitif ED
melakukan manajemen kualitas, dengan Aluminium dituntut untuk menciptakan
cara terus memantau dan mengendalikan produk yang berkualitas dengan harga
kualitas sebagai upaya perbaikan terkait bersaing. Namun, pada kenyataannya
kualitas produk atau jasa yang biaya produksi ED Aluminium yang
ditawarkan. Biaya kualitas timbul karena selalu meningkat disebabkan oleh biaya
mungkin atau telah terdapat produk yang pengerjaan kembali produk cacat,
berkualitas buruk atau produk cacat. sehingga menyebabkan harga pokok
Biaya kualitas bisa cukup besar dan dapat penjualan selalu meningkat sejak lima
merupakan sumber penghematan yang tahun terakhir.
cukup signifikan (Hansen dan Mowen,
2007).
Salah satu cara agar mampu
bertahan di tengah persaingan yang
sangat kompetitif di dalam dan di luar
negeri, dimulai dengan memberikan
produk atau jasa yang berkualitas
yang merupakan kunci bagi produsen,

AKUNBISNIS | 119
JURNAL AKTUAL AKUNTANSI BISNIS TERAPAN/VOL 6 NO. 1 MEI 2023
ISSN: 2622-6529
e ISSN : 2655-1306
Tabel 1. Biaya Pengerjaan Kembali suatu penelitian berkenaan dengan “how”
Tahun Biaya Pengerjaan atau “why” dan peneliti hanya memiliki
Kembali sedikit peluang untuk mengontrol
(Rp) peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki.
2017 Rp978.269.017 Menurut Cooper dan Schindler (2006),
2018 Rp1.058.820.036 riset kualitatif terdiri dari rangkaian
2019 Rp1.240.344.147 teknik interpretasi yang akan
2020 Rp1.472.102.867 menjelaskan, men-transformasikan,
2021 Rp1.586.013.877 menerjemahkan dan menjelaskan makna,
Sumber: Data Diolah, (Laporan Keuangan ED bukan frekuensi, dari suatu kejadian
Aluminium) dalam dunia sosial yang kurang lebih
terjadi secara alami. Riset kualitatif
ED Aluminium belum memiliki bertujuan untuk mendapatkan
informasi keuangan yang memadai pemahaman yang mendalam mengenai
mengenai biaya kualitas yang suatu situasi. Menurut Hennink (2011),
dikeluarkan untuk menjaga dan riset kualitatif adalah pendekatan yang
meningkatkan kualitas produknya, memperkenankan meneliti atau menguji
sehingga manajemen tidak mampu untuk pengalaman orang secara detail, dengan
mengendalikan alokasi biaya kualitas ini menggunakan sekumpulan spesifik
dengan tepat. Informasi mengenai biaya metode riset seperti wawancara, focus
kualitas dari waktu ke waktu sangat group discussion, observasi, muatan
dibutuhkan. Dengan demikian, analisis, metode visual, dan sejarah hidup
dibutuhkan pengukuran dan pelaporan atau biografi.
kinerja kualitas untuk mengetahui
informasi biaya kualitas, sehingga produk
yang dihasilkan sesuai dengan harapan
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan kebutuhan konsumen. ED Aluminium Manajemen ED Aluminium belum
membutuhkan sistem penentuan biaya begitu banyak mengetahui bagaimana
kualitas yang digunakan untuk bentuk dari biaya kualitas serta
mengumpulkan dan mengendalikan biaya pelaporannya, sehingga mereka tidak
kualitas dengan tujuan penyempurnaan mengetahui penggolongan aktivitas dari
kualitas produk atau jasa. biaya kualitas. Hal tersebut yang
mengakibatkan manajemen kesulitan
Dari latar belakang di atas, dalam meng-identifikasi berapa besar
penelitian ini dilakukan untuk biaya kualitas yang dikeluarkan
merencanakan laporan biaya kualitas perusahaan, pihak manajemen juga
yang seharusnya dijadikan alat untuk belum mengetahui dampak pengelolaan
pengendalian kualitas, sehingga dapat atau perhitungan biaya kualitas terhadap
digunakan untuk menganalisis dan penjualan dari produk mereka.
mengevaluasi pengelolaan biaya kualitas Diharapkan dengan mengetahui biaya
pada ED Aluminium. kualitas dapat tercapainya keseimbangan
optimal antara biaya pencegahan,
penilaian, kegagalan internal, dan
METODE kegagalan eksternal (Supriyono, 2002).
Penelitian ini merupakan Strategi yang diterapkan ED
penelitian studi kasus dengan pendekatan Aluminium yaitu differentiation yang
kualitatif deskriptif. Menurut Yin (2014), sangat berkomitmen untuk memberikan
secara umum studi kasus adalah strategi kualitas terbaik terhadap produk yang
yang lebih cocok bila pokok pertanyaan dihasilkan. Dalam proses produksi SP

AKUNBISNIS | 120
JURNAL AKTUAL AKUNTANSI BISNIS TERAPAN/VOL 6 NO. 1 MEI 2023
ISSN: 2622-6529
e ISSN : 2655-1306
Alumunium sudah melakukan meningkatkan pengetahuan
pengendalian dengan baik berupa karyawan, tidak meningkatkan dan
aktivitas PDCA (plan, do, check, and mengembangkan keterampilan yang
action). Selain menggunakan sistem dimiliki karyawan. SP Alumunium
pengendalian PDCA, SP Alumunium juga membutuhkan pelatihan secara rutin
menggunakan aktivitas quality control untuk meningkatkan pengetahuan dan
untuk mengawasi proses produksi agar keterampilan yang dimiliki oleh
produk cacat tidak semakin banyak di karyawan sehingga jika ada pegawai
akhir tahapan proses produksi. Biaya baru tidak langsung diterjunkan
kualitas terdiri dari beberapa komponen, dalam proses produksi dan diberi
yaitu (1) biaya pencegahan yang tanggung jawab untuk langsung
dikeluarkan untuk mencegah terjadinya mengerjakan produk.
kerusakan produk yang diproduksi, (2)
biaya penilaian yang digunakan untuk b. Biaya pembuatan alat cetak
memastikan bahwa produk yang Kegiatan pembuatan alat cetak yang
diproduksi sesuai dengan persyaratan dilakukan perusahaan karena
kualitas, (3) biaya kegagalan internal perusahaan lebih menekankan proses
adalah biaya yang dikeluarkan karena produksi secara tradisional atau
produk tidak sesuai dengan persyaratan handmade sehingga dalam proses
terdeteksi sebelum barang tersebut produksi cetak menggunakan tanah
dikirimkan ke pelanggan, (4) dan biaya liat yang bagus hanya bisa digunakan
kegagalan eksternal adalah biaya yang maksimal 4 hari, sedangkan untuk
terjadi karena adanya kegagalan yang cetak pasir hanya dapat digunakan
terdeteksi setelah barang tersebut sampai satu kali cetak. Namun, untuk proses
ke pelanggan. kikir dan bubut menggunakan
peralatan yang dibuat sendiri oleh ED
a. Biaya Penyuluhan Untuk Karyawan Aluminium sehingga bisa menciptakan
dan Mitra ukuran yang presisi. Hasilnya SP
Alumunium mempunyai aktivitas
Penyuluhan untuk karyawan dan pembuatan alat cetak karena alat
mitra yang bekerja sama dengan Balai cetak yang paling bagus hanya
Besar Pengelolaan Produktivitas bertahan paling lama 4 hari dan yang
(BBPP). Kegiatan penyuluhan tidak bagus hanya bertahan maksimal
dilakukan dua kali dalam setahun di 1 hari. Alat cetak yang terbuat dari
awal tahun dan pertengahan tahun. tanah liat dan pasir basah tersebut
Kegiatan penyuluhan biasanya juga menghasilkan banyak produk
mengenai memberikan pengetahuan cacat seperti berlubang, pori-pori
mengenai tata cara proses produksi besar, dan bentuk tidak sempurna.
mengenai bahan baku, komposisi
produk, pembuatan alat cetak, kikir, c. Biaya pemeliharaan mesin
dan bubut serta bagaimana Dalam proses produksi ED Aluminium
menghasilkan produk yang menggunakan mesin yang digunakan
berkualitas. Penyuluhan ini ditujukan untuk proses pengikiran dan
untuk karyawan baru dan mitra. pembubutan. Mesin tersebut
Namun, aktivitas tersebut belum merupakan mesin yang dibuat sendiri
maksimal karena hanya berupa berdasarkan ukuran yang diminta
penyuluhan bukan pelatihan. Dimana pelanggan. Umur mesin dapat
penyuluhan tersebut hanya digunakan kurang lebih selama 5

AKUNBISNIS | 121
JURNAL AKTUAL AKUNTANSI BISNIS TERAPAN/VOL 6 NO. 1 MEI 2023
ISSN: 2622-6529
e ISSN : 2655-1306
tahun, dikarenakan mesin dibuat produk yang sudah jadi. Hal ini
sendiri sehingga dibutuhkan dilakukan agar barang yang akan
perawatan dan penyesuaian ukuran dikirimkan ke pelanggan merupakan
agar mendapatkan ukuran yang barang yang berkualitas baik. Banyak
presisi dengan produk. proses pengendalian kualitas dalam
produk dalam proses, tetapi hal
d. Biaya pemeriksaan bahan baku. tersebut tidak membuat produk jadi
Kegiatan pemeriksaan bahan baku lepas dari pemeriksaan, karena bagi
yang dilakukan oleh ED Aluminium ED Aluminium kepuasan pelanggan
dengan tujuan memperoleh kadar adalah hal yang utama. Kegiatan yang
aluminium yang sesuai agar dilakukan adalah dengan mengamati
menghasilkan kualitas produk seperti ada tidaknya cacat oleh internal ED
yang diharapkan. Pemeriksaan Aluminium, selain itu dengan
aluminium batangan dilakukan mengirimkan sampel untuk diuji
dengan dua cara yaitu dengan menguji kandungan yang terdapat dalam
kadar aluminium di laboratorium dan produk tersebut. Uji laboratorium
menimbang berat aluminium. dilakukan dengan bekerja sama
Biasanya pengujian bahan baku dengan UPT Umbulharjo.
dilakukan dengan mengambil
beberapa sampel, setelah diketahui g. Biaya pengerjaan Kembali produk
kadar Aluminium yang terkandung cacat
maka dapat digunakan untuk Banyaknya produk cacat yang
menentukan harga. Sedangkan untuk dihasilkan oleh ED Aluminium, tidak
Aluminium rongsok langsung menutup kemungkinan bagi ED
ditimbang tanpa melalui uji Aluminium untuk mengeluarkan biaya
laboratorium. yang begitu besar untuk proses
pengerjaan kembali. ED Aluminium
e. Biaya pemeriksaan barang dalam menyebut produk cacat ini dengan
proses sebutan produk mati karena sudah
Kegiatan ini dilakukan untuk tidak dapat diperbaiki kembali,
mengamati kualitas produk setengah sehingga harus dilebur dan di proses
jadi agar ketika ada masalah dapat dari awal lagi. ED Aluminium tidak
diketahui secara cepat dan tidak mempunyai sisa bahan karena bahan
mengeluarkan begitu banyak biaya. sisanya masih bisa dilebur kembali.
Pemeriksaan produk dalam proses banyaknya produk cacat yang
dilakukan satu persatu untuk dihasilkan selama proses produksi
mengetahui ada tidaknya cacat. Cacat menyebabkan biaya pengerjaan
yang terjadi biasanya adanya lubang, kembali yang tinggi serta waktu yang
pori-pori besar, dan produk tidak terbuang. Dalam laporan biaya
terbentuk secara utuh. Jika ternyata kualitas menunjukan bahwa biaya
ada barang yang masih cacat maka yang paling besar dikeluarkan untuk
akan diperbaiki, jika tidak bisa mengerjakan kembali produk cacat.
diperbaiki maka akan dilebur kembali. Sehingga, diharapkan SP Alumunium
dapat memperbaiki proses produksi
f. Biaya pengujian produk jadi agar meminimalisir produk cacat yang
Biaya pengujian produk jadi adalah dihasilkan dan berdampak pada
biaya yang dikeluarkan ED tingginya pengeluaran biaya penerjaan
Aluminium untuk menguji kembali kembali.

AKUNBISNIS | 122
JURNAL AKTUAL AKUNTANSI BISNIS TERAPAN/VOL 6 NO. 1 MEI 2023
ISSN: 2622-6529
e ISSN : 2655-1306
menggunakan klasifikasi model P-A-F
h. Garansi (prevention, appraisal, failure). Maka
Biaya garansi adalah biaya yang besarnya perhitungan biaya kualitas
dikeluarkan oleh ED Aluminium dapat dilihat pada tabel berikut ini:
ketika ada produk yang tidak sesuai
dengan keinginan pelanggan ketika
produk sudah sampai ke tangan
pelanggan. Dalam menjaga kepuasan
pelanggannya, ED Aluminium
mengeluarkan sistem penggantian
produk yang sudah sampai ke
pelanggan tersebut lalu diganti dengan
produk yang baru. , SP Alumunium
mengeluarkan biaya garansi untuk
produk yang tidak sesuai yang sudah
sampai ke tangan pelanggan.
SP Alumunium mengeluarkan
biaya garansi untuk produk yang tidak
sesuai yang sudah sampai ke tangan
pelanggan. Dalam proses penggantian
itu tidak ada waktu atau syarat yang
berlaku, karena SP Alumunium
mengutamakan kepuasan pelanggan.
Berdasarkan klasifikasi dari
komponen biaya kualitas yang telah
dilakukan pada ED Aluminium dengan

AKUNBISNIS | 123
JURNAL AKTUAL AKUNTANSI BISNIS TERAPAN/VOL 6 NO. 1 MEI 2023
ISSN: 2622-6529
e ISSN : 2655-1306
ED ALUMINIUM
Laporan Biaya Kualitas
Tahun 2021
Keterangan Biaya Kualitas Biaya Biaya Kualitas
(Rupiah) Kualitas Terhadap
(%) Penjualan (%)
Penjualan 22.528.227.696

Biaya pencegahan
(prevention cost)
Biaya Penyuluhan 21.904.764
Karyawan dan Mitra
Biaya pembuatan alat cetak 343.119.843
Biaya pemeliharaan mesin 38.302.382
Total biaya pencegahan 403.326.989 10,13% 1,79%

Biaya penilaian (appraisal cost)


Biaya pemeriksaan bahan 38.746.562
baku
Biaya Pemeriksaan Barang 492.179.764
dalam Proses
Total biaya penilaian 530.926.326 13,33% 2,36%

Biaya kegagalan internal


(internal failure cost)
Biaya pengujian produk jadi 492.187.500
Biaya pengerjaan kembali 2.428.514.755
produk cacat
Total biaya kegagalan 2.920.702.255 73,33% 12,96%
internal

Biaya kegagalan eksternal


(eksternal failure cost)
Biaya garansi 128.030.223
Total biaya kegagalan 128.030.223 3,21% 0,57%
eksternal

Total biaya kualitas 3.982.985.794 100% 17,68%


Gambar 1. Laporan Biaya Kualitas
Sumber: Data diolah, 2021.

AKUNBISNIS | 124
JURNAL AKTUAL AKUNTANSI BISNIS TERAPAN/VOL 6 NO. 1 MEI 2023
ISSN: 2622-6529
e ISSN : 2655-1306

SIMPULAN pembuatan alat cetak dan


1. SP Aluminium merupakan pemeliharaan mesin.
UMKM yang tergolong kelas 3. Perhitungan model prevention,
menengah yang memiliki upaya appraisal, and failure (P-A-F) yang
untuk meningkatkan kualitas, dilakukan oleh peneliti pada ED
yang dibuktikan dengan Aluminium, terlebih dahulu
mengeluarkan biaya pencegahan melihat aktivitas produksi dari
yang bekerja sama dengan BBPP awal sampai akhir lalu melihat
(Balai Besar Pengelolaan dari biaya yang telah dikeluarkan
Produktivitas) yang digunakan oleh perusahaan yang terdapat
untuk peningkatan kualitas pada laporan keuangan.
produk yang mereka hasilkan selanjutnya, mengidentifikasi
serta meminta mitra untuk terhadap biaya-biaya tersebut dan
mengikuti penyuluhan, namun menggolongkan biaya tersebut
upaya peningkatan kualitas sesuai dengan teori yang terkait
belum optimal karena belum dengan model PAF. Setelah
didukung dengan penerapan melakukan pengidentifikasian
laporan biaya kualitas yang dapat dan penggolongan terkait biaya
digunakan untuk menganalisis pencegahan, biaya penilaian, dan
dan mengevaluasi keberhasilan biaya kegagalan, dilakukan
program peningkatan kualitas perhitungan untuk melihat
serta belum didukung oleh presentasi dari setiap komponen
peralatan yang modern. klasifikasi PAF dibandingkan
2. Belum adanya pengidentifikasian dengan biaya kualitas total. Dari
dan pelaporan biaya kualitas di persentase tersebut akan terlihat
ED Aluminium mengakibatkan apakah biaya pencegahan dan
perusahaan tidak dapat penilaian yang dikeluarkan oleh
mengetahui apakah kinerja biaya ED Aluminium berdampak
kualitas setiap periodenya sudah terhadap penurunan produk yang
cukup baik atau belum. Kegiatan tidak sesuai standar.
yang digunakan untuk
pengendalian kualitas yang SARAN
dilakukan oleh ED Aluminium Pengukuran biaya kualitas hanya
adalah kegiatan pencegahan berdasarkan informasi keuangan dari
(prevention) dan penilaian sistem akuntansi perusahaan yang
(appraisal). Kegiatan pencegahan dapat ditelusuri, tidak meliputi biaya
yang dilakukan oleh ED kualitas yang tersembunyi (hidden
Aluminium berupa penyuluhan quality cost).
kepada karyawan dan mitra serta

AKUNBISNIS | 125
JURNAL AKTUAL AKUNTANSI BISNIS TERAPAN/VOL 6 NO. 1 MEI 2023
ISSN: 2622-6529
e ISSN : 2655-1306

DAFTAR PUSTAKA
Western.
Atkinson, A.,A., Robert S. Kaplan
(1998). Edisi 3. Advance Hartono, Jogiyanto. 2013. Metode
Management Accounting. Penelitian Bisnis, Salah
New Jersey : Prentice-Hall, Kaprah dan Pengalaman-
Inc. Pengalaman, Edisi 6.
Yogyakarta: BPFE.
Badan Pusat Statistik. 2017. Daftar
UMKM di Indonesia. Diambil Hartono, Moh. Quality By Design
3 Mei 2023, dari dengan Metode Taguchi,
https://www.bps.go.id/linkTa Konsep, dan
belStatis/view/id/1322 Perkembangannya. Optimum
Vol.2 No.1. 2001. Hal 95-107.
Besterfield, D. H. 1979. Quality
Control. Englewood Cliffs-NJ: Hennink, M., Hutter, I., dan Bailey, A.
Prentice-Hall Inc. 2011. Qualitative Research
Methods. London: Sage
Eviyanti, Novitasari. 2021. Analisis Publications.
Fishbone Diagram Untuk
Mengevaluasi Pembuatan Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Peralatan Aluminium Studi Kuantitatif, Kualitatif, dan
Kasus Pada ED Aluminium R&D. Bandung: Alfabeta.
Yogyakarta. JAAKFE.
UNTAN. Jilid 10 Hal 10-18. Supriyono, R.A. 2002. Akuntansi Biaya
dan Akuntansi Manajemen
Gaspersz, Vincent. 2001. Total Quality untuk Teknologi Maju dan
Management. Jakarta: PT. Globalisasi (Edisi Kedua).
Gramedia Pustaka Umum. Yogyakarta : BPFE.

Hansen, Don R dan Maryanne M. Yin, R. K. 2015. Studi Kasus (Desain


Mowen. 2007. Managerial dan Metode). Jakarta: PT.
Accounting, 8th Edition. Raja Grafindo Persada.
USA: Thomson South-

AKUNBISNIS | 126

You might also like