You are on page 1of 15

KONSEP EVALUASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

Mata Kuliah : Evaluasi dan Supervisi Pendidikan


Semester : I (Satu)
Dosen Pengampu : 1. Prof. Dr. Undang Rosidin, M.Pd.
2. Prof. Dr. Sowiyah, M.Pd.
3. Dr. Riswanti Rini, M.Pd.
Program Studi : Doktor Ilmu Pendidikan
Fakultas : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Disusun Oleh:
Kelompok 1

Sri Latifah (2333031016)


Winda Annisha Bertiliya (2333031008)

PROGRAM DOKTOR ILMU PENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
2023/2024
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW, yang telah menjadi suri tauladan umat islam di dunia, dengan
terwujudnya makalah ini yang membahas tentang “Konsep Evaluasi dan Supervisi
Pendidikan”, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan informasi,
pelajarandan ilmu yang bermanfaat bagi pembacanya.Penulis menyadari bahwa
makalah ini belum sempurna oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun, demi kesempurnaan makalah berikutnya.

Bandar Lampung, 26 Agustus 2023

Penulis,
iii

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 2

II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Evaluasi dan Supervisi Pendidikan ....................................... 4
2.2 Tujuan Evaluasi dan Supervisi Pendidikan ............................................. 6
2.3 Fungsi Evaluasi dan Supervisi Pendidikan ............................................. 8
2.4 Prinsip Evaluasi dan Supervisi Pendidikan
2.5 Dimensi Evaluasi dan Supervisi Pendidikan ........................................... 10

III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 11
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan pendidikan dan pembelajaran dilembaga pendidikan seperti Sekolah
Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, maupun Sekolah
Menengah Kejuruan (SD, SMP, SMA dan SMK) dan Sekolah Keagamaan lainnya
(MI, Mtsataupun MA), dapat berbentuk kegiatan akademik dan non akademik.
Kegiatan akademik yang dikenal sebagai kegiatan pendidikan dan pembelajaran
yang cakupan kegiatan sentral dalam lembaga pendidikan. Keberhasilan atau
kegagalan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada aktivitas akademik
ini. Menekankan kualitas pendidikan di sekolah, nampaknya kegiatan yang
menjadi lebih penting dalam proses akademik itu adalah
kegiatan monitoring dan controlling atau pengawasan seluruh komponen dan
aktivitas akademik.

Program peningkatan mutu pendidikan di sekolah atau madrasah dapat dicapai


apabila kegiatan pendidikan dan pembelajaran disekolah berlangsung dengan
baik, berdaya guna dan berhasil guna. Hal tersebut dapat terlaksana apabila
ditunjang dengan adanya upaya peningkatan kemampuan personil pendidikan di
sekolah. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab utama dalam keberhasilan
sekolah perlu meningkatkan kinerja sebagai pengawas, sekaligus pembina
personil pendidikan yang lain. Mengingat begitu pentingnya peranan guru dalam
upaya peningkatan mutu pendidikan maka selayaknyalah bila kemampuan guru
ditingkatkan melalui program pembinaan secara terus menerus, agar para guru
benar-benar memiliki kemampuan yang sesuai tuntutan profesional. Salah satu
cara untuk melakukan pembinaan profesionalitas kinerja guru dalam bidang
akademik perlu diadakan kegiatan pengawasan akademik di sekolah oleh
pengawas akademik yang profesional, dalam perkembangannya, pengawas satuan
pendidikan lebih diarahkan untuk memiliki serta memahami bahkan dituntut
2

untuk dapat mengamalkan apa yang tertuang dalam peraturan menteri tentang
kepengawasan. Tuntutan tersebut salah satunya tentang kompetensi dalam
memahami metode dan teknik dalam supervisi. Seorang supervisor adalah orang
yang profesional ketika menjalankan tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidah-
kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Guru adalah salah satu komponen sumber daya pendidikan memerlukan


pelayanan supervisi. Pentingnya bantuan supervisi pendidikan terhadap guru
berakar mendalam dalam kehidupan masyarakat. Untuk menjalankan supervisi
diperlukan kelebihan yang dapat melihat dengan tajam terhadap permasalahan
dalam peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan untuk
memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan penglihatan mata biasa,
sebab yang diamatinya bukan masalah kongkrit yang tampak, melainkan
memerlukan kepekaan batin. Seorang supervisor membina peningkatan mutu
akademik yang berhubungan dengan usaha-usaha mennciptakan kondisi belajar
yang lebih baik berupa aspek akademis, bukan masalah fisik material semata.
Ketika supervisi dihadapkan pada kinerja dan pengawasan mutu pendidikan, tentu
memiliki misi yang berbeda dengan supervisi oleh kepala sekolah (Sari, 2020).
Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada kepala sekolah dalam
mengembangkan mutu kelembagaan pendidikan dan memfasilitasi kepala sekolah
agar dapat melakukan pengelolaan kelembagaan secara efektif dan efisien.
Makalah ini membahas mengenai “Konsep Evaluasi dan Supervisi Pendidikan”
yang akan dibahas pada bab pembahasan selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Evaluasi dan Supervisi Pendidikan?
2. Apa tujuan dari Evaluasi dan Supervisi Pendidikan?
3. Apa fungsi dari Evaluasi dan Supervisi Pendidikan?
4. Bagaimana prinsip dari Evaluasi dan Supervisi Pendidikan?
5. Bagaimana dimensi dari Evaluasi dan Supervisi Pendidikan?
3

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui pengertian Evaluasi dan Supervisi Pendidikan.
2. Mengetahui tujuan Evaluasi dan Supervisi Pendidikan.
3. Mengetahui fungsi Evaluasi dan Supervisi Pendidikan.
4. Mengetahui prinsip Evaluasi dan Supervisi Pendidikan.
5. Mengetahui dimesnsi Evaluasi dan Supervisi Pendidikan.
4

II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Evaluasi dan Supervisi Pendidikan


Ada tiga istilah yang digunakan dan perlu disepakati pemakaiannya, sebelum
disampaikan uraian lebih jauh tentang evaluasi yaitu evaluasi (evaluation),
pengukuran (measurement), dan penilaian (assessment). Evaluasi berasal dari kata
“evaluation”, kata tersebut diserap ke dalam perbendaharaan istilah Bahasa
Indonesia dengan tujuan mempertahankan kata aslinya dengan sedikit lafal
Indonesia menjadi “evaluasi”. Suchman, (1961, dalam Anderson, 1975)
memandang evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang direncanakan
untuk mendukung tercapainya tujuan. Evaluasi adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi
tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam pengambilan
sebuah keputusan (Arikunto, 2004), sedangkan pengertian supervisi pendidikan
adalah kata supervisi berasal dari bahasa Inggris supervision yang terdiri dari dua
kata, yaitu super dan vision. Yang mengandung pengertian melihat dengan sangat
teliti pekerjaan secara keselurhan. Orang yang melakukan supervisi disebut
supervisor. Menurut para ahli diantaranya adalah:
1. Ben M. Harris, dalam bukunya Supervisor Behaviour in Education
1975 menyatakan bahwa supervisi apa yang personalia sekolah lakukan
dengan orang dewasa dan alat-alat dalam rangka mempertahankan
ataumengubah pengelolaan sekolah untuk mempengaruhi pencapaian tujuan
instruksional sekolah. Supervisi mempunyai impact dengan pelajar melalui
perantaraan orang lain dan alat (Harris, 1975).
2. Drs. Ngalim Purwanto, dkk, dalam bukunya Administrasi Pendidikan, 1979.
menyatakan: supervisi adalah aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan
pekerjaan mereka secara efektif (Purwanto, 1979).
5

3. Drs. Ametembun, dalam bukunya, Supervisi Pendidikan, 1975, menyatakan:


Supervisi Pendidikan adalah pembinaan kearah perbaiakan situasi
pendidikan pada umumnya dan pertbaikan mutu belajar mengajar di sekolah
pada khususnya (Ametembun, 1975).

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dikemukakan secara sederhana


bahwa supervisi pada dasarnya adalah upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan pengajaran dengan ditunjang oleh unsur-unsur lain, seperti guru,
sarana dan prasarana, kurikulum sistem pengajaran dan penilaian. Supervisor
bertugas dan bertanggung jawab memperhatikan perkembangan unsur-unsur
tersebut secara berkelanjutan.

Evaluasi dan supervisi pendidikan adalah pemberian estimasi terhadap


pelaksanaan supervisi pendidikan untuk menentukan keefektifan dan kemajuan
dalam rangka mencapai tujuan supervisi pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam
evaluasi program supervisi pendidikan untuk perbaikan pengajaran melibatkan
penentuan perubahan yang terjadi pada periode tertentu, perubahan yang
diharapkan dari semua personel dalam supervisi dan dalam perbaikan program
melibatkan kepala sekolah (supervisor), guru, dan murid. Supervisor dan guru
bekerjasama untuk membawa perubahan-perubahan dalam diri anak didik. Lebih
dari pada itu semua yang harus dipertimbangkan sebagai ruang lingkup supervisi
pendidikan adalah meliputi rencana perbaikan, organisasi perencanaan, tujuan
yang akan dicapai, teknik-teknik pencapaian tujuan, dan perubahan-perubahan
yang dilakukan di bidang kurikulurn dan bimbingan.

Hubungannya dengan pengertian evaluasi dan supervisi pendidikan ini, Thomas


H. Briggs dan Joseph Justman mengemukakan arti evaluasi sebagai berikut:
Evaluation is the systematic effort to ascertain the extent to which the objectives
of his program of supervision are being attained. (Briggs, 1954). Harus diingat
bahwa supervisor pendidikan dalam mengadakan evaluasi program supervisi
pendidikan harus mencakup bidang luas dalam arti bahwa seluruh situasi yang
disupervisi, termasuk supervisor sendiri juga harus dievaluasi.
6

Sebagaimana aktivitas pendidikan yang menentukan hasilnya dalam jangka


panjang, supervisi pendidikan juga demikian, hasil yang dicapai dalam
pelaksanaan supervisi pendidikan terutama yang berkenaan dengan manusia baru
dapat dilihat dalam jangka panjang. Sedangkan hasil supervisi pendidikan yang
dapat diketahui dengan cepat hanya penampakan hasil sementara. Dan hal ini
akan menimbulkan kesulitan bagi kita dalam mengevaluasi program supervisi
pendidikan, mengingat ruang lingkup yang akan dievaluasi dalam supervisi
pendidikan sangat luas, dimana selain guru dan staf sekolah, programpun
merupakan sasaran evaluasi program supervisi pendidikan. Hal ini sangat sesuai
dengan apa yang dikatakan Elsbree dkk. Dalam buku “ Elementary School
Administration and supervision ". yaitu : An important characteristic of modern
supervision is its emphasis on evolution, including evaluation of the teacher and
the school program. (Elsbree, Mc Nally, and Wyne, 1967, halaman 166).

Berdasarkan penjelasan Elsbree dkk, di atas maka ciri utama supervisi pendidikan
yang modern adalah adanya penekanan pada evaluasi, termasuk evaluasi terhadap
keberhasilan guru, dan keberhasilan program sekolah.
Supervisi pendidikan dapat didasarkan pada beberapa teori yang relevan dalam
bidang tersebut. Salah satu teori yang dapat digunakan sebagai landasan adalah
teori Supervisi Transformasional yang dikemukakan oleh Leithwood dan
Steinbach (1995) dalam artikel mereka yang berjudul "Expert Teachers'
Perspectives on Transforming Supervision." Teori ini menekankan pentingnya
peran supervisor sebagai pemimpin transformasional yang mampu menginspirasi
dan membimbing guru dalam meningkatkan kualitas pengajaran mereka.
Supervisor yang menerapkan pendekatan transformasional dapat membantu guru
mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang diperlukan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang lebih tinggi.

2.2 Tujuan Evaluasi dan Supervisi Pendidikan


Setiap kegiatan yang berprogram pasti memiliki tujuan tertentu yang ingin
dicapai, begitu pula evaluasi dan supervisi. pendidikan. Menurut Chester T. Mc
Nerney tujuan evaluasi dan supervisi pendidikan sebagai berikut : “The purpose of
7

any program of evaluation is to discover the needs of the individuals being evalu-
ated and then design learning experiences that will satisfy these needs”. (Me
Nerney, 1951).

Secara umum dapat diartikan bahwa tujuan evaluasi adalah meneliti atau
menemukan kebutuhan kebutuhan setiap individu yang dinilai dan kemudian
digunakan untuk merencanakan pengalaman belajar yang dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan setiap individu tersebut. William H. Burton dan Leo J.
Brueckner menjelaskan bahwa keefektifan supervisi pendidikan dapat dinilai
dengan cara mengukur atau mendeskripsikan perubahan-perubahan atau
perbaikan-perbaikan yang terjadi dalam keseluruhan program pendidikan.
(Burton, 1955).

Tujuan evaluasi program supervisi yang digambarkan melalui keseluruhan


program pendidikan ini dapat digunakan untuk melihat perubahan-perubahan dan
perbaikan di bidang yaitu:
1. Pertumbuhan dan perkembangan siswa dalam mencapai tujuan.
2. Perbaikan di bidang kurikulum.
3. Perbaikan praktik mengajar.
4. Perbaikan kualitas dan pendayagunaan materi pengajaran dan alat bantu
mengajar.
5. Perkembangan personal, dan profesional guru secara umum.
6. Perbaikan hubungan sekolah dengan masyarakat.

Pada prinsipnya evaluasi dan supervisi pendidikan bertujuan untuk meningkatkan


usaha pelaksanaan program pendidikan secara menyeluruh, baik personel,
material, maupun operasionalnya, dengan evaluasi dan supervisi, supervisor
dapat:
1. Mengetahui sejauh mana pelaksanaan supervisi disekolah mencapai
kemajuan.
2. Memberikan pertimbangan demi perkembangan pendidikan di masa yang
akan datang.
8

3. Memperbaiki praktik-praktik pembinaan personel sekolah.


4. Memberikan dorongan peningkatan proses belajar mengajar di sekolah.
5. Mengetahui sejauh mana partisipasi orang tua dan masyarakat di sekolah
terhadap pelaksanaan program pendidikan.
6. Memberikan pertimbangan dan saran atas peningkatan pengelolaan sarana
dan prasarana sekolah.
7. Membina para personel sekolah dalam mengelola kurikulum sekolah

2.3 Fungsi Evaluasi dan Supervisi Pendidikan


Proses melakukan evaluasi mungkin saja berbeda sesuai teori yang dianut, namun
evaluasi paling tidak harus memasukkan ketentuan dan tindakan sejalan dengan
fungsi evaluasi (Shulhan, 2012), yaitu:
1. Memfokuskan evaluasi
2. Mendesain evaluasi
3. Mengumpulkan informasi
4. Menganalisis informasi
5. Melaporkan hasil evaluasi
6. Mengelola evaluasi
7. Mengevaluasi evaluasi

Swearingen dalam bukunya “ Supervision of Instruction” mengemukakan delapan


fungsi supervisi pendidikan (Swearingen, 1961), sebagai berikut:
1. Mengkoordinir semua usaha sekolah. sehingga dapat mengatur semua
kegiatan usaha disekolah.
2. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah. Dapat meningkatkan kemampuan
kepemimpinan pendidik maupun tenaga kependidikan di sekolah
3. Memperluas pemgalaman pendidik, tidak hanya dalam mengajar namun
juga dalam kegiatan administrasi dan supervisi.
4. Menstimulir usaha-usaha yang kreatif, sehingga dapat meningkatkan
kegiatan-kegiatan positif yang bermanfaat bagi masyarakat sekolah dan
sekitar.
9

5. Memberikan fasilitas dan penilaian yang kontinu, agar dapat meningkatkan


mutu dalam belajar dan kenyamanan lalu ditinjau untuk melihat keefektifan
dari fasilitas yang diberikan.
6. Menganalisis situasi belajar-mengajar untuk meningkatkan dan
mengembangkan pembelajaran yang lebih baik dan efektif.
7. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap tenaga
kependidikan sehingga dapat meningkatkan kualitas tenaga kependidikan
yang profesional.

8. Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan


kemampuan mengajar pendidik untuk menciptakan peserta didik yang
bermutu tinggi dan mandiri.

2.4 Prinsip Evaluasi dan Supervisi Pendidikan


Berikut ini merupakan prinsip evaluasi dan supervisi pendidikan menurut
(Mustafalah, 2022), yaitu:
1. Prinsip Komprehenship (harus mencakup bidang sasaran yang luas
atau menyeluruh, baik aspek personalnya, materinya, maupun aspek
operasionalnya (guru, murid, karyawan dan kepala sekolah,
aspek materialnya dan operasionalnya).
2. Prinsip Komparatif (harus dilakukan bekerjasama dengan semua orang
yang terlibat dalam aktifitas supervisi pendidikan).
3. Prinsip Kontinyu (harus dilakukan secara terus menerus selama
proses pelaksanaan program, hal ini untuk memonitor atas keberhasilan
yang telah dicapai pada periode tertentu).
4. Prinsip Obyektif (harus menilai sesuai dengan kenyataan yang ada),
dalam keobyektifan perlu adanya data dan fakta, makin lengkap data
dan fakta kita kumpulkan makin obyektiflah evaluasi yang kita lakukan.
5. Prinsip Berdasarkan Kriteria yang valid (kriteria yang digunakan dalam
evaluasi harus konsisten dengan filsafat dan tujuan yang telah
dirumuskan. Kriteria ini digunakan agar memiliki standart yang jelas
apabila telah dirumuskan. Kekonsistenan kriteria evaluasi dengan
10

filasafat berarti kriteria yang dibuat harus berdasarkan tujuan pelaksanaan


supervisi pendidikan).
6. Prinsip Fungsional (hasil evaluasi dan supervisi pendidikan tidak
hanya dimeksudkan untuk membuat laporan kepada atasan yang
kemudian di “peti”es-kan, artinya evaluasi supervisi pendidikan benar-
benar memiliki nilai guna, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Kegunaan langsung untuk perbaikan apa yang dievaluasi,
sedang yang tidak langsung dimanfaatkan untuk penelitian atau keperluan
lainya).
7. Prinsip Diagnostik (evaluasi dan supervisi pendidikan harus
mengidentifikasi kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan
apa yang dievaluasi sehingga kita dapat memperbaikinya. Oleh
sebab itu evaluasi dan supervisi pendidikan harus didokumentasikan,
bahan-bahan itu dijadikan dasar penemuan kelemahan-kelemahan atau
kekurangan-kekurangan yang kemudian harus diusahakan jalan
pemecahannya.

2.5 Dimensi Evaluasi dan Supervisi Pendidikan


Peningkatan mutu pendidikan adalah merupakan salah satu tugas dari supervisor.
Hal ini adalah sebagai gambaran bahwa sistem pendidikan di Indonesia belum
gagal, sebab ia mampu menempamanusia-manusia yang dapat melaksanakan
pembangunan di segala bidang seperti sekarang, dalam proses pendidikan
terdapat 3 dimensi yang harus diperhatikan oleh supervisor (Setiyono, 2005),
yaitu:
1. Dimensi substantif, mengenai bahan apa yang akan diajar.
2. Dimensi tingkah laku, tentang bagaimana guru mengajar.
3. Dimensi lingkungan fisik,mengenai sarana dan prasarana.
11

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Evaluasi dan supervisi pendidikan tidak berarti mengevaluasi suatu rencangan
program supervisi pendidikan dalam arti rencana. Evaluasi dan supervisi
pendidikan berusaha menentukan sampai seberapa jauh tujuan supervisi
pendidikan yang telah tercapai. Oleh sebab itu bukan saja programnya yang
dievaluasi tetapi juga proses pelaksanaan dan hasil supervisi pendidikan. Bahkan
ruang lingkup evaluasi supervisi pendidikan menyangkut semua komponen yang
terkait dalam pelaksanaan supervisi pendidikan. Komponen tersebut meliputi
aspek personel, aspek material, dan aspek operasional dalam supervisi pendidikan.
12

DAFTAR PUSTAKA

Ametembun. (1975). Kepemimpinan Pendidikan. Malang: IKIP Malang.\

Anderson. (1975). Encyclopedia on Evaluation. California: Jossey-Bass, Ins.


Publisher.

Arikunto, S. (2004). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Aseltine, J. M., Faryniarz, J. O., & Rigazio-DiGilio, A. J. (2006). Supervision For


Learning: A Performance-Based Approach To Teacher Development And
School Improvement. USA: ASCD.

Briggs, Thomas H. and Joseph Justman, 1954. Improving Instruction Through


Supervision, New York: The Nac Milland Company

Burton, W. H. & Lee J. Brueckner. (1959). Supervision, New York: Appleton


Century-Croft, Inc.

Harris. B. M. (1975). Supervisory Behavior in Education. New Jersey: Prentice


Hall.

Me Nerney. C. T. (1951). Education Supervision. New York: Mc. Graw Hill Book
Company.

Mustafiah, E. (2022). Evaluasi Terhadap Pembinaan Guru Melalui Supervisi


Pendidikan. JOEL: Journal of Educational and Language Research, 2(3),
463-476.

Purwanto. N. (1979). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Mutiara.

Sari, W. F., & Afriansyah, H. (2020). Konsep Dasar Supervisi Pendidikan. Jurnal
Administrasis Supervisi Pendidikan, 1(1), 1-9.

Setiyono, I. (2005). Supervisi Pendidikan Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar,


6(1).

Shulhan. M. (2012). Supervisi Pendidikan (Teori dan Terapan Dalam


Mengembangkan Sumber Daya Guru). Surabaya: Acima Publishing

Swearingen, M. E. (1961). Supervision of Instruction – Foundation and Dimension.


New York: Prentice Hall, Englewood Cliff.

You might also like