You are on page 1of 21

Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 10 Nomor 1, Januari 2018 1

ANALISIS YURIDIS KASUS PEMBOBOLAN


REKENING PADA BANK MANDIRI

ANALYSIS JURIDIS CASE OF


ACCOUNTS HACKING IN MANDIRI BANK

Istiqlaliyah Tri Utami dan Program Studi Ilmu Hukum Sekolah Pascasarjana
Muhammad Taufiq Universitas Djuanda Bogor
Jl. Tol Ciawi No. 1, Kotak Pos 35, Bogor 16720.
Korespondensi : Istiqlaliyah Tri U, Telp. -
e-mail : istiqlalu@gmail.com

Jurnal Abstract : The identifications of this research are: 1) How did the customer's
Living Law, account break into the Depok Branch of Bank Mandiri ?; 2) What is the bank's
Vol. 10, No. responsibility towards the customer who is a victim of a Bank Mandiri Depok branch
1,
burglary? The research method used in this study is a normative juridical approach,
2018
hlm. 58-77
namely law is conceived as a norm, rule, principle or dogmas / jurisprudence. The
results of this study are: The form of corporate responsibility according to the law in
an effort to provide protection for customers who have suffered losses on funds in
their accounts can be done in non-litigation and litigation. Non-litigation reports to
Indonesian banking mediation institutions, while litigation is through the court.
Suggestions for this research, namely: 1) There needs to be a guarantee that means
for customers who have entrusted their funds to banks; 2) The government must pay
more attention to the activities of banks, especially for Bank Indonesia as a supervisor
and supervisor of banking activities so that in this case the bank is more responsible.

Keywords : Account Hacking, Consumer Protection, Bank.

Abstrak : Identifikasi penelitian ini yaitu: 1) Bagaimana terjadi pembobolan


rekening nasabah pada Bank Mandiri Cabang Depok?; 2) Bagaimana tanggung
jawab bank terhadap nasabah korban pembobolan rekening Bank Mandiri Cabang
Depok? Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
yuridis normatif, yaitu hukum dikonsepsikan sebagai norma, kaidah, asas atau
dogma-dogma/yurisprudensi. Hasil dari penelitian ini yaitu: Bentuk
pertanggungjawaban korporasi menurut undang-undang dalam upaya memberikan
perlindungan bagi nasabah yang mengalami kerugian atas dibobol dana pada
rekeningnya dapat dilakukan secara non litigasi dan secara litigasi. Secara non
litigasi melakukan pelaporan kepada lembaga mediasi perbankan Indonesia,
sedangkan secara litigasi melalui jalur pengadilan. Saran penelitian ini, yaitu: 1)
Perlu adanya penjaminan yang berarti bagi nasabah yang telah mempercayakan
dananya pada bank; 2) Pihak pemerintah agar lebih memperhatikan kegiatan dari
bank-bank terutama bagi Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas terhadap
kegiatan perbankan agar dalam hal ini pihak bank lebih bertanggung jawab.

Kata Kunci : Pembobolan Rekening, Perlindungan Konsumen, Bank


2 Istiqlaliyah, et. al. Analisis Yuridis Kasus Pembobolan Rekening..

PENDAHULUAN sistem perbankan tidak dapat dipisahkan


dengan peran teknologi informasi.2
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
Produk-produk bank yang
teknologi atau yang kita kenal dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi
istilah IPTEK, ditambah dengan
adalah:3
perkembangan zaman atau yang kita kenal
1. Anjungan Tunai Mandiri (Automated
dengan istilah globalisasi tidak diragukan
Teller Machine);
lagi telah membawa dampak yang sangat
2. Sistem Aplikasi Perbankan (Banking
berarti terhadap perkembangan seluruh
Application System);
negara di dunia. Tidak terkecuali Indonesia
3. Sistem Penyelesaian Bruto Waktu-
sebagai salah satu negara yang sedang
Nyata (Real-Time Gross Settlement
berkembang. Perkembangan yang terjadi
System);
tersebut mencakup segala bidang
4. Perbankan Daring (Internet Banking);
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
dan
bernegara yang salah satu di antaranya
5. Sistem Kliring Elektronik.
adalah bidang perekonomian. Dengan
Penggunaan teknologi yang
adanya perkembangan globalisasi ini telah
dimanfaatkan dalam produk-produk bank
sangat berpengaruh pada seluruh sistem
tersebut memberikan keuntungan
perekonomian negara. Semakin banyak
tersendiri bagi bank, diantaranya adalah:4
kegiatan ekonomi yang dilakukan suatu
1. Business expansion
negara, tentu saja akan berbanding lurus
Dahulu sebuah bank harus memiliki
dengan semakin cepatnya perputaran uang
sebuah kantor cabang untuk beroperasi di
yang terjadi di dalamnya. Dengan adanya
tempat tertentu. Kemudian hal ini
kondisi seperti ini, sektor riil tentu akan
dipermudah dengan hanya meletakkan
semakin bergerak maju atau semakin
mesin ATM sehingga bank tersebut dapat
tumbuh dari waktu ke waktu.
beroperasi di tempat mesin ATM berada.
Pada saat ini teknologi mengalami
Kemudian terdapat electronic banking (e-
perkembangan di seluruh belahan dunia
banking) yang mulai menghilangkan batas
termasuk juga Indonesia. Salah satu
fisik, menghilangkan batas ruang, dan
perkembangan tersebut ditandai dengan
waktu dimana nasabah dapat
munculnya internet hingga akhirnya tiba di
menggunakan media electronic untuk
suatu masa dimana penggunaan internet
melakukan aktivitas perbankannya.
mulai menjadi sangat berperan di berbagai
2. Customer loyality
aspek kehidupan sehari-hari yang dikenal
Khususnya nasabah yang sering
dengan teknologi berbasis internet
bergerak (mobile), akan merasa lebih
(Internetbased technology).1 Teknologi
nyaman untuk melakukan aktivitas
informasi telah menjadi fasilitas utama bagi
perbankannya tanpa harus membuka
kegiatan berbagai sektor kehidupan
account di bank yang berbeda-beda di
dimana memberikan andil besar terhadap
berbagai tempat sehingga nasabah dapat
perubahan-perubahan yang mendasar
menggunakan atau membuka account pada
pada struktur operasi dan manajemen
satu bank saja.
organisasi, pendidikan, kesehatan dan
3. Revenue and cost improvement
penelitian hingga di bidang perbankan.
Biaya untuk memberikan layanan
Peran teknologi di bidang perbankan
perbankan melalui e-banking dapat lebih
sangat besar, karena kemajuan suatu
murah daripada membuka kantor cabang.
4. Competitive advantage
1
Andi Hamzah, Hukum Pidana yang Berkaitan dengan Komputer, Jakarta: Sinar Grafika, 1993, Hlm. 122.
2
Ibid.
3
Ibid.
4
Ibid., Hlm. 23.
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 10 Nomor 1, Januari 2018 3

Bank yang memiliki fasilitas e-banking dibobol oleh pelaku kejahatan ITE di
akan memiliki keuntungan dibandingkan bidang perbankan.
dengan bank yang tidak memiliki e- Sebagai contoh kasus dalam Putusan
banking. Dalam waktu dekat, orang tidak Pengadilan Negeri Depok Nomor
ingin membuka account di bank yang tidak 186/Pid.Sus/2012/PN.Dpk. Bahwa
memiliki fasilitas e-banking. terdakwa Zurais Al-Korni Bin Hatib7 pada
5. New business model hari Jum’at tanggal 06 Januari 2012 sekitar
E-banking memungkinan adanya bisnis pukul 11.41 wib atau pada hari yang sama
model yang baru. Layanan perbankan baru sekitar pukul 21.48 wib bertempat di
dapat diluncurkan melalui jaringan kampung jemblongan RT.01/11 No. 12
internet dengan cepat. Kelurahan Pancoran Mas, Kecamatan
Semakin berkembang dan kompleks Pancoran Mas, Kota Depok atau setidak-
fasilitas yang diterapkan perbankan untuk tidaknya masih termasuk daerah hukum
memudahkan pelayanan, semakin beragam Pengadilan Negeri Depok, telah mengambil
dan kompleks pula adopsi teknologi yang suatu barang berupa uang sejumlah Rp.
dimiliki oleh suatu bank.5 Setiap terdapat 4.900.000,- (empat juta sembilan ratus ribu
keuntungan dan kemudahan sudah tentu rupiah) dan Rp. 500.000,- (lima ratus ribu
akan terdapat pula beberapa kelemahan rupiah) milik saksi Oman, dengan sengaja
dan kerugian yang didapatkan dari dan tanpa hak atau melawan hukum
digunakannya teknologi yang ada. mengakses komputer dan/atau sistem
Kelemahan tersebut diantaranya adalah elektronik dengan cara apapun dengan
munculnya tindak kejahatan Informasi dan melanggar, menerobos, melampaui atau
Transaksi Elektronik (ITE) atau cyber crime menjebol sistem pengaman, perbuatan
seperti kasus pembobolan terhadap sistem tersebut dilakukan secara berlanjut dengan
keamanan dan pembobolan rekening atau cara mengakses internet banking pada
yang biasa disebut dengan hacking, sistem komputer di rumahnya, lalu terdakwa
electronic nasabah dalam sistem perbankan membuka situs Bank Mandiri dengan
nasional dengan menggunakan sarana mengetik di broser www.bankmandiri.co.id
prasarana dan identitas orang lain guna setelah masuk program Mandiri lalu
memalsukan kartu kredit dalam kejahatan terdakwa memasukkan no. user untuk
yang disebut carding.6 Munculnya tindak mencari nama nasabah Bank Mandiri lewat
kejahatan cyber crime di bidang perbankan internet banking Mandiri lalu terdakwa
sudah tentu akan menimbulkan kerugian memilih nasabah perorangan, salah satu
bagi bank yang menjadi korban tindak nasabah yang dipilih terdakwa bernama
kejahatan ITE di bidang perbankan yang Oman dengan nomor rekening
dilakukan oleh pelaku kejahatan ITE di 1270004446207, kemudian terdakwa
bidang perbankan. mengetik no. user id. Oman 123, setelah itu
Bank yang menjadi korban tersebut terdakwa mengetik password standar
memiliki hak dalam mendapatkan hak-hak dengan nomor 123456, setelah terdakwa
atas kerugian yang dialami dan juga berhasil masuk kedalam situs banking
perlindungan yang sama seperti nasabah mandiri Oman, lalu terdakwa mengecek
bank. Kerugian tersebut baik menyangkut saldo saksi Oman, setelah mengetahui
mengenai dengan sistem jaringan jumlah uang dalam rekening Oman
komputer yang dirusak atau dibobol oleh selanjutnya terdakwa mengetik layar
pelaku tindak kejahatan ITE di bidang transfer dan tampilan menu pilihan
perbankan juga ganti kerugian atas tabungan kemudian terdakwa mengklik
rekening nasabah yang telah dicuri atau layar transfer dan tampilan menu pilihan

5
Ibid.
6
Ibid., Hlm. 121.
7
Putusan Pengadilan Negeri Depok Nomor 186/Pid.Sus/2012/PN.Dpk.
4 Istiqlaliyah, et. al. Analisis Yuridis Kasus Pembobolan Rekening..

tabungan kemudian terdakwa muncul sesuai dengan ketentuan Pasal 2


memasukkan nomor rekening milik Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992
terdakwa yang berada di Bank BCA KCU tentang Perbankan, sebagaimana telah
Margonda Depok Pancoran atas nama dirubah dengan Undang-undang Nomor 10
Zurais Alkorni dengan nomor rekening Tahun 1998 tentang Perbankan, Pasal 37B
8690876133, lalu terdakwa mengetik ayat (1) yang berbunyi “Setiap bank wajib
nominal uang sebesar Rp. 4.900.000,- menjamin dana masyarakat yang disimpan
(empat juta sembilan ratus ribu rupiah) pada bank yang bersangkutan.”
yang akan ditransfer kedalam rekening Dalam melaksanakan tugasnya sebagai
Bank BCA milik terdakwa, setelah terdakwa penghimpun dana dari masyarakat bank
mencantumkan jumlah uang sebesar Rp. menganut asas kepercayaan dari
4.900.000,- (empat juta sembilan ratus ribu masyarakat, apabila masyarakat percaya
rupiah), lalu dari layar diperintahkan untuk pada bank, maka masyarakat akan merasa
memasukkan Nomor PIN kemudian aman untuk menyimpan uang atau
terdakwa memasukkan Nomor PIN dananya di bank dengan demikian, bank
111000, setelah terdakwa memasukkan menanggung risiko reputasi atau
PIN, kemudian terdakwa memasukkan reputation risk yang besar oleh karena itu
nomor transfer lewat internet banking sudah selayaknya bank memberikan
mandiri ke Bank BCA dinyatakan berhasil, perlindungan bagi nasabah yang
dan setelah terdakwa berhasil menjebol menggunakan jasanya agar mendapatkan
Sistem Pengamanan Bank Mandiri dan kepercayaan tersebut.
berhasil mengambil uang sebesar Rp. Dalam hal pemenuhan terhadap
500.000,- (lima ratus ribu rupiah) dengan perlindungan nasabah telah terdapat
cara yang sama milik saksi Oman mendapat Undang-undang yang menjamin tentang
informasi dari SMS internet banking Bank kepastian hukum bagi nasabah itu sendiri
Mandiri bahwa telah terjadi pendebitan yaitu Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999
pada tanggal 06 Januari 2012, karena tidak tentang Perlindungan Konsumen,
pernah melakukan transaksi di internet selanjutnya disebut dengan UUPK. Selain
banking pada tanggal 06 Januari 2012 adanya pengaturan mengenai perlindungan
sebesar Rp. 4.900.000,- (empat juta nasabah juga telah terdapat beberapa
sembilan ratus ribu rupiah) dan Rp. pengaturan dasar mengenai tindak
500.000,- (lima ratus ribu rupiah), lalu kejahatan e-banking di bidang perbankan
saksi Oman mengkomplain Bank Mandiri yaitu Undang-undang Nomor 11 Tahun
dan berdasarkan laporan komplainan saksi 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Oman maka pihak Bank Mandiri Elektronik, selanjutnya disebut dengan UU
menindaklanjuti laporan tersebut dengan ITE.
membentuk tim untuk mengungkap Dalam penerapannya untuk
pelakunya dengan cara membuka lagi log menyelesaikan masalah dalam tindak
transaksi internet banking Bank Mandiri kejahatan e-banking UU ITE memiliki
nasabah Oman, maka kedua transaksi kekurangan seperti apabila hakim
tersebut ditujukan ke rekening BCA atas menerapkan ketentuan UU ITE, maka hal
nama Zurais Alkorni dengan nomor tersebut hanya ditujukan kepada pelaku
rekening 8690876133. kejahatannya saja, sehingga UU ITE belum
Selain bank yang menjadi korban dari memberikan perlindungan atas hak-hak
tindak kejahatan ITE nasabah juga menjadi nasabah bank sebagai korban dari
korban atas kejahatan yang dilakukan oleh kejahatan ITE di bidang perbankan,
pelaku kejahatan, akibat dari kejahatan ITE sedangkan upaya hukum perdata yang
tersebut sudah selayaknya bank dilakukan oleh pihak bank dan nasabah
memberikan perlindungan terhadap bank yang menjadi korban dari tindak
nasabah dari berbagai kerugian yang akan kejahatan ITE di bidang perbankan, hak-
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 10 Nomor 1, Januari 2018 5

hak nasabah bank yang menjadi korban Pengertian kejahatan perbankan di


belum juga terealisasi. Berdasarkan realita Indonesia antara lain dapat diketahui dari
yang ada lembaga perbankan tidak rumusan ketentuan Pasal 51 Undang-
menjamin ganti kerugian material atas undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
tindak kejahatan e-banking yang dilakukan Perubahan atas Undang-undang Nomor 7
oleh pelaku kejahatan ITE apabila tidak Tahun 1992 tentang Perbankan yang
diatur secara terperinci dalam perjanjian menyatakan bahwa “Tindak pidana
penjaminan keamanan rekening antara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46,
pihak bank dan nasabah bank.8 Pasal 47, Pasal 47A, Pasal 48 ayat (1), Pasal
Kejahatan secara umum dapat 49, Pasal 50 dan Pasal 50A adalah
diartikan sebagai perbuatan yang kejahatan”. Jadi kejahatan perbankan
dilakukan baik oleh perorangan maupun adalah tindak pidana sebagaimana
korporasi yang dapat merugikan orang lain dirumuskan dalam Pasal 46, Pasal 47, Pasal
maupun dirinya sendiri, kerugian tersebut 47A, Pasal 48 ayat (1), Pasal 49, Pasal 50
dapat berupa kerugian jiwa, kesehatan, dan Pasal 50A Undang-undang Nomor 10
harta benda, kehormatan dan moral. Secara Tahun 1998 tentang Perbankan. Pada
singkat kerugian yang diakibatkan dari pokoknya dalam Undang-undang
kejahatan dapat berupa kerugian materiil Perbankan tersebut telah menetapkan 13
dan/atau kerugian immateriil. (tiga belas) jenis kejahatan perbankan
Kejahatan terjadi dihampir semua sebagaimana yang dirumuskan dalam Pasal
sektor kehidupan, termasuk sektor 46 sampai dengan Pasal 50A. Ketiga belas
ekonomi. Salah satu kejahatan di sektor kejahatan perbankan tersebut dapat
ekonomi adalah kejahatan bisnis, digolongkan kedalam 4 (empat) macam
sedangkan salah satu kejahatan di dalam kejahatan perbankan sebagai berikut:
dunia bisnis adalah kejahatan perbankan. 1. Kejahatan yang berakitan dengan
Hal ini didasarkan pada suatu pendapat 9 perizinan;
yang menyatakan bahwa kejahatan bisnis 2. Kejahatan yang berkaitan dengan
yaitu kejahatan yang timbul dari praktik rahasia bank;
bisnis. Sedangkan bisnis itu merupakan 3. Kejahatan yang berkaitan dengan
salah satu aktivitas usaha yang utama administrasi, pengawasan dan
dalam menunjang perkembangan ekonomi. pembinaan;
Kata “bisnis” yang berarti kegiatan usaha. 4. Kejahatan yang berkaitan dengan
Istilah bisnis yang dimaksudkan adalah usaha bank.10
suatu urusan atau kegiatan dagang, Dengan meningkatnya kejahatan di
industri atau keuangan yang dihubungkan bidang perbankan, baik yang dilakukan
dengan produksi atau pertukaran atau jasa, oleh pengurus-pengurus bank, bankir-
dengan menempatkan uang dari para bankir yang memanfaatkan bank yang
entrepreneur dalam risiko tertentu dalam dikelolanya dijadikan alat untuk
usaha tertentu dengan motif untuk memperkaya diri sendiri atau kepentingan
mendapatkan keuntungan. Begitu juga diri sendiri sebagaimana contoh telah
dengan perbankan yang merupakan diuraikan sedikit di atas maupun sebagai
kegiatan usaha di bidang jasa yang tujuan jawaban atas meningkatnya risiko yang
utamanya mencari keuntungan. Jadi dapat dihadapi oleh perbankan maka diperlukan
disimpulkan bahwa “kejahatan perbankan suatu pengawasan dan pembinaan yang
merupakan kegiatan dari kejahatan bisnis”. baik terhadap bank yang merupakan

8
Kusuma Mahesa Jati, Hukum Perlindungan Nasabah Bank, Bandung; Nusa Media, 2012, Hlm. 11.
9
“Tinjauan Terhadap Kejahatan Perbankan”, dikutip dari
https://erwan29680.wordpress.com/2009/03/30/tinjauan-terhadapkejahatan-perbankan/, diakses pada
tanggal 13 Mei 2017.
10
Ibid.
6 Istiqlaliyah, et. al. Analisis Yuridis Kasus Pembobolan Rekening..

kewenangan Bank Indoensia (sekarang Bank Indonesia harus mengatur Standard


Otoritas Jasa Keuangan = OJK) dan juga Operating Procedure (SOP)".13
peningkatan prinsip kehati-hatian oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), lembaga
pihak bank sendiri di dalam menjalankan pengawasan industri perbankan di
usahanya.11 Indonesia, sepanjang tahun 2016
Sehubungan dengan kejahatan menangani 619 kasus kejahatan perbankan
perbankan Munir Fuady mengemukakan di berbagai daerah. Investigator Eksekutif
bahwa kejahatan bank makin meningkat Departemen Pemeriksaan Khusus dan
dewasa ini, modus operandinya pun makin Investigasi Perbankan Otoritas Jasa
canggih. Bahkan, dalam beberapa kasus, Keuangan (OJK) Pusat, Beston Panjaitan,
terlibat sindikat mafia, baik dari dalam mengatakan dari jumlah kasus kejahatan
maupun dari luar negeri. Di samping itu, perbankan tersebut, sebanyak 236 kasus
lebih dari 90% kejahatan bank dilakukan telah divonis majelis hakim pengadilan.
melalui kerja sama orang luar dan orang Sedangkan sebanyak 146 kasus, telah
dalam bank. Uniknya, orang dalam tersebut dihentikan penyidikannya karena para
terdiri dari para young urban profesional tertuduh tidak diketahui lagi
(Yuppies) Indonesia, dengan ciri-ciri yang keberadaannya dan sebagian telah
sama: muda, pintar, gesit, workaholic, meninggal dunia. "Kita kesulitan
ambisius, punya posisi baik, punya menghadirkan para pelaku ke persidangan
penghasilan, dan memiliki angan-angan karena alamat tempat tinggalnya tidak
tinggi. Terkadang bahkan mereka diketahui lagi dan sebagian lagi sudah
menggunakan komputer sebagai sarana meninggal".14 Kemudian 10 kasus
kejahatannya. Lalu populerlah apa yang kejahatan perbankan lainnya, telah
sering disebut sebagai kejahatan komputer diserahkan kepada instansi lain untuk
yang merupakan salah satu kristal dari penyelesaiannya. Menurut Beston
kejahatan kerah putih (white collar crime). Panjaitan, kasus tindak pidana perbankan
Di antara bentuk banking crimes adalah biasanya nasabah memberikan atau
misaplikasi dari dana bank, false bank menitip ATM/buku tabungannya kepada
entries, laporan palsu kepada pemerintah, orang lain atau pegawai bank. Akibatnya,
kredit palsu atau warkat palsu. Sayangnya pegawai yang memegang ATM atau buku
tidak semua bentuk tersebut dapat tabungan dengan leluasa menguras uang
diakomodasikan oleh hukum positif nasabah yang ada di bank tempat
Indonesia saat ini.12 menabung. "Untuk mencegah tindak
Jos Luhukay, pengamat Perbankan kejahatan pihak pegawai bank, nasabah
Strategi Indonesia, mengatakan, modus jangan pernah menitipkan ATM bersama
kejahatan perbankan bukan hanya soal PIN-nya kepada orang lain maupun
penipuan (fraud), tetapi lemahnya pegawai bank". Sebab hal tersebut sama
pengawasan internal control bank terhadap saja memberikan peluang kepada penerima
sumber daya manusia juga menjadi titik titipan menyalahgunakan ATM pemilik
celah kejahatan perbankan. "Internal dengan mencairkan uang tanpa
control menjadi masalah utama perbankan. sepengetahuan pemiliknya. 15

11
Ibid.
12
Munir Fuady, Hukum Bisnis Dalam Teori dan Praktik Buku Kesatu, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1996,
Hlm. 144.
13
“Inilah 9 Kasus Kejahatan Perbankan”, dikutip dari
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/05/03/09441743/Inilah.9.Kasus.Kejahatan.Perbankan,
diakses pada tanggal 13 Mei 2017.
14
“Ojk Tangani 619 Kasus Kejahatan Perbankan Sepanjang 2016”, dikutip dari
http://www.antaranews.com/berita/449592/ojk-tangani-619-kasuskejahatan-perbankan-sepanjang-2013,
diakses pada tanggal 13 Mei 2017.
15
Ibid.
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 10 Nomor 1, Januari 2018 7

Berdasarkan uraian latar belakang sering kali istilahnya sama dengan istilah
penelitian tersebut di atas maka peneliti yang dipergunakan untuk tindakan yang
dalam penelitian ini mengambil judul dikualifikasikan sebagai delik menurut
tentang: “ANALISIS YURIDIS KASUS Kitab Undang-undang hukum Pidana
PEMBOBOLAN REKENING BANK (KUHP) atau peraturan perundang-
MANDIRI CABANG DEPOK”. undangan lainnya. Kejahatan pembobolan
Berdasarkan latar belakang penelitian bank termasuk dalam kelompok kejahatan
di atas, maka penulis dapat kerah putih (white collar crime), ia
mengidentifikasi masalah sebagai berikut: merupakan bentuk kejahatan yang
1. Bagaimana terjadi pembobolan memerlukan intelektual dan teknologi yang
rekening nasabah pada Bank Mandiri canggih, sehingga hampir mustahil apabila
Cabang Depok?
2. Bagaimana tanggung jawab bank
terhadap nasabah korban pembobolan
rekening Bank Mandiri Cabang Depok?

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan
yuridis normatif, yaitu hukum
dikonsepsikan sebagai norma, kaidah, asas
atau dogma-dogma/yurisprudensi. Tahap
penelitian yuridis normatif, menggunakan
studi kepustakaan (penelaahan terhadap
literatur).

PEMBAHASAN
A. PEMBOBOLAN REKENING NASABAH
PADA BANK MANDIRI CABANG
DEPOK

Kejahatan pembobolan bank yang


terjadi melibatkan para pihak di dalamnya,
sebagian besar didukung oleh pihak
terafiliasi atau pihak dalam bank itu sendiri
yang paham prosedur dan sistem
peredaran uang di bank tersebut termasuk
sistem jaringan dan keamanan transaksi di
bank tersebut. Pada saat melakukan
kejahatan perbankan, pelaku biasanya
menggunakan modus-modus operandi
tertentu. Modus operandi mengandung
makna cara melakukan kejahatan. Istilah
modus operandi berbicara tentang
bagaimana cara melakukan suatu tindak
pidana atau tindak kejahatan. Dalam kaitan
dengan persoalan modus operandi ini perlu
dipahami bahwa bentuk-bentuk modus
operandi yang dilakukan seorang pelaku
dalam melakukan tindak kejahatannya
8 Istiqlaliyah, et. al. Analisis Yuridis Kasus Pembobolan Rekening..

ia dilakukan oleh orang yang tidak paham memungkinkan kontribusi pihak dalam
tentang bank.16 (pihak terafiliasi) dalam kejahatan ini
Modus operandi dalam pembobolan begitu besar. Berikut ini akan dipaparkan
bank antara lain pemalsuan dokumen, modus operandi yang digunakan oleh
transaksi fiktif, pembukuan ganda, pelaku dalam melakukan pembobolan
manipulasi dan korupsi17, penggelapan bank, yang terdiri dari:
uang nasabah, pemanfaatan/ 1. Pemalsuan Dokumen
penyalahgunaan prosedur seperti Bentuk pemalsuan yang dilakukan
penyelewengan dalam transaksi yang dalam pembobolan bank merupakan
menggunakan L/C, transfer, dan pemalsuan dokumen-dokumen perbankan.
perubahan/perusakan data. Sebagian dari
18
Pada saat nasabah penyimpan dana akan
modus operansi tersebut dilakukan dengan melakukan transaksi perbankan, terlebih
menggunakan peralatan serta teknologi dahulu ia harus memenuhi kelengkapan
canggih berupa komputer, yakni dalam hal administratif sebagai bagian dari prosedur
transfer dan perubahan/perusakan data. yang berlaku di dalam transaksi
Dari berbagai jabaran modus operandi perbankan, dengan kesempatan inilah para
yang dimungkinkan untuk dilakukan oleh pelaku pembobolan bank mengambil
pembobol bank, secara umum dapat peluang untuk melakukan aksinya dengan
dikelompokkan dalam 2 (dua) jenis memalsukan surat-surat yang diperlukan
kejahatan pembobolan bank, yaitu:19 tersebut. Jika surat-surat palsu (yang
1. Kejahatan pembobolan bank dalam memang dipalsukan oleh pelaku kejahatan)
bentuk error omission yang ternyata oleh pihak bank surat-surat
tersebut dianggap asli, secara administratif
Bentuk error omission berupa pelanggaran
akan dapat dilakukan transaksi perbankan
terhadap suatu ketentuan berupa sistem
antara pihak bank dengan nasabah. Pada
dan prosedur yang seharusnya dipatuhi
saat transaksi itu berlangsung pihak bank
tetapi tidak dilaksanakan. Bagi
belum mengetahui keberadaan pemalsuan
pelanggarnya akan dikenakan sanksi
surat-surat atau dokumen-dokumen yang
administratif yang dimuat dalam ketentuan
merupakan prasyarat transaksi yang
baku.
dilakukannya. Pemalsuan dokumen-
2. Kejahatan pembobolan bank dalam dokumen tersebut dapat berupa:
error commission
a) Pemalsuan sertifikat deposito.
Berupa pelanggaran dalam bentuk
b) Melakukan transaksi palsu/transaksi
melaksanakan sesuatu yang seharusnya
fiktif (transfer atau mutasi-mutasi
tidak boleh, tetapi karena tidak tertulis
fiktif, penghapusan kredit (write off)
dalam sistem dan prosedur tetap saja
fiktif, pencairan kredit fiktif dan
dilakukan. Bagi pelanggarnya akan
sebagainya.
dikenakan sanksi normatif yang biasanya
dimuat dalam code of conduct (kode etik). c) Pemalsuan warkat-warkat, seperti
pemalsuan sertifikat tanah, buku
Pembobolan bank yang dilakukan oleh
pemilikan kendaraan bermotor,
pelaku pada umumnya menggunakan
faktur, lembar bilyet giro, lembar cek,
kecanggihan teknologi komputer dan
dll.
pengetahuan tentang seluk beluk transaksi
dalam dunia perbankan. Hal ini lah yang d) Pemalsuan kartu kredit.

Hermansyah, Op.Cit., Hlm. 149.


16

K. Wantjik Saleh, Tindak Pidana Korupsi dan Suap, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1971, Hlm. 51.
17

18
Etrizal Suar, “Upaya Penanggulangan Pembobolan Bank”, Tesis, Program Studi Ilmu Hukum Pascasarjana
Universitas Indonesia: Jakarta, 1999, Hlm. 74.
19
Krisna Wijaya, Kejahatan Perbankan dalam Perbankan Nasional Catatan Kolom Demi Kolom, Cetakan
Kedua, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2002, Hlm. 38.
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 10 Nomor 1, Januari 2018 9

Bentuk pemalsuan dokumen-dokumen melakukan transaksi penyimpanan dana


perbankan ini, pada umumnya dilakukan tetapi jarang bahkan hampir tidak pernah
oleh pihak internal bank atau pihak melakukan penarikan dana.
terafiliasi khususnya karyawan atau 4. Mekanisme Transfer Dana
pengurus bank yang merupakan orang Mekanisme transfer dana terbagi atas
yang dengan mudah memiliki peluang dua, yaitu: (1) menggunakan sistem
untuk melakukan kecurangan tersebut transfer dana secara internal dalam satu
disamping juga ia mengetahui prosedur bank, (2) menggunakan sistem transfer
dan kelemahan dari aktivitas transaksi dana yang melibatkan bank pengirim dan
perbankan yang menggunakan dokumen- penerima yang berbeda (antar bank).
dokumen. Pembobolan bank melalui mekanisme
Kasus yang terjadi pada Bank Mandiri transfer dana terjadi karena adanya
Cabang Depok melakukan pembobolan keterlibatan orang dalam bank.
bank senilai Rp. 5.400.000,- (Lima juta Pelaksanaannya dapat terjadi dengan
empat ratus ribu rupiah) oleh terdakwa memanfaatkan teknologi.
Zurais Al-Korni Bin Hatib pada hari Jum’at 5. Pemanfaatan/Penyalahgunaan
tanggal 06 Januari 2012 sekitar pukul Prosedur Mekanisme L/C
11.41 WIB atau pada hari yang sama
sekitar pukul 21.48 wib bertempat di Selain dengan menggunakan
Kampung Jemblongan RT.01/11 No. 12 kelemahan mekanisme transfer, kejahatan
Kelurahan Pancoran Mas, Kecamatan pembobolan bank yang sering dilakukan
Pancoran Mas, Kota Depok milik saksi adalah dengan menggunakan dokumen
Oman. kredit atau yang lebih dikenal dengan
Letter of Credit (L/C).20
2. Pembukuan Ganda
Pada dasarnya, fasilitas L/C disediakan
Modus operandi dengan menggunakan melalui produk perbankan bidang ekspor
pembukuan ganda, pada umumnya impor, baik fasilitas yang diberikan
dilakukan dengan cara menerbitkan sebelum realisasi ekspor (pre-shipment
laporan pembukuan ganda, yang satu asli finance)21 maupun fasilitas yang diberikan
dan yang satu lagi adalah fiktif. Pembukuan setelah realisasi (post-shipment finance)22.
ganda ini digunakan oleh pihak dalam bank Pemberian fasilitas prapengapalan atau
yang melakukan manipulasi atau korupsi fasilitas kredit ekspor berlaku layaknya
pada bank bersangkutan, hal ini dilakukan seperti pemberian kredit modal kerja,
untuk menutupi kondisi keuangan bank konsumsi, atau investasi. Berdasarkan
yang pada umumnya mengalami defisit asumsi bahwa ekspor atau pengapalan
akibat dari tindakan pejabat atau pegawai barang ke luar negeri belum terjadi maka
bank yang mengambil keuntungan secara L/C tidak bisa menjadi jaminan kredit,
curang, disamping itu juga untuk namun L/C sudah menjadi dasar pengajuan
menghindari pembekuan operasi oleh Bank kredit ekspor. Sementara itu, untuk status
Indonesia. L/C pascapengapalan yang dibuktikan
3. Penggelapan Uang Nasabah dengan kehadiran dokumen, akan menjadi
Modus operandi pembobolan bank acuan bank devisa untuk menentukan
dengan menggelapkan uang nasabah kebijaksanaan menolak atau memberikan
dilakukan dengan cara memanfaatkan fasilitas wesel ekspor. Selama bank
kondisi rekening nasabah yang rajin diberikan wewenang oleh L/C untuk

20
Hermansyah, Op.Cit., Hlm. 94.
21
Fasilitas pre-shipment finance diberikan guna pembayaran proses produksi untuk tujuan ekspor dengan
menunjukkan L/C yang diterima pengekspor dari luar negeri.
22
Fasilitas post-shipment finance disediakan dalam bentuk negosiasi wesel ekspor dari L/C atas unjuk
(sight L/C) dan diskonto wesel ekspor dari L/C berjangka (usance L/C) .
10 Istiqlaliyah, et. al. Analisis Yuridis Kasus Pembobolan Rekening..

menegosiasi dan dokumen ekspornya membagi tugas seolah-olah akan ada jual
sesuai dengan syarat dan kondisi L/C beli barang lintas negara (ekspor fiktif).
(comply with) maka bank prinsipnya sudah Melalui sales contract yang dibuat,
bisa memutuskan untuk memberikan pengimpor datang ke issuing bank untuk
fasilitas.23 Pada prinsipnya, sejak mengajukan aplikasi pembukaan L/C.
menerbitkan L/C, issuing bank telah terikat Singkat kata, L/C yang sudah diterbitkan
membayar maksimum senilai nominal L/C. langsung dikirim kepada pengekspor
Namun, issuing bank baru efektif melalui bank yang ditunjuk dalam L/C
bertanggung jawab atas pembayaran L/C sebagai negotiating bank. Berdasarkan L/C
bila ada tagihan dari pengekspor yang diterimanya, pengekspor dapat
berdasarkan dokumen yang diserahkan mengajukan fasilitas kredit ekspor. Untuk
dengan kondisi comply with.24 selanjutnya, apabila waktu proses
Jaminan pembayaran oleh issuing bank produksi, pengepakan dan pengiriman
karena kondisi dokumen yang comply with barang ekspor dipandang cukup rasional,
menjadi dasar kebijaksanaan negotiating pengekspor dapat mempersiapkan
bank untuk memberikan fasilitas negosiasi dokumen seolah-olah ada realisasi ekspor
wesel ekspor. Sementara fasilitas diskonto guna memperoleh fasilitas wesel ekspor.
wesel ekspor hanya bisa diberikan kepada Setelah bank memberikan fasilitas
pengekspor apabila ada bukti akseptasi negosiasi wesel ekspor, bank meneruskan
(kesanggupan bayar oleh pengimpor pada dokumen ke issuing bank untuk menagih
tanggal tertentu) dari issuing bank. Di pembayaran. Tagihan atas dokumen
samping akseptasi itu, penting untuk pertama langsung dibayarkan oleh
menjadi pegangan negotiating bank, juga pengimpor melalui issuing bank sehingga
ketentuan tanggal sanggup bayar di pelunasan atas tagihan wesel ekspor pada
kemudian hari yang tercantum pada saat negotiating bank dapat diselesaikan.
sanggup (akseptasi) akan menjadi dasar Semakin cepat respons pengimpor untuk
perhitungan bunga di muka (diskonto) membayar dokumen, semakin meningkat
sejak tanggal fasilitas itu dikucurkan. L/C kepercayaan issuing bank kepada
diterbitkan karena akan dilakukan pengimpor dan pada gilirannya negotiating
transaksi ekspor-impor antara pengekspor bank juga akan lebih tertarik untuk
dengan pengimpor dengan cara memberikan fasilitas ekspor kepada
pembayaran yang melibatkan bank. L/C ini pengekspor. Kalau sudah mendapatkan
pun akan menjadi jaminan pengekspor kepercayaan dari kedua bank tersebut,
untuk memastikan pembayaran dari pengimpor dan pengekspor yang memang
issuing bank sebagai antisipasi apabila sejak mulanya tidak memiliki itikad baik
muncul ketidakmampuan pengimpor akan memainkan jurus-jurus jitu yang tidak
dalam melaksanakan pembayarannya.25 akan tampak dalam jangka pendek.26
L/C Akan menjadi masalah apabila Persoalannya adalah bank belum tentu
sengaja diterbitkan untuk mengelabui menyadari akan permainan pengekspor
issuing bank dan negotiating bank sehingga dalam memanipulasi fasilitas bank. Bisa
L/C benar-benar diterbitkan tanpa saja pengekspor mulai membobol dana
kecurigaan bank sedikit pun. Mula-mula bank pada saat terima kredit ekspor secara
pengimpor dan pengekspor bersepakat berulang-ulang. Sementara itu, banknya

23
FR. Sumarwan, “Mewaspadai Pembobolan Bank Melaluui Transaksi L/C”, Hukum Bisnis, Volume 24-No.
1 Tahun 2005, Hlm. 28-29.
24
Tok Suwarto, “Bisnis Kriminal Pembobolan Bank Nasional”, <http://www.pikiranrakyat.
com/cetak/1206/15.htm>, Diakses pada tanggal 10 Oktober 2017.
25
FR. Sumarwan, Loc.Cit.
26
F.R. Sumarwan, “Ketika Musim Pembobolan Bank Tiba”,
<http://www.pikiranrakyat.com/cetak/1206/10/0801.htm>, Diakses pada tanggal 10 Oktober 2017.
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 10 Nomor 1, Januari 2018 11

sendiri tidak merasa dirugikan karena B. TANGGUNG JAWAB BANK TERHADAP


tagihan kredit ekspornya dilunasi dengan NASABAH KORBAN PEMBOBOLAN
fasilitas wesel ekspor. Mungkin juga REKENING BANK MANDIRI CABANG
pengimpor luar negeri pada awal-awal DEPOK
transaksinya membayar tagihan dokumen Pelanggaran hak nasabah oleh bank
atau membayar tepat waktu sesuai tanggal dapat diselesaikan melalui jalur hukum.
jatuh tempo, sedangkan fasilitas wesel Namun ketika kita kembali sadarkan
ekspornya dilunasi dari hasil pembayaran terhadap nilai-nilai Negara hukum
pengimpor luar negeri. Modus operandi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
pembobolan dana bank melalui L/C tidak yang mengedepankan asas musyawarah,
mudah terdeteksi karena bank sama sekali forum mediasi merupakan dimensi yang
tidak berurusan dengan transaksi barang. juga penting.27
Itu persoalan yang tidak pernah dipahami Artinya, ketika sengketa perbankan
secara lebih dalam. masih dapat diselesaikan secara baik dan
Sementara itu, kebenaran realisasi tetap menguntungkan kedua belak pihak,
pengiriman barang ekspor hanya maka jalur hukum atau pengadilan dapat
dibuktikan dengan kehadiran dokumen dikesampingkan/dihentikan. Hal ini juga
ekspor. Sekalinya ada pemalsuan dokumen terkait dengan prinsip penyelesaian
ekspor, tentu akan sulit menanganinya. sengketa secara murah, sederhana dan
Kejahatan pembobolan bank yang banyak cepat.
terjadi sebagian besar melibatkan pihak Hadirnya upaya tersebut tentu tidak
interen bank (pihak terafiliasi) yang terlepas dari hubungan timbal balik antara
mengetahui dan memahami tentang seluk nasabah dan bank, baik itu nasabah
beluk perbankan. Tindakan curang penyimpan dalam bentuk tabungan
tersebut tentunya memiliki dampak yang maupun deposito atau nasabah lain.
dapat merugikan baik secara mikro Hubungan timbal balik ini dapat berupa
maupun secara makro. Pembobolan bank pemberian bunga oleh pihak bank terhadap
yang dilakukan dengan modus operandi simpanan dari nasabah, serta kewajiban-
apa pun kesemuanya sama-sama kewajiban nasabah untuk memenuhi
menggunakan atau memanfaatkan ketentuan sistem administrasi tertentu
kecanggihan teknologi yang ada. Dampak
apabila hendak mengambil atau
negatif secara mikro yang dapat menyimpan uang.
ditimbulkan sebagai akibat dari kejahatan
pembobolan bank terjadi pada nasabah Selain itu sebagai upaya peningkatan
perbankan itu sendiri. Sebagian nasabah dan pemberdayaan nasabah, tentu bank
yang dirugikan secara individu oleh pelaku sebagai pelaku usaha harus memberikan
pembobolan bank dapat meminta layanan penyelesaian dan infrastruktur
pertanggungjawaban bank agar atas berbagai keluhan dan pengaduan
simpanannya dapat dikembalikan kedalam nasabah. Media penyelesaian ini juga harus
kondisi semula, pada kenyataannya apabila memenuhi standar waktu dan pelayanan,
nasabah tersebut mengklaim, ia harus Artinya dapat berlaku secara efektif dan
dapat menunjukkan bukti-bukti nyata efesien.
bahwa ia telah dirugikan atas tindakan Bank Indonesia sebagai pemegang
pelaku pembobolan bank yang curang, otoritas perbankan Indonesia dalam upaya
prosedurnya pun mengalami proses yang memenuhi standar tersebut juga telah
panjang. memprioritaskan program-program terkait
perlindungan nasabah, termasuk
penanganan pengaduan nasabah, termasuk
27
Az. Lukman Santoso, Hak dan Kewajiban Hukum Nasabah Bank, Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2011, Hlm.
126.
12 Istiqlaliyah, et. al. Analisis Yuridis Kasus Pembobolan Rekening..

penanganan perbankanan pembentukan Pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun


lembaga mediasi perbankan independen. 1999 tentang Perlindungan Konsumen,
Dalam ranah hukum, seorang tentu dalam konteks pertanggungjawaban pelaku
harus bertanggung jawab terhadap usaha atas gugatan nasabah ini, diatur
kerugian yang diakibatkan oleh perbuatan beberapa ketentuan:29
yang bertentangan dengan hukum dari 1. Pertanggungjawaban Pidana Korporasi
orang lain, hal ini disebut tanggung jawab Subjek hukum tindak pidana Undang-
kwalitatif, yaitu orang yang bertanggung Undang Perlindungan Konsumen adalah
jawab karena orang itu memiliki suatu pelaku usaha. Pelaku usaha yang termasuk
kwalitas tertentu. dalam pengertian ini adalah perusahaan,
Sesuai dengan penerapan hukum di korporasi, BUMN, koperasi, impotir,
Indonesia, seorang konsumen yang pedagang, distributor, dan lain-lain.
dilakukan oleh pelaku usaha, termasuk Artinya, bank pemerintah maupun swasta,
nasabah kepada bank, dapat menggugat termasuk Bank Perkreditan termasuk
pihak yang menimbulkan kerugian atas kategori ini.
produk dan jasanya tersebut. Kwalifikasi 2. Hak Gugat Lembaga Konsumen
gugatan yang lazim adalah wanprestasi
atau perbuatan melawan hukum. Lembaga konsumen, atas nama
kepentingan konsumen, dapat mengajukan
Dalam gugatan adanya wanprestasi, gugatan atas pelanggaran yang dapat
maka terdapat hubungan kontraktual dilakukan pelaku usaha yang merugikan
antara konsumen dan pelaku kepentingan konsumen (Pasal 46 ayat (1)
usaha/produsen. Kerugian yang dialami huruf c UUPK). Disini lembaga konsumen
oleh nasabah tidak lain adalah karena tidak mempunyai hak gugat (legal standing to
dilaksanakan prestasi oleh bank sebagai sue) kepada pelaku usaha, lepas ada atau
pelaku usaha. tidak ada surat kuasa dari konsumen yang
Apabila tidak terdapat hubungan dirugikan.
kontraktual antara nasabah dan bank, 3. Gugatan Kepentingan Kelompok
maka tidak ada tanggung jawab (hukum)
pelaku usaha nasabah. Hal inilah yang Terhadap sengketa konsumen yang
dikenal dengan doktrin yang mengandung melibatkan konsumen dalam jumlah
prinsip “tidak ada hubungan kontraktual, besar/missal, padahal ini persoalaan
tidak ada tanggung jawab”. menyangkut hal yang sama, konsumen
dapat mengajukan gugatan kepentingan
Sedangkan dalam gugatan berdasarkan kelompok (class action) kepada pelaku
perbuatan melawan hukum, hubungan usaha (Pasal 46 ayat (1) huruf b UUPK).
kontraktual tidaklah disyaratkan. Dalam
hal ini nasabah haruslah membuktikan 4. Beban Pembuktian Terbalik
adanya unsur-unsur:28 Pelaku usaha bertanggung jawab
1. Adanya perbuatan melawan hukum, memberikan ganti rugi atas kerusakan,
pencemaran, dan/atau kerugian konsumen
2. Adanya kesalahan/kelalaian pelaku akibat menggunakan produk atau jasa yang
usaha, dihasilkan atau diperdagangkan (Pasal 19
3. Adanya kerugian yang dialami oleh ayat (1) UUPK).
konsumen, Ganti rugi dapat berupa pengembalian
4. Adanya hubungan kausal antara uang atau penggantian barang dan/atau
perbuatan melawan hukum dan jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau
kerugian yang dialami oleh perawatan kesehatan dan/atau pemberian
konsumen. santunan yang sesuai dengan ketentuan

28
Ibid., Hlm. 127.
29
Ibid.
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 10 Nomor 1, Januari 2018 13

peraturan Perundang-undangan yang b. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan


berlaku. 30
penetapan limit;
Ketentuan ini tidak berlaku apabila c. Kecukupan proses identifikasi,
pelaku usaha dapat membuktikan bahwa pengukuran, pemantauan dan
kerugian tersebut merupakan atau sebagai pengendalian resiko serta sistem
akibat kesalahan konsumen. Sehingga, informasi Manajemen Resiko; dan
pembuktian terhadap ada tidaknya unsur d. Sistem pengendalian intern yang
kesalahan dalam gugatan- gugatan ganti menyeluruh sebagaimana Pasal 2 PBI
rugi, merupakan beban dan tanggung No. 5/8/PBI/2003.
jawab pelaku usaha (Pasal 28 UUPK). Resiko perbankan tersebut menurut
Pada umumnya nasabah akan Pasal 4 PBI No. 5/8/PBI/2003 meliputi:
mengalami kesulitan untuk membuktikan (1) Resiko sebagaimana dimaksud dalam
unsur ada tidaknya kesalahan atau Pasal 2 mencakup:
kelalaian pelaku usaha. Untuk itulah dianut
doktrin productliability, dimana tergugat a. Risiko Kredit;
dianggap telah bermasalah (presumption of b. Resiko Pasar;
guilty) kecuali ia mampu membuktikan c. Risiko Likuiditas;
bahwa ia tidak melakukan kelalaian atau d. Resiko Operasional;
kesalahan. Maka ia harus memikul resiko e. Resiko Hukum;
kerugian yang dialami pihak lain karena f. Resiko Reputasi;
mengkonsumsi atau menggunakan g. Resiko Strategik;
produknya. h. Resiko Kepatuhan.
(2) Bank yang memiliki ukuran dan
Peraturan Bank Indonesia Nomor kompleksitas usaha yang tinggi wajib
5/8/PBI/2003 tentang Penerapan menerapkan Manajemen Resiko
Manajemen Risiko Bagi Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(selanjutnya disingkat PBI No.5/8/ (2) untuk seluruh jenis risiko sebagaimana
PBI/2003). Perlunya manajemen resiko ini dimaksud dalam ayat (1).
ada kaitannya dengan kepercayaan
masyarakat terhadap dunia perbankan, Mengenai pihak yang berwenang dan
sehingga perlu menghindari potensi bertanggung jawab atas resiko yang terjadi
terjadinya suatu peristiwa (events) yang adalah Komisaris dan Direksi. Menurut
dapat menimbulkan kerugian bank.31 Pasal 6 PBI No.5/8/PBI/2003 menentukan
sebagai berikut:
Sedangkan mengenai manajemen
resiko merupakan serangkaian prosedur Wewenang dan tanggung jawab bagi
dan metodologi yang digunakan untuk dewan Komisaris sekurangkurangnya:
mengidentifikasi, mengukur, memantau, a. Menyetujui dan mengevaluasi
dan mengendalikan resiko yang timbul dari kebijakan Manajemen Resiko;
kegiatan usaha bank. Perihal manajemen b. Mengevaluasi pertanggungjawaban
resiko, bank wajib menerapkan Manajemen Direksi atas pelaksanaan kebijakan
Resiko secara efektif. Manajemen Resiko sebagaimana
Penerapan Manajemen Resiko dimaksud dalam huruf a;
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) c. Mengevaluasi dan memutuskan
sekurang-kurangnya mencakup: permohonan Direksi yang berkaitan
a. Pengawasan aktif dewan Komisaris dengan transaksi yang memerlukan
dan Direksi; persetujuan dewan Komisaris.

30
Ibid., Hlm. 128.
31
Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan Di Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000, Hlm. 370-
371.
14 Istiqlaliyah, et. al. Analisis Yuridis Kasus Pembobolan Rekening..

Sedangkan kewenangan dan Tanggung Bank merupakan simbol kepercayaan


Jawab Direksi diatur dalam Pasal 7 PBI No. masyarakat terhadap kondisi moneter
5/8/PBI/2003 yang menentukan: suatu Negara. Begitu besarnya kepercayaan
(1) Wewenang dan tanggung jawab masyarakat terhadap bank, sehingga
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 bagi sebuah bank menderita “sakit” sedikit saja,
Direksi sekurang-kurangnya: pengaruhnya cukup terasa bagi sendi-sendi
ekonomi Negara, peran otoritas moneter,
a. Menyusun kebijakan dan strategi
seperti Bank Indonesia, mutlak diperlukan
Manajemen Resiko secara tertulis dan
guna mengawasi tingkat kesehatan suatu
komprehensif;
bank.33 Bank Indonesia merupakan Bank
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan Sentral yang ada di Indonesia, ia
kebijakan Manajemen Resiko dan merupakan lembaga negara yang
eksposur Resiko yang diambil oleh mempunyai wewenang untuk
Bank secara keseluruhan; mengeluarkan alat pembayaran yang sah
c. Mengevaluasi dan memutuskan dari suatu negara, merumuskan dan
transaksi yang memerlukan melaksanakan kebijakan moneter,
persetujuan Direksi; mengatur dan menjaga kelancaran sistem
d. Mengembangkan budaya Manajemen pembayaran, mengatur dan mengawasi
Resiko pada seluruh jenjang perbankan, serta menjalankan fungsi
organisasi; sebagai leader of last resort.34
e. Memastikan peningkatan kompetensi Undang-undang yang kini berlaku
sumberdaya manusia yang terkait mengatur kedudukan Bank Indonesia
dengan Manajemen Resiko; sebagai Bank Sentral yaitu Undang-Undang
f. Memastikan bahwa fungsi Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank
Manajemen Resiko telah beroperasi Indonesia sebagai perubahan atas Undang-
secara independen; Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia. Bank Indonesia
g. Melaksanakan kaji ulang secara
berkedudukan serta berkantor pusat di Ibu
berkala untuk memastikan:
Kota Negara (Jakarta) serta dapat
1) Keakuratan metodologi penilaian mempunyai kantor-kantor di dalam dan di
Resiko; luar wilayah Negara Republik Indonesia.
2) Kecukupan implementasi sistem Adapun penamaan kantor di dalam negeri
informasi manajemen; dan disebut kantor cabang sedangkan kantor di
3) Ketepatan kebijakan, prosedur dan luar negeri disebut kantor perwakilan.
penetapan limit Resiko. Pada kantor-kantor tersebut dapat
(2) Dalam rangka melaksanakan dilakukan kegiatan Bank Indonesia sesuai
wewenang dan tanggung jawab dengan tugas dan wewenangnya.
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Bank Indonesia dalam kedudukannya
Direksi harus memiliki pemahaman yang sebagai badan hukum (publik) yaitu
memadai mengenai Resiko yang melekat sebagai lembaga Negara selain mempunyai
pada seluruh aktivitas fungsional bank dan wewenang dalam mengelola kekayaan
mampu mengambil tindakan yang sendiri yang terlepas dari Anggaran
diperlukan sesuai dengan profil risiko. 32 Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
juga berwenang untuk menetapkan
peraturan dan mengenakan sanksi dalam

32
Ibid., Hlm. 371.
33
Yusuf, Sofie, Perlindungan Konsumen dan Instrumen-instrumen Hukumnya, Bandung: Citra Aditya Bakti,
2003, Hlm. 41.
34
Muhammad Djumhana, Op.Cit., Hlm. 93.
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 10 Nomor 1, Januari 2018 15

batas kewenangannya.35 Dengan Sesuai dengan ketentuan Pasal 64


kedudukannya sebagai lembaga Negara, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004
Bank Indonesia merupakan lembaga tentang Bank Indonesia, Bank Indonesia
independent yang bidang tugasnya berada selain mempunyai tugas utamanya juga
di luar pemerintahan dan lembaga lain dapat melakukan penyertaan modal pada
kecuali yang telah tegas diatur dalam badan hukum atau badan lainnya yang
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 sangat diperlukan dalam pelaksanaan tugas
tentang Bank Indonesia. Bank Indonesia, yaitu diantaranya:
Kemandirian Bank Indonesia lembaga kliring, badan pemeringkat, dan
menyebabkan pihak lain dilarang untuk lembaga penjamin simpanan. Penyertaan
melakukan segala bentuk campur tangan modal ini hanya dapat dilakukan dengan
terhadap pelaksanaan tugas Bank persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
Indonesia, namun sebaliknya Bank Adapun dana untuk penyertaan modal
Indonesia wajib pula menolak dan/atau tersebut hanya dapat diambil dari dana
mengabaikan segala bentuk campur tangan cadangan tujuan.
dari pihak manapun. Namun dalam 1. Pengawasan Eksternal Yang
kemandiriannya tersebut Bank Indonesia Dilakukan Oleh Bank Indonesia
tetap wajib menyampaikan laporan Pengawasan eksternal yang dilakukan
pelaksanaan tugasnya kepada Dewan oleh Bank Indonesia meliputi empat
Perwakilan Rakyat (DPR), sedangkan kewenangan, yaitu:
laporan keuangannya diperiksa oleh Badan a. Power to Regulate
Pemeriksa Keuangan (BPK).
Sistem hukum suatu Negara dapat
Konsekuensi sebagai lembaga yang mempengaruhi kondisi perekonomian
bertujuan untuk menjaga dan memelihara suatu Negara. Krisis ekonomi yang terjadi
kestabilan nilai rupiah, maka Bank dipenghujung tahun 1997 menyebabkan
Indonesia mempunyai tugas sebagaimana pemerintah, lembaga keuangan
yang terdapat dalam Pasal 8 Undang- internasional dan pengamat lainnya telah
Undang Bank Indonesia, yaitu untuk: berusaha untuk memahami penyebab dari
1. Menetapkan dan melaksanakan krisis regional tersebut, dan mereka
kebijakan moneter; berkesimpulan bahwa sistem hukum dari
2. Mengatur dan menjaga kelancaran Negara yang terkena krisis merupakan
sistem pembayaran; salah satu faktor yang memberikan
3. Mengatur dan mengawasi bank. kontribusi.36 Masalah terpuruknya
perbankan, selain menyangkut masalah
Dalam rangka mendukung tugas
pemilik, pengelola dan pengawas bank,
tersebut di atas Bank Indonesia dapat
juga menyangkut penegakan hukum dan
menyelenggarakan survei berupa
seluruh perangkat kelembagaannya, dari
pengumpulan informasi yang bersifat
ketentuan perundangan sampai ke lembaga
makro atau mikro seperti survey mengenai
penegak hukum.37
kegiatan usaha, survey konsumen, survey
perkembangan harga asset, dan survey- b. Power to Lisence
survey lainnya seperti survey dalam rangka Perketat mekanisme pendirian bank
penyusunan dan penyempurnaan statistik dalam hal persyaratan pendirian bank.
neraca pembayaran. Kewenangan pemberian izin ini merupakan
seleksi awal terhadap berdirinya sebuah

35
Gunarto Suhardi, Risiko Kriminalisasi Kredit Perbankan, Cetakan Pertama, Andi Offset: Yogyakarta, 2006,
Hlm. 19.
36
Zulkarnain Sitompul, Op.Cit., Hlm. 250.
37
J. Soedradjad Djiwandono, Bergulat Dengan Krisis dan Pemulihan Ekonomi Indonesia, Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 2001, Hlm. 69.
16 Istiqlaliyah, et. al. Analisis Yuridis Kasus Pembobolan Rekening..

bank. Sebelum menjalankan usahanya, Liberalisasi industri perbankan harus


suatu bank harus lebih dahulu mendapat diikuti dengan penerapan prinsip tata
izin dari Bank Indonesia untuk kelola perusahaan yang baik. Untuk
mendapatkan izin sebagai bank, bank menerapkan prinsip itu hukum harus
terlebih dahulu harus melalui dua tahapan diterapkan dengan tegas. Sanksi optimal
berikut, yaitu:38 harus diterapkan kepada siapa saja yang
1) Mendapatkan izin prinsip yang mencoba bermain-main dengan ketentuan
mencakup 3 (tiga) aspek, yaitu: 1) akhlak yang diberlakukan. Faktor budaya hukum
dan moral calon pemilik dan pengurus yang merupakan salah satu persyaratan
bank, 2) kemampuan menyediakan dana bekerjanya sistem hukum sangat lemah di
dalam jumlah tertentu atau modal bank, Negara-negara berkembang. Oleh karena
dan 3) kesungguhan dan kemampuan dari itu, regulator harus tegas agar terbentuk
para calon pemilik dan pengurus bank budaya hukum sebagai penyeimbang
dalam melakukan kegiatan usaha bank. dilaksanakannya liberalisasi.
2) Mendapatkan izin usaha, yang lebih Setiap individu yang terbukti
kepada syarat administratif pendirian melakukan kecurangan (fraud) harus
suatu bank. Izin usaha baru dapat dihukum berat. Apabila bank melakukan
diberikan apabila izin prinsip telah pelanggaran ketentuan perbankan, maka
dipenuhi. tidak hanya bank sebagai perusahaan yang
dikenai denda karena seringkali pengurus
c. Power to Control
tidak begitu perduli kalau hanya bank yang
Kewenangan untuk mengendalikan didenda, seharusnya pengurus sebagai
atau mengawasi merupakan kewenangan pribadi juga dikenakan sanksi denda oleh
yang paling mendasar yang diperlukan oleh pengawas dan apabila pelanggaran sudah
otoritas pengawas bank. Adapun kontrol memasuki wilayah kriminal, maka para
yang dilakukan oleh lembaga independent pelaku tersebut tidak hanya dipenjarakan
dalam hal menjaga kesehatan bank. tetapi juga seluruh harta kekayaannya
Pengawasan bank dilaksanakan melalui dirampas untuk Negara. Dukungan
pengawasan tidak langsung (off site pengadilan juga dibutuhkan agar langkah-
supervision), yaitu pengawasan yang langkah yang diambil oleh regulator tidak
dilakukan melalui alat pantau seperti dimentahkan oleh pengadilan. Agar
laporan berkala yang disampaikan bank, pengawas dapat bertindak tegas, perlu
laporan hasil pemeriksaan dan informasi dipertimbangkan untuk memberikan
lainnya. Dengan data yang diperoleh kewenangan yang lebih besar kepada
melalui alat pantau tersebut, otoritas mereka.
pengawas melakukan penilaian terhadap
Dalam rangka menjalankan tugasnya
keadaan usaha dan kesehatan bank. Selain
untuk mengatur dan mengawasi bank,
pengawasan tidak langsung ada juga
Bank Indonesia berdasarkan Peraturan
pengawasan langsung (on site examination)
Bank Indonesia No. 8/5/PBI/2006, 30
yang dapat berupa pemeriksaan umum dan
Januari 2006 tentang Mediasi Perbankan,
pemeriksaan khusus. Pengawasan langsung
dapat menawarkan penyelesaian sengketa
ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
antara nasabah dengan bank yang
tentang ketaatan terhadap peraturan yang
disebabkan tidak terpenuhinya tuntutan
berlaku serta untuk mengetahui apakah
finansial nasabah oleh bank (Pasal 2), yang
terdapat praktik-praktik yang tidak sehat
akan melaksanakan tugas melakukan
yang membahayakan kelangsungan usaha
mediasi perbankan akan diberikan lembaga
bank.39
khusus yaitu Lembaga mediasi perbankan
d. Power to Impose Sanction independen yang nantinya akan didirikan
38
Hermansyah, Op.Cit., Hlm. 31.
39
Ibid., Hlm. 167.
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 10 Nomor 1, Januari 2018 17

berdasarkan Pasal 3 Peraturan bank untuk memperkaya diri sendiri atas


Indonesia paling lambat 31 Desember tanggungan pemegang saham.
2007, sebelum terbentuknya lembaga b. Prinsip Know Your Employee
mediasi perbankan independen, maka Bank tidak saja harus mengenali
fungsi mediasi perbankan dilakukan oleh nasabahnya sesuai dengan prinsip know
Bank Indonesia. Fungsi mediasi yang your customer dengan maksud agar bank
dilaksanakan oleh Bank Indonesia terbatas tidak digunakan oleh nasabahnya sebagai
pada upaya membantu nasabah dan bank tempat untuk menyembunyikan hasil
untuk mengkaji ulang sengketa secara kejahatan seperti menyimpan uang hasil
mendasar dalam rangka memperoleh korupsi. Hal yang tidak kalah pentingnya
kesepakatan (Pasal 14). adalah penerapan prinsip know your
2. Pengawasan Internal Oleh employee yaitu kenali karyawan anda.
Manajemen Bank Berbagai kasus pembobolan bank yang
Pengawasan secara internal dapat melibatkan karyawan bank mengajarkan
dilakukan dengan upaya melakukan bagaimana karyawan bank merampok
penyehatan manajemen perbankan dengan bank tempat yang bersangkutan bekerja.
memperbaiki aspek manajemen personalia, Untuk itu manajemen harus secara
moralita dan mentalitas para banker yang seksama memperhatikan pola tindak
merupakan titik sentral yang perlu karyawannya dan usaha yang lebih penting
mendapatkan penekanan kearah dilakukan adalah dengan berusaha
pertumbuhan dan perkembanagn bank menciptakan sumber daya manusia yang
secara sehat. Untuk itu Bank Indoneisa integritasnya tinggi,42 sehingga
mengeluarkan aturan bersih diri40 bagi penyimpangan yang dilakukan karyawan
mereka yang ingin mengelola bank, baik dapat didektesi secara dini.
banker maupun pemilik. Pengawasan c. Peningkatan Peran Kepatuhan
secara internal meliputi:41 (Compliance Unit)
a. Penerapan Tata Kelola Perusahaan lnternal auditor seharusnya mampu
Lemahnya penerapan tata kelola mendeteksi kejahatan perbankan yang
perusahaan menyebabkan kejahatan melibatkan orang dalam dan kemudian
perbankan sering terjadi. Penerapan tata mendiskusikannya dengan manajemen
kelola dimaksudkan untuk memberikan masalah yang sedang dihadapi dan
peranan yang lebih besar kepada pasar langkah-langkah yang diperlukan untuk
agar dapat bekerja lebih efisien dan memperbaikinya. Peran unit kepatuhan
mengurangi tanggung jawab pemerintah harus dimaksimalkan. Untuk itu, sepuluh
kepada masyarakat. Meningkatkan peran prinsip yang diterbitkan oleh basel
pasar dan mengurangi peran pemerintah committee on banking supervision untuk
merupakan suatu cara pertumbuhan mengefektifkan fungsi unit kepatuhan pada
ekonomi. Menciptakan pasar yang efisien bank harus diterapkan oleh pengurus bank.
berarti mengurangi atau menurunkan 3. Pengawasan Oleh Masyarakat
“kontrol” bukan meningkatkan kontrol Pengawasan oleh masyarakat
untuk meminimalkan akses pasar. dilakukan dengan menerapkan prinsip
Lemahnya sistem tata kelola perusahaan keterbukaan (transparansi). Bukti yang
memberikan kesempatan kepada pengurus tersedia mengungkapkan bahwa pasar

40
Eko Budi Supriyanto, Skandal Demi Skandal Mulai Meledakkan Bank Infobank, Edisi Khusus, Juni, Nomor
211/1997.
41
Zulkarnain Sitompul, “Memberantas Kejahatan Perbankan: Tantangan Pengawasan Bank” , Hukum
Bisnis, Volume 24-No.1-Tahun 2005, Hlm. 13.
42
Krisna Wijaya, Teori dan Praktek Keuangan Mikro di Indonesia, Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana
Universitas Gadjah Mada, 2010, Hlm. 42.
18 Istiqlaliyah, et. al. Analisis Yuridis Kasus Pembobolan Rekening..

memberikan peringatan dini yang sangat maka apabila ada bank yang
baik tentang adanya bank bermasalah. Ada menawarkan hadiah “wah” bagi
beberapa studi yang mendukung deposan tentunya perlu dipertanyakan.
pandangan ini. Studi yang dilakukan oleh Dalam kaitannya dengan penerapan
Petty dan Sinkey terhadap 6 (enam) bank prinsip keterbukaan ini perlu pula
yang bangkrut menemukan bahwa sinyal dipertimbangkan agar sanksi yang
pasar terjadi pada rata-rata 33 (tiga puluh dijatuhkan kepada suatu bank karena tidak
tiga) minggu sebelum lembaga pengawas patuh kepada peraturan perundangan
mencantumkan bank tersebut pada daftar diumumkan kepada masyarakat.
bank bermasalah.43 Alasan lain perlunya Pengumuman ini penting agar masyarakat
industri perbankan lebih transparan adalah mengetahui bank-bank yang tidak patuh.
peningkatan kompleksitas bisnis Basle Committee on Banking
perbankan. Kondisi ini harus diikuti oleh Supervision telah mengidentifikasikan 6
peningkatan keterbukaan tentang praktik (enam) kategori informasi untuk
manajeman risiko, bentuk risiko dan membantu pencapaian tingkat keterbukaan
kinerja manajeman risiko yang dibarengi bank yang memuaskan, yaitu:45
dengan keterbukaan mengenai permodalan
sehingga dapat memfasilitasi disiplin pasar. a. Kinerja keuangan.
Keterbukaan yang tepat waktu mengenai b. Posisi keuangan (termasuk
informasi tersebut memungkinkan pemodalan, solvensi dan likuidasi).
pengawas dan peserta pasar melakukan c. Praktik dan strategi manajemen
penilaian yang lebih sempurna tentang risiko.
bagaimana suatu bank memelihara d. Risk exposure (termasuk risiko kredit,
kesehatannya. risiko pasar, risiko likuidasi, dan
risiko operasional, hukum dan
Tiga ukuran dapat dipergunakan untuk lainnya).
menilai tingkat kesehatan bank oleh e. Kebijaksanaan akuntansi.
masyarakat, yaitu:44 f. Bisnis dasar, informasi pengaturan
1. Apabila bank secara de fakto tidak (governance) perusahaan dan
memiliki akses ke pasar antar bank, manajemen.
atau memiliki akses namun dengan Lembaga swadaya yang merupakan
tingkat bunga yang tinggi. Informasi ini perwakilan dari masyarakat umum dapat
secara normal tidak dipublikasikan, memberikan pengawasan terhadap kinerja
tetapi secara adil harus tersedia untuk bank. Salah satu lembaga swadaya yang
masyarakat. Informasi mengenai suku dapat berperan disini adalah Yayasan
bunga yang ditawarkan untuk deposito Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), yang
juga dapat dipergunakan sebagai dapat melakukan upaya perlindungan
ukuran. hukum bagi konsumen nasabah penyimpan
2. Perbedaan antara suku bunga deposito dana pada suatu bank atas perilaku curang
yang ditawarkan antara bank yang satu dari bank atau pelaku kejahatan
dengan bank yang lain. Suku bunga pembobolan bank atas dasar permintaan
yang jauh lebih tinggi merupakan dari nasabah penyimpan dana yang
indikasi bahwa bank tersebut sedang dirugikan atau dengan inisiatif sendiri dari
kesulitan likuidasi. YLKI tersebut, melalui opini-opini yang
3. Hadiah yang ditawarkan oleh suatu dapat memberikan informasi secara benar
bank. Dengan tingkat kemampuan dan jelas kepada masyarakat umum
bank menyalurkan kredit yang rendah khususnya konsumen bank penyimpan
seperti saat ini (loan to deposito ratio), dana. Melalui informasi yang benar dan
43
Zulkarnain Sitompul, Op.Cit. Hlm. 257.
44
Ibid, Hlm. 57.
45
Ibid, Hlm. 258.
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 10 Nomor 1, Januari 2018 19

jelas masyarakat akan dapat mengambil perlindungan bagi nasabah yang


tindakan-tindakan untuk menyelamatkan mengalami kerugian atas dibobol dana
asset yang dia punya pada bank yang pada rekeningnya dapat dilakukan secara
bermasalah secara mandiri, sehingga tidak non litigasi dan secara litigasi. Secara non
akan membuat susah pemerintah. litigasi melakukan pelaporan kepada
Penyelesaian permasalahan lembaga mediasi perbankan Indonesia,
pembobolan bank dapat dilakukan dengan sedangkan secara litigasi melalui jalur
cara melaporkan kepada Lembaga Mediasi pengadilan.
Perbankan Indonesia yang berkantor di
Bank Indonesia selaku Bank Central yang SARAN
dapat memberikan pengawasan terhadap
kinerja perbankan. Apabila persoalan 1. Perlu adanya penjaminan yang berarti
kejahatan pembobolan bank ini dirasa bagi nasabah yang telah
belum dapat diselesaikan oleh Lembaga mempercayakan dananya pada bank,
Mediasi Perbankan atau telah diselesaikan jaminan dari pemerintah melalui
tetapi hasil yang diperoleh belum cukup Lembaga Penjamin Simpanan memang
adil bagi pihak yang dirugikan, maka upaya telah ada hanya saja batas maksimal
hukum lain yang dapat ditempuh adalah dana yang dijamin oleh bank hanya
dengan mekanisme proses melalui maksimal dua Milyar Rupiah,
pengadilan. bagaimana nasib nasabah yang
dananya melebih jaminan tersebut.
KESIMPULAN Belum lagi dana yang dijamin hanya
Berdasarkan hasil penelitian dan dana dalam bentuk tabungan, Giro dan
pembahasan di atas, penulis dapat Deposito saja, sedangkan dalam bentuk
mengambil kesimpulan sebagai berikut: lain seperti danareksa itu tidak dijamin
Bank Indonesia sebagai pemegang keberadaannya. Pemerintah harusnya
otoritas perbankan Indonesia dalam upaya tidak memberikan batasan jaminan,
memenuhi standar yang berlaku dalam tetapi memberikan jaminan penuh atas
bidang perbankan telah memprioritaskan dana nasabah dalam bentuk apapun.
program terkait terhadap perlindungan 2. Pihak pemerintah agar lebih
nasabah, penanganan pengaduan nasabah, memperhatikan kegiatan dari bank-
dan termasuk penanganan pembentukan bank terutama bagi Bank Indonesia
lembaga mediasi perbankan yang sebagai pembina dan pengawas
independen. Perlunya manajemen resiko terhadap kegiatan perbankan agar
ini sebagai bentuk yang ada kaitannya dalam hal ini pihak bank lebih
dengan kepercayaan masyarakat terhadap bertanggung jawab dan
dunia perbankan, sehingga perlu memperhatikan apa yang menjadi hak-
menghindari potensi terjadinya suatu hak dari pihak nasabah dan apabila
peristiwa (events) yang dapat bank-bank pelaksana melalaikan
menimbulkan kerugian bank. Bentuk kewajiban dan tanggung jawab maka
pertanggungjawaban korporasi menurut perlu ada sanksi yang tegas terhadap
undang-undang dalam upaya memberikan bank tersebut.

UCAPAN TERIMA KASIH


-----

DAFTAR PUSTAKA
Buku:
20 Istiqlaliyah, et. al. Analisis Yuridis Kasus Pembobolan Rekening..

Andi Hamzah, Hukum Pidana yang Berkaitan dengan Komputer, Jakarta: Sinar Grafika,
1993.

Az. Lukman Santoso, Hak dan Kewajiban Hukum Nasabah Bank, Yogyakarta: Pustaka
Yustisia, 2011.

Gunarto Suhardi, Risiko Kriminalisasi Kredit Perbankan, Cetakan Pertama, Andi Offset:
Yogyakarta, 2006.

J. Soedradjad Djiwandono, Bergulat Dengan Krisis dan Pemulihan Ekonomi Indonesia,


Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2001.

K. Wantjik Saleh, Tindak Pidana Korupsi dan Suap, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1971.
Krisna Wijaya, Kejahatan Perbankan dalam Perbankan Nasional Catatan Kolom Demi
Kolom, Cetakan Kedua, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2002.

----------, Teori dan Praktek Keuangan Mikro di Indonesia, Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana
Universitas Gadjah Mada, 2010.

Kusuma Mahesa Jati, Hukum Perlindungan Nasabah Bank, Bandung; Nusa Media, 2012.

Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan Di Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000.

Munir Fuady, Hukum Bisnis Dalam Teori dan Praktik Buku Kesatu, Bandung: Citra Aditya
Bakti, 1996, Hlm. 144.

Yusuf, Sofie, Perlindungan Konsumen dan Instrumen-instrumen Hukumnya, Bandung: Citra


Aditya Bakti, 2003.

Peraturan Perundang-undangan

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7


Tahun 1992 tentang Perbankan.

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Putusan Pengadilan Negeri Depok Nomor 186/Pid.Sus/2012/PN.Dpk.

Jurnal, Tesis

Eko Budi Supriyanto, Skandal Demi Skandal Mulai Meledakkan Bank Infobank, Edisi Khusus,
Juni, Nomor 211/1997.

Etrizal Suar, “Upaya Penanggulangan Pembobolan Bank”, Tesis, Program Studi Ilmu Hukum
Pascasarjana Universitas Indonesia: Jakarta, 1999.
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 10 Nomor 1, Januari 2018 21

FR. Sumarwan, “Mewaspadai Pembobolan Bank Melaluui Transaksi L/C”, Hukum Bisnis,
Volume 24-No. 1 Tahun 2005.

Zulkarnain Sitompul, “Memberantas Kejahatan Perbankan: Tantangan Pengawasan Bank” ,


Hukum Bisnis, Volume 24-No.1-Tahun 2005.

Internet

“Inilah 9 Kasus Kejahatan Perbankan”, dikutip dari


http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/05/03/09441743/Inilah.9.Kasus.K
ejahatan.Perbankan, diakses pada tanggal 13 Mei 2017.

“Ojk Tangani 619 Kasus Kejahatan Perbankan Sepanjang 2016”, dikutip dari
http://www.antaranews.com/berita/449592/ojk-tangani-619-kasuskejahatan-
perbankan-sepanjang-2013, diakses pada tanggal 13 Mei 2017.

“Tinjauan Terhadap Kejahatan Perbankan”, dikutip dari


https://erwan29680.wordpress.com/2009/03/30/tinjauan-terhadapkejahatan-
perbankan/, diakses pada tanggal 13 Mei 2017.

F.R. Sumarwan, “Ketika Musim Pembobolan Bank Tiba”,


<http://www.pikiranrakyat.com/cetak/1206/10/0801.htm>, Diakses pada tanggal
10 Oktober 2017.

Tok Suwarto, “Bisnis Kriminal Pembobolan Bank Nasional”, <http://www.pikiranrakyat.


com/cetak/1206/15.htm>, Diakses pada tanggal 10 Oktober 2017.

You might also like