You are on page 1of 10

Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 7 No.

2, SEPTEMBER 2021 163

JURIDICAL PROTECTION OF CONSTUMER PERSONAL DATA IN THE USE OF


ELECTRONIC BANKING (E-BANKING)

PERLINDUNGAN YURIDIS TERHADAP DATA PRIBADI NASABAH DALAM


PENGGUNAAN ELEKTRONIK BANKING (E-BANKING)

Rizki Akbar Maulana*, Rani Apriani**


Rizkilanaaa10@gmail.com

(Diterima pada:01-06-2021 dan dipublikasikan pada:01-10-2021 )

ABSTRACT

Advances in technology and information in Indonesia make it easy for the community because it
makes it easier to carry out various activities quickly and accurately. However, from the
advantages of technology and information, there are shortcomings that arise, namely economic
crimes in protecting customers' personal data. The research method used is juridical normative
with a descriptive approach and uses primary and secondary legal materials. The results of the
discussion concluded that the current legal protection related to personal data in Indonesia has
not been specifically and comprehensively regulated due to regulations regarding personal data
which are still general in nature. As a result of the absence of these special rules, it can lead to
legal uncertainty which makes people confused about the legal protection provided by the state
for their personal data. Then the actions that need to be taken by the customer regarding the
occurrence of data leakage can be done in two ways of complaint, namely verbally or in writing.
If in the complaint problem there is no good faith on the part of the bank itself, the problem can
be submitted and resolved through the court.
Keywords: Legal Protection, Personal Data, Banking

ABSTRAK
Kemajuan teknologi dan informasi di Indonesia memberikan kemudahan bagi masyarakat karena
mempermudah dalam melakukan berbagai kegiatan secara cepat, dan akurat. Akan tetapi, dari
kelebihan teknologi dan informasi tersebut terdapat kekurangan yang muncul yaitu kejahatan
ekonomi dalam perlindungan data pribadi nasabah. Adapun metode penelitian yang digunakan
merupakan yuridis normatif dengan pendekatan deskriptif dan menggunakan bahan hukum
primer serta bahan hukum sekunder. Hasil pembahasan didapati simpulan bahwa perlindungan
hukum terkait data pribadi saat ini di Indonesia belum mengatur secara khusus dan komprehensif
dikarenakan aturan mengenai data pribadi yang masih bersifat umum. Akibat dari tidak adanya
aturan khusus tersebut dapat mengakibatkan adanya ketidakpastian hukum yang mana membuat
masyarakat kebingungan akan perlindungan hukum yang diberikan oleh negara kepada data
pribadi miliknya. Kemudian tindakan yang perlu dilakukan oleh nasabah terkait terjadinya
kebocoran data dapat dilakukan dalam dua cara pengaduan yaitu secara lisan maupun tertulis.
Jika di dalam masalah pengaduan tiada itikad baik dari pihak bank itu sendiri maka
permasalahan tersebut dapat diajukan dan diselesaikan melalui pengadilan.

Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Data Pribadi, Perbankan

*Universitas Singaperbangsa Karawang


**
A.Universitas
PendahuluanSingaperbangsa Karawang
164 Rizki Akbar Maulana Perlindungan Yuridis Terhadap ...

seperangkat kaidah hukum yang berupa


A. Pendahuluan peraturan perundang-undangan,
yurisprudensi, doktrin, serta sumber hukum
Perkembangan yang sudah lainnya yang mengendalikan permasalahan
modern saat ini menyebabkan begitu terkait perbankan, penerapan yang wajib
pesatnya pertumbuhan akan teknologi dan dipenuhi oleh suatu bank, sikap petugas
informasi, dalam perkembangannya pun bank, hak, kewajiban, tugas, serta tanggung
sangat mempermudah kita dalam jawab para pihak yang mempunyai
melakukan berbagai kegiatan secara cepat, keterkaitan dengan dunia perbankan4.
dan akurat dengan tidak mengenal batas
wilayah. Kemajuan teknologi dan Sistem perbankan di Indonesia
informasi juga turut ikut serta mengubah disebut dengan (dual banking system),
pola perilaku terhadap masyarakat secara yakni dengan terdapatnya dua sistem
global dan berdampak kepada semua aspek perbankan konvensional dan syariah yang
kehidupan sosial bermasyarakat, dalam penerapannya diatur dalam berbagai
khususnya pada bidang layanan jasa macam peraturan perundang-undangan5.
perbankan. Bersumber pada Undang-Undang Nomor
21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,
Jasa perbankan merupakan suatu yang diartikan dengan bank konvensional
jasa yang memang sangat dibutuhkan di merupakan bank yang melaksanakan
dalam setiap laju pertumbuhan ekonomi aktivitas usahanya secara konvensional
dan kemajuan dari suatu negara, karena yang bersumber pada jenisnya terdiri atas
kemajuan dari suatu negara dilihat dari Bank Umum Konvensional serta Bank
pertumbuhan ekonominya1. Sehingga, Perkreditan Rakyat6. Sebaliknya definisi
kedudukan penting perbankan tidak dari Bank Syariah merupakan Bank yang
terlepas dari peranannya sebagai lembaga melaksanakan aktivitas usahanya
perantara keuangan (financial bersumber pada prinsip Syariah serta
intermediary), yakni yang bergerak dalam menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum
kegiatan usaha menghimpun dana (fund Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat
raising) dari publik dan maupun Syariah7.
penyaluran dana (fund lending) kepada
masyarakat2. Kemajuan teknologi dan informasi
pada masa sekarang ini membuat
Hukum perbankan merupakan pelayanan bank dituntut untuk memberikan
hukum yang mengatur segala kegiatan pelayanan yang cepat, nyaman, aman, dan
yang berhubungan dengan perbankan. mudah digunakan kapanpun oleh para
Selanjutnya, hukum perbankan juga nasabahnya melalui laptop ataupun
mengatur lembaga keuangan bank ialah smartphone8. Oleh karena itu dibuatlah
seluruh aspek perbankan yang di dalamnya suatu inovasi dengan berbasis digital yang
mencakup kelembagaan, aktivitas usaha, di kembangkan melalui media elektronik
dan metode serta proses penerapan
aktivitas usahanya3. Tidak hanya itu, 4
Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern,
hukum perbankan (banking law) ialah Bandung: Citra Aditya Bakti,1999, hlm. 14.
5
Trisadini dan Abdul Shomad, Hukum Perbankan,
Depok: Kencana, 2017, hlm. 1.
1
Nur Kholis, “Perbankan Dalam Era Baru 6
Pasal 1 Ayat (4) Undang-Undang Nomor 21
Digital”, Jurnal Economicus, Volume 12, Issue 1, 2018, Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
7
hlm. 80. Pasal 1 Ayat (7) Undang-Undang Nomor 21
2
Marnia Rani, “Perlindungan Otoritas Jasa Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Keuangan Terhadap Kerahasiaan dan Keamanan Data 8
Nining Wahyuningsih, “Faktor-Faktor Yang
Pribadi Nasabah Bank”, Jurnal Selat, Volume 2, Issue Mempengaruhi Kepuasan Nasabah Menggunakan
1, 2014, hlm. 168. Internet Banking Pada Bank Muamalat”, Jurnal Al-
3
Zainal Asikin, Pengantar Hukum Perbankan Amwal Kajian Ekonomi dan Perbankan Syariah,
Indonesia, Jakarta: Rajawali Press, 2016, hlm. 19. Volume 10, Issue 2, 2018, hlm. 297.
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 7 No. 2, SEPTEMBER 2021 165

yaitu elektronik banking (e-banking). selama memiliki koneksi jaringan internet


Elektronik banking (e-banking) dapat yang memadai10.
digunakan dengan menggunakan tiga Akan tetapi, dari kelebihan tersebut
layanan yaitu SMS Banking yang bisa terdapat pula kekurangan yang muncul
diakses langsung melalui smartphone akibat adanya elektronik banking (e-
dengan memakai media SMS (Short banking) yaitu salah satunya kejahatan
Message Service), dengan dilengkapi ekonomi. Dari kejahatan ekonomi tersebut
berbagai macam fitur seperti informasi lah banyak terjadi pelanggaran-
saldo, mutasi rekening, tagihan kartu pelanggaran hukum terkait data pribadi
kredit, hingga suku bunga, pembayaran dan nasabah yang diretas dan juga risiko
pembelian. Berikutnya, Mobile Banking finansial yang dialami oleh nasabah bank
(M-Banking) dengan layanan yang dalam penggunaan elektronik banking (e-
memakai smartphone dengan tersedianya banking). Oleh karena pelaku kejahatan
Subscriber Identity Modul (SIM) Card, tersebut maka pihak bank harus
Unstructured Suplementary Service Data menyiapkan beberapa fitur keamanan
(USSD), ataupun melalui aplikasi yang (security features) yang dapat menjaga
bisa diunduh serta diinstal oleh nasabah. tingkat kepercayaan masyarakat dalam
Layanan M-Banking ini menawarkan fitur penggunaan internet banking (e-banking)11.
informasi saldo, mutasi rekening, tagihan Perihal tersebut pun juga sejalan dengan
kartu kredit, suku bunga, posisi Negara Republik Indonesia yang
cabang/ATM terdekat, serta pembelian dan notabenenya sebagai negara hukum yang
pembayaran. Selanjutnya, terdapat internet mempunyai hak serta kewajiban dalam
banking ialah layanan untuk melaksanakan melindungi warga negaranya sebagaimana
transaksi perbankan melalui jaringan tercantum dalam Pasal 28D Ayat (1) UUD
internet dengan menggunakan fitur PC, 1945 yang berbunyi “Setiap orang berhak
dekstop, tablet, laptop, ataupun smartphone atas pengakuan, jaminan, perlindungan,
yang tersambung ke jaringan internet. Fitur dan kepastian hukum yang adil serta
layanan internet banking antara lain perlakuan yang sama di hadapan hukum”12.
informasi umum rekening tabungan/giro,
kartu kredit, mutasi rekening, transfer Adapun yang menjadi rumusan
dana, pembelian, serta pembayaran yang masalah yang diteliti yaitu: Bagaimana
dapat mempermudah para nasabah untuk perlindungan hukum terhadap data pribadi
mengaksesnya9. Keuntungan yang nasabah penggunaan elektronik banking (e-
diperoleh nasabah dalam menggunakan banking) dan bagaimana tindakan hukum
elektronik banking (e-banking) salah yang harus dilakukan oleh nasabah apabila
satunya yaitu menghemat waktu dan biaya telah mengalami kebocoran akan data
perjalanan karena tidak perlu mendatangi pribadinya ?
bank atau ATM untuk melakukan transaksi
seperti transfer uang atau membayar Metode Penelitian
tagihan. Elektronik banking (e-banking) Metode penelitian yang digunakan
juga lebih efisien, karena tidak perlu dalam penelitian ini merupakan yuridis
mengantri panjang. Cukup menggunakan
smartphone atau laptop, sudah bisa 10
Fitriani Monica Sari, “Wajib Tahu! Ini Kelebihan
dilakukan di mana saja dan kapan saja dan Kekurangan Punya e-banking”,
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3696294/wajib-
tahu-ini-kelebihan-dan-kekurangan-punya-e-banking,
9
Muhammad Choirul Anwar, “Beda Cara diakses 18 Maret 2021.
Menggunakan SMS Banking, Mobile Banking, dan 11
Dwi Ayu Astrini, “Perlindungan Hukum Terhadap
Internet Banking”, Nasabah Bank Pengguna Internet Banking Dari
https://money.kompas.com/read/2021/02/23/16300092 Ancaman Cybercrime”, Jurnal Privatum, Volume 3,
6/beda-cara-menggunakan-sms-banking-mobile- Issue 1, 2015, hlm. 149.
12
banking-dan-internet-banking?page=all, diakses 18 Pasal 28D Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Maret 2021. Republik Indonesia Tahun 1945.
166 Rizki Akbar Maulana Perlindungan Yuridis Terhadap ...

normatif dengan pendekatan deskriptif, melakukan transaksi keuangan dengan


ialah yang bertujuan untuk Bank”15.
menggambarkan suatu permasalahan Jadi, dapat dikatakan bahwa data
dengan berupaya mengungkapkan secara pribadi adalah data yang memang benar-
faktual serta akurat mengenai fakta-fakta, benar sangat diperlukan dari berbagai
sifat-sifat yang sedang diteliti13. Analisa sektor khususnya perbankan karena setiap
data yang dilakukan dalam penelitian ini kegiatan atau pembuatan baik kartu kredit,
dilaksanakan dengan metode normatif kartu debit, dan sebagainya pun diperlukan
kualitatif dengan memakai bahan hukum data pribadi untuk menunjang aktivitas
primer ialah peraturan perundang- dalam kegiatan perbankan.
undangan yang berkaitan dengan riset Dikarenakan negara Indonesia
ataupun penelitian ini. Sebaliknya, bahan merupakan salah satu negara dengan
hukum sekunder yang digunakan yaitu penggunaan teknologi dan informasi yang
literatur, buku-buku ilmu hukum, surat cukup banyak dimana penggunaannya
kabar, penelusuran internet dan jurnal. banyak digunakan oleh sektor seperti
pemerintahan, jasa perbankan, jasa
B. Perlindungan Hukum Data Pribadi keuangan dan juga pendidikan yang juga
Nasabah Dalam Menggunakan turut serta mencakup penggunaan
Elektronik Banking (E-Banking) teknologi dan informasi. Akibat dari
pesatnya penggunaan teknologi dan
Data pribadi merupakan salah satu informasi di Indonesia telah banyak
hal yang sangat penting di suatu kehidupan merubah sistematika kehidupan sehari-hari.
sosial bermasyarakat. Apalagi saat Namun begitu dengan adanya
sekarang ini yang sudah memasuki era manfaat yang telah diberikan oleh adanya
digitalisasi yang mana semua aspek teknologi dan informasi tidak menutup
kehidupan bergantung akan teknologi, di kemungkinan akan hadirnya sebuah
mana semua orang bisa terhubung satu tantangan dan problematika baru akan
sama lain tanpa terhalang adanya jarak dan perlindungan hukum atas data pribadi.
waktu. Menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 Pemanfaatan teknologi dan informasi tidak
Peraturan Menteri Komunikasi dan membuat segala sesuatunya dapat terjadi
Informatika Nomor 20 Tahun 2016 tentang lebih mudah, namun juga melahirkan
Perlindungan Data Pribadi Dalam Sistem permasalahan hukum. Salah satu masalah
Elektronik yang berbunyi “Data pribadi hukum yang muncul yaitu masalah yang
adalah data perseorangan tertentu yang berkaitan dengan perlindungan data pribadi
disimpan, dirawat, dan dijaga kebenaran (the protection of privacy rights)
serta dilindungi kerahasiaannya”14. khususnya pada layanan perbankan16.
Sedangkan jika menurut Pasal Perlindungan hukum tersebut apabila di
1 angka 6 Ketentuan Peraturan Bank dalam Pasal 1 angka 3 Ketentuan Peraturan
Indonesia Nomor 7/6/PBI/2005 tentang Bank Indonesia Nomor 22/20/PBI/2020
Transparansi Informasi Produk Bank dan tentang Perlindungan Konsumen Bank
Penggunaan Data Pribadi Nasabah Indonesia menjelaskan bahwa
menjelaskan bahwa “Data Pribadi Nasabah “Perlindungan Konsumen Bank Indonesia
adalah identitas yang lazim disediakan oleh yang selanjutnya disebut dengan
Nasabah kepada Bank dalam rangka Perlindungan Konsumen adalah segala

15
Pasal 1 angka 6 Peraturan Bank Indonesia Nomor
13
Suteki, dan Galang Taufani, Metodologi Penelitian 7/6/PBI/2005 tentang Transparansi Informasi Produk
Hukum (Filsafat, Teori, dan Praktek), Depok: Rajawali Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah.
Pers, 2018, hlm. 133. 16
Rosalinda Elsina Latumahina, “Aspek Hukum
14
Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Komunikasi dan perlindungan Data Pribadi di Dunia Maya”, Jurnal
Informatika Nomor 20 Tahun 2016 tentang GEMA AKTUALITA, Volume 3, Issue 2, 2014, hlm.
Perlindungan Data Pribadi Dalam Sistem Elektronik. 14.
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 7 No. 2, SEPTEMBER 2021 167

upaya yang menjamin adanya kepastian perbankan yang saat ini banyak
hukum untuk memberikan perlindungan menggunakan data dan informasi
kepada konsumen”17. nasabahnya untuk mengumpulkan dan
Selanjutnya menurut Pasal 1 angka menerima informasi tentang nasabahnya
3 Ketentuan Peraturan Otoritas Jasa yang kemudian disimpan dan dikelola oleh
Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 tentang pihak bank itu sendiri.
Perlindungan Konsumen Sektor Jasa
Keuangan menjelaskan “Perlindungan Di Indonesia sendiri isu mengenai
Konsumen adalah perlindungan terhadap permasalahan data pribadi nasabah sudah
Konsumen dengan cakupan perilaku terjadi sejak lama, bahkan ada praktik
Pelaku Usaha Jasa Keuangan”18. pertukaran data pribadi dengan sistem
Sudah banyak yang kita ketahui sharing yaitu bertukar informasi data
bahwa segala aspek kehidupan telah pribadi nasabah diantara sesama bank atau
banyak menggunakan teknologi dan card center, kemudian transaksi yang
informasi dimana dalam segala aspek berhubungan dengan pemegang kartu
sosial bermasyarakat khususnya pada kredit kepada pihak ketiga atau
layanan jasa perbankan tersebut akan memperjualbelikannya oleh bank itu
mengumpulkan data dan mengelola data sendiri melalui pihak ketiga20. Banyaknya
para penggunanya. Dimana dalam Surat kasus nasabah yang mengalami kerugian
Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor akibat adanya kejahatan yang meretas data
14/SEOJK.07/2014 tentang Kerahasiaan pribadi terlebih khusus di Indonesia sendiri
dan Keamanan Data dan/atau Informasi oleh oknum-oknum yang memang tidak
Pribadi Konsumen dijelaskan bahwa “Data bertanggungjawab telah merugikan bagi
dan/atau Informasi Pribadi Konsumen para nasabah baik kerugian finansial dan
adalah data dan/atau informasi yang lain sebagainya.
mencakup nama, alamat, tanggal lahir Akan tetapi pihak bank pun
dan/atau umur, nomor telepon dan/atau ibu mempunyai prinsip-prinsip atau asas-asas
kandung. Sedangkan korporasi mencakup yang memang dipegang teguh oleh pihak
nama, alamat, nomor telepon, susunan bank yaitu salah satunya asas kepercayaan
direksi dan komisaris termasuk dokumen yakni asas yang memberikan hubungan
identitas berupa Kartu Tanda Penduduk/ antara bank dengan nasabah penyimpan
paspor/ ijin tinggal dan/atau susunan dana yang kemudian nantinya akan timbul
pemegang saham”19. beban kewajiban-kewajiban pihak bank
terhadap nasabahnya21. Kemudian ada pula
Dewasa ini data pribadi merupakan asas kerahasiaan (confidential principle),
sesuatu yang sangat berharga pada jaman yaitu asas yang mengharuskan bank
era digitalisasi, dimana segala aspek merahasiakan segala sesuatu yang
kegiatan sosial dan bermasyarakat berhubungan dengan keuangan, jabatan
menggunakan data pribadi, apalagi pegawai bank dan pihak yang terafiliasi
semakin pesatnya perkembangan teknologi dengan bank22.
dan informasi memudahkan semua orang
dapat mengakses data dan informasi yang Menurut Muhamad Djumhana
dimiliki seseorang. Dalam hal ini sektor dalam Marnia Rani, prinsip dan teori yang

17
Pasal 1 angka 3 Peraturan Bank Indonesia Nomor 20
Sinta Dewi Rosadi, “Prinsip-Prinsip Perlindungan
22/20/PBI/2020 tentang Perlindungan Konsumen Bank Data Pribadi Nasabah Kartu Kredit Menurut Ketentuan
Indonesia. Nasional dan Implementasinya”, Sosiohumaniora
18
Pasal 1 angka 3 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Journal of Social Science and Humanities,Volume 19,
Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Issue 3, Universitas Padjajaran Press, 2017, hlm. 207.
21
Konsumen Sektor Jasa Keuangan. Marnia Rani, Perlindungan Otoritas Jasa Keuangan
19
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor Terhadap Kerahasiaan dan Keamanan Data Pribadi
14/SEOJK.07/2014 tentang Kerahasiaan dan Nasabah Bank, Op.cit., hlm. 170.
22
Keamanan Data dan/atau Informasi Pribadi Konsumen. Ibid.
168 Rizki Akbar Maulana Perlindungan Yuridis Terhadap ...

mendasari kerahasiaan bank yang “Rahasia bank adalah segala sesuatu yang
berkembang hingga saat ini, yaitu: berhubungan dengan keterangan mengenai
a. Bersifat mutlak, yaitu dimana bank nasabah penyimpan dan simpanannya”25.
harus berkewajiban menyimpan Sedangkan di dalam Peraturan
rahasia nasabahnya karena kegiatan Menteri Komunikasi dan Informatika
usahanya dalam keadaan apapun. Nomor 20 Tahun 2016 tentang
b. Bersifat nisbi atau relatif, bank Perlindungan Data Pribadi Dalam Sistem
dapat diperbolehkan membuka Elektronik Pasal 26 huruf a yaitu “Pemilik
rahasia nasabahnya apabila terdapat Data Pribadi berhak atas kerahasiaan Data
sesuatu hal yang mendesak salah Pribadinya”26. Dan juga terdapat di dalam
satunya yaitu kepentingan negara23. Pasal 27 huruf a yaitu “Pengguna wajib
merahasiakan Data Pribadi yang diperoleh,
Apabila kita menganalisis dari dikumpulkan, diolah, dan dianalisisnya”27.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Pasal 27 huruf c yaitu “Pengguna wajib
tentang Perubahan Atas Undang-Undang melindungi Data Pribadi beserta dokumen
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang memuat Data Pribadi tersebeut dari
dapat diketahui bahwa adanya bentuk tindakan penyalahgunaan”28.
kewajiban dan tanggungjawab yang harus Lebih lanjut diatur mengenai
dimiliki oleh pihak bank untuk dapat pengecualian prinsip kerahasiaan bank,
terciptanya keadilan dan demokrasi yang mana pihak bank dapat dengan
ekonomi, serta meningkatkan taraf hidup mudah memberikan dan membuka
orang banyak, dan melindungi kemudahan informasi mengenai nasabah dan
setiap orang dalam melakukan transaksi di simpanannya apabila digunakan untuk
dalam lembaga perbankan24. kepentingan tertentu seperti:
Oleh karena itu pula banyaknya a) Kepentingan Perpajakan yang termuat
kasus nasabah yang mengalami pencurian di dalam Pasal 41 Ayat (1) Undang-
data pribadi yang dilakukan dari pengaruh Undang Nomor 10 Tahun 1998
internal yaitu dari pihak bank itu sendiri tentang Perubahan Atas Undang-
kepada pihak ketiga dan serta pengaruh Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
eksternal yang memang orang tidak Perbankan, yang menentukan bahwa
dikenali dan tidak bertanggungjawab yang “Untuk kepentingan perpajakan,
dapat berakibat finansial bagi nasabah baik Pimpinan Bank Indonesia atas
kehilangan uang elektroniknya, transfer permintaan Menteri Keuangan
yang tidak dikenali, tawaran kartu kredit, berwenang mengeluarkan perintah
tawaran pinjaman dan lain sebagainya. tertulis kepada bank agar memberikan
Maka dari itu diperlukan suatu keterangan dan memperlihatkan bukti-
perlindungan hukum terhadap nasabah bukti tertulis serta surat-surat
yang data pribadinya disalahgunakan. mengenai keadaan keuangan Nasabah
Pihak bank pun harus melaksanakan
dengan prinsip kerahasiaan yang mana
tercantum di dalam Pasal 1 angka 28
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 25
tentang Perbankan sebagaimana telah Pasal 1 angka 28 Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.
Tahun 1998 yang mengatakan bahwa 26
Pasal 26 huruf a Peraturan Menteri Komunikasi dan
Informatika Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Perlindungan Data Pribadi Dalam Sistem Elektronik.
23 27
Ibid, hlm. 170-171. Pasal 27 huruf a Peraturan Menteri Komunikasi dan
24
Nadiah Octavia Fanany, “Perlindungan Hukum Informatika Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Terhadap Data Pribadi Nasabah Bank (Studi Kasus di Perlindungan Data Pribadi Dalam Sistem Elektronik.
PT Bank Jatim Cabang Kota Mojokerto)”, Dinamika, 28
Pasal 27 huruf c Peraturan Menteri Komunikasi dan
Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum, Volume 26, Issue 2, 2020, Informatika Nomor 20 Tahun 2016 tentang
hlm. 140. Perlindungan Data Pribadi Dalam Sistem Elektronik.
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 7 No. 2, SEPTEMBER 2021 169

Penyimpan tertentu kepada Pejabat keadaan keuangan nasabahnya kepada


Pajak”29. pihak lain”33.
b) Kemudian termuat di dalam Pasal 41A f) Permintaan, Persetujuan, Surat Kuasa
Ayat (1) yaitu “Untuk Penyelesaian dari Nasabah Penyimpan atau Ahli
Piutang Bank yang telah diserahkan Warisnya yang termuat dalam Pasal
kepada Badan Urusan Piutang dan 44A Ayat (1) dan (2) menyatakan
Lelang Negara/Panitia Urusan Piutang bahwa “Atas permintaan, persetujuan,
Negara, Pimpinan Bank Indonesia atau kuasa dari Nasabah Penyimpan
memberikan izin kepada pejabat yang dibuat secara tertulis, bank wajib
Badan Urusan Piutang dan Lelang memberikan keterangan mengenai
Negara/Panitia Urusan Piutang Negara simpanan Nasabah Penyimpan pada
untuk memperoleh keterangan dari bank yang bersangkutan kepada pihak
bank mengenai simpanan Nasabah yang ditunjuk oleh Nasabah
Debitur”30. Penyimpan tersebut” .
34

c) Dalam Pasal 42 Ayat (1) yaitu “Untuk


kepentingan peradilan dalam perkara Selanjutnya berdasarkan Pasal 30
pidana, Pimpinan Bank Indonesia Ayat (1) dan Ayat (2) Undang-Undang
dapat memberikan izin kepada polisi, Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
jaksa, atau hakim untuk memperoleh dan Transaksi Elektronik menjelaskan
keterangan dari bank mengenai bahwa “Setiap Orang dengan sengaja dan
simpanan tersangka atau terdakwa tanpa hak atau melawan hukum mengakses
pada bank”31. Komputer dan/atau Sistem Elektronik
d) Dalam Pasal 43 Ayat (1) Undang- milik Orang lain dengan cara apa pun dan
Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang dengan tujuan apapun untuk memperoleh
Perbankan sebagaimana telah diubah Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
dengan Undang-Undang Nomor 10 Elektronik”35. Kemudian Pasal 30 Ayat (3)
Tahun 1998 menyatakan bahwa juga menerangkan bahwa “Setiap Orang
“Dalam perkara perdata antara bank dengan sengaja dan tanpa hak atau
dengan nasabahnya, direksi bank yang melawan hukum mengakses Komputer
bersangkutan dapat menginformasikan dan/atau Sistem Elektronik dengan cara
kepada Pengadilan tentang keadaan apa pun dengan melanggar, menerobos,
keuangan nasabah yang bersangkutan melampaui, atau menjebol sistem
dan memberikan keterangan lain yang pengamanan”36.
relevan dengan perkara tersebut”32. Selanjutnya akibat hukum bagi para
e) Termuat juga di dalam Pasal 44 Ayat pelaku yang tetap melancarkan aksinya
(1) mengatakan bahwa “Dalam rangka dalam melakukan tindak kejahatan
tukar-menukar informasi antar bank, ekonomi dengan pencurian data pribadi
direksi bank dapat memberitahukan nasabah dapat dikenakan hukuman yang
termuat di dalam Pasal 46 Ayat (1), (2),
dan (3) dengan pidana penjara paling lama

29
Pasal 41 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun
33
1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor Pasal 44 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun
7 Tahun 1992 tentang Perbankan. 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah
30
Pasal 41A Ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.
34
Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Pasal 44A Ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-
31
Pasal 42 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
35
1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor Pasal 30 Ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 11
7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
32
Pasal 43 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun Elektronik.
36
1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah Pasal 30 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 11 Tahun
dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
170 Rizki Akbar Maulana Perlindungan Yuridis Terhadap ...

8 tahun dan denda paling banyak pribadi, Indonesia juga harus menghadapi
Rp800.000.000 (delapan ratus juta rupiah). minimnya pengetahuan masyarakat. Masih
banyak masyarakat yang belum menyadari
Apabila dilihat dari keseluruhan akan haknya mereka sebagai pemilik
aturan diatas belum terdapat adanya aturan data39.
khusus yang mengatur tentang Ada baiknya ketika telah diketahui
perlindungan data pribadi nasabah. bahwa terdapat kebocoran data pribadi,
Sementara itu saat ini bidang layanan jasa nasabah berhak mengajukan pengaduan
perbankan sendiri telah banyak dalam bentuk lisan ataupun tulisan40.
menggunakan data pribadi nasabahnya Setelah itu apabila pengaduan secara lisan
untuk kepentingan pihak bank dalam tidak ditanggapi maka pihak bank wajib
mengumpulkan serta mengelola data menyampaikan bukti tanda terima
mengenai nasabah yang tentu di dalamnya pengaduan kepada nasabah yang memuat
terdapat informasi penting terkait nomor pendaftaran pengaduan, tanggal
nasabahnya. Akibat dari tidak terdapatnya penerimaan pengaduan, nama nasabah,
aturan khusus tersebut dapat nama serta nomor telepon petugas bank
mengakibatkan adanya ketidakpastian yang menerima pengaduan dan deskripsi
hukum yang mana membuat masyarakat singkat pengaduan41.
kebingungan akan perlindungan hukum Sedangkan pengaduan tertulis yang
yang diberikan oleh negara kepada data diajukan oleh pihak nasabah tertuang di
pribadi miliknya37. dalam Pasal 37 Ayat (2) Peraturan Bank
Indonesia Nomor 22/20/PBI/2020 tentang
Perlindungan Konsumen Bank Indonesia
C. Tindakan Hukum Yang Harus yaitu “Mekanisme penanganan dan
Dilakukan Oleh Nasabah Apabila penyelesaian pengaduan dituangkan dalam
Mengalami Kebocoran Data Pribadinya bentuk tertulis yang meliputi:
a. penerimaan pengaduan
Negara Indonesia adalah negara b. penanganan dan penyelesaian
hukum yang mana segala sesuatunya pengaduan, dan
berkaitan dengan hukum dan peraturan c. pemantauan terhadap penanganan dan
perundang-undangan. Lemahnya akan penyelesaian pengaduan42.
perlindungan data pribadi nasabah
merupakan suatu ancaman yang serius Jika di dalam masalah pengaduan tiada
untuk masyarakat Indonesia. Karena belum itikad baik dari pihak bank itu sendiri maka
adanya aturan perundang-undangan khusus permasalahan tersebut dapat diajukan dan
yang mengatur terkait perlindungan data diselesaikan melalui pengadilan43.
pribadi38.
Menurut pakar keamanan siber dari
Vaksin.com Alfons Tanujaya dalam
Bisnis.com mengatakan bahwa selain
permasalahan lemahnya perlindungan data
39
Ibid.
37
Theddy Hendrawan Nasution, “Dalam Skripsi 40
Bahagia (et.al), “Perlindungan Data Pribadi Nasabah
Perlindungan Hukum Data Pribadi Nasabah Dalam Dalam Penawaran Transaksi Asuransi Oleh PT. Bank
Penggunaan Big Data Oleh Perbankan Di Indonesia Negara Indonesia (Persero)”, Syiah Kuala Law Journal,
(Studi Komparatif Penggunaan Data Pribadi Nasabah Volume 3, Issue 1, 2019, hlm. 29.
41
Di Uni Eropa), Universitas Islam Indonesia, 2020, hlm. Ibid.
42
85. Pasal 37 Ayat (2) Peraturan Bank Indonesia Nomor
38
Rezha Hadyan, “Data Pribadi Bocor, Apa Yang 22/20/PBI/2020 tentang Perlindungan Konsumen Bank
Harus Dilakukan?”, Indonesia.
43
https://teknologi.bisnis.com/read/20200717/84/126761 Bahagia, Perlindungan Data Pribadi Nasabah Dalam
0/data-pribadi-bocor-apa-yang-harus-dilakukan, Penawaran Transaksi Asuransi Oleh PT. Bank Negara
diakses 3 April 2021. Indonesia (Persero), Op.cit., hlm. 29-30.
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 7 No. 2, SEPTEMBER 2021 171

D. Kesimpulan nasabahnya. Akibat dari tidak adanya


aturan khusus tersebut dapat
Perlindungan hukum data pribadi mengakibatkan adanya ketidakpastian
nasabah merupakan salah satu aspek hukum yang mana membuat masyarakat
terpenting dalam kegiatan layanan kebingungan akan perlindungan hukum
perbankan. Perlindungan hukum terkait yang diberikan oleh negara kepada data
data pribadi saat ini di Indonesia belum pribadi miliknya. Kemudian tindakan
mengatur secara khusus dan komprehensif yang perlu dilakukan oleh nasabah terkait
dikarenakan aturan mengenai data pribadi terjadinya kebocoran data dapat dilakukan
yang masih bersifat umum. Padahal saat dalam dua cara pengaduan yaitu secara
ini bidang layanan jasa perbankan sendiri lisan maupun tertulis. Jika di dalam
sudah banyak menggunakan data pribadi masalah pengaduan tiada itikad baik dari
nasabahnya untuk kepentingan pihak bank pihak bank itu sendiri maka permasalahan
dalam mengumpulkan dan mengelola data tersebut dapat diajukan dan diselesaikan
mengenai nasabah yang tentu di dalamnya melalui pengadilan.
terdapat informasi penting terkait

DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999.
Suteki dan Galang Taufani, Metodologi Penelitian Hukum (Filsafat, Teori, dan Praktek), Depok:
Rajawali Pers, 2018.
Trisadini dan Abdul Shomad, Hukum Perbankan, Depok: Kencana, 2017.
Zainal Asikin, Pengantar Hukum Perbankan Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers, 2016

Peraturan Perundang-undangan:
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 14/SEOJK.07/2014 tentang Kerahasiaan dan
Keamanan Data dan/atau Informasi Pribadi Konsumen.
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 20 Tahun 2016 tentang Perlindungan
Data Pribadi Dalam Sistem Elektronik.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/6/PBI/2005 tentang Transparansi Informasi Produk Bank
dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 22/20/PBI/2020 tentang Perlindungan Konsumen Bank
Indonesia.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen
Sektor Jasa Keuangan.
172 Rizki Akbar Maulana Perlindungan Yuridis Terhadap ...

Artikel Ilmiah:

Bahagia (et.al), “Perlindungan Data Pribadi Nasabah Dalam Penawaran Transaksi


Asuransi Oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero)”, Syiah Kuala Law Journal,
Volume 3, Issue 1, 2019
Dwi Ayu Astrini, “Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Pengguna Internet
Banking Dari Ancaman Cybercrime”, Jurnal Privatum, Volume 3, Issue 1, 2015
Marnia Rani, “Perlindungan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Kerahasiaan dan Keamanan
Data Pribadi Nasabah Bank”, Jurnal Selat, Volume 2, Issue 1, 2014.
Nadiah Octavia Fanany, “Perlindungan Hukum Terhadap Data Pribadi Nasabah Bank (Studi
Kasus di PT Bank Jatim Cabang Kota Mojokerto)”, Dinamika, Jurnal Ilmiah Ilmu
Hukum, Volume 26, Issue 2, 2020
Nining Wahyuningsih, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Nasabah Menggunakan
Internet Banking Pada Bank Muamalat”, Jurnal Al-Amwal Kajian Ekonomi dan
Perbankan Syariah, Volume 10, Issue 2, 2018
Nur Kholis, “Perbankan Dalam Era Baru Digital”, Jurnal Economicus, Volume 12, Issue
1, 2018
Rosalinda Elsina Latumahina, “Aspek Hukum perlindungan Data Pribadi di Dunia Maya”,
Jurnal GEMA AKTUALITA, Volume 3, Issue 2, 2014
Sinta Dewi Rosadi, “Prinsip-Prinsip Perlindungan Data Pribadi Nasabah Kartu Kredit
Menurut Ketentuan Nasional dan Implementasinya”, Sosiohumaniora Journal of
Social Science and Humanities,Volume 19, Issue 3, Universitas Padjajaran
Press, 2017
Theddy Hendrawan Nasution, “Dalam Skripsi Perlindungan Hukum Data Pribadi Nasabah
Dalam Penggunaan Big Data Oleh Perbankan Di Indonesia (Studi Komparatif
Penggunaan Data Pribadi Nasabah Di Uni Eropa), Universitas Islam Indonesia,
2020

Sumber Lainnya :
Muhammad Choirul Anwar, “Beda Cara Menggunakan SMS Banking, Mobile Banking, dan
Internet Banking”, https://money.kompas.com/read/2021/02/23/163000926/beda-cara-
menggunakan-sms-banking-mobile-banking-dan-internet-banking?page=all, diakses 18
Maret 2021.
Fitriani Monica Sari, “Wajib Tahu! Ini Kelebihan dan Kekurangan Punya e-banking”,
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3696294/wajib-tahu-ini-kelebihan-dan-
kekurangan-punya-e-banking, diakses 18 Maret 2021.
Rezha Hadyan, “Data Pribadi Bocor, Apa Yang Harus Dilakukan?”,
https://teknologi.bisnis.com/read/20200717/84/1267610/data-pribadi-bocor-apa-yang-
harus-dilakukan, diakses 3 April 2021.

You might also like