You are on page 1of 6

2.

5 Defect
Cacat pengecoran adalah segala peristiwa yang dapat mengganggu sifat-sifat mekanis
seperti kekuatan atau bahkan tampilan luar dari produk pengecoran. Berdasarkan ASM tahun
1988, cacat didefinisikan sebagai diskontinuitas yang ukuran, bentuk, orientasi, atau
lokasinya mengganggu kegunaan bagian dimana cvacat tersebut terjadi. Karakteristik jenis
cacat tertentu mungkin dipengaruhi oleh geometri pengecoran atau bahkan waktu proses
pengecoran.
a. Porositas
Porositas merupakan cacat dimana terdapat pori-pori atau rongga akibat terperangkapnya
udara atau penyusutan pada pengecoran. Mekanisme terjadinya cacat ini adalah gas yang
terlarut dalam lelehan sebelum pengecorn dan/atau dihasilkn dari iinteraksi antara lelehan dan
pasir Sebagian besar berupa nitrogen dan hydrogen. Selain itu, reksi antara terak yang sangat
teroksidadi (mangan sulfida, silikat, dll) dan karbon dalam logam menimbulkan karbon
monoksida (CO). selaama pendinginan, gas gas yang terlarut dalam paduan cair dapat
berevolusi dalam gelembung karena penurunan progresif batas kelarutannya seiring dengan
suhu, yaitu jenuhnya lelehan dapat memberikan energi berlebih yang diperlukan untuk
mengatasi tegangan permukaan. Gas yang dihasilkan dari interaksi antara lelehan dan pasir
dapat terlarut Sebagian dalam lelehan namun juga menyeybabkan rongga jika ventilasi
cetakan tidak mencukupi. Cacat porositas ini dapat dicegah dengan mempertimbangkan
beberapa hal yaitu
- Membatasi jumlah gas nitrogen yang dipengaruhi oleh titanium melalui pembentukan
nitride dan karbon-nitrida. Oleh karena itu, ambang batas nitrogen yang memicu
pengendapan gas dapat ditingkatkan dengan rasio yang memadai antara kandungan
nitrogen dan titanium dalam lelehan.
- Jumlah unsur yang mudaah teroksidasi harus dijaga dibawah batas ketat yaitu
aluminium di bawah 0,009% berat dan titanium, seng, dan magnesium di bawah
0,05% berat. Hal ini meminimalkan pengurangan air yang adalah dalam cetakan pasir
hijau dan pembentukan hydrogen terkait.
- Skimming yang tepat pada lelehan sebelum tahap pengecoran akan menghilangkan
inklusi terak kecil yang dapat bereaksi dalam lelehan untuk membentuk porositas gas
karbon monoksida (lubang kecil).
- Sistem pengisian yang dioptimalkan akan meminimalkan turbulensi dan kontak yang
berkepanjnagan antara lelahan dan cetakan sehingga membatasi jumlah gas yang
ditransfer ke paduan cair selama pengisian.
- Pengosongan gas yang benar yang terbentuk selama pengisian harus dipastikan dengan
ventilasi terbuka, permeabilitas yang sesuai dari campuran pasir yang dipadatkan,
bentuk cetakan inti yang benar yang tidak boleh dilapisi karena berperan penting
dalam mengevakuasi gas dari inti.
- Area yang terlalu panas karena desain tata letak yang kurang baik harus dihindari.
Ketika nitrogen dan hydrogen menurun seiring dengan suhu, unsur unsur yang maish
terlarut dalam lelehan bermigrasi ke area ppengecoran dengan laju pendinginan
rendah. Dengan demikian, kandungan local nitrogen dan hydrogen bis lebih tinggi dari
kandungan normalnya dan pengendapan gas dalam jumllah besar dapat terjadi di area
pemadatan terakhir ini (lubang kecil dan celah nitrogen).
b. Skin defect
Skin defect merupakan cacat pada permukaan produk pengecoran yang berhubungan
dengan tingkat kekasaran permukaan. Cacat kecil pada permukaan biasanya berupa kerutan
atau kekesaran yang tinggi yang pada dasarnya menjadi masalah estetika yang tidak atau
sedikit menimbulkan dampak pada kesempurnaan produk cor. Sedangkan cacat yang lebih
parah diakibatkan oleh interaksi termal antara lelehan cor dan pasir yang dipadatkan
membentuk rongga cetakan (vitrifikasi, pembakaran, dan penetrasi). Cacat ini berhubungan
dengan kekasaran tinggi yang dapat mempengaruhi kualitas lapisan dan sifat kelelahan.
Pabrik pengecoran harus menyediakan cetakan dengan permukaan luar yang bagus dengan
kekasaran yang cukup rendah. Oleh karena itu, disarankan untuk menyepakati hasil akhir
coran yang diinginkan sebelum memproduksi batch regular. Konsekuensinya ukuran dan
bentuk yang akan digunakan harus ditentukan untuk mencapai kualitas permukaan yang
disepakati. Selain itu, evaluasi terus menerus terhadap permukaan coran wajib dilakukan
selama produksi untuk mendeteksi segala ketidakteraturan yang mempengaruhi lapisan
logam.
Tabel 2….Jenis-jenis skin defect
Jenis Gambar
Poor Surface
Wrinkles

Calcination
Metal
penetration

c. Cacat karena ekspansi termal silika


Evolusi ekspansi termal silika penting digunakan untuk mendistribusikan butiran
pasir dengan baik untuk pembuatan cetakan dan inti. Artinya adanya pendistribusian butiran
harus dilakukan dengan ukuran yang berbeda-beda agar tidak terjadi perluasan secara massif
dan serentak. Hal ini karena butiran yang lebih kecil menaikkan suhu lebih cepaat
dibandingkan butiran lebih besar sehingga menghasilkan efek pemuaian secara bertahap,
bukan fenomena yang terjadi tiba-tiba. Selain itu, butiran bulat memberikan tingkat
pemadatan yang lebih tinggi dibandingkan butiran bersudut atau tidak beraturan. Oleh karena
itu, cenderung menyebabkan efek pemuaian yang lebih tinggi pada cetakan. Perubahan
volume akibat pemuaian silika menghasilkan tekanan pada cetakan dan inti yang dapat
menyebabkan retak dan interaksi selanjutnya dengan lelhan cairan. Oleh karena penyebab
cacat karena ekspansi termal silika ini ada hubungannya dengan ukuran butir yang
memberikan efek maisng-maisng, maka variasi cacat ini beragam. Kemunculan akhir setiap
jenis cacat merupkan konsekuensi dari perbedaan karakteristik pasir yang dipadatkan dan
interaksinya dengan lelehan. Berikut ini jenis-jenis cacat karena ekspansi termal silika:
Tabel 2…..Jenis-jenis cacat karena ekspansi termal silika
Keterangan Gambar
Scabs dan buckles

Erosion scabs

Rattail
Solid scabs

Veining

Terbentuknya cacat ini diawalai dengan radiasi termal yang berkepanjangan pada dinding
cetakan, sehingga penggunaan suhu pengecoran yang tinggi dan waktu pengecoran yang
rendah dapat meningkatkan resiko. Ukuran geometri juga merupakan aspek penting, karena
cacat ini terbentuk pada bagian yang berat dan geometri dengan permukaan horizontal yang
luas. Area yang berdekatan dengan ventilasi juga bisa menjadi terlalu panas karena udara
super panas mulai keluar melalui sistem ventilasi. Ada beberapa cara untuk menghindari
terjadinya cacat dengan memperhatikan aspek aspek yang berkaitan dengan
pembentukannya:
- Mengontrol efektifitas ukuran butiran silika untuk menghindari butiran kasar dan
bulat.
- Penggunaan distribusi pasir dimana minimal tiga saringan harus mengandung lebih
dari 10% berat dari total berat sampel pasir yang diuji.
- Mempertahankan kandungan bentonite, batubara yang cukup tinggi, dan bahan halus
dallam campuran pasir hijau untuk menutupi semua butiran dengan lapisan ang cukup
dan untuk mengimbangi Upaya pemuaian.
- Meminimalkan suhu penuangan untuk membatasi kemungkinan efek panas berlebih di
area manapun.
(Sertucha, 2022)

You might also like