76
Ray, Sang Pecandu Online Game
-Diyar Ginanjar-
Sebagian besar murid di sekolahku datang dari berbagai latar
belakang masalah, Ray salah satunya. Ia pecandu online game.
‘Tiga bulan ini, ia mangkir dari sekolah. Parahnya lagi, sudah
tiga minggu ia hanya mengurung diti di kamar.Mandi pun tidak.
Berbagai upaya dilakukan oleh sekolah dan orangtua tetapi
gagal. Tidak ada jalan lain kecuali memaksa ia keluar dari kamar
tidurnya, mandi, dan berangkat ke sekolah.
Pagi itu, Ray’, sebut saja namanya begitu, aku jemput.
Sclama ia mogok sekolah, aku yang bertugas sebagai wali
kelasnya tengah mengambil cuci. Begitu mendengar kasus itu,
aku segera bertindak, Ibunya telah mengijinkan aku
memaksanya ke sekolah. Saat aku datang di rumahnya, Ray
masih mengunci diri di kamar. Ia tetap tak mau keluar meski
aku berulang kali memintanya. Aku tak bisa sendirian
memaksanya keluar dari kamar. Karena itu aku mengontak
Bastian, kakak kelasnya, untuk minta bantuan. Kebetulan,
Bastian tinggal tak begitu jauh dari rumah Ray.
“Ada apa, Pak?” Bastian bertanya dengan raut muka bingung-
“Tolong Bapak. Kita rayu Ray biar mau sekolah. Hampir tig
bulan mogok, Bas," jawabku menuntaskan kebingungan Bastian.
Kami berdua bergegas ke lantai dua. Ibunya menunggu di lancai
satu dengan harap-harap cemas. Aku berharap hadirnya Bastian
yang dekat dengan Ray akan mengubah pendiriannya yang tak
@ Dipindai dengan Ca
=
imScannerPedagogi Kritisli Rong Kelas
mau berangkat sekolah, Pint kamarnya memang tak berkune,
namun ia dengan segenap tenaga menahan usahaku untuk
membuka pintu.
“ayo dong, Ray. Sekolah,” kata Bastian membujuk,
“Gak mau,” jawab Ray.
“ayo, mau bareng Pak Diyar atau sama Aku naik motornya?”
ujar Bastian.
“Saya gak mau,” katanya sambik teriak.
“Mandi aja dulu biar fresh,” kataku.
“Apa kamu? Maksa!” balasnya dari balik kamar.
Dua puluh menit, bujuk rayu tak juga membuahkan hasil.
Malah, teriakan dan umpatan yang makin keras dilontarkan
Ray sambil menahan pintu. Akhirnya aku minta persetujuan
dari ibunya untuk membuka paksa pintu kamar.
“Bu, gak apa pintunya didobrak?” Aku bertanya dari lancai
atas.
“Gimana Pak Diyar aja,” ibunya menjawab tanda setuju.
Kami pun mencoba mendorong pintu kayu untuk pertama
kalinya, Tentu saja, tak mungkin ia bisa bertahan lama menjaga
pintu itu. Dua Jawan satu. Aku dan Bastian sama-sama bertubuh
besar, tentunya tak seimbang lawan badan Ray yang kurus. Benar
saja, tak sampai lima menit, Ray yang sudah kehabisan tenaga
terjungkal terdorong pintu yang kami buka paksa. Ray yang sudah
kehabisan tenaga itu menangis meraung-raung di dalam kamar
yang terbuka. Dia benar-benar tak mau berjalan sendiri ke lantai
bawah untuk mandi, Bau badannya yang sangat tidak sedap iru
benar-benar mengganggu saat kami dekat dengannya. Namun,
itu tak menghalangi aku dan Bastian untuk menggotongnya ke
lantai bawah. fa tetap meronta-ronta sambil memaki kami dengan
™menyebut nama-nama penghuni kebun binatang.
77
& Dipindai dengan CamScanner78
Mengajar untuk Perubahan
wal, Aku menyuruh,
Ray bukannya masa
Kami menurunkan dia sampai
dia bergegas mandi, Namun tak dinyar
ke kamar mandi, tetapi malahan lari kembali ke kamar tidurny.
alu menutupi seluruh badannya dengan kain selimut.
Aku masuk kembali ke kamarnya. Dari dalam selimut Jagi
lagi keluar makian dan umpatan macam-macam nama he
yang membuat daun telingaku serasa panas. Aku tahu dari
ibunya bahwa ia biasa memaki-maki ibunya dengan kata-kara
serupa jika mengamuk, Aku dan Bastian berusaha menarik
selimut itu dan menggotong kembali dia ke kamar mandi.
Selimut itu berhasil kami ambil. Tak kuduga, ia melawan
Kakinya tiba-tiba menerjang tubuhku. Dengan refleks aku
menghindari terjangannya sambil berupaya menangkis tinju
yang mengarah ke wajahku. Dan dalam upaya mengamankan
tangannya aku mengunci tubuhnya dengan pitinganku. Di
tengah pergumulan itu wajahku sempat basah disembur ludah,
sedangkan bibirnya berdarah, mungkin pecah saat benturan
dengan sikucku. Aku mengendurkan kuncianku saat dia
berhenti, menyerah, dan menyatakan mau mandi. Dia turun
dari ranjang lalu melangkah menuju ibunya.
“Mah tolong ...,” katanya pada ibunya memelas.
“Mamah mah terserah Pak Diyar aja,” jawab ibunya yang
berada di ruang tengah.
“Ayo Ray, mau mandi senditi atau dimandiin?” tanyaku dari
dalam kamar.
Alih-alih menuju kamar mandi, lagi-lagi Ray malah ambil
Jangkah seribu kabur lewat pintu depan, Aku dan Bas melongo
menyaksikan remaja lelaki yang tak mau mandi hilang dari
pandangan kami. Setidaknya dia sudah beraktivitas di luar
rumah dan terpapar sinar matahari, Kami tak berupaya
melakukan pengejaran karena aku dan Bastian mesti berangkat
ke sekolah.
G Dipindai dengan CamScannerPedagogi Kritis di Ruang Kelas
Keesokan paginya atang, lagi ke rumahnya, namun
tak menemukan siapa-siapa kecuali ibunya, Ibunya bilang, dia
sudah duluan kabur dari rumah. fa keluar lewat jendela kamar
di lantai dua dan melompat turun dari genteng. Hal itu ia
lakukan si
Hari itu kami melakukan pengejaran, Aku dan Bastian
berpencar mengitari lingkungan sekitar rumah. Kami nyaris
berhasil menyergapnya saat dia mengendap-endap kembali. la
berhasil lolos dari kurungan dan hadangan kami. Lengannya
yang sempat dipegang Bastian mendadak terlepas. Saat kutanya
mengapa bisa terlepas, Bastian mengaku tangannya Ray begitu
licin saat dipegang, mungkin akibat dari lama tak mandi.
ke
at sebelum kami tiba di rumahnya.
Mengganti Strategi
Sekolah dan aku belum berhasil mengupayakan cara yang
ampuh untuk mengembalikan Ray ke sekolah. Upaya paksa
ternyata tidak efektif dan dikhawatirkan menimbulkan dampak
negatif yang lebih banyak. Aku memikirkan cara apalagi yang
mesti dilakukan agar ia kembali ke sekolah tanpa mesti memaksa.
Akan tetapi jika dibiarkan begitu saja, juga akan membawa
dampak yang makin buruk pada Ray. Dia akan semakin
menutup diri dan Jambat laun berisiko depresi, karena tak
bersosialisasi dengan teman-temannya.
Dalam rapat guru, aku meminta agar masalah ini diagendakan
untuk dibahas, terutama terkait Ujian Akhir Semester yang kian
dekat, Kami menggunakan pendekatan yang sama seperti yang
kami pakai ketika menghadapi masalah Azmi, teman sekelas Ray.
Di kelas tujuh, Azmi terpaksa tidak bisa mengikuti kelas tatap
muka selama satu semester di sekolah karena mesti ikut ibunya
ke Palembang. Untuk itu semua tugas pembelajaran kami
kirimkan via surat dan e-mail dan meminta ibunya mendampingi
Azmi selama di Palembang, Adapun jika ada ujian lisan dan tulisan
79
G Dipindai dengan CamScanner80
Mengajar untuk Pesubaban
dilakukan via video teleconference menggunakan jaringan interne
pembelajar
ituasi dan kond
ujian dapat dilakukan secara
Lntinya, pro:
fleksibe
Solusi sementara dati
anak tersebut.
guru tersebut adalah kami
mengu n kelas delapan SMP pindah loka:j
di jam siang, Kelas dipindahkan ke rumah Ray. Jumlah siswaa
yang tidak banyak membuat rencana ini menjadi mungkin, [i
sekolah tempat aku mengajar, hanya ada Hifvan, Azmi, dan
Rifki di kelas delapan.
‘Aku kemudian berkoordinasi dengan orangtua siswa kelas
delapan, Mereka tidak keberatan untuk sementara waktu anak-
anak mereka belajar di rumah Ray. Mereka juga berharap dengan
kehadiran teman-teman sekelas di rumahnya akan
menyemangati Ray kembali bangkit. Teman-teman sekelasnya
pun setuju atas rencana ini.
Pada hari yang ditencukan, rencana itu kami wujudkan. Yang
berangkat saat itu adalah guru-guru lelaki; aku, Pak Syam yang,
mengajar agama Islam, dan Pak Rian kepala sekolah. Kami
berboncengan dengan sepeda motor.
Kami berangkat dari Cimahi menuju kawasan Tegallega di
Kota Bandung, Perjalanan kami siang itu sempat tertunda karena
turun hujan lebat, Kami berteduh sebentar di pinggir jalan dekat
perempatan Tegallega sampai hujan reda.
Di tengah rintik hujan yang mulai mereda kami pun tiba di
rumah Ray, Pintu aku ketuk. Ibu Ray membukakan pintu. Ray
yang sedang duduk di ruang tamu sontak terkejut. Ia kaget
melihat teman-teman sekelasnya berkunjung ke rumah bersama
wali kelas, guru agama, dan kepala sekolah. Aku pun
menerangkan pada ibu Ray tentang maksud kami menemani
anaknya belajar di rumah. Adapun yang akan dia lakukan
bersama teman-temannya adalah berlatih mengerjakan soal
G Dipindai dengan CamScannerHala Kits all Rnany, Kelas
matematika,
Ray tampak sudah melupakan insiden yang pernah terjadi.
Aku juga menganggap peri
Hal ini cerlihat saat fa tak menolak waktu akiw menyodorkan
iwa itu bukan persoalan pribadi,
Jembaran soal matematika padanya, Setclah menerima soal itu
ia masuk ke kamar dan kembali membawa alat tulis ke ruang,
tamu.
Di atas karpet ia duduk sendiri mulai membuka lembaran
soal sambil garuk-garuk rambut. Mungkin karena gatal, Ray
tampak kesulitan mengerjakan soal-soal tersebut.
Azmi dan Hifzan mengerjakan soal-soal matematikanya di
atas meja.
“Ayo Hifzan, Azmi, mending ngerjain soalnya di karpet
bareng Ray. Kalau bisa bantuin Ray ngerjain,” kataku,
Awalnya mereka bertiga canggung untuk memulai obrolan,
namun tak lama kemudian sudah mulai terjadi interaksi. Azmi
dan Hifzan membantu menerangkan cara menyelesaikan
beberapa soal matematika. Aku sesekali mengecek hasil
pekerjaan mereka, atau menjelaskan jika ada hal yang mereka
tidak mengerti. Pak Syam dan Pak Rian memosisikan diri sebagai
juru antar, sehingga bisa lebih santai. Dengan ijin Ray mereka
boleh memainkan Sony Playstation miliknya untuk membunuh
rasa bosan menunggu. Sehingga saat itu ada dua aktivitas, murid-
murid yang sedang belajar dan guru-guru yang sedang duel sepak
bola di Sony Playstation.
Ditemani hujan rintik-rintik tak terasa sebagian latihan soal
itu bisa selesai, Tujuan hari ini, prioritasnya bukan untuk
mengerjakan semua soal, namun untuk membuat ia percaya
bahwa sekolah dan teman-temannya tak pernah
meninggalkannya. Sebelum pulang, aku menyampaikan pada
Ray dan ibunya kalau kegiatan belajar kelas delapan secara rutin
8t
& Dipindai dengan CamScanner82
Mengajar unuuk Perubahan
ctiap babi,
seminggu sckali pindah ke rumah Ray. Jadw:
i a benar-benar
istirahat siang, Program ini akan bera
kembali ke sekolah,
Kembali ke Sekolah
Waktu itu, aku sedang mengajar matematika di kelas tujuh
amun, di luar terjadi suatu kegaduhan. Ibu-ibu
dijam kedu
guru pada ribut,
“Pak Diyar ..Pak Diyar... coba lihat keluar!” kata seorang
ibu guru,
Aku penasaran dan sejenak meninggalkan kelas tujuh untuk
melihat apa yang sebenarnya terjadi. Pembelajaran kelasku dan
kelas lain mendadak bubar. Ikut penasaran ingin melihat apa
yang aku saksikan,
“Waaah Ri teriakku setengah tak percaya.
Remaja lelaki dengan kemeja dan rambut disisir rapi itu
menuruni tangga gerbang sekolah. Ia nampak canggung berjalan
ke arahku, Di tangan kanannya ia menenteng sebuah kantung
plastik, Dia menyalamiku dan menyerahkan kantung plastik
iru padaku. Isinya kue bikinan ibunya.
“Untuk siapa nih kuenya2” tanyaku.
“Untuk Bapaksama guru-guru,” jawabnya.
“Makasih ya, besok usahain jangan terlambat masuk ya,” kataku
mengucapkan terima kasih.
“Iya Pak,” Ia mengangguk tanda setuju.
Saat ia masuk kelasnya, murid-murid mengerubungi dan ingin
melihat Ray yang sckian lama mogok sekolah. Ia jadi seperti anak
baru lagi. Ray mungkin merasakan bahwa sekolah ini tidak serta-
merta menganggap anak-anak yang sudah dianggap tak mampu
dididik sebagai anak yang tak bermasa depan. Sekolah kami selalu
memandang selalu ada kebaikan dalam diri setiap anak. Sehingg@
G Dipindai dengan CamScannerPeclapoyl Kritis ell Ruany Kelas
gemuta anak layakk mendapatkan kesempatan,
Kurasakan ke an Ray merupakan momen penting, bagiku
dan seko| perti ungkapan orang bijak, “Everyday isa second
chance”, Selalu ada kesempatan kedua untuk semua anak-anak di
sekolah kami, sekolah Semesta Hati.
“Welcome back, Ray,” ucapku di dalam hati.
Candu Online Game
Ray mencandu Point Blank online game. Game macam inilah
yang membuat dia bisa melakukan apa saja untuk bisa terus
pergi ke warung internet. Keseruan bermain ini disebabkan
oleh, selain alur cerita dan misi yang menarik, aksi tembak-
menembak yang melibatkan banyak orang karena dimainkan
oleh banyak pemain. Di sekolahku, tidak hanya dia yang doyan
online game ini. Ada beberapa muridku yang lain, namun tak
separah dia. Gameini oleh ESRB (Entertainment Software Rating
Board), sebuah badan yang membuat peringkat dan deskripsi
game, menyatakan bahwa Point Blank masuk dalam klasifikasi
kalangan dewasa. Permainan ini memang mengandung unsur
sadisme, kekerasan, dan materi-materi dewasa. Orang dewasa
dianggap mampu memahami bahwa dunia permainan tetaplah
sebuah permainan, berbeda dengan dunia nyata. Akan
berbahaya jika game ini dimainkan oleh anak-anak dan remaja.
Mereka yang belum sempurna kematangan mentalnya lambat
laun akan terpapar hal-hal yang diradiasikan game kekerasan
ini, Sifat anak-anak cenderung menjadi agresif, dan sangat
mudah terjebak dalam perangkap pornografi. Sebut saja online
game ini bertetangga dengan situs konten dewasa.
Terkait dengan jebakan konten pornografi, survei yang
dilakukan oleh Yayasan Kita dan Buah Hati pada tahun 2012
dan 2013 menemukan data bahwa 14 persen anak melihat
83
G Dipindai dengan CamScanner84
Mengajar untuk Perubahan
afi melalui game, sedangkan porsi terbesdr, 18
persen, melalui situs internet, Coba kita bayangkan, jika anak
berjam-jam bermain online game, sangat besar peluang anak
terjebak pada laman pornografi. Ini diperkuat juga dengan
survei oleh lembaga yang sama yang menyatakan di tahun 2013
sebanyak 77 persen dari lebih 2.000 responden anak-anak secara
tidak sengaja melihat materi pornografi.
Suatu saat, atas permintaan orangtuanya, aku memeriksa
komputer jinjing Ray. Ibunya khawatir anak itu terpapar materi-
materi pornografi. Benar saja, saat diperiksa sekilas memang
dalam cakram keras dan flashdisk miliknya tak terdapat sesuatu
yang mencurigakan. Namun, saat aku mengubah pengaturan
untuk menampilkan semua folder yang disembunyikan (hidden
mode), dalam flashdisknya aku temukan beberapa berkas yang
terkait konten dewasa.
Gejala umum akibat bermain online game seperti Ray juga
dialami teman-teman sekolahnya, yakni susah bangun pagi dan
membolos. Namun kalau sudah selevel dia, apapun bisa
dilakukan untuk mendapatkan uang. Selain mengamuk atau
memukul ibunya agar diberi ang, aku pernah mendapatkannya
pernah menggunakan akun palsu di situs pertemanan Facebook.
Caranya dengan menyamar menjadi seorang perempuan
berwajah cantik dengan penampilan seronok. Fotonya ia ambil
secara acak di mesin pencarian Google dan informasi profilnya
pun dibuat dengan mengarang-ngarang. Ia menyasar lelaki
dewasa dengan merayu mereka untuk mengirim sejumlah uang
atau mengisi ulang pulsa telepon. Selain Ray, aku menemukan
seorang lagi muridku yang mempraktikkan strategi akun palsu
ini, Hal yang makin mengkhawatirkan pun terjadi. Ray tiba
pada tingkat ketagihan yang membuatnya sampai berani
“mengambil” uang ibu dan kakaknya.
Saat ditanya alasan anak-anak menggemari online game,
G Dipindai dengan CamScannerPedigogi Kritisai Ruang Kelas
mercka menjawab, untuk menghilangkan kestuntukan dan stress
ata ini sama seperti yang diungkapkan Yes-Jin Shin,
seorang psikiater dan praktisi pendidikan terkemuka di Korea
Selatan dalam bukunya Mendidik Anak di Era Digital. Dia
mengatakan anak-anak lelaki di Korea berpendapat online
gamebisa melepaskan stress di luar sekolah. Ketika bermain online
game, stress mereka hilang, Namun, di dunia nyata, anak-anak
itu terlihat tidak percaya diri dan tidak bersemangat. Itu karena
mereka merasa penuh percaya diri di dunia maya dan bisa
mengontrol avatar mereka sesuka hati. Sepertinya mereka ingin
menjadi seperti avatar yang mereka inginkan dalam kehidupan
nyata.
Tak hanya kejiwaan anak yang diancam oleh adiksi online
game ini, kesehatan raga pun akan terganggu. Dapat
dibayangkan apa yang terjadi dengan keschatan kita jika seharian
hanya berlama-lama duduk menatap monitor. Selain
membahayakan kesehatan mata dan tulang punggung, otot-
otot tangan pun akan kena dampak. Pengakuan seorang ayah,
orangtua dati pecandu online game dari salah satu SMP negeri
di Bandung, yakni anaknya yang selama berbulan-bulan aktif
bermain secara terus-menerus mengamini hal ini. Anak itu, setelah
diperiksakan ke dokter, selain mengalami gangguan penglihatan
juga mengalami kelainan tulang punggung dan gangguan saraf
otot. Organ dalamnya pun mengalami penurunan fungsi, karena
saat bermain online game anaknya tidak istirahat teratur dan
kurang makan dan minum.
Selain dialami Ray, kecanduan serupa dialami putera sulung
keluarga Pak Asep, sebut saja begitu. Setiap pagi anaknya
berangkat ke sekolah, namun jarang tiba di tempatnya
bersekolah, salah satu SMA negeri di Kota Cimahi. Ia
mengetahui hal ini setelah mendapat panggilan dari pihak
sekolah, Anaknya terancam tidak naik kelas karena sering
Bs
& Dipindai dengan CamScanner86
Mengajar untuk Perubahan
membolos, Swat waktu tanpa diketahui anaknya, Pak Asep
diam-diam membuntuti anaknya yang, berangkat ke sekolah,
arai motor ke sckolah. Ig
Benar saja, anak ini tidak menger
malah berbelok ke suatu warnet di jalan Kerkhof suatu wilayah
di sclatan Cimahi, Karena emosi, sang ayah langsung mendatangi
warnet itu, memarahi anaknya dan sampai berkontak fisik
jwa itu, menurut Pak
dengan anaknya di warnet. Setelah peris
Asep komunikasi antara bapak dan anak tak sebaik dulu lagi
Sang anak memilih pindah sekolah di Pulau Kalimantan tempat
pamannya berada dan menyelesaikan SMA di sana.
Sejatinya saat anak-anak kita beraktivitas di luar ruangan
seperti bermain kejar-kejaran di lapangan, berolahraga seperti
sepak bola atau basket akan membawa dampak positif bagi
Kesehatan jiwa dan raga. Salah satu hormon yang dihasilkan
tubuh saat beraktivitas fisik adalah hormon serotonin. Semakin
banyak serotonin yang dihasilkan, maka kita akan makin merasa
senang dan bahagia. Dari buku, aku mendapatkan informasi
bahwa selama bermain online game, perasaan senang itu bukan
dihasilkan oleh hormon serotonin, tapi hormon dopamin.
Hormon ini adalah hormon bahagia yang jangka waktunya
dirasakan sangat singkat dan menimbulkan ketergantungan.
Yang dihasilkan sebenarnya hanya sekadar sensasi kepuasan.
Mungkin yang dirasakan Ray dan teman-temannya sama
saat bermain online game. Akibatnya anak-anak ini akan gelisah
jika sehari saja tidak bermain game. Semakin tinggi level yang
diraih membuat dia semakin ingin berlama-lama. Jika gagal,
maka umpatan-umpatanlah yang keluar dari mulutnya.
Mengajar Gameuntuk Pecandu
Tak ada obat yang paling manjur selain cinta. Cinta tanpa
syarat pada anak-anak. Bagaimanapun, Ray dan beberapa
muridku yang gemar main online game sudah mengalami
& Dipindai dengan CamScannerhe
Pedagog Kritisell Rang, Kelas
perbagai kesulitan akibat apa yang mereka alami. Sebelum mereka
mneniemukan sekolahku, merck
sekolahkut hir orangtua mercka, Sebagai guru
Teknologi Inforr Jan Komunikasi (TK), aku mengubah
materi pembelajaran di tingkat SMP untuk awal semester.
berpindah-pindah sekolah, di
lah harapan t
Perubahan materi ini mendapat ijin dari kepala sekolah dan
dikerahui oleh orangtua, Melalui sekolah, aku memberikan
yakni kabel jaringan akan dijual
sebagai produk. Siswa kelas delapan antusias
informasi bahwa karya mer
di acara festi
mengetahui hal ini, terutama bagian praktik main game, apalagi
Ray yang sudah lama malang melintang di dunia game. Konten
pelajaran muatan lokal TIK di SD juga kuubah seperti di level
SMP karena ada beberapa anak SD di sekolahku yang gemar
bermain online game di warnet, sepulang sekolah. Tujuan
perubahan materi agar anak-anak betah di sekolah terutama
yang sering bangun kesiangan dan bolos sekolah. Selain itu
pelan-pelan mengalihkan konsentrasi mereka dari online game
ke offline game. Selanjutnya aku betharap pelajaran TIK ke
depan dapat terintegrasi dengan pelajaran lain. Tak perlu lagi
pelajaran TIK di SD dan SMP secara khusus. Manfaatnya, di
sekolah anak-anak lebih banyak mendapatkan hormon
serotonin dengan beraktivitas di luar ruangan, daripada hanya
duduk manis menatap layar monitor.
Mengubah kebiasaan bukan hal mudah. Di awal berdirinya,
sekolahku membolehkan semua anak membawa komputer
jinjing dan mendapatkan akses wifi sekolah. Tujuan awalnya
adalah agar anak-anak dapat mencari bahan-bahan
pembelajaran, Kemudian ketika virus online game masuk,
tantangan guru menjadi berat, Anak laki-laki jadi tak fokus
saat pembelajaran, sedangkan anak perempuan diganggu oleh
sosial media. Saat istirahat anak-anak sering ogah beranjak dari
G Dipindai dengan CamScanner
8788
Mengajar untuk Perubahan
kelas, mereka lebih asyik bermain di depan laptopnya. Hal inj
ma buatku ketika ditugaskan mengajar TK, anak
asanya membawa laptop pada pelajaran itu.
Pada pembelajaran TIK yang sudah dimodifikasi, aku
mulai mencoba menyarankan anak-anak untuk tak membawa
laptop, karena tidak setiap saat pembelajaran TIK harus
menggunakannya. Pembelajaran ini diawali dengan menguji
mereka dengan tes Ishihara atau tes buta warna. Ini untuk
memastikan agar tidak terjadi kesalahan pada pembuatan kabel
jaringan. Kabel jaringan ini punya empat warna khusus selain
putih, sehingga apabila salah memasangkan warna akan
menyebabkan kabel tidak berfungsi dengan baik. Fase awal ini
memang cukup rumit, namun anak-anak kusemangati, apabila
berhasil kami akan bermain game bersama di sekolah. Guru
lawan murid kalau perlu. Setelah beberapa pertemuan membuat
kabel jaringan dan sampai pada setelan komputer, tibalah kami
untuk merayakan. Memang benar, aura kesenangan Ray terlihat
saat bermain game ini:bagaimana kelihaiannya dalam mengacur
strategi menyerang dan menggunakan senjata. Pada dirinya, aku
saksikan letupan-letupan emosinya saat bermain. Lontaran
umpatan kasar dan kebun binatang tak sadar mulai keluar dari
mulutnyasbaik saat bethasil mengalahkan lawan maupun saat
dikalahkan lawan. Seakan-akan lupa bahwa dia sedang ada di
Tingkungan sekolah.
Pada sesi guru tamu, kami menghadirkan Pak Ujang,
sebut saja begitu, hadir ke sekolah, Aku bertemu dengannya di
suatu seminar pengasuhan anak mengenai bahaya online game
bagi anak-anak. Aku mengundang seluruh orangtua dan siswa
untuk mendengarkan ceritanya di sekolah, Ray dan ibunya pu?
hadir dalam sesi itu. Anak laki-laki Pak Budi menjadi pecandu
online game, dan menjadi makin parah saat menginjak kelas
G Dipindai dengan CamScannerPedagogd Kritis di Ruan, Kelas
sembilan. Anaknya pernah minggardari rumah untuk wake yang
Jama, dan ternyata anaknya dipekerjakan sebagai pemain online
anak-
indikat ini mes
game oleh statu sind kat online g
‘nakeyang jago bermain online gamedan mem
game yang mereka mainkan dalam waktu yang panjang, Walhasil
setelah anak itu kembali ke rumah kondisi keschatannya
mengkhawatirkan, Setelah kejadian ieu, Pak Ujang berhenti dari
pekerjaannya dan fokus untuk mengatasi masilah anaknya, Setiap
hari, dia mengantar jemput anak lelakinya yang bersekolah di
salah satu SMP negeri di Bandung, Berkat ketelatenan, komunikasi
yang intensif, serta upaya menjauhkannya dari online game,
anaknya dapat meraih tiga besar dalam pencapaian nilai Ujian
Nasional di SMP-nya. Dan atas prestasi ini anaknya dapat
melanjutkan studi ke sekolah bergengsi di Magelang.
Pada tahun 2015, mulai terasa perubahan itu. Walaupun
kami masih menyediakan akses internet WIFI untuk
pembelajaran, anak-anak di sekolahku tak lagi tiap hari
membawa laptop secara khusus untuk bermain gamedi sekolah.
Mereka hanya membawanya pada mata pelajaran yang
memerlukan penggunzan laptop saja. Pesona online game di
sekolahku mulai memudar, dan tantangan kini berpindah pada
hal baru yakni telepon pintar berbasis sistem operasi Android
yang harganya semakin terjangkau. Beberapa per mainan dalam
sistem operasi Android diduga bisa memberi efek ketagihan
seperti online game di komputer karena sifatnya yang dimainkan
secara massal melalui internet. Sebut saja permainan Clash of
Clan (COC) yang saat ini sedang digandrungi banyak kalangan
di berbagai usia. Hal ini masih menjadi pekerjaan rumah bagiku,
sekolah, dan orangeua.
Salah satu hal yang kini diupayakan sekolah untuk
mengurangi interaksi anak-anak dengan gawai (gadget) mereka
ayar mereka untuk
89
G Dipindai dengan CamScanner90
Menajar unk Perubalian
adalah mengganti konsep Ujian ‘Tengah Semester (UTS) di
er ganjil dari tes tulis berbasis kertas menjadi kegfatan
seminggu di 1 dacrah dengan
masyarakat sctempat, Selama
kegiatan ini, anak-a ckali tidak diperkenankan
menggunakan ga a, anak-anak diminta fokus
mengikuti semua rangkaian kegiatan bersama induk semang
mereka, Kegiatan ini kami pandang banyak manfaatnya bagi
anak-anak, terutama dalam meyakinkan bahwa mereka akan
baik-baik saja ketika seminggu tak bersentuhan dengan gawai
mereka. Ternyata berhasil. Anak-anak sangat menikmati aktivitas
di luar ruangan, mulai dari bertanding bola dengan anak-anak
kampung sampai mandi di sungai.
seme
live
2, menginap sela
mengikuti adat dan ke
mer
Aku dan Semesta Hati
‘Aku menjadi guru di sekolah ini dari tahun 2009. Dulunya
aku tidak terlalu berminat menjadi guru meski kuliah di sekolah
guru yang terkenal di Bandung, Karena itulah, lama aku bekerja
di dunia pemasaran yang tak ada kaitannya dengan dunia sekolah.
Namun, pertemuanku dengan sekolah Semesta Hati membuatku
tertarik menjadi guru. Ini lantaran diajak teman untuk berkunjung
ke sekolahnya.
Murid sekolah ini tidak banyak, kurang dari tiga puluh orang.
Latar belakang anaknya unik-unik. Aku tidak tahu apa
istilahnya, tetapi sekolah ini bukanlah Sekolah Luar Biasa (SLB)
seperti yang aku kenal selama ini. Ketika ada tawaran menjadi
guru pengganti, aku pun banting setir. Bagiku ini merupakan
tantangan baru.
Kini, lebih dari tujuh tahun di sekolah Semesta Hati, aku
sudah berinteraksi dengan banyak anak dari berbagai latar
belakang masalah yang beragam. Mulai dari masalah kecanduan
G Dipindai dengan CamScannerNadagyet Arvnead Rene Aedas
Coos game seperti Rags sampat anak dengan hambatan ta
‘atik. Semuanya belajar bersama dahim sekolab yang
Qaagumannya tidak seperti sekolah pad umnutmnya, Anak anak
sengat Revewasany “istmnewa" tak ditcmmparkas al sata kel
were Datlant-ttatyg Kelas di sekolah Semesta Hai ini, anak
sak dengatt Kevetdasan ind dibangkitkan rasa empati dan
ceptianiya, Meecha membant guru dengan mena eka
sxlaiat teaan-temannya yang Lambat belajat, Anak anak yang
sehar sovata fisik diberikan kesempatan untuk mengasuh tema
gearan mereka yang memiliki keterbatasan fisik motorik, Anak
anak yang berbeda keyakinan diberikan pengalaman bahwa di
eekola ini mereka merasakan coleransi dalam menjalankan
Kevahinan, Dan untuk mereka yang sering membolos dan
mbut
paaagunsiang seperti Ray dan Kanvan-Kawan, seat kami
cangan yang Cerbuka Lebar saarmereka datang ke sekolah untuk
setiar eanpa rasa Khawatie diberi hukuman, Kesadaran yang
panghit dari relung jiwa kami yakin’ akan jauh lebih esensial
dan dahsvat dorongannya daripada dorongan orang lain, Aku
membayangkan, anaksanaky
an bergetak liar bak gelindingan bola salju menghancam
aang relah menemukan kesidaran diti
sang menghalanginy
Kembali pada Ray, ia masib dalam perjuangannya lepas dati
candu online game, Bagi kami, guru-gurunya, pun di sekolaly
Semesea Hati tak pernah terpikir uncuk meninggalkannya, Aku
setap menjadi wali kelasnya sampai kelas sembilan, Lalu tibalah
st untuk melepasnya, Aku masih ingat hari itu, hari Sabtu,
Aku mengundang orangtua dan murid kelas sembilan_ uncuk
hadir mendengarkan pengumuman kelulusan Ujian Nasional
UN) SMP
Aku membacakan pengumuman, Ray dan teman-temannya
Ginyatakan lulus, tak perlu mengulang di ahun depan, Aku
aw
& Dipindai dengan CamScannera
Menprins untuk Perubahan
menyalami Ray, teman-temannya dan orangtua di scars
pengumuman UN yang, sangat sederhana itu.
4 Hati telah mengantarina sanpai
Aku dan sckolah Seme:
sejauh ini, Ray. Selanjutnya engkau sendiri yang menentukan
& Dipindai dengan CamScanner