You are on page 1of 8

Jurnal Kesehatan

https://jurkes.polije.ac.id Vol. 11 No. 3 Desember 2023 Hal 146-153


P-ISSN: 2354-5852 | E-ISSN 2579-5783 https://doi.org/10.25047/j-kes.v11i3.501

Pola Asuh dan Tipe Keluarga dengan Perilaku Seks Bebas Pada Remaja

Dadya Hadi Nindita Putri 1, Kustin1*


Fakultas Ilmu Kesehatan, Univesitas dr. Soebandi, Indonesia1
E-mail: kustinhariyono@gmail.com

Abstract
Adolescence is an age in search of identity. One of the most common problems is a decline in moral values because
they have not discovered their true identity. The aim of the research is to determine the relationship between
parenting style and family type and free sexual behavior in teenagers. The research method is quantitative
observational with a cross sectional approach. The population in the research was class XI students of SMK dr.
Soebandi numbered 114 respondents with samples taken using simple random sampling. The instrument in the
research used a questionnaire on parenting patterns, family type and free sexual behavior with the independent
variables parenting style and family type and the dependent variable being free sexual behavior. The research
data shows that the distribution of parenting patterns is mostly authoritarian (91.3%), family type is nuclear family
(75.4%), and risky sexual behavior (89%). The results of statistical analysis using the Spearman test obtained a p
significance value of 0.002, which means there is a relationship between parenting style and free sexual behavior,
whereas in both results of statistical analysis the p significance value was 0.745, which means there is no
relationship between family type and free sexual behavior in teenagers. . Parenting style and family type are one
of the factors that shape adolescent behavior, including sexual behavior. Parental parenting styles shape and
support good and bad behavior in teenagers.
Keywords: parenting, family type, casual sex behavior, teen

Abstrak
Remaja merupakan usia dalam pencarian jati diri. Salah satu masalah yang paling banyak terjadi adalah turunnya
nilai moral karena belumnya menemukan jati diri mereka. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui
hubungan antara pola asuh dan tipe keluarga dengan perilaku seks bebas pada para remaja. Metode dalam
penelitian adalah kuantitatif observasional dengan pendekatan cross sectional. Adapun populasi didalam penelitian
adalah siswa kelas XI SMK dr. Soebandi sejumlah 114 responden dengan pengambilan sample menggunakan
simple random sampling. Instrument dalam penelitian menggunakan kuesioner pola asuh, tipe keluarga dan
perilaku seks bebas dengan variabel bebas pola asuh dan tipe keluarga dan variabel terikat perilaku seks bebas.
Data hasil penelitian menunjukkan distribusi pola asuh sebagain besar otoriter (91,3%), tipe keluarga adalah
nuclear family (75,4%), dan perilaku seks beresiko (89%). Hasil analissi statistic menggunakan uji spearmen di
peroleh nilai signifikansi p sebesar 0,002 yang artinya terdapat hubungan antara pola asuh dengan perilaku seks
bebas sedangkan pada kedua hasil analisis statistik nilai signifikansi p sebesar 0,745 yang artinya tidak terdapat
hubungan antara tipe keluarga dengan perilaku seks bebas pada para remaja. Pola asuh dan tipe keluarga
merupakan salah satu faktor yang membentuk perilaku para remaja termasuk perilaku seks yang terjadi. Pola asuh
orang tua membentuk dan mendukung terjadinya perilaku baik dan buruknya pada para remaja.

Kata Kunci: Pola Asuh, Tipe Keluarga, Perilaku Seks Bebas, Remaja

Naskah masuk: 30 November 2023, Naskah direvisi: 21 Desember 2023, Naskah diterima: 22 Desember
2023
Naskah diterbitkan secara online: 31 Agustus 2023
©2023/Penulis. Artikel ini merupakan artikel dengan akses terbuka di bawah lisensi CC BY-SA
(https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0)

146
Publisher : Politeknik Negeri Jember
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Dadya Hadi Nindita Putri, Kustin

1. Pendahuluan Tindakan seks secara bebas adalah salah


Remaja adalah salah satu tahap satu permasalahan perilaku yang berhubungan
perkembangan masa kanak-kanak ke tahap dengan norma serta nilai social didalam
dewasa awal salah satu tandanya adalah rasa kehidupan bermasyarakat (Putri & Ariana,
ingin tahu yang sangat besar terhadap hal-hal 2021). Munculnya perilaku seks bebas ini
baru. Umumnya remaja yang memasuki masa dikarenakan adanya hasrat seks pada individu
ini cenderung memiliki perkembangan dan terhadap lawan jenis (Winarti & Andriani,
pertumbuhan yang cukup cepat dan pesat baik 2020). SDKI (Survey Demografi dan Kesehatan
fisik, mental juga kejiwaannya. Diantara ciri Indonesia) di tahun 2017 di peroleh data sebesar
yang paling menonjol adalah para remaja ini 2% para remaja putrid an 8% para remaja putra
memasuki fase pubertas (Diananda, 2019). Usia sudah pernah melakukan atau memiliki
perkembangan ini merupakan upaya pencarian pengalaman seks sebelum pernikahan terjadi.
jatidiri. Salah satu fase terjadinya perubahan Penyebab utamanya adalah sebesar 47%
biologis, psikologis maupun fisiknya sangat dilakukan atas dasar suka sama suka, 30%
cepat sekali (Hurlock, 2013). Dimana dikarenakan rasa penasaran yang ada dalam diri
permasalahan yang paling sering terjadi adalah mereka,16% tanpa alasan, 3% karena mereka
rendahnya etika pada generasi remaja. Berbagai dipaksa serta 3% karena pengaruh dari teman
perubahan yang terjadi seperti perubahan pada atau kawan mereka. Dari data tersebut sebanyak
fisik, psikologis juga social. Terjadinya 59% berjenis kelamin perempuan dan 74%
perubahan ini dapat mengakibatkan munculnya berjenis kelamin laki-laki menyampaikan awal
permasalahan pada remaja termasuk tumbuh memulai hubungan seks pertama kali terjadi
kembangnya dapat mengalami gangguan pada usia 15 sampain19 tahun, dengan rincian
(Pandensolang et al., 2019). data terbesar pada remaja perempuan maupun
Masa perkembangan ini para remaja laki-laki pada usia 17 tahun sebesar 19%
diharapkan mempunyai ketrampilan serta (BKKBN, BPS, 2017). Salah satu faktor
kemampuan untuk menentukan pilihan yang penyebabnya adalah penggunaan media social
bijaksana dalam pengambilan keputusan yang yang sangat mudah diakses oleh para remaja
berdampak pada kehidupan mereka. Remaja (Winarti & Andriani, 2020).
merupakan salah satu masa periode penting Peningkatan perilaku seks bebas
dalam pembentukan identitas diri seorang berdampak buruk pada kehidupan remaja di
individu, dimana para remaja mampu belajar masa depannya. Dampak tersebut antara lain
untuk menyelesaikan keraguan yang ada pada terjadinya peningkatan kejadian HIV/AIDS dan
diri mereka, belajar mencari kelemahan juga juga kasus pernikahan secara dini pada remaja.
kekuatan yang ada pada diri mereka sehingga Data bulan maret 2017 dari SKDI sebanyak
kepercayaan diri meningkat lebih baik lagi 242.699 kasus sedangkan di daerah Sulawesi
(Ramdhanu & Sunarya, 2019). Masa perubahan sebanyak 3.269 (Riskesdas, 2018). Angka kasus
dan peralihan dari kanak-kanak menuju masa pernikahan dini dari hasil Susenas tahun 2012
dewasa pada remaja yang salah satu tandanya mengenai laporan dini pada anak didapatkan
adalah adanya perubahan fisik, psikis juga data pada wanita yang pernah menikah pada
sosial yang bisa menyebabkan masalah- usia 20-24 tahun sebanyak 25% terjadi pada
masalah para remaja antara lain adalah masalah usia kurang dari 18 tahun. Sulut menduduki
kesehatan reproduksi yakni perilaku seks secara peringkat ke 21 dengan prosentase minimal
bebas yang terjadi dikalangan remaja akhir- 22,9% dan maksimal 25,4% jika dirata-rata
akhir ini (Santrock, 2017). Apabila di lihat dari berada pada angka 24,7% (Statistik., 2015).
sisi kesehatan hal ini merupakan penyimpangan Tipe keluarga serta pola pengasuhan
tindakan yang sangat mengkhawatirkan yang yang diterapkan dalam keluarga berpengaruh
berhubungan dengan seks yang dilakukan terhadap kepribadian seorang anak. Era
secara bebas (unprotected sexuality), modernisasi ini mampu meningkatkan
menyebarnya penyakit infeksi pada kelamin, ketrampilan yang di miliki oleh para orangtua
hamil di luar pernikahan atau kehamilan yang dalam membuat batasan kehidupan sosial para
tidak diharapkan (adolescent unwantedc anak yang mulai hilang. Pola asuh yang
pregnancy) yang terjadi di kalangan para diterapkan oleh para orang tua ini mempunyai
remaja (Prawirohardjo, 2018). efek yang cukup penting dalam proses

147
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 11 No. 3 Desember 2023
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Dadya Hadi Nindita Putri, Kustin

kehidupan sosial dalam keluarga. Hal ini sejalan 2. Metode


dengan pendapat yang disamapikan oleh Yeni Desain penelitian adalah kuantitatif
(2017) dalam (Cahyani, 2021) menyampaikan observasional dengan pendekatan cross-
bahwa pola asuh dari para orang tua adalah sectional. Dimana data variabel bebas dan
salah satu unsur penting yang menentukan terkiat diambil bersamaan dalam satu waktu.
kreativitas yang berkembang atau menghambat Adapun variabel bebas adalah pola asuh dan
yang terjadi pada para remaja. Jika dilihat dari tipe keluarga sedangkan variabel terikat adalah
sisi tersebut bahwa pengasuhan pada anak perilaku seks bebas yang terjadi pada para
merupakan proses dimana orang para orang tua remaja. Sebelum pengambilan data terlebuh
memberikan support dalam kehidupan anak dahulu dilakukan etical clearance dan
meliputi pendidikan, kesenangan juga mendapatkan surat keterangan layak etik
kebutuhan mereka (Handayani et al., 2020). (description of ethical exemption) nomor
Pola pengasuhan yang baik akan memberikan No.486/KEPK/UDS/IX/2023 dari KEPK
efek perilaku yang juga positif dalam kehidupan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas dr.
anak utamanya masa remaja (Adaiyyah, 2016). Soebandi.
Perilaku atau tindakan seks secara bebas
yang terjadi pada para remaja dikarenakan 2.1 Metode Pengumpulan Data
minimnya interaksi antara anak dengan orang Data penelitian diambil pada bulan agustus-
tua dalam menyampaikan pendidikan seksual september 2023 dengan teknik wawancara dan
mulai dari anak menuju puber sampai dewasa observasi pada sampel. Adapun yang menjadi
awal dikarenakan rasa khawatir dari para orang populasi dalam penelitian adalah siswa SMK dr.
tua didalam memberikan pendidikan seksual Soebandi yang terletak di wilayah perkotaan Di
untuk para anak-anak sehingga mereka tidak Kabupaten Jember kelas XI sejumlah 160
mendapatkan pembelajaran itu dari para orang siswa. Sedangkan sampel sejumlah 114 remaja.
tua atau keluarga (Amalia, 2019). Perilaku seks Teknik sampling menggunakan simple random
secara bebas pada para remaja ini dapat di sampling. Data dikumpulkan dengan
minimalissir atau di hindari salah satunya menggunakan kuesioner pola asuh, tipe
dengan pola pengasuhan yang baik dan tepat keluarga dan juga perilaku seks bebas pada
pada anak-anak adalah gaya atau pola asuh yang remaja untuk menjawab dari tujuan penelitian.
di sarankan yaitu pola asuh demokratis (Kartika Kuesioner ini terlebih dahulu dilakukan
& Budisetyani, 2018). Pola asuh demokratis ini pengukuran uji validitas dan reabilitas untuk
dapat mempengaruhi perilaku seksual secara melihat keabsahannya. Hasil uji validitas skala
bebas pada para remaja, dimana remaja yang di perilaku seksual pranikah menunjukkan nilai
asuh dengan pola ini cenderung akan koefisien korelasi aitem total yang bergerak dari
mengimitasi atau meniru pola komunikasi yang 0,471-0,823. Hasil uji reliabilitas skala perilaku
dilakukan secara terbuka antara anak dengan seksual pranikah menunjukkan koefisien Alpha
orang tua. Dengan pola ini mereka lebih terbuka Cronbach sebesar 0,967. Hal ini berarti valid
sehingga mengurangi perilaku seks secara dan realibel. Sedangkan hasil uji validitas skala
bebas yang berbahaya bagi masa depan mereka pola asuh menunjukkan nilai koefisien korelasi
(Tridhonanto, 2014). Data yang didapatkan dari aitem total yang bergerak dari 0,361 pola asuh
SKDI menyampaikan bahwa untuk menangani menunjukkan koefisien Alpha Cronbach
upaya pencegahan perilaku seks secara bebas sebesar 0,937 yang artinya untuk variabel pola
yang merupakan dampak dari seks bebas dapat asuh valid dan juga realibel. Dan hasil uji
dilakukan dengan pendidikan kesehatan pada validitas didapatkan skor 0, 421 dan reabilitas
keluarga untuk bisa mendapatkan nilai dari sebesar 0,896 yang juga menunjukkan variabel
pengetahuan serta informasi-informasi tentang tipe keluarga valid dan juga realibel.
kesehatan reproduksi, perilaku atau tindakan
seksual secara bebas serta upaya preventif bagi 2.2 Metode Analisis Data
para remaja (SDKI, 2017). Uraian diatas Data hasil penelitian dianalisis secara
membuat peneliti tertarik untuk meneliti univariat dan bivariat. Analisis univariat dengan
tentang “Pola Asuh dan Tipe Keluarga dengan distribusi frekuensi untuk data umum penelitian
Perilaku Seks Bebas pada Remaja”. sedangkan analisis korelasi pada variabel bebas
dan terikat dari penelitian dilakukan dengan

148
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 11 No. 3 Desember 2023
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Dadya Hadi Nindita Putri, Kustin

analisia statistik menggunakan uji spearman 3 Dual Career Family 18 15,7


dengan tingkata kepercayaan sebesar 95%. 4 Single Parent 16 13,9
Hasil analisis uji ini digunakan untuk Total 114 100
mengetahui ada tidaknya hubungan antara pola Tabel 3 menunjukkan bahwa responden
asuh dan tipe keluarga dengan perilaku seks berasal dari tipe keluarga nuclear family yaitu
bebas pada remaja. Data penelitian ditampilkan sebesar 66 responden (57,4%). Hasil penelitian
dalam bentuk tabel dan tabulasi silang antar pada tabel 3 diperoleh bahwa remaja yang
variabel. Tabel hasil penelitian selanjutkan paling banyak pola asuh orangtua adalah pola
diinterpretasikan, dilakukan pembahasan dan asuh otoriter terdapat 105 remaja (91,3%). Pola
ditarik kesimpulan sebagai jawaban hipotesis asuh otoriter cenderung membatasi dan
penelitian. mendesak anak-anak untuk mengikuti perintah
orang tua. Baumrind (dalam Einstein, 2016)
3. Hasil dan Pembahasan mengungkapkan bahwa pola asuh otoriter
Karakteristik Responden merupakan pola asuh kombinasi antara
Hasil penelitian berdasarkan usia tingginya demandingness/control dan
responden disajikan dalam Tabel 1 dibawah. rendahnya acceptance/responsive.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Tabel 1 Frekuensi responden berdasarkan jenis yang dilakukan oleh (Utami & Isnaeni, 2013)
kelamin yang menunjukkan bahwa remaja yang paling
No Jenis Frekuensi % banyak menjawab pola asuh orang tua otoriter,
Kelamin yang mana responden merasa tidak di
1 Laki-laki 21 14,4 dengarkan pendapatnya oleh orang tua dan
2 Perempuan 93 81,6 orang tua tidak menerima penjelasan dari
Total 114 100 remaja. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Amalia, 2019)
Berdasarkan Tabel 1 didapatkan hasil mengungkapkan pola asuh otoriter cenderung
bahwa dari 114 responden yang diteliti menerapkan standar mutlak yang harus
menunjukkan bahwa yang paling banyak diterapkan, terkadang disertai oleh ancaman-
berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 93 ancaman. Orang tua dengan pola asuh otoriter
(81.6%). memiliki kecenderungan untuk memaksa,
menghukum, dan memerintah, tidak akan segan
3.2 Tipe Keluarga untuk menghukum apabila anak tidak menurut
Hasil penelitian berdasarkan distribusi perintah orang tua (Yuniar Angelina, 2013).
frekuensi pola asuh ditampilkan pada Tabel 2. Komunikasi dalam pola asuh ini bersifat
komunikasi satu arah yang mana hanya
Tabel 2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan komunikasi dari orang tua dan tidak ada
pola asuh
komunikasi dari remaja (Kusumastuti &
No Pola asuh Frekuensi %
Demokrasi 4 3,5 Fatimah, 2021).
1
2 Otoriter 105 91,3 Penerapan pola asuh otoriter ini berkaitan
3 Permisif 5 4,3 dengan usia remaja yang belum dewasa dimana
Total 114 100 orang tua tidak ingin hal-hal yang tidak
Tabel 2 menunjukkan bahwa pola asuh diinginkan terjadi dan remaja mayoritas
pada responden yang paling banyak yakni pola berjenis kelamin perempuan sehingga
asuh otoriter dengan jumlah 105 (91.3%). menambah alasan dari penerapan pola asuh
Sedangkan untuk data tipe keluarga di otoriter (Amalia, 2019). Penerapan pola asuh
peroleh data sebagai berikut seperti tercantum pada usia remaja akan sangat mempengaruhi
dalam Tabel 3. ketika masa beranjak dewasa, karena hal ini
akan mempengaruhi pola sikap dan pola pikiran
Tabel 3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan dari anak itu sendiri. Orang tuadengan pola
tipe keluarga asuh demokrasi akan lebih efektif dalam
No Tipe Keluarga Frekuensi % mengembangkan perilaku remaja (Batubara.,
1 Nuclear Family 66 57,4 2017). Hal ini karena dalam pola asuh
2 Extended Family 14 12,2 demokrasi, remaja diberikan kesempatan untuk

149
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 11 No. 3 Desember 2023
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Dadya Hadi Nindita Putri, Kustin

menyampaikan pendapatnya secara bebas pembentukannya tidak sesuai atau melanggar


tanpa takut terkena amarah dari orang tua, norma-norma kehidupan masyarakat (Cahyani,
hukuman yang tidak terlalu berat, dan 2021).
kebebasan dalam berkomunikasi (Tridhonanto, Peneliti berpendapat bahwa di usia
2014). remaja butuh perhatian dari orang tua yang
Hasil penelitian perilaku seksual pada utuh. Orang tua yang lengkap dapat
remaja di dapatkan data sebagai berikut seperti memberikan sebuah kehangatan sehingga
tercantum dalam Tabel 4 dibawah ini. remaja dapat merasakan apa arti kasih sayang
tanpa merasa kekurangan, namun tidak
Tabel 4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan dipungkiri bahwa tipe keluarga lainnya juga
perilaku seks bebas bisa memberi kehangatan yang tidak kurang
No Perilaku Seks bebas Frekuensi % dari keluarga inti (Fitroh, 2023).
1 Sangat Berisiko 6 5,2 Usia dan jenis kelamin yang rentan membuat
2 Beresiko 5 4,3
Tidak Berisiko 103 90,5
remaja menghindari perilaku seks bebas,
3
mengingat masih banyak hal lain dapat
Total 114 100 dilakukan. Perilaku seksual remaja ini dapat
Tabel 4 menunjukkan bahwa perilaku dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor
seks bebas pada responden yang paling banyak eksternal (Amalia, 2019). Faktor internal yakni
yakni pada perilaku seks bebas tidak berisiko motivasi, rasa ingin tahu yang tinggi, dan
dengan jumlah 103 (90,3%). Hasil penelitian perkembangan seksual dari individu itu sendiri,
pada tabel 4 diperoleh bahwa tipe keluarga lalu faktor eksternal yakni teman sebaya,
pada remaja paling banyak pada tipe keluarga pengaruh media sosial atau media cetak, dan
nuclear (keluarga inti) yang mana keluarga ini
orang tua (Handayani et al., 2020). Orang tua
terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Pada sosiologi
keluarga, bentuk-bentuk keluarga tergolong yang mampu memberikan pemahaman
sebagai keluarga tradisional dan non- mengenai perilaku seksual kepada anak, maka
tradisional. (Batubara., 2017). Bentuk keluarga anak cenderung dapat mengontrol dirinya
tradisional yang dianggap paling ideal, keluarga sesuai dengan pemahaman yang diberikan
yang terbentuk sesuai atau tidak melanggar orang tuanya (Homburger, E., 2018).
norma-norma kehidupan masyarakat, yang
Tabel 5 Hubungan Pola Asuh dengan Perilaku Seks
secara tradisional dihormati bersama. Bentuk Bebas pada remaja
keluarga non-tradisional, keluarga yang
Pola asuh Total p
Demokrasi Otoriter Permisif
Sangat 2 (1,8%) 4(3,6%) 0 (0%) 6 (5,4%)
Perilaku beresiko
seks Beresiko 0 (0%) 5 (4,3%) 0 (0%) 5 (4,3%) 0,004
bebas Tidak 2 (1,8%) 96 (84,2%) 5 (4,3%) 103 (90,3%)
beresiko
Total 4 (3,6 %) 105 (92,2%) 5 (4,3%) 114(100.0%)

Tabel 6 Hubungan Tipe Keluarga dengan Perilaku Seks


Pola asuh Total p
Nuclear Extended Dual Career Single
Family Family Family Parent
Sangat 3 (1,3%) 1 (0,85%) 2 (1,75%) 6(5,2)
Perilaku berisiko (0%)
seks Berisiko 3 (1,3%) 0 (0%) 1 (0,85%) 1(0,85%) 5(4,5) 0,276
bebas Tidak 60 14 (12,2%) 16 (14%) 13(11,4%) 103(90,3)
berisiko (52,6%)
Total 66(58,1%) 14(12,2%) 18(15,7%) 16(14%) 114(100%)

150
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 11 No. 3 Desember 2023
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Dadya Hadi Nindita Putri, Kustin

Tabel 5 menunjukkan bahwa hubungan dapat dibantah dari orang tua sehingga remaja
pola asuh dan perilaku seks bebaspada remaja cenderung menurut dan tidak berani untuk
terdapat hasil yang paling tinggi yakni pada melawan. Salah satu cara yang efektif adalah
perilaku seks bebas tidak berisiko dengan mengenalkan anak ke pendidikan pesantren
jumlah 96 (84,2%) dengan pola asuh otoriter. dengan bekal agama yang cukup dan literasi
Hasil analisis spearman didapatkan hasil p tentang kesehatan reproduksi dari sisi agama
0.004 (p< 0,05) yang artinya Ha diterima yakni dan pendidikan sangat bagus untuk mencegah
terdapat hubungan pola asuh dengan perilaku terajdinya seks bebas diaklangan remaja
seks bebas pada remaja. (Kustin et al., 2023).
Tabel 6 menunjukkan bahwa hubungan Orang tua dengan pola asuh otoriter
tipe keluarga dengan perilaku seks bebas pada menganggap masalah seksualitas adalah hal
remaja didapatkan hasil tertinggi yakni pada yang tabu untuk diperbincangkan, hal ini tentu
perilaku seks bebas tidak berisiko dengan tipe akan menjadi boomerang bagi orang tua
keluarga nuclear family (keluarga inti) dengan tersebut dimana ketika anak sudah tidak tinggal
jumlah jumlah 60 (52,6%). Hasil analisis dengan orang tua, anak akan merasa lepas dari
spearman di hasil p 0.276 (p > alfa yaitu
pantuan orang tua sehinggarasa ingin tahu dan
0.05) yang artinya Ha ditolak yakni tidak ada
mencoba hal-hal yang tidak dapat dilakukan
hubungan tipe keluarga denganperilaku seks
bebas pada remaja. selama berada di pengawasan orang tua
Perilaku seks bebas merupakan tingkah (Amalia, 2019). Penelitian ini tidak sejalan
laku yang didasari oleh hasrat seksual baik dengan penelitian (Bloom & Reenen, 2013)
dengan lawan jenis maupun sesama jenis. yang menunjukkan bahwa responden dengan
Bentuk perilaku seks bebasbermacam-macam, pola asuh otoriter mempunyai perilaku seks
diawali dengan rasa ketertarikan hingga tingkah bebas berisiko yang didasari oleh rasa ingin
laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama berontak yang mengakibatkan anak tidak
(Aulia & Winarti, 2020). Seks bebas menuruti perintah orang tua. Hasil dari
merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki- penelitian ini menunjukkan bahwa tidak
laki dan perempuan tanpa adanya ikatan terdapat hubungan yang signifikan antara tipe
perkawinan (Kustin, 2023). Bentuk-bentuk keluarga dengan perilaku seks bebas yang
perilaku seks bebas yakni bersentuhan,
ditunjukkan dengan nilai p value 0,275 (p
berciuman, berpelukan, petting, berhubungan
bada, masturbasi, dan oral seks (Ismiyati et al., value>0,05). (Putri & Ariana, 2021)
2022). mengatakan bahwa dengan tipe keluarga
Berdasarkan hasil penelitian hubungan extended family (keluarga luas/besar) remaja
pola asuh dengan perilaku seks bebas pada cenderung pernah melakukan perilaku seksual
remaja terdapat hubungan positif yang artinya sedang, sedangkan remaja dengan tipe keluarga
pola asuh yang mengarah ke pola asuh baik nuclear family (keluarga inti) sebagian besar
diikuti dengan perilaku seks bebas yang tidak hanya pernah melakukan perilaku seksual
berisiko. Hasil analisis nilai p sebesar 0.004 berisiko rendah.
yang artinya ada hubungan pola asuh dan
perilaku seks bebas. Penelitian sejalan dengan Peneliti berpendapat bahwa perilaku seks
penelitian yang dilakukan oleh (Amalia, 2019) bebas remaja yang tidak terkendali tidak hanya
bahwa terdapat hubungan antara pola asuh disebabkan oleh tipe keluarga. Tipe keluarga
otoriter orang tua dengan perilaku seks bebas dengan keluarga yang utuh bisa membuat
remaja dengan p-value < 0.05. kemungkinan untuk tidak berperilaku seks
Penelitian yang dilakukan oleh bebas dikarenakan remaja bisa lebih terbuka
(Batubara., 2017) didapatkan hasil bahwa ada kepada keluarga yang hanya terdiri dari orang
hubungan yang signifikan antara pola asuh tua yang lengkap dan anak. Kehangatan yang
orang tua terhadap perilaku seks bebas pada diberikan oleh keluarga inti dapat membuat
remaja dan didapatkan hasil yakni pola asuh remaja merasa nyaman. Walaupun bukan
otoriter, yang mana pola asuh otoriter akan pembenaran bagi remaja untuk melakukan
mengakibatkan perilaku seks bebas tidak perilaku seks bebas tidak berisiko, tipe keluarga
berisiko dikarenakan aturanyang ketat dan tidak yang terbentuk dengan baik tidak

151
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 11 No. 3 Desember 2023
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Dadya Hadi Nindita Putri, Kustin

mengecualikan remaja untuk terlibat dalam file:///C:/Users/User/Downloads/Skripsi


perilaku seks bebas yang berisiko. Burn.pdf

4. Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan penelitian adalah terdapat BKKBN, BPS, & K. (2017). Survei Demografi
hubungan antara pola asuh dengan perilaku dan Kesehatan Indonesia 2017.
seks bebas pada para remaja, hal ini terjadi https://ia600704.us.archive.org/30/items/
karena semakin keras didikan orang tua, remaja LaporanSDKI2017Remaja/Laporan
cenderung untuk menurut perintahnya, serta SDKI 2017 Rem aja.pdf
tidak terdapat hubungan antara tipe keluarga Bloom, N., & Reenen, J. Van. (2013). 済無No
dengan perilaku seks bebas hal ini dikarenakan Title No Title No Title. NBER Working
perilaku seks bebas tidak semata-mata Papers, 2013, 89.
diakibatkan oleh tipe keluarga, bisa dari http://www.nber.org/papers/w16019
beberapa faktor lainnya.
Orang tua diharapkan mampu Cahyani, A. G. (2021). Factors To Motivate
menerapkan pola asuh yang lebih demokratis Children in Family Parenting Towards
sehingga hubungan anak dengan orang tua Online Learning. JURNAL PAJAR
lebih seperti teman dan anak atau para remaja (Pendidikan Dan Pengajaran), 5(2), 349–
ini tidak sungkan dan takut untuk menceritakan 362.
suatu hal utamanya tentang kehidupan mereka https://doi.org/10.33578/pjr.v5i2.8125
yang mulai memasuki tahapan dewasa
termasuk salah satunya adalah masalah Diananda, A. (2019). Psikologi Remaja Dan
seksual. Permasalahannya. Journal ISTIGHNA,
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan bisa 1(1), 116–133.
https://doi.org/10.33853/istighna.v1i1.20
dilanjutkan dengan pemberian edukasi atau
upaya apa yang dilakukan oleh lingkungan Fitroh, I. Z. (2023). Hubungan tipe keluarga
(teman, guru dan orang tua) terhadap perilaku dengan perilaku seksual pranikah pada
seks bebas yang dilakukan remaja remaja proposal.

Daftar Pustaka Handayani, R., Purbasari, I., & Setiawan, D.


Adaiyyah, R. (2016). Hubungan Tipe Pola (2020). Tipe-Tipe Pola Asuh Dalam
Asuh Orang Tua dengan Perilaku Seksual Pendidikan Keluarga. Refleksi
Pranikah pada Remaja di SMA Islam Edukatika : Jurnal Ilmiah Kependidikan,
Samarinda. E-Journal Keperawatan(e- 11(1), 16–23.
Kp), 7(4), 1. https://doi.org/10.24176/re.v11i1.4223
Homburger, E., & E. (2018). Childhood and
Amalia, L. (2019). Hubungan Pola Asuh Orang
society. (R. Coles, Ed.).
Tua Dengan Perilaku Seksual Remaja
http://www.genreindonesia.com/2018/06/
Akademi Keperawatan. Jurnal
21/teori-perkembanganpsikososial-erik-
Keperawatan BSI, 7(1), 84–91.
h-erikso
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.ph
p/jk/article/view/5082 Hurlock, E. B. (2013). Psikologi
Perkembangan Suatu pendekatan rentang
Aulia, N., & Winarti, Y. (2020). Hubungan kehidupan”. Erlangga.
Peran Teman Sebaya dengan Perilaku
Seks Bebas pada Remaja di SMA Negeri Ismiyati, I., Sutianingsih, H., Rusyanti, S.,
16 Samarinda. Borneo Student Research, Kurniawati, R., & Andriani, D. A. (2022).
1(3), 1977–1980. Pemberdayaan Remaja dalam
Pengelolaan Kesehatan Reproduksi pada
Layanan Konseling Sebaya. Poltekita:
Batubara., U. A. (2017). Hubungan Pola Asuh Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(2),
Orang Tua dengan Perilaku Seks 278–285.
Pranikah pada Remaja di SMA Negeri 1 https://doi.org/10.33860/pjpm.v3i2.884
Medan tahun 2017.

152
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 11 No. 3 Desember 2023
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Dadya Hadi Nindita Putri, Kustin

Kartika, A. A. . D., & Budisetyani, I. G. . P. W. Counseling : Theory, Practice &


(2018). Hubungan Pola Asuh Demokratis Research, 3(1), 7–17.
Dengan Perilaku Seksual Pranikah Pada http://journal.umtas.ac.id/index.php/inno
Remaja Di Denpasar Dan Badung. Jurnal vative_counseling
Psikologi Udayana, 5(01), 63.
https://doi.org/10.24843/jpu.2018.v05.i0
1.p06 Riskesdas. (2018). Laporan Nasional Riset
Kustin, K. (2023). Information Literation about Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehatan
Reproductive Health in Junior High RI, 1–582.
School Teenagers. Jurnal MID-Z Santrock, J. W. (2017). Live-Span
(Midwivery Zigot) Jurnal Ilmiah Development: Perkembangan Masa
Kebidanan, 6(1), 49–55. Hidup. Erlangga.
https://doi.org/10.56013/jurnalmidz.v6i1.
2132 SDKI. (2017). Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia. In Survei Demgrafi
Kustin, K., Yuhbaba, Z. N., & Isnawati, N. Dan Kesehatan Indonesia.
(2023). Pemberdayaan kelompok remaja https://doi.org/https://doi.org/091038310
berbasis budaya santri dalam optimalisasi 7(pii)/r10.1073/pnas.0910383107
peningkatan keterampilan kesehatan
reproduksi remaja. INDRA: Jurnal Statistik., B. P. (2015). No Title. In Indonesia
Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2), Dalam Angka. http://bps.go.id.
80–84.
Tridhonanto, A. (2014). Mengembangkan pola
https://doi.org/10.29303/indra.v4i2.253
asuh demokratis. Elex Media
Kusumastuti, N. A., & Fatimah, I. (2021). Pola Komputindo.
Asuh Permisif dan Otoriter Orang Tua
Utami, A. D., & Isnaeni, I. (2013). Pengaruh
Terhadap Perilaku Seks Bebas pada
Pendidikan Kesehatan Peer Group
Remaja di SMK Prima Bakti Citra Raya.
terhadap Perilaku SADARI pada Remaja
Jurnal Berita Ilmu Keperawatan, 14(1),
Putri Di Dusun Celungan Sumberagung
19–26.
Moyudan Sleman. 1–42.
https://doi.org/10.23917/bik.v14i1.11995
Winarti, Y., & Andriani, M. (2020). Hubungan
Pandensolang, S., Kundre, R., & Oroh, W.
Paparan Media Sosial (Instagram)
(2019). Hubungan Pola Asuh Orang Tua
Dengan Perilaku Seks Bebas Pada Remaja
Dengan Perilaku Seksual Pada Remaja Di
Di Sma Negeri 5 Samarinda. Jurnal
Sma Negeri 1 Beo Kepulauan Talaud.
Dunia Kesmas, 8(4), 219–225.
Jurnal Keperawatan, 7(1), 1–9.
https://doi.org/10.33024/jdk.v8i4.1526
https://doi.org/10.35790/jkp.v7i1.24349
Yuniar Angelina, D. (2013). Authoritarian
Prawirohardjo, S. (2018). Buku Acuan Nasional
Parenting, Self Control and Free Sex
Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Behavior of Vocational Schools
Neonatal. 1st ed. cetakan kelim. PT Bina
Adolescents. Persona:Journal Psikologi
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Indonesia, 2(2), 173–182.
Putri, S. P. R., & Ariana, A. D. (2021).
Pengaruh Kontrol Diri terhadap Perilaku
Seksual pada Remaja Berpacaran. Buletin
Riset Psikologi Dan Kesehatan Mental
(BRPKM), 1(2), 1275–1281.
https://doi.org/10.20473/brpkm.v1i2.290
62
Ramdhanu, A. C., & Sunarya, Y. (2019).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Identitas Diri. Journal of Innovative

153
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 11 No. 3 Desember 2023

You might also like