You are on page 1of 8

Prosiding Seminar Nasional & Expo II Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019

MODEL PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN TERHADAP


PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI KUBIS (Brassica oleraciae)
DATARAN TINGGI PADA KAWASAN AGROPOLITAN DI KABUPATEN
SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA

Bambang Hermanto1), Sri Wahyuni2)


Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah
hbambang7348@yahoo.co.id

ABSTRAK
Judul Penelitian Model Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan
Kesejahteraan Petani Kubis (Brassica oleraciae) Permasalahan di sektor pertanian selalu
sering terjadi terutama masalah kesejahteraan petani, yang terfokus pada masalah produksi
hasil pertanian terutama kubis (Brassica oleraciae). Kabupaten Simalungun merupakan
kawasan yang memiliki komoditi unggulan tanaman kubis. Masih ada masalah yang dijumlai
terutama ketersediaan bibit unggul yang belum memenuhi standarisasi, pupuk yang belum
terpenuhi, dan tenaga kerja yang masih terbatas. Pembangunan pertanian berkelanjutan
merupakan hubungan dari beebrapa aspek yang saling integrasi satu dengan yang lainnya.
Dengan berjalannya proses pembangunan pertanian berkelanjutan target capaian adalah
strategi peningkatan pendapatan petani kubis. Metode yang dipakai adalah menggunakan
analisis Structural Equational Modelling (SEM) menggunakan program AMOS. Berdasarkan
hasil pengujian dengan model persamaan struktural (structural equation modeling) dengan
program AMOS 21 pada tahap akhir yakni tahap setelah dilakukan modifikasi model
memberikan hasil kebaikan model (goodness of fit model) yang lebih baik. Koefisien jalur
pengaruh keberlanjutan terhadap petani kubis sebesar 0.860, dimana bentuk persamaan
strukturalnya (structural equation) dapat dituliskan sebagai berikut: Ŷ = 0,860 X, R-square =
0,739. Efek langsung pertanian berkelanjutan (X) terhadap kesejahteraan petani (Y) tanaman
kubis sebesar 0,860.

Kata Kunci: Pertanian Berkelanjutan, Petani Kubis, Agropolitan

ABSTRACT
Title Research Model of Sustainable Agriculture Development Against the Improvement of
Farmers 'Welfare Cabbage (Brassica oleraciae) Problems in the agricultural sector always
often occur especially the problem of farmers' welfare, which is focused on the problem of
agricultural production, especially cabbage (Brassica oleraciae). Simalungun Regency is an
area that has superior commodity of cabbage plants. There are still problems that have been
encountered, especially the availability of superior seeds that have not met standardization,
fertilizer that has not been met, and limited labor. Sustainable agricultural development is the
relationship of several aspects of mutual integration with each other. With the ongoing
process of sustainable agricultural development the target achievement is a strategy to
increase cabbage farmers' incomes. The method used is to use Structural Equational
Modeling (SEM) analysis using the AMOS program. Based on the results of tests with
structural equation modeling (structural equation modeling) with the AMOS 21 program at
the final stage, namely the stage after the model modification gives a better model of
goodness of fit. The path coefficient of sustainability influence on cabbage farmers is 0.860,
where the structural equation form can be written as follows: Ŷ = 0.860 X, R-square = 0.739.

893
Prosiding Seminar Nasional & Expo II Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019

The direct effect of sustainable agriculture (X) on the welfare of farmers (Y) cabbage plants
amounted to 0.860.

Keywords: Sustainable Agriculture, Cabbage Farmers, Agropolitan

1. PENDAHULUAN terhadap kesejahteraan petani


kubis dataran tinggi pada
1.1. Latar Belakang kawasan agropolitan di
Kabupaten Simalungun Kabupaten Simalungun
memiliki komoditi unggulan sayuran 2. Untuk mengetahui model
dengan produktivitas tanaman yang pembangunan pertanian
sangat besar berdasarkan produksi dan berkelanjutan berpengaruh
luas lahan. Tetapi dalam pelaksanan di terhadap kesejahteraan petaani
lapangan konsep pembangunan kubis dataran tinggi pada
agropolitan masih banyak kelemahan kawasan agropolitan di
yang didapatkan baik masalah aspek Kabupaten Simalungun
sosial, ekonomi, lingkungan,
kelembagaan serta teknologi dan 2. TINJAUAN PUSTAKA
informasi. Dengan demikian masih
perlunya peningkatan produktivitas 2.1. Pembangunan Berkelanjutan
sumber daya manusia, terutama para
petani yang mengelola sayuran di Menurut barber (1998),
kawasan dataran tinggi. pembangunan berkelanjutan atau
Untuk itu diperlukan dukungan suntainable development adalah suatu
sub sektor terkait secara terintegrasi proses pembangunan yang
dan berkelanjutan. Mengingat begitu menyelaraskan hubungan antara aspek
pentingnya kawasan sayuran dataran lingkungan dan ekologi, aspek
tinggi dalam mendukung ekonomi dan aspek masyarakat.
pembangunan pertanian, terutama bagi Hubungan ini digambarkan sebagai
pemangku kepentingan. Oleh sebab berikut :
itu, maka perlu Model pembangunan
Selanjutnya program
pertanian berkelanjutan terhadap
pembangunan wilayah agropolita
peningkatan kesejahteraan petani
berhadapan dengan aspek sosial,
kubis (Brassica oleracia) dataran
ekonomi maupun lingkungan, yang
tinggi pada kawasan agropolitan di
berikut ini disertai dengan peluang
Kabupaten Simalungun.
studi bagi pengembangannya.
1.3. Tujuan Penelitian 2.2. Tanaman Kubis
Adapun tujuan dari penelitian Kubis adalah salah satu
ini adalah sebagai berikut : sayuran dari keluarga cruciferae
1. Untuk mengetahui nilai tukar (brassicaceae) yang dapat menjadi
petani, pendapatan petani, pilihan makanan yang baik akrena
produksi pertanian berpengaruh memberikan serat dan vitamin dasar

894
Prosiding Seminar Nasional & Expo II Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019

namun rendah kalori. Sayuran ini tingkat kesejateraan petani (Badan


lazim ditanam di Indonesia seperti Pusat Statistik, 2012).
keluarga cruciferae yang lain seperti
kubis bunga, kubis tunas, brokoli, sawi 3. METODE PENELITIAN
dan lain-lain. Sayuran ini dapat
ditanam di dataran rendah maupun di 3.1. Metode Penelitian
dataran tinggi dengan curah hujan rata- Hasil pengujian dengan model
rata 850-900 mm. Kubus menpunyai persamaan structural (structural
nama daerah kol, kubis telur, kubis equation modelling) dengan program
krop dan nama asingnya yaitu AMOS. Model dikatakan baik
cabbage. Sedangkan nama simplisia bilamana memenuhi persyaratan
dari kubis adala Brassicae capitatae kebaikan suatu model yang diukur
folium (daun kubis) karena yang dengan beberapa statistic secara
dimanfaatkan sebagai obat adalah teoritik. Hasil analisis SEM dalam
bagian daunnya. Umur panennya bentuk diagram jalur Tahap Awal.
berbeda-beda, berkisar dari 90 hari
sampai 150 hari. Kubis dapat 4. HASIL DAN LUARAN YANG
diperbanyak dengan biji atau stek DICAPAI
tunas. 4.1. Analisis SEM Tahap Awal
2.3. Nilai Tukar Petani Hasil pengujian dengan model
persamaan struktural (structural
Kebijakan pemerintah dalam equationmodeling) dengan program
peningkatan kesejahteraan petani AMOS 21. Model dikatakan baik
mempunyai arti yang sangat strategis. bilamana memenuhi persyaratan
Salah satu alat ukur daya beli petani kebaikan suatu model yang diukur
yang mencerminkan tingkat dengan beberapa statistik secara
kesejahteraan petani, telah teoritik. Hasil analisis SEM dalam
dipublikasikan oleh badan Pusat bentuk diagram jalur Tahap Awal
Statistik (BPS) dan diformulasikan dapat dilihat pada Gambar di bawah
dalam bentuk Nilai Tukar Petani ini:
(NTP) (Parawaty, 2011). Nilai Tukar
Petani adalah indikator untuk melihat

895
Prosiding Seminar Nasional & Expo II Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019

Gambar 1. Model SEM Tahap Awal Petani Kubis


Keterangan : analisis menunjukkan bahwa model
X1 = Aspek Sosial, X1.1 = Tingkat belum layak digunakan untuk
Pendidikan, X1.2 = Pengalaman Petani, pembuktian hipotesis. Dengan
X1.3 = Partisipasi Petani, X2 = Aspek demikian, perlu dilakukan modifikasi
Ekonomi, X2.1 = Tingkat terhadap model.
Produktivitas, X2.2 = Sewa Lahan
Pertanian, X2.3 = Tenaga Kerja, X2.4 = 4.1.7. Hasil Analisis SEM Tahap
Penerimaan Hasil Pertanian, X3 = Akhir
Aspek Lingkungan, X3.1 = Analisis kesejahteraan petani
Intensifikasi, X3.2 = Ekstensifikasi, X3.3 terhadap pertanian berkelanjutan di
= Diversifikasi, X = Pertanian Kabupaten Simalungun. Hasil
Berkelanjutan, Y = Kesejahteraan pengujian dengan model persamaan
Petani, Y1.1 = Nilai Tukar Petani, Y1.2 = struktural (structural equation
Pendapatan Petani, Y1.3 = Produksi modeling) dengan program AMOS 21
Pertanian, Y1.4 = Pengembangan pada tahap akhir yakni tahap setelah
Komoditi Unggulan. dilakukan modifikasi model
memberikan hasil kebaikan model
Selanjutnya beberapa hasil uji (goodness of fit model) yang lebih
goodness of fitdari default mode ldapat baik, seperti yang disajikan pada
dilihat pada Tabel 4.5. dimana hasil Gambar di bawah ini:

896
Prosiding Seminar Nasional & Expo II Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019

Gambar 2. Model SEM Tahap Akhir Petani Kubis


Keterangan : Berkelanjutan, Y = Kesejahteraan
X1 = Aspek Sosial, X1.1 = Tingkat Petani, Y1.1 = Nilai Tukar Petani, Y1.2 =
Pendidikan, X1.2 = Pengalaman Petani, Pendapatan Petani, Y1.3 = Produksi
X1.3 = Partisipasi Petani, X2 = Aspek Pertanian, Y1.4 = Pengembangan
Ekonomi, X2.1 = Tingkat Komoditi Unggulan.
Produktivitas, X2.2 = Sewa Lahan
Pertanian, X2.3 = Tenaga Kerja, X2.4 = Pada Tabel tersebut
Penerimaan Hasil Pertanian, X3 = ditunjukkan bahwa 9 (sembilan)
Aspek Lingkungan, X3.1 = kriteria yang digunakan untuk menilai
Intensifikasi, X3.2 = Ekstensifikasi, X3.3 kebaikan suatu model, semua kriteria
= Diversifikasi, X = Pertanian telah dipenuhi.
Berdasarkan hasil analisis
SEM, hubungan kausalitas antar
variable maka pengujian hipotesis
dapat dijelaskan pada

897
Prosiding Seminar Nasional & Expo II Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019

Tabel 1 Hasil Pengujian Pengaruh Pertanian Berkelanjutan Terhadap Petani


Kubis
Variabel Model Estimate CR Rob (p) Keterangan
Pertanian Berkelanjutan Regression 0.589 6,110 < 0.001
(X) Kesejahteraan
Petani(Y)
Standardized 0,740 Signifikan
Regression
Sumber: Data Primer 2019

0.740
Pertanian Kesejahteraan Petani
Berkelanjutan (X) (<0.001) Kubis (Y)

Gambar 3 Hasil Analisa SEM: Pengaruh Pertanian Berkelanjutan Terhadap


Petani Kubis
telah terjawab, dimana Pertanian
Koefisien jalur pengaruh Berkelanjutan (X) berpengaruh
keberlanjutan terhadap petani kubis signifikan terhadap Kesejahteraan
sebesar 0.740, dimana bentuk Petani (Y) terbukti benar. Dengan kata
persamaan strukturalnya (structural lain dapat dikatakan pengaruh
equation) dapat dituliskan sebagai langsung dari Pertanian Berkelanjutan
berikut: Ŷ = 0,740 X, R-square = (X) terhadap Kesejahteraan Petani (Y)
0,547. Dari uraian sebelumnya telah adalah sebesar 0,860. Untuk petani
dijelaskan tentang indikator yang dapat kubis.
menentukan diterima atau tidaknya 4.1.8 Faktor-faktor yang Memiliki
suatu hipotesis. Kontribusi Terhadap
Berdasarkan hasil perhitungan Pertanian Berkelanjuatan
AMOS yang disajikan pada Pada Petani Kubis di
Menunjukkan bahwa pertanian Kabupaten Simalungun
keberlanjutan (X) mempengaruhi
dengan signifikan dan positif oleh Dalam persamaan struktural
kesejahteraan petani (Y). Hal ini yang melibatkan banyak variabel dan
terlihat dari koefisien jalur yang jalur antar variabel terdapat pengaruh
bertanda positif dengan nilai critical antar variabel yang meliputi pengaruh
ratio (CR) sebesar 6,797 (lebih besar langsung, pengaruh tidak langsung dan
dari 1,96) dan diperoleh probabilitas pengaruh total. Untuk itu akan dibahas
signifikansi (p) sebesar <0,001. Nilai secara rinci masing-masing pengaruh
ini lebih kecil dari taraf signifikansi tersebut.Hubungan langsung terjadi
(α) yang ditentukan yaitu 0,05. antara variabel laten eksogen Pertanian
Dengan demikian hipotesis penelitian Berkelanjutan (X) dengan variabel

898
Prosiding Seminar Nasional & Expo II Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019

laten endogen Kesejahteraan Petani antara variabel–variabel laten eksogen


(Y). menyajikan hasil pengujian dan endogen.
pengaruh langsung yang terjadi di
Tabel 2. Pengaruh Langsung Antar Variabel Penelitian Petani Kubis
Pengaruh antar Variabel Pengaruh Langsung
Unobserved Variable
X Y 0,74
X X1 0,81
X X2 0,82
X X3 0,76
Sumber: Data Primer 2019

Gambar 4. Model Struktural dengan Sub Konstruk Variabel Endogen Pada Petani
Kubis
(X1) memberikan kontribusi sebesar
Keterangan : 0,98 terhadap Pertanian Berkelanjutan
X = Pertanian Berkelanjutan; X1 = (X), variabel aspek Ekonomi (X2)
Aspek Ekonomi; X2 = Aspek Sosial memberikan kontribusi sebesar 0,94
dan X3 = Aspek Lingkungan dan terhadap Pertanian Berkelanjutan (X)
Y=Kesejahteraan Petani dan variabel aspek Lingkungan (X3)
memberikan kontribusi sebesar 0,97
Dari gambar 4 di atas dapat terhadap Pertanian Berkelanjutan (X).
dijelaskan besar pengaruh langsung Dengan demikian pengaruh langsung
(direct effects) dari variabel laten memberikan hasil yang signifikan
eksogen terhadap variabel laten dengan nilai estimasi standar
endogen. Efek langsung Pertanian (standardized estimates) positif.
Berkelanjutan (X) terhadap
Kesejahteraan Petani kubis (Y) sebesar 5. KESIMPULAN DAN SARAN
0,740. Sedangkan pada Pertanian 5.1. Kesimpulan
Berkelanjutan (X) dibentuk oleh tiga Kajian ini menyimpulkan
aspek, dimana variabel Aspek Sosial antara lain :

899
Prosiding Seminar Nasional & Expo II Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019

1. Berdasarkan analisis faktor Mercado, R.G. 2000. A Riview of


nilai tukar petani, pendapatan Experience State of the Art
petani, produksi pertanian serta and Agenda for Research And
pengembangan komoditi kubis Action. Philippine Institute for
diperoleh nilai construct Development Studies
reliability berkisar 0,7985 dan Discussion Paper Series
pendapatan petani, produksi NO.2002-03.
pertanian serta pengembangan Parawary. Posisi Nilai Tukar Petani
komoditi kubis diperoleh nilai Padi dengan nilai Tukar
construct reliability berkisar Petani Komoditas Pangan. J-
0,7991 PAL, Vol 1. No 2, Feb 2011.
2. Berdasarkan hasil pengujian Rahmi. 2008. Model Pembelajaran
dengan model persamaan Kooperatif Tipe Number
struktural (structural equation Head Together.
modeling) dengan program Htpp://jurnal.pdii.lipi.go.id/a
AMOS 21 pada tahap akhir dmin/jurnal/89JUN088589.p
yakni tahap setelah dilakukan df(17Juli 2011)
modifikasi model memberikan Sirojuzilam. 2011. Regional
hasil kebaikan model Pembangunan, Perencanaan,
(goodness of fit model) yang dan Ekonomi. USU press,
lebih baik. Koefisien jalur Medan.
pengaruh keberlanjutan .Soekartawi. 2011. Ilmu Usaha Tani.
terhadap petani kubis sebesar UI Press, Jakarta.
0.860, dimana bentuk Solimun. 2002, Multivariate Analysis
persamaan strukturalnya Structural Equation
(structural equation) dapat Modelling (SEM) Lisrel dan
dituliskan sebagai berikut: Ŷ = Amos. Fakultas MIPA,
0,860 X, R-square = 0,739. Universitas Brawijaya.
3. Efek langsung pertanian Sugiyono. 2006. Metode Penelitian
berkelanjutan (X) terhadap Administrasi. Alfabeta,
kesejahteraan petani (Y) tanaman Bandung.
kubis sebesar 0,860. Suratiyah, Ken. 2008. Ilmu Usaha
Tani. Penebar Swadaya,
DAFTAR PUSTAKA Jakarta.
Barbiier, E.B. 1998. The Economic of Syahrini,H.A.H. 2001. Penerapan
Environment and Agropolitan dan Agribisnis
Development. Cheltenham, Dalam Pembangunan
USA. Ekonomi Daerah. Frontir
Friedmann J and C. Weaver. 1979. (Universitas Mulawarman).
Territory and Function: The Nomor 33 Maret 2001.
Evolution of Regional
Planning. Berkeley,
University of California
Press.

900

You might also like