Professional Documents
Culture Documents
1 Sam.3 1-21
1 Sam.3 1-21
Meski Eli merupakan seorang imam, anak-anaknya terkenal suka berbuat jahat dan sewenang-wenang. [8] Banyak
orang sudah mengadu kepada Eli mengenai perbuatan anak-anaknya, tetapi anak-anak Eli tidak mengindahkan
nasihat ayahnya.[9] Seorang nabi kemudian datang pada Eli dan menyatakan bahwa Allah tidak berkenan dengan
keluarga Eli dan semua keturunannya akan terbunuh.[10]
Sementara itu, Samuel secara tekun menjadi abdi Allah sejak masih belia. Orang tuanya mengunjunginya setiap
ibadah kurban tahunan.[11] Disebutkan bahwa Samuel sendiri tumbuh menjadi pribadi yang disukai Allah dan
masyarakat.[12]
Disebutkan bahwa saat tidur di dekat tabut perjanjian di dalam Kemah Suci, Samuel bangun lantaran mendengar
suara memanggilnya. Samuel menghampiri Eli yang disangka telah memanggilnya, tapi Eli mengatakan kalau dia
tidak memanggil. Kejadian tersebut terulang sampai tiga kali dan Eli kemudian sadar bahwa itu adalah panggilan
Allah. Eli meminta Samuel tidur kembali, tetapi jika terdengar panggilan kembali, Eli meminta agar Samuel
mengatakan, "Bicaralah, Tuhan, hamba-Mu mendengarkan." Samuel mematuhi Eli dan sangat terdengar panggilan
kembali, Samuel mengatakan seperti yang diperintahkan. Allah kemudian menyatakan bahwa akan terjadi sesuatu
yang dahsyat terhadap bangsa Israel, juga menegaskan hukuman bagi keluarga Eli. Pagi harinya, Eli meminta
Samuel menghadap dan menceritakan hal yang telah dialaminya. Samuel menceritakan semuanya, termasuk
mengenai hukuman pada keluarga Eli. Mendengar firman Allah yang disampaikan lewat Samuel, Eli hanya bisa
pasrah dan berkata, "Dia Tuhan. Biarlah diperbuat-Nya apa yang dipandang-Nya baik". [13]
Usahanya berhasil sehingga seluruh bangsa Israel menyesal kepada Tuhan. Samuel mengumpulkan bangsanya
di Mizpa, salah satu bukit tertinggi di Israel. Di sana mereka berpuasa dan berdoa, dan di bawah bimbingan Samuel,
mempersiapkan diri untuk perang besar melawan bangsa Filistin yang kini datang dengan kekuatan penuh ke Mizpa
untuk menghancurkan bangsa Israel. Samuel berdoa kepada Tuhan dan Tuhan menolong bangsa itu. Samuel,
pemimpin mereka, juga bertindak sebagai pemimpin dalam peperangan. Bangsa Filistin dipukul mundur. Mereka
melarikan diri dalam ketakutan dan banyak dari mereka yang tewas.
Kemenangan atas Filistin ini menyebabkan periode damai yang panjang di Israel. [20] Selama itu Samuel melakukan
tugas sebagai Hakim, berjalan keliling bertahun-tahun dari rumahnya di Rama ke Betel, ke Gilgal (tidak jelas apakah
ini yang di lembah sungai Yordan, ataukah di sebelah barat gunung Ebal dan Gerizim. Sejumlah pakar meyakini
yang kedua), kemudian pulang melalui Mizpa kembali ke Rama.
Tuhan menyayangi Samuel sejak kecil karena dialah yang kelak menggantikan pendeta Eli
sebagai juru bicara Tuhan. Ia tidak seperti anak-anak kebanyakan yang banyak menghabiskan
waktunya bermain di luar. Samuel harus membantu pendeta Eli melakukan pekerjaan di bait
Allah di Silo.
Ketaatannya mengabdi di Bait Suci Tuhan sejak kecil membuat hati Tuhan senang. Ketulusan
hati yang ada pada diri anak kecil inilah yang menjadikannya istimewa. Inilah teladan yang
harus diajarkan orang tua kepada anak-anaknya sejak dini.
Selain itu, mari kita tiru teladan iman Hana sebagai seorang ibu. Seorang ibu yang mengasihi
Tuhan dan menepati janjinya untuk memberikan anak pertamanya menjadi hamba Tuhan.
“Nanti kalau anak itu sudah disapih, Aku akan menuntunnya, lalu dia akan menghadap hadirat
TUHAN dan tinggal disana seumur hidupnya.” ( 1 Samuel 1:22 )
Ada beberapa teladan dan karakter yang dapat dipelajari kepemimpinan Samuel:
1. Samuel tidak ragu menyatakan kebenaran , 1 samuel 3:18 “lalu Samuel
memberitahukan semuanya itu kepadanya dengan tidak menyembunyikan sesuatu
pun. Kemudian eli berkata:Dia Tuhan, biarlah diperbuat-Nya apa yang dipandang-
Nya baik.”
2. Samuel tidak menggunakan kekuasaan untuk kepentingan diri sendiri, 1
samuel12:14 : jawab mereka: “Engkau tidak memeras kami dan engkau tidak
memperlakukan kami dengan kekerasan dan tidak menerima apa-apa dari tangan
siapapun.
3. Samuel memiliki kasih kepada orang lain (1 samuel 15:35)
4. Samuel taat sepenuhnya kepada Allah (1samuel 8:10)
5. Samuel mengutamakan perintah Tuhan (1 samuel 15:22)
6. Selalu berdoa dan meminta petunjuk kepada Tuhan dalam mengambil keputusan.