and Luis Armando Gandin Penerbit: Routledge Kota Terbit: New York Tahun terbit: 2010 Jumlah halaman: 442 page Sistematika Buku: Notes on contributors ix Acknowledgements xv List of abbreviations xvi Introduction 1 Mapping the sociology of education: social context, power and knowledge Michael W. Apple, Stephen J. Ball and Luis Armando Gandin Part 1: Perspectives and theories 1. ‘Spatializing’ the sociology of education: stand-points, entry-points and vantage-points Susan L. Robertson 2. Foucault and education Inés Dussel 3. Education and critical race theory David Gillborn and Gloria Ladson- Billings 4. The ethics of national hospitality and globally mobile researchers Johannah Fahey and Jane Kenway 5. Towards a sociology of the global teacher Meg Maguire 6. Codes, pedagogy and knowledge: advances in Bernsteinian sociology of education Ursula Hoadley and Johan Muller 7. Social democracy, complexity and education: sociological perspectives from 8. welfare liberalism Mark Olssen 9. The ‘new’ connectivities of digital education Neil Selwyn 10. A cheese-slicer by any other name? Shredding the sociology of inclusion Roger Slee 11. The sociology of mothering Carol Vincent 12. Rationalisation, disenchantment and re-enchantment: engaging with Weber’s sociology of modernityPhilip A. Woods 13. Recognizing the subjects of education: engagements with Judith Butler Deborah Youdell Part 2: Social processes and practices 143 14. Doing the work of God: home schooling and gendered labor Michael W. Apple 15. New states, new governance and new education policy Stephen J. Ball 16. Towards a sociology of pedagogies Bob Lingard 17. Families, values, and class relations: the politics of alternative certification Andrew Brantlinger, Laurel Cooley and Ellen Brantlinger 18. Popular culture and the sociology of education Greg Dimitriadis 19. Schooling the body in a performative culture John Evans, Brian Davies and Emma Rich 20. Tracking and inequality: new directions for research and practice Adam Gamoran 21. Economic globalisation, skill formation and the consequences for higher education Phillip Brown and Hugh Lauder 22. Education and the right to the city: the intersection of urban policies,education, and poverty Pauline Lipman 23. A revisited theme – middle classes and the school Maria Alice Nogueira 24. Governing without governing: the formation of a European educational space António Nóvoa 25. The university in the twenty-first century: toward a democratic and emancipatory university reform Boaventura de Sousa Santos Part 3: Inequalities and resistances 283 26. The Indian middle classes and educational advantage: family strategies and practices Geetha B. Nambissan 27. Equality and social justice: the university as a site of struggle Kathleen Lynch, Margaret Crean and Marie Moran 28. Educational organizations and gender in times of uncertainty Jill Blackmore 29. Bringing Bourdieu to ‘widening participation’ policies in higher education: a UK case analysis Pat Thomson 30. The sociology of elite education Agnès van Zanten 31. The dialogic sociology of the learning communities Ramón Flecha 32. The democratization of governance in the Citizen School project: building a new notion of accountability in education Luis Armando Gandin 33. Syncretism and hybridity: schooling, language, and race and students from non-dominant communities Kris D. Gutiérrez, Arshad Ali and Cecilia Henríquez 34. Dilemmas of race-rememory buried alive: popular education, nation, and diaspora in critical education Grace Livingston 35. Momentum and melancholia: women in higher education internationally Louise Morley 36. Sociology, social class and education Diane Reay 37. Interfaces between the sociology of education and the studies about youth in Brazil Marília Pontes Sposito 38. Social class and schooling Lois Weis Penjelasan tentang kelas sosial dan sekolah Apakah yang menyebabkan seseorang tergolong ke dalam suatu kelas sosial tertentu? Jawaban terhadap pertanyaan tersebut sangat beragam, karena strata sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat itu sendiri atau terjadi dengan sengaja disusun untuk mengejar tujuan-tujuan atau kepentingan-kepentingan bersama. Secara ideal semua manusia pada dasarnya sederajat. Namun secara realitas, disadari ataupun tidak ada orang-orang yang dipandang tinggi kedudukannya dan ada pula yang dipandang rendah kedudukannya. Dalam istilah sosiologi kedudukan seseorang dalam masyarakat disebut status atau kedudukan sosial (posisi seseorang dalam suatu pola hubungan sosial yang tertentu). Status merupakan unsur utama pembentukan strata sosial, karena status mengandung aspek struktural dan aspek fungsional. Aspek struktural adalah aspek yang menunjukkan adanya kedudukan tinggi dan rendah dalam hubungan antar status. Aspek fungsional, yaitu aspek yang menunjukkan adanya hak-hak dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh penyandang status. Kelas sosial dan pendidikan saling mempengaruhi sekurang-kurangnya dalam dua hal. Pertama, pendidikan yang tinggi memerlukan uang dan motivasi. Kedua, jenis dan tinggi rendahnya pendidikan mempengaruhi jenjang kelas sosial. Pendidikan tidak hanya sekedar memberikan ketrampilan kerja, tetapi juga melahirkan perubahan mental, selera, minat, tujuan, etiket, cara berbicara perubahan dalam keseluruhan cara hidup seseorang. Kelas sosial seseorang memiliki dampak signifikan pada peluang pendidikan mereka. Tidak hanya orang tua kelas atas yang dapat mengirim anak-anak mereka ke sekolah eksklusif yang dianggap lebih baik, tetapi di banyak tempat, sekolah yang didukung pemerintah untuk anak-anak dari kelas atas memiliki kualitas yang jauh lebih tinggi daripada yang disediakan negara untuk anak-anak. dari kelas bawah. Kurangnya sekolah yang baik adalah salah satu faktor yang melanggengkan pembagian kelas lintas generasi. Kesimpulan: Pada dasarnya sekolah adalah tempat menimba ilmu, memperluas lingkungan sosial, menjalin silahturrahmi antar sesama, tempat berbagi, dan banyak hal bermanfaat yang lain yang bisa kita dapatkan disekolah. Disekolah kita bisa mengenal banyak sosok baru, banyak pribadi baru dan bisa menjadi tempat untuk menemukan inspirasi dan tempat introspeksi kearah yang lebih baik. Disekolah kita bertemu Guru yang disebut juga sebagai Orang Tua kedua bagi murid-murid. Banyak hal yang bisa kita dapatkan disekolah, kita bisa menemukan perpustakaan, taman yang hijau, dan segala hal-hal menarik lainnya. Bahkan apabila kita mendeskripsikan apa itu sekolah, tidak akan ada habis bahasan yang akan kita sampaikan. Jika hal-hal tersebut dilakukan dan ditanamkan sejak dini, maka dampak buruk tadi bisa dihindari. Sekolah pada dasarnya adalah tempat menimba ilmu agar bisa menjadi sosok yang lebih baik dan berguna bagi orang lain. Menghargai dan membantu sesama itu jauh lebih baik daripada hanya membanggakan dan menyombongkan hal yang pada dasarnya milik orang tua yang dititipkan Allah SWT. Maka dari itu renungkan, dan ubah pandangan kita sehingga mampu menjadi pribadi yang selalu rendah hati, selalu bersyukur atas segala nikmat dan karunia-Nya.