You are on page 1of 31
THE ee New Business Creation tat a eeu ce ne ere cae ary Handito Joewono ARRBEY SPLASHHEC Pecaeaeticui keener _ The 5 Arrows of New Business Creation & Entrepreneurship THE 5 ARROWS OF New Business Creation & ENTREPRENEURSHIP EDISI HARD COVER “Sukses berbisnis adalah sukses memulai dan mengembangkan bisnis baru” Handito Joewono The 5 Arrows of New Business Creation & Entrepreneurship UU SCARS CSE 0 aa Le BAB 1, REDEFINING ENTREPRENEURSHIP 3 A. Start Up The Business 5 B. Entrepreneur Characters 8 C. Corpreneurship 12 D. Kompetensi Wirausaha 21 BAB 2. NEW BUSINESS CREATION 3 A. The 5 Arrows 31 B. The 5 Arrows of New Business Creation 38 llustrasi. Kreatif Rasional 45 llustrasi. Membesarkan Bisnis Makanan 50 BAB 3. NEW BUSINESS PLANNING 55 A. Understanding Business Environment 58 B. Setting Business Objective 63 llustrasi. Menjaga Loyalitas Ala Tukang Jamu 73 C. Formulating Business Strategy 75 D. Creating Business Program 95 E. Organizing Business Team 102 BAB 4. NEW BUSINESS EXECUTION 105 A. Push The Pedal Principle 107 llustrasi. Push The Pedal 109 B. Speeding Up 118 C. Looking Up 128 BAB 5. ENTREPRENEURSHIP IN ACTION 133 A. Gerakan Kewirausahaan Nasional 134 B. Creative Entrepreneur Dialog 136 C. Entrepreneur Summit 138 D. Sinergi BIG Kewirausahaan 141 E. Pelatihan Nasional Kewirausahaan 146 F. Jambore Kewirausahaan 147 G. Kewirausahaan Industri 149 H. Technopreneurship 157 I. Kewirausahaan Kehutanan 158 J. Kewirausahaan Di Daerah 160 K. Kewirausahaan Oleh Dunia Usaha 162 L. Kewirausahaan Oleh Masyarakat 163 M. Antusiasme Kewirausahaan 165 _The 5 Arrows of New Business Creation & Entrepreneurship PENGANTAR KREATIF, INOVATIF & KOMPETITIF idak ada bisnis hebat dan besar yang tidak dimulai dari bisnis baru. Bisnis baru umumnya bisnis kecil. Hanya saja sebagian besar bisnis baru berujung‘kematian’ atau kegagalan. Ancaman kegagalan tidak boleh menjadi penghalang berdirinya bisnis baru. Diperlukan cara, strategi dan konsep yang tepat untuk mengembangkan bisnis baru dengan cara baik dan benar agar bisa menjadi bisnis yang tahan banting, menguntungkan dan terus berkembang. Tiga kata‘sakti’ berbisnis masa kini adalah :kreatif, inovatif dan kompetitif. Kreativitas menghasilkan model bisnis, strategi, taktik, pelayanan dan produk baru yang inovatif. Inovasi akan memberikan nilai lebih bagi konsumen dan ekstra energi dalam memenangkan kompetisi. Buku The 5 Arrows of New Business Creation & Entrepreneurship edisi hard cover dengan beberapa revisi minor dari edisi soft cover ini diharapkan bisa menjadi referensi bagi siapa saja yang ingin mendirikan bisnis baru. Dengan menggunakan sudut pandang bahasan seorang calon pebisnis baru, maka keseluruhan isi buku ini punya ‘energi’ untuk mendorong pembacanya mulai berbisnis. Memulai bisnis baru membutuhkan gairah kewirausahaan yang diwujudkan dalam perencanaan bisnis baru dan keberanian untuk melangkah. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Menko Perekonomian Rl, Bapak M. Hatta Rajasa yang berkenan memberikan sambutan pada buku ini. Kemenko Perekonomian RI sukses menciptakan model dan memberi arahan yang tepat untuk mengaktifkan kegiatan kewirausahaan yang marak akhir-akhir ini, dan diharapkan akan menggerakkan perekonomian yang merakyat serta membangun fondasi perekonomian yang kompetitif di masa depan. Tidak lupa penulis berterimakasih pada tim buku Arrbey yang telah berpadu menghasilkan buku ini dan secara khusus kepada Nini, Vania, Hans, Davin, dan khususnya Evans yang telah ikut menyumbangkan konsep Push The Pedal. Semoga buku praktis ini bermanfaat bagi Anda untuk memulai bisnis baru dan mengembangkannya. Salam Bisnis Baru, Handito Joewono _The 5 Arrows of New Business Creation & Entrepreneurship BAB 1 REDEFINING SWE eel Entrepreneurship merupakan gairah menumbuhkembangkan bisnis baru (Handito Joewono, 2011) ‘ewirausahaan dirasa semakin penting peranannya dalam pengembangan perekonomian nasional. Kewirausahaan 2fektif untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui kontribusinya pada peningkatan pertumbuhan perekonomian sekaligus pemerataan pertumbuhan ekonomi pada lebih banyak orang. Negara- negara yang perekonomiannya sedang tumbuh cemerlang seperti China dan India adalah contoh negara yang punya jutaan wirausaha baru yang tangguh dan berdaya saing global. Pertumbuhan perekonomian akan mendorong lahirnya banyak wirausaha baru. Demikian pula sebaliknya, banyaknya wirausaha baru i > BABI REDEFINING ENTREPRENEURSHIP. dapat menggerakkan pertumbuhan perekonomian menjadi semakin tinggi. Kewirausahaan dan pertumbuhan perekonomian punya korelasi sebab-akibat yang saling timbal-balik. Kewirausahaan perlu ditumbuhkembangkan secara sistematis dan komprehensif dengait mengikutsertakan segenap komponen bangsa. Kewirausahaan atau entrepreneurship dan wirausaha atau entrepreneur didefinisikan berbeda-beda sesuai kepentingan dan situasinya. Pada beberapa literatur, kata “wirausaha’ digunakan untuk menyebut seseorang yang berniat meluncurkan usaha baru dan_bersedia bertanggung jawab penuh atas hasil yang akan dicapainya. Jean Batiste Say, seorang ekonom French menggunakan istilah entrepreneur pada abad ke-19 untuk mendefinisikan seseorang yang membuat usaha baru, khususnya kontraktor, yang bertindak menjembatani modal dana dan tenaga kerja. Terminologi “kewirausahaan” di-redefinisi. penulis sebagai “gairah menumbuhkembangkan bisnis baru’, baik berupa bisnis independen baru atau bisnis baru di suatu perusahaan, masyarakat atau wilayah yang dilayani. Wirausaha, wirausahawan/wirausahawati atau pebisnis adalah orang yang mewujudkan kewirausahaan dengan memulai bisnis baru. Gairah menumbuhkembangkan bisnis baru yang terbentuk di perusahaan disebut corpreneurship atau corporate entrepreneurship, yang diterapkan untuk kegiatan bisnis masyarakat disebut social entrepreneurship, sedangkan yang dijalankan oleh aparatur pemerintah untuk rakyatnya disebut sebagai govprenuership atau government entrepreneurship. The 5 Arrows of New Business Creation & Entrepreneurship A. START UP THE BUSINESS Peluang memulai bisnis baru sedang terbuka lebar, didukung dengan iklim usaha yang kondusif, serta mendapat dukungan pula dari pemerintah. Memulai bisnis baru perlu tekad kuat. Tanpa tekad yang kuat untuk memulai bisnis maka tidak akan pernah berdiri bisnis baru, tetapi jangan lupa tekad kuat hanyalah salah satu modal awal. Pebisnis harus penuh perhitungan. Keberhasilan bisnis sejatinya merupakan hasil perhitungan rasional. Harus ada perhitungan untung rugi yang merupakan selisih pendapatan dan biaya. Memulai bisnis tidak hanya memikirkan bagaimana cara memulai, tetapi juga merancang bagaimana menjalankan rencana bisnis, termasuk memikirkan kemungkinan kegagalan. Penumbuhkembangan bisnis dan pebisnis baru tidak sekedar mencetak atau memulai bisnis baru, tetapi harus terus diupayakan untuk bertumbuh. Bertumbuh merupakan sebuah proses yang terukur. Diperlukan langkah-langkah strategis untuk menumbuhkembangkan bisnis baru. Menjadi pebisnis di era kompetisi global sekarang ini membutuhkan . kelengkapan ‘senjata perang' lahir dan batin. Jangan pernah percaya kalau ada yang mengajarkan ‘aliran sesat’, yang menjanjikan mampu membalikkan ‘garis tangan’ dan memberikan keberhasilan sebagai pebisnis sukses dalam waktu semalam suntuk, bagaikan legenda Sangkuriang. Menjadi pebisnis sukses perlu proses dan waktu. ee > BABI REDEFINING ENTREPRENEURSHIP Bisnis saat ini menghadapi tingkat kompetisi tinggi. Tidak peduli bisnis yang ada merupakan bisnis baru atau bisnis lama, kompetisi berlaku untuk keduanya. Semua bisnis akan menghadapi tantangan kompetisi yang sama. Untuk menjawab tantangan kompetisi seperti ini, kreativitas dan inovasi merupakan jawaban. Karenanya bagi bisnis dan pebisnis baru, kreativitas dan inovasi merupakan ‘makanan pokok’. Kreativitas merupakan kesadaran dan proses menghasilkan sesuatu yang lain atau berbeda. Inovasi dapat dijabarkan sebagai upaya menghasilkan sesuatu yang baru dan mempunyai makna_ bagi konsumen. Ada inovator yang ‘terpaksa’ berinovasi karena tidak menemukan barang yang diperlukannya. Makin besar tingkat kebutuhan, akan makin besar dorongan untuk mencari solusi atas persoalannya. Ada pula inovator yang menemukan solusi untuk memenuhi kebutuhan orang lain karena ia tahu apa yang dibutuhkan oleh sesamanya. Makna kata ‘baru’ yang ada pada pengertian inovasi bersifat relatif. Sebuah ide lama yang tidak pernah kita dengar sebelumnya akan terasa sebagai sesuatu yang baru buat yang belum tahu. Ide karyawan atau pimpinan yang belum pernah diutarakan bisa menjadi ide baru bagi perusahaan. Beberapa ide lama yang digabung bisa pula menjadi sebuah ide baru. Inovasi pada dasarnya merujuk kepada sesuatu yang baru, sekalipun kadar kebaruannya bisa berbeda-beda. Penemuan pisau cukur dengan _The 5 Arrows of New Business Creation & Entrepreneurship beberapa silet merupakan proses inovasi yang berkelanjutan karena sebelumnya sudah ada pisau cukur bersilet satu. Menemukan cara pembuatan patung lilin manusia merupakan inovasi dengan lonjakan nyata karena sebelumnya orang membuat patung dari kayu atau semen. Penemuan televisi dan komputer adalah contoh penemuan dengan lonjakan besar, seperti juga Blackberry atau iPad. Menjadi pebisnis baru bisa identik dengan berinovasi, sekalipun skalanya beraneka ragam. Pada tahapan pendirian bisnis baru, seseorang yang ‘bermimpi’ membuka usaha warung makan dengan menu khusus soto bisa saja merupakan seorang inovator, misalkan dengan menyajikan beragam soto yang ada di nusantara tercinta, seperti soto Madura, soto Betawi, soto Lamongan, soto Makasar, dan sebagainya. Tidak ada ide bisnis yang benar-benar sempurna atau baru sama sekali. Ide kreatif perlu didorong agar menjadi kenyataan. Ide kreatif bisa menarik perhatian dan memberi inspirasi orang lain untuk ikut mendukung. Kreativitas merupakan enerji penggerak lahirnya inovasi. Selain mendorong inovasi, kreativitas juga menjadi penggerak lahirnya terobosan baru di bisnis. Kelahiran inovasi iPod yang berlanjut menjadi iPhone dan iPad juga berlanjut dengan pengembangan iPod Classic, iPod Shuffle, iPod Nano, iPod Touch dan seterusnya. Ide kreatif Apple tidak hanya menghasilkan inovasi produk baru, tetapi juga perubahan bisnis, serta revolusi jaringan distribusi barang, jasa dan content. Kreativitas dan inovasi merupakan penggerak dihasilkannya daya saing. BABI REDEFINING ENTREPRENEURSHIP B. ENTREPRENEUR CHARACTERS Untuk bisa menjadi pebisnis yang berhasil, seorang wirausaha perlu mempunyai modal dasar seperti kemauan kerja keras, semangat juang tinggi, kecerdasan, kesabaran, wawasan bisnis yang luas, ketajaman melihat peluang dan tahan banting dalam menghadapi situasi yang sulit. Wirausaha berhasil masa kini adalah wirausaha yang tidak terlalu sering meminta bantuan atau perlindungan pemerintah. Wirausaha haruslah pebisnis yang punya kemauan dan kemampuan untuk bersaing di pasar global. Oleh karenanya, Tim Koordinasi Nasional Pengembangan Wirausaha Kreatif, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, merumuskan “wirausaha baru” yang hendak ditumbuhkembangkan sebagai “Wirausaha yang kreatif, inovatif dan berdaya saing global’. Globalisasi dan liberalisasi merupakan sebuah kenyataan. Wirausaha masa kini tidak bisa lagi menghindar dari situasi dan kondisi perdagangan bebas dunia, apalagi kalau ingin berperan lebih besar di Perekonomian dunia. Kita perlu akses pasar sebesar-besarnya ke pasar dunia, dan sebaliknya kita juga dituntut oleh pelaku usaha global untuk membuka pasar domestik. Untuk menghadapi tantangan tersebut, dibutuhkan keberadaan banyak wirausaha baru yang tahani banting, Punya daya saing global, memegang nilai-nilai luhur, dan cinta pada negerinya. Sering diperdebatkan, apakah kewirausahaan bisa dibentuk? “Bisakah wirausaha diciptakan?.. Pertanyaan strategis seperti ini sangat realistis, apalagi didasarkan pada kenyataan bahwa banyak wirausaha The 5 Arrows of New Business Creation & Entrepreneurship yang mewarisi bisnis orang tua atau leluhurnya. Seseorang yang hidup di lingkungan bisnis akan relatif mudah terkontaminasi ‘virus berbisnis’ yang langsung diimplementasikan dengan melanjutkan atau menumbuhkembangkan bisnis keluarga. Bagaimana dengan seseorang yang tidak hidup di lingkungan bisnis? Bisakah seseorang yang bukan dari keluarga wirausaha mempunyai gairah menumbuhkembangkan bisnis baru? Jawabannya tentu saja: “Bisa”. Bahkan para leluhur wirausaha besar pada mulanya juga bukan seorang wirausaha. Benih kewirausahaan bisa diajarkan dan ‘dicangkokkan’ kepada siapapun. Mentransfer dan mencangkokkan benih kewirausahaan _ tidak selalu menghasilkan wirausaha yang mendirikan bisnis baru. Bisa jadi benih kewirausahaan bertumbuh baik tetapi tidak menjadi ‘pchon bisnis’ mandiri, melainkan berkembang menjadi gairah menumbuhkembangkan bisnis di perusahaan sebagai corpreneur, atau tumbuh menjadi pengggerak bisnis untuk masyarakat sebagai sociopreneur, atau menjadi pembina kewirausahaan di pemerintah sebagai govpreneur. Selain yang bertumbuh, ada juga benih kewirausahaan yang tidak tdimbuh karena ‘tanahnya terlalu gersang’ atau lingkungannya sangat ekstrim tidak mendukung kewirausahaan, atau bisa juga benih kewirausahaan tumbuh tetapi tidak dipelihara dengan baik sehingga mati atau bahkan layu sebelum sempat berkembang. Kondisi yang BABI REDEFINING ENTREPRENEURSHIP banyak ditemui adalah benih kewirausahaan belum sempat tumbuh menjadi bisnis baru atau ‘layu sebelum berkembang’ Untuk menghasilkan wirausaha baru yang kreatif, inovatif dan berdaya saing global dibutuhkan ‘bahan baku’ berupa calon wirausaha yang mempunyai beberapa karakter unggul wirausaha, baik yang merupakan karakter bawaan sejak lahir atau yang dibentuk melalui pelatihan dan pengalaman. Dari penelitian yang dilakukan oleh Splashh Entrepreneurship Center dan Arrbey, ada lima karakter unggul wirausaha, yaitu: opportunity seeker, network builder, conductor, hard worker, dan progress demander. Network ici fects is ag Recicg Geis nei) Paes Mc ‘The 5 Puzzles of Successful Entrepreneur (Copyight © Aatbey) The 5 Arrows of New Business Creation & Entrepreneurship 1. Opportunity Seeker Seorang wirausaha adalah seorang pencari kesempatan usaha yang tidak pernah ‘tega’ membiarkan kesempatan bisnis berlalu begitu saja. Pebisnis tidak mengenal kata letih dan bosan untuk terus mencari kesempatan yang belum dilirik orang lain. 2. Network Builder Seorang wirausaha adalah seseorang yang bisa ‘menjembatani’ berbagai kepentingan dan bahkan perbedaan prinsipil yang terjadi pada orang lain. Pebisnis mempunyai karakter supel dalam bergaul dan menjadi ‘jembatan’ terjadinya kesepakatan, termasuk kesepakatan transaksi bisnis. 3. Conductor Seorang wirausaha adalah orang yang cerdas dan mempunyai jiwa kepemimpinan sehingga bisa memimpin orang lain untuk menjalankan kepentingannya. Tidak heran jika seorang wirausaha sering dijuluki ‘cerdik’ karena kepiawaiannya memimpin atau mengarahkan orang lain agar bisa mendapatkan keuntungan. 4. Hard Worker Seorang wirausaha adalah seorang pekerja keras yang tidak kenal lelah memperjuangkan kepentingan bisnisnya. Pebisnis mempunyai tujuan yang besar dan tekad kuat untuk mencapai tujuannya. Tidak heran kita sering melihat wirausaha yang tidak bosan-bosannya bekerja seperti tanpa kenal waktu dan lelah. BABI REDEFINING ENTREPRENEURSHIP 5. Progress Demander Seorang wirausaha adalah pribadi yang mendambakan kemajuan, dan tidak merasa cukup hanya dengan maju‘alon-alon asal kelakon’. Seorang wirausaha sering melompat maju untuk bisa mencapai tujuan lebih cepat dari orang lain. Besarnya tekad untuk maju seringkali membuat wirausaha tidak bisa mengendalikan dirinya. Wirausaha yang berhasil tentu mempunyai kelima karakter unggul wirausaha di atas. Tetapi hal ini tidak berlaku sebaliknya : seseorang yang mempunyai lima karakter unggul kewirausahaan tadi belum tentu bisa menjadi wirausaha yang berhasil. Mengapa? Karena jiwa wirausaha hanyalah modal dasar bagi seorang wirausaha. Selain lima karakter unggul tersebut, wirausaha sukses perlu memiliki prasyarat dasar berupa kemampuan mengelola risiko dan kompetensi mengelola bisnis. Kelima karakter unggul wirausaha, dan dua prasyarat dasar (risk management dan kompetensi pengelolaan bisnis) ini bisa dibentuk atau dicangkokkan, meskipun ada juga yang mendapatkannya dari ‘warisan’ berupa bakat bawaan atau terbentuk oleh lingkungan hidupnya. C. CORPRENEURSHIP Gairah menumbuhkembangkan bisnis baru tidak selalu menjelma menjadi bisnis baru mandiri. Perusahaan yang sudah berdiri dan bahkan sudah sangat besar tetap membutuhkan gairah 8 The 5 Arrows of New Business Creation & Entrepreneurship menumbuhkembangkan bisnis baru. Tanpa adanya gairah menumbuhkembangkan bisnis baru, perusahaan akan tumbuh mendatar lalu ‘menukik’ menuju jurang kematian. Pada perusahaan baru yang didirikan sebagai perusahaan independen, maka entrepreneurship atau gairah penumbuh- kembangan bisnisnya akan melekat pada para pemegang saham pendiri. Sejalan dengan berkembangnya perusahaan menjadi perusahaan yang besar dan bahkan go public, dominasi pemegang saham pendiri semakin berkurang sehingga corpreneurship perlu ‘ditularkan’ ke personil lain di bagian pengembangan usaha, atau bahkan ke seluruh personil perusahaan. Corpreneurship, nama komersil dari Corporate Entrepreneurship merupakan implementasi dari hakekat entrepreneurship dalam koridor pengembangan perusahaan yang sudah berdiri. Corpreneurship dimaknai sebagai gairah menumbuhkembangkan bisnis baru dari internal perusahaan yang sedang berjalan. Corpreneurship tidak dimaksudkan untuk pendirian perusahaan independen baru. Corpreneurship banyak ditemukan dan mutlak diperlukan di perusahaan publik, BUMN dan perusahaan swasta yang punya pertumbuhan pesat, dan pengelolaannya diserahkan kepada para profesional. * Corpreneurship digerakkan oleh para corpreneur yang bukan pemegang saham pengendali di perusahaan. Corpreneur bisa merupakan CEO atau personil lain di perusahaan. Perusahaan yang BABI REDEFINING ENTREPRENEURSHIP mempunyai corpreneurship tinggi adalah perusahaan yang gairah penumbuhkembangan bisnisnya menyebar di banyak personil perusahaan dengan intensitas tinggi. * 1, Penumbuhan Corpreneurship Strategi tumbuh perusahaan dengan pendekatan organik dan non-organik sering tidak cukup memuaskan pemegang saham, manajemen dan bahkan karyawan. Pertumbuhan_ organik punya keterbatasan, yaitu angka pertumbuhan yang umumnya tidak jauh dari rata-rata pertumbuhan industri. Sementara itu pertumbuhan non-organik sering menimbulkan ekses terutama berkaitan dengan budaya perusahaan, khususnya jika terjadi penggabungan beberapa perusahaan. Pertumbuhan organik pada perusahaan umumnya dilakukan dengan cara meningkatkan kinerja melalui optimalisasi sumber daya yang dipunyai perusahaan pada _bisnis yang sedang dijalankan. Bentuknya bisa berupa pengembangan produk baru, perluasan pasar, pengembangan jaringan distribusi, perbaikan kualitas layanan, peningkatan citra yang berujung pada peningkatan harga jual, efisiensi_ produksi, pembenahan Operasional perusahaan, peningkatan produktivitas kerja, penataan supply chain atau penyegaran perusahaan. Pertumbuhan non-organik dilakukan dengan mendayagunakan sumber daya yang ada di luar perusahaan untuk meningkatkan The 5 Arrows of New Business Creation & Entrepreneurship kinerja perusahaan. Bentuknya bisa berupa akuisisi, merger, aliansi strategis, joint operation atau pembentukan perusahaan baru sebagai joint venture company. Sumber daya yang dipunyai perusahaan dan perlu dioptimalkan antara lain: karyawan, dana, paten, teknologi, merek, fasilitas produksi, ruang kantor, jaringan distribusi, ragam produk, nilai merek produk, hingga nama baik perusahaan. Sumber daya tersebut ada yang berupa aset yang tidak mudah berpindah tempat, tetapi ada juga yang mobile atau mudah berpindah- pindah tempat. Ada aset yang berwujud, ada pula aset yang tak berwujud. Beragamnya bentuk sumber daya yang dipunyai perusahaan membuat seringkali tidak bisa dibedakan mutlak apakah pertumbuhan perusahaan merupakan optimalisasi_ aset internal sesuai prinsip pertumbuhan organik, ataukah sudah memanfaatkan aset eksternal yang biasa digunakan di pertumbuhan non-organik. Implementasi gairah penumbuhkembangan bisnis baru yang berupa corpreneurship bisa menggunakan strategi tumbuh organik® maupun non-organik. Melalui strategi tumbuh organik maka penumbuhkembangan bisnis baru dilakukan dengan mengoptimalkan sumber daya internal yang dipunyai perusahaan. Sedangkan melalui strategi tumbuh non-organik maka penumbuhkembangan bisnis baru dilakukan dengan BABI REDEFINING ENTREPRENEURSHIP. memanfaatkan sumber daya yang ada di luar perusahaan, misalnya melalui cara akuisisi. x Corpreneurship mutlak dibutuhkan oleh perusahaan untuk mendorong penumbuhkembangan bisnis baru. Saat ini belum banyak perusahaan yang memberi perhatian khusus pada corpreneurship. Bahkan masih banyak pendiri atau pemegang saham pengendali perusahaan yang beranggapan bahwa birokrasi perusahaan tidak bisa diharapkan mampu menciptakan iklim yang mendorong timbulnya kreativitas dan inovasi. Kontrol ketat dari masyarakat pada perusahaan publik juga bisa ‘mengebiri’ keberanian manajemen dalam menumbuhkembangkan bisnis. Karenanya saat ini diperlukan jiwa kewirausahaan dalam lingkup perusahaan melalui corpreneurship, mengingat kompetisi global semakin meningkat dan perubahan teknologi terus melaju dengan pesat. Corpreneurship juga diperlukan untuk menghadapi inovasi ekstrim dari para pesaing baru. Corpreneurship menunjukkan proses dimana tim dari suatu perusahaan yang telah berjalan berusaha untuk mencari, meluncurkan, dan mengelola bisnis baru yang berbeda dengan bisnis induk tetapi tetap memanfaatkan aset, posisi pasar, kemampuan dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Corpreneurship berbeda dengan perusahaan modal ventura, terutama dalam hal penempatan dana ke perusahaan lain. 6B The 5 Arrows of New Business Creation & Entrepreneurship Memahami bahwa birokrasi perusahaan dapat membatasi ruang gerak corpreneurship, maka beberapa perusahaan menyediakan sumber daya dan kebebasan untuk menumbuhkembangkan bisnis. baru tanpa intervensi dari pimpinan atau pendiri perusahaan. Kontrol ketat seringkali menjadi ‘musuh’ corpreneurship. Pemimpin dengan visi ke depan menyadari bahwa menciptakan bisnis baru perlu dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan. Konsistensi diperlukan untuk memberi ‘peluang gagal’ dan kesempatan mengembangkan organisasi dengan kompetensi baru, sekaligus meningkatkan kinerja bisnis yang sudah berjalan. Corpreneurship Development Strategy Corpreneurship tidak hanya sekedar usaha pengembangan produk baru. Corpreneurship melibatkan inovasi produksi, layanan, distribusi, merek, dan lain sebagainya. Secara tradisional, perusahaan akan menciptakan nilai tambah melalui proses inovasi yang sesuai dengan aktifitas dan fungsi dari bisnis yang sudah dijalankannya. Banyak perusahaan yang mencoba mengimplementasikan corpreneurship dengan cara mencari pemimpin “hebat” yang inovatif. Namun pendekatan ini seringkali tidak berhasil. Ketidaksesuaian dengan budaya perusahaan yang diharapkan kondusif terhadap perubahan, khususnya aspek fleksibilitas BABI REDEFINING ENTREPRENEURSHIP organisasi, seringkali menjadi faktor utama dibalik kegagalan penumbuhkembangan bisnis baru. Penetapan corpreneurship sangat erat hubungannya dengan infrastruktur corpreneurship yang dimiliki perusahaan. Perusahaan perlu mempunyai misi dan visi terkait aktivitas inovasi, budaya perusahaan dan pemimpin yang mendukung inovasi. Penerapan corpreneurship dalam perusahaan membutuhkan strategi yang tepat agar tidak berekses negatif. Dengan strategi yang jelas dan tepat maka kompetensi utama suatu perusahaan dapat dimanfaatkan secara efektif untuk menciptakan bisnis baru. Honda contohnya, berhasil merambah sejumlah bisnis baru dengan berlandaskan pada kompetensi utamanya dalam hal merancang mesin berkualitas tinggi. Honda kemudian menumbuhkembangkan bisnisnya ke bisnis pembuatan mesin, produsen sepeda motor, produsen mesin kapal dan lain-lain. Pengembangan corpreneurship bisa dilakukan dengan beberapa alternatif strategi, yaitu: 1) Corpreneurship Appreciation Langkah ‘minimalis’ dalam penumbuhkembangan corpreneurship adalah mengenalkan corpreneurship melalui berbagai kegiatan sosialisasi dan promosi dalam upaya menumbuhkembangkan —corpreneurship —_ di segenap personil perusahaan. Penyebaran bahan bacaan tentang 2) The 5 Arrows of New Business Creation & Entrepreneurship corpreneurship, dialog, dan diskusi, akan meningkatkan apresiasi personil perusahaan terhadap pengembangan bisnis baru. Tentu saja tanpa ada dukungan dari lingkungan kerja, maka ide-ide brilian dapat dengan mudah hilang oleh birokrasi perusahaan. Corpreneurship Facilitation Jiwa kewirausahaan dalam penumbuhkembangan bisnis baru di perusahaan bisa didorong dengan memberi fasilitas untuk menumbuhkembangkan bisnis baru di salah satu unit perusahaan. Bisa juga langkah implementasi dikoordinasikan di unit business development perusahaan yang bertindak sebagai fasilitator. Dengan strategi Corpreneurship Facilitation, perusahaan membentuk unit kerja khusus yang bertanggung jawab atas penciptaan bisnis baru. Unit kerja khusus ini berperan sebagai konsultan internal yang memberikan masukan kepada unit bisnis mengenai adanya kesempatan baru, mendampingi manajer yang ada untuk mengidentifikasi dan mengejar inovasi baru, serta mendukung para manajer untuk membangun dan menyelesaikan kasus- kasus bisnis. Fasilitator terbaik dalam proses ini adalah mantan “pimpinan perusahaan tersebut, karena mereka telah dikenal dengan baik, dihormati, dan berpengalaman menjalankan perubahan di perusahaan bersangkutan. BABI REDEFINING ENTREPRENEURSHIP 3) Corpreneurship Diffusion Pengembangan jiwa kewirausahaan yang diterapkan Perusahaan secara massal dilakukan oleh Google dengan memberi kesempatan kepada para karyawannya untuk menggunakan sebagian dari waktu kerja mereka guna menumbuhkembangkan bisnis baru yang berasal dari ide mereka sendiri. Begitu ada ide kongkrit penumbuhkembangan bisnis, dari unit kerja manapun ide tersebut berasal, bisa langsung diimplementasikan di unit setempat dan dianggap sebagai pengembangan bisnis perusahaan. Perusahaan yang menggunakan strategi Corpreneurship Diffusion mempunyai sumber daya keuangan yang memadai untuk melakukan pengembangan bisnis baru, tetapi tidak membentuk bagian khusus untuk menjalankan tugas pengembangan bisnis. Semangat kewirausahaan ditularkan ke seluruh lapisan karyawan di perusahaan. Perusahaan dalam hal ini menyediakan kriteria yang jelas untuk menyeleksi peluang yang perlu ditangkap, pedoman yang jelas mengenai pendanaan usaha penumbuhkembangan bisnis baru, transparansi dalam hal pengambilan keputusan, dan usaha untuk merekrut serta mempertahankan karyawan yang mempunyai semangat kewirausahaan. Kesemua hal ini perlu dikomunikasikan dengan jelas kepada karyawan. The 5 Arrows of New Business Creation & Entrepreneurship Keterlibatan para eksekutif diperlukan agar karyawan yakin bahwa proses corpreneurship diperhatikan secara serius di perusahaan, dan pada waktunya perusahaan akan mengembangkan dan mengkomersialkan ide-ide brilian yang ada. Tanpa adanya dukungan yang memadai dari manajemen senior, maka bisa terjadi konflik dengan bisnis yang sudah dijalankan. Strategi Corpreneurship Diffusion dapat mendukung usaha untuk meningkatkan budaya perusahaan. Bagi perusahaan yang mengharapkan adanya transformasi budaya, proses difusi yang didukung dengan kriteria rekrutmen dan program pengembangan SDM baru akan menghasilkan sejumlah karyawan yang dapat secara efektif bertindak sebagai agen perubahan. D. KOMPETENSI WIRAUSAHA Kompetensi wirausaha merupakan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan sikap yang dikuasai seorang wirausaha yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku- perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan baik untuk penumbuhkembangan usahanya. Seorang wirausaha harus memiliki dan mampu mengembangkan pengetahuan bisnisnya. Pengembangan pengetahuan dapat lhe BABI REDEFINING ENTREPRENEURSHIP. dilakukan melalui beberapa cara, antara lain melalui komunitas yang ada. Dari komunitas dapat digali lebih lanjut mengenai karakteristik masyarakat yang tinggal di dalamnya, mencakup faktor usia, status menikah atau lajang, jumlah anggota keluarga, serta tingkat pendapatan. Dari komunitas juga dapat diketahu yang sedang marak di masyarakat, misalnya: gaya busana dipakai, kerajinan yang diminati wisatawan, makanan, layanan yang banyak dicari, olahraga yang sedang popular. Wirausaha yang berhasil umumnya mempunyai kemamp tuk mengidentifikasi dan ‘menangkap’ hal-hal yang baru dan be: Melalui komunitas pula dapat dik: han yang sedang terjadi di masyarakat. Wirausahe y mampu memandang sesuatu dari sudut pandang yang ber ranglain, mampu mengidentifikasi permasalahan yang menjadi peluang, dan mampu memanfaatkan kesempatan ter but untuk mengembangkan usaha. Kompetensi kewirausahaan merupaken kompetensi yang dimiliki wirausaha untuk menggabungkan sem en individu yang dimilikinya sehingga dapat menjadi bekal yang penting dalam usaha menumbuhkembangkan usaha. Terdapat tiga kompetensi inti yang harus dimiliki seorang wirausaha, yaitu kompetensi karakter kewirausahaan, kompetensi keterampilan kewirausahaan, dan kompetensi pengetahuan kewirausahaan. The 5 Arrows of New Business Creation & Entrepreneurship 1. Kompetensi Karakter Kewirausahaan Kompetensi karakter kewirausahaan merupakan sifat dan sikap yang dimiliki seorang wirausaha yang direfleksikan dalam kegiatan berpikir dan bertindak. Kompetensi karakter kewirausahaan meliputi beberapa aspek sebagai berikut : . Pencari Peluang (Opportunity Seeker) . Pembangun Jaringan (Network Builder) Pengarah (Conductor) . Pekerja Keras (Hard Worker) eangee . Pendorong Kemajuan (Progress Demander) 2. Kompetensi Keterampilan Kewirausahaan Kompetensi keterampilan kewirausahaan = menunjukkan kemampuan seseorang untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Konsep kompetensi keterampilan mengandung beberapa aspek sebagai berikut : a. Penjualan & Pemasaran Keterampilan memasarkan dan menjual mutlak diperlukan dalam pengembangan bisnis. Wirausaha harus dapat menjual dah mengkomunikasikan kelebihan dan kegunaan produk atau jasa yang ditawarkannya kepada konsumen, sehingga konsumen merasakan perlu mengkonsumsi, menggunakan, memakai, atau memiliki produk atau jasa tersebut. > i BABI REDEFINING ENTREPRENEURSHIP b, Perencanaan Bisnis d. Calon pebisnis baru harus dapat membuat perencanaan bisnis sederhana agar dapat meminimalkan kesalahan yang terjadi pada saat memulai usaha. Rencana bisnis perlu dituliskan dan dikomunikasikan kepada seluruh personil yang terlibat langsung dalam pengembangan usaha. Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan dilakukan dalam setiap langkah pengembangan bisnis. Keterampilan dalam pengambilan keputusan sesungguhnya sudah dibutuhkan sejak awal, yaitu pada saat memutuskan untuk menjadi wirausaha. Akuntansi & Keuangan Semua aktifitas keuangan perlu didokumentasikan dalam bentuk pencatatan dan pembukuan. Hal ini perlu dilakukan agar dapat mengetahui sejauh mana pencapaian yang sudah diraih dan dapat menjadi bahan evaluasi untuk menentukan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan. Pengorganisasian Keterampilan pengorganisasian terkait dengan pengaturan pekerjaan dan pengalokasian pekerjaan diantara para anggota organisasi, sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Keterampilan pengorganisasian juga meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan memberi motivasi kepada tim kerja. The 5 Arrows of New Business Creation & Entrepreneurship 3. Kompetensi Pengetahuan Kewirausahaan Kompetensi pengetahuan kewirausahaan menunjukkan kemampuan kognitif dan afektif yang dimiliki seorang individu. Konsep kompetensi pengetahuan bagi seorang wirausaha mencakup beberapa aspek berikut ini: a. Peluang Pasar Mengetahui adanya sebuah peluang bisnis dengan kemampuan merespon peluang secara efektif adalah dasar untuk memulai dan mempertahankan sebuah bisnis baru. Pengetahuan memahami peluang pasar bukan hanya untuk menghasilkan ide atau mengetahui adanya peluang, tetapi juga untuk menyaring ide dan mengevaluasi peluang dalam rangka menentukan ide atau peluang yang layak dan menarik untuk dikembangkan menjadi sebuah bisnis. b. Perilaku Konsumen Pengetahuan tentang perilaku dan kebutuhan konsumen sangat diperlukan dalam pengembangan usaha. Kebutuhan dan keinginan konsumen perlu diketahui, dipahami, dan dimengerti agar dapat membuat formulasi produk yang benar- benar dibutuhkan konsumen. Wirausaha juga perlu fokus kepada konsumen yang dituju, yang dapat diketahui dengan terlebih dahulu membuat atau menentukan segmentasi pasar. BABI REDEFINING ENTREPRENEURSHIP, G Segmentasi dan pemilihan pasar sasaran dilakukan untuk memudahkan pengembangan produk atau jasa. Metode yang biasa digunakan untuk melakukan segmentasi pasar, antgra lain: Segmentasi Perilaku, Segmentasi Psikografi, Segmentasi Demografi, Segmentasi Generasi, dan Segmentasi Geografi. Kompetisi “Kompetisi itu indah, biarkan kompetitor tetap maju, asalkan kita jauh lebih maju”. Wirausaha perlu mengetahui kompetisi yang akan terjadi saat memulai usaha. Kompetisi yang sudah terbentuk di pasar menjadi semakin sengit dengan masuknya produk baru dari para pebisnis baru. Kompetisi yang sengit pada pasar yang dimasuki harus dapat dihadapi dengan mempelajari pola dan cara berkompetisi yang dilakukan pemain lama, serta terus mencari informasi mengapa kompetitor dapat bertahan pada pasar tersebut, termasuk strategi apa yang mereka terapkan untuk terus berada dalam pasar tersebut. Produk Pengetahuan mengenai produk yang akan dipasarkan perlu terus digali dan dikembangkan. Pebisnis baru yang memasarkan minuman misalnya, harus mempunyai pengetahuan mengenai perijinan atau sertifikasi yang diperlukan. Perlu juga dimiliki pengetahuan tentang ketahanan produk, kualitas bahan baku, kelembaban The 5 Arrows of New Business Creation & Entrepreneurship dan suhu yang ideal untuk produk, cara penggunaan atau penyajian, penyimpanan, lama penggunaan, cara pengangkutan, dan masih banyak hal-hal lain yang perlu dipelajari tentang produk dan pengembangannya. Sumber Dana Permodalan merupakan hal yang penting tetapi bukan yang terpenting dalam pengembangan usaha. Modal diperlukan untuk memulai usaha dan mengembangkan usaha. Dalam memulai usaha sebaiknya wirausaha mampu mengoptimalkan semua kemampuan yang ada pada dirinya. Jenis usaha yang dijalankan juga disesuaikan dengan kemampuan yang ada pada dirinya, termasuk kemampuan finansial, agar proses memulai usaha beru dapat segera terlaksana. Wirausaha baru perlu punya pengetahuan tentang sumber dana untuk pengembangan permodalan termasuk modal kerja dan fasilitas-fasilitas pendanaan yang disediakan oleh pemerintah, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), PNPM Mandiri (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri), serta fasilitas lainnya. Sumber dana bagi usaha baru juga bisa berasal dari mitra bisnis dengan berbagai kepemilikan bersama pemegang saham lain, dana yang diputar dari pemasok, dan bahkan uang muka pembeli.

You might also like