You are on page 1of 26

LAPORAN KEGIATAN PPDH

ROTASI KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER


BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN KELAS 1 DENPASAR
GELOMBANG XIII KELOMPOK 6

“PENGANTARAN DOMESTIK TELUR AYAM DARI KABUPATEN


BANGLI PROVINSI BALI MENUJU KABUPATEN SUMBA BARAT NUSA
TENGGARA TIMUR MELALUI PELABUHAN PADANG BAI BALI“

Disusun oleh:
Jauri Bima Arli Nur Rachmat, S.KH
NIM. 220130100011009

PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


HEWANFAKULTAS KEDOKTERAN
HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALAN
G2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia- Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan PPDH Rotasi
Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) yang dilaksanakan di Balai
Karantina Pertanian Kelas 1 Kota Denpasar pada tanggal 6 - 10 November
2023.
Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis ingin
mengucapkanterimakasih kepada :

1. drh. Nofan Rickyawan, M.Sc., selaku Ketua Program Studi PPDH


Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya (FKH UB) atas
kepemimpinan dan dukungan pada mahasiswa PPDH Gelombang XII.
2. drh. Widi Nugroho, Ph.D. koordinator sekaligus pembimbing Rotasi
Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) atas segala bantuan,
nasihat, bimbingan, dan arahan serta dukungan yang diberikan kepada
penulis.
3. Prof. Dr. Dra. Med. Vet. Herawati, MP., selaku Dosen Pengampu
Rotasi Kesehatan Masyarakat Veteriner FKH UB atas ilmu,
bimbingan, arahan, kritik, dan saran yang telah diberikan kepada
penulis.
4. drh. Citra Sari, M.Si., selaku Dosen Pengampu Rotasi Kesehatan
Masyarakat Veteriner FKH UB atas ilmu, bimbingan, arahan, kritik,
dan saran yang telah diberikan kepada penulis.
5. drh. Ajeng Erika P.H., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Rotasi
Kesehatan Masyarakat Veteriner FKH UB atas ilmu, bimbingan,
arahan, kritik, dan saran yang telah diberikan kepada penulis.
6. drh. Siti Rofiah selaku dokter pembimbing lapang di Balai Karantina
Kelas 1 Kota Denpasar yang telah membimbing dan memberikan
bantuan baik ilmu dan pengalaman selama pelaksanaan koasistensi.
7. Teman-teman mahasiswa PPDH Gelombang XIII, khususnya
kelompok 6 atas bantuan, waktu, dan semangat yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini jauh dari kata
sempurna, karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Penulis berharap
tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga kalangan pembaca.
Malang, 11 Oktober 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LAPORAN KEGIATAN PPDH ...................................................................................................... 1


LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KEGIATAN PPDH ........................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 2

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 2

1.3 Tujuan ................................................................................................................................ 3

1.4 Manfaat .............................................................................................................................. 3

BAB II METODE ............................................................................................................................ 4


2.1 Pelaksanaan Perkuliahan Secara Luring ............................................................................... 4

2.2 Studi Kasus di Pelabuhan Padang Bai.................................................................................. 5

2.3 Studi Alur Lalu Lintas Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (MP-HPHK)...... 5

2.4 Tugas dan Wewenang Dokter Hewan dalam Pelaksanaan Tindakan Karantina 8P di Balai
Karantina .......................................................................................................................... .7

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................... .10


3.1 Prosedur Administrasi Lalu Lintas Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (MP-
HPHK) di Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Denpasar ................................................ …10

3.2 Kewenangan Dokter Hewan dalam Pelaksanaan Tindakan Karantina 8P dan Dokumen
Karantina yang Menyertainya terhadap Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina
(MPHPHK) ..................................................................................................................... ..11

BAB IV PENUTUP ........................................................................................................................ 14


5.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 14

5.2 Saran ................................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 15


LAMPIRAN ................................................................................................................................... 16

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Pemeriksaan DOC oleh drh. Mitha.......................................................................... 12


Gambar 3.2 Permohonan pemeriksaan karantina (KH-1); Surat Penugasan melakukan tindakan
karantina (KH-2), Surat Pelaksanaan Tindakan Karantina Hewan (KH-3), Surat
Persetujuan Muat (KH-6), Sertifikat Sanitasi Produk Hewan (KH- 12)
................................................................................................................................ 13

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jadwal Kegiatan Koasistensi Kesmavet di BKP Kelas 1 Denpasar……………….4


Tabel 2.2 Jenis-jenis dokumen karantina ............................................................................ 7

vi
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam hewan
dan tumbuhan. Keragaman ini mengundang ketertarikan banyak orang,
sehingga promosi transportasi sebagai alat transportasi di setiap negara dapat
berkembang sebagai bisnis. Usaha ini meliputi hewan hidup, termasuk hewan
ternak dan satwa liar, tumbuh-tumbuhan, ikan dan hewan atau bahan pangan
nabati. Perbaikan dan kemajuan teknologi transportasi tersebut dapat
meningkatkan risiko penyebaran penyakit dari daerah lain ke wilayah
Indonesia. Pertumbuhan perdagangan antar negara juga memungkinkan
perdagangan ilegal sumber daya hayati dan hewan (Baraniah, 2012).
Berdasarkan Pada UU Nomor 16 Tahun 1992 dijelaskan bahwa
karantina memiliki tugas sebagai tempat pengasingan dan atau tindakan
pencegahan masuk, keluarnya serta terjadinya penyebaran hama penyakit dari
negara lain atau antar area domestic. Media pembawa HPHK atau MP-HPHK
adalah hewan hidup, produk hewan dan MP lainnya yang dapat menyebarkan
HPHK, sehingga harus berhati-hati dalam berlalu lintas. UU tersebut
kemudian diubah menjadi UU No. 21/2019. Karantina adalah suatu sistem
yang mencegah keluar, masuk dan menyebarnya HPHK, HPIK dan OPTK
serta mengendalikan keamanan pangan dan pakan serta mutu pangan dan
pakan, produk rekayasa genetik, sumber daya genetik, faktor biologi dan tamu
invasif serta mengendalikan spesies, tumbuhan, dan satwa liar, termasuk yang
langka yang tersebar di luar wilayah Republik Indonesia atau antar wilayah
asal.
Koasistensi PPDH UB Rotasi Kesehatan Masyarakat Veteriner
(Kesmavet) Karantina dilaksanakan secara luring di BKP Kelas 1 Denpasar
diharapkan dapat menambah wawasan dan memahami prosedur administasi
lalu lintas domestic, impor atau ekspor serta mengetahui wewenang dokter
hewan dalam karantina dan pemeriksaan dokumen serta penunjang di BKP
Kelas 1 Denpasar.

7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana prosedur administrasi karantina hewan dalam menangani
lalu lintas MP-HPHK baik domestik dan impor ataupun ekspor di BKP
Kelas 1 Denpasar?
2. Bagaimana peran dan fungsi dari dokter hewan di Badan Karantina
menangani lalulintas MPHPHK di BKP Kelas 1 Denpasar?

1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperoleh tujuan sebagai
berikut:
1. Mengetahui prosedur administrasi lalu lintas dalam menangani MP-
HPHK di BKP Kelas 1 Denpasar
2. Mengetahui peran dan fungsi dokter hewan karantina dalam
pelaksanaan tindakan karantina terhadap lalu lintas MP-HPHK di BKP
Kelas 1 Denpasar
1.4 Manfaat
Mahasiswa PPDH mampu memahami peran, fungsi, dan tugas pokok
Badan Karantina dan dokter hewan yang bekerja di Badan Karantina dalam
melaksanakanpencegahan terhadap keluar masuknya hama serta penyakit
pada wilayah NKRI sehingga dapat mengetahui fungsi dan tugas pokok
dari Badan Karantina.

8
BAB II METODE

2.1 Pelaksanaan Perkuliahan Secara Luring


Kegiatan koasistensi Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH)
pada rotasi kesmavet dilaksanakan di Balai Karantina Pertanian (BKP)
Kelas 1 Denpasar yang dilaksanakan pada tanggal 6 November hingga
10 November 2023. Kegiatan koasistensi dilakukan dengan
berpartisipasi dan aktif dalam kegiatan karantina hewan di BKP Kelas 1
Denpasar dengan menggunakan metode pengambilan data primer yang
diperoleh dengan metode observasi, wawancara dengan pembimbing
lapang BBKP maupun dokter hewan dan staff lainnya, diskusi dan studi
literatur untuk memperoleh data sekunder.
Tabel 2.1 Jadwal Kegiatan Koasistensi Kesmavet di Balai Karantina
Pertanian Kelas 1 Denpasar
Tanggal Kegiatan Pembimbing
Lapang
Senin, 6 November 1. Pelaksanaan Apel Pagi drh. Siti Rofi’ah
2023 2. Penerimaan mahasiswa PPDH drh. Ellen Malvinas
FKH UB drh.Putu Lisa Gita,M.P
3. Pengenalan Balai Karantina
Kelas I Denpasar
4. Pengambilan sampel darah dan
sampel swab kerongkongan dan
kloaka guna uji laboratorium
pada ayam yang akan dikirim
keluar Bali
5. Pemeriksaan daging dan produk
daging olahan di Lab. Balai
Karantina Kelas I Denpasar
Selasa,7 November 1. Pengenalan kantor karantina drh.IGAA
2023 wilayah kerja Pelabuhan Benoa Suwarminiwati, MP
2. Pengawasan lalu lintas MP
HPHK pada kapal KM. Binaiaya

9
Rabu, 8 November 1. Pemeriksaan kendaraan drh. I Nyoman Merta
2023 pembawa komoditi dan
kendaraan pribadi dipos 1, pos 2,
dan pos 3 di pelabuhan
Padangbai bersama pihak
kepolisian.
2. Pemeriksaan fisik serta telur
ayam konsumsi konsumsi yang
akan keluar wilayah Bali melalui
Pelabuhan Padangbai.
3. Penahanan dan penolakan DOC
yang tidak membawa surat
lengkap.
Kamis, 9 November 1. Pemeriksaan kendaraan pembawa drh. I Nyoman Wijaya
2023 komoditi dan kendaraan pribadi di Kusuma Mitha
pos 1, pos 2, dan pos 3 di
pelabuhan Padangbai bersama
pihak kepolisian.
2. Pemeriksaan fisik serta telur ayam
konsumsi konsumsi yang akan
keluar wilayah Bali melalui
Pelabuhan Padangbai
Jumat, 11 Agustus 1. Diskusi dan evaluasi drh. Siti Rofi’ah
2023 2. Pelepasan mahasiswa PPDH drh.Putu Lisa Gita,M.P
FKHUB

2.2 Studi Kasus di Pelabuhan Padang Bai


Pemeriksaan yang dilakukan dokter hewan di Pelabuhan Padang Bai
dilakukan pada bahan pangan asal hewan berupa telur ayam sebanyak
4.688 kilogram yang akan dilakukan pengiriman dari Kabupateng Bangli
Provinsi Bali yang melalui Pelabuhan Padang Bai menuju tempat tujuan
yaitu Sumba Barat NTT, Prosedur dari pengiriman bahan pangan asal
hewan yaitu pertama dengan diisinya formulir online oleh pengguna jasa
untuk dilakukannya pengajuan permohonan pengeluaran BAH, pengguna
jasa harus melengkapi dokumen yang dibutuhkan dan menyerahkan
dokumen tersebut kepada dokter hewan atau pada pihak karantina yang
bertugas, dokumen-dokumen yang dibutuhkan seperti Surat Keterangan
Kesehatan Produk Hewan atau SKKPH yang berasal dari Dinas Pertanian
setempat dan data diri serta alamat lengkap dari pengirim dan penerima.
Pengguna jasa juga melakukan pemberian sampel pada pihak karantina
untuk dilakukan pemeriksaan secara organoleptik terhadap telur ayam

10
konsumsi yang akan dikirimkan. Setelah dokumen persyaratan lengkap dan
bahan pangan asal hewan yang akan dikirim baik, sertifikat pembebasan
karantina akan dikeluarkan dan pengguna jasa dapat melakukan
pembayaran administrasi, pada kasus ini sertifikat diterbitkan oleh drh. I
Nyoman Merta.

2.3 Studi Alur Lalu Lintas Media Pembawa Hama Penyakit Hewan
Karantina (MP- HPHK)
Alur lalu lintas MP-HPHK pada balai karantina kelas 1 Denpasar
berpegang pada UU No 21 Tahun 2019 mengenai Karantina Hewan, Ikan
dan Tumbuhan, dimana pasal 76 menyebutkan pejabat karantina di
kawasan karantina wajib melakukan pengawasan lalu lintas media pedia
pembawa di tempat pemasukan dan pengeluaran, dan berdasarkan alur
yang sudah ditetapkan pada PP no 82 Tahun 2000 sebagai berikut:

1. Pengguna jasa dapat mengajukan permohonan pengiriman domestik


secara online maupun offline dengan langsung mendatangi kantor
balai karantina, pengisian online dengan mengisi form 1 atau
formulir laporan rencana pemasukan MP- HPHK karantina dan juga
melampirkan dokumen yang dipersyaratkan seperti Surat
Keterangan Kesehatan Produk Hewan atau SKKPH yang berasal
dari Dinas Pertanian setempat dan data diri serta alamat lengkap dari
pengirim dan penerima dan sudah diurus maksimal 2 hari sebelum
keberangkatan.

2. Setelah pengisian (Form-1) akan diterbitkan berita acara serah


terima MP-HPHK (KH-1)

3. Kepala UPT menugaskan dokter hewan atau petugas karantina


setempat untuk melakukan tindakan karantina sehingga diterbitkan
surat penugasan tindakan karantina (KH-2).

4. Pemeriksaan dokumen yang dipersyaratkan oleh petugas karantina


apabila terdapat dokumen yang tidak lengkap maka dilakukan
penahanan (KH-8a) dan diberikan waktu untuk melengkapi

11
dokumen selama 3 hari. Jika dalam kurun waktu yang telah
ditentukan dokumen tidak lengkap, maka akan dilakukan penolakan
(KH-9a) dan pemusnahan (KH-10a).

5. Dokumen persyaratan yang sudah lengkap dan sah selanjutnya akan


dilakukan tindakan pemeriksaan fisik (KH-3).

6. Hasil dari dilakukannya pemeriksaan dapat dikeluarkan dokumen


penolakan bongkar (KH-4) atau persetujuan bongkar (KH-5) atau
dokumen persetujuan muat (KH-6)

7. Dikeluarkan surat perintah masuk karantina (KH-7) untuk mendapat


perlakuan dalam bentuk pengasingan, pengamatan, perlakuan,
dan/atau pemeriksaan laboratorium.

8. Setelah dilakukan tindakan karantina dan jika tidak ditemukan


adanya hama penyakit hewan karantina (HPHK), maka dapat
dikeluarkan sertifikat kesehatan hewan (KH-11) atau sertifikat
sanitasi produk hewan (KH-12), atau sertifikat keterangan untuk
media pembawa lain (KH-13) tergantung apakah yang dimuat
adalah berupa hewan, produk hewan, atau media pembawa lain.
Namun jika ditemukan hama penyakit hewan karantina, maka
dilakukan penolakan (KH-9A)atau pemusnahan (KH-10A).

Tabel 2.2 Jenis-Jenis Dokumen Karantina

No. Dokumen KH Keterangan Dokumen


1. KH- 1 Berita acara serah terima media yang termasuk pembawa
HPHK dan dokumen karantina kepada aparat karatina di tempat
pemasukan atau pengeluaran
2. KH- 2 Surat penugasan0melakukan tindakan karantina hewan
3. KH- 3 Laporan Pelaksanaan Tindakan Karantina Hewan
4. KH- 4 Penolakan Bongkar
5. KH- 5 Persetujuan Bongkar
6. KH- 6 Persetujuan Muat
7. KH- 7 Surat Perintah Masuk Instalasi Karantina Hewan
8. KH- 8 A Surat Perintah Penahanan
9. KH- 8 B Berita Acara Penahanan

12
10. KH- 9 A Surat Perintah Penolakan
11. KH- 9 B Berita Acara Pemusnahan
12. KH- 10 A Surat Perintah Pemusnahan
13. KH- 10 B Berita Acara Pemusnahan
14. KH- 11 Sertifikat Kesehatan Hewan
15. KH- 12 Sertifikat Sanitasi Produk Hewan
16. KH- 13 Surat Keterangan Untuk Benda Lain
17. KH- 14 Sertifikat Pelepasan Karantina Hewan
18. KH- 15 Surat Keterangan Transit
19. KH- 16 Berita Acara Serah Terima Media Pembawa HPHK dan
Pelaksanaan Tindakan Karantina Antar Dokter Hewan
Karantina
20. KH- 17 Surat Keterangan untuk Barang yang Tidak Termasuk Media
Pembawa HPHK

2.4 Tugas dan Wewenang Dokter Hewan dalam Pelaksanaan Tindakan


Karantina 8P di Balai Karantina
Dokter Hewan memiliki wewenang dalam melakukan tindakan
karantina, hal ini sesuai yang diatur dalam PP No.82 tahun 2000 tentang
tindakan karantina hewan, dan menurut Undang-Undang RI No 21 Tahun
2019 karantina hewan, ikan dan tumbuhan pada pasal 16, tindakan 8P pada
karantina yaitu:

1. P1 (Pemeriksaan): Pemeriksaan administratif (kelengkapan,


kebenaran, dan keabsahan dokumen persyaratan, kesesuaian jenis
dan jumlah media pembawa dengan dokumen persyaratan karantina
dan kesesuaian dokumen) serta pemeriksaan kesehatan, uji
keamanan pangan dan pakan, uji mutu pangan, dan/atau pakan.
(Pasal 37 dan 38, UU No 21 Tahun 2019).

2. P2 (Pengasingan): Pengasingan bertujuan untuk mendeteksi


HPHK, HPIK, atau OPTK yang dilakukan berdasarkan hasil
analisis risiko; dan/atau hasil pemeriksaan kesehatan ditemukan
gejala klinis HPHK atau HPIK (Pasal 41, UU No 21 Tahun 2019).

3. P3 (Pengamatan): Pengamatan dilakukan di tempat pemasukan


dan tempat pengeluaran atau di instalasi karantina yang ditetapkan

13
dan dapat disesuaikan dengan kesepakatan negara tujuan (Pasal 42,
UU No 21 Tahun 2019).

4. P4 (Perlakuan): Membebaskan media pembawa atau tindakan lain


yang bersifat preventif, kuratif, dan/atau promotif. Perlakuan
diperlukan apabila sudah dilakukan pemeriksaan atau pengasingan
dan pengamatan ternyata media pembawa tertular atau diduga
tertular HPHK atau HPIK, serta tidak bebas atau diduga tidak bebas
dari OPTK (Pasal 43, UU No 21 Tahun 2019).

5. P5 (Penahanan): Dilakukan apabila setelah pemeriksaan dokumen


persyaratan belum seluruhnya dipenuhi dan/atau pemilik menjamin
dapat memenuhi dokumen persyaratan paling lama 3 (tiga) hari
kerja setelah pemilik menerima surat penahanan (Pasal 44, UU No
21 Tahun 2019).

6. P6 (Penolakan): Dilakukan apabila setelah pemeriksaan di atas alat


angkat, media pembawa termasuk jenis yang dilarang
pemasukannya dan tertular HPHK, HPIK, atau tidak bebas dari
OPTK (Pasal 45, UU No 21 Tahun 2019).

7. P7 (Pemusnahan): Pemusnahan dengan membakar,


menghancurkan, mengubur, dan/atau cara pemusnahan lain yang
sesuai, sehingga Media Pembawa tidak mungkin lagi menjadi
sumber penyebaran HPHK serta tidak mengganggu kesehatan
manusia sebagai zoonosis dan tidak menimbulkan kerusakan pada
sumber daya alam hayati dengan memperhatikan prinsip
kesejahteraan Hewan dan Ikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan. Dilakukan apabila setelah pemeriksaan
media tersebut ternyata busuk/rusak, tertular HPHK, HPIK, atau
tidak bebas dari OPTK, setelah dilakukan penolakan namun tidak
segera dibawa ke luar dari wilayah Republik Indonesia atau dari
area tujuan oleh pemilik, tidak dapat disembuhkan dan tidak dapat
dibebaskan dari OPTK (Pasal47 dan 48, UU No 21 Tahun 2019).

8. P8 (Pembebasan): Menerbitkan sertifikat kesehatan atau sertifikat

14
sanitasi untuk pengeluaran atau sertifikat pelepasan untuk
pemasukan. Pembebasan dilakukan jika media pembawa tidak
tertular, dapat disembuhkan, atau bebas dari HPHK, HPIK, atau
bebas dari OPTK (Pasal 55, UU No 21 Tahun 2019).

15
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Prosedur Administrasi Lalu Lintas Media Pembawa Hama Penyakit Hewan
Karantina (MP-HPHK) di Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Denpasar
Studi kasus yang didapatkan saat kegiatan rotasi kesehatan masyarakat veteriner di
Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar yaitu Pengiriman Telur Ayam sebanyak
4.688 Kilogram yang dikemas sebanyak 2500 tray dengan truk DK 8141 TD yang
diperuntukan untuk perdagangan dari Kabupaten Bangli Provinsi Bali menuju Kabupaten
Sumba Barat NTT, Pengirim dengan nama Sang Ayu Nyoman Sariasih (CV. Sari Sedana)
dengan alamat Jl. Raya Kayu Amabua, Kel. Tiga, Kec. Susut, Kab Bangli Bali. Penerima
atas nama Sandy Ledy Soru yang beralamat di Sumba Barat Nusa Tenggara Timur. Alur
yang dilakukan pengguna jasa berdasarkan Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian
No 2205 th 2017 tentang pedoman Tindakan Karantina Hewan Terharap Pemasukan dan
PengeluaranProduk Hewan sebagai berikut:
1. Pengguna jasa mengisi form 1 atau formulir laporan rencana pemasukan MP- HPHK
karantina kepada UPT/wilayah kerja dalam hal ini pemilik adalah CV Sari
Sedandengan alamat Jl. Raya Kayu Amabua, Kel. Tiga, Kec. Susut, Kab Bangli Bali
yang ditunjukan pada pelabuhan laut Padang Bai. Setelah itu juga dapat
melampirkan dokumen yang dipersyaratkan seperti Surat Keterangan Kesehatan
Produk Hewan atau SKKPH yang berasal dari Dinas Pertanian setempat dan data
diri serta alamat lengkap dari pengirim dan penerima dan sudah diurus maksimal 2
hari sebelum keberangkatan.

2. Setelah pengisian (Form-1) akan diterbitkan berita acara serah terima MP-HPHK
(KH-1)

3. Kepala UPT menugaskan dokter hewan atau petugas karantina setempat untuk
melakukan tindakan karantina sehingga diterbitkan surat penugasan tindakan
karantina (KH-2).

4. Petugas karantina akan menerbitkan KH-3 sebagai laporan pelaksanaan tindakan


karantina hewan, Tindakan karantina yang dilakukan untuk pengeluaran produk
adalah pemeriksaan dokumen SKKPH, pemeriksaan status, dan situasi trend
penyakit daerah asal, pemeriksaan fisik, maupun kemasan, hasil pemeriksaan
organoleptic menunjukan Cangkang keras, putih kuning telur amis segar khas
telur, kenyal, tidak ada perubahan secara organoleptik. Mengacu pada Keputusan

16
Kepala Badan Karantina Pertanian No 2023.1.2103.0.K03.K.000873/1 disebutkan
apabila dari hasil pemeriksaan suhu, fisik maupun pada kemasan telur dinyatakan
sanitasinya baik, kemasan utuh, tidak terjadi perubahan sifat, tidak terkontaminasi
atau membahayakan kesehatan hewan dan manusia maka dilakukan pembebasan.
Telur harus disimpan disuhu 20-25 celcius, jika pengiriman tidak lebih dari 4 hari,
maka KH-3 akan diterbitkan.

5. KH-3 diterbitkan dapat dikatakan bahwa produk hewan tersebut lolos pemeriksaan,
yang kemudian diterbitkan KH-6 oleh petugas karantina Pelabuhan Laut Padang Bai
kepada Pengguna jasa, KH-6 digunakan sebagai persetujuan pemuatan media
pembawa ke dalam alat angkut yang disini berupa kapal ferry.

6. Pada akhirnya akan diterbitkan dokumen KH-12 atau Sertifikasi Sanitasi Produk
Hewan yang diterbitkan oleh Wilker Karantina Pertanian Pelabuhan Laut Padang
Bai kepada pemilik yang digunakan dalam menyatakan kesehatan media pembawa
khususnya Bahan Asal Hewan dikirim ke Balai Karantina Pertanian Kelas 1
Sumbawa Besar Wilayah Kerja Waikelo.

7. Terakhir telur ayam tersebut disetujui untuk dikeluarkan yang selanjutnya akan
dikirimkan ke Wilker tujuan.

3.2 Kewenangan Dokter Hewan dalam Pelaksanaan Tindakan Karantina 8P dan


Dokumen Karantina yang Menyertainya terhadap Media Pembawa Hama Penyakit
Hewan Karantina (MPHPHK)
Menurut Undang-Undang RI No 21 Tahun 2019 karantina hewan, ikan dan tumbuhan
pada pasal 16, tindakan 8P pada karantina yaitu:
1. P1 (Pemeriksaan): Pemeriksaan administratif (kelengkapan, kebenaran, dan
keabsahan dokumen persyaratan, kesesuaian jenis dan jumlah media pembawa
dengan dokumen persyaratan karantina dan kesesuaian dokumen) serta
pemeriksaan kesehatan, uji keamanan pangan dan pakan, uji mutu pangan,
dan/atau pakan. (Pasal 37 dan 38, UU No 21 Tahun 2019).

17
Gambar 3.1 Pemeriksaan telur oleh drh. Nyoman Mertha

2. P2 (Pengasingan): Pengasingan bertujuan untuk mendeteksi HPHK, HPIK, atau


OPTK yang dilakukan berdasarkan hasil analisis risiko; dan/atau hasil pemeriksaan
kesehatan ditemukan gejala klinis HPHK atau HPIK (Pasal 41, UU No 21 Tahun
2019).

3. P3 (Pengamatan): Pengamatan dilakukan di tempat pemasukan dan tempat


pengeluaran atau di instalasi karantina yang ditetapkan dan dapat disesuaikan
dengan kesepakatan negara tujuan (Pasal 42, UU No 21 Tahun 2019).

4. P4 (Perlakuan): Membebaskan media pembawa atau tindakan lain yang bersifat


preventif, kuratif, dan/atau promotif. Perlakuan diperlukan apabila sudah dilakukan
pemeriksaan atau pengasingan dan pengamatan ternyata media pembawa tertular
atau diduga tertular HPHK atau HPIK, serta tidak bebas atau diduga tidak bebas
dari OPTK (Pasal 43, UU No 21 Tahun 2019).

5. P5 (Penahanan): Dilakukan apabila setelah pemeriksaan dokumen persyaratan


belum seluruhnya dipenuhi dan/atau pemilik menjamin dapat memenuhi dokumen
persyaratan paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah pemilik menerima surat
penahanan (Pasal 44, UU No 21 Tahun 2019).

6. P6 (Penolakan): Dilakukan apabila setelah pemeriksaan di atas alat angkat, media


pembawa termasuk jenis yang dilarang pemasukannya dan tertular HPHK, HPIK,
atau tidak bebas dari OPTK (Pasal 45, UU No 21 Tahun 2019).

7. P7 (Pemusnahan): Pemusnahan dengan membakar, menghancurkan, mengubur,


dan/atau cara pemusnahan lain yang sesuai, sehingga Media Pembawa tidak
mungkin lagi menjadi sumber penyebaran HPHK serta tidak mengganggu

18
kesehatan manusia sebagai zoonosis dan tidak menimbulkan kerusakan pada
sumber daya alam hayati dengan memperhatikan prinsip kesejahteraan Hewan dan
Ikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Dilakukan apabila
setelah pemeriksaan media tersebut ternyata busuk/rusak, tertular HPHK, HPIK,
atau tidak bebas dari OPTK, setelah dilakukan penolakan namun tidak segera
dibawa ke luar dari wilayah Republik Indonesia atau dari area tujuan oleh pemilik,
tidak dapat disembuhkan dan tidak dapat dibebaskan dari OPTK (Pasal47 dan 48,
UU No 21 Tahun 2019).

8. P8 (Pembebasan): Menerbitkan sertifikat kesehatan atau sertifikat sanitasi untuk


pengeluaran atau sertifikat pelepasan untuk pemasukan. Pembebasan dilakukan jika
media pembawa tidak tertular, dapat disembuhkan, atau bebas dari HPHK, HPIK,
atau bebas dari OPTK (Pasal 55, UU No 21 Tahun 2019).

Gambar 3.2 Berita acara serah terima media yang termasuk pembawa HPHK dan
dokumen karantina kepada aparat karatina di tempat pemasukan atau
pengeluaran (KH-1); Surat Penugasan melakukan tindakan
karantina (KH-2), Surat Pelaksanaan Tindakan Karantina Hewan
(KH-3), Surat Persetujuan Muat (KH-6), Sertifikat Sanitasi Produk
Hewan (KH-12).
19
BAB IV

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari Kegiatan koasistensi mahasiswa PPDH Universitas Brawijaya
rotasi Karantina yang telah dilakukan yaitu:

1. Prosedur administrasi lalu lintas MP-HPHK domestik seperti pada kasus ini yaitu
dilakukannya pengajuan permohonan dengan memberikan kelengkapan dokumen
pemeriksa jika setelah dilakukan pemeriksaan lengkap dan sah, komoditi sehat dan layak
untuk dilalu lintaskan, maka dilakukan penerbitan dokumen karantina.

2. Tugas pokok (tupoksi) dokter hewan karantina atau pejabat karantina dalam
melaksakan tindakan karantina terdiri dari 8P yaitu sebagai pemeriksaan, pengasingan,
pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan. dan
menerbitkan beberapa dokumen seperti (KH-1), Surat Penugasan Melakukan Tindakan
Karantina Hewan (KH-2), Laporan Pelaksanaan Tindakan Karantina Hewan (KH-3),
Persetujuan Muat (KH-6) dan Sertifikat pembebasan Karantina Hewan (KH- 11). Dan
juga berwenang menerbitkan dokumen dari KH-1 hingga KH-17.

5.2 Saran
Saran yang dapat sampaikan yaitu perlunya peningkatan anggaran guna penambahan
SDM dan sarana laboratorium dan fasilitas karantina lain guna mendukung fungsi BKP
Kelas 1 Denpasar agar terciptanya pangan yang aman dan masyarakat serta lingkungan yang
sehat.

20
DAFTAR PUSTAKA

Baraniah, MA. 2012. Peran Karantina Hewan Dalam Mencegah dan Menangkal Penyakit
Zoonosis. Lokakarya Nasional Penyakit Zoonosis: 45-50.
Republik Indonesia. 2019. Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2019 tentang
tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan. Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. 2000. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2000
tentang Karantina Hewa. Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2021
tentang Dokumen Karantina Hewan dan Dokumen Karantina Tumbuhan.
Kementerian Pertanian. Jakarta.
Republik Indonesia. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
12/PERMENTAN/OT.140/3/2015 tentang Tindakan Karantina Hewan Dan
Tumbuhan Terhadap Pemasukan Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina
Dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Di Tempat Pemeriksaan Karantina.
Kementerian Pertanian. Jakarta.
Republik Indonesia. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
37/PERMENTAN/OT.140/3/2014 tentang Tindakan Karantina Hewan Terhadap
Pemasukan dan Pengeluaran Unggas. Kementerian Pertanian. Jakarta.

21
LAMPIRAN

22
Lampiran 1. Kegiatan

Gambar Keterangan
Pengambilan sampel
darah, swab trakea dan
swab kloaka pada ayam
untuk pengujian HA-HI.

Pengujian TPC pada


sampel, daging ayam,
babi, sapi, dan telur
ayam.

Pemeriksaan telur drh.


Merta di Balai
Karantina Padangbai.

23
Pemeriksaan telur drh.
Merta di BalaiKarantina
Padangbai.

Koordinasi kepada KP3


(Kesatuan Pelaksanaan
Pengamanan Pelabuhan)
di pos I

Pemeriksaan lalu lintas


kendaraan yang akan
memasuki Bali melalui
Pos II Pelabuhan
Padangbai.

24
Pemeriksaan lalu lintas
kendaraan, penumpang
dan bawaan penumpang
di dalam kapal Ferry Pos
III Pelabuhan Padangbai

Pemeriksaan truk dan


penahanan truk
membawa DOC tanpa
dokumen.

Pemeriksaan barang
bawaan penumpang kapal
KM. Binaiya Bersama
drh.IGAA Suwarminiwati,
MP

25
Laporan_Laboratorium_Jauri_Bima_Gel_13_Kel_6-1
ORIGINALITY REPORT

4 %
SIMILARITY INDEX
4%
INTERNET SOURCES
0%
PUBLICATIONS
0%
STUDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

1
garuda.kemdikbud.go.id
Internet Source 4%

Exclude quotes Off Exclude matches Off


Exclude bibliography Off

You might also like