Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The development of alternative fuels is very necessary and a challenge for expert competent at this time. One of the
alternative fuel is biomass utilization (biological materials) to produce biodiesel as a diesel fuel substitute. The process
of making biodiesel using microwave heating using the reactor as a medium in microwave type of hydro distillation and
equipped with high-intensity separator up to 400 KV.In the process of making biodiesel, there are several factors that
affect the process of warming that is the molar ratio of waste cooking oil and methanol, the reaction temperature,
reaction time, voltage, as well as the distance between the electrodes.The influence of various factors that can be seen
from the results per cent yield and characteristics of biodiesel.From this research has done the optimum variations
obtained on production process for obtained percent to yield the highest as well as products with characteristics in
accordance with the standards of the SNI 7182-2015.Variation of 1:9 molar ratioobtained of 84.855% yield, reaction
time 12 minutes obtained 86.04% yield, temperature of reaction 60 0Cobtained 88.91% yield, as well as voltage and
electrode distance 3 cm and 266 KV obtained 74.73% yield.
Transesterifikasi adalah proses yang mereaksikan efisien pada radiasi microwave karena gelombang
trigliserida dalam minyak nabati atau lemak hewani microwave berinteraksi dengan sampel pada tingkat
dengan alkohol rantai pendek seperti methanol atau molekular menghasilkan campuran intermolekul dan
etanol (pada saat ini sebagian besar produksi biodiesel agitasi yang meningkatkan peluang dari sebuah
menggunakan metanol) menghasilkan metil ester asam molekul alkohol bertemu dengan sebuah molekul
lemak (Fatty Acids Methyl Esters / FAME) atau minyak (Terigar, 2009).
biodiesel dan gliserol (gliserin) sebagai produk samping. Microwave Hydro Distillation (MHD) adalah
Katalis yang digunakan pada proses transeterifikasi salah satu metode ekstraksi pelarut dengan
adalah basa/alkali, biasanya digunakan natrium menggunakan gelombang mikro sebagai sumber
hidroksida (NaOH) atau kalium hidroksida (KOH). panas untuk menguapkan kandungan pelarut yang
Esterifikasi adalah proses yang mereaksikan asam lemak terkandung (Kantasamy, dkk., 2017). Prinsip kerja
bebas (FFA) dengan alkohol rantai pendek (metanol atau microwave hydro distillation ialah dengan adanya
etanol) menghasilkan metil ester asam lemak (FAME) energi gelombang mikro yang diserap oleh air (sifat
dan air. Katalis yang digunakan untuk reaksi esterifikasi dielektrik tinggi). Energi ini kemudian diubah
adalah asam, biasanya asam sulfat (H2SO4) atau asam menjadi energi panas yang kemudian ditransfer ke
fosfat (H2PO4). Berdasarkan kandungan FFA dalam bahan (Kantasamy, dkk., 2017). Transfer energi
minyak nabati maka proses pembuatan biodiesel secara panas ini dapat membawa lokalisasi panas pada
komersial dibedakan menjadi 2 yaitu : bagian yang diinginkan dari bahan terutama bagian
1. Transesterifikasi dengan katalis basa (sebagian yang mengandung minyak. Minyak dapat dengan
besar menggunakan kalium hidroksida) untuk mudah melepaskan kandungan pelarut tanpa
bahan baku refined oil atau minyak nabati dengan mengalami banyak pemecahan ikatan. Hal ini tidak
kandungan FFA rendah. terjadi dengan metode konvensional. Hal ini telah
2. Esterifikasi dengan katalis asam (umumnya dikaitkan dengan sifat distribusi panas oleh
menggunakan asam sulfat) untuk minyak nabati microwave hydro distillation di mana energi panas
dengan kandungan FFA tinggi dilanjutkan dengan pertama mencapai permukaan pelarut sebelum
transesterifikasi dengan katalis basa. memanaskan bahan pelarut . Pelarut dan kandungan
Proses pembuatan biodiesel dari minyak dengan uap air yang telah teruapkan oleh energi panas akan
kandungan FFA rendah secara keseluruhan terdiri dari dikondensasikan menggunakan kondenser yang
reaksi transesterifikasi, pemisahan gliserol dari metil terdapat pada microwave hydro distillation ini.
ester, pemurnian metil ester (netralisasi, pemisahan Microwave hydro distillationmerupakan
methanol, pencucian dan pengeringan /dehidrasi), reaktor yang digunakan pada prototype namun zat
pengambilan gliserol sebagai produk samping (asidulasi yang diuapkan adalah metanol saja tanpa kandungan
dan pemisahan metanol) dan pemurnian metanol tak uap air. Penggunaan microwave hydro distillationini
bereaksi secara destilasi/rectification. merupakan salah satu metode distilasi yang memiliki
keunggulan dalam halpenghematan energi dan waktu.
Gelombang Mikro Proses yang terjadi pada microwave hydro distillation
Gelombang mikro merupakan alternatif sumber lebih cepat dibandingkan dengan menggnuakan
energi yang dapat digunakan untuk mensuplai energi reaktor biasa (Fazlali, dkk., 2015).
dalam reaksi kimia. Melalui pemanasan dielektrik,
campuran reaksi dapat bercampur secara homogen tanpa Tegangan Tinggi
kontak dengan dinding. Waktu yang diperlukan untuk Proses separasi dengan bantuan aliran listrik
reaksi secara keseluruhan dapat tereduksi secara bertegangan dapat memberikan hasil yang cukup baik
signifikan (Santoso, 2008). karena dapat mempercepat terjadinya proses
Radiasi gelombang mikro merupakan radiasi non- pemisahan antara biodiesel dari gliserol dan zat lain
ionisasi yang dapat memutuskan suatu ikatan sehingga yang tidak diinginkan. Pemisahan biodiesel dengan
menghasilkan energi yang dimanifestasikan dalam metode separasi tegangan listrik dapat menjadi
bentuk panas melalui interaksi antara zat atau medium. teknologi yang menjanjikan untuk sintesa biodiesel
Energi tersebut dapat direfleksikan, ditransmisikan, atau dari minyak tumbuhan karena waktu reaksi relatif
diabsorbsikan.Sebenarnya gelombang ini merupakan singkat, tidak terjadi pembentukan sabun, dan tidak
gelombang radio, tetapi panjang gelombangnya lebih membentuk gliserol sebagai hasil samping. Namun
kecil dari gelombang radio biasa. Panjang kerugiannya adalah masih sulitnya mengendalikan
gelombangnya termasuk ultra-short (sangat pendek) mekanisme reaksi karena adanya elektron berenergi
sehingga disebut juga mikro, dari sinilah lahir istilah tinggi, mengendalikan ikatan mana yang akan
microwave (Handayani, 2010). dieksitasi atau diionisasi dan mencegah
Proses pemanasan dengan microwave reaksilanjutan karena aksi dari elektron berenergi
menggunakan waktu yang lebih singkat untuk tinggi.
memanaskan bahan baku tanpa pemanasan awal
(Lertsathapornsuk, dkk., 2004). Selain itu penggunaan 2. METODOLOGI PENELITIAN
microwave menunjukkan reaksi yanglebih efisien,
dengan lama reaksi dan proses pemisahan yang singkat, Prototype yang digunakan berupa sebuah
menurunkan jumlah produk samping, dan dapat microwave menggunakan reaktor methanol
menurunkan konsumsi energy (Terigar, 2009). Efisiensi distillation yang dilengkapi dengan 2 buah tangka
dari transesterifikasi microwave berasal dari sifat umpan, satu buah tangki emulsifier lengkap dengan
dielektrik dari campuran polar dan komponen ion dari propeller, 2 buah pompa portable, serta satu buah
minyak, pelarut, dan katalis. Pemanasan yang cepat dan tangki separasi dengan sepasang elektroda. Selain itu,
26
Politeknik Negeri Sriwijaya, Jurnal Kinetika
Vol. 9, No. 02 (Juli 2018): 25 – 30
prototype ini juga dilengkapi dengan unit penjernihan Minyak Jelantah Metanol +
minyak jelantah yang terletak di bagian belakang katalis
Tangki Tangki
Umpan 1 Umpan 2
Tahap Persiapan
Minyak jelantah diperoleh dari sebuah pabrik Biodie
kemplang dan kerupuk yang ada di daerah Palembang. sel
Minyak jelantah yang didapat selanjutnya dilakukan uji Gambar 2. Metodologi Pembuatan Biodiesel
kadar asam lemak bebas (ALB) dengan cara mengambil
sebanyak 5 gr sampel minyak dan ditambahkan 50 ml
methanol. Selanjutnya, ditambahkan indikator pp dan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan titrasi sampel dengan larutan NaOH 0,1 N. Pengaruh Rasio Molar Minyak Jelantah Dan
Volume NaOH yang digunakan setelah sampel berubah Metanol Terhadap Persen Yield Biodiesel
warna merah muda dicatat dan dihitung nilai ALB Persen yield merupakan suatu parameter yang
dengan menggunakan rumus: penting untuk mengetahui nilai ekonomis dan
efektivitas suatu proses produk atau bahan. Persen
%ALB = x 100 yield biodiesel penting untuk diketahui agar dapat
mengetahui seberapa ekonomis proses pembuatan
(Saputra,dkk. 2008) biodiesel dengan metode yang diterapkan.
Dengan, Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
V = volume NaOH (ml) menunjukkan bahwa persen yield biodiesel
N = normalitas larutan NaOH (N) dipengaruhi oleh rasio molar minyak jelantah dan
m = massa sampel (gr) metanol. Grafikhubungan rasio massa minyak
jelantah dan metanol terhadap persen rendemen
Tahap Pembuatan Katalis Kalium Metoksida biodiesel dapat dilihat pada Gambar 3.
Katalis kalium metoksida dibuat dengan
menimbang kalium hidroksida dan metanol yang
dibutuhkan dan kemudian melarutkan kalium hidroksida
ke dalam metanol yang telah ditimbang. Selanjutnya
dilakukan pengadukan pada larutan hingga semua
kalium hidroksida terlarut ke dalam metanol.
Pada tahapan ini air pada awalnya dipanaskan Gambar 3. Hubungan Rasio Minyak Jelantah dan
o Metanol Terhadap Yield Biodiesel
hingga temperaturnya mencapai 60 C. Selanjutnya,
biodiesel yang diperoleh dicampurkan dengan air yang Pada Gambar 3 menunjukkan bahwa semakin
telah dipanaskan ke dalam corong pisah dengan besar rasio molar minyak jelantah dan metanol maka
perbandingan volume 1:1. Air kemudian dipisahkan dari persen yield yang dihasilkan akan semakin besar. Hal
biodiesel dan diikuti dengan proses pemanasan biodiesel ini dikarenakan jumlah metanol yang lebih besar
o pada perbandingan rasio yang semakin besar pula.
pada temperatur 40-48 C. Biodiesel yang telah
dipanaskan selanjutnya didinginkan hingga Dengan menggunakan metanol yang berlebih maka
temperaturnya sama dengan temperatur lingkungan. reaksi dapat digeser ke kanan (ke arah pembentukan
Proses pemurnian dilakukan berulang hingga air produk) untuk menghasilkan konversi yang
pemurnian berwarna bening. maksimum. Hal ini sesuai dengan Hasahatan dkk.
(2015), yaitu untuk meningkatkan jumlah produk dan
persen yield maka dapat dilakukan dengan
penambahan metanol yang berlebih ke dalam
reaksi.Persen yield biodiesel tertinggi terdapat pada
27
ISSN: 1693-9050
E-ISSN: 2623-1417
https://jurnal.polsri.ac.id/index.php/kimia/index
Lety Trisnaliani, dkk
28
Politeknik Negeri Sriwijaya, Jurnal Kinetika
Vol. 9, No. 02 (Juli 2018): 25 – 30
Tabel 1. Variasi Proses Terhadap Kualitas Produk adalah 86,04% pada waktu reaksi 12 menit. Variasi
Biodesel tegangan dan jarak elektroda menghasilkan persen
yield tertinggi pada tegangan 266,6 KV dan jarak 3
Variasi Kondisi Optimum cm dengan yield sebesar 74,73%. Selain
Rasio Tegangan Standar menghasilkan yield tertinggi, rasio molar 1:9,
Karakte Molar
Temperatur
Waktu & Jarak SNI temperatur reaksi 600C, waktu reaksi 12 menit, serta
Minyak Reaksi Elektroda
ristik Reaksi 7182- tegangan 266,6 KV dan jarak elektroda 3 cm juga
Dan (12 (266,6
(600C) 2015 merupakan kondisi operasi paling optimum untuk
Jelantah Menit) KV dan 3
(1:9) cm) memproduksi biodiesel karena menghasilkan
pH 7 6 7 6 - biodiesel dengan kualitas karakteristik yang sesuai
Angka Maks dengan standar SNI 7182-2015.
0,318 0,54 0,21 0,32
asam 0,6
Kadar Maks
DAFTAR PUSTAKA
0,0387 0,03 0,03 0,264
air 0,05
Adhari, H., Yusnimar, dan Utami , S. (2016).
Densi 0,87 0,850-
0,86 0,86 0,875 Pemanfaatan Minyak Jelantah Menjadi
tas 0,890
Visko Biodesel dengan Katalis ZnO Presipitan
2,757 2,42 2,36 2,353 2,3-6,0
sitas Zinc Karbonat.
Titik 127 101 102,1 102,5 Min 100 Fazlali, Alireza, Sara Moradi, dan Hamid Hamedi.
nyala
(2018). Microwave-Assisted Hydro-
Persen 82,699 88,91 86,04 74,73 - Distillation of Essential Oil from Rosemary:
yield
Comparison with Traditional Distillation.
29
ISSN: 1693-9050
E-ISSN: 2623-1417
https://jurnal.polsri.ac.id/index.php/kimia/index
Lety Trisnaliani, dkk
30