You are on page 1of 6

Politeknik Negeri Sriwijaya, Jurnal Kinetika

Vol. 9, No. 02 (Juli 2018): 25 – 30

PROSES PRODUKSI BIODIESEL DARI MINYAK JELANTAH


MENGGUNAKAN MICROWAVE HYDRO DISTILLATION
DAN SEPARASI TEGANGAN TINGGI

BIODIESEL PRODUCTION PROCESS FROM WASTE COOKING OIL


USING MICROWAVES HEATING MEDIA AND HIGH VOLTAGE
SEPARATION METHODE
1,a) 1
Lety Trisnaliani , Fatria , Indri Mayang Sari1
1
Jurusan Teknik Kimia Program Studi Teknik Energi Politeknik Negeri Sriwijaya
Jalan Srijaya Negara Bukit Besar Palembang Telp (0711) 353414 Fax (0711) 355918
E-mail: a)tmsuharno@gmail.com

ABSTRACT

The development of alternative fuels is very necessary and a challenge for expert competent at this time. One of the
alternative fuel is biomass utilization (biological materials) to produce biodiesel as a diesel fuel substitute. The process
of making biodiesel using microwave heating using the reactor as a medium in microwave type of hydro distillation and
equipped with high-intensity separator up to 400 KV.In the process of making biodiesel, there are several factors that
affect the process of warming that is the molar ratio of waste cooking oil and methanol, the reaction temperature,
reaction time, voltage, as well as the distance between the electrodes.The influence of various factors that can be seen
from the results per cent yield and characteristics of biodiesel.From this research has done the optimum variations
obtained on production process for obtained percent to yield the highest as well as products with characteristics in
accordance with the standards of the SNI 7182-2015.Variation of 1:9 molar ratioobtained of 84.855% yield, reaction
time 12 minutes obtained 86.04% yield, temperature of reaction 60 0Cobtained 88.91% yield, as well as voltage and
electrode distance 3 cm and 266 KV obtained 74.73% yield.

Keywords: Biodiesel, waste cooking oil, microwaves, high voltage, yield


yang belum dimanfaatkan secara maksimal (Adhari,
1. PENDAHULUAN 2016).
Pengembangan bahan bakar alternatif sangat perlu
dilakukan dan menjadi tantangan bagi pakar yang Dari penjelasan diatas, penulis melakukan
berkompeten pada saat ini. Salah satu bahan bakar penelitian rancang bangun alat pembuatan biodiesel
alternative adalah pemanfaatan biomassa (bahan hayati) dengan pemanfaatan gelombang mikro dan
untuk menghasilkan biodiesel sebagai pengganti bahan memanfaatkan tegangan tinggi untuk proses
bakar solar. Indonesia, sebagai negara agraria, pemisahan biodiesel dan gliserol. Prototype yang
mempunyai peluang sangat besar untuk dibuat ini merupakan penyempurnaan dari prototype
mengembangkan biodiesel sebagai sumber energi yang telah ada sebelumnya dengan penambahan unit
alternatif. Namun demikian pada saat ini harga jual pemurnian minyak jelantah serta penggunaan reaktor
biodiesel masih hampir sama mahalnya dengan bahan tipe batch yang dilengkapi dengan set kondensasi
bakar fosil karena masih tingginya biaya proses produksi untuk digunakan mengkondensasikan metanol
biodiesel. Melihat kondisi tersebut, maka dilakukanlah berlebih.
suatu penelitian untuk memanfaatkan dan
mengembangkan sumber daya biomassa menjadi bahan TEORI DASAR
bakar dengan mengolah biomassa menjadi biodiesel. Biodiesel merupakan salah satu jenis bahan
Salah satu sumber bahan baku biodiesel yang sering bakar diesel alternatif yang ramah lingkungan yang
digunakan adalah minyak jelantah. berasal dari minyak tumbuhan atau lemak hewan
Minyak jelantah dapat dikonversi menjadi yang dihasilkan melalui proses reaksi esterifikasi dan
biodiesel dengan melalui tahap transesterifikasi yang transesterifikasi (Adhari, dkk., 2016). Biodiesel
mereaksikan molekul minyak dengan alkohol dan katalis merupakan monoalkil ester dari asam-asam lemak
sehingga didapat metil ester. Untuk mengkonversi rantai panjang yang terkandung dalam minyak nabati
molekul minyak tersebut menjadi biodiesel diperlukan atau lemak hewani untuk digunakan sebagai bahan
metode yang dapatmengkonversi minyak dalam jumlah bakar mesin diesel.
yang tinggi Berdasarkan hasil evaluasi kelayakan Biodiesel dapat diperoleh melalui reaksi
biodiesel jenis minyak nabati yang paling layak transesterifikasi trigliserida dan atau reaksi
digunakan sebagai bahan baku biodiesel adalah minyak esterifikasi asam lemak bebas tergantung dari kualitas
jelantah, sebab mengingat banyaknya minyak jelantah minyak nabati yang digunakan sebagai bahan baku.
25
ISSN: 1693-9050
E-ISSN: 2623-1417
https://jurnal.polsri.ac.id/index.php/kimia/index
Lety Trisnaliani, dkk

Transesterifikasi adalah proses yang mereaksikan efisien pada radiasi microwave karena gelombang
trigliserida dalam minyak nabati atau lemak hewani microwave berinteraksi dengan sampel pada tingkat
dengan alkohol rantai pendek seperti methanol atau molekular menghasilkan campuran intermolekul dan
etanol (pada saat ini sebagian besar produksi biodiesel agitasi yang meningkatkan peluang dari sebuah
menggunakan metanol) menghasilkan metil ester asam molekul alkohol bertemu dengan sebuah molekul
lemak (Fatty Acids Methyl Esters / FAME) atau minyak (Terigar, 2009).
biodiesel dan gliserol (gliserin) sebagai produk samping. Microwave Hydro Distillation (MHD) adalah
Katalis yang digunakan pada proses transeterifikasi salah satu metode ekstraksi pelarut dengan
adalah basa/alkali, biasanya digunakan natrium menggunakan gelombang mikro sebagai sumber
hidroksida (NaOH) atau kalium hidroksida (KOH). panas untuk menguapkan kandungan pelarut yang
Esterifikasi adalah proses yang mereaksikan asam lemak terkandung (Kantasamy, dkk., 2017). Prinsip kerja
bebas (FFA) dengan alkohol rantai pendek (metanol atau microwave hydro distillation ialah dengan adanya
etanol) menghasilkan metil ester asam lemak (FAME) energi gelombang mikro yang diserap oleh air (sifat
dan air. Katalis yang digunakan untuk reaksi esterifikasi dielektrik tinggi). Energi ini kemudian diubah
adalah asam, biasanya asam sulfat (H2SO4) atau asam menjadi energi panas yang kemudian ditransfer ke
fosfat (H2PO4). Berdasarkan kandungan FFA dalam bahan (Kantasamy, dkk., 2017). Transfer energi
minyak nabati maka proses pembuatan biodiesel secara panas ini dapat membawa lokalisasi panas pada
komersial dibedakan menjadi 2 yaitu : bagian yang diinginkan dari bahan terutama bagian
1. Transesterifikasi dengan katalis basa (sebagian yang mengandung minyak. Minyak dapat dengan
besar menggunakan kalium hidroksida) untuk mudah melepaskan kandungan pelarut tanpa
bahan baku refined oil atau minyak nabati dengan mengalami banyak pemecahan ikatan. Hal ini tidak
kandungan FFA rendah. terjadi dengan metode konvensional. Hal ini telah
2. Esterifikasi dengan katalis asam (umumnya dikaitkan dengan sifat distribusi panas oleh
menggunakan asam sulfat) untuk minyak nabati microwave hydro distillation di mana energi panas
dengan kandungan FFA tinggi dilanjutkan dengan pertama mencapai permukaan pelarut sebelum
transesterifikasi dengan katalis basa. memanaskan bahan pelarut . Pelarut dan kandungan
Proses pembuatan biodiesel dari minyak dengan uap air yang telah teruapkan oleh energi panas akan
kandungan FFA rendah secara keseluruhan terdiri dari dikondensasikan menggunakan kondenser yang
reaksi transesterifikasi, pemisahan gliserol dari metil terdapat pada microwave hydro distillation ini.
ester, pemurnian metil ester (netralisasi, pemisahan Microwave hydro distillationmerupakan
methanol, pencucian dan pengeringan /dehidrasi), reaktor yang digunakan pada prototype namun zat
pengambilan gliserol sebagai produk samping (asidulasi yang diuapkan adalah metanol saja tanpa kandungan
dan pemisahan metanol) dan pemurnian metanol tak uap air. Penggunaan microwave hydro distillationini
bereaksi secara destilasi/rectification. merupakan salah satu metode distilasi yang memiliki
keunggulan dalam halpenghematan energi dan waktu.
Gelombang Mikro Proses yang terjadi pada microwave hydro distillation
Gelombang mikro merupakan alternatif sumber lebih cepat dibandingkan dengan menggnuakan
energi yang dapat digunakan untuk mensuplai energi reaktor biasa (Fazlali, dkk., 2015).
dalam reaksi kimia. Melalui pemanasan dielektrik,
campuran reaksi dapat bercampur secara homogen tanpa Tegangan Tinggi
kontak dengan dinding. Waktu yang diperlukan untuk Proses separasi dengan bantuan aliran listrik
reaksi secara keseluruhan dapat tereduksi secara bertegangan dapat memberikan hasil yang cukup baik
signifikan (Santoso, 2008). karena dapat mempercepat terjadinya proses
Radiasi gelombang mikro merupakan radiasi non- pemisahan antara biodiesel dari gliserol dan zat lain
ionisasi yang dapat memutuskan suatu ikatan sehingga yang tidak diinginkan. Pemisahan biodiesel dengan
menghasilkan energi yang dimanifestasikan dalam metode separasi tegangan listrik dapat menjadi
bentuk panas melalui interaksi antara zat atau medium. teknologi yang menjanjikan untuk sintesa biodiesel
Energi tersebut dapat direfleksikan, ditransmisikan, atau dari minyak tumbuhan karena waktu reaksi relatif
diabsorbsikan.Sebenarnya gelombang ini merupakan singkat, tidak terjadi pembentukan sabun, dan tidak
gelombang radio, tetapi panjang gelombangnya lebih membentuk gliserol sebagai hasil samping. Namun
kecil dari gelombang radio biasa. Panjang kerugiannya adalah masih sulitnya mengendalikan
gelombangnya termasuk ultra-short (sangat pendek) mekanisme reaksi karena adanya elektron berenergi
sehingga disebut juga mikro, dari sinilah lahir istilah tinggi, mengendalikan ikatan mana yang akan
microwave (Handayani, 2010). dieksitasi atau diionisasi dan mencegah
Proses pemanasan dengan microwave reaksilanjutan karena aksi dari elektron berenergi
menggunakan waktu yang lebih singkat untuk tinggi.
memanaskan bahan baku tanpa pemanasan awal
(Lertsathapornsuk, dkk., 2004). Selain itu penggunaan 2. METODOLOGI PENELITIAN
microwave menunjukkan reaksi yanglebih efisien,
dengan lama reaksi dan proses pemisahan yang singkat, Prototype yang digunakan berupa sebuah
menurunkan jumlah produk samping, dan dapat microwave menggunakan reaktor methanol
menurunkan konsumsi energy (Terigar, 2009). Efisiensi distillation yang dilengkapi dengan 2 buah tangka
dari transesterifikasi microwave berasal dari sifat umpan, satu buah tangki emulsifier lengkap dengan
dielektrik dari campuran polar dan komponen ion dari propeller, 2 buah pompa portable, serta satu buah
minyak, pelarut, dan katalis. Pemanasan yang cepat dan tangki separasi dengan sepasang elektroda. Selain itu,
26
Politeknik Negeri Sriwijaya, Jurnal Kinetika
Vol. 9, No. 02 (Juli 2018): 25 – 30

prototype ini juga dilengkapi dengan unit penjernihan Minyak Jelantah Metanol +
minyak jelantah yang terletak di bagian belakang katalis

Tangki Tangki
Umpan 1 Umpan 2

Tangki Pengadukan (30


menit)
Metano
l Reaktor microwave methanol distillation
teruapk (Reaksi transesterifikasi dengan variasi waktu
an dan daya)

Gliserol Separator Tegang


Tampak Depan Tampak Belakang (variasi jarak dan tegangan elektroda sampai an

Gambar 1. Desain Peralatan Prototype 400 KV)

Produksi Biodiesel Corong pisah


(pencucian biodiesel)

Tahap Persiapan
Minyak jelantah diperoleh dari sebuah pabrik Biodie
kemplang dan kerupuk yang ada di daerah Palembang. sel

Minyak jelantah yang didapat selanjutnya dilakukan uji Gambar 2. Metodologi Pembuatan Biodiesel
kadar asam lemak bebas (ALB) dengan cara mengambil
sebanyak 5 gr sampel minyak dan ditambahkan 50 ml
methanol. Selanjutnya, ditambahkan indikator pp dan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan titrasi sampel dengan larutan NaOH 0,1 N. Pengaruh Rasio Molar Minyak Jelantah Dan
Volume NaOH yang digunakan setelah sampel berubah Metanol Terhadap Persen Yield Biodiesel
warna merah muda dicatat dan dihitung nilai ALB Persen yield merupakan suatu parameter yang
dengan menggunakan rumus: penting untuk mengetahui nilai ekonomis dan
efektivitas suatu proses produk atau bahan. Persen
%ALB = x 100 yield biodiesel penting untuk diketahui agar dapat
mengetahui seberapa ekonomis proses pembuatan
(Saputra,dkk. 2008) biodiesel dengan metode yang diterapkan.
Dengan, Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
V = volume NaOH (ml) menunjukkan bahwa persen yield biodiesel
N = normalitas larutan NaOH (N) dipengaruhi oleh rasio molar minyak jelantah dan
m = massa sampel (gr) metanol. Grafikhubungan rasio massa minyak
jelantah dan metanol terhadap persen rendemen
Tahap Pembuatan Katalis Kalium Metoksida biodiesel dapat dilihat pada Gambar 3.
Katalis kalium metoksida dibuat dengan
menimbang kalium hidroksida dan metanol yang
dibutuhkan dan kemudian melarutkan kalium hidroksida
ke dalam metanol yang telah ditimbang. Selanjutnya
dilakukan pengadukan pada larutan hingga semua
kalium hidroksida terlarut ke dalam metanol.

Tahap Pembuatan Biodiesel

Pada tahapan ini air pada awalnya dipanaskan Gambar 3. Hubungan Rasio Minyak Jelantah dan
o Metanol Terhadap Yield Biodiesel
hingga temperaturnya mencapai 60 C. Selanjutnya,
biodiesel yang diperoleh dicampurkan dengan air yang Pada Gambar 3 menunjukkan bahwa semakin
telah dipanaskan ke dalam corong pisah dengan besar rasio molar minyak jelantah dan metanol maka
perbandingan volume 1:1. Air kemudian dipisahkan dari persen yield yang dihasilkan akan semakin besar. Hal
biodiesel dan diikuti dengan proses pemanasan biodiesel ini dikarenakan jumlah metanol yang lebih besar
o pada perbandingan rasio yang semakin besar pula.
pada temperatur 40-48 C. Biodiesel yang telah
dipanaskan selanjutnya didinginkan hingga Dengan menggunakan metanol yang berlebih maka
temperaturnya sama dengan temperatur lingkungan. reaksi dapat digeser ke kanan (ke arah pembentukan
Proses pemurnian dilakukan berulang hingga air produk) untuk menghasilkan konversi yang
pemurnian berwarna bening. maksimum. Hal ini sesuai dengan Hasahatan dkk.
(2015), yaitu untuk meningkatkan jumlah produk dan
persen yield maka dapat dilakukan dengan
penambahan metanol yang berlebih ke dalam
reaksi.Persen yield biodiesel tertinggi terdapat pada

27
ISSN: 1693-9050
E-ISSN: 2623-1417
https://jurnal.polsri.ac.id/index.php/kimia/index
Lety Trisnaliani, dkk

rasio molar minyak jelantah dan metanol 1:9 yaitu


sebesar 84,855%. Dari Gambar 5. dapat dilihat bahwa waktu
reaksi berpengaruh terhadap yield biodiesel yang
Pengaruh Temperatur Reaksi Terhadap Persen dihasilkan. Dimana pada grafik diatas menunjukkan
Yield Biodiesel bahwa semakin lama waktu reaksi yang digunakan
Temperatur reaksi akan berpengaruh terhadap maka semakin besar pula persen yield yang
reaksi transesterifikasi yang terjadi. Temperatur reaksi dihasilkan. Hal ini disebabkan karena semakin lama
yang digunakan pada penelitian ini 60,70, 80 dan 90 0C. reaksi yang berlangsung maka kemungkinan kontak
Grafik hubungan temperatur reaksi terhadap persen antar zat akan semakin banyak sehingga konversi
rendemen biodiesel dapat dilihat pada Gambar 4. semakin tinggi. Kondisi ini hanya berlaku hingga
tercapainya kesetimbangan dan setelah itu waktu
reaksi tidak akan mempengaruhi konversi reaksi
tetapi hanya akan meningkatkan biaya produksi saja
(Majid, dkk 2012).

Pengaruh Tegangan dan Jarak Elektroda


Terhadap % Yield Biodiesel
Besarnya tegangan dan jarak elektroda
Gambar 4. Hubungan Temperatur Reaksi Terhadap memiliki pengaruh terhadap kuantitas biodiesel yang
Persen Yield Biodiesel dihasilkan. Variasi tegangan dan jarak elektroda
terhadap persen yield biodiesel dapat dilihat pada
Gambar 4. menunjukkan bahwa persen yield Gambar 6. berikut ini.
biodiesel yang dihasilkan berdasarkan variasi temperatur
sudah cukup optimum yaitu berkisar dari 78-88 %. Hasil 77 2 cm 3 cm
yang diperoleh menunjukkan bahwa yield yang tertinggi Yield Biodiesel (%) 76
dapat dihasilkan pada temperatur reaksi 600C yaitu 75
sebesar 88,91% sedangkan untuk yang terendah 74
diperoleh pada temperatur reaksi 800C yaitu 78,01 %. 73
Penurunan persen yield biodiesel seiring dengan 72
peningkatan temperatur reaksi pada microwave. 71
Sempurnanya sebuah reaksi transesterifikasi tergantung 133.3 200 266.6
pada suhu proses, dimana perbedaan suhu menunjukkan Tegangan (KV)
persentase yield yang berbeda-beda pula (Wahyuni, dkk.
2015). Berdasarkan Gambar 6. di atas, terjadi peningkatan
Perbedaan dan penurunan yield biodiesel tersebut persen yield biodiesel seiring dengan peningkatan
disebabkan oleh beberapa hal yaitu, suhu dan ketelitian tegangan di dalam separator, persen yield yang tinggi
dalam menghomogenenisasikan campuran antara bahan ini dikarenakan semakin tinggi tegangan listrik yang
baku katalis dan alkohol. Selain itu, saat temperatur digunakan maka semakin besar pula gas klorin yang
reaksi 600C bahan baku minyak jelantah sudah dihasilkan. Ion hidroksil (OH-) yang dihasilkan juga
menerima panas yang maksimal untuk bereaksi. akan semakin bertambah seiring dengan naiknya
Sedangkan untuk temperatur reaksi 800C mengalami tegangan listrik yang digunakan pada proses
penurunan yang lumayan jauh dibandingkan dengan elektrolisis. Ion metoksida dapat terbentuk ketika
temperatur reaksi yang lainnya, hal ini dimungkinkan metanol bereaksi dengan ion hidroksil sehingga
akibat dari pergeseran reaksi ke arah reaksi saponifikasi dengan naiknya tegangan listrik maka ion metoksida
yang lebih banyak menghasilkan sabun daripada metil yang terbentuk akan semakin banyak dan yield
ester. biodiesel yang dihasilkan akan semakin banyak
Pengaruh Waktu Reaksi Terhadap Persen Yield (Moeksin, dkk., 2017). Yaitu semakin besar tegangan
Biodiesel menyebabkan persen yield meningkat. Dalam hal ini
Menurut pengertiannya waktu reaksi merupakan
Jarak kurang mempengaruhi persen yield.
waktu yang dibutuhkan reaktan untuk bereaksi
Dikarenakan jarak hanya berpengaruh pada proses
membentuk sebuah produk. Pada penelitian ini
pemisahan biodiesel dan gliserol.
dilakukan perlakuan variasi waktu reaksi pada reaksi
transesterifikasi selama 6 menit, 8 menit, 10 menit, dan
Analisa Pengaruh Variasi Kondisi Operasi
12 menit.
Terhadap Kualitas Produk Biodiesel
Variasi kondisi proses selain berpengaruh
terhadap kuantitas produk (yield biodiesel) juga
berpengaruh terhadap kualitas biodiesel seperti pada
Tabel 1. berikut ini.

Gambar 5. Hubungan Waktu Reaksi Terhadap


Persen Yield Biodiesel

28
Politeknik Negeri Sriwijaya, Jurnal Kinetika
Vol. 9, No. 02 (Juli 2018): 25 – 30

Tabel 1. Variasi Proses Terhadap Kualitas Produk adalah 86,04% pada waktu reaksi 12 menit. Variasi
Biodesel tegangan dan jarak elektroda menghasilkan persen
yield tertinggi pada tegangan 266,6 KV dan jarak 3
Variasi Kondisi Optimum cm dengan yield sebesar 74,73%. Selain
Rasio Tegangan Standar menghasilkan yield tertinggi, rasio molar 1:9,
Karakte Molar
Temperatur
Waktu & Jarak SNI temperatur reaksi 600C, waktu reaksi 12 menit, serta
Minyak Reaksi Elektroda
ristik Reaksi 7182- tegangan 266,6 KV dan jarak elektroda 3 cm juga
Dan (12 (266,6
(600C) 2015 merupakan kondisi operasi paling optimum untuk
Jelantah Menit) KV dan 3
(1:9) cm) memproduksi biodiesel karena menghasilkan
pH 7 6 7 6 - biodiesel dengan kualitas karakteristik yang sesuai
Angka Maks dengan standar SNI 7182-2015.
0,318 0,54 0,21 0,32
asam 0,6
Kadar Maks
DAFTAR PUSTAKA
0,0387 0,03 0,03 0,264
air 0,05
Adhari, H., Yusnimar, dan Utami , S. (2016).
Densi 0,87 0,850-
0,86 0,86 0,875 Pemanfaatan Minyak Jelantah Menjadi
tas 0,890
Visko Biodesel dengan Katalis ZnO Presipitan
2,757 2,42 2,36 2,353 2,3-6,0
sitas Zinc Karbonat.
Titik 127 101 102,1 102,5 Min 100 Fazlali, Alireza, Sara Moradi, dan Hamid Hamedi.
nyala
(2018). Microwave-Assisted Hydro-
Persen 82,699 88,91 86,04 74,73 - Distillation of Essential Oil from Rosemary:
yield
Comparison with Traditional Distillation.

Handayani, S. P. (2010). Pembuatan Biodiesel dari


Tabel 1. di atas menunjukkan tentang kualitas Minyak Ikan dengan Radiasi Gelombang
biodisel yang dipengaruhi oleh variasi kondisi proses.
Mikro. Surakarta: Universitas Sebelas
Variasi yang dilampirkan di atas merupakan variasi
Maret.
kondisi yang menghasilkan produk biodiesel dengan
karakteristik yang sesuai dengan standar SN1 7182- Hasahatan, D., Sunaryo, J., dan Komariah, L. N.
2015. Untuk mengetahui besarnya nilai karakteristik (2012). Pengaruh Rasio H2SO4 dan Waktu
produk biodiesel, sebelumnya telah dilakukan proses
Reaksi Terhadap Kuantias dan Kualitas
analisa menggunakan beberapa metode. Hasilnya ialah
Biodiesel Dari Minyak Jarak Pagar. Jurnal
pada variasi rasio molar umpan, 1: 9 merupakan rasio
molar umpan yang paling optimum untuk memprodukksi Teknik Kimia, 26-36.
biodiesel. Untuk variasi temperatur ialah pada saat Kantasamy, R., Jeyaratnam Nitthiyah, Abdurahman
temperatur reaksi 60 0C sangat cocok digunakan untuk Hamid Nour, dan John O. Akindoyo .
proses produksi biodiesel. Sedangkan unntuk variasi (2017). Microwave Assisted
waktu, kondisi proses yang paling optimum untuk Hydrodistillation – An Overview of
memproduksi biodiesel ialah pada waktu reaksi 12 Mechanism and Heating Properties.
menit. Dan pada variasi tegangan dan jarak elektroda, Australian Journal of Basic and Applied
besar tegangan 266,6 KV dan jarak 3 cm adalah kondisi Sciences, 22-29.
operasi yang paling optimum untuk memproduksi
biodiesel dengan kualitas yang sesuai dengan SNI 7182- Lertsathapornsuk V., R.Pairintra dan K.
2015.
Krisnangkura. 2004. Direct Conversion of
Used Vegetable Oil to Biodiesel and Its Use
4. SIMPULAN
As An Alternative Fuel For Compression
Dari hasil penelitian pembuatan biodiesel dengan
pemanfaatan gelombang mikro dan tegangan tinggi, Ignition Engine. King Mongkut's University
dapat disimpulkan bahwa: of Technology Thonburi. Bangkok.
Rasio molar minyak jelantah dan metanol memiliki Thailand.
pengaruh terhadap persen yield biodiesel yaitu semakin
Majid, A., Prasetyo, D., dan Danarto, Y. (2012).
tinggi rasio molar umpan maka persen yield akan
semakin besar pula dengan persen yield tertinggi sebesar Pembuatan Bidoesel dari Minyak Jelantah
82,69 % pada rasio molar 1:9. Semenntara untuk dengan Menggunakan Radiasi Gelombang
temperatur reasi, semakin tinggi temperatur reaksi yang Mikro. 5-21.
digunakan maka semakin kecil persen yield yang
dihasilkan, dengan yield tertinggi sebesar 88,91% pada Moeksin, Rosdiana, Shofahaudy, M., dan Warsito, D.
temperatur 600C. Dan untuk waktu reaksi, semakin lama (2017). Pengaruh Rasio Metanol dan
waktu reaksi yang digunakan maka persen yield yang Tegangan Arus Elektrolisis Terhadap Yield
dihasilkan akan semakin besar, dengan yield terbesar

29
ISSN: 1693-9050
E-ISSN: 2623-1417
https://jurnal.polsri.ac.id/index.php/kimia/index
Lety Trisnaliani, dkk

Biodiesel dari Minyak Jelantah. (U. Sriwijaya,


Ed.) Jurnal Teknik Kimia, 39-47.

Santoso, H., Kristianto, I., dan Setyadi, A. (2012).


Pembuatan Biodiesel Menggunakan Katalis
Basa Heterogen Berbahan Dasar Kulit Telur.
Bandung: Universitas Katolik Parahyangan.

Saputra, A., Sahar, Y., dan Zahrina, I. (2013). Recovery


Minyak dari Spent Bleaching Earth (SBE).

Terigar, B. (2009). Advance Microwave Technology for


Biodiesel Feedstock Processing. Romania :
Aurel Vlaicu University of Arad.

Wahyuni, S., Ramli, dan Mahrizal. (2015). Pengaruh


Suhu Prosess dan Lama Proses Pengendapan
terhadap Kualitas Biodiesel dari Minyak
Jelantah. 33-40.

30

You might also like